Disusun oleh :
3. Pergeseran
Jika terdapat sebuah sinyal, x(n), akan digeser sebanyak k, maka akan
menghasilkan suatu sinyal baru, y(n), dimana:
4. Pencerminan
Jika terdapat sebuah sinyal, x(n), pembalikan sinyal dilakukan dengan cara
melipat pada nilai sinyal pada n=0, sehingga diperoleh sinyal baru, y(n), dimana:
5. Perkalian 2 sinyal
Jika terdapat dua buah sinyal, x1(n) dan x2(n), perkalian dari dua buah sinyal
tersebut adalah dengan mengalikan nilai sinyal untuk x1(n) dan x2(n) pada nilai
n yang bersesuaian.
Transformasi Fourier menyatakan cara mendapatkan spektrum frekuensi yang
dikandung oleh sebuah isyarat x(k). Dalam hal ini penggunaan ‘k’ atau ‘n’ menyatakan
bahwa nilai waktunya merupakan diskret. Berbeda dengan penggunaan ‘t’ dalam sinyal
kontinyu yang menyatakan waktunya bernilai kontiniu.
Command Window
Hasil running program menunjukkan sinyal diskrit dari sinyal asal nilai-nilainya
dikalikan 5 kali dari semula.
Percobaan 2 : Operasi Sinyal Diskrit Pencerminan
Percobaan kedua, praktikan membuat sintak MATLAB untuk melakukan
perhitungan pencerminan sinyal diskrit. Sinyal asal dituliskan berupa sinyal sinus dengan
amplitudo=1, frekuensi sampling = 20 Hz dengan waktu sampling dari 0 sampai 3 sekon
dengan selang waktu 1/20 s. Sinyal asal diplotkan dengan judul Sinyal X(n). Kemudian
sinyal dicerminkan dengan mengganti variabel t pada rumus sinyal asal menjadi tminus=-
1*t (t dikalikan -1). Hasil pencerminan ditampilkan pada plot yang sama dengan sinyal
asal dengan judul Pencerminan X(-n). Kedua plot grafik ini ditampilkan dalam sinyal
diskrit menggunakan sintak stem, dimana grafik sinyal asal berwarna biru dan sinyal hasil
operasi berwarna hitam.
Editor
Command Window
Hasil running program menunjukkan sinyal diskrit dari sinyal asal nilai-nilainya
dicerminan pada sumbu y pada secara horizontal (kanan kiri) .
Percobaan 3 : Operasi Sinyal Diskrit Perkalian 2 Sinyal
Percobaan ketiga, praktikan menuliskan sintak untuk operasi matematik perkalian
2 sinyal diskrit. Pertama-tama praktikan menuliskan sinyal diskrit 1 terlebih dahulu,
berupa fungsi sinus dengan amplitudo 2, sedangkan sinyal diskrit 2 amplitudonya 2,5.
Nilai fs sama yaitu 20Hz, dengan waktu sampling dari 0 -3 sekon dengan selang waktu
1/20 s. Kedua sinyal diplotkan dalam satu window. Kemudian dituliskan sintak untuk
mengalikan kedua sinyal tersebut , hasil perkaliannya ditampilkan pada window yang
sama dengan 2 sinyal asal sebelumnya. Kedtiga plot grafik ini ditampilkan dalam sinyal
diskrit menggunakan sintak stem, dimana grafik sinyal asal 1 berwarna biru, sinyal asal
2 warna merah dan sinyal hasil operasi berwarna hitam.
Editor
Command Window
Hasil running program menunjukkan sinyal diskrit dari sinyal asal 1 dan 2 nilainya
dikalikan sehingga menghasilkan plot grafik dengan bentuk seperti grafik berwarna
hitam.
Percobaan 4 : DFT dan FFT
Pada MATLAB, untuk mengolah sinyal menggunakan Transformasi Fourier
digunakan 2 jenis sintak. Sintak dft (discrete fourier transform) dan fft (fast fourier
transform). Keduanya sama-sama digunakan utuk mentransformasikan sinyal. Hanya
saja jika menggunakan sintak dft, maka diperlukan m.file lain diluar file program utama
namun masih satu workspace untuk mengeksekusi perintah dft. Sedangkan sintak dft
sudah paket dari MATLAB yang dapat digunakan lansung tanpa harus menambahkan
m.file lainnya selain program utama. Pada percobaan ini dibuat m.file untuk mendukung
sintak dft dengan function seperti pada gambar dft.m. Sinyal awal yang akan
ditransformasikan berupa sinyal sinus dengan amplitude 2, fs=50Hz, dengan waktu
sampling dari 0 – 3 s dan selang waktu 1/50s. Sinyal asal diplotkan dengan nama Sinyal
x1(n). Kemudian dituliskan sintak dft(x1) untuk memanggil dft.m untuk
mentransformasikan sinyal asal. Lalu, digunakan pula sintak fft(x1). Baik sintak fft
maupun dft diberi tambahan sintak tic … toc untuk menampilkan estimasi waktu
komputasi / pemrosesan sinyal awal menjadi sinyal hasil transformasi. Kedtiga plot
grafik ini ditampilkan dalam sinyal diskrit menggunakan sintak stem, dimana grafik
sinyal asal berwarna biru, sinyal hasil DFT warna merah dan sinyal hasil FFT berwarna
hijau.
Editor
Command Window
Berdasarkan hasil running program DFT dan FFT didapatkan hasil yang sama
berupa nilai frekuensi dominan dari banyak frekuensi tak beraturan pada sinyal asal
(terlihat dari 2 puncak amplitude yang sering mucul). Perbedann dari sintak DFT dan
FFT disini hanya terdapat pada waktu komputasi. Waktu komputasi FFT lebih cepat
disbanding DFT, keduny memiliki selisih waktu komputasi 0,01 s.
TUGAS :
Praktikan diminta untuk membuat subplot dari beberapa operasi matematik sinyal
f1 dan f2 termasuk mentransformasikannya menggunakan DFT dan FFT.
Selanjutnya dapat dilihat pada sintak MATLAB yang telah praktikan buat dibawah
ini :
Editor
Command Window
VI. KESIMPULAN
1. Matlab dapat digunakan untuk membantu proses operasi matematik sinyal diskrit,
dalam percobaan ini meliputi : perkalian dengan scalar, pencerminan, dan perkalian
2 sinyal.
2. Transformasi Fourier digunakan untuk mengetahui frekuensi dominan dari sinyal
diskrit yang tidak beraturan.
3. Transformasi Fourier pada Matlab menggunakan 2 jenis sintak, yaitu dft dan fft.
4. Perbedaan sintak dft dan fft :
dft fft
Perlu m.file lain untuk Tidak perlu m.file lain untuk
mengeksekusi, namun masih eksekusi
satu workspace dengan m.file
utama
Waktu komputasi lebih lambat Waktu koputasi relative lebih
cepat dari fft.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Hendry, Jans. 2015. Discrete Fourier Transform (DFT) and MATLAB. Retrieved from :
https://www.scribd.com/doc/99069383/Discrete-Fourier-Transform-DFT-and-
MATLAB