Anda di halaman 1dari 74

Tujuan Strategis-1

Tujuan Strategis-2

Tujuan Strategis-3

Tujuan Strategis-4

Tujuan Strategis-5

Tujuan Strategis-6

Tujuan Strategis-7

Tujuan Strategis-8
Mewujudkan PMI yang berfungsi baik di semua tingkatan, serta sinergis dalam pelaksanaan
kegiatan, peraturan organisasi, sistem, dan prosedur yang ditetapkan.

Meningkatkan kapasitas sumber daya organisasi PMI di semua tingkatan, baik sumber daya
manusia maupun sarana prasarana yang diperlukan untuk melayani masyarakat.

Meningkatkan kualitas operasi penanganan bencana dan krisis kesehatan di seluruh wilayah
Indonesia, baik dari segi kecepatan, cakupan, dan efektivitas pelayanan.

Meningkatkan ketahanan masyarakat untuk mengurangi risiko dan dampak bencana serta
penyakit melalui program-program kesiapsiagaan, kesehatan, dan sosial serta pelayanan
kesehatan rujukan.

Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas di seluruh
Indonesia.
Memperkuat hubungan kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, sektor publik,
swasta, mitra gerakan, lembaga donor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam rangka
menjalankan mandat dan fungsi PMI.

Meningkatkan akuntabilitas PMI sebagai organisasi kemanusiaan di tingkat nasional


maupun internasional.
Meningkatkan pemahaman seluruh elemen masyarakat tentang nilai-nilai kemanusiaan,
Prinsip-prinsip Dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah serta
Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) melalui upaya komunikasi, edukasi, dan
diseminasi.
Key-Performance Indicator Indikator
1. UU kepalangmerahan disahkan. 1 - 27
2. PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota berfungsi baik.

3. Jumlah spesialis tanggap darurat di tingkat nasional. 28 - 67


4. Gudang regional berfungsi baik.

5. PMI Kabupaten/Kota siaga bencana. 68 - 93


6. Jumlah penerima manfaat langsung pelayanan PMI.

7. PMI Kabupaten/Kota memiliki ≥5 desa dampingan yang 94 - 11


tangguh bencana.

8. UTD Kabupaten/Kota memenuhi standar minimal pelayanan. 112 - 144

9. Persentase peningkatan alokasi APBD untuk PMI 145 - 157


Prov/Kabupaten/Kota.
10. Persentase peningkatan pendapatan total PMI
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.

11. Jumlah program/proyek baru mendapat dana dari donor. 158 - 167

12. Persentase responden yang disurvey yang dapat 168 - 172


menyebutkan mandat PMI dengan benar
Outcome
1.1  Legalitas Badan Hukum PMI menguat.

1.2  AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), serta produk 
hukum yang sudah diterbitkan melembaga di semua tingkatan.

1.3  Sistem Perencanaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER) PMI berfungsi baik di 
semua tingkatan.

1.4  Mekanisme koordinasi, komunikasi, dan pembinaan berjalan dengan baik di semua 
tingkatan.

2.1  Manajemen SDM PMI yang mencakup rekrutmen, pelatihan, penugasan, supervisi, 
pemberian penghargaan, serta penilaian kinerja meningkat.

2.2  Sistem pendidikan dan pelatihan PMI berfungsi dengan baik.

2.3  Ketersediaan sarana prasarana dasar pendukung operasional PMI meningkat.

2.4  Kinerja dan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam mendukung 
operasional PMI meningkat.

3.1  Kapasitas personel spesialis pelayanan darurat PMI meningkat.
3.2      Ketersediaan perangkat pelayanan darurat yang sesuai dengan standar akuntabilitas 
meningkat.

3.3      Sistem manajemen pelayanan darurat diimplementasikan di PMI semua tingkatan.

4.1  Kapasitas PMI dalam mengelola program-program berbasis masyarakat di bidang 
kesiapsiagaan dan kesehatan meningkat.

4.2  Kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat meningkat.

4.3  Kapasitas pelayanan RS PMI meningkat.

5.1  Kapasitas Unit Transfusi Darah (UTD) yang sesuai standar nasional meningkat.
5.2  Kapasitas sumber daya manusia (SDM)  dan sarana prasarana UTD 
Nasional/Prov/Kabupaten/Kota meningkat.

5.3  Ketersediaan darah yang aman, terjangkau dan berkualitas di semua UTD meningkat.

6.1  Hubungan kerja sama PMI di semua tingkatan dengan pemerintah, sektor publik, swasta, 
mitra gerakan, organisasi, lembaga donor nasional dan internasional, serta pemangku 
kepentingan lainnya menguat di semua tingkatan.

6.2  Kapasitas Pengembangan Sumber Daya (PSD) untuk meningkatkan partisipasi mitra dan 
masyarakat menguat.

7.1  Prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi PMI dilaksanakan dengan baik.

7.2  Jangkauan, kualitas, dan intensitas dokumentasi, publikasi, promosi, dan advokasi 
kegiatan/pelayanan PMI meningkat.
8.1  Pemahaman personel PMI dan pemangku kepentingan eksternal tentang nilai-nilai 
kemanusiaan dan kepalangmerahan meningkat.

1.1  Legalitas Badan Hukum PMI menguat.
1.2  AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), serta produk 
hukum yang sudah diterbitkan melembaga di semua tingkatan.
1.3  Sistem Perencanaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER) PMI berfungsi baik di 
semua tingkatan.
1.4  Mekanisme koordinasi, komunikasi, dan pembinaan berjalan dengan baik di semua 
tingkatan.
2.1  Manajemen SDM PMI yang mencakup rekrutmen, pelatihan, penugasan, supervisi, 
pemberian penghargaan, serta penilaian kinerja meningkat.
2.2  Sistem pendidikan dan pelatihan PMI berfungsi dengan baik.
2.3  Ketersediaan sarana prasarana dasar pendukung operasional PMI meningkat.
2.4  Kinerja dan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam mendukung 
operasional PMI meningkat.
3.1  Kapasitas personel spesialis pelayanan darurat PMI meningkat.
3.2      Ketersediaan perangkat pelayanan darurat yang sesuai dengan standar akuntabilitas 
meningkat.
3.3      Sistem manajemen pelayanan darurat diimplementasikan di PMI semua tingkatan.
4.1  Kapasitas PMI dalam mengelola program-program berbasis masyarakat di bidang 
kesiapsiagaan dan kesehatan meningkat.
4.2  Kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat meningkat.
4.3  Kapasitas pelayanan RS PMI meningkat.
5.1  Kapasitas Unit Transfusi Darah (UTD) yang sesuai standar nasional meningkat.
5.2  Kapasitas sumber daya manusia (SDM)  dan sarana prasarana UTD 
Nasional/Prov/Kabupaten/Kota meningkat.
5.3  Ketersediaan darah yang aman, terjangkau dan berkualitas di semua UTD meningkat.
6.1  Hubungan kerja sama PMI di semua tingkatan dengan pemerintah, sektor publik, swasta, 
mitra gerakan, organisasi, lembaga donor nasional dan internasional, serta pemangku 
kepentingan lainnya menguat di semua tingkatan.
6.2  Kapasitas Pengembangan Sumber Daya (PSD) untuk meningkatkan partisipasi mitra dan 
masyarakat menguat.
7.1  Prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi PMI dilaksanakan dengan baik.
7.2  Jangkauan, kualitas, dan intensitas dokumentasi, publikasi, promosi, dan advokasi 
kegiatan/pelayanan PMI meningkat.
8.1  Pemahaman personel PMI dan pemangku kepentingan eksternal tentang nilai-nilai 
kemanusiaan dan kepalangmerahan meningkat.
Output
1.1.1  RUU kepalangmerahan menjadi agenda Prolegnas.

1.2.1    AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), serta 
produk hukum tersedia dan diimplementasikan di semua tingkatan.

1.3.1  Pengurus dan karyawan PMI di semua tingkatan dibina secara rutin dalam implementasi 
sistem Perencanaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER) oleh fasilitator yang 
kompeten.
1.3.2  Dokumen perencanaan dan pelaporan yang sesuai dengan Panduan Perencanaan dan 
Pelaporan tersedia di semua tingkatan.
1.3.3    Perangkat (kuesioner/ alat analisis) penilaian peta kapasitas organisasi PMI tersedia 
dan digunakan di semua tingkatan.
1.3.4      Program kerja PMI di semua tingkatan dievaluasi sesuai Buku Referensi Perencanaan, 
Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER).
1.3.5      Database Kepengurusan dan Kemarkasan PMI dimutakhirkan secara rutin.

1.4.1    Komunikasi dan koordinasi internal dan antar-tingkatan PMI, termasuk lintas 
prov/Kabupaten/Kota terlaksana sesuai aturan yang ditetapkan.
1.4.2    Kegiatan pembinaan berjenjang dalam bidang organisasi dan program dilakukan secara 
rutin serta sesuai kebutuhan.

2.1.1  SDM bidang teknis dan manajerial tersedia sesuai kebutuhan dan terlatih untuk 
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di PMI semua tingkatan.
2.1.2  Personel PMI mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, 
maupun kuratif secara memadai.
2.1.3    Panduan manajemen PMR dan sukarelawan (KSR dan TSR, termasuk sukarelawan 
perusahaan/organisasi/ institusi) diimplementasikan di semua tingkatan.

2.2.1    Pelatih dan fasilitator dilatih, disertifikasi oleh PMI atau badan yang berwenang, dan 
memadai untuk dimobilisasi di berbagai pelatihan.
2.2.2  Kurikulum pelatihan nasional yang dibutuhkan oleh internal/eksternal dimutakhirkan oleh 
PMI dan diakreditasi oleh lembaga nasional (Kemenkes, Kemenakertrans, BNPB).
2.2.3  Pelatihan-pelatihan PMI dikelola sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) manajemen 
pelatihan. 

2.3.1   Sarana prasarana dasar operasional PMI (markas, posko, gudang, pusdiklat) berfungsi 
dengan baik.
2.3.2    Aset atau sarana dan prasarana dasar PMI dikelola sesuai dengan panduan yang 
ditetapkan.

2.4.1    Peralatan dan perlengkapan Teknologi Informasi Komunikasi PMI tersedia dan 
terpelihara dengan baik.
2.4.2    Jaringan komunikasi dan perangkat lunak yang diperlukan seperti radio komunikasi, 
internet, sistem surat elektronik, messaging resmi, aplikasi tersedia dan berfungsi untuk 
mendukung operasional pelayanan PMI, termasuk pelayanan donor darah.

3.1.1  Tim Satgana dan spesialis     pelayanan darurat tersedia dan siap dimobilisasi di semua 
tingkatan, termasuk di tingkat regional dan nasional, sesuai SOP yang ditetapkan.

3.1.2  Simulasi tanggap darurat dilaksanakan di PMI semua tingkatan sesuai kebutuhan dan 
rencana kontingensi yang telah disusun.
3.2.1  Peralatan standar pelayanan darurat, termasuk peralatan komunikasi untuk koordinasi, 
serta format pencatatan dan pelaporan tersedia dan siap digunakan di semua tingkatan.

3.2.2  Barang bantuan darurat tersedia secara memadai di gudang regional dan tempat 
penyimpanan logistik di PMI Provinsi untuk mendukung pelayanan tanggap darurat.

3.3.1  Kerangka kerja, panduan, dan SOP dalam menjalankan mekanisme pelayanan dan 
koordinasi tanggap darurat tersedia dan digunakan di PMI semua tingkatan.
3.3.2  Pelayanan ambulans PMI menjadi bagian dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat 
Terpadu (SPGDT) setempat.
3.3.3  Rencana kontingensi dimutakhirkan setiap tahun di PMI semua tingkatan.
3.3.4  Informasi peringatan dini diteruskan kepada masyarakat secara tepat waktu.
3.3.5  Kebutuhan pelayanan RFL dalam masa normal dan masa tanggap darurat ditindaklanjuti 
oleh PMI semua tingkatan.

4.1.1  Dokumen panduan/SOP program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan 
dan kesehatan tersedia, termutakhirkan, dan digunakan di PMI.
4.1.2    Perangkat penunjang program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan 
dan kesehatan (seperti media KIE, alat peraga, perangkat M&E) tersedia secara memadai.

4.1.3    Kegiatan-kegiatan program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan dan 
kesehatan dilaksanakan oleh pegawai/ sukarelawan/ fasilitator yang kompeten di PMI semua 
tingkatan.

4.2.1   Dokumen panduan/SOP dan perangkat penunjang pelayanan sosial (seperti media KIE, 
alat peraga, perangkat M&E) tersedia, termutakhirkan, dan digunakan di PMI.
4.2.2. Kegiatan-kegiatan pelayanan sosial  dilaksanakan oleh staf/sukarelawan yang kompeten 
di PMI semua tingkatan.

4.3.1      Standar pelayanan rumah sakit (pelayanan pasien, manajemen rumah sakit, 
keselamatan pasien, pelayanan pasien TB, HIV/AIDS dan PONEK) berbasis standar akreditasi 
rumah sakit KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) atau JCI (Joint Commission International) 
disosialisasikan kepada seluruh pegawai rumah sakit untuk menjalankan tugas dan fungsinya.

4.3.2      Staf medis dan staf non-medis rumah sakit bekerja sesuai dengan standar kompetensi 
tenaga rumah sakit (kualifikasi pendidikan, kredensial kompetensi, kewenangan klinis,audit 
kompetensi).
4.3.3      Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit terlaksana melalui 
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), program Keselamatan dan Kesehatan 
Kerja Rumah Sakit (K3RS), serta program Sasaran Keselamatan Pasien RS.
4.3.4      Layanan kesehatan umum dan spesialis/sub-spesialis, termasuk layanan unggulan 
untuk kebutuhan gaya hidup, tersedia secara memadai.

4.3.5      Pendidikan, pelatihan dan pengembangan, serta penilaian kinerja staf RS terlaksana 
dengan baik.

5.1.1    Kebijakan, peraturan, panduan terkait Good Manufacturing Practice (GMP) pelayanan 
darah tersedia dan diimplementasikan di UTD semua tingkatan.
5.1.2    Sistem manajemen UTD, termasuk struktur organisasi, kepegawaian, keuangan, 
perencanaan dan pelaporan, berjalan dengan baik di semua tingkatan.
5.1.3     Mekanisme komunikasi, koordinasi, dan pembinaan berjalan secara konsisten di 
internal UTD, antar tingkatan UTD, dan dengan pemangku kepentingan eksternal (Pemda, 
Dinkes, RS, POM Puskesmas, vendor, dll.).

5.2.1      Pegawai UTD terlatih dalam menerapkan GMP dan standar nasional sesuai dengan 
tupoksi dan kompetensi yang diperlukan.
5.2.2      Tenaga Ahli Madya Teknik Transfusi Darah yang kompeten dan professional dihasilkan 
secara memadai oleh Program D3 Teknologi Transfusi Darah (TTD).
5.2.3      Sarana prasarana, perlengkapan, peralatan, dan bahan habis pakai tersedia secara 
memadai dan terstandarisasi di semua UTD.
5.2.4      Sistem Informasi Manajemen Unit Donor Darah (Simudda) berfungsi baik di semua 
tingkatan untuk mendukung pencatatan, pelaporan, dan penelusuran pelayanan darah.

5.3.1      Upaya promosi Donor Darah Sukarela (DDS) dilakukan secara rutin dan meluas.
5.3.2  Sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi dilaksanakan untuk 
efektivitas dan efisiensi pelayanan darah.
5.3.3  Darah terdistribusi sesuai kebutuhan RS melalui jejaring pelayanan penyediaan darah.

5.3.4    Produksi reagen, kantong darah, dan fraksionasi plasma dilaksanakan secara mandiri 
oleh UTD dan PMI Pusat.
5.3.5    Penelitian dan pengembangan pelayanan darah dilaksanakan oleh UTD Nasional dan 
Provinsi.

6.1.1    Dokumen perjanjian kerja sama (MoU dan PKS) antara PMI dengan pemerintah, sektor 
publik, swasta, mitra gerakan, organisasi, lembaga donor nasional dan internasional, serta 
pemangku kepentingan lainnya tersedia dan diimplementasikan di PMI semua tingkatan.

6.1.2      Upaya membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan dilakukan secara 
konsisten oleh PMI semua tingkatan, termasuk mengimplementasikan Pedoman Kerja Sama.

6.2.1    Strategi peningkatan kapasitas PSD tersedia dan diimplementasikan oleh personel yang 
kompeten di PMI semua tingkatan.
6.2.2    Peta mitra potensial untuk PSD secara nasional tersedia dan disosialisasikan ke PMI 
Prov/Kabupaten/Kota.
6.2.3    Panduan yang mengatur mekanisme penggunaan hasil donasi disosialisasikan dan 
diimplementasikan oleh PMI.

7.1.1  Laporan perolehan dan penggunaan sumber daya, termasuk laporan keuangan dan 
kegiatan, tersedia secara periodik untuk konsumsi internal maupun eksternal.
7.1.2    Audit terhadap penggunaan sumber daya PMI dilakukan setiap tahun oleh pihak internal 
maupun eksternal dan ditindaklanjuti dengan baik.
7.1.3    Panduan mekanisme pengumpulan umpan balik dari penerima manfaat tersedia dan 
diimplementasikan di PMI semua tingkatan.

7.2.1  Peralatan dan perangkat dasar kehumasan (kamera foto, kamera video, alat 
perekam/recorder), serta media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tersedia secara 
memadai di PMI semua tingkatan.
7.2.2    Laporan analisis pemberitaan PMI yang dimuat di media massa (cetak, online, TV, 
radio) dan media sosial (Twitter dan Facebook) tersedia secara teratur di PMI Pusat/Prov.
7.2.3    Produk-produk kehumasan untuk memublikasikan program dan layanan PMI diterbitkan 
secara reguler kepada masyarakat/publik.
8.1.1    Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Diseminasi Kepalangmerahan yang 
diperbarui tersedia secara memadai di setiap tingkatan.
8.1.2  Pembinaan karakter nilai-nilai kemanusiaan dan kepalangmerahan dilaksanakan oleh 
diseminator yang kompeten di semua tingkatan.
8.1.3  Kerja sama dengan institusi terkait (TNI, Polri, universitas, sekolah, LSM) dan masyarakat 
terjalin untuk mendiseminasikan nilai-nilai kemanusiaan dan kepalangmerahan.
Outcome/Output
1.1  1.1  Legalitas Badan Hukum PMI menguat. 1
1.1.1 1.1.1  RUU kepalangmerahan menjadi agenda Prolegnas. 2
1.2  AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), serta produk  3
1.2   hukum yang sudah diterbitkan melembaga di semua tingkatan.
4

5
1.2.1    AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak), serta  6
1.2.1 produk hukum tersedia dan diimplementasikan di semua tingkatan.
7
8
9

10
11

12
1.3  Sistem Perencanaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER) PMI berfungsi baik di  13
1.3   semua tingkatan.
14

15

1.3.1  Pengurus dan karyawan PMI di semua tingkatan dibina secara rutin dalam implementasi  16
sistem Perencanaan, Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER) oleh fasilitator yang 
1.3.1 kompeten.
17

1.3.2  Dokumen perencanaan dan pelaporan yang sesuai dengan Panduan Perencanaan dan  18
1.3.2 Pelaporan tersedia di semua tingkatan.
19

1.3.3    Perangkat (kuesioner/ alat analisis) penilaian peta kapasitas organisasi PMI tersedia  20
1.3.3 dan digunakan di semua tingkatan.
1.3.4      Program kerja PMI di semua tingkatan dievaluasi sesuai Buku Referensi Perencanaan,  21
1.3.4 Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan (PMER).
1.3.5      Database Kepengurusan dan Kemarkasan PMI dimutakhirkan secara rutin. 22
1.3.5
1.4  Mekanisme koordinasi, komunikasi, dan pembinaan berjalan dengan baik di semua  23
1.4   tingkatan.
1.4.1    Komunikasi dan koordinasi internal dan antar-tingkatan PMI, termasuk lintas  24
1.4.1 prov/Kabupaten/Kota terlaksana sesuai aturan yang ditetapkan.
1.4.2    Kegiatan pembinaan berjenjang dalam bidang organisasi dan program dilakukan secara  25
1.4.2 rutin serta sesuai kebutuhan.
26

27

2.1  Manajemen SDM PMI yang mencakup rekrutmen, pelatihan, penugasan, supervisi,  28
2.1   pemberian penghargaan, serta penilaian kinerja meningkat.
29

30

31
32

33
34

35
2.1.1  SDM bidang teknis dan manajerial tersedia sesuai kebutuhan dan terlatih untuk  36
2.1.1 melaksanakan tugas pokok dan fungsinya di PMI semua tingkatan.
37

2.1.2  Personel PMI mendapatkan fasilitas pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,  38
2.1.2 maupun kuratif secara memadai.
2.1.3    Panduan manajemen PMR dan sukarelawan (KSR dan TSR, termasuk sukarelawan  39
2.1.3 perusahaan/organisasi/ institusi) diimplementasikan di semua tingkatan.
40
41
42

2.2   2.2  Sistem pendidikan dan pelatihan PMI berfungsi dengan baik. 43
44

45

2.2.1    Pelatih dan fasilitator dilatih, disertifikasi oleh PMI atau badan yang berwenang, dan  46
2.2.1 memadai untuk dimobilisasi di berbagai pelatihan.
47

48
49
2.2.2  Kurikulum pelatihan nasional yang dibutuhkan oleh internal/eksternal dimutakhirkan oleh  50
2.2.2 PMI dan diakreditasi oleh lembaga nasional (Kemenkes, Kemenakertrans, BNPB).
51
2.2.3  Pelatihan-pelatihan PMI dikelola sesuai dengan Petunjuk Teknis (Juknis) manajemen  52
2.2.3 pelatihan. 
53
2.3   2.3  Ketersediaan sarana prasarana dasar pendukung operasional PMI meningkat. 54
55
56
57

2.3.1   Sarana prasarana dasar operasional PMI (markas, posko, gudang, pusdiklat) berfungsi  58
2.3.1 dengan baik.
59
60

2.3.2    Aset atau sarana dan prasarana dasar PMI dikelola sesuai dengan panduan yang  61
2.3.2 ditetapkan.
2.4  Kinerja dan pemanfaatan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) dalam mendukung  62
2.4   operasional PMI meningkat.
63
2.4.1    Peralatan dan perlengkapan Teknologi Informasi Komunikasi PMI tersedia dan  64
2.4.1 terpelihara dengan baik.
2.4.2    Jaringan komunikasi dan perangkat lunak yang diperlukan seperti radio komunikasi,  65
internet, sistem surat elektronik, messaging resmi, aplikasi tersedia dan berfungsi untuk 
2.4.2 mendukung operasional pelayanan PMI, termasuk pelayanan donor darah.
66

67

3.1   3.1  Kapasitas personel spesialis pelayanan darurat PMI meningkat. 68
69

3.1.1  Tim Satgana dan spesialis     pelayanan darurat tersedia dan siap dimobilisasi di semua  70
3.1.1 tingkatan, termasuk di tingkat regional dan nasional, sesuai SOP yang ditetapkan.
71
3.1.2  Simulasi tanggap darurat dilaksanakan di PMI semua tingkatan sesuai kebutuhan dan  72
3.1.2 rencana kontingensi yang telah disusun.
3.2      Ketersediaan perangkat pelayanan darurat yang sesuai dengan standar akuntabilitas  73
3.2   meningkat.
3.2.1  Peralatan standar pelayanan darurat, termasuk peralatan komunikasi untuk koordinasi,  74
serta format pencatatan dan pelaporan tersedia dan siap digunakan di semua tingkatan.
3.2.1
75

76

77
3.2.2  Barang bantuan darurat tersedia secara memadai di gudang regional dan tempat  78
3.2.2 penyimpanan logistik di PMI Provinsi untuk mendukung pelayanan tanggap darurat.
3.3      Sistem manajemen pelayanan darurat diimplementasikan di PMI semua tingkatan. 79
3.3  
80

81

3.3.1  Kerangka kerja, panduan, dan SOP dalam menjalankan mekanisme pelayanan dan  82
3.3.1 koordinasi tanggap darurat tersedia dan digunakan di PMI semua tingkatan.
83

3.3.2  Pelayanan ambulans PMI menjadi bagian dari Sistem Penanggulangan Gawat Darurat  84
3.3.2 Terpadu (SPGDT) setempat.
3.3.3 3.3.3  Rencana kontingensi dimutakhirkan setiap tahun di PMI semua tingkatan. 85
3.3.4  Informasi peringatan dini diteruskan kepada masyarakat secara tepat waktu. 86
3.3.4
3.3.5  Kebutuhan pelayanan RFL dalam masa normal dan masa tanggap darurat ditindaklanjuti  87
3.3.5 oleh PMI semua tingkatan.
4.1  Kapasitas PMI dalam mengelola program-program berbasis masyarakat di bidang  88
4.1   kesiapsiagaan dan kesehatan meningkat.
89
90
91
92

93

4.1.1  Dokumen panduan/SOP program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan  94
4.1.1 dan kesehatan tersedia, termutakhirkan, dan digunakan di PMI.
4.1.2    Perangkat penunjang program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan  95
dan kesehatan (seperti media KIE, alat peraga, perangkat M&E) tersedia secara memadai.
4.1.2
4.1.3    Kegiatan-kegiatan program-program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan dan  96
kesehatan dilaksanakan oleh pegawai/ sukarelawan/ fasilitator yang kompeten di PMI semua 
4.1.3 tingkatan.
97
98

4.2  Kapasitas PMI dalam memberikan pelayanan sosial untuk masyarakat meningkat. 99
4.2  
4.2.1   Dokumen panduan/SOP dan perangkat penunjang pelayanan sosial (seperti media KIE,  100
4.2.1 alat peraga, perangkat M&E) tersedia, termutakhirkan, dan digunakan di PMI.
4.2.2. Kegiatan-kegiatan pelayanan sosial  dilaksanakan oleh staf/sukarelawan yang kompeten  101
4.2.2 di PMI semua tingkatan.
102

4.3  Kapasitas pelayanan RS PMI meningkat. 103

4.3  
104
105
4.3.1      Standar pelayanan rumah sakit (pelayanan pasien, manajemen rumah sakit,  106
keselamatan pasien, pelayanan pasien TB, HIV/AIDS dan PONEK) berbasis standar akreditasi 
rumah sakit KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) atau JCI (Joint Commission International) 
disosialisasikan kepada seluruh pegawai rumah sakit untuk menjalankan tugas dan fungsinya.
4.3.1
4.3.2      Staf medis dan staf non-medis rumah sakit bekerja sesuai dengan standar kompetensi  107
tenaga rumah sakit (kualifikasi pendidikan, kredensial kompetensi, kewenangan klinis,audit 
4.3.2 kompetensi).
4.3.3      Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien rumah sakit terlaksana melalui  108
program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), program Keselamatan dan Kesehatan 
4.3.3 Kerja Rumah Sakit (K3RS), serta program Sasaran Keselamatan Pasien RS.
4.3.4      Layanan kesehatan umum dan spesialis/sub-spesialis, termasuk layanan unggulan  109
4.3.4 untuk kebutuhan gaya hidup, tersedia secara memadai.
110

4.3.5      Pendidikan, pelatihan dan pengembangan, serta penilaian kinerja staf RS terlaksana  111
4.3.5 dengan baik.
5.1  Kapasitas Unit Transfusi Darah (UTD) yang sesuai standar nasional meningkat. 112
5.1  
113
5.1.1    Kebijakan, peraturan, panduan terkait Good Manufacturing Practice (GMP) pelayanan  114
5.1.1 darah tersedia dan diimplementasikan di UTD semua tingkatan.
115

5.1.2    Sistem manajemen UTD, termasuk struktur organisasi, kepegawaian, keuangan,  116
5.1.2 perencanaan dan pelaporan, berjalan dengan baik di semua tingkatan.
117

118

119
120

5.1.3     Mekanisme komunikasi, koordinasi, dan pembinaan berjalan secara konsisten di  121
internal UTD, antar tingkatan UTD, dan dengan pemangku kepentingan eksternal (Pemda, 
5.1.3 Dinkes, RS, POM Puskesmas, vendor, dll.).
5.2  Kapasitas sumber daya manusia (SDM)  dan sarana prasarana UTD  122
5.2   Nasional/Prov/Kabupaten/Kota meningkat.
123

5.2.1      Pegawai UTD terlatih dalam menerapkan GMP dan standar nasional sesuai dengan  124
5.2.1 tupoksi dan kompetensi yang diperlukan.
125

5.2.2      Tenaga Ahli Madya Teknik Transfusi Darah yang kompeten dan professional dihasilkan  126
5.2.2 secara memadai oleh Program D3 Teknologi Transfusi Darah (TTD).
5.2.3      Sarana prasarana, perlengkapan, peralatan, dan bahan habis pakai tersedia secara  127
5.2.3 memadai dan terstandarisasi di semua UTD.
128

5.2.4      Sistem Informasi Manajemen Unit Donor Darah (Simudda) berfungsi baik di semua  129
tingkatan untuk mendukung pencatatan, pelaporan, dan penelusuran pelayanan darah.
5.2.4
130

5.3  Ketersediaan darah yang aman, terjangkau dan berkualitas di semua UTD meningkat. 131
5.3  
132

5.3.1      Upaya promosi Donor Darah Sukarela (DDS) dilakukan secara rutin dan meluas. 133
5.3.1
5.3.2  Sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi dilaksanakan untuk  134
5.3.2 efektivitas dan efisiensi pelayanan darah.
135
5.3.3  Darah terdistribusi sesuai kebutuhan RS melalui jejaring pelayanan penyediaan darah. 136
5.3.3
5.3.4    Produksi reagen, kantong darah, dan fraksionasi plasma dilaksanakan secara mandiri  137
5.3.4 oleh UTD dan PMI Pusat.
138
139
140
141

142
143
5.3.5    Penelitian dan pengembangan pelayanan darah dilaksanakan oleh UTD Nasional dan  144
5.3.5 Provinsi.
6.1  Hubungan kerja sama PMI di semua tingkatan dengan pemerintah, sektor publik, swasta,  145
mitra gerakan, organisasi, lembaga donor nasional dan internasional, serta pemangku 
6.1   kepentingan lainnya menguat di semua tingkatan.
6.1.1    Dokumen perjanjian kerja sama (MoU dan PKS) antara PMI dengan pemerintah, sektor  146
publik, swasta, mitra gerakan, organisasi, lembaga donor nasional dan internasional, serta 
pemangku kepentingan lainnya tersedia dan diimplementasikan di PMI semua tingkatan.
6.1.1
6.1.2      Upaya membangun kerja sama dengan pemangku kepentingan dilakukan secara  147
konsisten oleh PMI semua tingkatan, termasuk mengimplementasikan Pedoman Kerja Sama.
6.1.2
148

149

6.2  Kapasitas Pengembangan Sumber Daya (PSD) untuk meningkatkan partisipasi mitra dan  150
6.2   masyarakat menguat.
151

152

6.2.1    Strategi peningkatan kapasitas PSD tersedia dan diimplementasikan oleh personel yang  153
6.2.1 kompeten di PMI semua tingkatan.
154

155

6.2.2    Peta mitra potensial untuk PSD secara nasional tersedia dan disosialisasikan ke PMI  156
6.2.2 Prov/Kabupaten/Kota.
6.2.3    Panduan yang mengatur mekanisme penggunaan hasil donasi disosialisasikan dan  157
6.2.3 diimplementasikan oleh PMI.
7.1  Prinsip-prinsip akuntabilitas dan transparansi PMI dilaksanakan dengan baik. 158
7.1  
159

160

7.1.1  Laporan perolehan dan penggunaan sumber daya, termasuk laporan keuangan dan  161
7.1.1 kegiatan, tersedia secara periodik untuk konsumsi internal maupun eksternal.
7.1.2    Audit terhadap penggunaan sumber daya PMI dilakukan setiap tahun oleh pihak internal  162
7.1.2 maupun eksternal dan ditindaklanjuti dengan baik.
7.1.3    Panduan mekanisme pengumpulan umpan balik dari penerima manfaat tersedia dan  163
7.1.3 diimplementasikan di PMI semua tingkatan.
7.2  Jangkauan, kualitas, dan intensitas dokumentasi, publikasi, promosi, dan advokasi  164
7.2   kegiatan/pelayanan PMI meningkat.
7.2.1  Peralatan dan perangkat dasar kehumasan (kamera foto, kamera video, alat  165
perekam/recorder), serta media komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tersedia secara 
7.2.1 memadai di PMI semua tingkatan.
7.2.2    Laporan analisis pemberitaan PMI yang dimuat di media massa (cetak, online, TV,  166
7.2.2 radio) dan media sosial (Twitter dan Facebook) tersedia secara teratur di PMI Pusat/Prov.
7.2.3    Produk-produk kehumasan untuk memublikasikan program dan layanan PMI diterbitkan  167
7.2.3 secara reguler kepada masyarakat/publik.
8.1  Pemahaman personel PMI dan pemangku kepentingan eksternal tentang nilai-nilai  168
8.1   kemanusiaan dan kepalangmerahan meningkat.
8.1.1    Media Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) Diseminasi Kepalangmerahan yang  169
8.1.1 diperbarui tersedia secara memadai di setiap tingkatan.
170

8.1.2  Pembinaan karakter nilai-nilai kemanusiaan dan kepalangmerahan dilaksanakan oleh  171
8.1.2 diseminator yang kompeten di semua tingkatan.
8.1.3  Kerja sama dengan institusi terkait (TNI, Polri, universitas, sekolah, LSM) dan masyarakat  172
terjalin untuk mendiseminasikan nilai-nilai kemanusiaan dan kepalangmerahan.
8.1.3
Indikator
1.  UU Kepalangmerahan disahkan.
2.  Jumlah kegiatan sosialisasi RUU kepalangmerahan.
3.  PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota melaksanakan Musyawarah Lima 
Tahunan tepat waktu. 
4. PMI Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota melaksanakan Musyawarah Kerja 
sesuai jadwal yang ditetapkan.
5.  Jumlah Peraturan Organisasi (PO) disesuaikan dengan AD/ART.
6.    PMI Prov/Kabupaten/Kota menerima sosialisasi AD/ART.

7.  PMI Kabupaten/Kota menggunakan rekening atas nama PMI.
8.  Jumlah pegawai PMI Kabupaten/Kota memiliki kontrak kerja tertulis.
9.  PMI Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota memiliki pencatatan aset sesuai 
juklak/juknis.
10.  PMI Provinsi/Kabupaten/ Kota memiliki aturan kepegawaian.
11.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota memiliki database kepegawaian yang 
diperbarui setiap tahun.
12.  Jumlah pegawai yang dimiliki PMI Prov/Kabupaten/Kota
13.  PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota memiliki rencana kerja tahunan sesuai 
Panduan Perencanaan dan Pelaporan.
14.  PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota memiliki laporan tahunan sesuai 
Panduan Perencanaan dan Pelaporan.
15.  Divisi/biro/unit di PMI Pusat memiliki laporan tahunan sesuai Panduan 
Perencanaan dan Pelaporan.
16.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota menerima kunjungan bimbingan teknis 
PMER.

17.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota menerima sosialisasi Panduan 
Perencanaan dan Pelaporan.
18.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota mengirimkan laporan triwulan ke PMI 
setingkat di atasnya sesuai Panduan Perencanaan dan Pelaporan.
19.  Divisi/Biro/Unit PMI Pusat mengirimkan laporan triwulan ke Kepala Markas 
sesuai Panduan Perencanaan dan Pelaporan.
20.  PMI Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota memiliki Peta Kapasitas Organisasi 
setiap dua tahun.
21.  Jumlah program dukungan eksternal yang dievaluasi pada akhir program 
oleh PMI Pusat.
22.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota memiliki Database Kepengurusan dan 
Kemarkasan yang terdaftar di PMI Pusat.
23.  PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota melakukan rapat pleno setiap bulan.

24.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota yang memiliki SK Kepengurusan dan 
Kemarkasan.
25.  PMI Provinsi menerima kunjungan pembinaan dari Pengurus Pusat 
minimal satu kali setahun.
26.  PMI Kabupaten/Kota menerima kunjungan pembinaan dari Pengurus 
Provinsi minimal satu kali setahun.
27.  PMI Prov/Kabupaten/Kota menerima kunjungan pembinaan teknis dari 
staf PMI setingkat di atasnya minimal satu kali setahun.
28.  Jumlah pegawai PMI Prov/Kabupaten/Kota yang digaji sesuai UMP/K.
29.  Persentase sukarelawan KSR/TSR Kabupaten/Kota yang non-aktif 
selama satu tahun.
30. Persentase sukarelawan (PMR/KSR/TSR) Kabupaten/Kota yang pernah 
mengikuti kegiatan setiap triwulan.
31.  Jumlah sekolah di Kabupaten/Kota yang memiliki unit PMR aktif.
32.  Jumlah sukarelawan mitra (perusahaan/ organisasi/institusi) yang 
dimobilisasi oleh PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.
33.  Jumlah sukarelawan yang diasuransikan oleh PMI Kabupaten/Kota.
34.  Jumlah pengurus dan atau pegawai Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota yang 
menerima pelatihan PMER.
35.  Jumlah pelatih yang disertifikasi oleh PMI Pusat.
36.  Jumlah sukarelawan Kabupaten/Kota yang dilatih spesialisasi pelayanan 
prioritas I/II/III.
37.  Jumlah pegawai PMI Pusat/ Prov/Kabupaten/Kota yang mengikuti 
pelatihan teknis
38.  Jumlah layanan yang diberikan oleh poliklinik kepada personel PMI Pusat/ 
Prov/Kabupaten/Kota setiap tiga bulan.
39.  PMI Kabupaten/Kota memiliki Forel/Forpis aktif.

40.  PMI Prov/Kabupaten/Kota melaksanakan jumbara.
41.  PMI Pusat/Prov melaksanakan temu karya.
42.  PMI Kabupaten/Kota memutakhirkan database sukarelawan setiap 
triwulan.
43.  Jumlah pelatihan PMI yang disertifikasi oleh lembaga nasional.
44.  Jumlah kurikulum pelatihan yang diperbarui setidaknya empat tahun sekali 
oleh PMI Pusat.
45.  Peta analisis kebutuhan diklat secara nasional tersedia di PMI Pusat 
setiap tahun.
46.  Jumlah pelatih yang disertifikasi oleh PMI Pusat dimobilisasi per tahun.

47. Jumlah fasilitator PMR yang tersedia di sekolah dasar/menengah/ lanjutan 
di Kabupaten/Kota.
48.  Jumlah pelatih utama yang disahkan melalui SK dari PMI Pusat.
49.  Jumlah pelatih yang disertifikasi oleh BNSP.
50.  Jumlah kurikulum pelatihan mitra yang siap digunakan.

51.  Jumlah pelatihan yang didaftarkan oleh PMI Pusat untuk akreditasi.
52.  Jumlah laporan pelatihan dari PMI Prov/Kabupaten/Kota yang sesuai 
Juknis manajemen pelatihan.
53.  PMI Prov/Kabupaten/Kota memiliki kalender diklat tahunan.
54.  Jumlah gudang regional yang berfungsi sesuai ketentuan PMI.
55.  PMI Provinsi/Kabupaten /Kota memiliki posko yang aktif/berfungsi.
56.  Pusat Pendidikan dan Pelatihan PMI memenuhi standar sertifikasi.
57.  Jumlah gudang regional yang memiliki stok minimum ke empat jenis 
barang bantuan prioritas.
58.  PMI Kabupaten/Kota memiliki setidaknya lima jenis sarana prasarana 
dasar operasional markas.
59.  PMI Provinsi memiliki tempat penyimpanan barang bantuan.
60.  Jumlah kegiatan pendidikan atau pelatihan yang diselenggarakan di 
Pusdiklat PMI.
61.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota mengirimkan daftar inventaris aset ke 
Pusat setiap tahun.
62.  Persentase pengguna yang mengatakan ‘puas’ terhadap layanan surat 
elektronik (email) korporat PMI.
63.  Jumlah unduhan Aplikasi ‘First Aid PMI’/’Siaga Bencana’.
64.  PMI Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota memiliki alokasi biaya pemeliharaan 
TIK.
65.  PMI Kabupaten/Kota memiliki jaringan internet.

66.  Persentase pegawai PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota yang 
menggunakan alamat surat elektronik (email) resmi organisasi.
67.  PMI Kabupaten/Kota memiliki jaringan radio komunikasi yang berfungsi.

68.  Jumlah spesialis tanggap darurat tingkat nasional.
69.  Jumlah kegiatan simulasi tanggap darurat di PMI Kabupaten/Kota yang 
sesuai SOP
70.  Jumlah anggota tim Satgana di PMI Kabupaten/Kota.

71.  Jumlah spesialis tanggap darurat di PMI Provinsi.
72.  Jumlah kegiatan simulasi tanggap darurat yang dilakukan oleh PMI 
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota setiap tahun.
73.  Jumlah penerima manfaat yang dijangkau oleh pelayanan darurat PMI 
Kabupaten/Kota. 
74.  PMI Provinsi memiliki setidaknya lima alat pendukung operasional 
pelayanan darurat.

75.  PMI Kabupaten/Kota memiliki setidaknya empat jenis perlengkapan tim 
pelayanan darurat.
76.  PMI Kabupaten/Kota memiliki setidaknya dua jenis peralatan komunikasi 
untuk keadaan darurat.
77.  PMI Kabupaten/Kota memiliki fasilitas pelayanan ambulans 24 x 7.
78.  Jumlah stok barang bantuan yang ada di gudang atau tempat 
penyimpanan di PMI Provinsi.
79.  Jumlah kejadian darurat yang direspon PMI Kabupaten/Kota dalam kurun 
waktu enam jam pertama.
80.  Jumlah dana kontingensi yang dimiliki PMI 
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
81.  PMI Pusat/ Prov/ Kabupaten/Kota memiliki rencana operasi dalam kurun 
waktu 3x24 jam setelah kejadian darurat.
82.  Jumlah panduan/ SOP/kurikulum terkait tanggap darurat yang diterbitkan 
oleh PMI Pusat.
83.  Jumlah laporan kejadian yang dikirimkan PMI Kab/ Kota ke PMI 
Pusat/Prov.
84.  Jumlah pelayanan ambulans PMI Kabupaten/Kota yang direspon melalui 
SPGDT.
85.  PMI Pusat/Prov/Kab/ Kota memiliki Rencana Kontingensi tahunan.
86.  Jumlah informasi peringatan dini yang diteruskan kepada masyarakat 
setempat oleh PMI Kabupaten/Kota.
87.  Jumlah kasus RFL yang ditindaklanjuti oleh PMI Kabupaten/Kota hingga 
prosedur selesai.
88.  PMI Kabupaten/Kota memiliki setidaknya lima desa binaan setiap tahun.

89.  PMI Kabupaten/Kota memiliki setidaknya lima sekolah binaan setiap 
tahun.
90.  Jumlah sekolah sehat di wilayah kerja PMI Kabupaten/Kota.
91.  Jumlah sekolah siaga bencana di wilayah kerja PMI Kabupaten/Kota.
92.  Jumlah penerima manfaat langsung program kesiapsiagaan bencana di 
PMI Kabupaten/Kota.
93.  Jumlah penerima manfaat langsung program kesehatan berbasis 
masyarakat di PMI Kabupaten/Kota.
94.  Jumlah Panduan/SOP program-program berbasis masyarakat  yang 
tersedia di PMI Pusat.
95.  Jumlah materi KIE yang didistribusikan kepada masyarakat oleh PMI 
Kabupaten/Kota.

96.  Jumlah program berbasis masyarakat yang dilaksanakan di PMI 
Kabupaten/Kota.

97.  Jumlah spesialis program berbasis masyarakat di PMI Prov.
98.  Jumlah pegawai/ sukarelawan PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota yang 
menerima pelatihan di bidang program berbasis masyarakat.
99.  Jumlah penerima manfaat langsung layanan sosial di PMI 
Kabupaten/Kota.
100. Jumlah Panduan/SOP,  perangkat penunjang pelayanan sosial yang 
tersedia di PMI Pusat.
101. Jumlah kegiatan pelayanan sosial yang dilaksanakan di PMI 
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
102. Jumlah pegawai/ sukarelawan PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota yang 
menerima pelatihan di bidang pelayanan sosial.
103.  RS PMI mendapatkan sertifikat akreditasi Komisi Akreditasi Rumah Sakit 
(KARS) atau Joint Commission International (JCI) tingkat paripurna 
Kementerian Kesehatan RI.
104.  Rasio Bed Occupancy Rate (BOR) selama setahun.
105.  Persentase peningkatan profit rumah sakit per tahun.
106. Jumlah pegawai rumah sakit yang menerima sosialisasi standar 
Pelayanan KARS/JCI.

107. Jumlah pegawai rumah sakit yang memenuhi standar kompetensi 
penilaian kinerja.

108. Jumlah pegawai rumah sakit yang dilatih dalam PPI/K3RS.

109. Jumlah kunjungan rawat jalan selama setahun di RS PMI.

110. Jumlah jenis layanan spesialis/sub-spesialis yang disediakan di RS PMI

111. Jumlah personel yang telah mendapatkan pendidikan/pelatihan di RS 
PMI.
112.  UTD Prov/Kabupaten/Kota memenuhi standar Good Manufacturing 
Practice (GMP).
113.  UTD Prov/Kabupaten/Kota memenuhi Standar Nasional.
114.  Jumlah UTD Prov/ Kabupaten/Kota dengan Struktur Organisasi sesuai 
standar.
115.  Persentase UTD Prov/Kabupaten/Kota yang lulus penilaian Pemantapan 
Mutu Eksternal (PME).
116.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota melaksanakan penilaian kinerja 
pegawai setiap tahun.
117.  Jumlah pegawai UTD Nasional/Prov/Kabupaten/Kota dengan gaji pokok 
sesuai sistem penggajian Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang berlaku.
118.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota melakukan audit keuangan oleh 
eksternal setiap tahun.
119.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota memiliki rencana kerja tahunan.
120.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota memiliki laporan tahunan 
pelaksanaan kegiatan.
121. UTD Kabupaten/Kota menerima kunjungan pembinaan dari UTD 
Provinsi/Pusat minimal sekali setahun.

122.  Jumlah Diklat UTD yang diakreditasi oleh Kemenkes.

123.  Jumlah pegawai UTD Nasional/Prov/Kabupaten/ Kota yang memenuhi 
25 Satuan Kredit Profesional (SKP) dalam 5 tahun.
124.  Jumlah pegawai UTD Nasional/Prov/Kabupaten/ Kota yang mengikuti 
pelatihan GMP.
125.  Jumlah pegawai UTD Nasional/Prov/Kabupaten/ Kota yang 
mendapatkan pelatihan minimal sekali setahun
126. Persentase lulusan Program D3 TTD yang terserap di institusi pelayanan 
kesehatan.
127.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota memiliki peralatan sesuai dengan 
kelas pelayanannya.
128.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota menggunakan kantong darah dan 
reagen yang sesuai standar nasional
129.  UTD Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota menggunakan Sistem Informasi 
Manajemen Unit Donor Darah (Simudda)

130.  UTD Prov/Kabupaten/Kota mengirimkan laporan kegiatan pelayanan ke 
UTD Nasional melalui SIMUDDA.
131.  Persentase pedonor darah sukarela di UTD Prov/Kabupaten/Kota yang 
menyumbangkan darahnya 3-4 kali dalam setahun.
132.  Jumlah darah (kantong) yang dapat digunakan untuk pengobatan setiap 
tahun di UTD Prov/Kabupaten/Kota.
133.  Jumlah orang yang dijangkau dalam kegiatan promosi Donor Darah 
Sukarela (DDS) setiap triwulan oleh UTD Nasional/Prov/Kab/ Kota.
134.  Jumlah UTD Kabupaten/Kota yang menjalankan sentralisasi.

135.  Jumlah sentralisasi yang terbentuk
136.  Persentase permintaan darah yang rasional dan sesuai indikasi medis di 
RS terpenuhi di wilayah kerja UTD Kabupaten/Kota.
137.  Jumlah jenis reagen yang diproduksi.

138.  Jumlah reagen yang diproduksi.
139.  Jumlah produk minipool cryoprecipitate yang diproduksi.
140.  Persentase kemajuan pembangunan pabrik kantong darah.
141.  Persentase penggunaan kantong Korean Green Cross (KGC) Original 
Equipment Manufacturer (OEM) di semua UTD.
142.  Persentase kemajuan pembangunan fraksionator plasma.
143.  Jumlah kantong plasma yang dikirim ke fraksionator dalam setahun.
144.  Jumlah penelitian yang dilakukan oleh UTD Nasional/Prov.

145.  Jumlah mitra yang memiliki kerja sama formal dengan PMI 
Pusat/Provinsi/ Kabupaten/Kota.

146.  Jumlah Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh PMI 
Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.

147.  Jumlah media promosi yang telah didistribusikan ke mitra potensial oleh 
PMI Pusat/Prov /Kabupaten/Kota

148.  Jumlah MoU yang ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) 
oleh PMI Pusat/Prov /Kabupaten/Kota.
149.  Jumlah kegiatan yang dilakukan oleh PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota 
bekerja sama dengan mitra.
150.  Jumlah pendapatan unit usaha PMI Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota per 
tahun.
151.  Jumlah proposal yang diajukan PMI Pusat disetujui oleh lembaga donor.

152.  Jumlah pendapatan PMI Prov/Kabupaten/Kota yang berasal dari 
pelatihan eksternal.
153.  PMI Provinsi mengirimkan dokumen strategi peningkatan kapasitas PSD 
ke PMI Pusat.
154.  Jumlah unit usaha PMI Pusat/Prov /Kabupaten/Kota yang masih aktif 
beroperasi.
155.  Jumlah pelatihan yang diberikan oleh PMI Prov/Kabupaten/Kota kepada 
eksternal.
156.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota menerima laporan peta potensi mitra 
PSD.
157.  PMI Provinsi/ Kabupaten/Kota menerima dana donasi sesuai dengan 
panduan yang ditetapkan.
158.  PMI Prov/Kabupaten/Kota menerbitkan laporan hasil penggalangan dana 
setiap tahun.
159.  Persentase anggaran PMI Kabupaten/Kota yang dialokasikan untuk 
pelayanan.
160.  PMI Pusat/Prov melakukan audit eksternal terhadap penggunaan dana 
PMI setiap tahun.
161.  Jumlah laporan keuangan yang dikirimkan kepada mitra setiap tiga bulan 
oleh PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.
162.  PMI Kabupaten/Kota melakukan audit terhadap penggunaan dana PMI.

163.  PMI Kabupaten/Kota melakukan setidaknya satu kali ‘survey 
pengumpulan umpan balik’ dalam setahun. 
164.  Jumlah orang yang dijangkau oleh pemberitaan media massa tentang 
program/pelayanan PMI Kabupaten/Kota.
165.  PMI Prov/Kabupaten/Kota memiliki setidaknya dua peralatan dasar 
kehumasan.

166.  Jumlah total berita PMI yang dimuat pada media massa lokal/nasional di 
Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.
167.  Jumlah produk promosi/publikasi yang didistribusikan oleh PMI 
Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.
168.  Persentase responden yang disurvey oleh PMI Pusat yang dapat 
menyebutkan mandat PMI secara benar.
169.  Jumlah diseminator yang sertifikasi di PMI 
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
170.  Jumlah orang yang mengikuti kegiatan diseminasi kepalangmerahan di 
PMI Kabupaten/Kota.
171.  Jumlah media KIE Diseminasi Kepalangmerahan yang didistribusikan 
oleh PMI Pusat/Prov/ Kabupaten/Kota.
172.  Jumlah kegiatan diseminasi yang dilaksanakan oleh PMI Pusat/Prov/ 
Kabupaten/Kota bersama mitra.
CONTOH KEGIATAN-KEGIATAN UNT
OP PMI Pusat
TUJUAN STRATEGIS 1:
Mewujudkan PMI yang berfungsi baik di semua tingkatan, serta sinergis dalam pelaksanaan kegiatan, pe
1.1.1 ·         Melaksanakan pertemuan advokasi dengan DPR/DPRD,
Pemerintah Pusat dan daerah, dan Ormas.
·         Menyelenggarakan seminar/lokakarya legislasi
kepalangmerahan.
1.2.1 ·         Mencetak, mendistribusikan, dan mensosialisasikan AD/ART
(bahasa Indonesia dan Inggris).
·         Melaksanakan Musyawarah Kerja.
·         Meninjau dan merevisi PO/Juklak.

·         Mensosialisasikan PO/Juklak.
·         Menyelenggarakan lokakarya penyusunan hirarki produk
hukum PMI dan perangkatnya.
1.3.1 ·         Mensosialisasikan Renstra/Renops.

·         Meninjau, merevisi, dan mensosialisasikan Buku Panduan


Perencanaan dan Pelaporan PMI.
·         Mengadakan Pelatihan PMER (termasuk ToT).
·         Memberikan bimbingan teknis PMER.
1.3.2 ·         Memberikan umpan balik terhadap proses perencanaan dan
pelaporan.
·         Menyusun laporan triwulan Divisi/Biro/Unit.

·         Menganalisis data dasar dari PMI Provinsi/Kab/Kota.

·         Menganalisis rencana kerja dan laporan tahunan dari PMI


Provinsi/Kab/Kota.

1.3.3 ·         Melaksanakan penilaian kapasitas organisasi .

·         Melaksanakan pembinaan berdasarkan hasil penilaian


kapasitas organisasi.
·         Memantau tindak lanjut terhadap hasil penilaian kapasitas.

1.3.4 ·          Melaksanakan evaluasi program.


·         Menyediakan bimbingan teknis untuk evaluasi mandiri di PMI
Prov/Kab-Kota.
1.3.5 ·         Merancang database kepengurusan dan kemarkasan PMI.

·        Melaksanakan pengumpulan data untuk data base.


1.4.1 ·         Melaksanakan rapat internal Pengurus, KaMarkas dan Staf.

·         Menerbitkan SOP koordinasi dan komunikasi lintas provinsi.

1.4.2 ·         Mengadakan kunjungan pembinaan ke PMI Provinsi.

TUJUAN STRATEGIS 2: Meningkatkan kapasitas sumber daya organisasi PMI di semua tingkatan, baik sum
masyarakat.
2.1.1 ·         Menyusun dan memutakhirkan database kepegawaian.

·         Melaksanakan pelatihan teknis dan manajemen.


2.1.2 ·         Melakukan penilaian kinerja pegawai.
·         Memberikan pelayanan kesehatan (jika memiliki fasilitas
yankes).
·         Menyediakan layanan asuransi kesehatan.
·         SukarelawanMemfasilitasi layanan asuransi global IFRC untuk
sukaSukarelawan.

2.1.3 ·         Menerbitkan panduan manajemen pembinaan PMR dan


SukaSukarelawan.
·         Melaksanakan temu karya dan jumbara tingkat nasional.
2.2.1 ·         Memfasilitasi proses sertifikasi pelatih PMI.

·         Memobilisasi Pelatih bersertifikat untuk pelatihan di


Provinsi/Kab/Kota.
2.2.2 ·         Merevisi kurikulum pelatihan teknis dan manajemen.

·         Mengajukan kurikulum pelatihan untuk proses akreditasi.

·         Mempromosikan pelatihan-pelatihan PMI kepada pihak


eksternal.
·         Memobilisasi pelatih untuk pelatihan eksternal.
2.2.3 ·         Memberikan umpan balik terhadap laporan pelatihan dari PMI
Prov/Kab-Kota.
2.3.1 ·         Memelihara fasilitas Markas.

·         Mengoperasikan Posko sesuai standar operasional Posko.

·         Membangun dan mengoperasikan gudang sesuai Juklak.


·         Membangun dan mengoperasikan Pusdiklat tingkat nasional.

·         Memantau status kepemimlikan dan kegunaan semua fasiltas


PMI di semua tingkatan.
2.3.2 ·         Merevisi dan mensosialisasikan Juklak pengelolaan aset.
·         Mengumpulkan dan menganalisis laporan ketersediaan aset
dari PMI Provinsi/Kab/Kota.
·         Melaksanakan pelatihan manajemen aset bagi PMI Prov/Kab-
Kota.

2.4.1 ·         Menyediakan dan memelihara peralatan komputer dengan


koneksi internet.

2.4.2 ·         Membangun jaringan internet korporasi (email dan messaging)


PMI.

·         Mengembangkan SIM dan aplikasi nasional.


·         Melaksanakan survei kepuasan penggunaan layanan TIK PMI.

TUJUAN STRATEGIS 3: Meningkatkan kualitas operasi penanganan bencana dan krisis kesehatan di selur
3.1.1 ·         Membentuk dan melatih tim spesialis TDB regional, nasional
dan internasional.
·         Menyusun panduan pelayanan respon darurat dan pasca
bencana (mis. Cash Transfer Program (CTP), Dead Bodies
Management (DBM), Disaster Victims Identification (DVI)).

·         Melaksanakan lokakarya kebencanaan (mis. shelter technical


working group Asia Pacific, pertemuan Regional DM Committee
(RDMC)).

3.1.2 ·         Melaksanakan koordinasi dengan BNPB, AHA Centre, dll.


terkait manajemen TDB.
·         Memfasilitasi penyusunan rencana kontinjensi PMI daerah.

·         Memfasilitasi penyelenggaraan simulasi TDB tingkat nasional.


3.2.1 ·         Melaksanakan pengadaan peralatan standar pelayanan
darurat.
·         Memobilisasi peralatan utama pendukung operasi bencana
beserta personil.
3.2.2 ·         Melakukan pengadaan barang bantuan darurat untuk gudang-
gudang regional.
·         Menyelenggarakan pelatihan logistik tingkat nasional.

3.3.1 ·         Meninjau dan memperbaharui Kerangka Kerja TDB/Krisis


Kesehatan PMI.
·         Menyusun berbagai SOP operasi bencana regional, nasional
dan internasional, (mis. SOP “6 jam sampai”, SOP Pemetaan-GIS).

·         Melaksanakan simulasi TDB/Krisis kesehatan menguji kerangka


kerja, SOP terkait
3.3.2 ·         Menyusun dan mendiseminasikan Panduan Operasi Pelayanan
Ambulans terpadu dengan SPGDT setempat.
·         Membuat Perjanjian Kerjasama SPGDT dengan PPK Kemenkes.

3.3.3 ·         Memperbaharui rencana kontinjensi nasional.


·         Mengalokasikan dana kontingensi.

3.3.4 ·         Meninjau, merevisi dan menerbitkan panduan informasi


peringatan dini untuk masyarakat.
·         Memperbaharui MoU dengan pemerintah untuk
menghubungkan Posko PMI dengan sistem informasi peringatan
dini setempat.

3.3.5 ·         Menangani permohonan RFL.


·         Memantau kasus-kasus RFL dari seluruh Indonesia.

TUJUAN STRATEGIS 4: Meningkatkan ketahanan masyarakat untuk mengurangi risiko dan dampak benca
pelayanan kesehatan rujukan. 
4.1.1 ·         Meninjau, merevisi dan menerbitkan panduan/SOP program-
program berbasis masyarakat di bidang kesiapsiagaan dan
kesehatan (mis. ICBRR, CBHFA).

·         Menyusun indikator proyek berbasis masyarakat.

·         Mengadaptasi e-learning KPPBM dari e-learning CBHFA IFRC.

4.1.2 ·         Menyusun dan mencetak media KIE dan alat peraga untuk
program-program berbasis masyarakat.

·         Menyusun dan mendiseminasikan perangkat M&E.

·         
4.1.3 ·         Menyelenggarakan pelatihan tingkat nasional untuk personil
kegiatan program-program berbasis masyarakat (mis. Sekolah
Sehat, Sekolah/Kampus Siaga Bencana, ICBRR, KPBBM).

·         Memberikan bimbingan teknis untuk pengembangan program


berbasis masyarakat.
4.2.1 ·         Menyusun dan memfinalisasi panduan pelayanan sosial (mis.
panduan dukungan psikososial, Buku Perawatan Keluarga).

·         Menyusun dan mencetak media KIE dan alat peraga untuk


pelayanan sosial.
·         Menyusun dan mendiseminasikan perangkat M&E.

·         Melakukan kampanye keselamatan jalan raya.

·         Melaksanakan pelayanan sosial (operasi katarak gratis,


kacamata gratis,bantuan sosial lain).
4.2.2 ·         Menyelenggarakan pelatihan tingkat nasional untuk personil
program/kegiatan pelayanan sosial.
·         Memberikan bimbingan teknis untuk pengembangan kegiatan
pelayanan sosial.
4.3.1 ·         Melakukan pendampingan kepada tim internal assessment untuk kegiatan penilaian akreditasi dan bimb
·         Menyelenggarakan pelatihan dan orientasi personil untuk pelayanan pasien berbasis KARS secara berkal
·         Menambah fasilitas pelayanan pasien untuk maternitas.
·         Melakukan audit internal, pemantauan mutu, dan survei kepuasan pelanggan secara berkala.
4.3.2 ·         Menyusun standar kompetensi SDM, stand

·         Merekrut staf medis dan non-medis sesuai standar kompetensi personil RS.
·         Menyusun/merevisi, mensosialisasikan, dan memantau pelaksanaan panduan pelayanan beserta SOPnya
4.3.3 ·         Melaksanakan pelatihan pelatih PPI, K3RS, dan Keselamatan Pasien.

·         Memantau pelaksanaan program PPI, K3RS, dan Keselamatan Pasien secara berkala.
·         Melaksanakan simulasi PPI, K3RS dan Keselamatan Pasien RS secara berkala.
4.3.4 ·         Memberikan pendidikan berkelanjutan uuntuk tenaga medik sub-spesialis.

·         Merekrut dokter spesialis eksternal.


·         Menambah pelayan diagnostik berupa Magnetic Resonance Imaging (MRI), C Arm, dental X-ray, laparosk
4.3.5 ·         Membangun dan mengurus izin operasional gedung STIKes dan sarana pendukungnya.

·         Mengajukan akreditasi seksi pendidikan dan pelatihan, serta sertifikasi pelatih kepada Kemenkes.
TUJUAN STRATEGIS 5: Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas
5.1.1 ·         Meninjau, merevisi dan menerbitkan kebijakan, peraturan,
panduan terkait GMP pelayanan darah.
·         Mendiseminasikan kebijakan, peraturan, panduan terkait GMP
pelayanan darah ke UDDP/C.
5.1.2 ·         Melakukan penilaian PME terhadap UDD dan penilaian kinerja
pegawai (DP2).
5.1.3 ·         Memantau UDD semua tingkatan dalam pembuatan rencana
kerja, laporan pelaksanaan kegiatan tahunan, dan laporan
kegiatan pelayanan melalui SIMUDDA.

·         Mengaudit dan membina UDD di daerah.

5.2.1 ·         Melakukan pelatihan GMP dan pelatihan lainnya sesuai


kebutuhan.
5.2.2 ·         Memantau dan mengevaluasi kualitas lulusan D3 PTTD.

·         Membuat peta kebutuhan lulusan D3 PTTD dari semua UDDC


·         Merekrut dan menempatkan lulusan D3 PTTD di UDDC yang
membutuhkan
5.2.3 ·         Mendata dan menginventarisasi peralatan UDD di semua
tingkatan sesuai kelas layanan, termasuk jumlah kantong darah
dan reagen.

5.2.4 ·         Membentuk tim implementasi SIMUDDA.

·         Menyediakan infrastruktur untuk penampungan data SIMUDDA.

5.3.1 ·         Membuat dan mendiseminasikan materi promosi DDS ke UDD


daerah
·         Melaksanakan promosi dan penggalngan DDS di tingkat
nasional.

5.3.2 ·         Melakukan koordinasi untuk membangun sentralisasi dengan


UDD di daerah.

5.3.3 ·         Memantau distribusi darah yang dilakukan UDD daerah.

5.3.4 ·         Menguji coba dan melakukan pengendalian kualitas terhadap


jenis reagen dan cryo yang diproduksi.
·         Membangun pabrik kantong darah dan fraksionasi plasma
sesuai dengan business plan PMI Pusat.
5.3.5 ·         Membuat standar penelitian dan pengembangan (litbang) di
tingkat nasional dan provinsi.
·         Melengkapi peralatan litbang.

·         Melaksanakan penelitan dan pengembangan pelayanan darah


secara berkala.
TUJUAN STRATEGIS 6: Memperkuat hubungan kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah, sektor
rangka menjalankan mandat dan fungsi PMI.
6.1.1 ·         Menginisiasi kerjasama dengan mitra potensial, lokal, nasional
dan internasional.

·         Menyiapkan kerangka hukum kerjasama dengan Mitra.


·         Mengadakan rapat kerja penyusunan, mendistribusikan, dan
mensosialisasikan pedoman kerjasama PMI dengan berbagai jenis
mitra.

6.1.2 ·         Meninjau, merevisi, dan mensosialisasikan pedoman


kerjasama.
·         Mengidentifikasi area pengembangan organisasi yang potensial
dan menyusun proposal.
·         Menyusun dan mendistribusikan media promosi dan pemasaran
pelatihan komersial dan program-program PMI.
·         Mengadakan lokakarya pengembangan kebijakan dan strategi
diklat untuk mitra.
·         Berpartisipasi aktif dalam forum-forum Gerakan PM/BSM,
regional dan internasional.
6.2.1 ·         Menyelenggarakan pelatihan personil PSD tingkat nasional.

·         Menyusun dan mendistribusikan panduan PSD.

·         Memobilisasi ahli usaha mikro dari mitra untuk memberikan


bimbingan teknis ke daerah.
6.2.2 ·         Mengkompilasi dan menganalisis informasi tentang mitra
potensial dan kegiatan PSD di daerah.
·         Menyusun database mitra potensial PMI di semua tingkatan.

·         Menyusun dan mendistribusikan Laporan Peta Potensi Mitra


PSD ke daerah.
·         Menghubungkan PMI Provinsi dan Kab/Kota dengan sumber-
sumber PSD di tingkat nasional.
6.2.3 ·         Mengadakan lokakarya tentang mekanisme penggunaan hasil
donasi tingkat nasional.
·         Mensosialisasikan mekanisme penggunaan hasil donasi kepada
PMI setingkat dibawahnya.

·         Memperkenalkan berbagai metode penggalangan donasi


masyarakat, langsung/tidak langsung, kepada PMI Prov/Kab-Kota

·         Membuka rekening khusus untuk donasi masyarakat tingkat


nasional
TUJUAN STRATEGIS 7: Meningkatkan akuntabilitas PMI sebagai organisasi kemanusiaan di tingkat nasion
7.1.1 ·         Membuat laporan periodik perolehan dan penggunaan
donasiuntuk internal maupun eksternal.
·         Mempromosikan dan memutakhirkan konten Donasi Online
PMI.
7.1.2 ·         Melakukan cash opname, peninjauan pengelolaan catatan kas,
serta pengendalian internal.
·         Meninjau/ mengobservasi RS PMI, UDD Nasional, serta
mengaudit Wisma PMI.
·         Melakukan audit kepatuhan atas peraturan-peraturan yang
terkait kegiatan PMI.
·         Memfasilitasi pelaksanaan audit keuangan eksternal.
7.1.3 ·         Membuat panduan mekanisme pengumpulan umpan balik dari
penerima manfaat beserta perangkatnya.
·         Mengumpulkan umpan balik penerima manfaat pelayanan
kepalangmerahan.
7.2.1 ·         Melengkapi perangkat dasar kehumasan.

7.2.2 ·         Mengolah data pemberitaan PMI dari perusahaan jasa


memantau.
·         Memutakhirkan berita di media PMI (laman, media sosial), dan
mendata jumlah pengunjungnya.
·         Membuat laporan analisa tentang citra PMI.
7.2.3 ·         Memproduksi dan mendistribusikan berbagai materi advokasi
dan produk kehumasan (mis. brosur, newsletter) ke PMI
Prov/Kab/Kota.

·         Mendata laporan distribusi materi advokasi dan produk


kehumasan ke PMI di daerah.

TUJUAN STRATEGIS 8: Meningkatkan pemahaman seluruh elemen masyarakat tentang nilai-nilai keman
Internasional melalui upaya komunikasi, edukasi, dan diseminasi.
8.1.1 ·         Meninjau, merevisi dan atau menyusun media KIE Diseminasi
Kepalangmerahan sesuai kelompok sasaran (mis. jurnalis,
kelompok usia sekolah, usia bekerja).

·         Mendistribusikan media KIE Diseminasi Kepalangmerahan ke


PMI Prov/Kab/Kota.
8.1.2 ·         Menyediakan bantuan teknis untuk kegiatan diseminasi oleh
PMI Prov/Kab/Kota.
·         Meninjau, merevisi kurikulum pelatihan diseminasi.
·         Melaksanakan pelatihan diseminator di tingkat nasional.

·         Menerbitkan panduan diseminasi untuk berbagai kelompok


sasaran.
·         Memfinalisasi dan mendistribusikan panduan Exploring
Humanitarian Law (EHL) bagi guru dan melaksanakan
pelatihannya.

·         Melaksanakan pelatihan Ten Step di tingkat nasional.


8.1.3 ·         Menginisiasi kerjasama diseminasi dengan berbagai pihak di
tingkat nasional.
·         Memobilisasi diseminator untuk implementasi kerjasama
dengan berbagai pihak.
·         Melaksanakan peringatan hari-hari besar/acara terkait
kepalangmerahan.
CONTOH KEGIATAN-KEGIATAN UNTUK MENCAPAI OUTPUT
PMI Provinsi

an, serta sinergis dalam pelaksanaan kegiatan, peraturan organisasi, sistem, dan prosedur yang ditetapkan.
·         Memberikan masukan terhadap RUU Kepalangmerahan.

·         Melaksanakan pertemuan advokasi di tingkat daerah.

·         Melaksanakan Musyawarah Kerja.

·         Mensosialisasikan PO/Juklak ke PMI Kab/kota.


·         Menyesuaikan PO/Juklak dengan kebutuhan PMI daerah .

·         Mensosialisasikan Renstra/Renops.

·         Melaksanakan Pelatihan PMER.

·         Memberikan bimbingan teknis PMER.

·         Menyusun rencana kerja tahunan.

·         Menyusun laporan bulanan, triwulan, dan tahunan.

·         Mememberi umpan balik terhadap laporan PMI Kab/Kota.

·         Mengkompilasi laporan semester PMI Kab/kota.

·         Menindaklanjuti umpan balik PMI Pusat


·         Mengumpulkan informasi untuk penilaian kapasitas organisasi.

·         Memantau tindak lanjut hasil penilaian kapasitas organisasi.

·         Melaksanakan evaluasi program kerja.


·         Menyediakan bimbingan teknis evaluasi untuk PMI Kab-Kota.
·         Mengirimkan informasi untuk database kepengurusan dan
kemarkasan semua PMI Kab/Kota.
·          
·         Melaksanakan rapat internal Pengurus, KaMarkas dan Staf.

·         Melaksanakan koordinasi dan komunikasi lintas


kabupaten/kota
·         Mengadakan kunjungan pembinaan ke PMI Kab/Kota.

·         Menerbitkan petunjuk pengembangan PMI Ranting

daya organisasi PMI di semua tingkatan, baik sumber daya manusia maupun sarana prasarana yang diperlukan untuk me

·         Menyusun dan memutakhirkan database kepegawaian.

·         Melaksanakan pelatihan teknis dan manajemen.


·         Melakukan penilaian kinerja pegawai.
·         Memberikan pelayanan kesehatan (jika memiliki fasilitas
yankes).
·         Menyediakan layanan asuransi kesehatan.
·         Sukarelawan

·         Menyeleksi sukaSukarelawan yang akan mendapatkan layanan


asuransi global IFRC.
·         Memantau pembinaan PMR dan SukaSukarelawan.

·         Melaksanakan temu karya dan jumbara tingkat provinsi.


·         Menyeleksi pelatih untuk sertifikasi nasional.

·         Memobilisasi Pelatih bersertifikat.

N/A

·         Mengelola pelatihan sesuai Juknis.


·         Menyusun laporan pelatihan.
·         Memelihara fasilitas Markas.

·         Menyediakan ruangan untuk Posko dan mengoperasikan Posko


sesuai standar.
·         Mengoperasikan Pusdiklat Provinsi sesuai Juklak.
·         Menyediakan gudang aju/tempat penampungan sementara
barang
(gudang aju adalah titik transit barang bantuan bencana)

·         Mengelola aset
·         Menyusun laporan inventarisasi aset.

·         Melaksanakan pembinaan dan memantau asset PMI Kab/Kota

·         Menyediakan dan memelihara peralatan komputer dengan


koneksi internet.

·         Mengoperasikan jaringan internet korporasi (email dan


messaging) PMI.

·         Menggunakan SIM dan aplikasi.

penanganan bencana dan krisis kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, baik dari segi kecepatan, cakupan, dan efektivit
·         Menyeleksi, melatih, membina Satgana PMI Kab/Kota untuk
menjadi tim respon provinsi.
·         Mendiseminasikan panduan pelayanan respon darurat dan
pasca bencana

·         Mengumpulkan roster anggota Tim Satgana Kab/Kota

·         Menyusun rencana kontingensi tingkat provinsi.

·         Mengkontribusi penyusunan rencana kontinjensi untuk BPBD


Provinsi
·         Memfasilitasi penyelenggaraan simulasi TDB tingkat provinsi.
·         Memobilisasi peralatan standar pelayanan darurat untuk
mendukung operasi bencana tingkat kab/kota.
·         Merintis pra-perjanjian kerjasama dengan perusahaan
angkutan untuk transportasi bantuan
·         Menyediakan personil terlatih di bidang logistik.

·         Mengelola tempat penyimpanan/transit barang bantuan


(gudang aju)
·         Menilai (assessment) dan membuat peta akses serta sumber
daya transportasi ke lokasi-lokasi rawan bencana
·         Mendiseminasikan kerangka kerja kedaruratan dan SOP terkait

·         Memfasilitasi PMI Kab/Kota dalam merintis dan membina


jejaring dengan RS rujukan (SPGDT)

·         Memperbaharui rencana kontinjensi provinsi.


·         Mensosialisasikan peran PMI Provinsi terhadap BPBD Prov

·         Mengalokasikan dana kontinjensi.


·         Mensosialisasikan panduan informasi peringatan dini untuk
masyarakat ke PMI Kab/Kota
·         Menghubungkan sistim peringatan dini Pem.Prov dengan PMI
Kab/Kota

·         Menangani pemohon RFL.


·         Memobilisasi Sukarelawan untuk mendukung operasional RFL.

·         Mengadakan perlengkapan operasional RFL.


rakat untuk mengurangi risiko dan dampak bencana serta penyakit melalui program-program kesiapsiagaan, kesehatan,

·         Mensosialisasikan panduan/SOP program-program berbasis


masyarakat yang diperbaharui

·         Mensosialisasikan indikator proyek berbasis masyarakat

·         Menghubungkan PMI Kab/Kota pelaksana program/proyek


berbasis masyarakat dengan e-learning KPPBM, CBHFA

·         Mendistribusikan media KIE, perangkat M&E, dan alat peraga


penunjang program-program berbasis masyarakat ke Kab/Kota di
wilayahnya.

·          

·         Memberikan bimbingan teknis untuk pengembangan program


berbasis masyarakat.

·         Memobilisasi personil terlatih (spesialis) untuk membina


kegiatan berbasis masyarakat.
·         Mendistribusikan media KIE, perangkat M&E, dan alat peraga
penunjang pelayanan sosial ke Kab/Kota di wilayahnya.

·         Melakukan kampanye keselamatan jalan raya.

·          

·         Memberikan bimbingan teknis untuk pengembangan kegiatan


pelayanan sosial.
·         Memobilisasi personil terlatih untuk melaksanakan kegiatan
pelayanan sosial.
sment untuk kegiatan penilaian akreditasi dan bimbingan pelaksanaan KARS.
ntuk pelayanan pasien berbasis KARS secara berkala.
as.
rvei kepuasan pelanggan secara berkala.
·         Menyusun standar kompetensi SDM, standar jabatan, dan standar profesi.

ompetensi personil RS.


au pelaksanaan panduan pelayanan beserta SOPnya.
amatan Pasien.

lamatan Pasien secara berkala.


asien RS secara berkala.
a medik sub-spesialis.

nance Imaging (MRI), C Arm, dental X-ray, laparoskopi, dan Cath Lab.
TIKes dan sarana pendukungnya.

n, serta sertifikasi pelatih kepada Kemenkes.


ah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas di seluruh Indonesia.
·         Mendiseminasikan kebijakan, peraturan, panduan terkait GMP
pelayanan darah ke UDDC.
·         Memantau pelaksanaan kebijakan dan panduan GMP di UDDC
PMI Kab/Kota
·         Melaksanakan dokumentasi kepegawaian, keuangan,
perencanaan dan pelaporan.
·         Melaksanakan rapat kerja nasional secara teratur.

·         Melaksanakan rapat kerja internal secara teratur dan


terjadwal.
·         Membina hubungan koordinasi dan kerjasama dengan
pemangku kepentingan setempat.
·         Menerapkan GMP dan standar nasional sesuai standar
ketentuan yang berlaku.
·         Membuat laporan kebutuhan lulusan D3 PTTD dari UDDC di
wilayahnya
·         Mengelola sarana prasarana, perlengkapan, dan peralatan
bahan habis pakai sesuai panduan.

·         Melaksanakan prosedur pemeliharaan sarana prasarana dan


perlengkapan sesuai panduan.
·         Melaksanakan penggantian perlengkapan, dan peralatan
bahan habis pakai sesuai panduan.
·         Membina penggunaan SIMUDDA di semua UDDC di wilayahnya.

·         Memantau dan mengevaluasi pemanfaatan SIMUDDA di semua


UDDC di wilayahnya.
·         Mendiseminasikan dan membina cara penggunaan materi
promosi DDS ke UDD daerah.
·         Melaksanakan promosi dan penggalangan DDS di tingkat
provinsi

·         Melakukan koordinasi untuk membangun sentralisasi dengan


UDD Nasional dan Cabang di wilayahnya.
·         Meningkatkan kualitas pengolahan darah, uji saring, dan uji
silang serasi.
·         Memantau distribusi darah yang dilakukan UDD daerah.

N/A

·         Melengkapi peralatan litbang.

·         Melaksanakan penelitan dan pengembangan pelayanan darah


secara berkala.

ma dengan pemerintah pusat dan daerah, sektor publik, swasta, mitra gerakan, lembaga donor, dan pemangku kepentin

·         Menindaklanjuti dan melaksanakan kerjasama dengan mitra.

·         Memfasilitasi kerjasama PMI Kab/Kota dan mitra lokal


·         Mengidentifikasi area pengembangan organisasi yang potensial
dan menyusun proposal.
·         Memfasilitasi penyusunan proposal kemitraan PMI Kab/Kota

·         Melaksanakan isi pedoman kerjasama.

·         Menyusun dan mengirimkan newsletter dan laporan program


ke mitra.

·         Memilih staf/Sukarelawan yang akan mengikuti pelatihan PSD.

·         Melibatkan staf/sukarelawan terlatih PSD untuk kegiatan-


kegiatan dibawah output 6.2.2

·         Mengidentifikasi potensi unit usaha.

·         Menyusun business plan.

·         Mengkompilasi dan mengirimkan informasi tentang mitra


potensial dan kegiatan PSD di kab/kota ke PMI Pusat.
·         Menginisiasi kerjasama strategis dengan Mitra lokal.

·         Mensosialisasikan mekanisme penggunaan hasil donasi kepada


PMI setingkat dibawahnya.
·          Membuka rekening khusus untuk donasi masyarakat.

·         Melaksanakan berbagai metode penggalangan donasi


masyarakat, langsung/tidak langsung, dan menghubungkannya
dengan rekening khusus donasi masyarakat

sebagai organisasi kemanusiaan di tingkat nasional maupun internasional.


·         Membuat laporan periodik perolehan dan penggunaan donasi
untuk internal maupun eksternal.

·         Melakukan cash opname, peninjauan pengelolaan catatan kas,


serta pengendalian internal.
·         Memfasilitasi pelaksanaan audit keuangan eksternal.

·         Mengumpulkan umpan balik penerima manfaatpelayanan


kepalangmerahan.

·         Melengkapi perangkat dasar kehumasan.

·         Memantau dan mengompilasi pemberitaan PMI yang ada di


media massa daerah dan media sosial (jika ada).

·         Mendistribusikan berbagai materi advokasi dan produk


kehumasan (mis. brosur, newsletter) ke masyarakat.

·         Membuat laporan distribusi materi advokasi dan produk


kehumasan ke PMI Pusat.
·         Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan Kepalangmerahan yang
layak dipublikasi di tingkat nasional
ruh elemen masyarakat tentang nilai-nilai kemanusiaan, prinsip-prinsip dasar gerakan internasional PM/BSM serta Hukum
diseminasi.
·         Mendistribusikan media KIE Diseminasi Kepalangmerahan ke
PMI Kab/Kota

·         Melatih SukaSukarelawan PMI Kab/Kota menggunakan media


KIE diseminasi Kepalangmerahan
·         Memobilisasi diseminator untuk kegiatan diseminasi di PMI
Kab/Kota.
·         Melaksanakan kegiatan diseminasi.
·         Melaksanakan pelatihan Ten Step di tingkat Provinsi (jika
menjadi lokasi target).

·         Menindaklanjuti kerjasama PMI dengan berbagai pihak di


tingkat nasional.
·         Memobilisasi diseminator untuk implementasi kerjasama
dengan berbagai pihak.
·         Melaksanakan peringatan hari-hari besar/acara terkait
kepalangmerahan.
UTPUT
PMI Kab/Kota

asi, sistem, dan prosedur yang ditetapkan.


·         Memberikan masukan terhadap RUU Kepalangmerahan.

·         Melaksanakan Musyawarah Kerja.

·         Mengimplementasikan PO/Juklak arahan PMI Provinsi.

N/A

·         Menyusun rencana kerja tahunan.

·         Menyusun laporan bulanan, triwulanan, semester, tahunan.

·         Menindaklanjuti umpan balik PMI Provinsi

·         Mengumpulkan informasi untuk penilaian kapasitas organisasi.

·         Menindaklanjuti hasil penilaian kapasitas organisasi.

·         Melaksanakan evaluasi program kerja.


·         Mengirimkan informasi untuk database kepengurusan dan
kemarkasan PMI.
·          
·         Melaksanakan rapat internal Pengurus, KaMarkas dan Staf.

·         Mengadakan kunjungan pembinaan ke PMI Ranting (jika ada).

·         Merintis pengembangan PMI Ranting di kecamatan-kecamatan

sia maupun sarana prasarana yang diperlukan untuk melayani

·         Menyusun dan memutakhirkan database kepegawaian.

·         Melaksanakan pelatihan teknis dan manajemen.


·         Melakukan penilaian kinerja pegawai.
·         Memberikan pelayanan kesehatan (jika memiliki fasilitas
yankes).
·         Menyediakan layanan asuransi kesehatan.
·         SukarelawanMengajukan nama sukaSukarelawan kandidat
penerima layanan asuransi global IFRC.

·         Melaksanakan kegiatan pembinaan PMR dan SukaSukarelawan.

·         Melaksanakan temu karya dan jumbara.


·         Mengajukan nama pelatih untuk menerima sertifikasi tingkat
nasional.

N/A

·         Mengelola pelatihan sesuai Juknis.


·         Menyusun laporan pelatihan.
·         Memelihara fasilitas Markas.

·         Menyediakan ruangan untuk Posko dan mengoperasikan Posko


sesuai standar.

·         Mengelola aset
·         Menyusun laporan inventarisasi aset.

·          

·         Menyediakan dan memelihara peralatan komputer dengan


koneksi internet.
·         Mengupayakan akses internet (bila tidak memiliki komputer
berkoneksi internet)
·         Mengoperasikan jaringan internet korporasi (email dan
messaging) PMI.

·         Menggunakan SIM dan aplikasi.

nesia, baik dari segi kecepatan, cakupan, dan efektivitas pelayanan. 


·         Membentuk, melatih, dan membina Tim Satgana.

·         Membuat roster anggota Tim Satgana

·         Menyusun rencana kontingensi tingkat Kab/Kota

·         Mensosialisasikan peran PMI Kab/Kota kepada pihak terkait


setempat
·         Mengkontribusi penyusunan rencana kontinjensi untuk BPBD
Kab/Kota setempat
·         Memfasilitasi penyelenggaraan simulasi TDB tingkat Kab/Kota.

·         Melaksanakan pengadaan peralatan komunikasi standar untuk


situasi darurat.
·         Melakukan pengadaan peralatan individu anggota Tim
Satgana.
N/A

·         Mengadopsi kerangka kerja kedaruratan dan SOP terkait

·         Melaksanakan pelatihan penyegaran Tim Satgana terkait


adopsi kerangka kerja kedaruratan dan SOPnya

·         Mengoperasikan pelayanan ambulans.

·         Mengoperasikan layanan call center pelayanan ambulans.

·         Memelihara ambulans dan perlengkapan pendukungnya.


·         Melatih kru ambulans.
·         Merintis dan membina jejaring dengan RS rujukan setempat

·         Memperbaharui rencana kontinjensi Kab/kota.


·         Mensosialisasikan peran PMI Kab/Kota terhadap BPBD
Kab/Kota
·         Mengalokasikan dana kontingensi.
·         Mengadopsi panduan informasi peringatan dini ke dalam
mekanisme kesiapsiagaan setempat.
·         Menghubungkan Posko Markas dengan sistim informasi
peringatan dini setempat.

·         Membangun jejaring komunikasi dengan masyarakat/focal


point di lokasi rawan bencana.
·         Melakukan penilaian kebutuhan RFL.
·         Menangani pemohon RFL.

kit melalui program-program kesiapsiagaan, kesehatan, dan sosial, serta

·         Mengadopsi panduan/SOP program-program berbasis


masyarakat ke dalam program-program berbasis masyarakat

·         Mengadopsi indikator-indikator proyek berbasis masyarakat

·         Melatih Sukarelawan PMI dan desa untuk menggunakan media


KIE dan alat peraga.

·         Memonitor penerima manfaat langsung dari program berbasis


masyarakat.

·         Mengembangkan program dan kegiatan berbasis masyarakat

·         Memobilisasi SukaSukarelawan untuk melaksanakan kegiatan


berbasis masyarakat.
·         Melatih Sukarelawan menggunakan media KIE dan alat peraga.

·         Melakukan kampanye keselamatan jalan raya (bila tidak


memiliki layanan ambulans).
·         Memadukan pelayanan ambulans dengan kampanye
keselamatan jalan raya
·         Memantau penerima manfaat langsung dari pelayanan sosial.

·         Memobilisasi personil terlatih untuk melaksanakan kegiatan


pelayanan sosial.

an KARS.
standar profesi.

b.

nesia.
·         Melaksanakan kebijakan, panduan terkait GMP pelayanan
darah di UDDC

·         Melaksanakan dokumentasi kepegawaian, keuangan,


perencanaan dan pelaporan.
·         Melaksanakan rapat kerja nasional secara teratur.

·         Melaksanakan rapat kerja internal secara teratur dan


terjadwal.
·         Membina hubungan koordinasi dan kerjasama dengan
pemangku kepentingan setempat.
·         Menerapkan GMP dan standar nasional sesuai standar
ketentuan yang berlaku.
·         Melaporkan kebutuhan lulusan D3 PTTD untuk UDDC setempat
kepada PMI Provinsi
·         Mengelola sarana prasarana, perlengkapan, dan peralatan
bahan habis pakai sesuai panduan.

·         Melaksanakan prosedur pemeliharaan sarana prasarana dan


perlengkapan sesuai panduan.
·         Melaksanakan penggantian perlengkapan, dan peralatan
bahan habis pakai sesuai panduan.
·         Melakukan pencatatan, pelaporan, dan penelusuran pelayanan
darah menggunakan SIMUDDA.

·         Melaksanakan promosi untuk penggalangan DDS menggunakan


materi promosi yang disediakan.
·         Menyelenggarakan kegiatan DDS keliling ke berbagai instansi
secara teratur dan terjadwal.
·         Mendata DDS dengan SIMUDDA.
·         Melakukan koordinasi untuk membangun sentralisasi dengan
UDD Nasional dan Provinsi.
·         Meningkatkan kualitas pengolahan darah, uji saring, dan uji
silang serasi.
·         Memantau kebutuhan darah di RS setempat
·         Mengambil dan menyimpan darah sesuai standar.
·         Mendistribusikan darah sesuai kebutuhan RS setempat.
N/A

N/A

mitra gerakan, lembaga donor, dan pemangku kepentingan lainnya dalam

·         Menindaklanjuti dan melaksanakan kerjasama dengan mitra.


·         Mengidentifikasi area pengembangan organisasi yang potensial
dan menyusun proposal.
·         Melaksanakan isi pedoman kerjasama.

·         Memilih staf/Sukarelawan yang akan mengikuti pelatihan PSD.

·         Melibatkan staf/sukarelawan PSD untuk kegiatan-kegiatan


dibawah output 6.2.2

·         Mengidentifikasi potensi unit usaha.

·         Menyusun business plan.

·         Mengumpulkan dan mengirimkan informasi tentang mitra


potensial dan kegiatan PSD ke PMI Provinsi.
·         Menginisiasi kerjasama strategis dengan Mitra lokal.

·         Membuka rekening khusus untuk donasi masyarakat.

·         Melaksanakan berbagai metode penggalangan donasi


masyarakat, langsung/tidak langsung, dan menghubungkannya
dengan rekening khusus donasi masyarakat

rnasional.
·         Membuat laporan periodik perolehan dan penggunaan donasi,
untuk internal maupun eksternal.

·         Melakukan cash opname, peninjauan pengelolaan catatan kas,


serta pengendalian internal.
·         Memfasilitasi pelaksanaan audit keuangan eksternal.

·         Mengumpulkan umpan balik penerima manfaat pelayanan


kepalangmerahan.

·         Melengkapi perangkat dasar kehumasan.

N/A

·         Mendistribusikan berbagai materi advokasi dan produk


kehumasan (mis. brosur, newsletter) ke masyarakat.

·         Membuat laporan distribusi materi advokasi dan produk


kehumasan ke PMI Pusat.
·         Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan ke_PM-an yang layak
dipublikasikan di tingkat provinsi dan nasional
prinsip dasar gerakan internasional PM/BSM serta Hukum Perikemanusiaan

·         Mendistribusikan media KIE Diseminasi Kepalangmerahan ke


masyarakat

·         Melaksanakan kegiatan diseminasi.

·         Memberi pembekalan materi diseminasi yang diperbaharui


kepada (guru) Pembina PMR
·         Memadukan materi diseminasi dalam kegiatan-kegiatan PMR di
sekolah

·         Menindaklanjuti kerjasama PMI dengan berbagai pihak di


tingkat nasional.
·         Melaksanakan peringatan hari-hari besar/acara terkait
kepalangmerahan.
PROGRAM KERJA PMI KABUPATEN ………….. TAHUN 2018

Tujuan Strategis ….. :

Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran

Tujuan Strategis :

Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran


Tujuan Strategis …. :

Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran

Tujuan Strategis …. :

Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran


8

Kegiatan-Kegiatan Lain Markas PMI Kabupaten ……

Sub Total -

TOTAL DANA MARKAS PMI

………..., 30 Desember 2017

Pengurus
PALANG MERAH INDONESIA
Kabupaten ……………….
Ketua

………………………………………………..
###
Q1 Q2 Q3 Q4 Akhir Tahun

Indikator Rencana Kerja


T A % T A % T A % T A % T A

Tujuan Strategis 1
Mewujudkan PMI yang berfungsi baik di semua tingkatan, serta sinergis dalam pelaksanaan kegiatan, peraturan organisasi, sistem, dan prosedur yang ditetapkan.
1.2  AD/ART, Peraturan Organisasi (PO) PMI, dan Petunjuk 
Pelaksanaan (Juklak), serta produk hukum yang sudah 
diterbitkan melembaga di semua tingkatan.
3.  PMI Kabupaten A melaksanakan Musyawarah Lima Tahunan 
tepat waktu.  1 1 1 1

4. PMI  Kabupaten A melaksanakan Musyawarah Kerja sesuai 
jadwal yang ditetapkan. 1 1 1 1

8.  Jumlah pegawai PMI Kabupaten/Kota memiliki kontrak kerja 
tertulis. 2 2 100% 2 1 50% 4 3

3.1  Kapasitas personel spesialis pelayanan darurat PMI 
meningkat.
70.  Jumlah anggota tim Satgana di PMI Kabupaten/Kota. 30 20 67% 30 30 100% 60 50
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Akhir Tahun

100%

100%

75%

83%
PROGRAM KERJA PMI KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2017

Tujuan Strategis 1 :
Mewujudkan PMI yang berfungsi baik disemua tingkatan, serta sinergi dalam pelaksanaan, peraturan organisasi, dan prosedur yang ditetapkan
Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran
1.2 AD/ART, Peraturan 4 PMI Kota Desember 1.2.1 AD/ART, Peraturan 6 PMI Kota menerima Des Melaksanakan 10,020,000.0
Organisasi (PO) PMI melaksanakan 2017 Organisasi (PO) PMI sosialisasi AD/ART 2017 Musyawarah Kerja
dan Petunjuk Musyawarah Kerja dan Petunjuk Jan-Des 1 Rapat Pengurus PMI Kota 4,000,000.0
Pelaksanaan (Juklak), sesuai jadwal yang Pelaksanaan (Juklak), 2 Rapat Pengurus PMI Kec. 3,000,000.0
serta produk hukum telah ditetapkan serta produk hukum Mei Peringatan HUT PM/BSM 3,000,000.0
yang sudah diterbitkan tersedia dan Sept Peringatan HUT PMI 4,000,000.0
melembaga di PMI diimplentasikan di April 1 Pemilihan Pengurus 2,000,000.0
Kota PMI Kota Kecamatan
2 Pelantikan Pengurus 9,000,000.0
Kecamatan
8 Jumlah pegawai PMI 40 orang Memutakhirkan -
yang memiliki kontrak SK Kontrak setiap tahun
kerja tertulis
9 PMI Kota memiliki Pebruari Mencatat aset sesuai -
pencatatan aset sesuai 2017 juklak juknis
Juklak / Juknis
10 PMI Kota memiliki Pebruari Update peraturan -
aturan kepagawaian 2017 kepegawaian
11 PMI Kota memiliki Nop Update database -
database yang 2017 Kepegawaian
diperbarui setiap tahun
1.3 Sistem Perencanaan, 13 PMI Kota memiliki Jan-Des 1.3.2 Dokumen Perencanaan 18 PMI kota mengirim Jan - Des 1 Menyusun rencana -
Monitoring, Evaluasi, rencana kerja 2017 dan pelaporan yang laporan semester ke PMI 2017 kerja tahunan
dan Pelaporan (PMER) tahunan sesuai sesuai dengan Panduan Provinsi sesuai Panduan 2 Membuat laporan -
PMI berfungsi baik Panduan Perencanaan Perencanaan dan Perencanaan Semester
di PMI Kota dan Pelaporan Pelaporan tersedia
4

1.3.5 database Kepengurusan 22 PMI Kota Memiliki Data Pebruari Menyusun dan -
dan Kemarkasan PMI di base Kepengurusan dan 2017 memutakhirkan
mutakhirkan secara Kemarkasan database kepengurusan
rutin dan kemarkasan
1.4 Mekanisme koodinasi 23 PMI Kota melakukan 1.4.1 Komunikasi dan 24 PMI Kota memiliki SK Jan-Des 1 Rapat Pleno Pengurus 4,400,000.0
komunikasi, dan rapat pleno setiap koordinasi internal dan Kepengurusan dan 2017 2 Rapat rutin Markas 420,000.0
pembinaan berjalan bulan antar tingkatan PMI, Kemarkasan 3 Rapat Rutin Karyawan 2,400,000.0
dengan baik di PMI terlaksana seauai aturan 4 Rapat Pengurus Kec 3,000,000.0
Kota yang ditetapkan
1.4.2 Kegiatan pembinaan 27 PMI Kota menerima Jul-17 1 Pembinaan pengurus 4,400,000.0
berjenjang bidang or- kunjungan pembinaan Kota dalam rangka
ganisasi dan program teknis dari staf PMI pemantapan keyakinan
dilakukan secara rutin setingkat di atasnya beragama
sesuai kebutuhan minimal 1 x setahun ( Halal Bihalal )
2 Bingkisan Lebaran 19,500,000.0
(Pengurus Kota / Kec.
Dewan Kehormatan,
Karyawan
Sub Total 69,140,000.0

Tujuan Strategis 2 :
Meningkatkan kapasitas sumber daya organisasi PMI di semua tingkatan, baik sumber daya manusia maupun sarana dan prasaran yang diperlukan untuk melayani masyarakat
Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran
2.1 Manajemen SDM PMI 28 Jumlah pegawai PMI Jan - Des 1 Gaji karyawan Markas 184,200,000.0
yang mencakup Kota yang digaji dan Poliklinik 90,900,000.0
rekrutmen, pelatihan, sesuai UMK 2 Operasional 13,200,000.0
penugasan, supervisi pelaksana harian
pemberian 29 Persentase relawan ……. % 2.1.1 SDM bidang teknis 31 Jumlah relawan Kota Jan - Des 1 Melakukan pelatihan 17,500,000.0
penghargaan, serta KSR/TSR Kota yang dan manajerial tersedia spesialisasi dasar KSR
penilaian kinerja non aktif selama sesuai kebutuhan dan pelayanan prioritas 2 Pembinaan Relawan PMI 2,400,000.0
meningkat satu tahun terlatih untuk I/II/III Fasl.PMR/KSR/TSR/Sibat
5

30 Persentase relawan ….. % melaksanakan tugas 3 Sosialisasi manajemen 4,500,000.0


KSR/TSR Kota yang pokok dan fungsinya relawan bagi pembina
pernah mengikuti di PMI Kota dan fasilitator PMR
kegiatan setiap
triwulan.
2.1.2 Personel PMI mendapat 38 Jumlah layanan yang Jan - Des Memberi layanan -
fasilitas pelayanan diberikan oleh Poliklinik kesehatan kepada
kesehatan secara baik kepada personel PMI personel PMI Kota
Masyarakat penerima Jumlah menerima Jan - Des 1 Pengadaan obat dan 71,000,000.0
manfaaf layanan manfaat layanan BBA Poliklink PMI
kesehatan Poliklinik PMI 2 Penilaian Akreditasi 10,000,000.0
Poliklinik PMI Kota
2.1.3 Panduan manajemen 41 PMIKota memutakhirkan Maret Memutakhirkan data -
PMR dan skarelawan database sukarelawan base sukarelawan
(KSR dan TSR ) setiap triwulan Juli Mengirimkan kontingen 57,525,000.0
temu relawan PMI
Sept Kemah Bakti PMR Mula 20,000,000.0

Des Peringatan Hari 24,805,000.0


relawan PMI
2.3 Ketersediaan sarana 55 PMI Kota memiliki Jan - Des 2.3.1 Sarana prasarana dasar 58 PMI Kota memiliki Jan - Des 1 Biaya Telepon, 3,900,000.0
dan prasarana dasar Posko yang aktif dan operasioanl PMI setidaknya lima jenis 2 Biaya Listrik 6,000,000.0
pendukung berfungsi (markas, Posko, gudang, sarana prasarana dasar 3 Biaya Internet 5,100,000.0
operasional PMI pusdiklat) berfungsi baik operasional markas 4 Biaya PDAM 2,100,000.0
meningkat 5 Konsumsi tamu,staf, dan 1,500,000.0
Pengurus
6 Pengadaan seragam 4,600,000.0
Pegawai Markas PMI
7 BBM Kenadaraan 4,000,000.0
operasioanl markas
8 Biaya service, perawatan 10,000,000.0
dan perbaikan mobil
6

9 ATK , FC 4,800,000.0
10 Perjalanan dinas dalam 30,000,000.0
dan luar provinsi
Pajak kenadaraan 2,000,000.0
59 PMI Kota memiliki jan - Des 11 Perawatan gedung, 20,000,000.0
tempat penyimpanan
barang bantuan
2.3.2 Aset atau sarana 61 PMI Kota mengirim Nop 1 Menyusun dan -
dan prasarana daftar inventaris aset 2017 mengirim daftar
dasar PMI dikelola ke PMI Pusat setiap inventaris aset
sesuai dengan tahun
panduan yang
ditetapkan

Sub Total 590,030,000.0

Tujuan Strategis 3 :
Meningkatkan kualitas operasi penanganan bencana dan krisis kesehatan di seluruh wilayah Indonesia, baik dari segi kecepatan, cakupan, dan efektivitas pelayanan

Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran


3.1 Kapasitas personel 69 Jumlah kegiatan 1 kali 3.1.1 Tim Satgana yang 70 Jumlah Tim Satgana di Jan-Des 1 Penugasan relawan saat 5,000,000.0
spesialis pelayanan simulasi tanggap spessialis pelayanan PMI Kota 2017 terjadi bencana
darurat PMI darurat di PMI Kota darurat tersedia dan 2 Bantuan korban bencana 5,000,000.0
meningkat yang sesuai SOP siap dimobilisasi di
PMI Kota termasuk
ditingkat regional dan
nasional sesuai SOP
3.2 Ketersediaan 73 Jumlah penerima Aktual 3.2.1 Peralatan standart 76 PMI Kota memiliki Jan - Maret 1 Mengadakan almari 1,000,000.0
perangkat pelayanan manfaat yang pelayanan darurat setidaknya dua jenis 2017 untuk alat komunikasi
darurat yang sesuai dijangkau oleh termasuk peralatan peralatan komunikasi 2 Pengadaan Filebed 5,000,000.0
dengan standart pelayanan darurat komunikasi untuk untuk keadaan darurat
7

akuntabilitas PMI Kota koordinasi, serta format 3 Perbaikan reapiter 2,750,000.0


meningkat pencatatan & pelaporan 4 Pengadaan 5 Bh HT 3,500,000.0
tersedia serta siap 5 Pengadaan 10 helm 1,500,000.0
digunakan di PMI Kota pengaman petugas

3.3 Sistem manajemen 79 Jumlah kejadian Aktual 3.3.1 Kerangka kerja, panduan 83 Jumlah laporan Aktual 1 Mengirim laporan setiap -
pelayanan darurat darurat yang direspon dan SOP dalam kegiatan yang dikirim kejadian bencana
diimplementasikan PMI Kota dalam kurun menjalankan mekanisme PMI Kota ke PMI
di PMI PMI Kota waktu enam jam pelayanan dan koordi- Provinsi
pertama nasi tanggap darurat
tersedia serta siap
digunakan di PMI Kota
Sub Total 23,750,000.0

Tujuan Strategis 4 :
Meningkatan ketahanan masyarakat untuk mengurangi risiko dan dampak bencana serta penyakit melalui program-progran kesiapsiagaan, kesehatan,
dan sosial, serta pelayanan kesehatan rujukan.
Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran
4.2 Kapasitas PMI 99 Jumlah penerima 4,188 4.2.2 Kegiatan-kegiatan 101 Jumlah kegiatan Jan-Des Bakti Sosial 8,000,000.0
dalam memberikan manfaat langsung orang pelayanan sosial pelayanan sosial yang 2017 dalam SPK / MPS
pelayanan sosial layanan sosial oleh staf / sukarelawan di PMI Kota
untuk masyarakat di PMI Kota yang kompeten di PMI
meningkat Kota 102 Jumlah pegawai/ Jan-Des 1 Pelayanan Pos PP 7,750,000.0
sukarelawan PMI Kota 2017 Hari Raya Idul fitri
yang menerima 2 Pos PP Markas PMI 1,500,000.0
pelatihan di bidang 3 Pelayanan Pos PP 5,500,000.0
pelayanan sosial . Natal 2017/ Tahun Baru
4 Pos PP SEMIPRO 1,500,000.0
5 Pos PP POR Kota 1,000,000.0
6 PosPP Hari Besar Nas. 1,000,000.0

1 Pengadaan CCTV 5,000,000.0


2 Instalasi Poli Gigi 5,000,000.0

Kegiatan-kegiatan lain 3 Buku Agenda Pengurus


kecamatan
300,000.0

Markas PMI : 4 Pembuatan 300 lbr 3,500,000.0


kalender 2018

Sub Total 40,050,000.0

SUB TOTAL DANA MARKAS PMI 722,970,000.0

Tujuan Strategis 5 :
Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas di seluruh Indonesia
Outcome Indikator Target Output Indikator Target Kegiatan Anggaran
5.1 Kapasitas Unit Donor 112 UTD Kota Probolinggo 35 5.1.1 Kebijakan,peraturan, 114 UTD Kota dengan Triwulan 1 1 memutakhirkan struktur
Darah (UTD) yang memenuhi standart panduan terkait Good Struktur Organisasi organisasi sesuai
sesuai standart Good Manifacturing Manufacturing Practice sesuai standart. standart
nasional meningkat Praktice (GMP) (GMP) pelayanan darah Triwulan 2 2 Pelaksanaan ISO (lanjut) 40,000,000.0
tersedia dan Triwulan 2 3 Update SPO terbaru 10,000,000.0
113 UTD Kota memenuhi diimplementasikan Triwulan 2 4 Pembuatan TPS 20,000,000.0
standart nasional di UTD Kota Triwulan 1 5 Pembuangan limbah 12,000,000.0
Triwulan 2 6 Perijinan UTD dan staf -
SUB TOTAL 82,000,000.0
5.1.2 Sistem manajemen 116 UTD Kota melaksanakan 1 Terbentuk standar
UTD, termasuk struktur penilaian kinerja penilaian pegawai UTD
organisasi,kepegawaian pegawai setiap tahun
keuangan, perencanaan 117 Jumlah pegawai UTD 12 kali 1 Penggajian sesuai PNS 480,000,000.0
dan pelaporan, berjalan dengan gaji pokok sesuai dan kemampuan UTD
dengan baik sistem penggajian 12 kali 2 Pembayaran BPJS Staf 15,255,000.0
Pegawai Negeri Sipil 1 kali 3 Gaji-13 26,000,000.0
(PNS) yang berlaku. 1 kali 4 Tunjangan Hari Raya staf 16,150,000.0
9

118 UTD Kota melakukan UTD dan PMI


audit keuangan oleh
eksternal setiap tahun. Triwulan 3 5 Pelaksanaan Audit 5,000,000.0
119 UTD Kota memiliki Eksternal / Internal
rencana rencana kerja
tahunan Triwulan 4 6 Pembentukan Rencana 1,000,000.0
120 UTD Kota memiliki kerja tahunan
laporan tahunan Triwulan 1 7 Pengadaan Kamera foto 5,000,000.0
pelaksanaan kegiatan. untuk dokumentasi
SUB TOTAL 548,405,000.0
5.1.3 Mekanisme komunikasi, 121 UTD Kota menerima 12 kali 1 Rapat staf UTD / Bulan 3,060,000.0
koordinasi dan kunjungan pembinaan 4 kali 2 Rapat Koordinator/bulan 720,000.0
pembinaan berjalan dari UTD Provinsi / 12 kali 3 Management organisasi 96,000,000.0
secara konsiten di Pusat minimal sekali. 2 kali 4 Koordinasi lintas sektor 15,000,000.0
internal UTD, antar 3 kali 5 Rapat Jejaring 12,000,000.0
tingkatan UTD, dan 12 kali 6 Iuran Jejaring Jember 6,000,000.0
dengan pemangku 4 kali 7 Rapat Provinsi 4,000,000.0
kepentingan eksternal 1 kali 8 Kunj. kerja ke UTD lain 20,000,000.0
( Pemda, Dinkes, RS.dll ) 1 kali 9 Kunjungan UTD Pusat / 4,000,000.0
provinsi

SUB TOTAL 160,780,000.0

5.2 Kapasitas Sumber 122 Diklat UTD Kota 5.2.1 Pegawai UTD terlatih 124 Jumlah pegawai UTD 4 kali 1 Pelatihan tentang GMP 16,000,000.0
Daya Manusia (SDM) yang diakreditasi oleh dalam menerapkan GMP Kota yang mengikuti dan implementasi
dan sarana prasarana Kemenkes. dan standart nasional pelatihan GMP
UTD Kota meningkat sesuai dengan tupoksi 125 Jumlah pegawai UTD 6 kali 2 Seminar Ilmiah 18,000,000.0
dan kompetensi yang Kota yang mendapat
diperlukan pelatihan minimal 1 kali 3 Studi banding GMP 30,000,000.0
sekali setahun
5 kali 4 Pelatihan UTDP 45,000,000.0
SUB TOTAL 109,000,000.0

10

123 Jumlah Pegawai UTD 5.2.2 Tenaga Ahli Madya 126 Persentase lulusan 1 kali 1 Penerimaan pegawai 2,000,000.0
Nasional/Prov/ Kab/ teknik Transfusi Darah Program D3 TTD yang baru UTD
Kota yang memenuhi yangkopeten dan terserap diinstitusi
25 Satuan Kredit profesional dihasilkan pelayanan kesehatan.
Personal (SKP) dalam secara memadahi oleh
5 tahun. Program D3 teknologi
Transfusi Darah (TTD).
SUB TOTAL 2,000,000.0
5.2.3 Sarana prasarana 127 UTD Kota memiliki Triwulan 1 1 Pengandaan 2 unit kursi 40,000,000.0
perlengkapan, peralatan peralatan sesuai dengan donor
dan bahan habis pakai kelas pelayanannya Triwulan 1 2 Pengadaan 1 Unit Motor 25,000,000.0
tersedia secara memadai pengantar darah
dan terstandarisasi Triwulan 1 3 Pengadaan 2 unit printer 1,200,000.0
di UTD Kota Triwulan 1 4 Pengadaan TV Penunggu 4,000,000.0
Triwulan 1 5 Pengadaan lemari logistik 15,000,000.0
6 Pengadaan hemoscale -
Triwulan 1 7 Pengadaan mikropipet 9,000,000.0
5uL, 25uL, 50uL
Triwulan 1 8 Pengadaan indikator suhu 5,000,000.0
Triwulan 2 9 Pengadaan penunjang 1,000,000.0
lainya (klem, gunting, dll)
6 kali 10 Sevis alat dan penunjang 15,000,000.0
kegiatan UTD PMI
Triwulan 3 11 Pajak Mobil UTD PMI 900,000.0
12 kali 12 Pembayaran rekening 66,600,000.0
listrik, air, telepon /
internet
Triwulan 1 13 Perbaikan Gedung dan 233,545,000.0
Sarana Penunjang

SUB TOTAL 416,245,000.0

11

128 UTD Kota menggunakan 7.680 test 1 Pengadaan reagen IMLTD 998,400,000.0
kantong darah dan 9.600 bags 2 Pengadaan kantong 480,000,000.0
reagen yang sesuai darah
standart nasional. 6 kali 3 Pengadaan Reagen 270,000,000.0
Cross Match (Liss & Gell)
6 kali 4 Pengadaan Antisera 38,880,000.0
Golongan Darah A,B,D
12 kali 5 Pengadaan Reagent Hb 55,000,000.0
Microcuvette & Cupri S
12 kali 6 Pengadaan BHP yang lain 36,000,000.0
Handscoen, Alkohol70%,
yellowtipe, Handyplas,
plester, Pz,Alsever,
amidis tabung, dll
12 kali 7 Pengadaan konsumsi 12,000,000.0
donor darah
12 kali 8 Belanja Keperluan 42,000,000.0
rumah Tangga UTD PMI
12 kali 9 Belanja Adinistrasi kantor 48,000,000.0
dan laboratorium
SUB TOTAL 981,880,000.0
5.2.4 Sistem Informasi 129 UTD Kota menggunakan Triwulan 1 1 Pemasangan dan 7,040,000.0
Manajemen Unit Donor Sistem Informasi pelatihan SIMMUDA
Darah (SIMMUDA) Manajemen Unit Donor (lanjutan)
berfungsi baik disemua Darah (SIMMUDA) Triwulan 1 2 Pengadaan Printer 6,000,000.0
tingkatan untuk barcode
mendukung pencatatan, 130 UTD Kota mengirim Triwulan 1 3 Pengadaan scanner 3,000,000.0
pelaporan dan penelu laporan kegiatan barcode
suran pelayanan darah. pelayanan ke UTD
Nasional melelui
SIMMUDA
SUB TOTAL 16,040,000.0
12

5.3 Ketersediaan darah 131 Persentase pendonor 5.3.1 Upaya promosi Donor 133 Jumlah darah yang 1000 lbr 1 Pembuatan leaflet 1,500,000.0
yang aman, terjangkau darah sukarela di UTD Darah Sukarela(DDS) dijangkau dalam
dan berkualitas di Kota yang dilakukan secara rutin kegiatan promosi Donor 6 buah 2 Pembuatan banner tiap 900,000.0
UTD Kota menyumbangkan dan meluas. Darah Sukarela (DDS) Forkesi
darahnya 3-4 kali setiap triwulan oleh
dalam setahun UTD Kota. 750 eks 3 Pembuatan Kalender 8,250,000.0
SUB TOTAL 10,650,000.0

132 Jumlah darah 5.3.2 Sentralisasi pengolahan 134 Jumlah UTD Kota yang 0
(kantong) yang dapat darah , uji saing dan uji menjalankan
digunakan untuk silang serasi sentralisasi
pengobatan setiap dilaksanakan untuk
tahun di UTD Kota efektifitas dan efisiensi 135 Jumlah sentralisasi
pelayanan darah yang terbentuk
5.3.3 Darah terdistribusi 136 Persentase permintaan 0
sesuai kebutuhan RS darah yang rasional dan
melalui jejaring sesuai indikasi medis
pelayanan penyediaan di RS terpenuhi di
darah wilayah kerja UTD Kota

SUB TOTAL -
Triwulan 3 1 Pembuatan Piagam 600,000.0
Penghargaan DDS 10x,
25x dan 50x

Kegiatan-kegiatan lain UTD PMI Triwulan 3 2 Pennyerahan Piagam


Penghargaan DDS 10x,
5,000,000.0

: 25x dan 50x


25,000,000.0
Triwulan 3 3 Memfasilitasi kegiatan
Triwulan 4 penyematan pengharga
an DDS 75x dan 100x
Triwulan 4 4 Gathering Koordinator 60,000,000.0
Donor Darah
13

Triwulan 2 5 Hari Donor Darah 20,000,000.0


sukarela
Triwulan 3 6 Hari Sumpah Pemuda 20,000,000.0

SUB TOTAL 130,600,000.0

TOTAL DANA UTD PMI : 3,456,000,000.0

TOTAL ANGGARAN PMI 2017 4,178,970,000.0

Probolinggo, 30 Desember 2016

Pengurus Kota
PALANG MERAH INDONESIA
Probolinggo
Ketua
H. INDI EKO YANUARTO, ST. MM.

14

Anda mungkin juga menyukai