Anda di halaman 1dari 3

PRAKTIKUM VI

STABILITAS OBAT VITAMIN C

A. TUJUAN

Mahasiswa mempelajari kinetika suatu reaksi kimia dan mampu menentukan waktu kadaluarsa
obat.

B. DASAR TEORI

Stabilitas produk sediaan farmasi dapat didefinisikan sebagai rancang bangun formulasi
tertentu, dalam kemasan spesifik, yang ditujukan untuk mempertahankan spesifikasi fisika, kimia,
mikrobiologi, terapetik dan toksikologi. Rancang bangun ini diupayakan mampu menjamin bahwa
kemasan produk akan tetap stabil untuk mengantisipasi batas umur simpan yang diperoleh dari
pengumpulan data sampel produk obat terkemas.

Laju atau kecepatan suatu reaksi diberikan sebagai ± dC/dt, artinya terjadi penambahan
(+) atau pengurangan (-) konsentrasi C dalam selang waktu dt. Pada masa ini, analisis kestabilan
obat yang dipercepat pada temperatur yang tinggi banyak dilakukan oleh banyak perusahaan,
tetapi kriterianya sering merupakan kriteria buatan yang tidak didasarkan pada prinsip-prinsip
dasar kinetik. Perkiraan waktu penyimpanan harus diikuti dengan analisis yang dirancang secara
hati-hati untuk bermacam-macam bahan dalam tiap produk jika hasilnya ingin cukup berarti.

C. PROSEDUR KERJA

Alat dan Bahan

1. Spektrofotometer UV-Vis
2. Alat-alat gelas
3. Waterbath
4. Hotplate
5. Thermometer
6. Mortar dan stamper
7. Serbuk vitamin C
8. Aquadest

Cara Kerja

I. Pembuatan larutan induk Vitamin C (100 mg/mL atau 100.000 ppm)


1. Ambil Vitamin C baku sebanyak 2,50 g
2. Larutkan dalam aquadest sebanyak ±10,0 mL dalam bekker glass 50 mL
3. Pindahkan larutan ke dalam labu takar 25 mL
4. Bilas bekker dan pindahkan ke dalam labu takar 25 mL
5. Tambahkan aquadest hingga batas tanda
II. Pembuatan larutan intermediet (5000 ppm)
1. Hitunglah dengan rumus V1.M1=V2.M2 jika ingin membuat larutan intermediet vitamin
C 5000 ppm sebanyak 50 mL dari larutan kurva induk (I)
2. Pengambilan volume larutan induk……mL
III. Pembuatan blanko: aquadest
IV. Penentuan λmax
1. Ambilah sejumlah volume tertentu dari larutan intermediet untuk membuat larutan
sampel dengan konsentrasi 50 ppm sebanyak 10,0 mL.
V1.M1 = V2. M2
Pengambilan larutan intermediet adalah………………..mL
2. Sejumlah volume larutan intermediet tersebut dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL
dan ditambahkan aquadest hingga batas tanda.
3. Scanning lambda maksimum antara 220 – 300 nm

V. Pembuatan seri baku


1. Hitunglah pengambilan volume larutan intermediet dengan rumus V1.M1=V2.M2
2. Buat seri baku masing-masing sebanyak 10,0 mL dengan pengambilan:
Konsentrasi baku (ppm) Pengambilan volume larutan intermediet (mL)
50
100
200
300
400
500
600
3. Ambil sejumlah volume larutan dari larutan intermediet, lalu pindahkan ke dalam labu
takar 10,0 mL.
4. Tambahkan aquadest hingga batas tanda
5. Baca absorbansinya pada lambda maksimum dan buatlah kurva bakunya.

VI. Pembuatan larutan sampel (kelompok suhu ruang, suhu 40°C, suhu 60°C)
1. Timbang sampel vitamin C seksama 250,0 mg, dimasukkan ke dalam gelas bekker 250,0
mL
Konsentrasi sampel adalah………..ppm
2. Tambahkan aquadest sebanyak 100,0 mL, aduk homogen.
3. Saring sampel menggunakan corong dan kertas saring ke dalam labu takar 500,0 mL
4. Bilas gelas bekker (1) dengan aquadest, masukan bilasan ke dalam (3), tambahkan
aquadest hingga batas tanda
5. Ambil sejumlah 10,0 mL dari larutan sampel dan pindahkan ke dalam tabung reaksi
6. Perlakukan sesuai suhu tertentu dengan waktu: 0, 5, 10, 15, 20, 25, 30 menit
a. Kelompok 1: suhu ruang
b. Kelompok 2: suhu 40°C
c. Kelompok 3: suhu 60°C
7. Setiap selesai waktu perlakuan, pindahkan tabung reaksi ke dalam baskom berisi es
batu
8. Baca absorbansinya pada lambda maksimum
Tugas (Praktikum VI)
 Hitung orde berapakah peruraian obat yang terjadi!
 Hitung t1/2, t90, dan energi aktivasinya!

Anda mungkin juga menyukai