Oleh:
FITRIYA RAHMAWATI
NIM 25819007
PENDAHULUAN
Dari latar belakang permasalahan di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas
mengenai beberapa macam pelanggaran terhadap etika profesi yang telah terjadi di
lapangan dan faktor yang menyebabkan terjadinya kegagalan konstruksi tersebut.
1.5 Metode
Metode yang digunakan pada studi kasus ini yaitu menjelaskan kode etik
konsultan dan pemilik sebagai salah satu unsur dari proyek konstruksi beserta
pelanggaran-pelanggaran terhadap kode etik profesi berdasarkan suatu kasus yang
kemudian dianalisis terhadap kode etik profesi yang berlaku. Langkah awal studi
kasus ini yaitu pemilihan kasus dan kemudian dilanjutkan dengan analisis kasus
terhadap kode etik yang kemudian disimpulkan.
BAB II
[Jalan rusak di Kecamatan Batumarta Kabupaten OKU, Sumatera Selatan yang dijadikan objek foto]
Jumlah ruas jalan rusak di Sumatera Selatan (Sumsel) terus bertambah dengan tingkat
kerusakan yang semakin parah. Dinas PU Bina Marga dan Tata Ruang Provinsi Sumsel
mengungkapkan, di awal tahun 2019, sepanjang 1.513 km jalan provinsi sebanyak 74
persen dalam kondisi mantap. Namun, hasil pantauan langsung dilapangan dalam
sebulan terakhir oleh pemerhati jalan menunjukkan ruas jalan yang rusak semakin
banyak. Hasil kalkulasi Dinas PU mencatat jalan provinsi dalam kondisi mantap hanya
tersisa 64 persen, yang berarti sebanyak 36 persennya atau sekitar 544 km dalam kondisi
rusak.
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel, Dharma Budhy, mengungkapkan, titik
yang mengalami banyak kerusakan sebagian besar berada di daerah OKU Raya seperti di
Ogan Komering Ulu, OKU Timur dan OKU Selatan dan Ogan Komering Ilir. Titik
paling parah itu di ruas jalan Kurungan Nyawa-Gumawang dengan panjang 28 km. Jalan
itu sudah tidak layak lagi untuk dilintasi. Jarak tempuhnya saat ini bisa mencapai 2 jam.
Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Sumsel, Dharma Budhy, mengungkapkan hal ini
diakibatkan minimnya anggaran pemeliharaan dalam tiga tahun terakhir. Kondisi ini
semakin diperparah dengan masalah kendaraan dengan tonase berlebih yang belum
ditangani secara optimal. Apalagi tiga tahun lalu anggaran pemeliharaan jalan tidak
begitu besar karena Negara sedang fokus untuk menghadapi Asian Games. Selain itu,
kendaraan berat juga masih bebas melintas dan penanganannya belum optimal. Karena
owner (Pemerintah) mengabaikan jalan rusak ini menimbulkan kerugian kepada
masyarakat sebagai pengguna.
Alat berat proyek pembangunan empat jalur kereta atau (double-double track) yang
menghubungkan Manggarai dan Jatinegara di Mataraman, Jakarta Pusat, ambruk pada
Minggu pagi tanggal 4 Februari 2018. Berdasarkan informasi dari pihak Kepolisian Sektor
Jatinegara, insiden ambruknya alat berat crane di proyek DDT ini terjadi ketika lima orang
pekerja sedang menaikkan bantal rel dengan menggunakan alat berat jenis crane. Ketika
bantalan rel sudah berada di atas namun dudukannya tidak pas sehingga bantal rel jatuh
menimpa korban yang mengakibatkan keempat korban meninggal dunia.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Arie
Setiadi Moerwanto, mengaku insiden ini bukanlah yang pertama, dan menyebutkan
minimnya pengawasan jadi penyebab kecelakaan dalam proses kontruksi. Untuk mencegah
kecelakaan dalam proyek infrastruktur sebenarnya telah dibentuk Komite Keselamatan
Konstruksi (KKK), dengan salah satu tugasnya adalah pengawasan.
Menyusul ambruknya alat berat crane, konsorsium pelaksana proyek ini langsung terjun ke
lapangan untuk memastikan situasi yang kondusif baik bagi para pekerja dan masyarakat
sekitar. Serta memastikan semua peralatan dalam kondisi stabil sehingga dapat memastikan
keamanan bagi masyrakat sekitar lokasi pasca kejadian aman.
2.2.1 Penyebab Alat Berat Proyek Pembangunan Empat Jalur Kereta Yang
Menghubungkan Manggarai dan Jatinegara Ambruk
Pengamat konstruksi menilai kecelakaan konstruksi yakni ambruknya alat berat crane di
proyek pembangunan empat jalur kereta terjadi di Mataraman, lantaran karena kegagalan
manajemen konstruksi. Dalam aspek manajemen konstruksi, faktor keselamatan
konstruksi melibatkan aspek desain, aspek procurement atau pengadaan alat sebelum
konstruksi, dan aspek proses konstruksi. Dalam insiden ambruknya crane proyek DDT di
Matraman, aspek procurement dan aspek proses konstruksi lah yang terjadi yaitu
kegagalan alat. Seharusnya sebelum menggunakan crane yang merupakan alat berat yang
digunakan sebagai alat pengangkat dalam proyek konstruksi semestinya pihak kontraktor
pelaksana melakukan dulu pengecekan besaran alat, proses, beban yang diangkat crane
tersebut, bukan hanya spesifikasi alatnya tetapi juga waktu pemasangan sehingga tidak
menimbulkan kerugian sampai korban jiwa.
Kepala tiang tol Bogor Outer Ring Road (BORR) di Jalan Tanah Sereal, Bogor (10/7/2019)
Rabu dini hari ambruk. Ambruknya kepala tiang elevated ini diperkirakan menelan kerugian
hingga Rp 1 miliar. Nilai Rp 1 miliar tersebut belum termasuk biaya lain yang harus
ditanggung pihak kontraktor diantaranya dampak sosial dan lalu lintas. Dampak sosial salah
satunya memberi kompensasi kepada rumah makan yang terkena runtuhan konstruksi.
Hendro Atmojo telah memberikan sanksi kepada PT PP, selaku kontraktor proyek elevated
tol Bogor Outer Ring Road (BORR) seksi 3A. Sanksi yang diberikan salah satunya mencopot
pihak yang bertanggung jawab di lapangan yaitu para kerja proyek yang dinilai belum
memiliki pengalaman cukup dibidang konstruksi jalan, jembatan dan terowongan.
infrastruktur elevated tidak menggunakan peralatan yang tidak memenuhi syarat.
2.2.1 Penyebab Tiang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Roboh
Dari hasil investigasi Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKTJ) insiden
ambruknya bekisting pier head di Pier 10 Jalan Soleh Iskandar, Kota Bogor terjadi
disebabkan kelalaian manusia yaitu akibat kesalahan ukuran scaffolding yang terpasang
untuk menyangga cetakan. Kesalahan yang dilakukan pihak kepala proyek dan konsultan
yaitu kurangnya pengawasan dan pengerjaan fisik infrastruktur elevated tidak menggunakan
peralatan yang tidak memenuhi syarat, sehingga menimbulkan kerugian untuk pihak owner
yang membuat penyelesaian konstruksi tertunda.
BAB III
KESIMPULAN
Segala hal yang berhubungan dengan jasa konstruksi tercantum dalam UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi. Jasa Konstruksi memiliki arti layanan jasa konsultasi konstruksi
dan/atau pekerjaan konstruksi. Berdasarkan ketiga kasus konstruksi yang telah dijabarkan,
ditemukan adanya penyimpangan terhadap undang-undang jasa konstruksi. Penyimpangan ini
dapat menimbulkan kerugian bagi pengguna jasa/owner maupun bagi penyedia jasa.
Febriansyah, Dede. 2019. 544 Kilometer Jalan di Sumatera Selatan Rusak Berat
(https://daerah.sindonews.com/read/1383906/190/544-kilometer-jalan-di-sumatera-
selatan-rusak-berat-1551702110). (28 Agustus 2019)
Amindoni, Ayomi. 2018. Kecelakaan konstruksi terulang lagi, pengamat sebut ada
'kegagalan manajemen'. (https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-42936868).
(28 Agustus 2019)
Sudarso, Achmad. 2019. Tiang Tol BORR Roboh, Kontraktor Rugi Rp 1 Miliar
(https://www.liputan6.com/news/read/4014711/tiang-tol-borr-roboh-kontraktor-
rugi-rp-1-miliar). (28 Agustus 2019)