Di bidang peternakan juga terdapat aplikasi genomik. Saat ini banyak dimanfaatkan
hewan-hewan transgenic seperti (1) Rainbow trout dan salmon yang diberi gen hormon
pertumbuhan asing hanya dalam setahun telah mencapai suatu ukuran yang biasanya
membutuhkan waktu pertumbuhan dua atau tiga tahun. (2) Hewan-hewan yang bercahaya.
Ahli biologi molekular telah mengembangkan makhluk hidup yang dapat memancarkan cahaya
seperti makhluk hidup laut ubur-ubur. Para peneliti memasukkan DNA dari makhluk hidup laut
yang bertanggung jawab dalam memancarkan cahaya ke dalam zigot. Contoh : ikan zebra atau
GloFish Alba (ikan yang bersinar), Ruppi (anjing yang bersinar), dan kucing yang
bersinar(3) Domba Dolly yang proses pembuatannya tidak asing bagi Anda (4) domba
transgenik dengan gen manusia. Jadi DNA domba ini disisipi dengan gen manusia yang disebut
factor VIII ( merupakan protein pembeku darah). Berkat penyusupan gen tersebut, domba
menghasilkan susu yang mengandung factor VIII yang dapat dimurnikan untuk menolong
penderita hemophilia (5) Tracey merupakan domba betina yang sehat dan normal, namun DNA-
nya telah disisispi oleh gen manusia. Gen manusia tersebut mengkode produksi protein alfa-1-
antitripsin (ATT) berkhasiat untuk mengobati penyakit paru-paru pada manusia, misalnya
fibrosistik dan empisema (menggelembungnya membran alveoli hingga pecah yang dapat
menyebabkan bronkitis kronis).
Secara umum, struktur protein dapat dibagi ke dalam empat tingkatan struktur, yaitu :
1. Struktur Primer
Struktur primer merupakan struktur utama yang ada pada protein. Struktur primer terbentuk atas
asam amino penyusun protein yang terhubung melalui ikatan amida atau pun peptida. Panjang
dan urutan struktur primer protein merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar
terhadap fungsi protein.
2. Struktur Sekunder
Struktur sekunder merupakan struktur protein tiga dimensi lokal yang terbentuk dari serangkaian
struktur asam animo yang ada pada protein yang kestabilannya diatur oleh ikatan hidrogen yang
ada pada struktur primer protein. Beberapa bentuk struktur sekunder yang ada pada protein yaitu
alpha helix, beta – turn, beta – sheet, dan gamma – turn.
3. Struktur Tersier
Struktur tersier merupakan tingkatan ketiga yang ada pada struktur penyusun protein. Struktur
tersier tersusun atas gabungan berbagai macam molekul yang ada dalam struktur sekunder.
Bentuk struktur tersier yang ada pada protein biasanya berupa gumpalan – gumpalan tertentu.
Beberapa model struktur tersier protein ini biasanya dapat berinteraksi secara fisik tanpa
membentuk ikatan kovalen tertentu dan membentuk oligomer yang stabil atau pun membentuk
struktur kuartener.
.
4. Struktur Kuartener
Struktur kuartener merupakan tingkatan struktur terakhir yang ada pada protein. Beberapa contoh
struktur kuartener yang dapat ditemui dengan mudah di beberapa bahan makanan yaitu insulin
dan juga enzim Rubisco. Struktur kuartener tersusun atas lebih dari satu komponen polipeptida.
Ekspresi gen adalah proses dimana informasi yang terkandung dalam gen menjadi produk
yang bermanfaat, yang tidak lain adalah protein itu sendiri. Gen dapat dinyatakan baik sebagai
RNA atau protein. Namun, tidak setiap produk gen dibutuhkan sepanjang waktu, produk gen
juga tidak dibutuhkan dalam jumlah yang sama. Namun, untuk produk-produk tertentu, sel harus
membuat terus-menerus sehingga sel perlu untuk mengekspresikan setiap gen sepanjang waktu.
Selanjutnya, beberapa produk gen berbahaya bagi sel dan dengan demikian hanya diekspresikan
pada akhir kehidupan sel. Karena alasan ini, sel mengatur ekspresi gennya. Bagaimana sel tahu
apa produk gen yang dibutuhkan, ketika dibutuhkan, dan berapa banyak yang dibutuhkan? Sel-
sel benar-benar memiliki sistem yang sangat rumit dan mekanisme untuk memonitor diri dan
lingkungannya. Sel mengambil sinyal internal dan eksternal, menganalisis sinyal, dan kemudian
memutuskan apakah produk gen yang dibutuhkan. Setelah diputuskan bahwa produk gen yang
dibutuhkan, sel memiliki proses untuk menciptakan produk gen. Langkah pertama dalam
membuat produk gen adalah untuk membuat salinan dari gen. Gen tidak bisa meninggalkan inti,
jadi kita perlu membuat salinan, yang disebut RNA (mRNA). MRNA dapat meninggalkan inti.
Jadi, sel kita membuat mRNA? Langkah pertama adalah faktor transkripsi untuk mengikat DNA
pada titik hulu ke gen sasaran. Titik inisiasi ini adalah urutan DNA yang disebut daerah
promotor.
Transkripsi adalah proses dimana transkrip (mRNA) dari gen dibuat. Faktor transkripsi
dapat merekrut sisa mRNA menciptakan mesin untuk gen sasaran. Jumlah dan jenis faktor lain
bervariasi pada spesies, jenis sel, dan bahkan apa gen targetnya. Salah satu komponen penting
yang selalu ada adalah RNA polimerase. Ini adalah mesin yang benar-benar membaca kode
DNA dan membuat RNA. Faktor transkripsi yang mempromosikan ekspresi gen disebut
aktivator.
Menariknya, faktor transkripsi juga dapat mencegah transkripsi gen. Jadi, setelah dianalisis,
sinyal sel menerima mungkin mengatakan ke sel yang ada cukup atau bahkan terlalu banyak
produk gen yang dihasilkan. Dalam kegiatan ini, sel mengirimkan berbagai jenis faktor
transkripsi pada gen over-diekspresikan. Faktor transkripsi ini masih mengikat promotor, tetapi
mereka memblokir akses ke gen. Dengan demikian, RNA polimerase tidak dapat mengikat gen
dan mRNA tidak dibuat. Faktor transkripsi yang menghalangi transkripsi disebut represor. Sains
dapat menggunakan banyak teknik untuk menganalisis ekspresi gen, yaitu untuk mengetahui
seberapa tinggi atau rendah suatu ekspresi gen. Salah satu metode yang paling sederhana adalah
dengan menghitung jumlah produk protein dari gen tersebut. Ada beberapa masalah dengan
teknik ini. Misalnya, protein dapat diekspor keluar dari sel atau mungkin hadir dalam sel
meskipun gen tersebut tidak aktif diekspresikan (ditranskripsi menjadi mRNA). Masalah lain
adalah bahwa Anda harus melisiskan sel untuk mendapatkan protein. Dengan demikian,
mengamati sel utuh atau organisme tidak mungkin.
12.7 Interaksi Proteomik
Interaksi proteomik dapat dipelajari dengan baik pada kajian interaksi antara obat dan
reseptor dan interaksi antara antigen dan antibody yang akan dipaparkan pada bab ini. Respon
biologis merupakan akibat interaksi molekul obat dengan gugus fungsional molekul reseptor.
Interaksi ini dapat berlangsung karena kekuatan ikatan kimia tertentu. Tipe ikatan kimia yang
terlibat dalam interaksi obat reseptor antara lain adalah ikatan- ikatan kovalen, ion-ion yang
saling memperkuat (reinforce ions), ion (elektrostatik), hidrogen, ion- dipol, dipol- dipol, van der
waal’s, ikatan hidrofob, dan transfer muatan.
Pada umumnya ikatan obat reseptor bersifat reversible sehingga obat segera
meninggalkan reseptor bila kadar obat dalam cairan luar sel menurun. Untuk ini ikatan yang
terlibat dalam interaksi obat-reseptor harus relatif lemah tetapi masih cukup
kuat untuk berkompetisi dengan lain-lain ikatan dengan tempat kehilangan. Pada
interaksi obat dengan reseptor, senyawa dapat menggabungkan beberapa ikatan yang lemah,
seperti ikatan hidrogen, ion, ion-dipol, dipol-dipol, transfer muatan, hidrofob, dan ikatan van der
Wall’s, sehingga secara total menghasilkan ikatan yang cukup kuat dan stabil.
Untuk suatu tujuan tertentu, misal diinginkan efek berlangsung lama dan ireversibel,
seperti pada obat antibakteri dan antikanker, diperlukan ikatan yang
lebihkuat yaitu ikatan kovalen.
Interaksi obat terjadi jika efek suatu obat berubah akibat adanya obat lain, makanan atau
minuman. Interaksi obat dapat menghasilkan efek yang memang dikehendaki atau efek yang
tidak dikehendaki yang lazimnya menyebabkan efek samping obat atau toksisitas karena
meningkatnya kadar obat di dalam plasma, atau sebaliknya menurunnya kadar obat dalam
plasma yang menyebabkan hasil terapi menjadi tidak optimal.
Ikatan kovalen terbentuk bila ada dua atom saling menggunakan sepasang elektron
secara bersama- sama. Ikatan ini merupakan ikatan yang paling kuat dengan rata rata kekuatan
ikatan 100 kkal/mol. Pada suhu normal ikatan bersifat ireversibel dan hanya dapat pecah bila ada
pengaruh katalisator enzim tertentu. Umumnya ikatan ini digunakan untuk tujuan terapi tertentu.
Contoh Obat yang mekanisme kerjanya melibatkan ikatan kovalen diantaranya turunan Nitrogen
Mustar.
Ikatan hidrogen adalah suatu ikatan antara atom H yang mempunyai muatan positif
parsial dengan atom lain yang bersifat elektronegatif dan mempunyai sepasang elektron bebas
dengan oktet lengkap seperti O, N, F. Atom yang bermuatan positif parsial dapat berinteraksi
dengan atom negatif parsial dari molekul atau atom lain yang berbeda ikatan kovalennya dalam
satu molekul.
Adanya perbedaan keelektronegatifan atom c dengan atom yang lain seperti o dan n, akan
membentuk distribusi elektron tidak simetrik atau dipol, yang mampu membentuk ikatan dengan
ion atau dipol lain, baik yang mempunyai daerah kerapatan elektron tinggi maupun yang
rendah. Gugus-gugus yang bmempunyai fungsi dipolar antara lain gugus karbonil, ester, amida,
eter, dan nitril.gugus tersebut sering didapatkan pada senyawa yang berstruktur khas.
Ikatan van der Waals terdapat diantara semua atom , bahkan atom gas mulia, dan
didasarkan atas keterpolaran- pengimbasan asimetri dalam awan electron atom oleh inti atom
tetangganya (yaitu muatan positif). Ini setara dengan pembentukan terimbas oleh suatu dipole.
Namun, meskipun antaraksi sipol- dipole terimbas itu membentuk tarikan setempat sementara
antara kedua atom itu, antaraksi nonkovalen ini berkurang sangat cepat. Setiap ikatan van der
Waals memberikan energy yang sangat rendah bagi suatu sistem, tetapi sebagian besar gaya van
der Waals dapat menumpuk menjadi energy yang sangat besar. Dalam membrane fosfolipid,
pada ekor hidrokarbon bagian lipidnya, gugus-gugus –CH2 saling tarik dengan kekuatan kira-
kira 33 Kj/mol, asalkan mereka bertindihan rapat.