Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KEWIRAUSAHAAN

“Karakteristik: Wirausaha Indonesia dan Wirausaha Global”

Dosen:

Disusun oleh:

Ivana Constantia Kadarisman 175030400111001


Muhammad Fikri Ramadhan 175030400111012
Faisal Rafid Akhdaniyanto 175030400111034

PERPAJAKAN

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Karakteristik
Wirausaha Indonesia dan Wirausaha Global. Kami juga berterima kasih pada Ibu…… selaku
Dosen mata kuliah Kewirausahaan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai perilaku organisasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, 30 Agustus 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu Wirausaha?
2. Bagaimana karakteristik dari seorang wirausaha?

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Wirausaha

Pengertian wirausaha secara umum adalah seseorang yang berani berusaha secara
mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya yang meliputi kepandaian
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk menciptakan
sebuah peluang usaha, pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi, dengan segala resiko yang
akan dihadapinya.
Dalam prosesnya, wirausahawan mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti
sumber daya alam, tenaga kerja, material dan peralatan lainnya, serta melakukan sebuah proses
yang disebut creative destruction (pengerusakan yang kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai
tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi, sehingga inti dari keterampilan
wirausaha adalah kreativitas (the core of entrepreneurial skill is creativity).
Maka dari itulah, wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi yang
fungsinya untuk melakukan inovasi atau kombinasi-kombinasi yang baru untuk sebuah inovasi
hingga melakukan perbaikan produksi lainnya. Juga memiliki dorongan kekuatan dari dalam diri
untuk memperoleh suatu tujuan, serta suka bereksperimen untuk menampilkan kebebasan dirinya
di luar kekuasaan dari orang lain.

2.2 Karakteristik Wirausaha Indonesia


a. Memiliki sifat jujur
Kejujuran adalah hal utama dalam memulai usaha atau menjadi seorang wirausahawan
yang sukses. Karena kejujuran ini sama halnya dengan amanah yang diberikan pada anda
sebagai pemimpin dari karyawan atau konsumen anda. Jujur dalam segala hal yang
terjadi dalam pekerjaan yang anda lakukan dan tidak berbuat licik.
b. Disiplin
Ingatlah bahwa anda tidak memiliki atasan yang akan menegur jika anda telat datang ke
tempat kerja atau saat anda lalai dalam bertugas. Maka kedisiplinan menjadi yang utama
dalam pekerjaan anda di bidang wirausaha ini. disiplin merupakan sifat dasar dalam
menggerakan motivasi dan semangat dalam menjalankan usaha dan pekerjaannya.
c. Kreatif dan Inovatif
Kreatifitas adalah kemampuan seseorang dalam menciptakan sesuatu yang berbeda, jika
anda memiliki kreatifitas yang tinggi maka usaha yang anda jalankan pun akan menarik
minat masyarakat sehingga menimbulkan keuntungan bagi usaha anda. Sedangkan
inovatif adalah sebuah terobosan baru dan seorang wirausaha harus memiliki terobosan-
terobosan baru dan meninggalkan cara-cara lama dalam suatu pekerjaan.
d. Komitmen tinggi
Mulailah dengan berkomitmen pada diri anda sendiri dengan memegang teguh prinsip
yang jelas dan pasti saat anda akan memulai menjalankan usaha.
e. Mandiri dan Realistis
Tidak menggantungkan keputusan pada orang lain tapi memutuskan segala sesuatu yang
terjadi oleh diri sendiri. Sikap mandiri dan realistis ini harus dimiliki oleh
seorang wirausahaagar dapat menjalani setiap usaha yang sedang digelutinya.
f. Memiliki keterampilan
Setiap wirausaha harus mau dan mampu mencari dan menangkap setiap peluang yang
akan menguntungkan usahanya. Ia harus memanfaatkan setiap peluang yang ada, mau
berkomunikasi dengan siapapun, dan menangani setiap usaha dengan terencana serta
mampu bekerja sama dengan berbagai pihak yang akan menguntungkan perusahaan.
2.3 Karakteristik Wirausaha Global
Berikut adalah 10 karakteristik wirausaha menurut Bygrave dan penjelasan lengkapnya:
a. Dream
Wirausaha haruslah menjadi dream atau seorang pemimpi. Seorang pemimpi tentu harus
bisa mewujudkan dan mengimplementasikan mimpinya dalam bentuk usaha yang sukses
b. Decisiveness
Maksudnya adalah wirausaha mampu membuat keputusan dengan cepat dan tidak
menunda-nunda pekerjaan
c. Doers
Doers juga termasuk dalam sifat-sifat wirausaha. Yang dimaksud doers berarti seorang
wirausaha haruslah cepat bertindak untuk mengimplementasikan keputusannya dalam
bentuk nyata.
d. Determination
Determination atau determinasi menjadi karakteristik kewirausahaan selanjutnya.
Seorang pengusaha harus memiliki determinasi untuk terus berjuang dan tidak mudah
menyerah.
e. Dedication
Berikutnya adalah dedication atau dedikasi. Wirausaha harus memiliki dedikasi dan
komitmen yang sangat tinggi terhadap usahanya dengan sepenuh jiwa.
f. Devotion
Devotion atau kesetiaan terhadap bisnis juga menjadi ciri wirausaha yang harus dimiliki.
Tiap pengusaha haruslah mencintai bisnisnya dengan sepenuh hati.
g. Details
Wirausaha adalah orang yang teliti dan memperhatikan setiap detail kecil. Memiliki
perhatian ke detail yang sangat tinggi juga menjadi salah satu karakteristik wirausaha
menurut Bygrave.
h. Destiny
Destiny atau takdir juga jadi sifat wirausaha. Bagaimana bisa? Yang dimaksud disini
adalah wirausaha harus merasa bahwa ia dapat menentukan nasibnya sendiri dengan terus
berusaha.
i. Dollars
Tiap wirausaha tentu ingin mendapatkan uang. Akan tetapi dalam sebuah usaha,
prinsipnya uang bukanlah menjadi motivasi utama, tetapi keberhasilan usahalah yang
menjadi ukuran kesuksesan.
j. Distribute
Artinya wirausaha haruslah membagi kepemilikan usahanya kepada karyawan-karyawan
yang memiliki peran besar.

2.4 Perbedaan Karakteristik Budaya Wirausaha Indonesia dan Amerika Serikat


Terdapat enam perbedaan karakteristik budaya kewirausahaan, yaitu
1. Power Distance
Masyarakat Indonesia cenderung memiliki power distance yang tinggi yakni
sebesar 78, sedangkan masyarakat Amerika Serikat cenderung memiliki power
distance yang rendah yakni sebesar 40. Hal tersebut menunjukkan bahwa di
Indonesia terdapat ketidaksamaan kuasa (power) antara pemimpin dan pengikutnya.
Kepatuhan pengikut seringkali menjadi hal yang diutamakan oleh pemimpin.
Akibatnya, kesenjangan antara si kaya dan si miskin dianggap sebagai hal yang
natural.
2. Individualism
Tingkat individualisme di Indonesia sangat rendah yakni sebesar 14 poin,
khususnya jika dibandingkan dengan Amerika Serikat yang mencapai angka 91 poin.
Hal ini menjadi peluang bagi berkembangnya social entrepreneurship di Indonesia,
terutama melalui lembaga semacam koperasi atau selfhelp group(komunitas swadaya
masyarakat) yang mengutamakan semangat kebersamaan antar-anggota, yaitu
patungan modal bersama, bekerja bersama, dan sejahtera bersama.
3. Masculinity
Dalam hal masculinity, masyarakat Indonesia lebih rendah daripada Amerika
Serikat. Aspek budaya ini mengacu pada tingkat kompetisi, orientasi terhadap
prestasi, dan keberhasilan, yang ditentukan oleh kesuksesan menjadi pemenang atau
yang terbaik di lapangan.
Sistem nilai seperti ini dimulai di sekolah dan berlanjut hingga seseorang
masuk ke sebuah organisasi. Hal ini secara langsung menunjukkan masyarakat
Indonesia tidak terlalu suka berkompetisi dan cenderung peduli pada kondisi orang
lain.
4. Uncertainty Avoidance
Budaya ini merefleksikan masyarakat Indonesia yang secara umum tidak
menyukai risiko dan cenderung menghindari masalah atau konflik.
5. Long Term Oritentation
Skor tinggi di Indonesia (yaitu 62) menunjukkan Indonesia memiliki budaya
pragmatis berupa pendambaan kondisi kehidupan yang terjamin dalam jangka
panjang, misalnya menjadi pegawai negeri sipil.
6. Indulgence
Skor 38 dalam dimensi ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki budaya
menahan diri. Masyarakat dengan skor rendah dalam dimensi ini memiliki
kecenderungan untuk bersifat sinis dan pesimistis. Berbeda dengan masyarakat yang
senang memanjakan dirinya, masyarakat Indonesia kurang memberi penekanan pada
pemanfaatan waktu luang untuk memanjakan dirinya, dan cenderung mengontrol
pemuasan keinginannya.

2.5 5 Wirausaha Indonesia


1. Nadiem Makarim
Sebelum sukses mendirikan GoJek, lelaki kelahiran tanggal 4 Juli 1984 ini,
sempat bekerja terlebih dahulu di sebuah perusahaan konsultan Mckinsey & Company,
Managing Editor di Zalora Indonesia, terakhir sebagai Chief Innovation officer di
Kartuku. Merasa ingin lebih sukses, pada tahun 2015, Nadiem kemudian mendirikan PT
GoJek Indonesia yang merupakan penyedia jasa transportasi ojek berbasis online.
Pendirian usaha ini awalnya karena Nadiem melihat permasalahan utama para
penyedia jasa ojek di Indonesia yang kurang produktif karena kesulitan mendapatkan
penumpang. Meski sempat dianggap remeh karena ide usahanya tidak masuk akal dan
mendapat cibiran banyak pihak, tapi Nadiem tetap gigih mempertahankannya sehingga
dirinya bisa meraih kesuksesan sekarang.
2. Ferry Unardi
Pria kelahiran 16 Januari 1988 yang telah berhasil mendirikan Traveloka, situs
mesin pencari tiket pesawat, kereta, dan hotel untuk bepergian.
Ketika berada di bangku kuliah, tercetus ide untuk membangun perusahaan
rintisan (startup) yang memfokuskan pada pencarian tiket pesawat. Berhubung ide
startup yang Ferry miliki sangat unik, tak heran kalau ada banyak sekali investor yang
tertarik menanamkan sahamnya. Sejak didirikan pada tahun 2012, Traveloka tetap
menjadi situs pencari tiket pesawat terfavorit.
3. Reza Nurhilman
Pria yang lahir pada tanggal 29 September 1987 ini, memulai bisnis keripik
pedasnya pada tahun 2010, yakni saat usianya masih 23 tahun.
Awalnya, ia hanya memasarkan keripik lokal Bandung di sosial media Twitter.
Tapi secara perlahan, ia kemudian merapkan sistem keagenan agar produknya bisa lebih
menjangkau masyarakat luas. Meski bisnisnya sudah lama berdiri, tapi nama Maicih
masih menjadi keripik pedas kesukaan masyarakat banyak.
4. Chairil Tanjung
Chairil Tanjung atau akrab juga dipanggil CT adalah seorang
pengusaha sukses di Indonesia. Kerja kerasnya membuahkan hasil bahkan
sampai menguasai pasar Indonesia. Awalnya, ia memulai usaha dengan jualan
buku kuliah, kaos, buka foto copy dan bersama rekannya membangun sebuah
perusahaan. Karena kurang puas, ia mencoba membangun usaha sendiri. Saat
ini, ia memiliki Para Group dengan beberapa anak perusahaan seperti Para
Global Investindo (sektor keuangan), Para Inti Investindo (sektor media dan
investasi) dan Para Inti Propetindo (sektor properti). Ia juga pemilik Trans
TV, Trans 7 serta Trans Studio.
5. Gibran Rakabuming
Saat ini nama Gibran Rakabuming mungkin sudah dikenal oleh hampir seluruh
masyarakat Indonesia, di luar fakta bahwa ayahnya, Joko Widodo, adalah seorang
presiden negara republik Indonesia. Gibran adalah pemilik sebuah bisnis di
bidang catering dan wedding organizer dengan nama Chili Pari. Sebelum menjabat
menjadi Walikota Solo, kemudian Gubernur DKI jakarta, dan akhirnya Presiden RI,
ayahnya, Joko Widodo merupakan pengusaha mebel. Namun, Gibran memilih untuk
merintis usaha sendiri tanpa campur tangan ayahnya. Ia memulai usahanya dengan
mengajukan pinjaman ke bank untuk modal.
Meski sempat ditolak beberapa kali, akhirnya ia mendapatkan persetujuan dari
salah satu bank dan dengan modal pinjaman tersebut ia pun memulai Chili Pari dengan
melayani pesanan partai kecil. Berkat kemampuan dan keuletannya sendiri, sekarang
Chili Pari sudah banyak menangani order besar dengan jumlah tamu hingga ribuan orang
dan usaha Gibran pun semakin berkembang.

2.6 Studi Kasus Google Company

Model bisnis Google menjelaskan alasan tentang bagaimana Google


menciptakan (creates), menyampaikan (delivers), dan menangkap (captures)
nilai. Jika inovasi teknologi, desain, dan layanan yang solid mendukung
strategi yang menangkap nilai yang “menjuntai” secara signifikan, maka
kemenangan bisa menjadi pencapaian yang luar biasa. Strategi Google telah
diupayakan untuk memperluas akses terhadap data pengguna untuk
mendukung target platform iklannya. Konsolidasi Google berhasil dengan
adanya penekanan pada fungsi yang premium. Google menawarkan
layanannya tanpa biaya kepada para pengguna Internet, sekaligus menangkap
nilai yang menjuntai dengan cara yang sama untuk mendapatkan penghasilan
dari data pengguna.

Sebagai contoh, layanan Gmail, platform Google Docs dan sistem


operasi Chrome. Sebelumnya banyak konsumen membayar biaya bulanan
kepada para provider seperti AOL untuk penggunaan email dan layanan
online lainnya. Ketika menyinggung ke masalah aktivitas perkantoran, tentu
saja, sebelum datang ke era sekarang ini, Microsoft telah membangun salah
satu bisnis paling sukses dalam sejarah. Tidak ada bagian kecil dari pengisian
pengguna sepeser pun cukup untuk bersaing dengan versi perangkat lunak
Office Suite dan Sistem Operasi Windows.

Google terbilang terlambat memasuki permainan menangkap nilai


yang menjuntai dengan menawarkan email gratis, tapi tentu saja, langkah
yang diambil Google masih dapat mendominasi permainan saat ini. Dalam hal
dokumen, apa pun yang dikatakan orang tentang batasan fungsional atau
keuntungan kolaboratif dari Google Docs, faktanya adalah bahwa untuk para
pengguna Internet, mereka disediakan secara gratis. Semakin banyak
pengguna yang dengan senang hati membiarkan pihak lain yang menanggung
biaya untuk mereka, asalkan semua mereka bersedia memberikan akses untuk
informasi.

Dalam kasus menangkap nilai yang menjuntai yang paling kuat dari
Google adalah menciptakan sebagian besar pendapatan dari AdWords. Ini adalah
jantung dari model bisnis perusahaan, yang memungkinkan penyiar iklan untuk
menjangkau para pengguna Internet. Para pengguna Internet menunjukkan,
melalui kata-kata yang digunakan penyiar iklan di seluruh platform Google,
bahwa mereka cenderung menginginkan apa yang dijual oleh penyiar iklan. Inilah
sebabnya ketika seorang pengguna Internet memberikan pilihan fungsional pada
saat registrasi ke browser Chrome, dan ke platform Google yang lain seperti
Android. Para pengguna mengintegrasikan semua kegiatan digitalnya dengan
memberikan Google gambaran yang lebih lengkap atas preferensi pengguna. Hal
ini pada gilirannya memungkinkan Google untuk lebih membedakan proposisi
nilai dari penargetan iklan.

Google hampir tidak selalu menjadi pionir atau yang pertama untuk
mencoba menangkap nilai yang menjuntai sekali perintah, seperti halnya
GoTo, AOL dan Microsoft. Namun, mengapa model bisnis Google menjadi
begitu kuat sampai di era sekarang ini?

Yang pasti bahwa inovasi teknologi Google yang kuat karena sistem
PageRank, yang mendominasi permainan para pengembang mesin telusur.
Google membuat hasil penelusuran yang jauh lebih relevan, mengalahkan
pendahulunya, GoTo. Termasuk sesudahnya, seperti mesin telusur Yahoo dan
Bing. Namun, jika orang berpikir bahwa inovator Google sengaja membangun
perangkap tikus yang lebih baik dari pendahulunya, maka perlu diingat bahwa
nilai tambah tidak sama dengan nilai yang dibawa keluar. Menghasilkan
keuntungan yang signifikan adalah tentang mengendalikan titik dalam rantai
nilai, di mana di dalamnya adalah semua pengguna Internet yang tertarik
dengan hal-hal yang inovatif. Terlepas dari teknologi penelusuran yang lebih
baik, ini tentang memastikan orang-orang yang menjual produk dan jasa
mereka kepada para pengguna Internet atau membeli produk dan jasa dari
para pengguna internet, mereka sama-sama lebih dari sekadar membutuhkan
satu sama lain.

Dalam hal email, mitra kerja konten dan pengiklanan seperti Hotmail
menangkap nilai yang menjuntai untuk sementara waktu dengan menawarkan
akun gratis, Hotmail menarik basis investasi dan merupakan pionir dalam era
mereka (Hotmail kemudian dibeli oleh Microsoft pada tahun 1997). Sementara
itu, kelompok programmer menciptakan dan mengembangkan sistem operasi
gratis serta perangkat lunak dokumen dasar di era tahun 1990-an. Namun para
penyedia alternatif tersebut gagal menjadikan tawaran solusi mereka menjadi
uang, seefektif yang dilakukan Google. Model bisnis dan model penghasilan
mereka tidak bisa bersaing dengan kapasitas yang dilakukan Google dalam
menangkap nilai laten dalam layanan email serta layanan dokumen terhadap para
pengguna. Kesuksesan Google karena menawarkan akses penargetan iklan ke
semua pengguna Internet.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai