Anda di halaman 1dari 9

7

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia dan dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh suatu
pengetahuan baru. Gagne (dalam Agus Suprijono, 2009: 2) menyatakan
bahwa, “belajar adalah disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang
melalui aktivitas”. Sejalan dengan Morgan (dalam Agus Suprijono, 2009:
3) menyatakan bahwa, “belajar adalah perubahan perilaku yang yang
bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman”.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar


adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan tiap individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap yang positif sebagai
pengalaman dengan mengalami dan menelusuri maupun memperolehnya
sendiri.

2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Hamalik (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012: 3)
menyatakan bahwa, Ciri-ciri belajar, yaitu: (1) proses belajar harus
mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui, (2) melalui bermacam-
macam pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan
tertentu, (3) bermakna bagi kehidupan tertentu, (4) bersumber dari
kebutuhan dan tujuan untuk mendorong motivasi secara keseimbangan.
Dari pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa ciri-ciri belajar
adalah adanya proses mengalami dan berbuat langsung, adanya
pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan yang
akan dicapai dan adanya hasil belajar yaitu perubahan sikap,
keterampilan dan pengetahuan.
3. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Abdurrahman (dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:
14) menyatakan bahwa, “hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar”. Sedangkan menurut Asep Jihad
dan Abdul Haris (2012:14) menyatakan bahwa, “hasil belajar pencapaian
bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu
tertentu”.
Aspek perilaku keseluruhan dari tujuan pembelajaran menurut
Bloom, dkk (dalam Aunurrahman 2012: 49-53) yang dapat menunjukan
hasil belajar yaitu:
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni:
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima
aspek, yakni:
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan atau kemampuan bertindak yang terdiri dari
enam aspek, yaitu:
Dari pendapat para ahli di atas, maka disimpulkan hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar,
baik berupa ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang digunakan
sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana siswa mencapai tingkat
keberhasilan pembelajaran.
Hasil belajar pada penelitian ini adalah berupa ranah kognitif
siswa dan ranah afektif siswa, merupakan wujud dari penerapan tingkat
penguasaan materi yang dicapai oleh siswa dari pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Materi Nilai Yang Terkandung dalam Pancasila
Sekolah Dasar Negeri 06 Pelimpaan Kecamatan Jawai Kabupaten Sambas
melalui evaluasi hasil belajar siswa berupa tes tertulis yang berbentuk
essay yang diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

8
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern
dan esktern pada diri siswa. Faktor intern adalah faktor yang berasal dari
diri siswa itu sendiri, ada tiga faktor intern yang mempengaruhi hasil
belajar, diantarannya faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor
kelelahan. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,
tetapi memberi pengaruh yang besar dalam hasil belajar siswa, ada tiga
faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar, diantaranya faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Faktor keluarga
merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang berasal dari
keluarga, misalnya cara orang tua mendidik, hubungan anggota keluarga
dan pengertian orang tua. Faktor Sekolah merupakan faktor yang
mempunyai pengaruh sangat besar dalam hasil belajar, jika sekolah
membawa suatu perubahan ke arah lebih baik, maka hasil belajar siswa
juga akan lebih baik, misalnya metode mengajar dan media pembelajaran
yang bervariasi dan tidak membosankan siswa.
B. Hakikat Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar
1. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik agar pada masa datang dapat menjadi
patriot pembela bangsa dan negara. BSNP, (2006: 270) menyatakan
“komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat
kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, perlu
ditingkatkan secara terus menerus untuk memberikan pemahaman yang
mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Sependapat dengan Permendiknas no. 22 tahun 2006 (dalam Udin


S Winataputra, 2008: 1.15) mengemukakan bahwa, Mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

9
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi Warga
Negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter yang diamanatkan
oleh pancasila dalam Undang-Undang Dasar 1945.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan jika Pendidikan


Kewarganegaraan merupakan disiplin ilmu yang memberikan pemahaman
kepada peserta didik agar dapat membentuk dirinya sebagai warga negara
yang memiliki nilai luhur dan moral yang berlandaskan pancasila dan
UUD 1945.
2. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah
Dasar
Berdasarkan landasan Konsep Pendidikan Kewarganegaraan
fungsi, peran serta tujuan Pendidikan Kewarganegaraan secara umum
menurut Udin S Winataputra ( 2008: 3.11) adalah:

1. Pendidikan nilai dan moral Pancasila serta UUD 1945


2. Pendidikan Politik
3. Pendidikan Kewarganegaraan
4. Pendidikan Hukum dan Kemasyarakatan
Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang bertujuan untuk memfokuskan pada pembentukan warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan
Pancasila dan UUD 1945.
3. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di
Sekolah Dasar
Ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada
standar isi satuan pendidikan SD/MI (dalam BSNP, 2006: 271) meliputi:
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun
dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai
bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara

10
Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan
negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam
kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang
berlaku di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim
hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan
internasional.
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak
dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional
dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan
perlindungan HAM.
C. Pengertian Media Pembelajaran
Dalam pembelajaran modern kita harus berusaha agar anak-anak itu lebih
mengerti dalam mengikuti pelajaran dengan gembira, sehingga minatnya
terhadap belajar akan lebih besar. Anak-anak akan lebih besar minatnya bila
pelajaran itu disajikan dengan baik dan menarik. Dengan dipergunakannya alat
peraga, maka anak-anak diharapkan akan termotivasi dalam belajar.
Di samping itu tidak sedikit anak-anak yang pemahamannya kurang. Ini
dapat disadari, sebab selain daripada bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh
anak-anak, secara gradual kemampuan belajar melalui telinga, mata dan gerak
itu berbeda-beda. Dengan alat peraga, akan sangat membantu anak-anak yang
pemahamannya kurang (tanpa benda real) dan belajar melalui telinganya
kurang. Mereka yang demikian itu akan lebih berhasil belajarnya bila melalui
gambar dan benda-benda real (media pembelajaran).
Sangat penting dengan adanya hubungan antara pengajaran itu sendiri
dengan benda-benda yang ada di sekelilingnya atau hubungan antara ilmu-ilmu
(topik-topik) yang telah dipelajarinya dengan masyarakat. Anak-anak dalam
kegiatan belajarnya perlu dibawa ke alam sekitarnya, mengadakan
penyelidikan, mengumpulkan, mencatat, dan mengolah data yang didapat.

11
Banyak pendapat yang mengemukakan arti media pembelajaran,
diantaranya yaitu :
1.Media Pembelajaran adalah media pengajaran yang mengandung atau
membawakan konsep-konsep yang dipelajari. (Pujiati, 2004:3)
2.Alat peraga merupakan benda real, gambar atau diagram (Antonius C
Prihandoko, 2008)

Dengan media pembelajaran tersebut, siswa dapat melihat langsung


bagaimana keteraturan serta pola yang terdapat dalam benda yang
diperhatikannya. Maka dari beberapa pendapat di atas bahasa dalam
penyampaian pengajaran melalui media pembelajaran, siswa mendapat
kesempatan untuk melihat secara langsung yang terdapat pada benda atau
objek yang dipelajari.

D. Fungsi dan Media Pembelajaran


Secara umum, menurut Pujiati (2004) ada beberapa fungsi media
pembelajaran dalam proses pembelajaran, yaitu diantaranya :

1. sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep matematika


2. sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep
3. sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep matematika
dengan dunia di sekitar kita serta aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.
Supaya anak-anak lebih besar minatnya. Supaya anak-anak dibantu
pemahamannya sehingga lebih mengerti dan lebih besar daya ingatnya. Supaya
anak-anak dapat melihat hubungan antara ilmu yang dipelajarinya dengan alam
sekitar dan masyarakat. Dan dengan media pembelajaran dapat menumbuhkan
kegairahan belajar. Dapat meningkatkan aktivitas dan kreatifitas. Efisiensi
waktu dan efisiensi motivasi dalam proses belajar mengajar. Penggunaan
media pembelajaran dalam proses pembelajaran bukan merupakan fungsi
tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri, sebagai alat bantu untuk
mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. Penggunaan media
pembelajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi

12
mengajar. Ini berarti media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang
harus dikembangkan guru. (Ruseffendi,1997:104)

Sedangkan beberapa manfaat dari media pembelajaran dalam proses


pembelajaran, yaitu : Dapat meningkatkan minat anak, membantu tilik ruang,
supaya dapat melihat antara ilmu yang dipelajari dengan lingkungan alam
sekitar, anak akan lebih berhasil belajarnya bila banyak melibatkan alat
inderanya, sangat menarik minat siswa dalam belajar, mendorong siswa untuk
belajar bertanya dan berdiskusi, menghemat waktu belajar. (Ruseffendi,
1994:240; Gunawan dkk, 1996:37)

Dengan demikian penggunaan media pembelajaran dalam proses


pembelajaran akan lebih kondusif, efektif dan efisien. Siswa akan termotivasi
untuk belajar, karena mereka tertarik dan mengerti atas pelajaran yang
diterimanya.

E. Pemilihan dan prinsip-prinsip Penggunaan Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, seorang pendidik dalam menyampaikan


materi pelajaran hendaknya dapat memilih media pembelajaran yang tepat
sesuai dengan konsep pembelajaran yang akan disampaikan. Gunawan
(1992:37) mengemukakan hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih alat
peraga, yaitu :

1. media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan


pengalaman siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
2. media pembelajaran yang dipilih harus tepat, memadai dan mudah
digunakan.
3. dalam memilih media pembelajaran harus direncanakan dan diteliti dan
diperiksa lebih dahulu
4. penggunaan media pembelajaran disertai dengan kelanjutan diskusi dan
analisis
5. sesuai dengan status kemampuan biaya

13
Berdasarkan pendapat tersebut, maka hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan media pembelajaran, tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, tingkat kematangan atau kemampuan siswa, metode, waktu serta
situasi.

F. Media Gambar

1. Pengertian Media gambar

Diantara banyak media pendidikan, gambar merupakan media yang


sangat mudah kita temukan. Katakata dan gambar merupakan perpaduan
yang sangat baik dalam proses pengiriman pesan, informasi atau materi
pelajaran. Hasil dari belajar dengan hanya melalui kata-kata seharusnya
berbeda dengan hasil belajar melalui perpaduan kata-kata dan gambar.
Banyak definisi yang menjelaskan tentang media gambar, berikut
beberapa pengertian media gambar menurut beberapa ahli:

a. Menurut Sadiman, dkk. Bentuk umum dari media gambar terangkum


dalam pengertian media grafis. Media grafis adalah suatu media
berbasis visual yang terdiri dari simbol-simbol, gambar, titik, garis
untuk menggambarkan dan merangkum suatu ide dan peristiwa. Media
gambar adalah suatu perantara yang paling umum dipakai. Dia
merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dapat
dinikmati dimana-mana.
b. Menurut Cecep Kusnandi, dkk. Media gambar adalah media yang
berfungsi untuk menyampaikan pesan melalui gambar yang
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang disampaikan dituangkan
melalui simbol-simbol komunikasi visual. Media gambar mempunyai
tujuan untuk menarik perhatian, memperjelas materi, mengilustrasikan
fakta dan informasi.
c. Richard E Mayer menyatakan bahwa media gambar adalah setiap
bentuk grafis statis maupun dinamis antara lain: foto, grafis, denah,
ilustrasi (yang terdiri dari dua atau lebih gambar), dan juga animasi

14
atau kartun. Tindakan membangun hubungan antara mental verbal dan
mental pictorial adalah satu langkah penting dalam pemahaman
konseptual. Materi yang disampaikan dengan multimedia yang
terkonstruksi dengan baik harusnya dapat menjadi lebih baik dalam
menerima pesan daripada hanya dengan kata-kata.
2. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

a. Sifatnya konkret, gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok


masalah disbanding dengan media verbal semata

b. Dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, karna tidak semua benda,
obyek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu
peserta didik dibawa ke obyek atau peristiwa tersebut.

c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau


penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar atau foto.

d.Gambar atau foto dapat memperjelas suatu masalah dalam bidang apa
saja dan untuk usia berapa saja.

e. Murah dan tidak memerlukan peralatan khusus untuk menyampaikannya.

f. Gambar atau foto hanya menekankan persepsi indera mata.

G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai
berikut : jika digunakan media gambar dalam proses pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan Pada Materi Nilai Yang terkandung dalam Pancasila Kelas
V A SDN 6 Pelimpaan, Kecamatan Jawai, Kabupaten Sambas Tahun Pelajaran
2019/2020 akan meningkat.

15

Anda mungkin juga menyukai