Anda di halaman 1dari 4

Nama : Setrie Frimayri

NIM : 8186176005

Operator

Operator harus digunakan di dalam mekanika kuantum untuk menggambarkan nilai


pengukuran yang mungkin tidak pasti. Operator adalah suatu instruksi matematis yang bila
dikenakan atau dioperasikan pada suatu fungsi maka akan mengubah fungsi tersebut
menjadi fungsi lain. Untuk operator Oˆ dapat ditulis sebagai

𝑂̂(𝑟⃗, 𝑡) = ′ (𝑟⃗, 𝑡)

(Tanda aksen ‘ bukan berarti diferensial atau turunan, tapi hanya untuk membedakan dengan
fungsi asalnya).
Operator yang kita maksudkan disini adalah operator 𝐴̂ yang bekerja pada fungsi gelombang
yang dituliskan langsung di belakangnya, menghasilakn suatu fungsi lainnya yaitu 𝐴̂ ′ = .
Fungsi-fungsi gelombang itu sendiri bergantung pada sistemnya. Untuk partikel yang
bergerak sepanjang garis lurus , ′ = ′ (𝑥), dan untuk yang bergerak dalam ruang hampa
 =  (𝑟⃗), yang selanjutnya masih dapat dapat dituliskan dalam koordinat kartesian bola
atau laiinya. Yang kita tinjau sekarang adalah keadaan system pada suatu saat tertentu, sebab
itu ketergantungan terhadap t kita abaikan dulu. Lagi pula pada umumnya fungsi ini

berbentuk paket gelombang yakni   2 dx

Sebelum mulai, marilah kita mengenal beberapa notasi integral yang akan dipergunakan.
Definit integral seluruh ruang atas operator sembarang yang terletak di antara dua buah
fungsi yaitu fm dan fn biasanya ditulis:

  
*   
f A f n d =
m fm A fn = fm A fn = m A n (1-1)

Notasi (1-1) di atas diperkenalkan oleh Dirac, dan disebut notasi kurung. Bentuk integral di
atas juga sering ditulis:


 f m* A f n d = Am n (1-2)

Notasi untuk integral seluruh ruang atas dua buah fungsi fm dan fn ditulis:
 fm
*
f n d = f m f n =  f m f n  = m n (1-3)

Karena  f *
m f n d =f
* *
m fn d, maka:

*
m n = m n (1-4)

dan dalam kasus khusus yaitu fm = fn maka (1-4) dapat ditulis : m m * = m m .

Hal-hal lain yang perlu diingat adalah:

 fm
*
1. f n d = 1 jika fm = fn dan fungsinya disebut ternormalisasi. (1-5)

 fm
*
` f n d = 0 jika fm  fn dan fungsinya disebut ortogonal (1-6)

Catatan:

 fm f n d juga boleh ditulis m n (Kronikle Delta) yang harganya = 0 jika fm  fn


*

dan berharga 1 jika fm = fn



2. Jika : A  = a  dengan a bilangan konstan, maka  disebut fungsi eigen sedang a

disebut nilai eigen atau: jika  adalah fungsi eigen terhadap operator A , maka

berlaku hubungan: A  = a  dengan a adalah nilai eigen. (1-7)

2.2 Operator Hermit


Untuk memahami operator ini, kita harus mengingat kembali pengertian operator
linear dan pengertian nilai rata-rata. Operator linear adalah operator yang mewakili besaran
fisik, misal operator energi, operator energi kinetik, operator momentum angular dan lain-

lain. Selanjutnya telah kita ketahui pula bahwa jika A adalah operator linear yang mewakili
besaran fisik A, maka nilai rata-rata A dinyatakan dengan:

A =   * A  d (1-8)

dengan  adalah fungsi keadaan sistem. Karena nilai rata-rata selalu merupakan bilangan
real, maka:

*
A = A
  A  
*
 *
atau:  A  d = d (1-9)

Persamaan (1-9) harus berlaku bagi setiap fungsi  yang mewakili keadaan tertentu
suatu sistem atau persamaan (1-9) harus berlaku bagi setiap fungsi berkelakuan baik (well
behaved function). Operator linear yang memenuhi persamaan (1-9) itulah yang disebut
operator Hermit.

Beberapa buku teks menulis operator Hermit sebagai operator yang mengikuti
persamaan:

* 
f  g (A f )
*
Ag d = d (1-10)

untuk fungsi f dan g yang berkelakuan baik. Perlu dicatat secara khusus bahwa pada ruas kiri

persamaan (1-10), operator A bekerja pada fungsi g sedang di ruas kanan, operator bekerja
pada fungsi f. Dalam kasus khusus yaitu jika f = g maka bentuk (1-10) akan tereduksi menjadi
bentuk (1-9).

2.2.1 Teorema yang berhubungan dengan Operator Hermit


Ada beberapa teorema penting sehubungan dengan operator Hermit, yaitu:
1. Teorema 1: Nilai eigen untuk operator Hermit pasti merupakan bilangan real.

2. Teorema 2: Dua buah fungsi 1 dan 2 berhubungan dengan operator Hermit A dan

baik 1 maupun 2 adalah fungsi eigen terhadap operator A dengan nilai eigen
yang berbeda, maka 1 dan 2 adalah ortogonal. Jika kedua fungsi tersebut
mempunyai nilai eigen yang sama atau degenerate (jadi tidak ortogonal), maka
selalu ada cara agar dijadikan ortogonal.
2.2.2 Pembuktian Teorema 1

Ada dua hal penting yang termuat dalam pernyataan teorema 1 yaitu bahwa operator
yang dipergunakan adalah operator Hermit jadi harus mengikuti (1-9) dan ada pernyataan
eigen value, ini berarti bahwa fungsi yang dibicarakan adalah fungsi eigen, jadi hubungan (1-

7) berlaku. Untuk ini kita misalkan fungsinya adalah , dan karena A adalah operator

  A 
*
 *
hermit, maka menurut (1-9):  A  d = d

atau:
* * *
  A  d =   A  d (1-11)


Menurut (1-7) : A = a dengan a adalah nilai eigen untuk 


A*  * = a* * dengan a* adalah nilai eigen untuk *

 
* *
sehingga (1-11) dapat ditulis: a  d = a*  d

 
* *
Menurut (1-5) nilai  d =  d = 1, jadi: a = a*

Harga a = a* hanya mungkin jika a bilangan real.

Anda mungkin juga menyukai