Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laboratorium
Secara umum laboratorium diartikan sebagai tempat atau ruangan yang

dilengkap dengan peralatan untuk tujuan mengadakan riset ilmiah, eksperimen,

pengukuran, pengujian ataupun pelatihan ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa,

dosen, ataupun peneliti. Pengertian secara umum laboratorium adalah suatu fasilitas
kerja yang merupakan sarana pendidikan untuk melakukan kegiatan praktek

percobaan atau eksperimen serta menguji konsep-konsep ilmu pengetahuan secara

terkontrol dan terkendali. Laboratorium merupakan unit pendidikan dan penelitian

yang mempunyai fungsi signifikan sehingga harus dikelola agar dapat berfungsi

mendukung penelitian dan pendidikan (Baharuddin dan Azis, 2013: 1-2).

B. Peralatan laboratorium

Peralatan laboratorium yang sangat penting didalam sebuah laboratorium

untuk digunakan percobaan dan meneliti sesuatu, peralatan laboratorium terbagi dua

yaitu :

1. Peralatan gelas

Menurut Chadijah, (2012: 150-156) peralatan gelas yang umum digunakan

yaitu:

a. Buret

Buret digunakan untuk memberikan volum yang diketahui dengan teliti tetapi

yang bermacam-macam, kebanyakan pada titrasi. Sumbat kran tutup terbuat dari

gelas ataupun dari teflon. Kran-tutup teflon tidak memerlukan pelicin, tetapi sumbat

gelas harus dilumasi dengan sedikit pelumas kran-tutup.

3
4

b. Pipet

Pipet digunakan secara umum untuk memindahkan larutan yang diketahui

secara teliti.

c. Desikator

Suatu desikator adalah suatu bejana, biasanya terbuat dari gelas tetapi kadang-

kadang dari logam.

d. Batang pengaduk
Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, pada

umumnya dalam beker.

2. Peralatan Non gelas

Menurut Baharuddin, (2013: 29) peralatan Non gelas yang umum digunakan

yaitu:

a. Rak tabung biasanya digunakan untuk Meletakkan tabung reaksi.

b. Bulb biasanya digunakan membantu mengambil larutan kedalam pipet.

c. Pembakar spiritus sebagai sumber api yang digunakan untuk memanaskan

larutan.

d. Kawat kasa digunakan sebagai Alas gelas kimia atau erlenmeyer pada saat
pemanasan.

e. Klem digunakan bersamaan dengan statif

f. Kaki tiga digunakan dalam proses pemanasan

g. Oven digunakan mengeringkan sampel dan menetapkan kadar air

h. Tanur digunakan memanaskan dengan suhu tinggi.


5

C. Klasifikasi Bahan Kimia

Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja. Dalam lingkungan

kerja tersebut, banyak bahan kimia yang terpakai tiap harinya sehingga para pekerja

terpapar bahaya dari bahan-bahan kimia itu. Bahaya itu terkadang meningkat dalam

kondisi tertentu mengingat sifat bahan-bahan kimia itu, seperti mudah terbakar,

beracun, dan sebagainya (Baharuddin, 2013:35-36).

Bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan, pengolahan,


pengangkutan, penyimpanan dan penggunaannya menimbulkan atau membebaskan

debu, kabut, uap, gas, serat atau radiasi sehingga dapat menyebabkan iritasi,

kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya lain dalam jumlah yang

memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang berhubungan langsung dengan

bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan pada barang-barang (Baharuddin dan

Aziz, 2013 : 35-37).

Menurut Baharuddin, dkk (2013: 36) Bahan kimia berbahaya terbagi dalam

beberapa golongan :

a. Bahan kimia beracun (toxic)

Bahan kimia beracun adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya
terhadap kesehatan manusia atau menyebabkan kematian apabila terserap kedalam

tubuh karena tertelan, lewat pernafasan atau kontak lewat kulit.

b. Bahan kimia korosif (Corrosive)

Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat

mengakibatkan kerusakan apabila kontai dengan jaringan tubuh atau bahan lain Zat

korosif dapat bereaksi dengan jaringan seperti kulit, mata, dan saluran pernafasan.
6

c. Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)

Bahan kimia mudah terbakar adalah bahan kimia yang mudah bereaksi

dengan oksigen dan dapat menimibulkan kebakaran.

d. Bahan Kimia Peledak (Explosive)

Bahan kimia peledak adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya

yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan

yang besar serta suhu yang tinggi.


e. Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)

Bahan kimia oksidator adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah

terbakar, tetapi dapat menghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran

bahan-bahan lainnya.

f. Bahan Kimia Reaktif terhadap Air (Water Sensitive Substances)

Bahan kimia ini amat mudah bereaksi dengan air dengan Kela mengeluarkan

panas dan gas yang mudah terbakar.

g. Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

Bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas

dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
h. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang Kel ditckan maupun gas

cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.

i. Bahan Kimia Radioaktif (Radiocctive Substances)

Bahan kimia yang mempunyai kemampuan Kr memancarkan sinar radioaktif

dengan aktivitas jenis lebih besar dari 0.002 microcurie/ gram.


7

D. Teknik Dasar Laboratorium

Teknik dasar laboratorium adalah sesuatu yang dilakukan untuk mengetahui

bagaimana cara dasar-dasar memasuki namanya laboratorium.

Menurut Baharuddin dan Aziz, (2013: 73-77) ada beberapa teknik dasar

laboratorium yaitu :

1. Teknik Pelarutan dan Pengenceran

Pelarutan dan Pengenceran pengenceran sangat berhubungan tetapi memiliki


makna yang berbeda. Pelarutan adalah pembuatan larutan dari padatan murni dengan

mencampurkan zat terlarut dan pelarut dalam jumlah tertentu, sehingga

konsentrasinya tetap. Sedangkan, pengenceran adalah mencampur larutan pekat

(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir

yang lebih besar. Defenisi lain, pencampuran yang bersifat homogen antara zat

Pelarutan dan Pengenceran diartikan terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang

jumlahnya lebilh sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan

zat yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut atau

solven. Jadi, pengenceran merupakan suatu cara atau metode yang diterapkan pada

suatu senyawa dengan jalan menambahkan pelarut yang bersifat netral, umumnya
menggupakan aquades dalam pelarut tertentu. Penambahan pelarut dalam suatu

senyawa dan berakibat kadar kepekatan atau tingkat konsentrasi dari senyawa yang

runnya dilarutkan/diencerkan.

2. Teknik Dasar Melipat Kertas Saring

a. Lipat kertas saring membentuk kerucut.

b. Robek sedikit sudut lipatan sekitar setengah diameter, lipat bagian luar dan

bagian dalam kerucut,kemudian kaitkan.


8

c. Basahi dinding corong dengan aquades, agar dapat melekatkan kertas saring.

d. Tempatian kertas saring pada corong.

Gambar 2.1 Teknik melipat kertas saring


3. Teknik Pemindahan Zat

Pembuatan larutan perlu diperhatikan teknik pemindahan zat, karena berbeda

perlakuan antara zat padat dan zat cair. Proses memindahkan zat padat dilakukan

dengan alat spatula. Spatula memiliki kegunaan yang spesifik. Misalnya spatula

plastik khusus di desain untuk mengambil zat padat dalam jumlah yang banyak.

Sedangkan spatula alumunium dapat digunakan untuk memecah zat yang berbentuk

granula atau bongkahan dan dapat juga digunakan untuk mengambil zat dalam jumlah

terbatas.

E. Kesehatan dan keselamatan kerja

Salah satu tujuan pembelajaran ilmu kimia bagi mahasiswa dari berbagai
disiplin ilmu sains dalam keselamatan di laboratorium adalah mempelajari resiko dan

pengalaman saat bekerja dengan menggunakan senyawa kimia berbahaya. Mahasiswa

akan dikenalkan supaya dapat memutuskan sendiri taksiran keselamatan pada setiap

tingkat pendidikannya Baharuddin dan Azis, (2013: 82).


9

Adapun Peralatan Keselamatan Kerja Menurut Baharuddin (2013:85,87)

dibawah ini :

1. Alat Pemadam Api

Semua laboratorium kimia harus memiliki pemadam api jenis karbondioksida

dan bahan kimía kering. Sediakan pemadam api jenis lain tergantung pekerjaan yang

dilakukan di laboratorium.

2. Unit Pencuci Mata


Unit pencuci mata jika zat-zat yang ada di laboratorium bisa menimbulkan

bahaya terhadap mata atau jika pekerja mungkin menghadapi bahaya mata yang tidak

diketahui. Unit pencuci mata harus memberikan aliran lembut atau semprotan air

soda untuk waktu lama (15 menit).

3. Pancuran Keselamatan (safety shower)

Setiap laboratorium harus memiliki satu atau lebih pancuran keselamatan

(safety shower) yang dapat diakses dengan mudah oleh pengguna laboratorium.

Sediakan pancuran keselamatan di daerah penanganan bahan kimia. Alat ini harus

digunakan untuk P3K awal jika terpercik bahan kimia dan untuk memadamkan

pakaian yang terbakar.

Anda mungkin juga menyukai

  • Laporan Lengkap Konstanta Pegas
    Laporan Lengkap Konstanta Pegas
    Dokumen15 halaman
    Laporan Lengkap Konstanta Pegas
    Fitriani
    100% (5)
  • Judul
    Judul
    Dokumen1 halaman
    Judul
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal DDP Fisdas
    Jurnal DDP Fisdas
    Dokumen10 halaman
    Jurnal DDP Fisdas
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Saleh 2009
    Saleh 2009
    Dokumen6 halaman
    Saleh 2009
    Widya
    Belum ada peringkat
  • M1
    M1
    Dokumen2 halaman
    M1
    IrfanMaulana
    Belum ada peringkat
  • Laporan Wujud Zat
    Laporan Wujud Zat
    Dokumen16 halaman
    Laporan Wujud Zat
    Fitriani
    100% (1)
  • 1 PB
    1 PB
    Dokumen9 halaman
    1 PB
    Dearni Christina
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Fisika Dasar Prodi IPA (Zat Dan Wujudnya)
    Fisika Dasar Prodi IPA (Zat Dan Wujudnya)
    Dokumen22 halaman
    Fisika Dasar Prodi IPA (Zat Dan Wujudnya)
    dennymulyani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Perpindahan Kalor
    Jurnal Perpindahan Kalor
    Dokumen12 halaman
    Jurnal Perpindahan Kalor
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Saleh 2009
    Saleh 2009
    Dokumen6 halaman
    Saleh 2009
    Widya
    Belum ada peringkat
  • 5479 11630 1 SM
    5479 11630 1 SM
    Dokumen6 halaman
    5479 11630 1 SM
    Dhea Nur Khomala Sari
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen7 halaman
    1 SM
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen6 halaman
    PDF
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 2018
    Jurnal 2018
    Dokumen5 halaman
    Jurnal 2018
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal DDP Fisdas
    Jurnal DDP Fisdas
    Dokumen10 halaman
    Jurnal DDP Fisdas
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen1 halaman
    Bab V
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Jurnal 2018
    Jurnal 2018
    Dokumen5 halaman
    Jurnal 2018
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab III
    Bab III
    Dokumen4 halaman
    Bab III
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen10 halaman
    Bab Iv
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen7 halaman
    Bab Ii
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen4 halaman
    Bab Iii
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Resume Hadist Abad IV Samapai Vii Hijriyah
    Resume Hadist Abad IV Samapai Vii Hijriyah
    Dokumen1 halaman
    Resume Hadist Abad IV Samapai Vii Hijriyah
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Fitriani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    Fitriani
    Belum ada peringkat