Laporan Praktikum ini telah disetujui oleh Pembimbing dan diketahui oleh
Dosen Penanggungjawab Praktikum Analisis Perancangan Kerja I, pada jurusan
Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Buana Perjuangan Karawang. Sehingga
dapat diajukan untuk tugas Modul 2 praktikum Analisis Perancangan Kerja I tahun
akademik 2019/2020.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 2
1.3 Tujuan Praktikum ....................................................................... 2
1.4 Manfaat Praktikum ..................................................................... 2
1.5 Sistematika Laporan ................................................................... 3
iii
4.3 Rekapitulasi Hasil Pengukuran Waktu Kerja ............................. 36
4.4 Uji Validasi Data ........................................................................ 38
4.4.1 Uji Keseragaman Data....................................................... 40
4.4.2 Uji Kecukupan Data .......................................................... 41
4.5 Perhitungan Waktu Siklus .......................................................... 41
4.6 Penentuan Faktor Penyesuaian ................................................... 42
4.7 Perhitungan Waktu Normal ........................................................ 43
4.8 Perhitungan Faktor Kelonggaran ................................................ 43
4.9 Perhitungan Waktu Baku ............................................................ 45
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yaitu jam henti (Stopwatch) yang kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan
peta tangan kiri-tangan kanan.
2
d) Praktikan mampu mengolah data menggunakan Microsoft excel.
3
4.13 Uji Validasi Data
4.14 Perhitungan Waktu Siklus
4.15 Penentuan Faktor Penyesuaian
4.16 Perhitungan Waktu Normal
4.17 Perhitungan Faktor Kelonggaran
4.18 Perhitungan Waktu Baku
5.3 Kesimpulan
5.4 Saran
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
LANDASAN TEORI
waktu kerja baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat
dengan usaha untuk menetapkan waktu baku yang dibutuhkan dalam menyelesaikan
suatu pekerjaan.
2, yaitu :
Metode ini dikemukakan oleh Frederick W. Taylor pada abad ke-19, sesuai
﴾repetitive﴿. Langkah-langkah pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini adalah
sebagai berikut :
1) Definisikan pekerjaan, maksud dan tujuan dari pengukuran ini kepada pekerja
yang dipilih
5
2) Lakukan pencatatan informasi yang berkaitan dengan penyelesaian elemen
kerja tersebut
Metode ini dikemukakan oleh L.H.C. Tippett sorang sarjana inggris. Metode
sampling kerja ini berdasarkan hukum probabilitas, sehingga pengamatan suatu
objek cukup dengan mengambil beberapa contoh ﴾sample﴿ yang diambil secara
acak dari polpulasi yang ada. Metode ini sesuai digunakan untuk pekerjaan yang
sifatnya tidak berulang dan memiliki siklus waktu panjang. Langkah-langkah
pengukuran waktu kerja dengan metode sampling kerja ﴾work sampling﴿ sebagai
berikut :
1) Lakukan penentuan jumlah sample yang dibutuhkan
2) Lakukan uji keseragaman dan kecukupan data
3) Tentukan tingkat ketelitian yang dibutuhkan dalam pengamatan
4) Lakukan analisa hasil akhir yang berkaitan dengan presentase delay
5) Gunakan peta kontrol untuk mengetahui kondisi-kondisi kerja yang wajar
a. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung dengan metode standart data
Metode ini biasanya digunakan untuk mengukur kerja mesin atau satu operasi
tertentu saja, dimana data yang diperoleh sama sekali tidak bisa digunakan untuk
jenis operasi lainnya. Oleh karena itu, metode ini khusus diaplikasikan untuk
6
sebagainya. Keuntungan dari metode ini yaitu akan mengurangi aktivitas
baku dengan metode ini tidak dilakukan dengan aktivitas time study secara
b. Pengukuran waktu kerja secara tidak langsung dengan metode analisa regresi
gerakan timbul dari gagasan konsep Therbligs yang dikemukakan oleh Frank dan
menggunakan data waktu gerakan yang terdiri atas sekumpulan data waktu dan
secara tidak langsung dengan data waktu gerakan ini dibagi atas beberapa metode,
yaitu :
7
- Pengukuran waktu gerakan ﴾motion time measurement﴿
8
Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya merupakan proses sampling.
Konsekuensinya adalah semakin besar jumlah siklus kerja diukur maka akan
semakin mendekati kebenaran akan data waktu yang diperoleh. Konsistensi dari
hasil pengukuran dan pembacaan waktu merupakan hal yang sangat diperlukan
dalam proses pengukuran kerja. Semakin kecil variasi data yang ada, jumlah
pengukuran yang harus dilakukan akan semakin sedikit.
Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:
Ws
x
N
Keterangan:
Ws = waktu siklus
x = rata-rata waktu pengamatan
N = jumlah pengamatan yang dilakukan
Untuk mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah
memenuhi syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat diketahui dengan rumus:
K
N ( Xi) 2 ( xi) 2
N’ = S
xi
Keterangan:
N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
s = tingkat kepercayaan
k = konstanta
x = waktu pengamatan
N = jumlah pengamatan yang telah dilakukan
9
1. Keseragaman Data
Test keseragaman data perlu dilakukan sebelum data yang diperoleh ditetapkan
waktu standar (waktu normal). Test keseragaman data dapat menggunakan peta
kontrol (control chart). Apabila terdapat data yang di atas BKA atau di bawah BKB
maka data tersebut perlu dibuang.
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
Rating faktor ini umumnya dinyatakan dalam persentase (%) atau angka
desimal, di mana performance kerja normal sama dengan 100% atau 1,00.
Penetapan besar kecilnya angka ditetapkan oleh sendiri oleh time study analist.
10
4 Waktu Normal
Rating faktor pada dasarnya digunakan untuk menormalkan waktu kerja yang
diperoleh dari pengukuran kerja akibat kecepatan kerja operator yang berbeda-
beda.
Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses produksi ini
diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatigue allowance, dan delay
allowance.
Waktu baku atau waktu standar adalah waktu normal yang telah
memperhitungkan waktu-waktu longgar atau allowance tersebut.
2.3 Uji Validasi Data Pengukuran Waktu Kerja Metode Jam Henti
a. Waktu Baku
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja yang
Waktu baku yang dimaksud disini sudah termasuk waktu kelonggaran yang
diperoleh dengan memperhatikan situasi dan kondisi kerja yang diukur. Waktu
11
- Penjadwalan produksi dan penganggaran
Pengukuran waktu baku dapat dilakukan setelah data yang terkumpul cukup
dan ditentukan tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian yang diinginkan. Apabila
data yang terkunpul tidak memenuhi syarat uji kecukupan data, maka perlu
dilakukan pengumpulan data ulang agar dapat dihitung waktu bakunya. Langkah-
langkah yang perlu dilakukan untuk memperolah waktu baku, antara lain :
X =
Xi
n
dimana :
x
x
N
Dimana :
N : jumlah total subgroup
( xi x ) 2
( xi x ) 2
N N 1
12
x
n
5. Menentukan BKA dan BKB sebagai batas kontrol tingkat penyimpangan data.
_
BKA = X Zx BKB = X Z x
Dimana :
keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian tadi.
Z adalah bilangan konversi pada distribusi normal sesuai tingkat kepercayaan yang
digunakan.
6. Gambar grafik
belum.
k
N ( Xi) 2 ( xi) 2
N’ = s
xi
S = tingkat ketelitian
Bila hasil perhitungan N’<N berarti data cukup. Jika tidak maka perlu dilakukan
pengukuran ulang.
13
2.3.3 Uji kenormalan data
R
I
k
3. Tentukan luas wilayah (N) dibawah kurva normal dengan menggunakan table
Z, berdasarkan hasil pengamatan Zn.
bataskelasatas x
ZX
(o i e i )
X2hitung = e
X2table = ( ,V)i
Dimana :
Oi = frekuensi hasil observasi
Ei = frekuensi harapan
= tingkat kepercyaan
V = deerajat kebebasan
14
2.4 Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran
Sebab- sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu
singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak
diinginkan karena waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari
kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar. Andaikata
ketidakwajaran ada maka pengukur harus mengetahui dan menilai seberapa jauh
hal itu terjadi. Penilaian perlu diadakan karena berdasarkan inilah penyesuaian
dilakukan.
atau waktu elemen rata-rata dengan suatu harga p yang disebut faktor penyesuaian.
Bila pengukur berpendapat bahwa operator bekerja diatas normal (terlalu cepat),
maka harga p nya akan lebih besar dari atu (p1); sebaliknya jika operator
dipandang bekerja dibawah normal maka harga p akan lebih kecil dari satu (p).
1. Cara Persentase
15
ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran.
pendapatnya akan menghasilkan waktu normal bila harga ini dikalikan dengan
sangat sederhana. Memang cara ini merupakan cara yang paling mudah dan
sederhana, namun segera pula terlihat adanya kekurangan ketelitian sebagai akibat
cara-cara lain yang dipandang sebagai cara yang lebih objektif. Cara-cara ini
2. Cara Shumard
menurut kelas-kelas. Seorang yang dipandang bekerja normal diberi nilai 60,
dengan nama performance kerja yang lain dibandingkan untuk menghitung faktor
16
P = 80/60 = 1,33
Jika waktu siklus rata-rata sama dengan 276,4 detik, maka waktu normalnya :
3. Cara Westinghouse
bekerja yaitu Ketrampilan, Usaha, Kondisi kerja, dan Konsistensi. Setiap faktor
menjadi enam kelas dengan ciri-ciri dari setiap kelas seperti yang dikemukakan
berikut ini :
gerakan mesin
17
8. Secara umum dapat dikatakan bahwa pekerja yang
pemeriksaan
6. Tiada keragu-raguan
7. Bekerjanya ”stabil”
18
8. Gerakan-gerakannya terkoordinasi dengan baik
9. Gerakan-gerakannya cepat
keragu-raguan
beluk pekerjaannya
melakukan gerakan
19
tidak tampak selalu yakin
rendah
gerakannya
2. Gerakan-gerakannya kaku
bersangkutan
Untuk usaha atau Effort cara Westinghouse membagi atas kelas-kelas dengan
yang ditujukan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaanya. Berikut ini
20
membahayakan kesehatannya.
operator-operator biasa
senang
waktu
sekali
21
hari
AVERAGE EFFORT : 1. Tidak sebaik good, tatapi lebih baik dari pada
poor
melaksanakannya
pekerjaannya
3. Kurang sungguh-sungguh
pekerjaannya
8. Terlampau hati-hati
22
9. Sistematika kerjanya sedang-sedang saja
dipakai
Yang dimaksud dengan kondisi kerja atau Condition pada cara Westinghouse
kebisingan ruangan. Faktor kondisi kerja juga sering disebut sebagai faktor
manajemen , karena pihak inilah yang dapat dan berwenang merubah atau
Kondisi kerja dibagi menjadi enam kelas yaitu ideal, excellent, good, fair dan
poor. Kondisi Ideal tidak selalu sama bagi setiap pekerjaan karena berdasarkan
sendiri. Suatu kondisi yang dianggap good untuk sautu pekerjaan dapat saja
dirasakan sebagai fair atau bahkan poor bagi pekerjaan yang lain. Pada dasarnya
23
kondisi ideal adalah kondisi yang paling cocok untuk pekerjaan yang
sebaiknya kondisi poor adalah kondisi lingkungan yang tidak membantu jalannya
tentu suatu pengetahuan tentang keadaan bagaimana yang disebut ideal, dan
bagaiomana pula yang disebut poor perlu memiliki agar penilaian terhadap kondisi
mungkin.
angka-angka yang dicatat tidak pernah semuanya sama, waktu penyelesaian yang
ditunjukkan pekerja selalu beubah-ubah dari satu sikluske siklus lainnya, dari jam
ke jam lainnya, bahkan dari hari ke hari lainnya.selama masih dalam batas-batas
kewajaran masalah tidak timbul, tetapi jika variabilitasnya tinggi maka hal
konsistensi juga dibagi menjadi enam kelas yaitu : Perfect, Excellent, Good,
Average, fair, dan Poor. Tabel penyesuai menurut Westinghouse dapat dilihat
pada lampiran.
4. Cara Objektif
pengertian biasa. Jika operator bekerja dengan kecepatan wajar maka diberi nilai
24
satu. Cara menentukan besarnya p tidak berbeda dengan cara menentukan faktor
anggota badan, apakah ada pedal kaki dan sebagainya. Angka yang ditunjukkan
dalam tabel adalah dalam perseratus dan jika nilai dari setiap kondisi kesulitan
kerja yang bersangkutan dengan pekerjaan yang sedang diukur dijumlahkan akan
keseulitan pekerjaan.
Anggota terpakai
Jari A 0
Pergelangan tangan dari jari B 1
Lengan bawah, pergelangan tangan dan jari C 2
Lengan atas, lengan bawah, dst D 5
Badan E 8
Mengangkat beban dan lantai dengan kaki E2 10
Pedal kaki
Tanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu
dibawah kaki F 0
Satu atau dua pedal dengan sumbu tidak dibawah G 5
kaki
Penggunaan tangan
Keadaan tangan saling bantu atau bergantian H 0
Kdua tangan mengerjakan gerakan yang sama
pada saat yang sama H 18
2
Koordinasi mata dengan tangan
Sangat sedikit I 0
Cukup dekat J 2
25
Konstan dan dekat K 4
Sangat dekat L 7
Lebih kecil dari 0.04 cm M 10
Peralatan
Dapat ditangani dengan mudah N 0
Dengan sedikit kontrol O 1
Perlu kontrol dan penekanan P 2
Perlu penanganan dan hati-hati Q 3
Mudah pecah dan patah R 5
Berat beban ﴾kg﴿ Tangan Kaki
0.45 B 2 1
-
1
0.9 B 5 1
-
2
1.35 B 6 1
-
3
1.8 B 10 1
-
4
2.25 B 13 1
-
5
2.7 B 15 3
-
6
3.15 B 17 4
-
7
3.6 B 19 5
-
8
4.05 B 20 6
-
9
4.5 B 22 7
-
1
0
4.95 B 24 8
26
-
1
1
5.4 B 25 9
-
1
2
5.85 B 27 10
-
1
3
6.3 B 28 10
-
1
4
penyesuaian adalah cara Bedaux dab cara Sintesa. Pada dasarnya cara Bedaux
tidak banyak berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai-nilai pada cara
Sedangkan cara Sintesa agar berbeda debgan cara-cara lain, dimana dalam
cara ini waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga-
harga yang diperoleh dari tabel-tabel data waktu gerakan untuk dihitung harga
rata-ratanya.harga rata-rata yang dinilai sebagai penyesuaian bagi satu siklus yang
bersangkutan.
Selain data yang seragam, jumlah pengukuran yang cukup dan penysuaian
satu hal lain yang kerapkali terlupakan adalah menembah kelonggaran atas waktu
normal yang telah didapatkan. Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu :
27
Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti
pribadi seperti itu, berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena
berbeda-beda.
Rasa fatique tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik
jumlah maupun kwalitas. Jika rasa fatique telah datang dan pekerja harus bekerja
pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambah rasa fatique. Bila ini
berlangsung terus pada akhirnya akan terjadi fatique total yaitu jika anggota badan
yang bersangkutan sudah tidak dapat melakukan gerakan kerja sama sekali
fatique ini.
28
hambata. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti mengobrol yang
berlebihan dan menganggur dengan sengaja. Ada pula hambatan yang tidak dapat
- Melakukan penyesuaian
Waktu siklus adalah waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-
turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.Dapat dikatakan waktu siklus
,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam stopwatch.
Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan elemen-elemen kerja pada
umumnya kan sedikit berbeda dengan dari siklus ke siklus kerja sekalipun operator
bekerja pada kecepatan normal dan uniform ,tiap-tiap elemen dalam siklus yang
berbeda tidak selalu akan bias disesuaikan dalam waktu yang persis sama.Variasi
dan nilai waktu ini bias disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya bias
terjadi karena perbedaan didalam menetapkan saat mulai atau berakhirnya suatu
elemen kerja yang seharusnya dibaca dari stopwatch.
Waktu siklus dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana:
29
X = Waktu Siklus
x = Waktu pengamatan
n= Jumlah pengamatan yang dilakukan
Untuk Mengetahui apakah jumlah pengamatan yang dilakukan sudah memenuhi
syarat (mencukupi) atau masih kurang dapat ditentukan dengan rumus:
Nilai waktu yang diperoleh disini masih belum bias kita tetapkan sebagai waktu
baku untuk penyelesaian suatu operasi kerja,karena disini factor-faktor yang
berkaitan dengan waktu kelonggaran (Allowance Time) agar operator bekerja
sebaik-baiknya masih belum dikaitkan.
30
2.7 Waktu Baku
Waktu standar adalah waktu yang sebenarnya digunakan operator untuk
memproduksi satu unit dari data jenis produk. Waktu standar untuk setiap part harus
dinyatakan termasuk toleransi untuk beristirahat untuk mengatasi kelelahan atau
untuk factor-faktor yang tidak dapat dihindarkan. Namun jangka waktu
penggunaannya waktu standard ada batasnya. Dengan demikian waktu baku
tersebut dapat diperoleh dengan menagplikasikan rumus berikut.
Rumus (1) Merupakan Rumus secara umum yang paling banyak dipakai
menghitung waktu baku, Meskipun sebenarnya rumus tersebut kurang teliti
bilamana dibandingkan dengan rumus (2).
31
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
32
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada Praktikum Modul 2 Analisis
Perancangan Kerja 1 adalah sebagai berikut :
1. Alat
Berikut adalah alat-alat yang digunakan pada praktikum ini :
a. Kamera
b. Tripod
c. Meja kerja
d. Software Microsoft word dan Microsoft Exel
e. Kursi
f. Table pengamatan modul 2
g. Obeng
h. Komputer/laptop
2. Bahan
Berikut adalah bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini :
a. Steker
b. Mur
33
BAB IV
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
34
4.2 Peta Tangan Kiri – Tangan Kanan
Adapun peta tangan kiri – tangan kanan pada operator praktikum modul 2
sebagai berikut :
PETA TANGAN KANAN DAN TANGAN KIRI
Tangan
Operasi : Tangan Kanan Dan Tangan Kiri Ringkasan
Operator : Fajar Ibnu Shidiq Kiri Kanan
Tanggal : 23 Oktober 2019 Waktu Efektif
Metode : Sekarang √ Waktu Tidak Efektif
Usulan Waktu Siklus 26.1 detik
Menunggu cover bawah 30 2.4 detik D Re 2.4 detik 30 Mengambil cover bawah
Memegang cover bawah 32 5.7 detik G Re 5.7 detik 31 Mengambil besi colokan
Menahan cover bawah 35 6.3 detik U H 6.3 detik 31 Merakit steker
Memegang cover bawah 31 3.1 detik G Re 3.1 detik 32 Mengambil mur
Memegang cover bawah 32 3.4 detik G Re 3.4 detik 32 Mengambil baut
Menahan mur pada steker 32 5.2 detik U H 5.2 detik 33 Memasang baut ke steker
35
4.3 Rekapitulasi Hasil Pengukuran Waktu Kerja
Berikut adalah data lembar pengamatan 1 (pengambilan data waktu jam henti
(komulatif)) hasil praktikum modul 2 :
LEMBAR PENGAMATAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Kumulatif 328 375 403 420 442 463 493 524 546 568
Aktual 28 47 28 17 22 21 30 31 22 22
No 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Kumulatif 600 646 669 693 714 741 761 789 833 859
Aktual 32 46 23 47 21 27 20 28 44 26
No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Kumulatif 883 908 939 985 1005 1038 1070 1090 1146 1170
Aktual 24 25 31 46 20 33 32 20 56 24
No 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Kumulatif 1197 1222 1245 1266 1289 1312 1331 1352 1385 1407
Aktual 27 25 23 21 23 23 19 21 33 22
Tabel 4.1 Lembar pengamatan
36
Berikut adalah data awal rekapitulasi hasil pengukuran waktu kerja :
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Waktu Kerja
Kegiatan : Perakitan Steker Hari/Tanggal : Kamis, 23 Oktober
2019
Mesin/Alat : Steker Jam : 20.00
Operator : Fajar Ibnu Shidiq Stasiun Kerja : 1
Nama Jabatan : Mahasiswa Pengamat :Kelompok 35
X 286,6
37
4.4 Uji Validasi Data
Data rekapitulasi hasil pengukuran waktu kerja sebagai berikut :
Rekapitulasi Hasil Pengukuran Waktu Kerja
Kegiatan : Perakitan Steker Hari/Tanggal : Kamis, 23 Oktober
2019
Mesin/Alat : Steker Jam : 20.00
Operator : Fajar Ibnu Shidiq Stasiun Kerja : 1
Nama Jabatan : Mahasiswa Pengamat :Kelompok 35
X 286,6
38
𝑥𝑖
5) 𝑥̅5 = = 32 + 46 + 23 + 47 + 21 = 33,8
𝑛
𝑥𝑖
6) 𝑥̅6 = = 27 + 20 + 28 + 44 +26 = 29
𝑛
𝑥𝑖
7) 𝑥̅7 = = 24 + 25 + 31 + 46 + 20 = 29,2
𝑛
𝑥𝑖
8) 𝑥̅ 8 = = 33 + 32 + 20 + 56 + 24 = 33
𝑛
𝑥𝑖
9) 𝑥̅ 9 = = 27 + 25 + 21 + 23 + 23 = 23,8
𝑛
𝑥𝑖
10) 𝑥̅10 = = 23 + 19 + 21 + 33 + 22 = 23,6
𝑛
11) ∑ 𝑥̅𝑖 = 𝑥̅1 + 𝑥̅2 + 𝑥̅3 + ........ + 𝑥̅10 = 286,6
∑(𝑥𝑖 −𝑥̿ )2
𝜎 = √
𝑁−1
4070,602
= √ = √83.07 = 9,1
49
39
4.4.1 Menentukan uji kecukupan data
Dik :
Tingkat ketelitian 90%
Tingkat keyakinan 10%
Maka :
∝= 1−𝛾 𝑧∝ = −1,6−0,04
2
= 1 − 0,9 = |−1,64|
= 0,1 = 1,64 ≈ 2
∝ 0.1
= = 0,05 s = 10% = 0,1
2 2
X
2
z/s N
2 2
x -
'
N
x
2
2 / 0,1 50(30,85 2 32,15 2 25 2 ...... 22 2 ) - 30,85 32,15 25 ...... 222
'
N 30,85 32,15 25 34 28.... 22
2
20 50(45.202) - (1432) 2
'
N 1432
2
20 (2260100) - (2050624)
'
N 1432
2
20. 394,6847
'
N
1432
5,5
' 2
N
30,25
'
N
[ N’ < N Data dikatakan Cukup ]
40
4.4.2 Menentukan Uji Keseragaman Data
Untuk mengetahui keseragaman data, maka harus mencari nilai Batas
Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah (BKB) sebagai berikut :
1) 𝐵𝐾𝐴 = 𝑋̿ + 𝑧𝜎𝑥̅ 2) 𝐵𝐾𝐵 = 𝑥̿ − 𝑧𝜎𝑥̅
= 28,66 + 2 . 2,88 = 28,66 − 2 . 2,88
= 28,66 + 5,76 = 28,66 − 5,76
= 34,42 = 22,9
Chart Title
40 BKA Nilai rata-rata subgrup BKB
35
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 4.1 Grafik BKA &BKB rekapitulasi Hasil Pengukuran Waktu Kerja
41
Maka :
∑ 𝑥𝑖 1432
𝑊𝑠 = = = 28,64 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑁 50
42
b. Penentuan Faktor Penyesuaian
Berikut adalah penentuan tabel faktor penyesuaian metode westinghouse yang
akan digunakan untuk menghitung waktu normal.
43
a. Tabel Faktor Kelonggaran
Berikut adalah gambar dari tabel faktor kelonggaran
44
Kelonggaran untuk menghilangkan fatique :
- Tenaga yang dikeluarkan dapat diabaikan =6%
- Sikap kerja duduk = 1%
- Gerakan kerja normal =0%
- Pandangan hampir terus-menerus = 7%
- Suhu dan kelembaban normal = 2.5%
- Keadaan atmosfir baik =0
- Keadaan lingkungan fisik baik =0
- Kelonggaran untuk hambatan tak terhindarkan = 5%
Wb 33,22 7,9728
Wb 41,1928 detik
45
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Pengukuran waktu kerja metode jam henti merupakan pengukuran waktu kerja
secara langsung yaitu dengan menggunakan stopwatch. Dimana pengamat
langsung mengamati operator sambil menghitung waktu yang dibutuhkan oleh
operator untuk mengerjakan satu unit produk.
2. Waktu baku dapat dihitung jika waktu normal sudah diketahui dan allowance
sudah ditentukan. Perhitungan waktu baku menentukan berapa waktu rata-rata
yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan satu unit produk.
3. Perhitungan Uji kecukupan data dilakukan untuk menentukan bahwa data yang
diambil sudah cukup. Dan dari hasil perhitungan pada data yang diperoleh dari
praktikum ini didapat bahwa data sudah mencukupi dengan nilai N’ = 30,25
lebih kecil dari 50
4. Perhitungan uji keseragaman data dilakukan untuk mengetahui bahwa data
yang dihasilkan dari praktikum ini sudah seragam, berada diantara Batas
Kontrol Atas dan Batas Kontrol Bawah. Dari perhitungan yang dilakukan,
diketahui bahwa data sudah seragam.
5. Performance Ratting yang digunakan dalam perhitungan ini yaitu metode
Westinghouse, yaitu dengan cara mengarahkan penilaian pada 4 faktor yang
dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja yaitu
Ketrampilan, Usaha, Kondisi kerja, dan Konsistensi.
5.2 Saran
Ada beberapa saran yang kami berikan untuk praktikum ke depannya, yaitu:
1. Kami mengharapkan semoga praktik dapat dilakukan dengan baik dan kami
dapat membuat benda kerja dengan sungguhan.
2. Kalau bisa praktik diadakan selama mata kuliah berlangsung supaya jadwal pr
46
aktek tidak terlalu singkat dan kami dapat membuat laporan dengan lebih baik
3. Ruangan praktek lebih diperbesar supaya lebih leluasa dalam melaksakankan
praktek.
4. Waktu dalam pelaksanaan lebih di tambah hal itu untuk memperbanyak ilmu d
alam pelaksanaan praktek dan tidak terburu-buru
47
DAFTAR PUSTAKA
Sutalaksana dkk. 2006. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Jurusan Teknik
Industri ITB.
Rahdiana, Nana. 2019. Modul Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1.
Karawang. Jurusan Teknik Industri UBP.
48