Global Strategy for Asthma Management and Prevention, Global Initiative for Asthma (Updated 2017). Available
from www.ginaasthma.org.
DEFINISI KONTROL TOTAL
Gejala Tidak ada
Pertanyaan:
Apa kemungkinan diagnosis kerja dan diagnosis banding untuk kasus di
atas? Jelaskan alasannya!
Adakah pemeriksaan penunjang lanjutan yang perlu dilakukan?
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Uji fungsi paru: spirometry sekaligus uji reversibilitas. Pada
fasilitas terbatas dapat menggunakan peak flow meter
Pertanyaan:
Pengobatan apa yang akan diberikan (jangka pendek dan jangka
panjang)?
Bagaimana monitoring pengobatan yang direncanakan?
Apakah diperlukan tatalaksana lain di luar pengobatan
(nonfarmakoterapi)?
Apakah pasien perlu dirujuk ke RSUD untuk tatalaksana lebih lanjut?
PENATALAKSANAAN ASMA
EKSASERBASI AKUT
Penilaian Awal
Anamnesis, PF (auskultasi, penggunaan otot bantu napas, denyut jantung, frekuensi napas),
APE atau VEP1 , saturasi oksigen, dan tes lain yang diperlukan
Terapi Awal
• Inhalasi 2-agonis kerja cepat secara terus menerus selama 1 jam.
• Oksigen sampai tercapai saturasi O2 > 90% (95% pada anak-anak)
• Steroid sistemik jika tidak ada respons segera, atau jika pasien sebelumnya sudah
menggunakan steroid oral atau jika derajat keparahan sudah berat
• Sedasi merupakan kontra-indikasi terapi asma eksaserbasi.
Global Initiative for Asthma (GINA): Global strategy for asthma management and prevention. National Institute of
Health National.2015
TERAPI AWAL
Nebulisasi agonist β2 kerja singkat (SABA)
selama I jam
Oksigen sampai saturasi ≥ 90%
Kortikosteroid
Sedasi merupakan kontra indikasi pada
semua eksaserbasi
Global Initiative for Asthma (GINA): Global strategy for asthma management and prevention. National Institute of
Health National.2015
KASUS 2
Tn. Amin, 68 tahun, pensiunan, berobat ke Puskesmas untuk
mendapatkan obat sesak napas yang setiap hari ia minum.
Keluhan sesak napas sejak lama dirasakan semakin lama semakin
bertambah, sehingga ia tidak lagi melakukan olahraga yang
dahulu sering dilakukannya.
Ia adalah perokok satu bungkus perhari, kretek, sejak remaja
berhenti 6 bl yll.
Pertanyaan:
Informasi dan pemeriksaan apa lagi yang diperlukan?
Pada pemeriksaan fisis, Frekuensi napas 22x/menit, tidak ada sianosis, tekanan
darah 140/90 mmHg, nadi 100x/menit,
Sela iga melebar, dada seperti Tong (barrell chest), hipersonor, vesikuler melemah
dan tidak terdengar bunyi napas tambahan.
Pertanyaan:
Apakah diagnosis kerja dan diagnosis banding pasien? Jelaskan!
Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan terhadap Tn. Amin?
Pemeriksaan fungsi paru (APE) dengan peak flow meter: 350 L/menit.
Setelah 15 menit pemberian salbutamol inhalasi (4 semprot) dengan IDT
dan spacer, APE ulang 400 L/menit.
Hasil foto toraks dari rumah sakit : diafragma kiri dan kanan mendatar,
jantung menggantung, paru kiri dan kanan tampak lebih hiperlusen.
Pertanyaan:
Pengobatan apa yang anda rekomendasikan?
Penanganan non-medikamentosa apa yang sebaiknya diberikan?
Apakah pasien perlu dirujuk ke RS untuk pemeriksaan lanjutan?
PPOK
Penyakit paru yg dpt dicegah dan diobati
Ditandai dg hambatan aliran udara yg tdk sepenuhnya reversibel
Bersifat progresif dan berhubungan dg respons inflamasi paru thd partikel
atau gas yg beracun/ berbahaya
Disertai efek ekstra paru yg berkontribusi thd derajat berat penyakit
Melibatkan saluran napas kecil (bronkiolitis obstruksi) dan kerusakan
parenkim (emfisema)
PENATALAKSANAAN UMUM PPOK
1. Edukasi
2. Berhenti merokok
3. Obat obatan
4. Rehabilitasi medik
5. Terapi oksigen
6. Ventilasi mekanis
7. Nutrisi
PERBEDAAN KLINIS ASMA & PPOK
GAMBARAN KLINIS ASMA PPOK
Gejala usia muda (<30th) Sering Jarang
Perokok atau bekas perokok Mungkin Umumnya
(aktif/pasif)
Progresifitas saat Tidak jika tx tepat Khas
pengobatan
Batuk produktif Jarang Sering
Gejala bersifat variabilitas, Khas Jarang
bahkan dlm 1 hari
Sesak napas Episodik, bervariasi Menetap dan
progresif
KASUS 3
Ny. Lisa, 24 th, datang dengan keluhan sesak napas sejak semalam, dada
seperti diikat kuat. Sesak napas disertai mengi. Makin lama makin
memberat.
Pasien mengeluh batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu. Batuk makin
memberat jika dini hari, ngikil, dahak sulit keluar. Demam (+) sejak
kemarin.
Saat ini pasien hamil 20 minggu, anak pertama. Gerakan janin (+).
Kontraksi muncul jika batuk.
Pertanyaan:
Apa informasi yang diperoleh?
Apa tindakan selanjutnya?
RPD: asma saat kecil (+), sudah tdk kambuh sejak SMP. Sejak hamil
pasien sering batuk dan sesak napas terutama jika dingin atau
kecapekan.
RPK: ibu pasien rhinitis alergi, tante pasien asma intermitent.
PEMERIKSAAN FISIS:
Tampak sesak, TD 140/95mmHg, RR 28x/m, N 100x/m, SpO2 95%
penggunaan otot napas supraclavicula (+).
Paru: vesikuler, Rh -/-, wh +/+
Pertanyaan:
Apakah diagnosis kerja dan diagnosis banding pasien? Jelaskan!
Tindakan apa yang akan anda lakukan?
Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan terhadap pasien?
Bagaimana tata laksana asma pada ibu hamil dan menyusui?
Apakah pasien perlu dirujuk ke RSUD?
Apakah pasien boleh menggunakan obat2an asma biasa?
Bagaimana evaluasi asma pada ibu hamil dan menyusui?
Kapan pasien asma eksaserbasi:
- dirawat inapkan
- boleh pulang
- dirujuk ke faskes di atasnya
INDIKASI RAWAT INAP
Setelah dilakukan tata laksana standar dan
respons belum memuaskan, yg ditandai:
1. Pasien masih sesak
2. Mengi msh terdengar
3. APE<60% prediksi
Eksaserbasi disertai penyulit (mis: pneumonia,
pneumotoraks, dll)
Eksaserbasi dg komplikasi (gagal napas,
penurunan kesadaran, sianosis, gelisah, syok)
TATA LAKSANA ASMA DI PUSKESMAS
1. Mendiagnosis asma
2. Menilai derajat kontrol asma di puskesmas
ACT
3. Pengobatan asma jangka panjang
4. Obat pelega
5. Tindak lanjut
KARAKTERISTIK YANG MENGARAH KEPADA ASMA
1. Gejala timbul secara episodik atau berulang
2. Timbul bila ada faktor pencetus.
o Iritan: asap rokok, asap bakaran sampah, asap obat nyamuk, suhu dingin,
udara kering, makanan minuman dingin, penyedap rasa, pengawet makanan,
pewarna makanan.
o Alergen: debu, tungau debu rumah, rontokan hewan, serbuk sari.
o Infeksi respiratory akut karena virus, selesma, common cold,
rinofaringitis
o Aktivitas fisis: berlarian, berteriak, menangis, atau tertawa berlebihan.
3. Adanya riwayat alergi pada pasien atau keluarganya
4. Variabilitas, yaitu intensitas gejala bervariasi dari waktu ke waktu,
bahkan dalam 24 jam. Biasanya gejala lebih berat pada malam hari
(nocturnal)
5. Reversibilitas, yaitu gejala dapat membaik secara spontan atau
dengan pemberian obat Pereda asma
PNAA IDAI 2016
PEMERIKSAAN PENUNJANG DASAR
Diagnosis asma klinis spirometri dilanjutkan dgn uji bronkodilator
Hasil spirometri menunjukkan obstruksi saluran napas
Post uji BD peningkatan VEP1 >/= 200ml dan >/= 12% asma