Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah


Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

ANALISIS UTANG LUAR NEGERI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI: KAJIAN


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Salawati Ulfa1*, T. Zulham2


1) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
e-mail: salawatiulfa93@gmail.com
2) Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala Banda Aceh,
e-mail: teukuzulham@unsyiah.ac.id

Abstract
This research aimed to analyze impact of GrossDomestic Bruto on foreign debt and causality
relationship between investment and economic growth. Analysing methods used in this research
are Ordinary Least Square (OLS) and Granger Causality Test by using time series yearly data
from 2000 to 2014. The first result indicate that gross domestic product have a significant
positive on foreign debt. The estimation describe that the forecasting of foreign debt has
increased with increases in gross domestic product. The second result showed that showed
economic growth has a direct influence on investment but otherwise not. It can be concluded that
there is a one-way relationship between economic growth and investment. Based on this research,
the government should have a good management on using foreign debt and considering it when
taking foreign loans. Improve the bureaucracy by giving investment incentivesin order to
investors are willing to invest in Indonesia. Futhermore, encouraging economic growth in order
to have a positive growth as targeted.
Keywords: Foreign Debt, Gross Domestic Bruto, Investment, Economic Growth

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh produk domestik bruto terhadap utang luar
negeri dan hubungan kausalitas antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi. Model analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ordinary Least Square (OLS) dan Granger
Causality dengan menggunakan data time series dari tahun 2000 sampai tahun 2014. Hasil
penelitian ini pertama menunjukkan produk domestik bruto berpengaruh signifikan secara positif
terhadap utang luar negeri. Estimasi tersebut menggambarkan peramalan utang luar negeri
mengalami peningkatan seiring peningkatan produk domestk bruto. Hasil penelitian kedua
menunjukkan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh langsung terhadap investasi tetapi
sebaliknya tidak. Disimpulkan terdapat hubungan satu arah antara pertumbuhan ekonomi dan
investasi. Berdasarkan penelitian ini, pemerintah harus mempunyai manajemen yang baik dalam
penggunaan utang dan mempertimbangkan ketika mengambil pinjaman luar negeri ditahun-
tahun berikutnya. Memperbaiki birokrasi dalam hal kemudahan investasi, agar para investor
bersedia masuk menanamkan modalnya di Indonesia. Selanjutnya mendorong pertumbuhan
ekonomi untuk terus tumbuh positif sesuai yang ditargetkan.
Kata Kunci: Utang Luar Negeri, Produk Domestik Bruto, Investasi, Pertumbuhan Ekonomi

144
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

PENDAHULUAN

Utang luar negeri (ULN) atau pinjaman luar negeri adalah sebagian dari total utang suatu
negara yang diperoleh dari para kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat
berupa pemerintah, perusahaan, atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang
diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan internasional seperti
IMF dan Bank Dunia. Refleksi dari kisah sukses Marshall Plan pada tahun 1940, sukses secara
empiris itu menjadi dasar bahwa pemindahan sumberdaya dapat pula dilakukan dari negara-
negara maju ke negara-negara berkembang yang biasanya mengalami kekurangan modal untuk
menggerakan mesin ekonominya (Rachbini, 1991:62).
Utang luar negeri (foreign debt) adalah variabel yang bisa saja mendorong perekonomian
sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi. Mendorong perekonomian maksudnya, jika
hutang-hutang tersebut digunakan untuk membuka lapangan kerja dan investasi dibidang
pembangunan yang pada akhirnya dapat mendorong suatu perekonomian, sedangkan
menghambat pertumbuhan apabila utang-utang tersebut tidak dipergunakan secara maksimal
karena masih kurangnya fungsi pengawasan atas penanggung jawab utang-utang itu sendiri.
Pada tahun 2007 ULN yaitu 84.067 juta USD dan produk domestik bruto yaitu Rp
1.964.327,3 miliar. Utang luar negeri dan produk domestik bruto meningkat setiap tahunnya,
seperti pada Gambar di bawah ini:
3000000
2500000
3000000
2500000
2000000
2000000
1500000
1500000
1000000
1000000
500000
500000
0
02007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Utang Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Utang Luar Negeri Indonesia (Juta USD)
Produk Domestik Bruto Indonesia (Miliar Rupiah)
Produk Domestik Bruto Indonesia (Miliar Rupiah)
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan utang luar negeri dan produk domestik bruto
yang terus meningkat setiap tahunnya yaitu pada tahun 2008 utang luar luar negeri sebesar
89.599 juta USD dan Produk domestik bruto Rp 2.082.456,1 miliar dan terus meningkat yaitu
pada tahun 2012 utang luar negeri mencapai 252.364 juta USD dan produk domestik bruto
mencapai Rp 2.618.938,4 miliar lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Utang luar negeri terus
meningkat karena pemerintah tidak bisa mencukupi kebutuhan perekonomian. Dan PDB yang
terus meningkat didukung oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat, investasi pemerintah
maupun swasta.
Rachmadi (2013:13) menyatakan bahwa Utang Luar Negeri Indonesia mampu
mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Sektor-sektor ekonomi yang menyerap utang luar
negeri cukup tinggi, terbukti menunjukkan pertumbuhan PDB yang terus meningkat.
Atmadja (2000) menyatakan dalam jangka pendek, utang luar negeri sangat membantu
pemerintah Indonesia dalam upaya menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara,
akibat pembiayaan pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang cukup besar. Tetapi
dalam jangka panjang, ternyata utang luar negeri pemerintah tersebut dapat menimbulkan
berbagai persoalan ekonomi di Indonesia, salah satunya dapat menyebabkan nilai tukar rupiah

145
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

jatuh (inflasi). Utang luar negeri sama halnya seperti modal pembangunan. Utang luar negeri
dapat meningkatkan kegiatan investasi agar kebutuhan dalam negeri dapat terpenuhi. Dalam
perekonomian suatu negara terdapat suatu indikator yang digunakan untuk menilai apakah
perekonomian berlangsung dengan baik atau buruk. Indikator dalam menilai perekonomian
tersebut tercermin pada pertumbuhan PDB.
Perkembangan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami fluktuasi yaitu
pada tahun 2000 investasi mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Namun pada tahun 2001
investasi mengalami penurunan yang juga direspon oleh penurunan pertumbuhan ekonomi
Indonesia, seperti pada Gambar di bawah ini:
200000 7
6
150000 5
4
100000
3
50000 2
1
0 0
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Investasi (miliar Rupiah) Pertumbuhan ekonomi (persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia (Diolah)

Berdasarkan Gambar di atas menunjukkan investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia


yang mengalami fluktuasi. Pada tahun 2000 investasi sebesar 188.101,8 miliar Rupiah dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9 persen. Kemudian ditahun 2001 investasi mulai turun sebesar
94.548,52 miliar Rupiah dan pertumbuhan ekonomi juga menurun sebesar 3,5 persen. Tetapi
tinggi rendahnya investasi tidak selalu diikuti oleh tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi. Hal
ini terjadi karena tingginya risiko investasi akibat masih adanya gangguan keamanan,
ketidakpastian penegakan hukum, dan perselisihan perburuhan. Adapun pertumbuhan ekonomi
disebabkan oleh belum terpecahkannya berbagai permasalahan mendasar di dalam negeri yang
kemudian diperberat oleh dampak melambatnya pertumbuhan ekonomi global terhadap
penurunan kinerja ekspor Indonesia.
Seperti yang kita lihat, bahwa investasi sering kali mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Namun disisi lain pertumbuhan ekonomi juga ikut mempengaruhi investasi. Menurut Sukirno
(1994: 10) pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang
menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan adalah
pertumbuhan yang ditopang oleh investasi. Pertumbuhan yang ditopang oleh investasi dianggap
dapat meningkatkan produktivitas sehingga membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi dalam jangka
panjang.
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka setiap sektor perekonomian harus
berproduksi lebih cepat dan banyak dari tahun sebelumnya. Ukuran kemajuan perekonomian
dalam suatu negara akan selalu dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara tersebut.
Tak terkecuali untuk negara yang masih berkembang seperti Indonesia. Pertumbuhan ekonomi
akan selalu menjadi pusat perhatian.

146
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

TINJAUAN PUSTAKA

Utang Luar Negeri


Utang luar negeri adalah sebagian dari total utang suata negara yang diperoleh dari para
kreditor di luar negara tersebut. Penerima utang luar negeri dapat berupa pemerintah, perusahaan
atau perorangan. Bentuk utang dapat berupa uang yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah
negara lain atau lembaga keuangan internasional.
Indonesia merupakan salah satu negara dunia ketiga. Sebelum terjadinya krisis moneter
di kawasan Asia Tenggara, Indonesia memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Hal tersebut sejalan dengan strategi pembangunan ekonomi yang dicadangkan oleh pemerintah
pada waktu itu, yang menempatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sebagai target
prioritas pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi Indonesia sejak akhir tahun
1970-an selalu positif, serta tingkat pendapatan per kapita yang relatif rendah, menyebabkan
target pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi tersebut tidak cukup dibiayai dengan modal
sendiri, tetapi harus ditunjang dengan menggunakan bantuan modal asing. Pemerintah yang pada
awalnya menjadi motor utama pembangunan terus menambah utang luar negerinya agar dapat
digunakan untuk membiayai pembangunan ekonomi nasional guna mencapai target tingkat
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut, tanpa disertai dengan peningkatan
kemampuan untuk memobilisasi modal di dalam negeri. Hal ini menandakan adanya korelasi
yang positif antara keberhasilan pembangunan ekonomi pada tingkat makro dan peningkatan
jumlah utang luar negeri pemerintah (growth with indebtedness) (Atmadja, 2000).

Pertumbuhan Ekonomi
Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefenisikan sebagai peningkatan kemampuan dari
suatu perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi adalah salah
satu indikator yang amat penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang
terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas
perekomian akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu.
Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan faktor-faktor
produksi untuk menghasilkan output, maka proses ini pada gilirannya akan menghasilkan suatu
aliran balas jasa terhadap faktor produksi yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan adanya
pertumbuhan ekonomi maka diharapkan pendapatan masyarakat sebagai pemilik faktor produksi
juga akan meningkat (Sukirno, 2006: 423).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi menurut Sukirno (2010: 429)
antara lain: tanah dan kekayaan alam lainnya; jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja;
barang-barang modal dan tingkat teknologi; sistem sosial dan sikap masyarakat; luas pasar
sebagai sumber pertumbuhan.

Produk Domestik Bruto


Produk Domestik Bruto atau GDP (Gross Domestic Product) merupakan statistika
perekonomian yang paling diperhatikan karena dianggap sebagai ukuran tunggal terbaik
mengenai kesejahteraan masyarakat. Hal yang mendasarinya karena PDB mengukur dua hal
pada saat bersamaan: total pendapatan semua orang dalam perekonomian dan total pembelanjaan
negara untuk membeli barang dan jasa hasil dari perekonomian. Alasan PDB dapat melakukan
pengukuran total pendapatan dan pengeluaran dikarenakan untuk suatu perekonomian secara
keseluruhan, pendapatan pasti sama dengan pengeluaran (Mankiw, 2000:124).

147
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

Investasi
Investasi merupakan kegiatan dalam menanamkan modal dana dalam suatu bidang
tertentu. Investasi dapat dilakukan dalam berbagai cara, salah satu diantaranya adalah investasi
dalam bentuk saham. Pemodal atau investor dapat menanamkan kelebihan dananya dalam
bentuk saham di pasar bursa. Tujuan utama investor dalam menanamkan sahamnya kebursa efek
yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat pengembalian investasi (return) baik berupa
pendapatan dividen maupun pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya
(capital gain).
Investasi dapat dilakukan oleh individu maupun badan usaha (termasuk lembaga
perbankan) yang memiliki kelebihan dana. Investasi dapat dilakukan baik di pasar uang maupun
di pasar modal ataupun ditempatkan sebagai kredit pada masyarakat yang membutuhkan (Soliha
& Taswan, 2002: 168).

Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1:

Produk Domestik Bruto Utang Luar
Negeri

Pertumbuhan
Ekonomi Investasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Ket :

: Variabel terikat
: Variabel bebas
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas menjelasakan bagaimana pengaruh PDB
terhadap utang luar negeri di Indonesia dan hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi
dengan investasi di Indonesia. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah diduga PDB
berpengaruh negatif terhadap utang luar negeri dan diduga ada hubungan kausalitas dua arah
antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Sumber Data


Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari beberapa sumber yaitu
Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik dan data dokumentasi lainnya yang relevan dengan topik
permasalahan penelitian ini. Data yang dikumpulkan antara lain data perkembangan PDB, utang
luar negeri, pertumbuhan ekonomi dan investasi di Indonesia periode 2000-2014.

Model dan Analisi Data


Untuk mengetahui hasil penelitian ini, digunakan perhitungan analisis linear berganda
(Gujarati, 2001: 95) dengan formula sebagai berikut :
𝑌= 𝛽# + 𝛽$ 𝑋$ +..+ 𝑒( ............................................... (3.1)

148
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

Dalam penelitian ini, model diatas ditransformasikan sebagai berikut:


ULN = 𝛽# + 𝛽$ 𝑃𝐷𝐵+𝑒( ........................................... (3.2)
Dimana :
ULN = Utang Luar Negeri
𝛽# = Konstanta
𝛽$ = Koefisien regresi
PDB = Produk Domestik Bruto
𝑒( = Standar error

Untuk melihat hubungan kausalitas antara Investasi (I) dengan Pertumbuhan Ekonomi
(PE) digunakan analisis Granger Causality seperti berikut (Ady, 2015) dalam (Gujarati, 1995:
620) :
; ;
PEt = (<$ a( It-i + ?<$ b> PEt-j +δt ……………..…(3.3)

It = A A
(<$ c( It-i + ?<$ d? PEt-j + λt ……………......(3.4)
keterangan:
Diasumsikan bahwa δt dan λt tidak berkorelasi
PE = Pertumbuhan Ekonomi PEt-j = lag dari pertumbuhan ekonomi
I = Investasi It-I = lag dari investasi

Salah satu kelemahan dalam Granger Causality adalah penentuan panjang lag. Dalam
penelitian ini, dipakai panjang lag 2.

HASIL PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik


Normalitas
Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
terikat dan variabel bebas keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil
Tabel 1 menjelaskan model uji normalitas dengan Jarque Bera Normality Test menyimpulkan
probabilitasnya normal karena p-value> 0,05.
Tabel 1. Uji Normalitas
Jarque-Berra P-Value
3.025 0,220
Sumber: Hasil Eviews (2016)
Hasil uji normalitas pada Tabel 4.1 diperoleh p-value Jarque Berra (JB) sebesar 0,220.
Nilai P-value Jarque Berra (JB) lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data penelitian
ini terdistribusi secara normal.

Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linier terdapat
korelasi. Uji autokorelasi dilihat dari Durbin-Watson dengan hasil pengujiannya yaitu sebesar
0.5761 dengan 0.927 (dl) – 1.324 (du). Terdapat pelanggaran asumsi klasik yakni nilai dw < dl
(0.5761 < 0.927). Kesimpulan yang diambil adalah H# ditolak dan HC diterima. Hal ini berarti
bahwa model regresi dalam penelitian ini terdapat korelasi (positive autocorrelation). Namun

149
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

pelanggaran asumsi dapat diabaikan karena murni hubungan antar waktu tetapi hasil estimasi
regresi tidak BLUE (Best Linear Unbias Estimator) melainkan LUE (Linear Unbias Estimator).

Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua
pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui adanya
peyimpangan dari syarat-syarat asumsi klasik pada model regresi dimana dalam model regresi
harus dipenuhi syarat agar tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroscedasticity Test p-value
ABS(E) GLEJSER TEST 0,4459
Sumber: Hasil Eviews (2016)
Dalam penelitian ini, nilai heteroskedastisitasnya dilihat berdasarkan nilai p-value lebih
besar dari 0,05 pada pengujian yang memiliki nilai p-value 0,4459 (44,59 persen) maka, H#
diterima dan HC ditolak. Dengan kata lain model regresi dalam penelitian ini tidak terdapat
heteroskedastisitas atau homoskedastisitas.

Hasil Regresi
Pengaruh produk domestik bruto terhadap utang luar negeri
Untuk mengetahui pengaruh produk domestik bruto (PDB) terhadap utang luar negeri
(ULN) maka dapat diteliti dengan menggunakan model analisis kuadrat terkecil yang diproses
dengan menggunakan Eviews. Berdasarkan model analisis tersebut, maka diperoleh hasil
perhitungan seperti Tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Regresi Produk Domestik Bruto terhadap Utang Luar Negeri
Estimated Standard
Variabel T-Ratio P-Value
Coefficient Error
PDB 0.156373 0.015548 10.5745 0,000*
Konstanta -
-174558.6 32455.54. 0,001
5.378392
2
R = 0.8861 TTabel = 2,160
Adj. R2 = 0.8873 Fhitung = 101.1523
D-W = 0.5761
Sumber: Hasil Eviews, 2016 (diolah). **signifikansi level 0,10 *signifikansi level 0,05

Maka persamaan linear hasil regresi di atas adalah:


ULN = -174558.6 + 0.156373 (PDB)
Berdasarkan nilai koefisien regresi di atas, pengaruh dari variabel PDB terhadap utang
luar negeri antara lain sebagai berikut:
1. R square (R2) sebesar 0,8861 artinya 88,61 persen utang luar negeri dapat dijelaskan oleh
perubahan dalan variabel produk domestik bruto. Sedangkan sisanya 11,39 persen dijelaskan
oleh faktor lain di luar model.
2. Konstanta (β0) sebesar -174558,6 artinya apabila variabel PDB dianggap konstant (tetap)
atau nol (0) dengan asumsi cateris paribus, maka tetap melakukan utang luar negeri sebesar
174558.6 juta USD.
3. Koefisien (β1) sebesar 0.156373 menjelaskan apabila terjadi kenaikan PDB sebesar 1 triliun
Rupiah maka utang luar negeri akan mengalami penambahan sebesar 15,6373 juta USD
dengan asumsi variabel independen lain dianggap tetap. Dengan nilai p-value 0,000 lebih
150
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

kecil dari 0,05, maka variabel PDB berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang
luar negeri.

Hubungan Investasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Menggunakan Granger Causality


Uji kausalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat
diperlakukan sebagai variabel eksogen. Hipotesis Ho granger causality adalah tidak terdapat
hubungan sebab akibat (dua arah) dari variabel x terhadap y mau sebaliknya dengan nilai p-value
> 0,05. Apabila salah satu variabel x terhadap y dan sebaliknya terdapat pengaruh maka
disimpulkan hanya terdapat satu arah. Pada penelitian ini metode granger causality yang
diproses dengan Eviews. Maka diperoleh hasil granger causality dengan lag 2 pada Tabel 4
sebagai berikut:

Tabel 4. Hasil Granger causality Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi


Pairwise Granger Causality Tests
Sample: 2000 2014
Lags: 2

Null Hypothesis: Obs F-Statistic Prob.

I does not Granger Cause PE 13 14.6778 0.0021


PE does not Granger Cause I 1.39681 0.3018

Sumber : Hasil Output Eviews, 2016

Tabel 4 di atas merupakan hasil output yang diolah menggunakan Eviews dengan metode
granger causality. Pada hasil tersebut dijelaskan pengaruh pertumbuhan ekonomi (PE) terhadap
investasi (I) dengan observasi 13 dan lag 2, nilai F-statistik sebesar 14,6778 (prob 0,0021).
Sedangkan pengaruh investasi terhadap petumbuhan ekonomi memiliki nilai F-statistik 1,39681
(prob 0,3018). Kesimpulan yang dapat diambil pada masing-masing granger ialah pertumbuhan
ekonomi memiliki pengaruh (granger cause) terhadap investasi dengan prob 0,0021< 0,05 tetapi
investasi tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi (prob 0,3018 >0,05). Oleh karena itu,
terdapat hubungan satu arah yakni pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap investasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Produk domestik bruto berpengaruh signifikan secara positif terhadap utang luar negeri.
Apabila terjadi kenaikan PDB sebesar 1 triliun Rupiah maka utang luar negeri akan
mengalami penambahan sebesar 15,6373 juta USD dengan asumsi variabel independen lain
dianggap tetap.
2. Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan searah dengan investasi, dimana ketika
pertumbuhan ekonomi meningkat maka investasi juga meningkat. Tetapi investasi tidak
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, terdapat hubungan satu arah yakni
pertumbuhan ekonomi berpengaruh terhadap investasi.

151
Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM)
Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah
Vol.2 No.1 Februari 2017: 144- 152

Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat penulis
kemukakan sebagai berikut:
1. Pemerintah harus mempunyai manajemen yang baik dalam penggunaan utang luar negeri
dan mempunyai pertimbangan yang baik ketika mengambil pinjaman luar negeri ditahun-
tahun berikutnya.
2. Memperbaiki birokrasi dalam hal kemudahan investasi, agar para investor bersedia masuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
3. Pemerintah sebaiknya melakukan berbagai upaya yang dapat mendorong pertumbuhan
ekonomi untuk terus tumbuh positif sesuai dengan yang telah ditargetkan melalui kombinasi
kebijakan fiskal dan moneter yang ekspansif.

DAFTAR PUSTAKA

Ady, Lumadya.(2015). “Kausalitas Utang Luar Negeri, Tabungan Domestik Dan Pertumbuhan
Ekonomi”.Jurnal Riset dan Manajemen, 15 (01), 1-12.

Atmadja, A. S. (2000). Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Perkembangan dan


Dampaknya. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 02 (01), 83-94.

Gujarati, D. (2001). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

Mankiw, N. G. (2000). Pengantar Ekonomi Jilid dua. Jakarta: Erlangga.

Rachbini, D. J. (1991). Konsukuensi Utang Luar Negeri (Vol. 9). Prisma.

Rachmadi, A. L. (2013). "Analisis Pengaruh Utang Luar Negeri Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia (Studi Kasus Tahun 2001-2011)".Jurnal Ilmiah .

Soliha, E., & Taswan. (2002). "Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap Nilai Perusahaan serta
Beberapa Faktor yang Mempengaruhinya". Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 9 (2), 168-169.

Sukirno, S. (1994). Makro Ekonomi Edisi Ke dua. Jakarta: Erlangga.

Sukirno, S. (2010). Makroekonomi Teori Pengantar Edisi ke tiga. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Sukirno, S. (2006). Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

152

Anda mungkin juga menyukai