INFEKSI OROMAKSILOFASIAL

Departemen Bedah Mulut

Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Sumatera Utara
2019
 Menjelaskan proses patofisiologis dari infeksi oromaksilofasial
 Menjelaskan faktor yang berperan dalam terjadinya
penyebaran infeksi oromaksilofasial.
 Menjelaskan jenis dan gambaran klinis kasus infeksi akut di
oromaksilofasial.
 Menjelaskan jenis dan gambaran klinis kasus infeksi kronis di
oromaksilofasial.
 Menjelaskan gambaran radiografi infeksi oromaksilofasial.
 Menjelaskan komplikasi dari infeksi oromaksilofasial.
 Menjelaskan penanganan infeksi pada oromaksilofasial.
 Mampu merencanakan penatalaksanaan infeksi
oromaksilofasial.
 INFEKSI

Suatu peristiwa masuk dan

berkembangnya mikroorganisme
didalam tubuh yang kemudian akan
menimbulkan reaksi inflamasi.
 Inflamasi merupakan
reaksi tubuh terhadap
masuknya mikroorganisme
dengan gejala

Rubor Kalor Dolor Fungsio

Tumor Laesa

panas yg timbul rasa sakit akibat

kemerahan pd akibat aliran darah rangsangan pd kehilangan fungsi
daerah permukaan pembengkakan yg pd daerah inflamasi
yg relatif hangat syaraf sensorik terjadi krn
infeksi yg dari jar yg lebih disebabkan disebabkan oleh
merupakan akibat ekstravasasi cairan faktor mekanis dan
dalam, penekanan dari sel/ radang pd
dari vasodilatasi menigkatnya jumlah pembengkakan dari refleks otot yg
pembuluh darah tempat terinfeksi disebabkan adanya
aliran darah dan atau perluasan
metabolisme penyakit rasa sakit
 Proses patofisiologis infeksi oromaksilofasial
ODONTOGENIC NON ODONTOGENIC

 Infeksi oromaksilofasial odontogenik, trauma, infeksi bedah implant

dan rekonstruksi, kontaminasi BHP, dapat juga berasal dari faktor lain
seperti infeksi sinus, kelenjar ludah, dan malignansi rongga mulut
Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, 2 ed; hal: 588
 Proses patofisiologis infeksi
oromaksilofasial
 Umumnya Infeksi odontogenik  disebabkan multipel bakteria
 Bakteri penyebab infeksi pada umumnya merupakan bagian flora
normal oral
 Infeksi dental yang serius umum terjadi pada infeksi pulpa
dibandingkan infeksi periodontal

Diambil dari Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, 2 ed; hal: 588
 ORGANISME PERCENTAGE
AEROBIC : 25 %
 Gram-positive cocci 85
Streptococcus spp 90
Streptococcus (grup D) spp 2
Staphylococcus spp 6
Eikenella spp 2
 Gram-negative cocci (Neisseria spp) 2
 Gram-positive rods (Corynaebacterium spp) 3
 Gram-negative rods (Haemophilus spp) 6
 Another 4
ANAEROBIC 75 %
 Gram-positive cocci 30
Streptococcus spp 33
Peptostreptococcus spp 65
 Gram-negative cocci (Veillonella spp) 4
 Gram-positive rods 14
Eubacterium spp -
Lactobacillus spp -
Actinomyces spp -
Clostridium spp -
 Gram-negative rods 50
Bacteriodes spp 75
Fusobacterium spp 25
 Another 6
Invasi pulpa gigi oleh bakteri setelah terjadi
karies

Inflamasi, oedema dan kurangnya suplai

darah kolateral

Terhambatnya aliran darah atau kematian

vaskularisasi (Kematian jaringan pulpa)

Berkembang biaknya bakteri (anaerobik)

Penjalaran bakteri secara perlahan kesekitar

tulang alveolar

Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, 2 ed; hal: 588

 Faktor yang Berperan dalam Terjadinya
Penyebaran Infeksi Oromaksilofasial
Jumlah dan
tingkat
infeksius
organisme

Progres
penyebaran
infeksi
bervariasi
tergantung
kepada
Anatomi area Ketahanan
yang terlibat host

Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, 2 ed; hal: 588

Anatomi area yang terlibat

Ketika infeksi menyebar melalui tulang, infeksi akan masuk ke jaringan lunak melalui
tulang tertipis. A. apeks gigi mendekati tulang labial, sehingga infeksi menyebar ke
labial. B. apeks mendekati palatal, sehingga perforasi ke palatal
Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 6 ed; hal: 298
 Jumlah dan tingkat
Ketahanan host infeksius organisme

PERTAHANAN HUMORAL : VIRULENSI & KWANTITAS

PERTAHANAN TUBUH : Daya invasi & toksisitas
Imunoglobulin (antibodi) PERTAHANAN SELULER :
LOKAL : barier anatomi & bakteri serta jumlah bakteri
dan komplemen (serum dr Sel fagosit i& lmfosit
populasi bakteri normal. yg menimbulkan infeksi
hepar yg anti bakteri)
 Tahapan Infeksi

Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, hal 332

INFEKSI ODONTOGENIK

Selulitis Fasial

Abses
INFEKSI ODONTOGENIK
Selulitis Fasial
Peradangan akut pd jar ikat longgar di lapisan
D permukaan atau jaringan yg lebih dalam dari wajah atau
E dasar mulut, yang menimbulkan rasa sakit dimana
F terdapat pembengkakan yang meluas dengan batas
difus dan tidak terdapat pus
I
N
I
S
I
INFEKSI ODONTOGENIK
Abses

D
E Suatu infeksi yang berjalan cepat, terlokalisir
yang manifestasinya berupa peradangan,
F
pembengkakan serta berkumpulnya pus dalam
I rongga yang terbentuk disertai kerusakan
N jaringan setempat dan adanya nyeri tekan.
I
S
I
Diambil dari Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery, hal 333
 ABSES PERIAPIKAL/ DENTOALVEOLAR

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES PERIAPIKAL/ DENTOALVEOLAR

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES PERIAPIKAL/
DENTOALVEOLAR

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES PALATAL

Incision for
drainage of a
palatal
abscess,
parallel to the
greater
palatine
vessels

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES PERIODONTAL

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES SUBPERIOSTEAL

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES SUBPERIOSTEAL

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES SUBMUKUS

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES SUBMUKUS

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES FOSSA KANINA

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

 ABSES SPASIUM BUKAL

Diambil dari Fragiskos Oral Surgery

ABSES INFRATEMPORALIS
ABSES SUBMASETER
ABSES SUBMANDIBULA
ABSES SUBKUTAN
ABSES SUBLINGUAL
ABSES SUBLINGUAL

Incision for drainage of a sublingual abscess. The incision is

performed parallel to the submandibular duct and the lingual nerve
ABSES SUBMENTAL
Angina Ludwig
 Angina
Ludwig

Submental

Sublingual

Sub
mandibular
Angina Ludwig

SEPSIS
 Sepsis: A Complex Disease
 This Venn diagram provides a conceptual framework
to view the relationships between various
components of sepsis.

Adapted from: Bone RC et al. Chest. 1992;101:1644-55.

Opal SM et al. Crit Care Med. 2000;28:S81-2.
38
SEPSIS

Merupakan tanda adanya infeksi, yang disertai tanda-

tanda sindroma respon inflamasi sistemik (SIRS: Systemic
Inflammatory Response Syndrome) yang meliputi 2 atau
lebih tanda di bawah ini:

 - suhu badan ≥ 38°C, atau ≤ 36°C

 - nadi ≥ 90 kali/menit
 - respirasi ≥ 20 kali/menit atau
P CO2 arteri < 32 mmHg
 - angka lekosit ≥ 12000/mmk atau ≤ 4000/mmk atau
sel lekosit muda > 10%
SEVERE SEPSIS

Merupakan sepsis yang disertai disfungsi organ dengan satu atau lebih
tanda berikut:

 - hipotensi
 - konfusi
 - oliguri
 - hipoksia
 - asidosis metabolik
 - Disseminated intravascular coagulation/DIC
 - Disfungsi hati

Syok septik adalah sepsis berat dengan hipotensi yang menetap,

meskipun telah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat
PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENANGANAN INFEKSI :

 Penilaian berat ringannya infeksi

 Evaluasi pertahanan tubuh
penderita
 Evaluasi kebutuhan perawatan
bersama
 Intervensi bedah
 Terapi suportif
 Pemilihan AB
 Evaluasi & monitor
 Drainage

Therapy of
Odontogenic
infections

Remove the
Antibiotic
etiology
DRAINAGE

 Way out of pus &bacterial

accumulation
 Decreased surface tension
 Reduced the pain

Pre surgical antibiotic

Examination of culture &
sensitivity
PRINCIPLES OF INCISION & DRAINAGE

 Aseptic procedure
 An incision placed at the site of
maximum fluctuance
 The incision is in an esthetically
acceptable area
 In a dependent position to
encourage drainage by gravity
 Dissect bluntly, through to
deeper & explore to the
infection teeth
 Place drain & stabilize with
sutured & change daily,
remove when drainage
become minimal
 REMOVE THE ETIOLOGY

FIRST PROCEDURE SECOND PROCEDURE

•DRAINAGE OF PUS ACCUMULATION AFTER INCISION & DRAINAGE

• REMOVAL THE SOURCE OF PROCEDURE
INFECTION
ADMINISTRATION OF
ANTIBIOTIC

EXAMINATION OF
EMPIRICAL
CULTURE & SENSITIVITY

• Penicillin
• Erythromycin
• Clindamycin
• Cefadroxil
• Cephalosporin
• Metronidazole
• Tetracycline
 How
do I
choose
the
right
antibiotic
for
my
patient?
JCDA • www.jcda.ca • 2010 • Vol. 76, No. 2
Terima Kasih