Menkep Kel.02 Discharge Planning
Menkep Kel.02 Discharge Planning
(DISCHARGE PLANNING)
Disusun Guna Memenuhi Tugas Manajemen Keperawatan
Dengan Dosen Penggampu: Ns. Prestasianita, S.Kep., M.Kep.
Disusun Oleh:
Kelompok 2
2016 C
1. Angga Dwi Praditya 16010100
i
DAFTAR ISI
COVER ...............................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...............................................................…….1
1.2 Tujuan .........................................................................4
1.3 Manfaat .........................................................................4
2.2 Prinsip....................................................................................................6
2.3 Jenis-jenis...............................................................................................7
2.4 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.........................................................7
3.2 Metode....................................................................................................12
3.3 Media .....................................................................................................12
3.4 Pengorganisasian...................................................................................12
3.5 Role Play.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
dirawat di rumah sakit agar mampu mandiri merawat diri pasca rawatan
(Carpenito, 2009 ; Kozier, 2004). Sedangkan menurut Nursalam & Efendi (2008)
(Nursalam, 2017).
Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan yang secara langsung terlibat
1
keperawatan. Pelaksanaan discharge planning yang baik akan berpengaruh
2018).
kepada klien dirumah sakit, sehingga perlu dipersiapkan oleh perawat dan
dilakukan sedini mungkin. Discharge planning yang diberikan secara dini akan
sakit, dapat memberikan dampak pada penurunan anggaran biaya rumah sakit,
dapat menurunkan angka kekambuhan setelah mereka pulang dari rumah sakit,
dan dapat memungkinkan intervensi rencana pulang dilakukan dengan tepat waktu
(Swanburg, 2000). Hasil penelitian di Inggris yang dilakukan oleh Shepperd et al.
planning yang benar. Pelaksanaan discharge planning yang diberikan secara tidak
dan tingkat keparahan pasien saat di rumah. Hal ini didukung oleh data dari
Family Care Giver Alliance (2010) yang menunjukkan bahwa akibat dari
2
dan (18%) pasien yang dipulangkan dari rumah sakit dirawat kembali di rumah
sakit dalam waktu 30 hari. Hal ini menunjukkan dampak besar dari pelaksanaan
discharge planning yang tidak baik. Discharge planning merupakan bagian dari
memastikan kebutuhan pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi
(nurdayat, 2007).
Perawat perlu mengetahui apa yang akan disampaikan dan cara yang baik
dalam discharge planning difokuskan pada 6 area penting yang dikenal dengan
Outpatient Referal, Diet). Tujuan dari komponen ini agar pasien dan keluarga
mengetahui tentang obat yang diberikan, lingkungan yang baik untuk pasien,
terapi dan latihan yang perlu untuk kesehatan pasien, informasi waktu kontrol
ulang dan pelayanan di komunitas serta diet (Timby, 2009). Menurut Potter &
Perry (2005) discharge planning yang berhasil merupakan suatu proses yang
3
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Setelah membaca proposal discharge planning ini penulis maupun
pembaca mampu menerapkan discharge planning yang tepat untuk
pasien.
1.2.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik pasien untuk dapat
rumah sakit
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi perawat
1. Menjalin hubungan kerja sama dan bertangung jawab antar perawat.
Pasien dan keluarga
2. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna
1.3.2 Bagi pasien
1. Tindak lanjut yang sistematis digunakan untuk menjamin
keperawatan rumah
4. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapat pelajaran
dirumah
4
Terlaksananya standar discharge planning yang memuaskan untuk
meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga serta meminimalisir
kekambuhan dari pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis
dari penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
5
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum dan
sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis, agar tim
kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mempersiapkan pasien
melakukan perawatan mandiri dirumah. Perencanaan pulang didapatkan dari
proses interaksi ketika keperawatan professional, pasien dan keluarga
berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang
diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat pada masalah pasien yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitative, serta keperawatan rutin yang sebenarnya
(Nursalam, 2017).
2.2 Prinsip-prinsip
1. Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang. Nilai keinginan dan
kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan dengan
masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti, sehingga
kmungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang
merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling bekerja
sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumberdaya dan fasilitas yang
ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system pelayanan kesehatan.
Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus
dilakukan (Nursalam, 2017).
2.3 Jenis-jenis
1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang
ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi, pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien erlu dirawat kembali maka prosedur keperawatan dapat
dilakukan kembali.
6
3. Judicial discharge (pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk
pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama
dengan keperawatan puskesmas terdekat (Nursalam, 2017).
2.5 Faktor-faktor yang dapat diberikan pada saat sebelum pasien pulang
1. Pendidikan kesehatan, di harapkan bisa menggurangi kekambuhan atau
komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang
perawatan penyakit pasien.
2. Program pulang bertahap bertujuan untuk melatih pasien untuk kembali
ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus
dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh
keluarga.
3. Tujukan, integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan
langsung antar keperawatan komunitas atau Praktik mandiri
keperawatan dengan rumah sakit, sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien dirumah (Nursalam, 2017).
2.Tingkat ketergantungan
pasien
Perencanaan pulang
7
Program HE:
Lain-lain
Penyelesaian 1. kontrol dan obat
administrasi
2. nutrisi
3. aktibvitas dan
istiirahat
4. Monitor
perawatan diri
Keterangan:
(sebagai program service
1. Tugas perawat primer:
a. Membuat rencanasafety) olehplanning
discharge keluarga dan
b. Membuat leaflet petugas
c. Memberikan konseling
d. Memberikan pendidikan kesehatan
e. Menyediakan format discharge planning
f. Mendokumentasikan discharge planning
2. Tugas perawat associate:
Melaksanakan agenda discharge planning (Noprianty, 2018).
8
2.7.5 Pelaksanaan Kegiatan
Persiapan 1. Pp 1 sudah siap dengan status pasien dan 10 menit Nurse station PP 1
format discharge planning
2. Menyebutkan masalah pasien
KARU
3. Menyebutkan hal-hal yang perlu diajarkan
pada pasien dan keluarga
4. KARU memeriksa kelengkapan administrasi
10
EVALUASI
1. Struktur.
a) Persiapan dilakukan pada saat pasien masuk ruang paru
b) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
c) Penyusunan proposal
d) Menetapkan kasus
2. Proses
a) Kelancaran kegiatan
b) Peran serta keperawatan yang bertugas
3. Hasil
a) Informasi yang disampaikan dapat diterima oleh pasien dan keluarga
11
BAB III
Narasi :
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Nursalam. (2017). Manajemen Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
14
LAMPIRAN
15
LAMPIRAN FORM DISCHARGE PLANNING
16
Discharge planning No.reg:
Nama :
Jenis Kelamin:
A. Kontrol
a. Waktu:
b. Tempat:
B. Lanjutan keperawatan di rumah(luka operasi,pemasangan gift,pengobatan,dll).
C. Aturan diet/nutrisi:
Lain-lain :
17
Jember,.........................
18
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN DISCHARGE PLANNING
1. No.reg :
Diisi sesuai nomer register pasien.
2. Nama :
Diisi sesuai nama pasien.
3. Jenis kelamin:
Diisi laki-laki/perempuan
4. Tanggar mrs:
Sesuai pasien masuk RS
5. Diagnosis MRS:
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis.
6. Tanggal MRS:
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter.
7. Diagnosis KRS:
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien diperbolehkan
pulang.
8. Dipulangkan dari RS.Y dengan keadaan :
Diisi berdasarkan keadaan pasien.
9. Tanggan dan tempat kontrol:
Diisi sesuai tempat/kontrol ketika pasien kontrol.
10. Lanjutkan keperawatan dirumah:
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang.
11. Aturan diet:
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
12. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya ,dosisnya,jumlahnya.
13. Aktivitas dan istirahat
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatanya,dan istirahatnnya dirumah.
14. Hal yang dibawa pulang(lihat laboratorium,foto,ekg).
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
15. Lain-lain:
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal : obat-obat yang distop/diberhentikan.
19
20