Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI TANAMAN

ACARA 1
SITOLOGI DAN HISTOLOGI

Oleh :

Daffa Naufal Faiq


Rombongan 12
PJ Asisten: Ester Fransisca

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. Biologi

mempunyai berbagai macam cabang seperti Sitologi dan Histologi.

Perkembangan imu dan pengetahuan memberikan inspirasi kepada semua orang

tentang apa dan bagaimana dirinya, serta darimana kita berasal. Selain itu juga

menjelajahi tentang bagaimana mengembangkan dirinya dan mempertahankan

dirinya sehingga dalam ilmu biologi muncul berbagai teori mengenai berbagai

macam hal. Akhirnya, lahir pula berbagai macam cabang ilmu Biologi itu sendiri.

Ilmu Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kehidupan.

Akhirnya, lahir pula berbagai macam cabang ilmu Biologi itu sendiri salah

satunya Sitologi. Sitologi adalah ilmu yang mempelajari sel. Sel merupakan unit

terkecil dari suatu organisme hidup yang memiliki fungsi struktural, fungsional,

dan hederitas.

Pratikum ini merupakan suatu usaha untuk membuktikan dan

mengenbangkan teori yang telah kita ketahui dari hasil percobaan dan penelitian

ilmuwan-ilmuwan terdahulu. Secara teoritis kita telah banyak memperoleh tentang

Biologi namun, secara terapan masih banyak yang belum kita pahami

prosedurnya.
Sitologi merupakan bagian ilmu dari biologi yang mempelajari tentang sel.

Sel merupakan unit terkecil dari organisme hidup yang memiliki fungsi struktural,

fungsional dan hereditas, dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap

kepribadian dan tingkah laku masing-masing makhluk hidup.

Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk organisme,

terutama hewan dan tumbuhan serta mencakup bagian-bagiannya. Selain itu,

morfologi merupakan bagian dari ilmu botani yang khusus mempelajari bentuk

luar dari suatu tumbuhan yang dapat dilihat dengan mata biasa.

B. Tujuan

Praktikum sitologi dan histologi bertujuan untuk mengetahui berbagai

macam bentuk sel dan jaringan


II. TINJAUAN PUSTAKA

Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa

organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri dari hanya satu

sel saja. Beragam organisme lainnya, misalnya manusia, adalah multiseluler

(manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Teori

tentang sel yang pertama kali dikemukakan pada abad ke-19 menyatakan bahwa

semua organisme tersusun atas satu atau lebih sel. Setiap sel berasal dari sebuah

sel lainnya. Seluruh fungsi vital bagi organisme terjadi di dalam sel dan sel-sel

tersebut mengandung informasi genetik yang dibutuhkan untuk mengatur fungsi

sel dan memindahkan informasi kepada sel-sel generasi berikutnya. Setiap sel

memenuhi kebutuhannya sendiri dan merawat dirinya sendiri pula. Mereka bisa

mengambil zat-zat nutrisi, mengubahnya menjadi energi, menjalankan fungsi-

fungsi khususnya, dan bereproduksi jika dibutuhkan. Setiap sel menyimpan

seperangkat instruksinya sendiri untuk melakukan aktivitas- aktivitas tersebut.

Setiap sel memiliki kemampuan-kemampuan berikut :

1. Bereproduksi dengan cara membelah diri.


2. Metabolisme, termasuk mengambil bahan baku, memproduksi molekul-

molekul berenergi dan melepaskan hasil produksinya. Kinerja sebuah sel

tergantung pada kemampuannya untuk mengekstrak dan menggunakan energi

kimia yang tersimpan dalam molekul-molekul organik. Energi ini didapatkan dari

proses metabolisme.

3. Pembuatan protein-protein, mesin bagi sel-sel tersebut, misalnya enzim. Sebuah

sel mamalia rata- rata terdiri dari 10.000 jenis protein yang berbeda.

4. Memberikan respon terhadap rangsangan eksternal dan internal seperti

perubahan temperatur, pH atau kandungan nutrisi.

5. Mengatur lalu lintas vesikel (Iman, 2005).

Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya

dari sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuhan, mempertahankan

bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat

kesuluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang terbuat dari sel khusus

mempertahankan tumbuhan agar tegak melawan gaya gravitasi. Prokariota, jamur,

dan sebagian protista juga memiliki dinding sel. Dinding sel tumbuhan jauh lebih

tebal daripada membrane plasma, yaitu berkisar antara 0,1 mikrometer hingga

beberapa mikrometer. Komposisi kimiawi yang tepat dari dinding ini beragam

antar spesies lainnya dari satu jenis sel dengan sel jenis lainny di dalam tumbuhan

yang sama, tetapi desain dasar dinding itu tetap (Reece dan Mitchell, 2002).
Sel dapat digolongkan menjadi dua berdasarkan ada tidaknya membran

nukleus (membran inti), yaitu sel prokariot, jenis sel yang tidak dilengkapi dengan

membran inti contohnya bakteri dan ganggang alga biru (Cyanophita); dan sel

eukariot, yaitu jenis sel yang memiliki membran inti contohnya sel hewan,

tumbuhan, fungi. Sel Prokariot; Bakteri sebagai organisme prokariotik yang

merupakan organisme uniseluler memiliki struktur sel yang tidak memiliki

membran inti. Struktur sel secara umum yang dimiliki oleh sel prokariot dapat

kita lihat pada sel bakteri. Sementara Sel Eukariot memiliki struktur yang lebih

komplek dibandingkan dengan sel prokariot. Sel eukariot memiliki membran inti

yang memisahkan nukleus dengan sitoplasma. Sel ini juga memiliki struktur

endomembran yang disebut dengan Organel.

Organel - organel sel eukariot memiliki fungsi-fungsi tertentu yang

menunjang kehidupan sel eukariot. Sel eukariot dibedakan atas sel hewan dan sel

tumbuhan. Perbedaan yang mendasar antara kedua jenis sel tersebut adalah

adanya beberapa bagian sel yang hanya dimiliki sel hewan (Sentrosom dan

Lisosom) dan yang hanya dimiliki oleh sel tumbuhan (Plastida dan Dinding Sel)

(Fatkhomi, 2009).

Sel – sel eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan, tetapi ada

sejumlah perbedaan penting antara sel – sel dari organisme – organisme dalam

kedua kingdom tersebut. Sel – sel tumbuhan hamper selalu mengandung dinding

sel ekstraselular, yang terbuat dari selulosa. Sel – sel hewan umumnya tidak

memiliki dinding sel. Dinding sel ditemukan pula pada fungi dan bakteri, tetapi
bukan terbuat dari selulosa. Vakuola merupaka ciri yang cukup menonjol pad asel

– sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan tidaka ada sama sekali

pada sel – sel hewan. Sentriol biasanya ditemukan pada tumbuhan, sedangkan sel

– sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak di luar nukleus (Fried

dan Hademenos, 2006).

Meskipun antara sel hewan dan sel tumbuhan berebeda namun terdapat

persamaa – persamaan dasar tertentu mengenai sifat, bentuk, dan fungsi dari

bagian sel tersebut. Secara umum bagian – bagiab sel tersebut adalah membran

sel, sitoplasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparatus golgi, lisosom,

plastid, kloroplas, sentrosom, ribosom, vakuola, inti sel. Membran inti,

mikrofilamen, dan dinding sel (Winarto, 1981).

Floem mengangkut zat-zat makanan yang disintesis di daun menuju

seluruh bagian tumbuhan. Berbagai zat bergerak sepanjang protoplasma floem,

tetapi yang paling banyak biasanya adalah sukrosa. Sel-sel floem tetap hidup saat

melaksanakan fungsi transpornya. Sukrosa, fruktosa, dan asam amino biasanya

bergerak dari daun menuju batang dan akar tumbuhan melalui tabung tapis floem

dalam suatu proses yang dikenal sebagai translokasi. Konsentrasi yang tinggi dari

gula atau zat terlarut lainnya dalam suatu kompartemen sumber menyebabkan

pergerakan air menuju kompartemen tersebut melalui osmosis. Terdapat suatu

gradien sukrosa di sepanjang floem, dan air menggerakkan zat-zat


terlarut sepanjang tabung tapis yang sambung-menyambung (Fried dan

Hademenos, 2007).

Bagian dari aksis tumbuhan yang menopang daun dan organ reproduktif,

dan biasanya terletak di permukaan tanah disebut batang. Secara umum batang

memiliki stele dengan xylem dan floem, perisikel, endodermis, korteks, dan

epidermis. Pada batang berkas xylem dan floem terletak bersebelahan dan dalam

radius yang sama. Pada organ batang terdapat tiga bagian pokok yang

berkembang dari jaringan protoderm, prokambium, dan meristem dasar, yaitu

epidermis dan derivatnya, korteks dan stele. Ketiga bagian tersebut akan tampak

jelas pada tumbuhan dikotil, sedangkan pada tumbuhan monokotil batas antara

korteks dan stele kurang jelas (Nugroho dkk, 2005).

Sistem perakaran tanaman jagung terdiri dari akar-akar seminal, koronal,

dan akar udara. Pertumbuhan akar seminal pada umumnya menuju arah bawah,

berjumlah 3-5 akar. Akar koronal tumbuh dari bagian dasar pangkal batang,

tumbuh kearah atas dari jaringan batang setelah plumula muncul. Akar udara

untuk memperkokoh batang terhadap kerebahan dan berperan dalam proses

asimilasi (Rukmana, 2003).

Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk

mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu daun, bunga,

dan buah ; dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi, dan


menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa, hingga

dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang

paling menguntungkan ; jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah

ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah ; menjadi

tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan (Tjitrosoepomo, 2007).

Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran dan struktur yang bervariasi dan

sangat rumit. Walaupun demikian, semua mempunyai persamaan dalam beberapa

segi dasar. Tumbuhan dan hewan merupakan organisme yang tubuhnya tersusun

oleh sel-sel. Sel tumbuhan dan sel hewan merupakan variasi dari satu tipe unit

dasar atau satuan struktur. Hal ini menjadi dasar teori tentang sel yang

dikemukakan oleh Schwann dan Schleiden pada tahun 1838. berdasarkan konsep

tersebut, sel merupakan kesatuan struktur dan fungsi organisme hidup karena sel

mempunyai kesamaan dalam hal pola susunan metabolisme dan makromolekul.

Perbedaan pokok antara sel tumbuhan dan sel hewan adalah pada dinding selnya,

sel hewan hanya memiliki dinding sel yang berupa plasma sedangkan sel

tumbuhan memiliki dinding sel yang nyata. Selain perbedaan tersebut, pada sel

tumbuhan dijumpai adanya plastida serta vakuola sel yang dapat membesar,

sedangkan pada sel hewan tidak demikian. Pada dasarnya sel hidup mempunyai

kemampuan memperbanyak diri (Sumardi,1993).

Teori sel yang dikemukkan sheiden dan schwan berbunyi sebagai berikut,

sel merupakan unit tercil atau unit dasar makhluk hidup baik secara struktural
maupun fungsional( Hanung, 2004). Knamyakan sel terdiri satu sel nukleat( inti

sel) yang terkandung dalam sitoplasma, selruh sitoplasma dikelilingi oleh plasma

aatau membran sel (Bevelande, 2000).

Sitologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk, susunan

sifat-sifat fisik dan kimiaa sel, serta perkembangan dinding seknya. Sel tumbuhan

didefenisikan sebagai unit dasaryang universal dari suatu firuktar organik.

Struktur yag membedakan sel tumbuhan dengan sel hewan adalah keberadaan

dinding sel yang satu dengan yang lainnya dipisahkan oleh keberadaan dinding sel

. pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat berbagai macam sel dengan variasi dalam

hal fungsi, struktur dan susunan dengan kompleksitas struktur dinding sel yang

juga bervariasi. Komponen penyusun sel tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua

kelompok, yaitu komponen nonplasmik atau komponen yang tidak hidup

( Stiawati, 2007)

Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Setiap

organisme tersusun dari salah satu tipe struktur sel tersebut, yaitu prokariotik dan

eukariotik. Sel prokariotik hanya terdapat dlam kingdom atau duniia monera

dunia archaebacteria, dunia eubacteria. Sementara itu, duni plantae, animalia dan

dunia protista mempunyai struktur sel eukariotik ( Trijoko, 2005)

Sel adalah struktural terkecil dan fungsionalbdari suatu mahluk hidup yang secara

independen maupun melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiata kehidupan


lainnya yang menujang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Tubuh mahluk hidup

tersusun atas sel-sel sehingga disebut satuan sel struktural mahluk hidup ( Agus

purnomo,2003)
III. METODE PRAKTIKUM

A). Alat

1. Mikroskop

2. Kaca preparat

3. Kaca penutup

4. Tisu

5. Pinset

6. Pipet tetes

7. Bawang merah

B) Bahan

1. Bawang merah

2. Air
C) Prosedur kerja

a. Mengupas lapisan epidermis yaitu siung dari bawang merah menggunakan

pisau dan pinset.

b. Memotong sebagian kecil bawang merah, kemudiah mematahkan. Melepaskan

lapisan epidermis yang tersisa.

c. Meletakkan di atas kaca preparat, memberi setetes air, menutup dengan kaca

penutup.

d. Mengamati sel epidermis dengan mikroskop.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

a) Hasil

b) Pembahasan

Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi sel serta

organel - organel di dalamnya, proses kehidupan dalam sel, serta hubungan antara

satu sel dengan sel yang lainnya. Sitologi dikenal juga sebagai biologi sel.

Histologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi

berbagai jaringan berdasarkan bentuk dan peran sel penyusunnya secara detail

Bagian yang diamati dalam praktikum adalah mengamati sel epidermis

bawang merah. Pada sel epidermis bawang merah ada beberapa organel yang

dapat diamati.

I. Dinding sel.

Dinding sel pada tumbuhan berfungsi untuk melindungi, mempertahankan

bentuknya dan mencegah kehilanagn air secara berlebihan.

II. Kloroplas.

untuk menyerap tenaga cahaya matahari untuk menjalan proses fotosintesis.

III .Protoplasma.
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan bahan kimia yang penting bagi

metabolisme sel , seperti enzim enzim, ion ion, gula, lemak dan protein
V. Hasil pengamatan

Jika dilihat warna dari sel epidermis bawang merah yang sudah kami teliti.

Sel tersebut berwarna keungu-unguan karena mengandung kloroplas meski tak

selalu mengandung klorofil. Sel epidermis bawang merah yang telah diteliti

mempunyai bentuk yang rapi kotak-kotak, meskipun tidak kotak sempurna. Ini

dikarenakan bawang merah adalah tumbuhan. Mengapa demikian karena sel

tumbuhan meiliki dinding sel di luar membrannya. Sehingga terlihat rapi saat kita

melihat melalui mikroskop. Setelah dilakukan pengamatan dapat disimpulkan

bahwa sel epidermis bawang merah berbentuk persegi tapi tidak sempurna dengan

warna keungu-unguan. Jika melihat sel epidermis bawang merah melalui

mikroskop, di dalamnya terdapat organel yang menyusun sel epidermis bawang

merah. Di antaranya adalah dinding sel, kloroplas, dan protoplasma.


VI. SIMPULAN DAN SARAN

A) Simpulan

Setelah dilakukan pengamatan dapat disimpulkan bahwa sel epidermis bawang

merah berbentuk persegi tapi tidak sempurna dengan warna keungu-unguan. Jika

melihat sel epidermis bawang merah melalui mikroskop, di dalamnya terdapat

organel yang menyusun sel epidermis bawang merah. Di antaranya adalah dinding

sel, kloroplas, dan protoplasma.

B) Saran

Dalam praktikum kadang hasil gambar yang didapat berbeda dengan yang di

contohkan, saya berharap ada sample khusus (preparat) yang telah dibuat untuk

benar-benar dijadikan sebagai acauan pengamatan


DAFTAR PUSTAKA

Sumarwan, dkk. 1994. IPA-Biologi IA. Jakarta. Erlangga

Istamar, dkk. 2006. IPA-Biologi. Jakarta. Erlangga

Saktiyono. 1999. Biologi SMU. Jakarta. Erlangga

Subowo, Prof. dr.M.Sc.Ph.D.1992.Histologi Umum.Bumi Aksara.Jakarta

Everson, Ted (2007) (dalam bahasa Inggris). The Gene: a historical perspective.

Westport, CT: Greenwood

Press. ISBN 9780313334498.

Kratz, R.F. (2009) (dalam bahasa Inggris). Molecular & Cell Biology for

Dummies. Hoboken, NJ:

John Wiley & Son. ISBN 9780470531020.

http://mistergemma.blogspot.com/2012/03/laporan-pembiakan-tanaman-ii-

tp_744.html

http://lafahriequrrata.blogspot.com/2009/12/laporan-praktikum-biologi-

umum.html

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta :

UGM Press
BIODATA PRAKTIKAN

1. Nama : Daffa Naufal Faiq


2. NIM : A1D018169
3. Prodi : Agroteknologi
4. TTL : Kudus, 4 Juni 200
5. Alamat Kost : Perum Arcawinangun Estate Blok AB 7 H-1
6. No. HP : 085802222765

Anda mungkin juga menyukai