Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KELUARGA

PENERAPAN APLIKASI KOMPLEMENTER PADA KELUARGA

OLEH : KELOMPOK V/B12C

1. IDA BAGUS ANANDA MANUABA (193223178


2. NI KADEK SULASIH (193223184)
3. NI KETUT MERTA ASIH (193223185)
4. NI LUH GEDE AN MIRAWATI (193223187)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2019

KATA PENGANTAR

i
OM SUWASTYASTU
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa yang memberikan
rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah kami yang berjudul ”Penerapan Aplikasi
Komplementer Pada Keluarga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Penyusun menyadari bahwa masih terdapat banyak kesalahan yang harus diperbaiki dan
dikaji ulang baik dalam segi bahasa, isi maupun penyajian. Penyusun mengharapkan
semua hal tersebut dapat dimaklumi dan dengan kelapangan dada penyusun siap
menerima kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca, baik secara lisan
maupun tulisan agar pada masa berikutnya penyusun dapat menyempurnakan makalah
ini.
OM SANTHI SANTHI SANYHI OM

Gianyar, 24 november 2019

Penyusun Kelompok V

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
BAB II PEMBAHASAN
A. TERAPI KEPERAWATAN KELUARGA
1. PENDIDIKAN KESEHATAN 2
2. IMUNISASI 5
3. LATIHAN RENTANG GERAK (ROM) 6
4. TEKNIK RELAKSASI 9
5. PERAWATAN LUKA 12
B. TERAPI KOMPLEMENTER
1. PIJAT BAYI 13
2. TERAPI HERBAL 15
3. EXERCISE DAN DIET 16
4. REIKI 18
5. AKUPUNTUR 20
6. HIPNOTERAPI 21
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN 25
B. SARAN 25
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Profesional Ners harus mempunyai kecakapan yang tinggi dalam membuat
asuhan keperawatan keluarga yang diberikan. Intervensi yang diberikanpun
harus berorientasi pada derajat kesehatan kliennya. Perawatan di rumah
mempunyai peran krusial dan menentukan proses kehidupan seseorang,
sehingga perawat dituntut menggunakan standar dan pedoman asuhan
keperawatan yang ditentukan dan bermutu. Perawat juga harus selalu
mengguanakan critical thinking dalam asuhan keperawatan yang dibuatnya.
Terapi yang dilakukan wajib dikombinasikan satu sama lainnya. Keluarga yang
dianggap sebagai klien bukan hanya sebagai kumpulan orang yang tinggal
serumah saja.

Setiap perawat akan menemui berbagai macam kasus yang terjadi pada klien.
Masalah yang terjadi pada klien mengharuskan perawat mampu memberikan
perawatan yang tidak hanya tindakan invasive namun perlu memberikan terapi.
Perawat perlu mengetahui macam-macam bentuk terapi selain terapi
keperawatan. Selayaknya seorang profesional (Ners) mampu memberi intervensi
keperawatan yang unik. Namun juga perlu mengetahui terapi lain seperti , terapi
komplementer Setiap jenis terapi ini memiliki keuntungan dan kekurangan.
Bentuk terapi-terapi tersebut juga berbeda terhadap kasus yang dihadapi
sehingga sebagai perawat dapat berhati-hati dalam memadu padankan bentuk
terapi tersebut jika memang dapat dikombinasikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari terapi keperawatan dan bagaimana aplikasin
2. Apa definisi dari terapi komplementer dan bagaimana aplikasinya?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TERAPI KEPERAWATAN KELUARGA


Terapi keperawatan adalah intervensi keperawatan yang unik yang hanya dapat
dilakukan oleh seorang profesional (Ners). Bentuk terapi keperawatan berupa
tindakan yang bersifat alamiah,tindakan berupa bantuan untuk melakukan tindakan
yang bersifat alamiah tersebut, tindakan berupa proses interaksi untuk mempengaruhi
klien dan keluarga agar bersedia merubah perilaku/ mengikuti program perawatan,
tindakan berupa proses interaksi untuk meningkatkan adaptasi klien dengan
masalahnya, tindakan berupa pendidikan kesehatan agar mampu melakukan bagi diri
klien. Adapun jenis terapi keperawatan yang bisa diterapkan pada keperawatan
keluarga antara lain:
1. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan adalah upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain baik
individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan.

INPUT  PROSES  OUT PUT

Input : sasaran pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), pendidik.


Proses : upaya yang direncakan untuk mempengaruhi orang lain
Output : melakukan apa yang diharapkan/perilaku

Pendidikan kesehatan merupakan bagian dari keseluruhan upaya kesehatan


(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) yang menitikberatkan pada upaya
untuk meningkatkan perilaku hidup sehat. Juga merupakan upaya agar masyarakat
berperilaku atau mengadopsikan perilaku kesehatan dengan cara persuasi,
bujukan, himbauan, ajakan, memberi informasi, memberi kesadaran dan
sebagainya. Definisi lain dari pendidikan kesehatan adalah upaya agar perilaku
individu, kelompok dan masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Secara konsep pendidikan kesehatan

2
merupakan upaya mempengaruhi/mengajak orang lain (individu, keompok,
masyarakat) agar berperilaku hidup sehat. Secara operasional pendidikan
kesehatan adalah semua kegiatan untuk memberikan/ meningkatkan pengetahuan,
sikap dan praktek masyarakat dalam memelihara dan meingkatkan kesehatannya.

Status kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, berdasarkan hirarkinya adalah sebagai


berikut:
a. Lingkungan (fisik, sosial, budaya)
b. Perilaku
c. Pelayanan kesehatan
d. Herediter
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi utama terhadap perilaku, akan
tetapi 3 faktor yang lain juga memerlukan intervensi pendidikan kesehatan.
Output pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif.

Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan:


a. Pendidikan kesehatan pada aspek promotif
b. Pendidikan kesehatan pada aspek preventif
c. Pendidikan kesehatan pada aspek kuratif
d. Pendidikan kesehatan pada aspek rehabilitatif.

Tempat Pelaksanaan :
a. Pendidikan kesehatan pada keluarga
b. Pendidikan kesehatan pada sekolah
c. Pendidikan kesehatan pada tempat kerja
d. Pendidikan kesehatan pada tempat umum
e. Pendidikan kesehatan pada instansi pelayanan kesehatan.

3
Metode Pendidikan Kesehatan
a. Individu
1) Bimbingan dan konseling
2) Wawancara
b. Kelompok
1) Kelompok besar: kegiatan cermah dan seminar
2) Kelompok kecil: diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju,
kelompok – kelompok kecil, bermain peran (role play), simulasi, dan
sebagainya.
c. Massa
1) Ceramah umum
2) Pidato
3) Media (elektronik, cetak dan out door)

Media
Media pendidikan adalah alat (saluran) yang digunakan untuk penyampaian
pesan. Manusia menggunakan indra untuk berinteraksi dengan lingkungannya
sehingga untuk mempengaruhi interaksi tersebut digunakanlah berbagai media.
Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima suatu pesan maka akan
semakin mudah pesan itu diterima/dipahami.
Elgar Dale, membagi media dalam 11 macam sesuai dengan tingkatan
intensitasnya masing-masing.

4
Dari kerucut tersebut dapat dilihat bahwa lapisan paling bawah adalah benda asli
dan yang palinga atas adalah kata-kata. Hal ini berarti dalamproses pendidikan,
benda asli memiliki intensitas yang paling kuat/besar untuk mempersepsikan
pesan yang disampaikan.

Jenis media yang sering digunakan:


a. Media cetak
booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar balik), rubrik, poster, foto,
spanduk, umbul-umbul.
b. Media elektronik
TV, radio, video, slide, film strip, dan lain – lain.
c. Media papan (billboard)
poster, pamplet, baleho, dan lain – lain.
d. Media peraga
Alat tiruan seperti pantom, boneka, dami, dan instrumen lainnya. Atau benda
asli.

2. Imunisasi
Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu
penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan kedalam tubuh. Tujuannya adalah untuk
melindungi dan mencegah terhadap penyakit-penyakit menular yang sangat
berbahaya bagi bayi dan anak dan untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
waktu yang bersamaan terhadap penyakit.

Sasaran imunisasi adalah semua orang, terutama bayi dan anak sejak lahir
memerlukan Imunisasi untuk melindungi tubuhnya dari penyakit-penyakit
yang berbahaya dan semua orang yang kontak (berhubungan) dengan
penderita penyakit menular. Memberikan suntikan imunisasi pada bayi anda
tepat pada waktunya adalah faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi
dan imunisasi adalah salah satu yang terpenting dari bagian tanggung jawab
orang tua. Imunisasi (atau “vaksinasi”) diberikan mulai dari lahir sampai awal

5
masa kanak-kanak. Imunisasi biasanya diberikan selama waktu pemeriksaan
rutin ke dokter atau klinik.

3. Latihan rentang gerak (ROM)


Latihan range of motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan
menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk meningkatkan
massa otot dan tonus otot dan sebagai dasar untuk menetapkan adanya
kelainan ataupun untuk menyatakan batas gerakan sendi yang abnormal.

Jenis ROM
1. ROM Pasif
Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan
bantuan perawat setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien
semikoma dan tidak sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak
mampu melakukan beberapa atau semua latihan rentang gerak dengan
mandiri, pasien tirah baring total atau pasien dengan paralisis ekstermitas
total. Rentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot
dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif
misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.
2. ROM Aktif
Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan motivasi, dan
membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara mandiri
sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih
kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-
ototnya secara aktif
Tujuan ROM
1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk
Prinsip Dasar Latihan ROM

6
1. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari
2. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
3. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
4. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher,
jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
5. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagian-
bagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
6. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.

Manfaat ROM
1. Meningkatkan mobilisasi sendi
2. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
3. Meningkatkan massa otot
4. Mengurangi kehilangan tulang
5. Menentukan nilai kemampuan sendi tulang dan otot dalam melakukan
pergerakan
6. Mengkaji tulang sendi, otot
7. Mencegah terjadinya kekakuan sendi
8. Memperlancar sirkulasi darah
9. Memperbaiki tonus otot

ROM pasif post operasi fraktur femur


Perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur melakukan Latihan
ROM pasif dan menganti posisi akan meningkatkan aliran darah ke
ekstermitas sehingga stasis berkurang. kontraksi otot kaki bagian bawah akan
meningkatkan aliran balik vena sehingga mempersulit terbentuknya bekuan
darah. perawat membantu pasien melakukan latihan ini setiap 2 jam sekali saat
klien terjaga. perawat membantu pasien pascaoperatif fraktur femur
melakukan Latihan ROM pasif dengan cara atur posisi pasien terlentang,
rotasikan kedua pergelangan kaki membentuk lingkaran penuh, lakukan

7
dorsofleksi dan flantar fleksi secara bergantian pada kedua kaki klien,
lanjutkan latihan dengan melakukan fleksi dan ekstensi lutut cecara
bergantian, mengangkat kedua telapak kaki klien secara tegak lurus dari
permukaan tempat tidur secara bergantian.
Latihan ini di lakukan untuk mengurangi efek imobilisasi pada pasien di
lakukan ROM pasif dengan latihan isometrik otot-otot di bagian yang di
imobilisasi latihan kuadrisep dan latihan gluteal dapat membantu
mempertahankan kelompok otot besar yang penting untuk berjalan. Latihan
aktif dan beban berat badan pada bagian tubuh yang tidak mengalami cedera
dapat mencegah terjadinya atrofi otot.

ROM aktif post operasi fraktur femur


Pasien yang telah dilakukan operasi fraktur femur seringkali dapat
menimbulkan permasalahan adanya luka operasi pada jaringan lunak dapat
menyebabkan proses radang akut dan adanya oedema dan fibrosis pada otot
sekitar sendi yang mengakibatkan keterbatasan gerak sendi terdekat.
Latihan rentang gerak sendi merupakan hal sangat penting bagi pasien
sehingga setelah operasi fraktur femur, pasien dapat segera melakukan
berbagai pergerakan yang di perlukan untuk pempercepat proses
penyembuhan. Keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang keliru
tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak pasien yang tidak berani
mengerakan tubuh karena takut jahitan operasi sobek atau takut luka
operasinya lama sembuh. pandangan yang seperti ini jelas keliru karena justru
jika pasien selesai operasi dan segera bergerak maka pasien akan lebih cepat
merangsang peristaltik usus sehingga pasien cepat platus, menghindarkan
penumpukan lendir pada saluran pernapasan dan terhindar dari kontraktur
sendi, memperlancar sirkulasi untuk mencegah stasis vena dan dekubitus.
Pedoman perawatan pasca bedah fraktur femur Sering kali di perlukan
intervensi bedah ORIF dengan mengunakan sekrup dan plate pada hari ke 2-3
latihan aktif (ROM) yang di bantu dapat dimulai dari bidang anatomi yang
normal, pada hari ke 4 berjalanlah pada cara berjalan tiga titik dengankruk

8
axilla pembantu berjalan standar dan kemudian penahan berat badan sesuai
toleransi.

4. Teknik relaksasi
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi
oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang
menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1989). Ada tiga
hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : posisi yang tepat, pikiran
beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin
dengan semua bagian tubuh disokong (misal; bantal menyokong leher),
persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misal; tangan dan kaki tidak
disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasien dianjurkan pelan-pelan
memandang sekeliling ruangan, misalnya melintasi atap turun ke dinding,
sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit
tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor.
Banyak beberapa petunjuk / pedoman dalam melakukan teknik relaksasi ini,
antara lain :
Teknik relaksasi Stewar sebagai berikut :
a. Pasien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara
b. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi
kendor dan merasakan dan merasakan betapa nyaman hal tersebut
c. Pasien bernapas beberapa kali dengan irama normal
d. Pasien menarik napas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan
membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Perawat minta pasien
untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan
dan hangat
e. Pasien mengulang langkah ke-4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada
lengan perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain
f. Setelah pasien merasa rileks, pasien dianjurkan bernapas secara pelan-pelan.
Bila nyeri menjadi hebat, pasien dapat bernapas dangkal dan cepat.

9
Latihan Relaksasi Progresif:
a. Kontraksikan masing-masing otot dalam 10 kali hitungan kemudian
lemaskan
b. Lakukan latihan diruangan yang tenang dengan posisi duduk atau sambil
berbaring yang nyaman
c. Lakukan latihan dengan musik yang santai, bila dikehendaki
d. Bawalah seseorang yang berlaku sebagai “pelatih” yang memberikan
perintah untuk mengkontraksikan otot, menghitiung sampai 10 kali dan
memerintahkan untuk melemaskan otot
e. Contoh latihan yang membantu bagi pasien PPOK
1) Mengangkat bahu, menurunkannya dan melemaskannya
2) Mengepalkan kedua tangan, mengepalkannya dengan kuat erat selama
lima detik, dan melemaskannya dengan sempurna.
f. Ada beberapa artikel dalam lieratur keperawatan mengenai teknik relaksasi.

Meningkatkan relaksasi khusus pada pasien dengan “Gangguan pola tidur” dapat
berupa
a. Memberikan lingkungan yang gelap dan tenang
b. Memberikan kesempatan untuk memilih penggunaan bantal, linen dan
selimut
c. Memberikan ritual waktu tidur yang menyenangkan bila perlu
d. Pastikan ventilasi ruangan baik
e. Tutup pintu ruangan, bila klien menginginkan

5. Perawatan Luka
Perawatan luka bertujuan ,merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada
kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma,
fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit. Pendidikan perawat
luka ini penting diberikan kepada klien dan keluarga klien agar mandiri.
Tujuan pendidikan perawatan luka ini yaitu :
a. Mencegah infeksi dari masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan
membran mukosa.
b. Mencegah bertambahnya kerusakan jaringan.

10
c. Mempercepat penyembuhan.
d. Membersihkan luka dari benda asing atau debris.
e. Drainase untuk memudahkan pengeluaran eksudat.
f. Mencegah perdarahan.
g. Mencegah excoriasi kulit sekitar drain.
Perawat perlu menginformasikan tahap-tahap dalam perawatan luka agar luka
tidak menimbulkan infeksi. Tahap yang harus dilakukan yaitu persiapan alat
dan pelaksanaan.
a. Persiapan alat berupa
1) Set steril yang terdiri atas :pembungkus, kapas atau kasa untuk
membersihkan luka, tempat untuk larutan, larutan anti septic, sepasang
pinset, gaas untuk menutup luka.
2) Alat-alat yang diperlukan lainnya seperti : extra balutan dan zalf.
3) Gunting
4) Kantong tahan air untuk tempat balutan lama
5) Plester atau alat pengaman balutan
6) Selimut mandi jika perlu, untuk menutup pasie
7) Bensin untuk mengeluarkan bekas plester
b. Pelaksanaan
1) Jelaskan kepada pasien tentang apa yang akan dilakukan. Jawab
pertanyaan pasien.
2) Minta bantuan untuk mengganti balutan pada bayi dan anak kecil
3) Jaga privasi dan tutup jendela/pintu kamar
4) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang menyenangkan. Bukan
hanya pada daerah luka, gunakan selimut mandi untuk menutup pasien
jika perlu.
5) Tempatkan tempat sampah pada tempat yang dapat dijangkau. Bisa
dipasang pada sisi tempat tidur.
6) Angkat plester atau pembalut.
7) Jika menggunakan plester angkat dengan cara menarik dari kulit dengan
hati-hati kearah luka. Gunakan bensin untuk melepaskan jika perlu.
8) Keluarkan balutan atau surgipad dengan tangan jika balutan kering atau
menggunakan sarung tangan jika balutan lembab. Angkat balutan
menjauhi pasien.
9) Tempatkan balutan yang kotor dalam kantong plastik.
10) Buka set steril
11) Tempatkan pembungkus steril di samping luka
12) Angkat balutan paling dalam dengan pinset dan perhatikan jangan sampai
mengeluarkan drain atau mengenai luka insisi. Jika gaas dililitkan pada

11
drain gunakan 2 pasang pinset, satu untuk mengangkat gaas dan satu
untuk memegang drain.
13) Catat jenis drainnya bila ada, banyaknya jahitan dan keadaan luka.
14) Buang kantong plastik. Untuk menghindari dari kontaminasi ujung pinset
dimasukkan dalam kantong kertas, sesudah memasang balutan pinset
dijauhkan dari daerah steril.
15) Membersihkan luka menggunakan pinset jaringan atau arteri dan kapas
dilembabkan dengan anti septik, lalu letakkan pinset jungnya labih
rendah daripada pegangannya. Gunakan satu kapas satu kali mengoles,
bersihkan dari insisi kearah drain :
a) Bersihkan dari atas ke bawah daripada insisi dan dari tengah keluar.
b) Jika ada drain bersihakan sesudah insisi.
c) Untuk luka yang tidak teratur seperti dekubitus ulcer, bersihkan dari
tengah luka kearah luar, gunakan pergerakan melingkar.
16) Ulangi pembersihan sampai semua drainage terangkat.
17) Olesi zalf atau powder. Ratakan powder diatas luka dan gunakan alat
steril.
18) Gunakan satu balutan dengan plester atau pembalut
19) Amnkan balutan dengan plester atau pembalut
20) Bantu pasien dalam pemberian posisi yang menyenangkan.
21) Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor.
Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik.
22) Cuci tangan
Laporkan adanya perubahan pada luka atau drainage kepada perawat yang
bertanggung jawab. Catat penggantian balutan, kaji keadaan luka dan
respon pasien.

B. TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi komplementer dan alternatif adalah terapi dalam ruang lingkup luas meliputi
system kesehatan, modalitas, dan praktek-praktek yang berhubungan dengan teori-
teori dan kepercayaan pada suatu daerah dan pada waktu/periode tertentu. Terapi
komplementer adalah terapi yang digunakan secara bersama-sama dengan terapi lain
dan bukan untuk menggantikan terapi medis. Terapi komplementer dapat digunakan
sebagai single therapy ketika digunakan untuk meningkatkan kesehatan.

Alasan yang paling umum orang menggunakan terapi komplementer adalah untuk
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan/wellness. Wellness mencakup kesehatan

12
optimum seseorang, baik secara fisik, emosional, mental dan spiritual. Fokus terapi
komplementer adalah kesejahteraan yang berhubungan dengan tubuh, pikiran dan
spirit. Terapi komplementer bertujuan untuk mengurangi stres, meningkatkan
kesehatan, mencegah penyakit, menghindari atau meminimalkan efek samping,
gejala-gejala, dan atau mengontrol serta menyembuhkanpenyakit. Adapun beberapa
contoh terapi komplementer yaitu:
1. Pijat bayi
Pijat bayi itu sangat besar manfaatnya bagi bayi. Bayi -bayi prematur yang dipijat
secara teratur setiap hari menunjukkan perkembangan fisik dan emosional yang
lebih baik ketimbang bayi-bayi yang tidak dipijat. Selain itu berat badan bayi
prematur yg dipijat akan mengalami peningkatan berat badan 20 hingga 40 persen
dibandingkan yang tidak dipijat.

Dan hal ini telah dibuktikan oleh para ahli di Fakultas Kedokteran Universitas
Miami pada tahun 1986. Dipimpin oleh Tiffany M Field PhD. Selain itu, katanya,
bayi-bayi yang dipijat selama lima hari saja, daya tahan tubuhnya akan mengalami
peningkatan sebesar 40 persen dibanding bayi-bayi yang tidak dipijat.
Pijat bayi ternyata bukan hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik dan
emosional bayi. Jika dilakukan oleh ayah misalnya, maka pijat bayi itu bisa
meningkatkan produksi ASI (Air Susu Ibu) pada tubuh ibu dan disebut
''pemberdayaan ayah, ketika seorang ayah berinisiatif memijat si bayi, hal itu akan
menimbulkan perasaan positif pada istri. Inisiatif suami ini membuat istri merasa
disayang, nyaman, dan perasaan positif lainnya. Dan perasaan seperti ini akan
merangsang produksi hormon oksitosin. Untuk diketahui, hormon ini sangat
berguna untuk memperlancar produksi ASI. Penelitian menunjukkan, 80 persen
produksi hormon oksitosin dipengaruhi oleh kondisi psikis ibu.

Selain itu, pijat bayi akan membuat bayi cepat lapar. Makin banyak ASI disedot
oleh bayi (menyusui), maka produksi ASI makin meningkat. Ini karena dalam
proses produksi ASI berlaku hukum supply and demand. Artinya, makin banyak
ASI dikeluarkan, makin banyak pula ASI diproduksi. Begitu pula sebaliknya.

13
Tata cara pemijatan
Mengingat manfaatnya yang tidak kecil, sudah sepantasnya para orangtua
menerapkan terapi sentuhan ini pada bayi mereka. Bagaimana caranya, ikuti tips
berikut ini.
Sebelum mulai memijat, lakukan beberapa langkah persiapan, yaitu:
a. Mencuci tangan.
b. Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi.
c. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak pengap.
d. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar.
e. Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan
proses pemijatan.
f. Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih.
g. Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman.
h. Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai
wajahnya sambil mengajak bicara.

2. Terapi herbal
Terapi Herbal atau yang sering disebut Herbalisme adalah penggunaan tanaman
obat untuk kemampuan terpeutik atas kemampuan terapinya untuk
menyembuhkan penyakit seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan Herbal
adalah tanaman atau bagian tanaman yang memiliki nilai dikarenakan memiliki
khasiat terapi, aaromatik atau rasanya, dan orang yang menerapkan terapi herbal
dalam menangani pasiennya disebut Herbalis.

Terapi herbal adalah terapi yang paling tua sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Setiap tempat kebudayaan memiliki pengetahuan tentang herbal masing-masing.
Berdasarkan pengalaman tuurun-temurun dan cara mereka mengamati hewan
yang memanfaatkan tanaman tersebut dengan metode coba-coba (trial and error).
Oang jaman dahulu menggunakan berbagai tanaman yang ada di sekitarnya untuk
digunakan sebagai obat.

14
Menjelang meillenium baru, terapi herbal mengalami masa kebangkitannya
dengan istilah "Back to Nature" kembali ke alam dan mulao diterima sebagai
komplemen/pendamping untuk terapi konvensional. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan 4 milyar atau sekitar 80% dari penduduk dunia pada saat
ini menggunakan terapi herbal untuk beberapa aspek dari kesehatan mereka.
Sekitar 25% dari obat-obatan yang diresepkan di Amerika Serikat saat ini
mengandung sedikitnya satu bahan aktif yang berasal dari tanaman. Menurut
WHO pula, dari 119 obat-obatan farmasi yang berasal dari tanaman sekitar 75
pasiean digunakan dalam terapi modern dalam cara yang berkolerasi langsung
dengan penggunaannya secara tradisional dalam kultur pribumi asalnya.
Perusahaan-perusahaan farmasi terkemmuka dunia kini sedang giat-giatnya
melakukan riset intensif mengenai bahan tanaman yang dikumpulkn darai hutan
hijau (rainforest) untuk diteliti potensi terapinya.

Ada berbagai penyebab mengapa terjadi kembali terapi herbal :


a. Terapi Konvensional Kedokteran modern makin terasa impersonal,
pasien merasa kurang di orangkan oleh dokter-dokter mereka.
b. Penggunaan jasa terapi konvensional kedokteran " Biaya Tinggi "
karena penggunaan alat " High Tech" (teknologi tinggi).
c. Makin nyatanya bukti akibat efek samping dari obat-obatan sintetik,
dan ketidakmampuannya dalam mengatasi penyakit kronis, degeneratif
dan yang berhubungan dengan sistem imunitas tubuh.
d. Terapi herbal bersifat holistik dan penekanannya pada pemberdayaan
diri sehingga sesuai dengan sentimen penggunanya yang ingin
memegang kendali terhadap kehidupan mereka sendiri.

Meski memiliki berbagai macam kelebihan dalam terapi herbal, secara prinsip
dasar harus disadari bahwa terapi herbal ditujukan untuk memngembalikan
keseimbangan tubuh secara alami, dengan membiarkan tubuh bekerja sendiri
dalam memelihara kesehatannya. Oleh karena itu, sebaiknya tidak mengharapkan
ramuan/ obat herbal akan mengusir semua gejala penyakit dengan cepat. Karena
terapi ini lebih diarahkan untuk mendukung kerja sistem tubuh agar berfungsi

15
dengan baik sehingga akan mampu mengatasi sendiri gangguan penyakit yang
dialami.

3. Exercise dan Diet


Fungsi nutrisi sebagai penyembuh baru disadari setelah Dr. Linus Pauling yang
memperkenalkan konsep terapi ortomolekuler, yaitu penggunaan vitamin dalam
dosis tinggi. Awalnya Dr. Linus Pauling hanya mengira bahwa vitamin C hanya
digunakan untuk mencegah batuk pilek namun setelah dicombain dengan vitamin
B (B1, B6, B12) yang diperlukan untuk sel otak dan saraf.
Joseph Pizzorno,N.D., pakar terapi alami menulis textbook of Natural Meidcine
and Encylopedia of Natural Medicine menjelaskan cara kerja kelompok nutrisi
sebagai obat. Menurutnya seluruh proses tergantung pada enzim yang berfungsi
membantu proses reaksi kimia agar sel-sel organ tubuh bekerja dengan baik.
Untuk itu diperlukan mikronutrien sebagai konponen pembenguk enzim,
menghalangi toksin, merusak enzim dan memperbaiki sel genetic yang
menghasilkan enzim tersebut.
Terapi nutrisi diperlukan untuk mengembalikan keseimbangan fungsi tubuh yang
terganggu akibat kekurangan nutrisi. Hal ini sebagai akibat pola makan yang
buruk dan stress kehidupan. Gangguan-gangguan tersebut berupa penurunan
kemampuan system imun, keracunan dari toksin hasil metabolism tubuh yang
tidak baik, gangguan system anti-radang yang berlebih sehingga tubuh
meresponnya sebagai alergi, gangguan fungsi metabolic terutama pencernaan,
gangguan system hormone dan proses penuaan dini yang sekarang banyakl terjadi
karena stress karena gaya hidup modern.
Untuk mnegatasi gangguan tersebut beberapa nutrisi yang digunakan dalam food
supplement adalah :
a. Memperkuat system imun yaitu vitamin A, C, herbal Echinacea dan jamur
Shiitake. Untuk mnegobatai infeksi spesifik, digunakan goldenseal
(infeksi bakteri), licorice (infeksi virus) dan tea tree oil (infeksi jamur
kulit).
b. Detoksifikasi digunakan betakaroten, vitamin C, E dan klorofil.
Sedangkan untuk mengatasi toksik usus diberikan suplemen laktobasilus.

16
Detoksifikasi hati digunakan bawang putih, Sylibum marianum dan
sayuran golongan brassica.
c. Mengatasi radang digunakan vitamin E dan C dosis tinggi yang berfungsi
menormalkan kembali fungsi respon tubuh terhadap radang.
d. Mengoptimalkan fungsi metabolic terutama system pencernaan digunakan
zat pahit, betain hidroklorida dan enzim pepsin.
e. Menyeimbangkan system hormone: hormone tyroid diberikan mineral
tembaga, selenium, seng dan ekstrak kelenjar tiroid. Hormone DHEA
diberikan ginseng Siberia, meningkatkan hormone wanita diberikan
mineral seng, vitamin A, herbal Vitex agnus-cactus, meningkatkan
hormone pria diberikan mineral sneg dan ginseng Siberia.
Awet muda digunakan suplemen vitamin C, E, B12, koenzim Q10, glukosamin
sulfat, glutation, mineral kromium, magnesium selenium dan minyak biji rami.

4. Reiki
Reiki merupakan salah satu dari 1800 jenis terapi komplementer yang ada di
dunia. Reiki ditemukan pertama kali oleh Mikao Usui pada tahun 1922. Reiki
berasal dari bahasa Jepang yaitu rei yang artinya alam semesta dan ki yang
berarti energi kehidupan, jadi reiki berarti energi alam semesta yang dikarunia
Tuhan sang maha pencipta kepada manusia yang diperoleh sejak ia dilahirkan.
Energi ini dapat digunakan untuk memelihara kesehatan serta menyembuhkan
diri sendiri ataupun orang lain.

Teknik Penyembuhan reiki adalah teknik penyembuhan sangat sederhana dan


mudah dipelajari oleh semua orang hanya dalam waktu inisiasi 30-45 menit dan
langsung dapat digunakan untuk menyembuhkan diri sendiri maupun orang lain
yang bersifat permanen. Kemampuan reiki bisa diperoleh seketika melalui
proses attunement/penyelarasan atau inisiasi yang dilakukan oleh reiki master.
Setelah dilakukan proses penyelarasan energi terhadap sumber energi alam
semesta oleh reiki master, secara langsung seseorang memiliki kemampuan
memanfaatkan energi reiki. Cara menggunakanya energi reiki sangat mudah,

17
hanya meniatkan akan menggunakan energi reiki dan meletakkan tangan pada
cakra (pintu gerbang energi tubuh) atau bagian tubuh yang sakit.

Proses attunement akan memberi efek detokfisikasi pada fisik, biasanya berupa
kelebihan energi yang disertai tanda-tanda rasa panas, mengantuk, meningkatnya
frekuensi buang air kecil maupun besar. Detokfisikasi ini akan diakhiri dengan
rasa bugar, tenang dan nyaman sesudahnya. Pada attunement tingkat kedua,
detoksifikasi terjadi pada lapisan mental dan emosional sehingga pembawaan
lebih sabar dan tenang. Terakhir adalah attunement tingkat master, pada tahap ini
detoksifikasi akan terjadi pada lapisan spiritual. Biasanya akan lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan, lebih tenang dan mempunyai kepekaan yang
tinggi.

Praktisi reiki atau master reiki merupakan mediator untuk mengalirkan energi
alam kedalam tubuh manusia melalui kedua tangannya. Tubuh manusia tersusun
atas tubuh fisik dan non fisik yang saling berhubungan, saat tubuh non fisik
terganggu maka tubuh fisikpun akan tergangu. Terapi reiki tidak langsung ke
ditujukan pada bagian fisik tubuh melainkan dialirkan dalam bentuk gelombang
elektro magnetik melalui medan radiasi tubuh atau aura. Saat melakukan
penyembuhan, seorang praktisi reiki akan menyerap energi reiki dari alam
semesta dan menyalurkannya ke tubuh nonfisik si pasien melalui cakra/pintu
gerbang energi yang ada dalam tubuh manusia. Hasil yang diharapkan adalah
terjadi keselarasan/keseimbangan energi dalam tubuh, meningkatkan kerja sel
tubuh sehingga fungsi tubuh akan membaik dan dapat melakukan pemeliharaan
dan perbaikan kesehatan.

Aktivasi cakra (pusat penyalur energi) dalam tubuh dapat menjaga


keseimbangan berbagai sistem dalam tubuh, hal ini dapat memelihara kesehatan
fisik dan mental manusia. Tujuan akhir aktivasi cakra ini adalah menciptakan
manusia yang sehat jiwa dan raga. Meski lebih banyak ditujukan untuk tindakan
preventif, aktivasi cakra juga dapat menyembuhkan gejala penyakit yang disebut
cakra healing

18
Sesuai namanya, chakra healing dapat menyembuhkan secara langsung berbagai
penyakit, meski terbatas pada penyakit ringan. Kalau pusing, pilek atau stres,
masih bisa ditanggulangi namun untuk penyakit berat seperti kanker, gastritis
kronis, gangguan jantung, dan lainnya, lazimnya dikombinasikan dengan metode
terapi lain. Penting untuk diingat bahwa reiki bukan untuk terapi alternative
kanker namun reiki adalah terapi komplementer yang digunakan untuk
meringankan efek samping dari terapi kanker.

Chakra healing memanfaatkan tenaga bioenergi yang terdapat dalam tubuh


manusia. Bioenergi ini merupakan tenaga vital yang mempunyai sifat dasar
hampir sama dengan energi lain seperti energi panas atau energi listrik. Jika
darah mengalir lewat pembuluh, bioenergi tadi mengalir lewat suatu "lorong"
yang dinamai meridian. Meridian ini berpangkal pada titik-titik tertentu pada
tubuh, membentuk pusat-pusat energi yang disebut cakra.

5. Akupuntur
Akupuntur adalah teknik terapi yang digunakan dalam terapi tradisional Cina.
Jarum-jarum yang sangat tajam digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu
pada tubuh. Titik-titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut "meridian".
Terapi akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energi
sepanjang meridian-meridian ini.
Terapi tradisional Cina memiliki sejarah lebih dari 2,500 tahun. Terapi tradisional
ini melihat tubuh manusia sebagai suatu sistim aliran energi. Ketika aliran-aliran
energi ini seimbang, maka tubuh tersebut sehat. Para praktisi memeriksa denyut
nadi pasien dan mengamati keadaan lidah mereka untuk mendiagnosa
ketidakimbangan energi. Dalam terapi Cina, denyut nadi dapat diperiksa pada tiga
lokasi di masing-masing pergelangan tangan, dan pada tiga kedalaman pada
masing-masing lokasi.
Penyakit tidak didefinisikan dengan gejala-gejala atau nama penyakit seperti
"infeksi HIV". Sebaliknya, seorang praktisi terapi Cina akan berbicara mengenai
ketidakimbangan energi. Bahasanya dapat kedengaran sangat aneh, seperti
"kekurangan yin" atau "peningkatan panas ginjal". Kata-kata Cina yin dan yang
19
menggambarkan energi yang saling bertolak-belakang yang seharusnya tetap
seimbang, dan Qi (dibaca "chi") secara kasar dapat diartikan sebagai energi atau
kekuatan hidup.
Dalam terapi tradisional Cina, terdapat banyak cara untuk memperbaiki
keseimbangan aliran energi tubuh. Teknik yang paling sering digunakan di negara-
negara barat adalah teknik senam seperti Qigong atau Tai Chi, akupuntur (tusuk
jarum), dan jamu.
Banyak praktisi terapi Cina mengkhususkan diri pada akupuntur atau jamu. Sangat
jarang yang menggunakan keduanya. Berdasarkan ketidakimbangan energi klien,
ahli akupuntur klien akan memilih titik akupuntur untuk distimulir. Klien akan
berbaring di atas dipan, bertelungkup atau telentang. Jarum-jarum akan dimasukkan
pada titik-titik tertentu. Klien mungkin akan merasa sedikit sakit, kesemutan atau
rasa kebal selagi jarum ditusukkan. Jarum-jarum ini dibiarkan pada tempatnya
selama 30 hingga 45 menit tergantung pada tujuan dari akupuntur itu. Selama itu,
banyak orang jatuh tertidur.
Klien mungkin juga mendapatkan perawatan tambahan selama akupuntur untuk
meningkatkan aliran energi klien. Jarum-jarum mungkin distimulir dengan aliran
listrik bertenaga sangat rendah (electroacupuncture). Moxa adalah bahan lembut
yang terdiri dari sejenis rempah mugwort kering. Moxa mungkin diaplikasikan di
atas jarum akupuntur atau bahkan secara langsung di kulit. Moxa dibakar untuk
menghasilkan rasa panas yang menusuk. Hal ini disebut moxibustion.
Gelas-gelas bundar dapat digunakan untuk menghasilkan penyedotan pada titik-titik
tertentu (bekam). Penyedotan ini menstimulir aliran energi. Bila gelas-gelas ini
ditinggalkan pada kulit untuk waktu yang lama, akan ada bekas berwarna merah.
Beberapa praktisi menggunakan manik-manik kecil atau jarum kecil yang
ditinggalkan pada kulit selama beberapa hari untuk memberi tekanan pada titik
akupuntur.
Beberapa orang merasa sedikit rasa sakit, kaku atau kesemutan ketika jarum
akupuntur ditusukkan. Dalam beberapa kasus yang jarang, orang akan merasa
pusing atau mual selama akupuntur. Klien mungkin akan mengeluarkan beberapa
tetes darah ketika jarum dicabut. Akupuntur memiliki efek samping yang lebih
sedikit dibandingkan dengan kebanyakan terapi – terapi modern. Klien sebaiknya

20
tidak melakukan akupuntur bila klien minum minuman beralkohol satu jam
sebelumnya, atau bila klien telah menggunakan napza. Pastikan ahli akupuntur
klien tahu bila klien hamil. Beberapa titik akupuntur tidak boleh distimulir selama
kehamilan.

6. Hipnoterapi
Di Indonesia, hipnosis sudah diakui sebagai salah satu alternatif penyembuhan yang
telah teruji kebenarannya. Bahkan hipnosis kedoteran sudah menjadi seminar resmi
bagi calon psikiater di FKUI. Sedangkan di RSPAD Gatot Subroto sebagai pusat
hipnosis kedokteran pertama, menerapkan hipnodonsi (dental Hypnosis) untuk
dokter gigi serta para psikiaternya. Jadi, jangan takut untuk mencoba manfaat
hipnoterapi.

Anggapan masarakat terhadap hipnoterapi sering diasumsikan sama dengan metode


gendam yang sering digunakan untuk praktek kejahatan, keduanya memang sama
menggunakan gelombang elektromanetik dan energi dalam tubuh manusia, namun
ada perbedaan mendasar dalam penerapannya. Menurut Dr. Erwin, hipnoterapi
bukanlah gendam atau ilmu sihir. Seperti yang banyak digunakan dalam kasus
kejahatan, korban dibuat tidak sadar dan menyerahkan apa yang dimilikinya. Dalam
hipnoterapi, si pasen dijadikan subjek aktif yang dipandu secara sadar dan mau
menerima apa yang di lakukan terapis sehingga melakukan energinya sendiri untuk
penyembuhan dimaksud. Sedangkan dalam gendam yang terjadi adalah proses
magnetisme, yaitu si korban/pasien menjadi obyek pasif dan secara tidak sadar
dipengaruhi energi dari si pelaku kejahatan.

Cara Kerja Hipnoterapi


Istilah hipnoterapi mengacu dari kata “Hypno” bahasa Yunani berarti tidur.
Memang terapi penyembuhan hipnoterapi diawali dengan mengkondisikan pasien
dalam fase relaksasi (seperti orang tertidur) sebelum dilakukan terapi inti.
Hipnoterapi bekerja pada jiwa bawah sadar (alpha state) manusia. Untuk

21
membangkitkan jiwa bawah sadarnya, pasien dalam kondisi relaksasi atau atau
mengistirahatkan jiwa sadarnya. Saat jiwa sadarnya beristirahat maka jiwa bawah
sadarnya akan muncul. Dalam kondisi ini rekaman bawah sadarnya seperti
gangguan kesehatan yang dirasakan akan diketahui. Rekaman bawah sadar yang
salah atau keliru akan diperbaharui dengan memberikan sugesti-sugesti positif oleh
terapis melalui hipnoterapi. Sugesti ini diberikan secara terus menerus hingga
keadaan dimana rekaman bawah sadar yang keliru menghilang dan digantikan oleh
sugesti positif .

Tingkat keberhasilannya sugesti positif pada pasien berbeda masing-masing orang.


Tergantung ganguan berat-ringanya penyakit yang diderita serta kemauan untuk
sembuh dari dalam diri pasien. Hipnoterapi tidak bisa langsung menyembuhkan
dalam satu atau dua kali terapi, seperti kasus kecanduan narkoba atau pasien ingin
berhenti merokok. Jika kecanduan narkoba atau merokok sudah sangat berat, untuk
sembuh total proses terapi bisa selama dua tahun. Untuk mempercepat kesembuhan,
pasien juga harus proaktif dan mempunyai kemauan yang kuat untuk sembuh.
Dalam hipnoterapi, terapis hanya berperan sebagai fasilitator, pasien harus
kooperatif dan sebagai subyek aktif. Agar proses terapi tepat sasaran, pasin harus
benar-benar memahami betul maksud dan tujuan hipnoterapi. Harus ada
kesepakatan antara pasien dan terapis, karena pasienlah sebenarnya yang paling tau
apa yang dideritanya, tutur dokter yang praktek di Klinik Prorevital di daerah
Cempaka Putih dan RSPAD Jakarta.

Hipnoterapi lebih efektif digunakan untuk mengobati ganguan kesehatan yang


sifatnya fungsional. Ganguan kesehatan karena defisiensi organik dalam tubuh
maupun defisiensi zat dari luar tubuh tidak bisa disembuhkan. Seperti kasus
kekurangan zat gizi tertentu, dehidrasi atau ganguan penyakit kulit, tetap harus
diobati dengan terapi medis yang lain, tidak bisa dengan hipnoterapi. Begitu juga
kasus trauma fisik seperti patah tulang. Menangani penyakit akibat ganguan
neurosis, seperti stres, depresi, fobia, atau rasa cemas yang berlebihan.

22
Ganguan kejiwaan seperti stres lebih mudah disembuhkan dengan hipnoterapi,
dengan memberikan sugesti, pasien bisa ditenangkan. Kebanyakan orang
melakukan tindakan fisik untuk pencegahan dan penyembuhan penyakit kejiwaan.
Penyakit jenis ini lebih tepat diobati dengan hipnoterapi, karena yang sakit bukan
fisiknya namun jiwanya. Ganguan bioplasmik juga bisa disembuhkan dengan
hipnoterapi. Ganguan bioplasmik biasanya ditandai dengan menurunnya ketahanan
fisik dan mental.

Kelebihan hipnoterapi adalah murah, karena bisa dilakukan sendiri. Hipnoterapi


juga relatif lebih efektif menghilangkan rasa nyeri dibandingkan terapi analgesik,
termasuk morfin sekalipun. Hipnoterapi juga aman tanpa efek negatif seperti efek
ketergantungan. Walaupun relatif aman, hipnoterapi mempunyai efek samping.
Pada beberapa pasien bia menimbulkan abreaksi. Suatu keadaan dimana pasien
keluar dari rekaman bawah sadarnya secara serentak. Akibatnya bisa menimbulkan
rasa kekesalan atau kesedihan secara berlebihan, reaksinya pasien bisa tidak
terkendali, namun kondisi biasanya tidak berlangsung lama dan bisa dikendalikan
oleh terapis.

23
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Terapi keperawatan adalah intervensi keperawatan yang unik yang hanya dapat
dilakukan oleh seorang profesional (Ners). Bentuk terapi keperawatan berupa
tindakan yang bersifat alamiah, tindakan berupa bantuan untuk melakukan
tindakan yang bersifat alamiah tersebut, tindakan berupa proses interaksi untuk
mempengaruhi klien dan keluarga agar bersedia merubah perilaku/ mengikuti
program perawatan ,tindakan berupa proses interaksi untuk meningkatkan
adaptasi klien dengan masalahnya dan tindakan berupa pendidikan kesehatan
agar mampu melakukan bagi diri klien. Aplikasi tindakan keperawatn ini yaitu
pendidikan kesehatan, imunisasi, latihan rentang gerak (ROM), teknik relaksasi
dan perawatan luka.
b. Terapi komplementer merupakan perawatan kesehatan yang tidak termasuk
dalam praktek terapi barat modern. Beberapa aplikasi dalam terapi
komplementer yaitu pijat bayi, terapi herbal, meditasi, exercise dan diet, reiki,
akupuntur dan hipnoterapi.
B. SARAN
Perawat lebih baik mampu mengetahui berbagai terapi yang bisa diterapkan dan
mengkombinasikan sesuai dengan keadaan kliennya.

24
DAFTAR PUSTAK
Asmad. (2008). Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:
Salemba Medika.
Berman A, Shirlee JS, Barbara K. & Glenora E. (2009). Buku Ajar Praktik keperawatan
Klinis Kozier Erb. Jakarta: EGC.

Johnson, JY. (2005). Prosedur Perawatan di Rumah: Pedoman untuk Perawat. Jakarta:
EGC.
Kaplan, H.I., Sadock, B.J., dan Grebb, J.A. (1996). Synopsis of Psychiatry. New York:
Williams and Wilkins
Semiun, Y. (2006). Kesehatan Mental 3. Yogyakarta: Kanisius.
Stevens PJM., F. Bordui dan JAG. Van der Weyd. (1997). Ilmu Keperawatan. Jakarta:
EGC.

Anda mungkin juga menyukai