NIM : H0815129
Kelas : Agribisnis B
Gambar 2. Net Trade Barang dan Jasa Indonesia tahun 1981 – 2016 (US$)
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat neraca perdagangan Indonesia
berfluktuasi. Surplus neraca perdagangan tertinggi terjadi pada tahun 2011
sebesar 24,022 milyar dollar AS, sedangkan defisit tertinggi terjadi pada
tahun 2013 sebesar -6,237 milyar dollar AS. Surplus neraca perdagangan
terjadi pada tahun 1982, 1983, 1986, 1995, 1996, 2012, 2013, dan 2014
sedangkan pada tahun tahun 1981, 1984, 1985, 1987 - 1994, dan 1997 -
2011 terjadi defisit neraca perdagangan.
Kinerja dari neraca berjalan dipengaruhi oleh perdagangan barang
dan jasa internasional. Faktor terjadinya surplus atau defisit pada neraca
berjalan (current account) dapat dilihat dari kinerja ekspor dan impor
Indonesia. Contoh pada tahun 2006 surplus sebesar 10,859 milyar dollar
AS, artinya Indonesia memiliki proporsi ekspor > impor (ekspor dicatat
sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara sedangkan impor
dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari
negara). Defisit neraca berjalan Indonesia sebenarnya mulai terjadi pada
kuartal ke 4 tahun 2011, sehingga neraca berjalan pada tahun 2012 mulai
jatuh. Penyebab dari defisit ini adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi
global, termasuk pertubuhan ekonomi mitra bisnis terbesar dalam
perdagangan Indonesia yaitu Tiongkok. Ekspor Indonesia hampir
berkurang setengahnya untuk batu bara dan minyak kelapa sawit,
sedangkan impor melambung karena penerapan kebijakan subsidi bahan
bakar minyak (BBM) oleh pemerintah untuk meningkatkan daya beli
masyarakat menengah ke bawah.
b. Neraca Pendapatan Primer (Net Primary Income) Indonesia