Anda di halaman 1dari 10

Nama : Ulfah Nur Hidayah

NIM : H0815129
Kelas : Agribisnis B

TUGAS MATA KULIAH EKONOMI INTERNASIONAL


BALANCE OF PAYMENT (BOP) INDONESIA

1. Neraca Transaksi Berjalan (Current Account) Indonesia

Gambar 1. Current Account Indonesia tahun 1981 – 2016 (US$)


Menurut World Bank, current account atau neraca transaksi berjalan
merupakan seluruh transaksi yang mencatat perdagangan internasional barang,
jasa, transaksi pendapatan primer dan pendapatan sekunder. Neraca berjalan
terdiri dari beberapa komponen yaitu:
a. Transaksi barang mencakup transaksi ekspor dan impor barang dagangan
umum, emas non moneter, dan net ekspor barang merchanting.
b. Transaksi jasa mencakup ekspor dan impor jasa manufaktur, jasa
pemeliharaan dan perbaikan, jasa transportasi, jasa perjalanan, jasa
konstruksi, jasa asuransi dan dana pensiun, jasa keuangan, biaya
penggunaan kekayaan intelektual, jasa telekomunikasi, komputer, dan
informasi, jasa bisnis lainnya, jasa personal, kebudayaan, dan rekreasi, dan
jasa pemerintah.
c. Transaksi pendapatan primer (primary income) meliputi transaksi
penerimaan dan pembayaran kompensasi tenaga kerja dan pendapatan
investasi dari investasi langsung, investasi portofolio, dan investasi
lainnya.
d. Transaksi pendapatan sekunder (secondary income) mencakup penerimaan
dan pembayaran transfer berjalan oleh sektor pemerintah dan sektor
lainnya. Transaksi pendapatan sekunder sektor lainnya mencakup pula
transfer dari tenaga kerja.
Berdasarkan gambar 1 dapat dilihat bahwa neraca transaksi berjalan
Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Surplus neraca transaksi
berjalan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 10,859 milyar dollar AS,
sedangkan defisit tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar -29,109 milyar
dollar AS. Surplus neraca transaksi berjalan terjadi pada tahun 1998 – 2011,
sedangkan dari tahun 1981 – 1997 dan 2012 – 2016 terjadi defisit neraca
transaksi berjalan. Berikut ini merupakan komponen dari neraca transaksi
berjalan:
a. Neraca Perdagangan (Net Trade) Indonesia

Gambar 2. Net Trade Barang dan Jasa Indonesia tahun 1981 – 2016 (US$)
Berdasarkan gambar 2 dapat dilihat neraca perdagangan Indonesia
berfluktuasi. Surplus neraca perdagangan tertinggi terjadi pada tahun 2011
sebesar 24,022 milyar dollar AS, sedangkan defisit tertinggi terjadi pada
tahun 2013 sebesar -6,237 milyar dollar AS. Surplus neraca perdagangan
terjadi pada tahun 1982, 1983, 1986, 1995, 1996, 2012, 2013, dan 2014
sedangkan pada tahun tahun 1981, 1984, 1985, 1987 - 1994, dan 1997 -
2011 terjadi defisit neraca perdagangan.
Kinerja dari neraca berjalan dipengaruhi oleh perdagangan barang
dan jasa internasional. Faktor terjadinya surplus atau defisit pada neraca
berjalan (current account) dapat dilihat dari kinerja ekspor dan impor
Indonesia. Contoh pada tahun 2006 surplus sebesar 10,859 milyar dollar
AS, artinya Indonesia memiliki proporsi ekspor > impor (ekspor dicatat
sebagai kredit karena menghasilkan devisa bagi negara sedangkan impor
dicatat sebagai debit karena “menghilangkan”/mengeluarkan devisa dari
negara). Defisit neraca berjalan Indonesia sebenarnya mulai terjadi pada
kuartal ke 4 tahun 2011, sehingga neraca berjalan pada tahun 2012 mulai
jatuh. Penyebab dari defisit ini adalah melambatnya pertumbuhan ekonomi
global, termasuk pertubuhan ekonomi mitra bisnis terbesar dalam
perdagangan Indonesia yaitu Tiongkok. Ekspor Indonesia hampir
berkurang setengahnya untuk batu bara dan minyak kelapa sawit,
sedangkan impor melambung karena penerapan kebijakan subsidi bahan
bakar minyak (BBM) oleh pemerintah untuk meningkatkan daya beli
masyarakat menengah ke bawah.
b. Neraca Pendapatan Primer (Net Primary Income) Indonesia

Gambar 3. Net Primary Income Indonesia tahun 1981 – 2016 (US$)


Transaksi pendapatan primer (net primary income) meliputi
transaksi penerimaan dan pembayaran kompensasi tenaga kerja dan
pendapatan investasi dari investasi langsung, investasi portofolio, dan
investasi lainnya. Berdasarkan gambar 3 transaksi pendapatan primer
Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun 1981 – 2016. Pendapatan primer
Indonesia dalam periode tersebut terus mengalami defisit. Defisit neraca
pendapatan primer ini disebabkan oleh naiknya pembayaran pendapatan
investasi portofolio mengikuti jadwal pembayaran bunga surat utang
pemerintah yang lebih tinggi, sehingga pembayaran (payment) proporsinya
lebih besar daripada penerimaan (receipts).
c. Neraca Pendapatan Sekunder (Net Secondary Income) Indonesia

Gambar 4. Net Secondary Income Indonesia tahun 1981 – 2016 (US$)


Transaksi pendapatan sekunder (secondary income) mencakup
penerimaan dan pembayaran transfer berjalan oleh sektor pemerintah dan
sektor lainnya. Transaksi pendapatan sekunder sektor lainnya mencakup
pula transfer dari tenaga kerja. Berdasarkan gambar 4 dapat dilihat bahwa
neraca pendapatan sekunder Indonesia sepanjang periode 1981 – 2016
terus mengalami surplus walaupun nilainya berfluktuasi. Surplus neraca
pendapatan sekunder tertinggi terjadi pada tahun 2015 sebesar 5,508
milyar dollar AS, sedangkan surplus terendah terjadi pada tahun 1985
sebesar 88 milyar dollar AS. Menurut laporan Bank Indonesia 2017,
penurunan di tahun 2016 terjadi karena penerimaan hibah pemerintah yang
lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya juga penerimaan remintansi
Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang menurun.
Defisit dalam neraca berjalan tidak selalu bermakna buruk, hal itu bisa
membawa manfaat apabila Indonesia menggunakannya untuk tujuan produktif
yang membawa aliran pendapatan di masa depan, seperti meningkatkan
pembangunan infrastruktur di daerah-daerah, tapi defisit itu terjadi untuk
konsumsi, yaitu subsidi BBM yang kurang membawa keuntungan di masa
depan. Neraca berjalan menjadi salah satu indikator kelayakan yang
digunakan investor untuk menanamkan modalnya di suatu negara, maka
kinerja dari neraca berjalan menjadi hal penting untuk ditingkatkan. Kebijakan
yang diambil oleh Bank Indonesia adalah meningkatkan suku bunga yang
bertujuan untuk mengurangi permintaan domestik dan secara tidak langsung
mengurangi impor sehingga defisit neraca berjalan dapat ditekan.
2. Neraca Modal (Capital Account) Indonesia

Gambar 5. Capital Account Indonesia tahun 2005 – 2016 (US$)


Neraca modal (capital account), yaitu neraca yang mencatat nilai investasi
pihak swasta asing langsung (foreign direct investment) terutama investasi
yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, investasi portofolio, dan
investasi jangka pendek lainnya, pinjaman luar negeri yang diberikan
perbankan swasta nasional, bantuan dan hibah dari pemerintah negara lain
serta dari lembaga-lembaga donor multilateral seperti IMF, bank dunia.
Komponen tersebut di atas merupakan arus modal masuk (capital inflow) bagi
neraca modal yang nilainya kemudian dikurangi nilai modal keluar (capital
outflow) dimana saldo kedua transaksi ini merupakan saldo neraca modal.
Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat bahwa neraca modal Indonesia periode
2005 – 2016 mengalami fluktuasi, sepanjang periode tersebut neraca modal
mengalami surplus. Penurunan tajam mulai terjadi di akhir 2007 hingga tahun
2008 sebesar Surplus neraca modal tertinggi terjadi pada tahun 2007 sebesar
546.200.000 juta dollar AS, sedangkan surplus terendah terjadi pada tahun
2015 sebesar 16.633.849 juta dollar AS.
3. Financial Account Indonesia

Gambar 6. Financial Account Indonesia tahun 2005 – 2016 (US$)


Financial account merupakan selisih antara penjualan aset domestik ke
luar negeri dan pembelian aset luar negeri oleh domestik. Transaksi yang
menyebabkan adanya aset yang dimiliki asing di perekonomian domestik
disebut kredit (+). Transaksi ini sebagai financial (capital) inflow, di mana
warga asing memberikan pinjaman kepada warga domestik dengan membeli
aset domestik. Transaksi yang menyebabkan adanya aset yang dimiliki asing
di perekonomian domestik adalah debit (-). Transaksi ini merupakan financial
(capital) outflow, di mana warga domestik memberikan pinjaman kepada
warga asing dengan membeli aset asing.
Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat bahwa transaksi finansial Indonesia
periode 2005 – 2016 mengalami fluktuasi, sepanjang periode tersebut
transaksi finansial mengalami surplus dan defisit. Surplus terjadi pada 2005 –
2010 sedangkan defisit terjadi setelah tahun tersebut yaitu 2011 - 2016
Surplus transaksi finansial tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 11,835
milyar dollar AS, sedangkan defisit tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar -
29,668 milyar dollar AS.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia 2017, peningkatan pada tahun 2016
bersumber dari surplus investasi lainnya sejalan dengan berlanjutnya repatriasi
dana tax amnesty. Surplus transaksi modal dan finansial pada triwulan ke IV
lebih rendah dibandingkan dengan surplus pada triwulan III 2016. Lebih
rendahnya surplus di triwulan IV 2016 disebabkan oleh defisit investasi
portofolio sebagai dampak keluarnya dana asing dari saham domestik dan
SUN rupiah pasca-pengumuman Pemilu Presiden AS, serta surplus investasi
langsung yang juga lebih rendah karena dipengaruhi outflow di sektor
pertambangan.
a. Investasi Langsung Luar Negeri (Foreign Direct Investment) Indonesia

Gambar 7. Foreign Direct Investment Indonesia tahun 2005 – 2016 (US$)


FDI (Foreign Direct Investment) atau investasi langsung luar
negeri adalah salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian
mengglobal. FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara
menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di
negara lain. FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya
pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau
bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang
dilakukan oleh perusahaan asing.
Berdasarkan gambar 7 dapat dilihat bahwa FDI Indonesia periode
2005 – 2016 mengalami fluktuasi, sepanjang periode tersebut FDI
mengalami defisit. Defisit investasi langsung luar negeri tertinggi terjadi
pada tahun 2016 sebesar -16,063 milyar dollar AS, sedangkan defisit
terendah terjadi pada tahun 2006 sebesar -2,188 milyar dollar AS.
Berdasarkan laporan Bank Indonesia 2017, secara sektoral, aliran masuk
modal PMA selama triwulan IV 2016 di dominasi oleh sektor manufaktur,
pertanian, perikanan dan kehutanan; dan sektor perdagangan
b. Investasi Portofolio (Portfolio Investment) Indonesia

Gambar 8. Investasi Portofolio Indonesia tahun 2005 – 2016 (US$)


Investasi portofolio adalah bentuk investasi tidak langsung dimana
investor dapat melakukan investasi namun tidak terlibat secara langsung
dan cukup dengan memegangnya dalam bentuk saham dan obligasi.
Investasi tidak langsung pada umumnya merupakan investasi jangka
pendek yang mencakup kegiatan transaksi di pasar modal dan di pasar
uang. Investasi ini disebut sebagai investasi jangka pendek karena pada
umumnya mereka melakukan jual saham dan atau mata uang dalam jangka
waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan gambar 8 dapat dilihat bahwa investasi portofolio
Indonesia periode 2005 – 2016 mengalami fluktuasi, sepanjang periode
tersebut investasi portofolio mengalami defisit. Defisit investasi portofolio
tertinggi terjadi pada tahun 2014 sebesar -26,067 milyar dollar AS,
sedangkan defisit terendah terjadi pada tahun 2008 sebesar -1,764 milyar
dollar AS. Berdasarkan laporan Bank Indonesia 2017, penurunan yang
terjadi di tahun 2016 disebabkan oleh meningkatnya ketidakpastian
perekonomian global pasca-Pemilu Presiden AS dan ekspektasi kenaikan
Fed Fund Rate menyebabkan keluarnya dana asing dari Indonesia di
triwulan IV 2016.

Anda mungkin juga menyukai