KOTA DEPOK
Disusun oleh :
UNIVERSITAS JEMBER
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT rahmat-Nya sehingnga penulis dapat diselesaikan
dengan judul “ Sistem Informasi Geografis dan Jembatan “
Penulis menyadari laporan ini dapat terwujud berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis sampaikanbanyak terimakasih yang
sebesar-besarnya atas segala bantuan yang penulis terima baik secara moral maupun
material,sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini kepada :
1. Dosen Pengajar Bapak Rendra Suprobo Aji S.T ., M.T dan Ibu Sri Sukmawati,
S.T., M.T.
2. Kepada Orang Tua yang selalu memberikan motivasi serta do’anya dalam tugas
makalah ini.
Tiada yang sempurna tanpa adanya kesalahan oleh Karena itu,penulis harapkan kritik
dan saran dari semua pihak perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata,semoga penulis laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi
perkembangan ilmu teknologi di masa yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Seiring dengan berkembangnya ilmu teknologi (IPTEK) dan informasi pada era
globalisasi seperti saat ini, akan mempengaruhi kehidupan manusia sehari-hari. Dengan
kemajuan IPTEK seperti saat ini manusia bisa lebih mudah untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada era globalisasi ini informasi telah dibagi dalam
berbagai bidang, salah-satu diantaranya yaitu informasi geografis. Informasi geografis talah
dimodifikasi dalam suatu sistem, karena didalamnya mengandung berbagai macam
komponen-komponen kerja.
GIS merupakan sebuah sistem yang memiliki kemampuan perhitungan, pendigitalan ,
mendukung sistem koordinat yang membentang di atas benua benua. Pada awalnya hanya
koordinat yang membentang pada benua Amerika saja.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi yang menjadi alat bantu dan
sangat esensial untuk menyimpan, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan kembali
kondisi-kondisi geografis. Terdapat 2 jenis data dalam Sistem Informasi Geografis, yaitu data
spasial dan data non-spasial. Data spasial adalah data keruangan sebuah letak geografis,
sedangkan data non-spasial menyatakan atribut dari letak geografis tersebut.
Salah satu problem dalam Sistem Informasi Geografis adalah monitoring kondisi
jalan. Tujuannya adalah membangun aplikasi Web SIG jalan dengan demikian diharapkan
menampilkan informasi infrastruktur jalan dan jaringan jalan yang lebih komprehensif dan
modern yang dapat digunakan sebagai dasar dan acuan perencanaan wilayah dan
rencana umum tata ruang daerah dan dapat diakses oleh user secara luas. Untuk
keperluan teknis dan nonteknis, peta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dari berbagai tujuan perencanaan kewilayahan, dan pemeliharaan
jalan. Keyword : SIG, Spasial, non-spasial, peta
Teori lokasi adalah suatu teori yang dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-
kegiatan ekonomi termasuk di dalamnya kegiatan industri dengan cara yang konsisten dan logis. Pada
prinsipnya teori-teori lokasi industri bertujuan untuk memberikan masukan bagi penentuan lokasi optimum,
yaitu lokasi yang terbaik dan menguntungkan secara ekonomi (dapat memberikan keuntungan maksimal,
biaya terendah dan pendapatan tertinggi).
Teori lokasi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order ) kegiatan
ekonomi. Dalam pengertian lain juga diartikan sebagai ilmu tentang alokasi secara geografis dari sumber daya
yang langka, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain
(activity). Jadi secara umum teori lokasi ini dikembangkan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-
kegiatan ekonomi dengan cara yang konsisten dan logis, selain itu dapat digunakan untuk memudahkan
dalam pemilihan lokasi suatu kegiatan ekonomi dan sosial beserta interaksinya dengan wilayah sekitar. Luhst
(1997) menyebutkan bahwa kualitas kehidupan yang berupa kenyamanan, keamanan dari suatu rumah
tinggal sangat ditentukan oleh lokasinya, dalam arti daya tarik dari suatu lokasi ditentukan oleh dua hal yaitu
lingkungan dan aksesibilitas. Lingkungan oleh Luhst didefenisikan sebagai suatu wilayah yang secara
geografis dibatasi dengan batas nyata, dan biasanya dihuni oleh kelompok penduduk.
6
BAB III
STUDY KASUS
7
20 Jl. Sondakan Laweyan Dinas Cipta Karya
21 Jl. Sondakan Laweyan Dinas Cipta Karya
22 Jl. Sondakan Laweyan Dinas Cipta Karya
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
pemanfaatan sistem informasi geografis (SIG) dalam menentukan lokasi perumahan sangat
berpotensi memberikan kontribusi bagi perencanaan wilayah dan kota . Dalam pemanfaatan SIG sendiri perlu
dilakukan suatu pertimbangan terhadap berbagai faktor berkenaan dengan keuntungan dan kerugian
berdirinya perumahan tersebut, terutama faktor lokasi. Penentuan lokasi berdirinya suatu perumahan sangat
penting bagi kelangsungan kegiatan ekonomi, sosial, bagi masyarakat tersebut. Dengan betapa pentingnya
lokasi Perumahan, faktor-faktor penentu lokasi perlu dipertimbangkan seperti aksesbilitas, sarana/prasarana
yang mendukung, kemudahan dalam semua aspek, dan tanpa merusak lingkungan yang ada
8
DAFTAR PUSTAKA
“Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak Bersusun” Departemen PU) Joseph De
Chiara; Lee E. Koppelman. Standar Perencanaan Tapak. 1994. Hal: 91-95)
Haikal Ali,(1996). “Kajian Kebijaksanaan Pemerintah Kota Administratif Klaten Dalam Penentuan Lokasi
Perumahan”. Tesis S-2 MPKD, UGM, Yogyakarta
.
Asteriani, Febby (2005). “Analisis Peringkat Faktor-Faktor Pemilihan Lokasi Ruko Dari Sudut
Pandang Pengguna dan Pengembang Ruko Di Kota Pekanbaru”. Tesis S-2 MPKD, UGM, Yogyakarta.