Anda di halaman 1dari 84

Kinerja UTAMA ..

..
..
..
..
..
..
..
..
Edisi II / 2014 ..
..
Bo ..
Pe nu ..
rm
en Per sS
Ha KP men in
S si No K
Re em l La . 56 P N er
fo est por , N o.2
rm er an o 9
gi
as I T E . 57 ,
i B ah va
iro un lua & N
kr 20 si o.5
as 1 8
iK 4
KP
www.itjen.kkp.go.id

Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
Tantangan Penerapan Pentingnya Pengawasan Profesionalisme
Sistem Akuntabilitas Internal terhadap Pengawasan Pengadaan
Kinerja Kinerja Eselon I Barang dan Jasa 1
Edisi II Tahun 2014
Di Lingkungan KKP
SALAM SINERGI

Edisi II / 2014

Bo
Pe nu
rm
en Perm sS
Ha KP en in
Re
Se sil LaNo. KP
m 56 No
fo este pora , No .2
erg
rm
as r I Ta n Ev . 57
9, i
i Bi hu al &
ro ua No
kr n 20 si .58
as 14
i KK
P

Pembaca Setia Sinergi.

M engakhiri Kabinet Indo-


nesia Bersatu Tahun
2014 sekaligus kita songsong

www.itjen.kkp.go.id
Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
Kabinet Baru Kabinet Kerja
Pelindung
Tantangan Penerapan Pentingnya Pengawasan Profesionalisme

menjelang Tahun Baru 2015,


Sistem Akuntabilitas Internal terhadap Pengawasan Pengadaan
Kinerja Kinerja Eselon I Barang dan Jasa
Di Lingkungan KKP

Inspektur Jenderal
semoga jajaran aparatur KKP lebih bersemangat
Pembina dengan penuh Integritas, Inovasi, Kedisiplinan,
Sekretaris Itjen, Inspektur I, Inspektur II Kerjasama dan Profesionalisme sesuai Nilai Nilai
Inspektur III, Inspektur IV, Inspektur V KKP dalam berkinerja.
Sinergi mengucapkan Selamat kepada Bapak
Penanggung Jawab Jokowi sebagai Presiden RI ke-7 dan Ibu Susi
Ir. Soma Somantri, ME Pudjiastuti sebagai Menteri KP ke-5. Semoga
semangat baru yang ditularkan Bapak Presiden dan
Pemimpin Redaksi
Ibu Menteri KP kepada jajaran aparatur lingkup
Drs. Cipto Hadi Prayitno
KKP membawa KKP lebih Jaya, memberikan
Wakil Pemimpin Redaksi manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat Bangsa
Ir. Dasril Munir, MM dan Negara Indonesia, diakui keberadaannya baik
didalam dan diluar Negeri.
Redaktur Pelaksana Kinerja dilaksanakan gratifikasi dihindari
Setyawati, S.Sos. M.Ak pelayanan publik ditingkatkan menuju KKP yang
Penyunting (Editor) Transparan dan Bebas dari Korupsi sebagaimana
tema hari Anti Korupsi 2014. Paradigma APIP
Ir. Raymond RM Bako, MA
kedepan diharapkan dapat menjadikan Itjen KKP
Ir. Lina Herlina
Tengku Sonya Nirmala Hayati, S.Pi sebagai lembaga pencegahan korupsi, membantu
Riyan Ramadian, S.Pi lembaga lain sehingga KKP pada khususnya
Farida Farid, S.Pi dapat tercipta kapabilitas dan akuntabilitas yang
semakin baik. Setiap individu melaksanakan
Fotografer kontrak kinerja dan SKP secara bertanggungjawab,
Afdi Nurdiansyah dengan komunikasi yang efektif, peningkatan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan proses
Sekretariat Tim
Pelaksana Kegiatan bisnis program dan kegiatan baik lingkup internal
maupun eksternal di KKP diharapkan seluruh
Dra. Andrijati Isnaini
output berorientasi pada outcome.
Wiwit Roza, SH
La Asia, SH
Seiring perubahan yang terjadi menuju
Kurniawan, SH perbaikan Reformasi Birokrasi dimana KKP telah
Ari Purwandari, S.Psi memiliki Unit Pengendalian Gratifikasi untuk itu
Sigit Pratama, A.Md tidak ada salahnya kita sedikit berbangga bahwa
penghargaan-penghargaan telah diraih KKP
diantaranya Penghargaan Gratifikasi dari KPK,
Alamat Redaksi semoga KKP lebih jaya membangun Perikanan dan
Sekretariat Itjen KKP Kelautan dari tahun sebelumnya…amiin (Tyaw)
Gedung Mina Bahari 3 Lt. 4
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16
Jakarta 10110 Selamat Bekerja…
Telp. (021) 3522310, 3520336
Fax : (021) 3520336 Redaksi
http: www.itjen.kkp.go.id

Media Informasi Pengawasan Sinergi


Diterbitkan Itjen KKP bekerjasama dengan
PT. Laksmi Mitra Mandiri
DAFTAR ISI ..
..
..
Kinerja UTAMA Kinerja
4
..
..

18
Kerja... Kerja... Kerja... Paradigma Baru Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah sebagai ..
Lembaga Pencegah Korupsi ..
..
..
..
..
..
..

Kalimat itulah yang kemudian selalu didengungkan


Presiden Jokowi sejak pengumuman dan pelantikan Integritas adalah dasar dalam menjalankan organi-
Kabinet Kerja. Harapannya, kabinet bisa bekerja sasi. Bayangkan, siapa yang mau bekerja sama dengan
sesuai harapan rakyat dan banyak melakukan organisasi yang integritasnya rendah atau bagaimana
terobosan-terobosan sehingga visi misi tentang mungkin masyarakat akan percaya kepada organisasi
kedaulatan politik, ekonomi dan berkepribadian yang kinerjanya rendah.
dalam bidang kebudayaan dapat segera terwujud.

8
Tantangan Penerapan Sistem
Membangun Integritas Akuntabilitas Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Dengan Pengendalian Gratifikasi Menuju Sasaran Kerja Pegawai
Yang Lebih Valid dan Adil . . . . . . . . . . . . 25
Keterampilan Membangun
Human Relationship . . . . . . . . . . . . . . . . 29
Percepatan Hibah dengan Peraturan
Menteri Keuangan 98/PMK.06/2013 . . . 34
Pentingnya Pengawasan Internal
Terhadap Kinerja Eselon I di
Lingkungan KKP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
Terbentuknya peraturan tentang gratifikasi merupa-
kan bentuk kesadaran bahwa gratifikasi dapat
Membangun Komunikasi Efektif . . . . . . . 42
berdampak negatif dan dapat disalahgunakan, Pengawasan & Pengendalian Pengelolaan
khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan
publik, sehingga unsur ini diatur dalam perundang-
Bantuan Langsung Masyarakat . . . . . . . . 46
undangan mengenai tindak pidana korupsi. Profesionalisme Pengawasan

12
Pengadaan Barang dan Jasa . . . . . . . . . . . 51
Pelayanan Publik di Era Transisi Tata Ruang Laut sebagai Alat
Pengendalian dan Pengawasan . . . . . . . . 56
Pengakuan Piutang dari TP/TGR
Pada Full Accrual Based-Accounting and
Budgeting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
Problematika Penerapan Basis
Akuntansi Akrual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
AUDITORIA ................... 69
Akankah masih berlaku anggapan bahwa ”kebanggaan“
LINTAS SINERGI
jika pegawai di suatu intansi dapat menangani dan Efektivitas Tekologi Tepat Guna
menentukan permohonan perijinan..? Mungkin Membutuhkan Pengawasan . . . . . . . . . . 73
disinilah letak transisi pemahaman pelayanan publik,
walaupun Undang-undang Pelayanan Publik tersebut KILAS SINERGI
telah ditetapkan sejak tahun 2009 atau hampir lima
tahun sejak diundangkan.
Percepatan Reformasi Birokrasi KKP . . . . 78
Edisi II Tahun 2014 3
.. Kinerja UTAMA
..
..
..
..
.. Oleh: Sidik Parmono
..
..
..
..
..
..
..

Kerja... Kerja... Kerja...


Kerja...kerja...kerja... Jargon ini mulai akrab di telinga kita sejak Presiden
Jokowi (Joko Widodo) mengumumkan Kabinet Kerja dan mengenalkan 34
menteri-menterinya pada 26 Oktober 2014 lalu. Kerja di era Kabinet Kerja
kental dengan semangat pembaharuan.

R
ibuan masyarakat Indonesia ter- Kerja...kerja...kerja...
paku di depan televisi menyaksi- Kesan apa yang tersirat dari peng-
kan pengumuman Kabinet Ker- umuman dan pelantikan Kabinet Kerja
ja oleh Presiden. Ada nuansa berbeda tersebut? Menurut Menteri Pemuda dan
dibandingkan era sebelumnya. Tak ada Olahraga Imam Nahrawi, seperti dikutip
siaran langsung dari kediaman para calon dari situs detikcom pada 26 Oktober
menteri, tak ada wawancara insan pers 2014, baju putih yang dipakainya pada
kepada keluarga dan para menteri terpilih acara pengumuman itu memiliki makna
yang menunggu pengumuman di rumah. tersendiri. Warna putih dimaknainya
Di layar kaca, terlihat hamparan rumput sebagai langkah awal mensucikan diri
hijau Istana Negara. Presiden Jokowi sebelum bekerja.
dengan penuh semangat memperkenalkan Pemilihan kostum yang dikenakan
satu persatu menteri kabinetnya. Tak ada para menteri pada saat itu juga mendapat
suasana resmi dan kaku, tak ada dasi komentar dari banyak pakar. Dr. Antar
dan jas elegan, para menteri yang belum Venus, pakar politik Universitas Padjadja-
dilantik itu berbaju putih khas Presiden ran menyatakan bahwa pemilihan kostum
Jokowi. Lengan baju mereka digulung ke itu merupakan bagian dari komunikasi
atas, menandakan kesiapan untuk kerja… dengan rakyat, siap bekerja dan menunjuk-
kerja… kerja…. kan adanya tim yang kuat dan kompak

4 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
dalam Kabinet Kerja. Mereka siap
..
mendukung pemerintahan Joko Widodo-
..
Jusuf Kalla selama 5 tahun ke depan.
..
Budaya kerja seakan terus menggeliat ..
usai pengumuman kabinet itu. Sehari ..
usai pengumuman, Presiden Jokowi ..
melantik menteri-menteri di Kabinet Kerja ..
dan langsung menggelar sidang kabinet ..
paripurna di Kantor Presiden usai acara ..
santap siang di pelantikan itu. Dalam
sidang perdana yang dihadiri seluruh atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
menterinya, Presiden Jokowi meminta berkaitan dengan budi dan akal manusia.
mereka untuk segera menunjukkan kinerja Selain itu, pengertian “budaya” diartikan
yang dapat langsung dirasakan oleh rakyat. sebagai berikut :
1. Keseluruhan sistem gagasan tindakan
Kerja...kerja...kerja... dan hasil karya manusia dalam rangka
Kalimat itulah yang kemudian selalu kehidupan masyarakat yang dijadikan
didengungkan Presiden Jokowi sejak pe- miliki diri manusia dengan cara belajar
ngumuman dan pelantikan Kabinet Kerja. (Koentjaraningrat);
Harapannya, kabinet bisa bekerja sesuai 2. Suatu keseluruhan dari pola perilaku
harapan rakyat dan banyak melakukan yang dikirimkan melalui kehidupan
terobosan-terobosan, diantaranya dengan sosial, seniagama, kelembagaan, dan
melakukan blusukan langsung ke lokasi semua hasil kerja dan pemikiran
sehingga visi misi tentang kedaulatan manusia dari suatu kelompok manusia
politik, berdikari dalam bidang ekonomi, (The American Herritage Dictionary);
dan berkepribadian dalam bidang ke- Selanjutnya, istilah kerja diartikan
budayaan dapat segera terwujud. sebagai upaya melakukan sesuatu hal
Sebagai abdi negara, tiga kata yang diperbuat seperti contohnya makan
yang menjadi jargon Kabinet Kerja ini atau minum. Selain itu, kerja diartikan
sebenarnya sudah tidak asing lagi di telinga melakukan sesuatu untuk mencari nafkah.
kita. Di lingkungan kerja, kita mengenal Selain itu kerja menjadi manifestasi
istilah “budaya kerja.” Budaya kerja amal kebajikan dalam agama Islam.
merupakan suatu keberhasilan kerja yang Sebagai sebuah amal, maka niat dalam
berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan menjalankannya akan menentukan pe-
perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai- nilaian.
nilai tersebut berawal dari adat kebiasaan, Bila kata Budaya dan Kerja digabungkan
agama, norma dan kaidah yang menjadi memiliki pengertian yaitu nilai-nilai sosial
keyakinan dan menjadi kebiasaan dalam atau suatu keseluruhan pola perilaku yang
perilaku kerja atau organisasi. Nilai-nilai berkaitan dengan akal dan budi manusia
yang telah menjadi kebiasaan itulah yang dalam melakukan suatu pekerjaan.
dinamakan “budaya”. Menurut Drs. Gering Supriyadi,MM dan
Budaya secara harfiah berasal dari Drs. Tri Guno, LLM, budaya kerja adalah
Bahasa Latin yaitu colere yang memiliki arti suatu falsafah dengan didasari pandangan
mengerjakan tanah, mengolah, memelihara hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi
ladang (Soerjanto Poespowardojo 1993). sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang
Dalam bahasa Sanskerta, buddhayah me- dibudayakan dalam suatu kelompok dan
rupakan bentuk jamak dari buddhi (budi tercermin dalam sikap menjadi perilaku,

Edisi II Tahun 2014 5


.. Kinerja UTAMA
..
..
..
Sikap kita terhadap waktu kerja yang
..
telah ditetapkan itu menjadi salah satu
..
.. aktualisasi budaya kerja yang harus
.. dipedomani sesuai Peraturan Menteri
.. Pendayagunaan Aparatur Negara dan
.. Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2012
.. tentang Pedoman Pengembangan Budaya
.. Kerja.
.. Tak hanya penetapan jam kerja,
belum sampai satu bulan menjabat,
Menteri KP nan tegas itu juga melakukan
cita-cita, pendapat, pandangan serta gebrakan lain yang dinilai dasyat oleh
tindakan yang terwujud sebagai kerja. mass media dan rakyat, diantaranya :
Penerapan budaya kerja aparatur moratorium izin kapal berukuran 30 gross
negara ini telah diatur dengan Peraturan ton (GT) atau lebih untuk membantu
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nelayan dan menjaga pencurian ikan dari
dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun kapal asing; pembebasan nelayan dari
2012 tentang Pedoman Pengembangan berbagai pungutan, mulai izin prinsip,
Budaya Kerja. Aktualisasi budaya kerja pajak pertambahan nilai, pajak impor
antara lain dapat dicermati pada kondisi mesin, hingga pungutan masuk pasar;
berikut: hingga pembukaan akses masyarakat
• Pemahaman terhadap makna bekerja; untuk mengetahui data kapal ikan yang
• Sikap terhadap pekerjaan atau apa yang mendapatkan izin di Indonesia dengan
dikerjakan; memberikan hak akses user: kkpindonesia
• Sikap terhadap lingkungan pekerjaan; dan password: goodgovernance di situs
• Sikap terhadap waktu; www.integrasi.djpt.kkp.go.id/webperizinan/.
• Sikap terhadap alat yang digunakan Sebagai aparat pengawasan intern
untuk bekerja; di lingkup KKP, Inspektorat Jenderal
• Etos kerja; dan diharap dapat mengawal setiap kebijakan
• Perilaku ketika bekerja atau mengambil dan program yang dicanangkan. Sebagai
keputusan. bagian integral dari KKP yang mempunyai
fungsi pengawasan, Inspektorat Jenderal
Kerja...kerja...kerja... harus lah bisa berperan dalam pelaksanaan
Berbagai gebrakan kerja telah di- program, kegiatan dan pengelolaan
lakukan oleh menteri-menteri di Kabinet keuangan sesuai program dan tujuan
Kerja. Di awal kerja, Menteri Kelautan yang telah ditetapkan. Dengan demikian
dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, bahkan seluruh penggunaan sumberdaya dapat
memutuskan penetapan jam masuk kerja terselenggara secara efektif dan efisien.
lebih awal satu jam di pagi hari untuk PNS Visi, Misi, Nilai, dan Arti Itjen yang
di Kementerian Kelautan dan Perikanan. telah dideklarasikan dua tahun lalu
Jika biasanya masuk kerja pukul 08.00 diharapkan telah kokoh berdiri dan
WIB dan pulang pukul 16.00 WIB, kini kita mampu menjadi dasar cara pandang
berangkat lebih cepat, pukul 07.00 WIB kita dalam bekerja, menyelenggarakan
sudah harus masuk kerja dan pulang pukul pengawasan intern berbasis risiko dalam
15.00 WIB. Dengan demikian bisa terhindar rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi
macet dan bisa cepat bertemu keluarga di KKP di bawah komando Menteri Kelautan
sore hari. dan Perikanan, Susi Susi Pudjiastuti.

6 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Kerja...kerja...kerja... bagi para stakeholders; dan


Istilah kerja kerja dan kerja di lingkup 3. memelihara dan meningkatkan kuali-
Inspektorat Jenderal tidak terlepas dari tas tata kelola internal secara ber-
implementasi pengawasan yang profesional kesinambungan dalam rangka penye-
melalui Audit, Reviu, Evaluasi, dan lenggaraan tugas dan fungsi Inspektorat
Pemantauan, serta melalui pengawasan Jenderal.
lainnya sebagaimana diamanatkan dalam Tak hanya karena dorongan Presiden
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun Jokowi agar aparatnya terus bekerja,
2008 tentang Sistem Pengendalian Intern bekerja dan bekerja, tapi juga dorongan
Pemerintah. Menteri Kelautan dan Perikanan yang
Eksistensi/keberadaan Itjen KKP telah membuat berbagai gebrakan untuk
dalam mewujudkan fungsi tersebut diatas kemajuan dunia kelautan dan perikanan
tercermin pada keselarasan penetapan visi, menjadi pemicu kita untuk bekerja, bekerja
misi, nilai dan makna yang diinternalisasi dan bekerja sesuai visi, misi yang telah
dan diimplementasikan oleh semua aparat disepakati bersama. Visi tersebut adalah
didalamnya. Menjadi Katalisator Pembaharuan Kinerja
Berdasar Kebijakan Pengawasan Intern Kementerian Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan misinya Memberikan Pengawasan
pengawasan yang dilakukan Inspektorat Terbaik untuk Kementerian Kelautan dan
Jenderal terhadap pelaksanaan tugas di Perikanan.
lingkungan Kementerian Kelautan dan Jajaran Inspektorat Jenderal harus
Perikanan bertujuan untuk: siap menjadi katalis dalam perubahan
1. mendorong peningkatan efektivitas atau pembaharuan kinerja di lingkup
manajemen risiko, pengendalian intern, Kementerian Kelautan dan Perikanan.
tata kelola, dan reformasi birokrasi; Jajaran Inspektorat Jenderal juga harus
2. membantu organisasi dalam mencapai dapat memberikan manfaat dalam
tujuannya dengan memberikan keyakin- perbaikan kinerja lingkup KKP. Untuk
an bahwa unit eselon I dalam melak- merealisasikannya, mulai dari sekarang,
sanakan tugas dan fungsi tertentu telah bersiap : kerja...kerja... kerja...
menyediakan produk/jasa berkualitas

Edisi II Tahun 2014 7


.. Kinerja UTAMA
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
Oleh : AM Herarto H

Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
K
orupsi merupakan salah satu 3) Kampanye-kampanye politik yang mahal,
kata yang cukup popular di dengan pengeluaran lebih besar dari
masyarakat dan telah menjadi tema pendanaan politik yang normal;
pembicaraan sehari-hari. Namun demikian, 4) Proyek yang melibatkan uang rakyat
ternyata masih banyak masyarakat yang dalam jumlah besar;
belum mengetahui apa itu korupsi. Pada 5) Lingkungan tertutup yang mementingkan
umumnya, masyarakat memahami korupsi diri sendiri dan jaringan “teman lama”;
sebagai sesuatu yang merugikan keuangan 6) Lemahnya ketertiban hukum;
Negara semata. Korupsi berasal dari bahasa 7) Lemahnya profesi hukum;
latin “corruption” yang bermakna busuk, 8) Kurangnya kebebasan berpendapat atau
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau kebebasan media massa; dan
menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah 9) Gaji pegawai pemerintah yang sangat
perilaku pejabat publik baik politikus/ kecil.
politisi maupun pegawai negeri, yang secara Dari berbagai jenis korupsi yang
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diatur dalam Undang-Undang, gratifikasi
diri atau memperkaya mereka yang dekat merupakan suatu hal yang relatif baru
dengannya, dengan menyalahgunakan dalam penegakan hukum tindak pidana
kekuasaan publik yang dipercayakan korupsi di Indonesia. Istilah gratifikasi
kepada mereka. diperkenalkan melalui Undang-Undang
Menurut data Transparancy Interna- Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan
tional yang diunggah Wikipedia (2012) me- atas Undang-Undang No 31 Tahun 1999
nyatakan bahwa korupsi dapat disebabkan tentang Pemberantasan Tindak Pidana
oleh beberapa kondisi yaitu: Korupsi, disamping enam kelompok jenis
1) Konsentrasi kekuasaan di pengambil tindak pidana korupsi lainnya yaitu:
keputusan yang tidak bertanggung • Kerugian keuangan Negara;
jawab langsung kepada rakyat, seperti • Suap menyuap;
yang sering terlihat di rezim-rezim yang • Penggelapan dalam jabatan;
bukan demokratik; • Pemerasan;
2) Kurangnya transparansi di pengambilan • Perbuatan curang; dan
keputusan pemerintah; • Benturan kepentingan dalam pengadaan

8 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
Mengenali Gratifikasi ..
Perbuatan penerimaan gratifikasi ..
oleh Pegawai Negeri atau Penyelenggara ..
Negara yang dianggap sebagai perbuatan ..
suap apabila pemberian tersebut dilakukan ..
karena berhubungan dengan jabatannya ..
dan berlawanan dengan kewajiban atau ..
tugasnya. Terbentuknya peraturan tentang ..
gratifikasi merupakan bentuk kesadaran ..
bahwa gratifikasi dapat berdampak negatif
dan dapat disalahgunakan, khususnya
dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperjanjikan atau dipersyaratkan terlebih
sehingga unsur ini diatur dalam perundang- dahulu adalah gratifikasi, sedangkan gift
undangan mengenai tindak pidana korupsi. atau hadiah tidak dilatarbelakangi oleh
Diharapkan jika budaya pemberian sesuatu
dan penerimaan gratifikasi kepada/oleh • Hadiah dapat berarti transfer sukarela
Penyelenggara Negara dan Pegawai Negeri property dari satu orang atau badan ke yang
dapat dihentikan, maka tindak pidana lain dibuat tanpa biaya atau pertimbangan.
pemerasan dan suap dapat diminimalkan Dapat berarti pula sebuah pengalihan harta
atau bahkan dihilangkan. tanpa pengembalian. Namun demikian,
Implementasi penegakan peraturan jika merujuk pada UU No 20 Tahun 2001
gratifikasi ini tidak sedikit menghadapi pasal 12 B ayat (1), maka selama pemberian
kendala karena banyak masyarakat Indonesia tersebut tidak berhubungan dengan jabatan
masih menganggap bahwa memberi hadiah atau pekerjaannya maka pemberian
(gratifikasi) merupakan hal yang lumrah. tersebut bukan merupakan tindak pidana
Secara sosiologis, hadiah adalah sesuatu korupsi. Oleh karenanya setiap pemberian
yang bukan saja lumrah tetapi juga berperan seperti disinggung pada pembahasan
sangat penting dalam merekat “kohesi social” tentang gratifikasi, perlu dicermati latar
dalam suatu masyarakat maupun antar belakangnya.
masyarakat bahkan antar bangsa. • Konflik kepentingan didefinisikan sebagai
Gratifikasi menjadi unsur penting situasi dimana seseorang Penyelenggara
dalam sistem dan mekanisme pertukaran Negara yang mendapatkan kekuasaan
hadiah, sehingga memunculkan banyak dan kewenangan berdasarkan peraturan
pertanyaan di kalangan penyelenggara perundang-undangan memiliki atau di-duga
Negara atau pegawai negeri seperti: apakah memiliki kepentingan pribadi atas setiap
gratifikasi sama dengan pemberian hadiah penggunaan wewenang yang di-milikinya
secara umum, apakah setiap gratifikasi sehingga dapat mempengaruhi kualitas dan
yang diterima merupakan perbuatan yang kinerja yang seharusnya. Beberapa bentuk
berlawanan dengan hukum, atau apa saja konflik kepentingan yang dapat timbul dari
gratifikasi yang dibolehkan dan dilarang. pemberian gratifikasi ini antara lain:
• Gratification (gratifikasi) merupakan a) Penerimaan gratifikasi dapat membawa
bentuk khusus dari gift, yang membedakan vested interest dan kewajiban timbal
gratifikasi dan pemberian adalah latar balik atas sebuah pemberian sehingga
belakangnya perpindahan suatu barang independensi penyelenggara Negara
atau uang dari pemberi kepada penerima dapat terganggu;
yang dilatarbelakangi oleh keuntungan b) Penerimaan gratifikasi dapat mem-
yang didapat oleh pemberi walau barang pengaruhi objektivitas dan penilaian
atau uang yang diberikan bukan hal yang profesional penyelenggara Negara;

Edisi II Tahun 2014 9


.. Kinerja UTAMA
..
..
.. menimbulkan konflik kepentingan?
c) Penerimaan gratifikasi dapat digunakan
..
sedemikian rupa untuk mengaburkan Landasan untuk menentukan suatu
..
terjadinya tindak pidana korupsi dan pemberian atau penerimaan dikategorikan
..
lain-lain. gratifikasi atau bukan umumnya adalah: tidak
..
• Pemerasan berdasarkan KUHP pasal 368 bertentangan dengan tugas dan kewajiban;
..
adalah tindakan dengan maksud untuk tidak melanggar jabatan; kegiatan memang
..
menguntungkan dirinya atau orang lain ada/terjadi; tidak melanggar Standar Biaya
..
dengan melanggar hukum. Memaksa Umum dan tidak melanggar kode etik.
..
.. orang dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan supaya orang itu memberikan Membangun Program Pengenda-
sesuatu barangnya atau orang ketiga atau lian Gratifikasi
supaya dia mengutang atau menghapus Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
piutang. Seperti telah disinggung pada merupakan upaya pencegahan tindak pidana
bahasan sebelumnya, secara sederhana korupsi melalui pengendalian gratifikasi.
gratifikasi yang diberikan, didasarkan atas Dengan program ini, maka proses pelaporan
permintaan adalah pemerasan. gratifikasi dapat dilakukan melalui Kemen-
• Kata suap dapat diartikan sebagai terian/Lembaga yang melaksanakannya.
pemberian atau hadiah yang diterima Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
atau diberikan dengan maksud untuk dalam membangun PPG adalah sebagai
mempengaruhi secara jahat atau korup. berikut:
Pemaknaan suap sering dikaitkan dengan 1. Menyusun tata nilai/standar nilai
gratifikasi, sehingga sering gratifikasi Tata nilai/standar nilai dalam organisasi,
dianggap suap, lebih tepatnya gratifikasi tidak lepas dari upaya mewujudkan visi
yang cenderung dilatarbelakangi oleh dan misi organisasi dan tata nilai tersebut
niatan pemberi untuk memperoleh ke- sifatnya spesifik bagi organisasi yang
untungan. bersangkutan.
2. Menyusun kode etik
Langkah-langkah Mengenali Gra- Kode Etik atau dalam Bahasa Inggris
tifikasi disebut a code of etic atau code of conduct,
Hal-hal yang perlu dicermati dalam adalah suatu dokumen formal yang
mengenali sebuah pemberian yang mengarah mengatur perilaku yang diharapkan pada
pada gratifikasi yaitu kenali atau ketahui suatu organisasi dan orang yang bekerja
latar belakang/motif pemberian tersebut, dalam organisasi tersebut.
dan bagaimana cara pemberian dilakukan? 3. Membentuk Unit Pengendalian Grati-
Pemberian yang dilakukan secara tidak fikasi
terbuka dan diberikan hanya kepada orang- Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG)
orang tertentu, perlu diwaspadai. Hal ini adalah unit yang melaksanakan program
berbeda jika pemberian yang dilakukan pengendalian gratifikasi pada suatu Ke-
kepada semua pihak. Berapa nilai pemberian menterian/Lembaga.Dalam membentuk
tersebut? Pada kondisi ini pemberian yang organisasi ini perlu dipertimbangkan
berulang-ulang pada periode tertentu dalam beberapa faktor, antara lain Struktur
jumlah yang relatif kecil, perlu dicermati. Organisasi, Sumber Daya Manusia,
Siapa yang memberi? Dalam kondisi ini Mekanisme Kerja dan Fasilitas dan
pemberian yang dilakukan oleh seseorang Pembiayaan.
yang memiliki jabatan setara, atau lebih 4. Mengoperasionalkan Program Pe-
rendah perlu dicermati. Selanjutnya pelajari/ ngendalian Gratifikasi
cermati apakah pihak pemberi memiliki Kegiatan operasional Program Pengen-
hubungan dalam hal pekerjaan yang dapat dalian Gratifikasi (PPG), tidak hanya

10 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
menangani pelaporan penerimaan gratifi-
..
kasi semata untuk selanjutnya diteruskan
..
kepada KPK, tetapi juga melakukan
..
kegiatan-kegiatan sosialisasi, seminar,
..
lokakarya maupun pelatihan.Disamping
..
itu juga mengupayakan membangun
..
munculnya kesadaran setiap karyawan/
..
pegawai melaporkan atas pelanggaran ..
etika yang terjadi dan tindak lanjutnya ..
dapat segera dilaksanakan tanpa pandang
bulu.
5. Melakukan Evaluasi Berkesinam-
tusi pelayanan masyarakat langsung serta
bungan
Pelatihan Program Pengendalian Gratifikasi
Evaluasi atas kegiatan UPG merupakan
oleh KPK yang diikuti 48 peserta perwakilan
kegiatan untuk mengukur tingkat keber-
dari seluruh Eselon I lingkup KKP, yang
hasilan program pengendalian gratifikasi
menghasilkan Tunas Integritas KKP;
dalam sebuah organisasi. Selain itu
Langkah berikutnya berupa penerbitan
evaluasi ini dapat pula dipakai untuk
Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi
mengukur tingkat kesadaran pegawai
melalui Peraturan Menteri Kelautan
dalam pelaporan maupun pengandalian
dan Perikanan No 27 Tahun 2014 dan
gratifikasi.
pembentukan Unit Pengendalian Gratifikasi
6. Melakukan Pengembangan PPG
(UPG) melalui Keputusan Menteri Kelautan
Sebagai organisasi yang dinamis, UPG di-
dan Perikanan No 31 Tahun 2014. Upaya
harapkan tidak hanya melakukan peker-
selanjutnya adalah sosialisasi Program
jaan rutinitas semata, tetapi juga mampu
Pengendalian Gratifikasi (PPG) kepada
secara terus menerus mengembangkan diri
pegawai di 10 Eselon I lingkup KKP
ke arah yang lebih baik. Sistem pelapor-
Keberhasilan pengendalian gratifikasi
an gratifikasi atau pelanggaran atas kode
sebagai salah satu upaya pemberantasan
etik yang mudah dan cepat namun tetap
tindak pidana korupsi di lingkup KKP sudah
menjamin kerahasiaan pelapor melalui
barang tentu memerlukan komitmen penuh
pengembangan teknologi informasi dirasa
dari semua pihak. Diperlukan niat, tekad
merupakan pilihan terbaik. Selain itu
dan langkah bersama mulai dari jajaran
membangun dan memberdayakan motor
pimpinan hingga level pegawai terendah
penggerak integritas (tunas integritas)
dalam membangun integritas di lingkup
juga merupakan langkah yang baik guna
KKP.
memacu tumbuhnya integritas dalam diri
setiap pegawai. DAFTAR PUSTAKA :
Kementerian Kelautan dan Perikanan 1. Buku Saku Memahami Gratifikasi, tahun 2010,
telah melakukan upaya untuk turut serta Komisi Pemberantasan Korupsi
dalam melawan tindak pidana korupsi. 2. Gratifikasi dan Bagaimana Mengenalinya,
tahun 2012, Itjen Kementerian Pendidikan dan
Langkah-langkah yang telah ditempuh Kebudayaan
tersebut antara lain: pernyataan Komitmen 3. Undang-undang No 28 tahun 1999 tetntang
Menteri Kelautan dan Perikanan yang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari
disaksikan oleh Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
4. Undang-undang No 20 tahun 2001 tantang
Korupsi (KPK); kemudian dilanjutkan dengan Perubahan atas UU No 31 tahun 1999 tentang
Workshop Pengendalian Gratifikasi yang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
diikuti oleh seluruh Sekretaris Eselon I dan 5. Undang-undang No 30 tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
para Inspektur serta Eselon II yang memiliki

Edisi II Tahun 2014 11


.. Kinerja UTAMA
..
..
..
.. Oleh: Noor Adram B.
..
..
..
..
..
..
..
..

Pelayanan Publik Di Era Transisi


J
ika seorang nelayan atau pengusaha ijin Pelayanan Publik dari proses awal
baru akan memulai usaha di bidang sampai dengan selesainya permohonan
perikanan tangkap dan bermaksud yang dapat dilaksanakan pada satu tempat
memenuhi persyaratan perijinan akan (one stop service), sehingga pemilik usaha
merasa kurang puas dan bingung karena atau pemohon masih harus “modar-mandir”
informasi terkait usaha yang sangat dan “antri” yang memboroskan waktu dan
terbatas. Kemudian jika diakses melalui biaya, dimana seharusnya dokumen yang
website diperlukan kesabaran karena bergerak sendiri dengan kendali yang cepat
informasinya tidak tersedia dalam satu dan tepat.
situs, tidak tersedia informasi persyaratan Akankah masih berlaku anggapan
secara rinci, terdapat informasi namun di bahwa ”kebanggaan“ jika pegawai di suatu
“password” dan selanjutnya ada E-Service intansi dapat menangani dan menentukan
namun belum sepenuhnya on-line sehingga permohonan perijinan..? Mungkin disinilah
diperlukan waktu yang lama dalam letak transisi pemahaman pelayanan
pencarian informasi. Bahkan hanya untuk publik, walaupun Undang-Undang Pelayan-
mengurus izin satu kapal ukuran 32 GT an Publik tersebut telah ditetapkan sejak
dalam menjamin kepastian usaha, Pemohon Tahun 2009 atau hampir lima tahun sejak
masih perlu mendatangi beberapa tempat diundangkan.
pelayanan di beberapa Eselon I dalam satu Bank Dunia bekerjasama dengan
Kementerian. International Finance Center kembali
Sejauh ini masih ada pengusaha yang melakukan survei perihal tingkat
melihat masih kurangnya koordinasi kemudahan berusaha di Indonesia yang
didalam satu instansi (kementerian) dalam hasil penelitiannya dituangkan ke dalam
melaksanakan pelayanan publik, dan masih laporan Indeks Kemudahan Berusaha.
jauh dari kondisi ideal dalam pengurusan Indeks Kemudahan Berusaha Indonesia

12 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
• Jenis usahanya rumit sehingga perlu
..
waktu yang lama untuk klarifikasi
..
dokumennya
..
• Permohonan masih dirapatkan antar ..
Pimpinan yang berwenang dalam melaku- ..
kan pengendalian investasi ..
• Persetujuan perizinan menunggu aturan ..
yang baru dan dalam proses revisi ..
• Dalam proses persetujuan masih me- ..
nunggu ijin sejenis untuk diajukan ke
Pimpinan
• Data sebelumnya hilang, sehingga harus
diverifikasi ulang
• Petugas yang menangani dokumen dari
awal dimutasi atau dipindahkan tugasnya
• Belum memiliki referensi usaha sejenis,
sehingga perlu diperlajari lebih lanjut
• Beberapa pengusaha sejenis akan me-
lakukan komplain karena akan meng-
ganggu usaha yang sudah ada
• Skala Usaha yang diajukan rawan dan
berdampak negatif di daerah
menurun yaitu dari peringkat 116 pada • Dokumen masih kurang lampiran
Tahun 2012 menjadi peringkat 120 pada pendukung dan persyaratan lainnya
Tahun 2013 dari 183 negara yang disurvei. (walaupun tidak tertulis di persyaratan
Mungkin hal tersebut dapat berhubungan umum)
dengan kesulitan berusaha yang juga • Dokumen masih dikaji baik secara teknis,
terlihat dari jumlah Unit Pengolahan hukum maupun ekonomis
Ikan (UPI) yang tidak berkembang dan • Dokumen masih di periksa dan dipelajari
cenderung menurun, kapasitas produksi oleh Pimpinan
terpasang tidak maksimal, serta kesulitan • Ada alasan tidak/kurang “rasional”,
mendapat kepercayaan financial dari misalnya : Petugas belum datang karena
perbankan, jalanan ke kantor macet, petugas sedang
Beberapa pendapat masyarakat ter- rapat, jadi harus menunggu sampai
hadap pelayanan perijinan pada umumnya besok lusa; petugas masih dinas luar
merupakan alasan klasik, yaitu proses yang daerah; petugas mendampingi Pimpinan
lama dan berbelit-belit, yang diantaranya ke Menteri atau DPR; Petugas masih
beralasan : istirahat dan makan siang, walaupun
• Proposal perlu dilakukan koreksi ter- telah melewati jam 14.00; sebagian
hadap pengendalian sumber daya alam, Petugas masih studi banding; petugas
dan pembahasan tingkat nasional terkait masih Pendidikan; Petugas terbatas dan
ketersediaan sumber daya yang belum menunggu Petugas dan Pimpinannya
selesai ditetapkan. datang dari luar kota atau ke luar negeri.
• Dokumen masih di periksa apakah tidak Keruwetan proses perizinan pada
berlawanan dengan beberapa peraturan umumnya melibatkan seluruh institusi,
• Dokumen masih di periksa apakah tidak hanya di tingkat Pelaksana namun
berdampak pada usaha sejenis di daerah juga pada tingkat Pembuat Kebijakan,

Edisi II Tahun 2014 13


.. Kinerja UTAMA
..
..
..
misalnya pada Undang- Undang No. 45 pendataan, misalnya data kapal yang
..
Tahun 2009 tentang Perikanan, tercantum masuk maupun keluar, dan fasilitas data
..
mekanisme persyaratan kapal sejak elektronik atau data yang tercantum
..
.. pendaftaran baik membangun maupun dalam dokumen seperti “barcode” tidak
.. impor sampai penghapusannya dari negara dimanfaatkan, sehingga masih diperlukan
.. asal, sedangkan dalam Undang Undang pekerjaan mengulang entry data atau tulis
.. Pelayaran (UU No 17 Tahun 2008), juga menulis secara manual. Hal tersebut bukan
.. mengatur kapal untuk kegiatan perikanan, saja terjadi di lokasi yang terpencil, namun
.. yaitu sebagai alat angkut atau kendaraan berada Jakarta. Inilah bukti pemborosan
air atau bangunan terapung. Sehingga waktu, biaya dan tenaga baik Petugas,
untuk urusan kapal saja dilakukan oleh maupun Pemilik Usaha.
lebih dari satu instansi. Hal tersebut Mengapa hal tersebut bisa terjadi..? sulit
bukan dalam hal keabsahan kapal dan menjawabnya karena berbagai kepentingan
kepemilikannya, namun kapalpun diukur dan belum terdapat komitmen pokok/
oleh petugas yang berbeda-beda. Dan Para utama dalam rangka meningkatkan sektor
Petugas tidak mengelak jika diberikan usaha untuk dapat menarik minat investor
status melaksanakan pekerjaan berulang, dari dalam negeri maupun iluar negeri
namun mereka pada dasarnya menjalankan untuk menanamkan modalnya di bidang
perintah undang-undang masing-masing. perikanan.
Dalam hal efisiensi kerja Para Petugas Seperti contoh dalam gambar terdapat
dilapangan perlu memperhitungkan pemborosan waktu, tenaga dan biaya yang
dengan tidak melakukan tumpang tindih menyebabkan investor berhitung untuk
pekerjaan sejenis, baik di internal bahkan berinvestasi, kadang-kadang petugas yang
eksternal kementerian, dan hal tersebut seharusnya mendorong bekerja efektif dan
bukan sebagai pelayanan ekstra, namun efisien, malah mengulang-ulang pekerjaan,
cenderung dapat menimbulkan praduga sepertinya Petugas sangat sibuk namun
negatif lainnya. Beberapa Petugas di- tidak bermanfaat. Pemborosan yang terjadi
lapangan juga sering disibukkan dengan dapat digambarkan seperti berikut ini :

TIM SURVEY

Mulai
Selesai
Tahap I
Petugas Meja Informasi
melakukan pemeriksaan

Proses

Tahap .......
Selesai
(Lama & Boros)

14 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
PROSES YANG DIANGGAP IDEAL ADALAH : ..
..
..
..
Hanya dokumen yang ..
bergerak & diolah oleh ..
petugas dari berbagai
bidang & instansi.
..
Pemohon menunggu
..
penyelesaian izin di tempat ..
awal, sesuai waktu yang
ditetapkan
Selesai

Dengan belum efisien dan efektifnya atau bisa juga diserahkan kepada pihak
kondisi diatas maka perlu dicermati swasta, contohnya ialah privatisasi dan
kembali kepada tujuan dilakukan lain sebagainya.
Pelayanan Publik oleh pemerintah, dan b. Prinsip ke-2: Pemerintah milik
dapat dilihat konsep yang disarankan rakyat (Community Government), yaitu
oleh Pakar Pelayanan Publik di sektor maksudnya ialah memberdayakan atau
pemerintahan, yang merekomendasikan memberi wewenang ketimbang melayani
prinsip sepuluh operasi "kewirausahaan" (Empowering rather than serving). Dalam
pemerintah. Sepuluh prinsip tersebut hal ini pemerintah diharapkan mampu
dikemukakan oleh Osborne and Gaebler, memberdayakan rakyatnya. Dengan kata
yaitu : suggest that governments should: 1) lain, pemerintah juga bisa memberikan
steer, not row; 2) empower communities to wewenang kepada masyarakat. Guna
solve their own problems rather than simply menjamin terselenggaranya pelayanan
deliver services; 3) encourage competition yang efisien dan efektif; serta produk
rather than monopolies; 4) be driven by pemerintah bisa mencoba mengalihkan
missions, rather than rules; 5) be results- pemilikannya ke masyarakat. Akhirnya,
oriented by funding outcomes rather than pelayanan tersebut bergeser ke
inputs; 6) meet the needs of the customer, pemberdayaan masyarakat dari suatu
not the bureaucracy; 7) concentrate on komunitas. Sehingga kemungkinan besar
earning money rather than spending it; 8) kelak bisa mengurangi ketergantungan
invest in preventing problems rather than masyarakat terhadap pemerintah. Lalu
curing crises; 9) decentralize authority; and terciptalah masyarakat yang handal
10) solve problems by influencing market dengan kreasinya dan menjadi lebih
forces rather than creating public programs, mandiri.
diunduh dari http://www.scottlondon.com/ c. Prinsip ke-3: Pemerintah yang kompetitif
reviews/osborne.html. (Competitive Government), yaitu strategi
Semangat pemerintah dalam mendorong dengan cara menyuntikkan persaingan
mewiraushakan birokrasi meliputi : dalam pemberian pelayanan (injecting
a. Prinsip ke-1: Pemerintah sebagai competition into service delivery). Suatu
katalis (Catalytic Government), yaitu pelayanan yang kompetitif dianggap
dengan mengarahkan ketimbang meng- suatu hal yang sehat. Berbeda dengan
ayuh (steering rather than rowing). cara monopoli, bila dibiarkan akan
Sedangkan yang melaksanakannya timbul kembali ketergantungan pada
diserahkan kepada yang paling bawah satu pemilik. Pemerintah yang kompetitif

Edisi II Tahun 2014 15


.. Kinerja UTAMA
..
..
..
.. dari pekerjaan tersebut, yang diharapkan
.. dapat segera mendatangkan manfaat
.. tertentu. Dengan kata lain, pemerintah
.. harus yakin bahwa berbagai usahanya
.. akan melahirkan sebuah produk yang
.. berkualitas dan bermutu tinggi, dan
.. target inilah yang akan menentukan
.. jenis proses dan sumber daya yang perlu
.. dilibatkan (input); serta pemerintah
harus meninggalkan pemerintah yang
memfokuskan pada masukan tanpa
memperhatikan hasil.
f. Prinsip ke-6 : Pemerintah berorientasi
disini lebih diartikan pemerintah pelanggan (Customer Driven Govern-
wirausaha yang mampu bersaing dengan ment), yaitu memenuhi kebutuhan
organisasi bisnis. Sehingga semuanya pelanggan, bukan birokrasi (Meeting the
dapat mengembangkan kreativitas Needs of Customer, not be Bureaucracy).
inovasi yang sangat menguntungkan Masyarakat adalah pelanggan. Peme-
bagi Negara dan masyarakatnya. rintah harus meletakkan pelanggan se-
d. Prinsip ke-4 : Pemerintah yang bagai hal paling depan. Oleh karena itu,
digerakkan dengan misi (Mission kepuasan pelanggan diletakkan sebagai
Driven Government), yaitu diharapkan sasaran penyampaian tujuan, dengan
pemerintah bisa mengubah organi- mendengarkan suara pelanggan. Dengan
sasi yang digerakkan oleh peraturan memperhatikan kebutuhan dasar
(Transforming Rule-Driven Organiza- pelanggan dan memperhatikan hukum
tions) menjadi digerakkan oleh misi pelanggan, pemerintah harus lebih
(mission-driven). Sering terjadi peristiwa responsif dan inovatif.
di mana pemerintah tidak dapat dan g. Prinsip ke-7: Pemerintah wirausaha
tidak mampu mengambil langkah- (Enterprising Government), yaitu
langkah strategis tertentu karena belum intinya ialah menghasilkan ketimbang
adanya peraturan-peraturan yang membelanjakan (Earning Rather than
mengaturnya. Sementara di pihak lain, Spending). Pemerintah wirausaha
kerap terjadi kasus dimana pemerintah ialah pemerintah yang memfokuskan
tidak berani melakukan sebuah tindakan energinya terhadap hasil kinerjanya
karena cenderung bertentangan dengan bukan hanya membelanjakan uangnya.
peraturan yang berlaku, walaupun h. Prinsip ke-8 : Pemerintah yang
peraturan yang bersangkutan sudah antisipasi (Anticipatory Government),
tidak cocok lagi diterapkan pada kondisi yaitu pemerintah harus lebih berfokus
saat ini. pada upaya mencegah terhadap masalah
e. Prinsip ke-5: Pemerintah yang yang timbul ketimbang memusatkan
berorientasi hasil (Result Oriented penyediaan jasa demi mengurangi
Government), yaitu pemerintah harus masalah (mengobati). Dalam hal ini,
lebih fokus membiayai hasil bukan pemerintah harus mempunyai strategi
masukan (Funding outcomes, Not input). ampuh yang dapat meraih peluang tidak
Yaitu masyarakat akan menilai sebagai terduga, serta dapat mencegah krisis
keberhasilan adalah keluaran atau hasil yang tidak terduga.

16 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja UTAMA ..
..
..
..
i. Prinsip ke-9 : Pemerintah yang ..
desentralis (Decentralized Government), ..
yaitu hierarki menuju partisipasi ..
dan tim kerja (From Hierarchy to ..
Participation and Teamwork), dan sudah ..
semestinya pemerintah menurunkan ..
wewenang kepada lembaga-lembaga ..
di bawahnya serta mendorong mereka ..
untuk berurusan langsung dengan ..
pelanggan untuk lebih bisa membuat
keputusan, dan melahirkan partisipasi
dengan tim kerja, atau bukan dengan
pengkomandoan yang umumnya kaku. 2. Mengkaji berbagai peraturan yang
j. Prinsip ke 10 : Pemerintah yang menghambat aktivitas investasi tanpa
berorientasi pasar (Market Oriented mengorbankan pengendalian, misalnya
Government), yaitu mendongkrak menyusun peraturan terhadap pendele-
perubahan melalui pasar (Leveraging gasian wewenang dalam penetapan izin;
change throught the Market), yaitu 3. Menyusun aktivitas yang dapat
pemerintah mendongkrak perubahan segera dijalankan tanpa membebani
melalui cara pasar. Mekanisme pasar pembiayaan sarana dan keterbatasan
memiliki banyak keunggulan ketimbang SDM, antara lain dengan cara perbaikan
mekanisme administrasi. Ahmad Ghazali metode perizinan, baik melalui website
diunduh pada http://zali4hmad.blogspot. maupun dikaitkan dengan pembinaan
com/2013/11/makalah-reinventing- dan pengawasan langsung ke Pengguna/
government.html Pemilik Usaha baik di pusat maupun
Sering kali acuan keberhasilan pelayanan daerah.
publik hanya dilihat dari “Penilaian” dari 4. Secara berkala meningkatkan penge-
lembaga pemerintah maupun swasta, tahuan bidang pelayanan publik kepada
namun instrumen Penilaian tersebut bukan Petugas diberbagai tingkatan, baik
satu-satunya tolok ukur keberhasilan, melalui pendidikan dan latihan pada
Misalnya penilaian pelayanan yang baik, lembaga formal maupun melalui studi
namun jika dikaitkan dengan jumlah banding, magang maupun melalui
investor yang tidak bertambah dan bahkan seminar dan workshop.
menurun, maka instrumen Peniliaian 5. Melakukan analisa dampak pelayanan
menjadi kurang berarti. baik secara mandiri maupun oleh pihak
Kemudian bagaimana strategi untuk ketiga secara berkesinambungan
segera melakukan pembenahan pelayanan 6. Melakukan Monitoring dan menindak-
publik di lingkup Kementerian Kelautan lanjuti rekomendasi hasil Pengawasan
dan Perikanan.....?, Beberapa pembenahan Pelayanan Publik yang dilakukan oleh
yang dapat dilakukan baik dalam Internal Kementerian, atau Lembaga
jangka pendek maupun jangka panjang, Eksternal, selain itu aktif memantau
diantaranya : secara mandiri kelemahan manajemen
1. Mendorong minat Para Pengambil Pelayanan Publik untuk segera dilaku-
Kebijakan untuk fokus kepada perubah- kan perbaikan.
an iklim persaingan usaha secara
nasional dan Internasional;

Edisi II Tahun 2014 17


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Fredy Haryanto

Paradigma Baru Aparat Pengawasan Intern Pemerintah


Sebagai Lembaga Pencegah Korupsi
Pemberantasan Korupsi Bukan Kantor Sendiri di Kementerian Kelautan
Hanya Penindakan dan Perikanan (KKP) 21 November 2012
Pemberantasan korupsi yang selama dinyatakan bahwa porsi anggaran setiap
ini kita dengar lebih identik dengan tahun untuk bidang pencegahan lebih besar
penindakan terhadap pelaku korupsi dibandingkan dengan bidang penindakan
dibandingkan dengan pencegahan ter- yaitu dengan komposisi 60% dibanding
jadinya korupsi. Komisi Pemberantasan 40%. Demikian juga dengan indikator
Korupsi (KPK) yang selama ini gencar kinerja, misalnya TA 2011 indikator
melakukan pemberantasan korupsi akan kinerja yang harus dipenuhi pada bidang
dinilai bekerja, jika lembaga tersebut pencegahan sebanyak empat indikator,
berhasil melakukan penindakan korupsi sedangkan untuk bidang penindakan
terhadap pelaku korupsi. Pemberantasan hanya satu indikator. Namun demikian,
korupsi sesuai dengan Undang-Undang media massa selalu memberitakan seolah-
Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi olah porsi terbesar yang dilakukan KPK
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam memberantas korupsi adalah bidang
Pasal 1 meliputi dua hal, yaitu Penindakan penindakan, seperti disampaikan oleh
(Pemberantasan) dan Pencegahan Korupsi, Abdullah Hehamahua (Penasehat KPK)
namun sejauh ini gaung pencegahan pada saat Peringatan Hari Anti Korupsi
korupsi “nyaris tak terdengar” di telinga Sedunia di KKP 4 Desember 2012. Hal
masyarakat. tersebut cukup beralasan karena KPK akan
Penindakan dan pencegahan korupsi kelihatan kinerjanya jika lembaga tersebut
selama ini ditangani oleh lembaga telah menindak pelaku korupsi. Hal
super body KPK. Menurut Kepala Biro tersebut menyebabkan bidang pencegahan
Perencanaan dan Keuangan Sekretariat korupsi tidak “kedengaran” kinerjanya.
Jenderal KPK pada acara Pelatihan Menyadari hal tersebut, KPK melakukan

18 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
inisiasi agar pemberantasan korupsi bukan organisasi dalam rangka memberikan
..
hanya menjadi tugas dan fungsi KPK. keyakinan yang memadai bahwa kegiatan
..
Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ..
memberdayakan Aparat Pengawasan Intern ukur yang telah ditetapkan secara efektif ..
Pemerintah (APIP) seperti Inspektorat dan efisien untuk kepentingan pimpinan ..
Jenderal/Utama, Badan Pengawasan dalam mewujudkan tata kepemerintahan ..
Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang baik. Dari pengertian tersebut ..
Inspektorat Provinsi, dan Inspektorat terlihat bahwa secara ekplisit APIP tidak ..
Kabupaten/Kota untuk ikut serta dalam dirancang untuk mencegah korupsi, atau ..
pencegahan korupsi di lingkungan unit menindak korupsi. Ketidakjelasan tersebut
kerjanya. Beberapa kegiatan pencegahan menyebabkan APIP masih ragu dalam
korupsi yang diinisiasi KPK seperti bertindak apakah harus menindak korupsi
Penilaian Inisiatif Anti Korupsi (PIAK), dalam arti aktif untuk melaporkan kejadian
Penilaian Integritas, Peringatan Hari Anti korupsi kepada aparat penegak hukum
Korupsi, dan program paling akhir yang atau hanya melakukan pencegahan saja.
akan dilaksanakan adalah Sistem Integritas Belum jelasnya fungsi yang tepat
Nasional (SIN), selalu melibatkan APIP untuk APIP terhadap pencegahan korupsi
sebagai koordinator sekaligus penghubung tidak membuat lembaga tersebut jauh
antara instansi pemerintah dengan KPK. dari tuntutan publik untuk memberantas
korupsi. Selama ini suara-suara tuntutan
Dasar Hukum APIP Dalam masyarakat agar APIP berperan serta dalam
Mencegah Korupsi Belum pencegahan korupsi santer disuarakan
Memadai oleh beberapa kalangan. Anggota MPR
Arti pentingnya APIP sebagai aparat Hajriyanto Y. Thohari bahkan secara
pemerintah yang dapat melaksanakan terang-terangan mengatakan bahwa
program-program pencegahan korupsi maraknya korupsi yang terus terungkap
menurut KPK belum dilengkapi dengan menunjukan tidak berjalannya pencegahan
perangkat hukum yang memadai. Dari korupsi yang dilakukan oleh lembaga
segi peraturan perundang-undangan yang pencegahan korupsi di internal lembaga
ada, APIP tidak dibuat untuk mencegah pemerintahan seperti Inspektorat Jenderal
korupsi pada instansi yang bersangkutan. dan Inspektorat Daerah (www.mprri.o.id, 27
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 Juni 2012).
Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Usulan Penyempurnaan Rumusan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Tugas dan Fungsi APIP/Itjen
Kementerian Negara yang memuat Tugas Paradigma baru mengenai Tugas dan
dan Fungsi APIP hanya mewajibkan APIP Fungsi APIP sebagai lembaga untuk
untuk melakukan pengawasan intern di mencegah korupsi di unit kerjanya masing-
lingkungan unit kerjanya. masing harus didukung dengan peraturan
Pengertian pengawasan intern sesuai yang memadai. KPK sedang mengusulkan
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 untuk menyempurnakan tugas dan fungsi
Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian APIP dalam Peraturan Presiden Nomor 24
Intern Pemerintah mengatakan bahwa Tahun 2010 dengan pengusulan tugas dan
pengawasan intern adalah seluruh fungsi APIP yang salah satunya adalah
proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, untuk mencegah korupsi di unit kerjanya.
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain Sampai dengan saat ini, Peraturan Presiden
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi Nomor 24 Tahun 2010 telah mengalami

Edisi II Tahun 2014 19


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

perubahan/revisi sampai lima kali, namun 1. Memahami proses kerja/urusan (bussi-


substansi yang tegas yang menyatakan ness process) di lingkungan unit kerjanya;
bahwa salah satu Tugas dan Fungsi APIP 2. Memiliki SDM yang berpengalaman
sebagai lembaga pencegah korupsi belum dalam melakukan pengawasan intern,
ada. Jika ada peraturan/undang-undang sehingga dengan “polesan sedikit”
yang menguatkan posisi APIP sebagai berupa pelatihan pencegahan korupsi,
pencegah korupsi, maka APIP mempunyai maka auditor Inspektorat Jenderal
landasan hukum yang kuat sebagai salah dapat dengan mudah untuk melakukan
satu lembaga yang mempunyai tugas dan pencegahan korupsi di lingkungan unit
fungsi untuk mencegah korupsi. kerjanya;
Sambil menunggu terlaksananya usulan 3. Tugas dan Fungsi yang selama ini
peraturan tersebut, KPK mendorong diemban APIP salah satunya adalah
APIP untuk mempelopori Program Zona untuk peringatan dini (early warning
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari system) terjadinya masalah. Bila
Korupsi dan Sistem Integritas Nasional. dikaitkan dengan korupsi, maka tugas ini
Program tersebut secara nyata telah akan sama dengan pencegahan korupsi;
menerapkan APIP sebagai lembaga yang 4. Tanggung jawab untuk mencegah korupsi
ikut menerapkan pencegahan korupsi di berfokus pada unit kerja yang dibinanya,
unit kerjanya, tanpa harus melanggar sehingga kegiatan pencegahan korupsi
tugas dan fungsinya. yang dilakukan lebih efektif dan efisien;
5. Komposisi kegiatan APIP sebagian besar
Potensi APIP Sebagai Lembaga bersifat pencegahan korupsi seperti
Pencegah Korupsi Bukan sosialisasi, monitoring, reviu, dan
Penindak Korupsi evaluasi, di samping kegiatan audit yang
APIP/Inspektorat Jenderal sebagai bersifat penindakan.
lembaga Pengawas Intern memiliki Dengan lima potensi keunggulan
potensi besar mencegah korupsi. Beberapa tersebut, APIP sudah menyiapkan diri
keunggulan APIP/Itjen dalam mencegah sendiri sebagai lembaga yang berperan
korupsi di lingkungan unit kerjanya untuk mencegah korupsi dan bukan lembaga
dibandingkan dengan Pengawas Eksternal yang dipersipakan untuk menindak korupsi.
adalah sebagai berikut: Banyaknya kritikan yang diarahkan

20 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
kepada APIP karena dinilai tidak dapat dijalankan sendiri, tetapi harus bekerja
..
menemukan kasus korupsi di lembaganya sama dengan instansi/lembaga pemerintah
..
merupakan cambuk bagi lembaga tersebut lainnya. ..
untuk meningkatkan kinerjanya. Namun Inspektorat Jenderal/ Utama/ Provinsi/ ..
demikian anggapan tersebut dinilai tidak Kabupaten/Kota dapat memulai tahap ..
tepat, karena memang dari awal APIP pencegahan korupsi yang dianggap ..
tidak dipersiapkan sebagai lembaga sangat “mendasar” yaitu membuat suatu ..
penindak kasus korupsi. Dalam standar sistem pencegahan korupsi di setiap ..
audit APIP, jika ditemui adanya kasus yang instansi pemerintahan, misalnya pada ..
berindikasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme setiap instansi pemerintahan perlu
(KKN), maka APIP wajib melaporkannya dipagari dengan suatu sistem yang dapat
kepada aparat penegak hukum, dan kasus mencegah terjadinya korupsi secara efektif.
tersebut selanjutnya ditangani oleh aparat Sistem tersebut harus dapat memaksa
penegak hukum. Jika kasus tersebut sudah pimpinan suatu instansi pemerintahan
ditangani oleh aparat penegak hukum, menjadi “teladan” anak buahnya untuk
seharusnya jangan ada anggapan seolah- tidak korupsi. Pimpinan suatu instansi
olah APIP tidak berkinerja untuk mencegah pemerintahan adalah orang yang memiliki
ataupun menindak korupsi. wewenang untuk “memberi warna” instansi
yang dipimpinnya. Jika suatu pimpinan
Mencegah Lebih Baik dari pada memberi warna yang baik dengan tidak
Mengobati melakukan korupsi dan mempunyai tekad
Mencegah korupsi lebih baik dan lebih untuk memberantas korupsi, maka anak
murah biayanya dari pada “mengobati” buah yang dipimpinnya mau tidak mau
korupsi. Ungkapan tersebut bukan hanya harus mengikuti apa yang diperintahkan
untuk kesehatan saja, namun juga berlaku pimpinan karena jika dia melanggar, maka
untuk tindak pidana korupsi. Pencegahan sanksi berat akan diperolehnya, dan jika
korupsi harus dimotori oleh KPK sesuai dia konsisten mengikuti perintah yang
dengan Undang-Undang Nomor 30 Tahun telah digariskan, maka akan mendapat
2002 tentang Komisi Pemberantasan penghargaan. Jika sistem tersebut
Tindak Pidana Korupsi, namun demikian dilakukan terus menerus, maka pencegahan
fungsi pencegahan tersebut tidak untuk korupsi akan menjadi budaya, sehingga
kasus korupsi diharapkan akan terus
menurun dan suatu saat akan mendekati
“zero corruption”.

DAFTAR REFERENSI :
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi.
3. Hajriyanto Y. Thohari. “Inspektorat Jenderal dan
Bawasda Tidak Berfungsi”. (www.mprri.o.id, 27
Juni 2012).
4. Nainggolan Pahala. pahalanainggolan worpress.
com.

Edisi II Tahun 2014 21


.. Kinerja
..
..
.. Oleh : Ivy Silfia Irani
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Tantangan Penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja
S
ejak tahun 2010, Kementerian Pen- Indikator Kinerja dalam Renstra
dayagunaan Aparatur Negara dan untuk penyusunan Rencana Kegiatan
Reformasi Birokrasi (KemenPAN Anggaran.
dan RB) telah melaksanakan evaluasi ter- 2. Meningkatkan pengukuran kinerja
hadap akuntabilitas kinerja Kementerian dengan memantapkan implementasi
Kelautan dan Perikanan (KKP). Evaluasi sistem pengumpulan data kinerja
ini ditujukan untuk menilai implementasi organisasi yang telah dibangun secara
dan pengembangan akuntabilitas kinerja konsisten pada tingkat kementerian,
di lingkungan KKP dalam mendorong ter- unit kerja, maupun individu.
wujudnya pemerintahan yang berorientasi 3. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan
kepada hasil (result oriented government). pelaporan kinerja dengan meningkatkan
Tingkat akuntabilitas kinerja hasil kualitas LAKIP sebagian unit kerja
penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja yang masih belum cukup baik dalam hal
lingkup KKP selama lima tahun terakhir penyajian evaluasi dan analisis capaian
menunjukkan perkembangan signifikan. kinerja, pembandingan data kinerja
Dari kategori CC di tahun 2010 menjadi yang memadai dengan realisasi tahun
kategori A pada tahun 2014. Berdasarkan sebelumnya, dan target dalam Renstra.
hasil evaluasi terakhir tersebut, KemenPAN Serta memanfaatkan informasi kinerja
dan RB memberikan rekomendasi untuk dalam LAKIP oleh pimpinan secara
memperbaiki tingkat akuntabilitas kinerja berjenjang untuk umpan balik perbaikan
lingkup KKP, sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan program/
1. Meningkatkan perencanaan kinerja kegiatan, serta peningkatan kinerja
dengan memanfaatkan sasaran dan berkelanjutan.

22 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
4. Meningkatkan evaluasi kinerja dengan Kinerja umum yang disusun entitas
..
meningkatkan kualitas evaluasi program akuntabilitas kinerja selama ini adalah
..
serta memanfaatkan hasil evaluasi Laporan Tahunan. Sedangkan Laporan ..
akuntabilitas kinerja dan program Triwulanan belum banyak diimple- ..
nyata untuk umpan balik perbaikan mentasikan. Pelaporan kinerja ini juga ..
perencanaan kinerja, penerapan mana- merupakan kewajiban SKPD pelaksana ..
jemen kinerja dan peningkatan capaian kegiatan dana dekonsentrasi dan SKPD ..
kinerja organisasi berkelanjutan. yang menjadi pelaksana kegiatan Tugas ..
Presiden RI pada 21 April 2014 lalu Pembantuan. Tidak hanya pelaporan saja, ..
juga menerbitkan Peraturan Presiden tapi juga penyelenggaraan SAKIP lainnya
Nomor 29 Tahun 2014, tentang Sistem seperti Perjanjian Kinerja, Pengukuran
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Kinerja, dan Pengelolaan Data Kinerja.
yang mengatur pelaksanaan Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), baik di lingkungan Kementerian
Negara/Lembaga, maupun unit kerja pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Namun, dalam Perpres tersebut
terlihat sejumlah perbedaan atau hal
baru yang belum diimplementasikan
pada pelaksanaan SAKIP sebelumnya. Ini
dapat dipandang sebagai tantangan dalam
menerapkan SAKIP ke depan. Perbedaan
itu terlihat pada pasal (5) dimana
Penyelenggaraan SAKIP meliputi :
• Rencana Strategis; Sementara Kinerja Inspektorat Jenderal,
• Perjanjian Kinerja; pada pasal 28 menyebutkan bahwa, Aparat
• Pengukuran Kinerja; Pengawasan Intern Pemerintah pada
• Pengelolaan Data Kinerja; Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah
• Pelaporan Kinerja; dan Daerah, melakukan review atas Laporan
• Review dan Evaluasi Kinerja. Kinerja untuk meyakinkan keandalan
Dari uraian tersebut terlihat bahwa informasi sebelum disampaikan Menteri/
komponen Pengelolaan Data Kinerja meru- Pimpinan Lembaga/Gubernur/Bupati/Wali-
pakan komponen baru yang sebelumnya kota.
belum diatur secara rinci. Pengelolaan Data Berdasarkan uraian itu maka untuk
Kinerja dilakukan dengan cara mencatat, mempertahankan dan meningkatkan
mengolah, dan melaporkan data kinerja nilai evaluasi Akuntabilitas Kinerja KKP,
yang mencakup penetapan data dasar sekaligus mengimplementasikan Perpres
(baseline data), penyediaan instrumen Nomor 29 Tahun 2014, hingga menunggu
perolehan data berupa pencatatan dan re- terbitnya Petunjuk Teknis Penyusunan
gistrasi, penatausahaan dan penyimpanan Renstra, Perjanjian Kinerja, dan Pelaporan
data, serta pengkompilasian dan perangku- Kinerja dari KemenPAN dan RB. Hal yang
man. dapat dilakukan adalah meningkatkan
Hal lainnya terkait dengan Laporan quality assurance dan conseling di bidang
Kinerja Interim dan Laporan Kinerja akuntabilitas kinerja.
Tahunan. Laporan Kinerja Interim adalah Menurut Perpres, peningkatan nilai
Laporan Kinerja Triwulanan. Laporan komponen Perencanaan Kinerja atau

Edisi II Tahun 2014 23


.. Kinerja
..
..
..
Rencana Strategis dapat dilakukan dengan
..
menjaga kualitas Review Perencanaan dan
..
Review Penganggaran, yaitu menjamin
..
.. selarasnya indikator kinerja dalam
.. Renstra dengan indikator kinerja yang
.. dimuat dalam dokumen Rencana Kegiatan
.. Anggaran (RKA).
.. Upaya meningkatkan quality assurance
.. oleh Itjen terhadap komponen Pengukuran
Kinerja, dimulai dengan menginisiasi
pembuatan aplikasi penilaian kinerja or-
ganisasi lingkup KKP melalui website
serta memanfaatkan hasil evaluasi akun-
www.kinerjaku.com. Meskipun implemen-
tabilitas kinerja dan program. Artinya,
tasi penilaian kinerja organisasi melalui
untuk perbaikan kinerja, Itjen KKP harus
sistem aplikasi tersebut belum optimal,
mendorong kementerian dan unit kerja di
namun Itjen tetap harus mendorong
bawahnya untuk menindaklanjuti hasil
pemantapan impelementasinya dalam
evaluasi. Selain itu, juga harus melakukan
pengumpulan data kinerja maupun
review atas Laporan Kinerja sebelum
pengelolaan data kinerja. Karena itu perlu
disampaikan Menteri kepada MenPAN dan
sosialisasi dan penyamaan persepsi antara
RB.
Itjen dengan unit organisasi lainnya,
Walaupun dalam Perpres, komponen
yang meliputi penetapan data dasar,
Capaian Kinerja tidak tercantum sebagai
penyediaan instrumen perolehan data,
salah satu komponen penyelenggaran
penatausahaan dan penyimpanan data,
SAKIP, peningkatan akuntabilitas kinerja
serta pengkompilasian dan perangkuman.
melalui Capaian Kinerja terus dilakukan.
Upaya memperbaiki nilai Pelaporan
Antara lain dengan menghilangkan
Kinerja dapat dilakukan dengan pen-
Paragraf Penjelas dalam opini pemeriksaan
dampingan unit kerja terhadap penyusunan
BPK atas Laporan Keuangan KKP dari
LAKIP. Pendampingan ini sekaligus dapat
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan
melakukan sosialisasi ketentuan mengenai
Paragraf Penjelas menjadi WTP murni.
Pelaporan Kinerja sesuai Perpres. Terutama
Tentunya upaya tersebut harus didorong
penyusunan Laporan Kinerja Triwulanan.
dan diwujudkan untuk meningkatkan
Bila memungkinkan, dapat juga dilakukan
kualitas penerapan SAKIP di lingkungan
pada SKPD yang menyelenggarakan dana
KKP, sebagai bagian dari penerapan
dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Reformasi Birokrasi.
Dengan demikian, sosialiasi atas Perpres
Nomor 29 Tahun 2014 kepada SKPD DAFTAR PUSTAKA :
sekaligus dapat dilakukan. 1. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29
Untuk menghindari menurunnya pe- Tahun 2014, tentang Sistem Akntabilitas Kinerja
nilaian atas tingkat akuntabilitas kinerja, Instansi Pemerintah.
perlu upaya meningkatkan komponen 2.
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja.
No.20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran
Berdasarkan hasil penilaian, KemenPAN Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
dan RB memberikan rekomendasi untuk Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun
meningkatkan akuntabilitas kinerja pada 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
komponen evaluasi kinerja dengan cara
meningkatkan kualitas evaluasi program

24 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
Oleh : Rahayu Winarti ..
..
..
..
..
..
..
..
..

Menuju Sasaran Kerja Pegawai


Yang Lebih Valid dan Adil
S
emakin kritisnya masyarakat dalam dengan konsep ‘Sasaran Kerja Pegawai
era reformasi sekarang ini menye- (SKP)’ sesuai Peraturan Pemerintah Nomor
babkan kinerja Pegawai Negeri 46 Tahun 2011, mengamanatkan perlunya
Sipil (PNS) menjadi sorotan masyara- penilaian pelaksanaan pekerjaan Pegawai
kat. Mereka akan dengan cepat dan mu- Negeri Sipil sebagai bagian dari evaluasi.
dah merespon segala sesuatu untuk Penilaian ini antara lain digunakan
meningkatkan pelayanan publik baik untuk menetapkan pengembangan karier,
kualitas maupun kuantitasnya. Tidak pelatihan, mutasi/perpindahan, hingga
bisa dipungkiri lagi dalam organisasi remunerasi yang akan diperoleh pegawai.
pemerintah terdapat perbedaan tingkat Secara khusus di lingkup Organisasi,
kemampuan dan pengetahuan yang penilaian kinerja memberi manfaat untuk:
beragam yang dimiliki aparatnya, maka • peningkatan pengendalian SPI,
merupakan suatu hal yang urgen bagi • kejelasan dan ketetapan pengetahuan,
pemerintah untuk melakukan peningkatan keterampilan dan sikap pegawai sehingga
dan pengembangan kemampuan, penge- organisasi dapat membuat rencana dari
tahuan serta keterampilan sumber daya program pengembangan secara lebih
manusianya, sehingga dapat menghasilkan tepat,
aparatur yang memiliki tingkat kompetensi • mengembangkan sistem pengawasan,
yang kompetitif. • serta adanya kemungkinan merevisi
Penilaian kinerja, yang dimulai dengan target atau menyusun prioritas baru.
konsep DP3 dan hingga terakhir diperbarui Tentu yang terpenting tujuan dari

Edisi II Tahun 2014 25


.. Kinerja
..
..
..
penilaian itu adalah untuk memantau yang berisi rencana kerja dan target yang
..
produktivitas pegawai yang tentunya akan dicapai oleh seorang PNS disusun
..
diharapkan secara obyektif. Untuk itu dan disepakati bersama antara atasan dan
..
.. diperlukan metode, standar/alat ukur pegawai yang akan dinilai, dengan mengacu
.. yang memadai sehingga terbebas dari prinsip penilaian yang objektif, terukur,
.. bias. akuntabel, partisipatif, dan transparan.
.. Namun dalam implementasinya, penilai- Yang diukur dalam SKP adalah capaian atau
.. an kinerja pegawai tentu tidak lepas dari output suatu pekerjaan, adapun penilaian
.. berbagai kelemahan atau permasalahan, Perilaku Kinerja didasarkan pada unsur
terutama jika masih mengacu pada konsep orientasi pelayanan, integritas, komitmen,
lama DP3, antara lain: tidak adanya disiplin, kerjasama dan kepemimpinan.
‘kontrak kerja’ yang dijadikan patokan Dalam implementasinya, menurut pe-
awal dalam penilaian kinerja, penilaian ngamatan penulis di beberapa Satker,
prestasi kerja cenderung dibuat rata-rata penyusunan SKP belum sepenuhnya ber-
dan pejabat penilai menghindari penilaian dasarkan prinsip partisipatif, akuntabel
yang bersifat ekstrim. Kecenderungan dan transparan sebagaimana telah disebut-
penilaian untuk memberikan nilai yang kan sebelumnya. Pegawai cenderung sudah
murah dalam evaluasi pelaksanaan menerima ‘matang’ rencana dan target
kerja para karyawannya atau yang yang akan dilaksanakannya
biasa disebut Leniency Bias (Bathia untuk setahun kedepan.
dan Golman, 2012) atau sebaliknya Tidak ada mekanisme
Strickness Bias (Lunenburg, 2012) yang memungkinkan
yaitu kecenderungan penilai terlalu PNS dan pejabat peni-
ketat dan keras serta lai melakukan ‘dialog’
mahal dalam evaluasi atas penyusunan ren-
pelaksanaan kerja para cana dan target SKP
karyawannya. yang disusun. Prinsip
Permasalahan lain yaitu bias akuntabel dan transpa-
penilaian oleh atasan ketika ran juga belum terimple-
penilaian dihadapkan pada mentasi dengan baik. PP
situasi tertentu, misalnya pada 46 tahun 2011 maupun Juk-
saat akan adanya promosi, maka nis BKN hanya menyebutkan
penilaian atas pegawai cenderung bahwa SKP wajib disusun pada
di ‘upgrade’ apabila atasan setuju Januari tiap tahunnya. Padahal
promosi yang bersangkutan, atau belum tentu setiap Satker mampu
sebaliknya dibuat ‘understate’ manakala menyelesaikan pembagian pelaksanaan
yang bersangkutan tidak disetujui oleh penugasan kepada setiap pegawai selama
atasannya untuk promosi. setahun sejak dini. Sebagai ilustrasi, Si A
Penilaian Prestasi Kerja PNS dengan yang seorang auditor selama setahun tidak
konsep ‘SKP+Penilaian Perilaku Kinerja’ direncanakan dari awal untuk ditugaskan
sejatinya digagas untuk mewujudkan melaksanakan audit selama 5 kali, evaluasi
pegawai yang profesional dalam mendukung 5 kali dan reviu 10 kali. Pada saat periode
percepatan pelaksanaan reformasi biro- penilaian baru diketahui bahwa Si A telah
krasi, dan oleh karenanya setiap PNS melaksanakan audit 3 kali, evaluasi 3
harus memiliki rencana dan target kerja kali dan reviu 5 kali. Akibatnya penilaian
setiap tahunnya, sesuai bidang tugasnya. SKP tentunya akan disusun mendekati
Dalam konsep SKP, Sasaran Kerja Pegawai kenyataan pelaksanaan penugasannya,

26 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

dalam artian target SKP akan disesuaikan tinggi mendapatkan skor akhir dengan
sama dengan realisasi penugasannya, atau kategori ‘sangat baik’ atau rentang nilai
malah lebih rendah. Akan lebih mudah diatas 90. Hal yang tentu berbeda dengan
penetapan SKP dilakukan untuk tugas/ pegawai yang DP3 nya dengan rata-rata
pekerjaan yang sifatnya ‘rutin’ dan dapat baik atau cukup, sehingga diprediksi
diprediksi dengan baik pembagiannya pada mereka hanya memperoleh skor akhir
setiap pegawai, misalnya operator SIMAK dengan kategori ‘cukup’ sampai dengan
BMN yang ‘secara pasti’ akan melakukan ‘baik’ atau rentang skor akhir 76-90.
penyusunan Laporan Barang Milik Negara Penerapan aplikasi SKP secara online
secara periodik, sehingga dapat dihitung (Sistim Informasi Penilaian Kinerja
target sejak awal dan dapat dihitung pula Individu-SIPKINDU) yang diharapkan
realisasinya dengan mudah. mengurangi kesalahan juga masih menjadi
Penilaian Perilaku Kerja sebagai celah manipulasi penyusunan dan penilaian
komponen kedua dalam penilaian kinerja SKP karena belum dilengkapi dengan
PNS juga menjadi titik kritis karena mekanisme validasi penginputan dan
komposisinya yang cukup besar yaitu 40%. normalisasi nilai. Misalnya, target diinput
Selama ini belum ada metode maupun nol, apakah benar memang nol ataukah
aturan penjelas bagaimana mengukur terjadi kesalahan input, ini perlu ada
perilaku se-obyektif mungkin. Untuk notifikasi aplikasi agar input tidak salah.
penerapan di beberapa Satker KKP Menurut penulis, seharusnya input target
disepakati bahwa penilaian perilaku kerja tidak boleh nol untuk pekerjaan yang sudah
diambil dari nilai DP3 tahun sebelumnya, direncanakan, yang tentunya berbeda
yang tentunya bisa menjadi bias. Mereka untuk pekerjaan tambahan. Selanjutnya,
yang telah mengantongi skor tinggi, perlu ada normalisasi nilai atas realisasi
misalnya rata-rata ‘sangat baik’ dari DP3 yang terlalu tinggi (karena target yang
tahun sebelumnya (umumnya cenderung terlalu rendah), misalnya maksimal 125%,
meningkat dari tahun ke tahun) akan sehingga capaian yang lebih dari itu akan
mendapatkan bonus skor disamping nilai dinormalisasi menjadi 125%.
SKP nya, sehingga memiliki peluang lebih Dari sisi formulasi pengukuran kinerja,

Edisi II Tahun 2014 27


.. Kinerja
..
..
..
beberapa hal menjadi perhatian khususnya
..
aspek waktu dan biaya. Dalam PP 46/2011
..
dan Juknis BKN ditetapkan bahwa
..
.. formulasi penghitungan kinerja untuk
..
.. Penilaian SKP (waktu) =
..
..
NT.TW - RW Dari formula tersebut juga pegawai
.. x 100
TW baru akan diberikan nilai 100 jika yang
bersangkutan sangat hemat sehingga hanya
Keterangan: menghabiskan 76% dari pagu anggaran,
NT = Nilai Tertimbang =1,76 sesuatu yang sangat sulit diwujudkan
TW = Target Waktu saat ini, yang justru dapat mendorong
RW = Realisasi Waktu manipulasi yang lain.
Penulis belum menemukan pertimbang-
aspek waktu adalah: an mengapa NT ditetapkan 1,76 oleh
Dari formula diatas, pegawai yang tepat pemerintah. Menurut penulis, akan
waktu sekalipun dalam menyelesaikan lebih adil jika faktor NT ditetapkan 2,00,
pekerjaan akan mendapatkan nilai sehingga pegawai yang tepat waktu dan
maksimal 76, yaitu (RW=TW): tepat biaya diberikan nilai 100, dan mereka
yang hemat waktu dan hemat biaya 10%
Penilaian SKP (waktu) = akan diberikan nilai 110.
Bagaimanapun, SKP saat ini jauh lebih
1,76 x TW - TW
x 100 = 0,76 x 100 = 76 baik daripada konsep lama DP3, hanya
TW saja perlu banyak penyempurnaan dari
metode hingga implementasinya. Selain
itu, dituntut pula kearifan Pejabat Penilai
dan kejujuran pegawai.
.Dengan Nilai Tertimbang 1,76 tersebut,
DAFTAR PUSTAKA :
pegawai baru akan diganjar nilai 100
jika yang bersangkutan menyelesaikan
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja
pekerjaan dengan 76% dari target waktu Pegawai Negeri Sipil
yang ditetapkan. • Portal SIPKINDU: http://sipkindu.kkp.go.id/
login.php?pr=/
Formula yang hampir sama juga
• Performance Evaluation In ation and Compression.
diterapkan untuk aspek biaya: Russell Golman and Sudeep Bhatia. 2012. Dapat
didonlot di: https://www.cmu.edu/dietrich/
sds/docs/golman/Performance_Evaluation_
Penilaian SKP (biaya) = Inflation+Compression_Manuscript.pdf
• International Journal Of Scholarly Academic
NT.TB - RB Intellectual Diversity. VOL.14, No. 1. Dapat
x 100 didonlot di: http://www.nationalforum.
TB com/Electronic%20Journal%20Volumes/
Lunenburg,%20Fred%20C.%20Performance%20
Keterangan: Appraisal-Methods%20And%20Rating%20
NT = Nilai Tertimbang =1,76 Errors%20IJSAID%20V14%20N1%202012.pdf
TB = Target Biaya
• Materi paparan on line: Anri.go.id/asset/
download/pojokrb_Materi Penilaian Prestasi
RB = Realisasi Biaya
Kerja.pdf

28 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..

Keterampilan Membangun
..
..

Human Relationship
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : M. Nurochman

B
ekerja pada era informasi global Karenanya, penting bagi setiap orang
dewasa ini, tidak cukup hanya memiliki etos mengutamakan kerja sama
mengandalkan keterampilan pri- yang memberikan manfaat positif dalam
badi dan kecerdasan intelektual semata. berbagai hal dalam kehidupan ini, termasuk
Bahkan, pengalaman dan kerja keras dalam bekerja dan berbisnis seorang bisa
juga belum menjamin seseorang meraih berhasil tidak lepas dari dukungan berbagai
keberhasilan tinggi, kalau tidak memiliki pihak lainnya. Membangun kesuksesan
kemampuan menjalin kerja sama dengan dalam karier berarti menciptakan kerja
pihak lain. Sebuah penelitian menyebut sama dengan banyak manusia. dengan
untuk mencapai keberhasilan dalam demikian, diperlukan kepandaian dalam
kehidupan, termasuk dalam karier dan membina hubungan antar manusia.
bisnis diperlukan adanya kepandaian Kepandaian dalam membangun
dalam membina hubungan antar manusia hubungan antar manusia ini meru-
atau human relationship. pakan keteram-pilan yang dipengaruhi
Seperti pernah disampaikan oleh oleh kecerdasan emosi (emotional quo-
Hendry Ford, “If every one is moving tient) dan kecerdasan spiritual (spiri-
forward together, then success takes care tual quotient) seseorang. Artinya, siapa
of itself” (jika setiap orang maju bersama- pun dapat memiliki kepandaian dalam
sama, maka kesuksesan akan tercapai) human relationship, tidak memandang

Edisi II Tahun 2014 29


.. Kinerja ..
.. ..
.. ..
.. ..
mereka yang berpendidikan tinggi
.. ..
maupun berpendidikan biasa saja, semua
.. ..
memiliki kesempatan mengembangkan
.. ..
.. keterampilan human relationship. Untuk ..
.. sukses seseorang harus mempunyai prinsip ..
.. tumbuh bersama, yaitu: ..
.. 1). Kalau kehadiran kita tidak bisa ..
.. menguntungkan orang lain, sebaiknya ..
.. kita tidak merugikan orang lain; ..
2). Kalau kita menginginkan keberhasilan,
sebaiknya buatlah orang lain menjadi
berhasil karena kita;
3). Kalau kita menginginkan mendapatkan
keuntungan, maka buatlah orang lain
mendapat keuntungan dari kita;
4). Kalau kita menginginkan mendapatkan
kemudahan, maka bantulah orang lain orang tersebut memiliki kepandaian
memudahkan masalah mereka. dalam membangun hubungan antar
Tidak akan ada suatu keutungan kalau manusia. memiliki keterampilan dalam
kita merugikan orang lain, tidak akan ada membangun kerja sama yang sehat dan
suatu kesuksesan kalau kita menjatuhkan kuat serta mengoptimalkan network
orang lain. Perbuatan atau tindakan yang yang dimilikinya. Pribadi yang “pintar
merugikan orang lain akan membuat bergaul” dan mampu berkomunikasi
hubungan menjadi tidak baik. Kalau kita dengan baik terhadap banyak orang,
menjantuhkan orang lain, merendahkan sehingga dapat mempengharuhi banyak
orang lain, menyakiti orang lain, membuat orang dan mendapatkan dukungan dari
banyak orang akan membenci dan kecewa orang lain di sekitarnya. Menjalin kerja
terhadap diri kita, hal ini hanya akan sama memerlukan kepandaian membina
menimbulkan kesulitan dan kegagalan hubungan positif dengan orang lain. Berikut
hidup kita. ini tujuh keterampilan yang penting
Sebaliknya hidup akan menjadi lebih diperhatikan dalam membina hubungan
mudah kalau kita dapat memberikan baik, sehingga dapat terjalin kerjasama
banyak manfaat bagi orang lain. Dengan yang positif dan bermafaat yaitu :
mengangkat orang lain menjadi sukses,
cepat atau lambat kita pun akan terangkat 1. Bersemangat dan Menyenangkan
menjadi sukses. Bukankah para guru Berusahalah selalu tampak bersemangat,
spiritual sering mengajarkan kita untuk gembira dan menyenangkan ketika bertemu
menaburkan benih-benih kebaikan? Karena dengan orang lain, tunjukkan bahwa kita
apa yang kita tabur itulah yang akan kita senang dan merasa nyaman bersama orang
tuai atau panen nantinya. lain. Apabila kita merasa nyaman dengan
Dibawah ini penulis sampaikan sikap orang lain, pastikan orang lain juga akan
para professional yang meraih prestasi merasakan kenyamanan bersama kita.
mengagumkan namun tidak berarti Sebaliknya, kalau kita terlihat gelisah dan
mereka adalah orang yang paling pandai tak tenang, maka orang lain akan merasa
dalam bidangnya. Belum tentu mereka tidak tenang, dan tidak nyaman bersama
memiliki kecerdasan intelektual paling kita, sehingga menarik diri dari hubungan.
tinggi, namun hampir dipastikan, orang- Menciptakan kesan bersemangat dan

30 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
menyenangkan merupakan sebuah 2. Komunikasi Efektif
..
langkah penting dalam memulai hubungan Setiap hubungan yang baik perlu
..
di pekerjaan atau bisnis. Kalau kesan dilandasi komunikasi yang baik dan ..
pertama yang kita berikan menyenangkan, efektif antar keduanya. Komunikasi ..
hal ini akan menjadi sebuah kesan yang baik tak hanya mengandalkan ..
penting yang sangat mempengaruhi kemampuan berbicara, tetapi keterampilan ..
hubungan selanjutnya. Kesan pertama mendengarkan juga. Karena proses ..
ini merupakan pikiran atau persepsi mendengar sesungguhnya bukan sekedar ..
seseorang terhadap kita yang muncul mendengarkan kata-kata, tetapi bisa ..
beberapa detik sesudah bertemu, beberapa menghubungkan emosional antara orang
menit sesudah berbicara. Meskipun hanya lain dengan kita. Mendengarkan dengan
sekian detik dan sekian menit, kesan ini baik merupakan proses dalam usaha
dapat memengaruhi kedalaman penilaian memahami orang lain dengan baik.
seseorang terhadap diri kita. Stephen R Covey, seorang guru manaje-
Menciptakan kesan menarik dan sikap men menulis buku The 8th Habit menyata-
menyenangkan bagi orang lain dapat kan, “Kemampuan memahami dapat kita
dilakukan dengan: bangun melalui keterampilan mendengar
• Menjaga penampilan wajah yang ceria; dengan baik“. Maka, berusahalah men-
• Memiliki hati yang ikhlas, tanpa jadi pendengar yang baik, bersabar men-
rekayasa dan pamrih; dengar uraian orang lain hingga selesai.
• Sikap semangat dan senyuman yang Sesuatu yang sangat tidak nyaman kalau
tulus; kita sedang berbicara tiba-tiba dipotong
• Ungkapan kata-kata yang sopan, lembut ditengah pembicaraan. Apalagi belum
dan halus; selesai mengungkapkan sudah disanggah
• Menjadi pribadi yang mudah dimengerti pendapat kita.
orang lain, sehingga mereka memahami
kita dengan baik; 3. Sikap Empati (Empathy)
• Menghindari kata yang kasar, me- Membangun hubungan yang sehat dan
nyakitkan, merendahkan dan mem- kuat dengan orang lain sangat dipengaruhi
permalukan. kemampuan bersikap empati dari dalam
• Dalam berbicara hindari nada suara hati. Bersikap empati merupakan salah satu
yang keras dan berlebihan. dasar komunikasi efektif dalam membangun
Sikap yang bersemangat dan menye- hubungan dua arah atau yang lebih sehat
nangkan dapat meningkatkan hubungan dan kuat. Sikap empati pengertiannya lebih
ke arah yang positif dan lebih konstruktif. menekankan pada mengerti orang lain

Edisi II Tahun 2014 31


.. Kinerja
..
..
..
dengan orang lain melalui komitmen dalam
..
pemenuhan janji.
..
.. Dalam berbagai jenis hubungan, baik
.. sebagai rekan kerja atasan dan bawahan,
.. hubungan bisnis, maupun dalam berbagi
.. posisi lainnya, berusahalah menggunakan
.. filosofi membuat janji yang bisa dipenuhi.
.. Artinya, berhati-hati dalam membuat
.. janji dan menyampaikan ucapan-ucapan
kita. Lebih mudah bagi kita membangun
jembatan kepercayaan dengan orang lain,
secara emosional dan intelektual. Artinya, dengan melakukan sinkronisasi antara
kita menggunakan ketajaman mata hati ucapan dan tindakan.
untuk memperhatikan perasaaannya. Kita Meskipun demikian, kehatian-hatian
berusaha memahami dan melihat melalui dalam memberikan janji jangan sampai
perspektif orang lain, tanpa mengabaikan menjadikan diri kita tidak memiliki rasa
pendapat dan keyakinan kita. percaya diri untuk melakukan komitmen
Bersikap empati berarti memandang dengan orang lain. Dalam menunjukkan
orang lain melalui kerangka pikiran perhatian dan kesungguhan, kita harus
mereka serta menghargai orang lain berani mengambil komitmen, dan lebih
sebagai manusia yang memiliki pikiran penting lagi adalah bahwa komitmen
dan keyakinan. Rasa empati yang tulus tersebut bisa kita penuhi dengan baik. Inilah
lebih mengedepankan pada pemahaman yang dapat meningkatkan kepercayaan
kita tentang orang lain sesuai kerangka orang lain terhadap diri kita.
pikirannya.
Mengembangkan sikap empati yang 5. Menghargai Orang lain atau Respect
tulus dapat menumbuhkan kepercayaan Mereka yang memiliki kualitas hidup
yang tinggi dari orang lain terhadap diri yang baik, selain memiliki kecerdasan
kita. Memiliki kepercayaan yang tinggi pada bidangnya, tidak kalah pentingnya
terhadap diri kita merupakan modal adalah memiliki rasa percaya diri dan tidak
penting dalam meningkatkan hubungan canggung dalam berhubungan dengan orang
yang sehat dan kuat dengan orang lain. lain. Mereka inilah pribadi yang memiliki
sikap tulus memberikan perhatian kepada
4. Memenuhi Komitmen Pribadi orang-orang di sekitarnya. Sebaliknya,
Kualitas seseorang dapat dinilai dari mereka yang gagal biasanya adalah
kata-katanya maupun komitmennya dalam mereka yang kurang tulus dalam membina
memenuhi janjinya. Dengan demikian hubungan dengan orang lain. Merasa
memenuhi komitmen atau janji merupakan canggung dan tidak memiliki rasa percaya
suatu sikap yang sangat penting dalam diri, sehingga cenderung menjauhkan diri
memelihara hubungan kerja sama yang dari lingkungan masyarakat.
sehat dan kuat. Membuat janji yang Menjalin relationship dengan orang
kemudian tidak menepatinya dapat lain ibarat memelihara makhluk hidup
menjadikan perubahan kepercayaan yang yang memiliki perasaan, akal, dan pikiran.
sangat besar. Karena orang cenderung Maka, kita perlu memiliki keterampilan
menempatkan harapan-harapan di sekitar dan kemampuan dalam mengelola dan
janji. Orang cenderung membangun dan merawat hubungan tersebut agar tetap
meletakkan kepercayaan dalam hubungan terjaga dengan baik.

32 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
Menanamkan nilai-nilai keutamaan
..
dan saling menghargai adalah inti
..
dalam membangun hubungan yang baik
..
dengan orang lain. Sikap seperti ini dapat ..
meningkatkan hubungan kearah positif dan ..
lebih konstruktif. Ibarat menaburkan benih ..
investasi, maka benih-benih kebaikan itu ..
akan tumbuh dan pada akhirnya kita akan ..
menuai kebaikan yang berlipat besarnya. ..
6. Kendalikan Ego Pribadi
Waspadailah dengan emosi dan ego 7. Rendah Hati atau Humble
pribadi dalam menjalin kerjasama. Karena Ketika bergaul dengan rekan-rekan
emosi kemarahan dan ego pribadi yang dalam perusahan, diluar perusahan atau
tidak terkendali dan tidak pada tempatnya dengan siapapun , berusahalah menemukan
cenderung menghasilkan kata-kata dan sisi positif dan kelebihan dari orang lain.
sikap yang dapat menyinggung orang Dengan kerendahan hati, akui kelebihan
lain. Jika tidak dikendalikan, perilaku ini dan sisi positifnya dengan memberikan
bukannya meningkatkan hubungan kearah apresiasi atau penghargaan yang tulus.
lebih baik, namun dapat menghancurkan Sampaikan bahwa bekerja sama dengan
hubungan baik dilingkungan manapun. mereka telah memberikan konstribusi
Dalam merespons jawaban, pertimbang- yang nyata bagi pengembangan diri kita.
kan dampak emosi, sehingga dapat Menyampaikan ungkapan bahwa hubungan
menghindari perkataan yang bisa meng- kita dengan mereka sangat menyenangkan
hancurkan hubungan. Sebagian besar dari dapat memberikan dampak penerimaan
sikap menumpahkan kemarahan seseorang yang positif.
adalah karena kekurangannya baik dalam Satu hal yang sangat penting diper-
sikap, penampilan, bentuk rupa, ucapan, hatikan sebelum membina kerjasama
dan sebagainya. Maka, berusahalah yang sehat dan kuat dengan orang lain
memperbaiki dan mengendalikan emosi adalah membina hubungan dengan diri
diri kita. Ingatlah bahwa emosi yang tidak sendiri. Membina hubungan ke dalam
pada tempatnya serta berlebihan akan diri, berarti mengerti kehendak hati dan
mengundang rasa sakit hati orang lain. pikiran dalam diri kita. Mengenali potensi
Kemampuan mengatur emosi berdasar- keunggulan maupun kekurangan diri.
kan suasana hati dapat mempengaruhi mengerti kebutuhan mengaktualisasikan
kata-kata dan tindakan yang kita lakukan. nilai-nilai diri, kemudian menerapkan
Memilih kata-kata yang bijaksana dan dalam tindakan. Kemampuan membangun
tidak berlebihan merupakan cara bijaksana hubungan dalam diri dapat meningkatkan
dalam memelihara komunikasi yang hubungan ke luar yang sehat dan kuat.
baik. Seandainya kita merasa kata-kata
dan tindakan kita terlalu berlebihan, Daftar Pustaka :
misalnya, tak usah sungkan untuk segera 1. Panduan lengkap Manager & Supervisor
melakukan koreksi dan meminta maaf. Oleh : Arief Rahman Kurniawan.
Penerbit : Buku Pintar cetakan I Tahun 2013
Mempertimbangkan dampak emosi dan
2. 7 etos kerja Terbaik dan Mulia
kemarahan dalam setiap pembicaraan Oleh : Eko John Santoso
dapat menciptakan suatu dampak hubung- Penerbit : Gramedia Jkt, Tahun 2012.
an yang positif.

Edisi II Tahun 2014 33


.. Kinerja
..
..
..
.. Oleh : Agus Saptono S.
..
..
..
..
..
..
..
..

Percepatan Hibah
Dengan Peraturan Menteri Keuangan 98/PMK.06/2013
Latar Belakang Terbitnya PMK pengadaan Satker Dana Dekonsentrasi dan
Nomor 98/PMK.06/2013 Tugas Pembantuan harus dicatat sebagai
Setiap tahun Pemerintah Pusat melalui aset BMN milik Pemerintah Pusat melalui
kementerian teknis mengalokasikan satker pusat kementerian teknis terkait.
anggaran dana dekonsentrasi dan tugas Pencatatan dan penatausahaan aset
pembantuan dalam jumlah yang besar. BMN milik Pemerintah Pusat yang digu-
Alokasi anggaran tersebut antara lain nakan oleh Pemerintah Daerah, tentunya
digunakan untuk belanja modal yang akan membebani satker pusat kementerian
digunakan untuk menunjang Tugas dan terkait. Kondisi ini karena secara riil penge-
Fungsi kementerian teknis dan pemerintah lolaan aset BMN berada pada Pemerintah
daerah yang bersangkutan. Hasil dari Daerah yang bersangkutan, sedangkan
belanja modal tersebut adalah Barang pembiayaan operasional dan pemelihara-
Milik Negara (BMN) yang pada dasarnya an menjadi tanggung jawab pemerintah
digunakan untuk penyelenggaraan Pusat. Berdasarkan hal tersebut Peme-
pemerintah daerah, namun sesuai dengan rintah Pusat berusaha untuk menghibah-
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/ kan BMN hasil pengadaan Satker Dana
PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor kepada Pemerintah Daerah. Bertahun-
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman tahun aset BMN Dana Dekonsentrasi
Pengeloaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas dan Tugas Pembantuan diusulkan untuk
Pembantuan, BMN yang terbentuk dari hasil dihibahkan dari Pemerintah Pusat kepada

34 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
Pemerintah Daerah, namun penghibahan Gedung Djuanda, ..
tersebut terkendala oleh peraturan yang Kemenkeu
..
ada, yaitu Peraturan Menteri Keuangan
..
Nomor 96/PMK.06/2007 tentang Tata Cara ..
Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, ..
Penghapusan dan Pemindahtanganan ..
Barang Milik Negara yang sekarang diubah ..
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 27 ..
Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang ..
Milik Negara/Daerah (belum ada turunan
peraturan di bawahnya) yang belum
sepenuhnya dapat dapat menampung Perubahan atas Peraturan Menteri Ke-
permasalahan BMN di lapangan (Rushan uangan Nomor 125/PMK.06/2011 Tentang
Nasyrul Haq, 2011). Kendala yang selama Pengelolaan Barang Milik Negara yang
ini menjadi permasalahan antara lain Berasal dari Dana Dekonsentrasi dan
sebelum dihibahkan BMN harus ditetapkan Dana Tugas Pembantuan Sebelum Tahun
status penggunaannya terlebih dahulu Anggaran 2011.
yang memakan waktu relatif lama antara
6 bulan s.d. 18 bulan. Kendala yang lain Peraturan Menteri Keuangan
adalah proses hibah mengharuskan adanya Nomor 98/PMK.06/2013
audit aparat pengawasan fungsional yang Memudahkan Proses Hibah
tentunya memakan waktu yang lama juga. Hibah adalah adalah pengalihan kepe-
Akibat dari terkendalanya proses peng- milikan BMN dari Pemerintah Pusat kepada
hibahan BMN Satker Dana Dekonsentrasi Pemerintah Daerah, dari Pemerintah
dan Tugas Pembantuan, Badan Pemeriksa Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar
Keuangan (BPK) dalam Laporan Hasil Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah
Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak
Kementerian Kelautan dan Perikanan Lain, tanpa memperoleh penggantian.
Tahunan 2013 menemukan bahwa pengen- Adapun pertimbangan untuk melakukan
dalian dan pengamanan atas BMN eks Dana hibah BMN adalah untuk kepentingan
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan
dengan nilai Rp342,5 miliar lemah penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
disebabkan BMN masih dicatat dalam Selama ini hibah diatur dalam Peraturan
Laporan Barang Milik Negara (LBMN) dan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK.06/2007
belum ada penyerahan dari Pemerintah tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengguna-
Pusat kepada Pemerintah Daerah yang an, Pemanfaatan, Penghapusan dan
menguasai BMN tersebut. Sebagai wujud Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
tindak lanjut dari temuan tersebut, Aturan tersebut diperbaharui dengan
Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/ 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
PMK.06/2011 tentang Pengeloaan Barang Negara/Daerah (belum ada turunan
Milik Negara yang Berasal dari Dana peraturan di bawahnya). Aturan tersebut
Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan juga mengatur mengenai tanah dan/
Sebelum Tahun Anggaran 2011. Peraturan atau bangunan yang diperoleh dari dana
Menteri Keuangan tersebut kemudian Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, dan
diperbaharui dengan Peraturan Menteri tanah dan/atau bangunan yang dari sejak
Keuangan Nomor 98/PMK.06/2013 Tentang perencanaan pengadaannya dimaksudkan

Edisi II Tahun 2014 35


.. Kinerja
..
..
..
untuk dihibahkan sebagaimana tercantum tersebut pada PMK Nomor 98/PMK.06/2013
..
dalam dokumen penganggaran, namun dipermudah dengan tidak menyimpang
..
demikian belum dapat mempercepat proses dari aturan yang ada, seperti pada Tabel 1.
..
.. penghibahan BMN yang berasal dari Pada Tabel 1 terlihat bahwa hanya
.. Satker Dana Dekonsentrasi dan Tugas klausal-klausal tertentu yang sifatnya
.. Pembantuan. menghambat yang dipermudah, sedangkan
.. Jika dibandingkan dengan PMK No- beberapa hal yang tidak menghambat
.. mor 98/PMK.06/2013, PMK Nomor 96/ diatur dalam kedua aturan tersebut dan
.. PMK.06/2007 (PP Nomor 27 Tahun 2014) bersifat sama, yaitu:
memuat aturan yang sifatnya memperlam- 1. Hibah BMN Satker Dana Dekonsentrasi
bat proses hibah BMN yang berasal dari dan Tugas Pembantuan dilakukan
Satker Dana Dekonsentrasi dan Tugas kepada Pemerintah Daerah.
Pembantuan. Hal-hal yang menghambat 2. Pengguna Barang membentuk Tim

Tabel 1. Kemudahan Proses Hibah pada PMK Nomor 98/PMK.06/2013

No. Uraian PMK Nomor 96/


PMK.06/2007 (PP No. PMK Nomor 98/PMK.06/2013
27 Tahun 2014)

1 Penetapan Penggunaan Barang Penetapan status Penggunaan


Status BMN Milik Negara untuk BMN DK/TP sebelum TA 2011
menjalankan tugas dilakukan atas BMN DK/TP yang
pokok dan fungsi sedang digunakan atau diren-
dilakukan berdasar- canakan untuk digunakan dalam
kan penetapan status pelaksanaan tugas dan fungsi
penggunaan BMN oleh Kementerian Negara/Lembaga,
Pengelola Barang. sedangkan Penetapan status peng-
BMN tidak dapat gunaan BMN DK/TP tidak perlu
dihibahkan, jika belum dilakukan atas BMN DK/TP yang
memperoleh penetapan direncanakan untuk dilakukan
status. Pemindahtanganan sampai dengan
tanggal 31 Desember 2014 atau
yang telah diserahkan kepada
pihak ketiga.

2 Hasil audit Diperlukan Tidak Diperlukan


aparat pengawas
fungsional dalam
proses hibah

3 Dokumen Pengelola Barang Dokumen penganggaran dapat


Penganggaran melakukan penelitian digantikan dengan surat pernyata-
sebagai syarat atas kebenaran doku- an tanggung jawab mutlak tak
hibah men penganggaran dan bersyarat dari Pengguna Barang
data administrasi. atas kebenaran materiil mengenai
BMN DK/TP.

4 Bukti kepemi- Harus ada Dapat digantikan dengan bukti


likan atas hibah lainnya seperti dokumen kontrak,
BMN berupa akte/perjanjian jual beli, dan doku-
tanah dan/atau men setara lainnya yang dapat
bangunan dipersamakan dengan itu.

36 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
internal untuk melakukan persiapan
..
pengusulan hibah tanah dan/atau
..
bangunan.
..
3. Pengguna Barang mengajukan per- ..
mintaan persetujuan hibah tanah ..
dan/atau bangunan kepada Pengelola ..
Barang Barang dan Pengelola Barang ..
menentukan disetujui atau tidaknya ..
usulan hibah tersebut. ..
4. Hibah dilaksanakan oleh Pengguna
Barang setelah mendapat persetujuan
Pengelola Barang.
5. Dalam hal usulan hibah BMN yang
berada pada Pengguna Barang berupa kepada Pengelola Barang, harus disertai
tanah dan/atau bangunan yang memiliki dengan data pendukung berupa:
nilai di atas Rp10.000.000.000,00 1. Rincian barang yang akan dihibahkan,
(sepuluh miliar rupiah), maka hibah termasuk bukti kepemilikan, tahun
dilaksanakan oleh Pengguna Barang perolehan, luas, nilai buku, kondisi dan
setelah mendapat persetujuan Presiden. lokasi;
6. Dalam hal usulan hibah BMN yang berada 2. Surat pernyataan tanggung jawab penuh
pada Pengguna Barang berupa selain mutlak tak bersyarat dari Pengguna
tanah dan/atau bangunan yang memiliki Barang atas kebenaran materiil
nilai di atas Rp. 100.000.000.000,00 mengenai BMN DK/TP;
(seratus miliar rupiah), maka hibah 3. Data calon penerima Hibah;
dilaksanakan oleh Pengguna Barang 4. Surat pernyataan kesediaan menghibah-
setelah mendapat Dewan Perwakilan kan BMN DK/TP dari Pengguna Barang;
Rakyat. dan
5. Surat pernyataan kesediaan menerima
Ketentuan Hibah BMN Satker Hibah BMN DK/TP dari Pemerintah
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Daerah dan/atau berita acara serah
Pembantuan terima, dalam hal BMN DK/TP sudah
Ketentuan BMN Satker Dana Dekonsen- diserahoperasikan kepada Pemerintah
trasi dan Tugas Pembantuan (DK/TP) yang Daerah.
akan dihibahkan sesuai dengan Peraturan Data dukung yang diperlukan pada
Menteri Keuangan PMK Nomor 98/ Usulan hibah BMN DK/TP berupa selain
PMK.06/2013, adalah sebagai berikut: tanah dan/atau bangunan dari Pengguna
1. BMN tidak digunakan untuk penye- Barang kepada Pengelola Barang adalah:
lenggaraan tugas dan fungsi Kementerian 1. Rincian barang yang akan dihibahkan
Negara/Lembaga; termasuk tahun perolehan, identititas/
2. Telah ditatausahakan oleh Kementerian spesifikasi, nilai buku, lokasi, peruntukan
Negara/Lembaga, antara lain telah barang;
dicatat dalam SIMAK BMN; 2. Surat pernyataan tanggung jawab penuh
3. Digunakan untuk penyelenggaraan mutlak tak bersyarat dari Pengguna
pemerintahan daerah; dan Barang atas kebenaran materiil
4. Keberadaan fisiknya jelas; dan mengenai BMN DK/TP;
Usulan hibah BMN DK/TP berupa tanah 3. Data calon penerima hibah;
dan/atau bangunan dari Pengguna Barang 4. Surat pernyataan kesediaan menghibah-

Edisi II Tahun 2014 37


.. Kinerja
..
..
..
.. Gedung Coral Triangle Initiative - Coral Reefs,
Fisheries and Food Security (CTI-CFF) di Manado
..
..
..
..
..
..
..
..

kan BMN DK/TP dari Pengguna Barang; paling lambat tanggal 31 Desember 2014.
dan Berdasarkan hal tersebut diharapkan
5. Surat pernyataan kesediaan menerima seluruh BMN Satker DK/TP sudah
hibah BMN DK/TP dari Pemerintah diusulkan penghibahannya paling lambat
Daerah dan/atau berita acara serah tanggal 31 Desember 2014.
terima barang, dalam hal BMN DK/
TP sudah diserahoperasikan kepada
Pemerintah Daerah. DAFTAR PUSTAKA :
Jika usulan Hibah BMN DK/TP disetujui, 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Pengelola Barang akan menerbitkan surat Daerah.
persetujuan Hibah. Persetujuan Hibah 2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/
tersebut menjadi dasar bagi Pengguna PMK.06/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan
Barang untuk melakukan serah terima Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang
barang dengan penerima Hibah paling Berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat Tugas Pembantuan Sebelum Tahun Anggaran
persetujuan Hibah diterbitkan, dan 2011.
dituangkan dalam berita acara serah 3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/
PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
terima barang. Namun demikian, jika
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
usulan Hibah BMN DK/TP tidak disetujui, Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
Pengelola Barang menerbitkan surat 4.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/
penolakan dengan disertai alasannya. PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
tentang Pedoman Pengeloaan Dana Dekonsentrasi
Batas Kadaluarsa dan Tugas Pembantuan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 5.
Tinjauan PMK 96/PMK.06/2007. Rushan
98/PMK.06/2013 mempunyai batas Nasyrul Haq (2011). Media Kekayaan Negara
waktu kadaluarsa, dan BMN yang akan Edisi 08 Tahun III/2012.
dihibahkan adalah BMN hasil pengadaan 6.
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan
sebelum TA 2011. Penyelesaian pengelolaan Tahunan 2013.
BMN DK/TP sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini dilakukan

38 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Supriyadi

Pentingnya Pengawasan Internal


Terhadap Kinerja Eselon I di Lingkungan KKP
PENDAHULUAN Disisi lain APIP sudah melaksanakan
Jika ditelusuri lebih mendalam, tugas dan fungsi antara lain audit kinerja
pengawasan yang dilakukan oleh Aparat sesuai dengan mitranya dan audit tujuan
Pengawas Internal Pemerintah (APIP) KKP tertentu dilakukan oleh Inspektorat V,
belum sepenuhnya memberi jaminan dan selain itu dilakukan juga pendampingan/
menjawab permasalahan hakiki dilingkup pengawalan Pengadaan Barang Jasa
Kementerian Kelautan dan Perikanan (PBJ), reviu Laporan Keuangan, dan
(KKP). Reviu Anggaran (RKA-KL) dan lain-lain.
Permasalahan yang terjadi pada Dalam tulisan ini tidak dibahas semua
perikanan tangkap diantaranya pada permasalahan seperti tersebut diatas,
kegiatan pengadaan Kapal nelayan diatas tetapi hanya membahas terkait dengan
30 GT; illegal fishing (surat ijin kapal pengadaan yang dilaksanakan oleh satker
ukuran tangkapan, alat tangkap, wilayah pusat dan satker tugas pembantuan (TP)
tangkap sumber daya ikan); Kesejahteraan propinsi dan kabupaten/kota.
nelayan (pendapatan, perumahan, dan Dalam 3 tahun terakhir (2011, 2012,
jaminan nelayan saat tidak melaut karena dan 2013) hasil pemeriksaan oleh Aparat
angin kencang) ; Penerbitan IUP, SIPI, dan Pengawas Ekstern (BPK) ditemukan
SIKPI yang dibebani biaya; Penangkapan permasalahan yang sama setiap tahun
ikan illegal, hasil tangkapan yang tidak antara lain temuan kemahalan harga,
dilaporkan, hasil tanggapan yang dijual pekerjaan kontruksi/fisik belum selesai
dilaut padahal kapal diatas 30 GT yang (KDP), denda keterlambatan, dan
menggunanakan BBM bersubsidi; dan bantuan kelompok/masyarakat belum
Temuan hasil pengawasan (BPK) yang dimanfaatkan.
berulang setiap tahun;

Edisi II Tahun 2014 39


.. Kinerja
..
..
..
..
.. Arti Pengawasan PERMASALAHAN
.. Pengawasan mempunyai peranan Secara umum masalah-masalah
.. penting dalam pelaksanaan program/ yang masih terjadi dan belum tuntas
.. kegiatan lingkup KKP, karena hasil pengelolaannya antara lain :
.. pengawasan selain memberi masukan (1) Pengadaan Kapal nelayan diatas 30 GT,
.. atau perbaikan terhadap kekurangan dan terutama terkait denda keterlambatan,
.. kelemahan manajemen, juga mencegah dan pemanfaatannya
.. terjadinya tindak pidana korupsi sesuai (2) Lemahnya Perencanaan dan pelaksana-
dengan (UU Nomor 31 tahun 1999 Junto an Pengadaan satker pusat dan
UU Nomor 20 tahun 2001, pasal 5 ayat 1 pengadaan satker TP propinsi dan
dan 2). kabupaten/kota
Pengawasan menurut Peraturan (3) Hasil pemeriksaan ektern (BPK) masih
Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2009, ditemukan masalah berulang setiap
meliputi audit, evaluasi, reviu, monitoring, tahun.
dan pengawasan lainnya (sosialisasi, Dari masalah tersebut merupakan
bintek dll). Menurut Buku Pedoman Diklat tantangan bagi APIP untuk mengelola
Jabatan Fungsional Auditor BPKP, dan menyelesaikan masalah dengan baik,
• pengertian pengawasan antara lain dengan paradigma baru, bahwa kehadiran
membandingkan antara ketentuan Inspektorat Jenderal selain :
(peraturan) yang seharusnya dengan (1) melakukan pengawasan (audit, evaluasi,
realisasi kegiatan/program yang reviu, monitoring dan pengawasan
dilaksanakan dilapangan lainnya) hasil yang diharapkan
• Adalah sebuah penilaian yang sistematis mencegah terjadinya penyimpangan,
dan objektif yang dilakukan auditor (2) melaksanakan audit dengan tujuan
internal terhadap operasi dan kontrol tertentu baik melalui pengaduan
dalam organisasi maupun dari hasil audit, hasil yang
Dengan identitas dan paradigma baru, diharapkan yaitu penindakan atau
pengawasan Itjen KKP selain melakukan sanksi, jika hasilnya terbukti, dan
pengawasan (audit, evaluasi, reviu, (3) memberi layanan atau sebagai konsultan
monitoring, dan pengawasan lainnya kepada satker, ketika satker mengalami
(sosialisasi dan bimtek), Itjen KKP juga dan menghadapi permasalahan
melakukan pengawalan/asistensi dibidang Pengadaan pusat (eselon 1) maupun
Sakip, Pelayanan Publik, SPIP, Manajemen pengadaan di daerah melalui tugas
Perubahan, Piak, WBK, Gratifikasi, pembantuan propinsi dan kabupaten/kota
Pengawalan PBJ, Reviu Pelaporan merupakan tanggungjawab pusat, jika
pengadaan tersebut banyak masalah berarti
pengadaan tersebut belum dikelola dengan
baik.
Hal ini terlihat setiap dilakukan peme-
riksaan oleh BPK yang hasil temuannya
antara lain, pekerjaan fisik/konstruksi
belum selesai (KDP), denda keterlambatan,
dan kemahalan harga dan pengadaan untuk
masyarakat belum dimanfaatkan, sebagai
contoh konkrit antara lain :
• Ditjen Perikanan Tangkap berupa

Keuangan, Reviu RKA-KL dll


40 Media Infomasi Pengawasan SINERGI
Kinerja ..
..
..
..
pengadaan kapal nelayan 30 GT untuk
..
Kelompok Usaha Bersama (KUB) melalui
..
anggaran Tugas Pembantuan (TP)
..
propinsi dan kabupaten/kota; ..
• Ditjen Perikanan Budidaya berupa ..
pengadaan yang dilaksanakan oleh pusat ..
berupa pengadaan pakan ikan, induk, ..
subsidi benih, dan eskavator; ..
• Ditjen P2HP berupa pengadaan pabrik es, ..
alat/mesin pengolah ikan, alat pemasar (2) Dinas provinsi dan kabupaten/kota
ikan berupa mobil/motor pada kelompok dalam mengelola anggaran Tugas
pengolah dan pemasar di kabupaten/kota Pembantuan (TP), lambat dalam
Dari contoh permasalahan yang ter- membuat perencanaan dan pelaksanaan
jadi pada tiga eselon I tersebut setiap pengadaan barang/jasa, dan belum
akhir tahun hasil pemeriksaan Aparat sepenuhnya dikawal secara ketat oleh
Pemeriksa Ekstern secara sampling selalu APIP,
ditemukan penyimpangan berulang antara (3) Pengawasan satker pusat dan Dekon/
lain pekerjaan kontruksi/fisik belum TP pada akhir tahun belum dimasukan
selesai (KDP), kemahalan harga dan denda dalam PKPT, sehingga jika terjadi
keterlambatan. masalah, belum bisa dikelola dengan
Kondisi tersebut memberi tantangan baik,
tersendiri bagi Aparat Pengawas Internal (4) Satker belum sepenuhnya menyelesaikan
Pemerintah (APIP) dalam hal ini Itjen yang hasil pengawasan dengan tuntas
melaksanakan tugas dan fungsinya yaitu
melakukan audit kinerja dan audit tujuan SOLUSI
tertentu, pengawalan/asistensi Pengadaan Terkait dengan masalah tersebut,
Barang Jasa (PBJ), dan Reviu anggaran beberapa hal penting yang perlu mendapat
(RKA-KL), namun belum dapat menjawab perhatian antara lain :
atau mengungkap permasalahan yang (1) Melakukan pemetaan masalah atau
hakiki, padahal pengawasan sudah dimulai audit pendahuluan pada satker dipusat
dari proses perencanaan (reviu anggaran yang melaksanakan pengadaan (ber-
(RKA-KL), pengawalan Pengadaan barang/ masalah),
jasa, audit kinerja, audit dengan tujuan (2) Melakukan identifikasi masalah pada
tertentu (ATT) satker, dekon/TP dinas propinsi dan
Beberapa penyebab terjadinya masalah kabupaten/kota terkait dengan peng-
strategis yaitu : adaan,
(1) Kegiatan pengawasan pada umumnya (3) Audit pengadaan pada akhir tahun
dilakukan pada saat awal atau supaya dimasukkan dalam PKPT
pertengahan pelaksanaan anggaran (Pedoman Kerja Pengawasan Tahunan)
berjalan (on going), jadi pekerjaan fisik/ untuk memastikan alokasi anggaran
konstruksi belum selesai dikerjakan (4) Menyelesaikan hasil pengawasan secara
sesuai kontrak seperti pabrik es, tuntas yang menjadi tanggungjawabnya,
pembuatan kapal >30 GT, distribusi untuk meningkatkan kinerja satker.
pakan di kabupaten/kota, distribusi
eskavator, mesin pengolah pakan dll, DAFTAR Pustaka :
sehingga menimbulkan akumulasi 1. Peraturan Pemerintah nomor 60 tahun 2009
2. Permen Nomor 15 tahun 2010
masalah pada akhir tahun anggaran,

Edisi II Tahun 2014 41


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Wirata

K
unci keberhasilan proses mana- lukan dan komunikasi dari atasan kepada
jemen adalah bagaimana men- bawahan agar dapat memotivasi mereka,
capai tujuan organisasi melalui komunikasi dalam bentuk pembuatan
kegiatan-kegiatan orang lain. Keberhasilan laporan baik tertulis maupun lisan untuk
ini tidak akan dicapai bila manajer tidak dievaluasi.
mengetahui bagaimana mengelola dan Tanpa kemampuan komunikasi yang
mempengaruhi orang. Untuk itu pada baik, tidak mungkin akan tercapai suatu
dasarnya auditor juga merupakan seorang hubungan yang baik, dan hubungan
manajer yang harus mengerti faktor-faktor yang tidak baik antara Atasan dan
manusia dan bagaimana cara bekerjanya Bawahan (personil) tentu pada gilirannya
faktor-faktor tersebut sedemikian rupa akan menjadi sesuatu yang merugikan
agar dapat merealisasikan tujuan yang bagi organisasi/instansi. Kemampuan
diinginkan. Dengan kata lain seorang komunikasi yang baik juga akan sangat
manajer harus memahami tingkah laku membantu peran manajer dalam meng-
manusia, baik secara individu maupun arahkan bawahan menuju tercapainya
secara berkelompok melalui komunikasi. tujuan organisasi.
Pengorganisasian utamanya dalam Efektivitas komunikasi, bisa dikatakan
audit membutuhkan komunikasi kepada mutlak harus dimiliki oleh tim audit
tim audit apapun status yang bersangkutan apapun statusnya. Keterampilan ini harus
(Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, dibangun dan terus diasah, Keahlian dalam
Ketua Tim dan Anggota Tim) mengenai berkomunikasi, akan menentukan sejauh
tugas pekerjaannnya. Pengarahan memer- mana instruksi atau pesan dari pimpinan

42 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
instansi/APIP bisa tersampaikan secara
..
efektif. Sebaliknya, ketidakmampuan mem-
..
bangun komunikasi efektif, akan membuat
..
berbagai kerugian, baik bagi hubungan ..
dalam tim audit maupun bagi instansi. ..
Dalam setiap instansi pasti terjadi ..
komunikasi terutama komunikasi inter- ..
personal yang melibatkan dua orang ..
atau lebih. Komunikasi ini terjalin agar sendiri. Contoh yang paling dekat adalah ..
terciptanya pemahaman yang sama antara aktivitas berpikir. Saat berlangsungnya
orang-orang tersebut sehingga dapat bekerja proses berpikir ini seolah-olah di dalam diri
sama dengan baik. Dengan efektivitas kita sedang “ngobrol” dan mendiskusikan
komunikasi interpersonal yang baik, maka sesuatu dengan “sesuatu” di dalam diri kita.
hal ini akan menghasilkan komunikasi Ada proses tanya jawab di dalam diri yang
yang akurat dalam pelaksanaan tugas. kemudian melahirkan kesimpulan; apa dan
Hakekat dan tujuan berkomunikasi bagaimana suatu tindakan atau sikap akan
antara lain untuk membina hubungan dilakukan.
baik dengan orang lain dan sebagai sarana Jadi, komunikasi dengan diri sendiri
untuk menyakinkan atau mempengaruhi. merupakan landasan komunikasi dengan
Dua tujuan komunikasi ini sangat relevan orang lain (interpersonal) dan komunikasi
dengan peran pimpinan instansi. Di satu dalam konteks-konteks lainnya, karena
sisi pimpinan memiliki kepentingan sebelum berkomunikasi dengan orang lain
untuk membina hubungan yang baik kita biasanya berkomunikasi dengan diri
dengan bawahan, di sisi lain pimpinan sendiri (mempersepsikan dan memastikan
juga membutuhkan kemampuan untuk makna pesan orang lain).
memberi keyakinan atau pengaruh kepada Komunikasi intrapersonal mengacu pada
bawahannya. Jika tujuan dari komunikasi pengetahuan mengenai diri pribadi melalui
ini dibangun dengan baik, manfaat proses-proses psikologis seperti mengenal
besarnya dapat dirasakan oleh pimpinan diri (konsep diri). Proses menghargai diri
dalam memimpin bawahannya. Bawahan sendiri (self esteem), dan identitas diri yang
tidak akan segan-segan menuruti setiap berbeda-beda (multiple selves).
instruksi yang diberikan, dengan rela tanpa Seorang pimpinan harus mampu
merasa tertekan. membangun hubungan yang baik dengan
Satu hal yang perlu dipelajari dalam satfnya atau bawahan. Pimpinan harus
rangka membangun komunikasi efektif pandai bergaul dengan pegawainya,
dengan orang lain, yaitu sebelum kita seperti tidak keberatan jika dihubungi
melakukan komunikasi dengan orang lain, kapan saja (pagi, siang bahkan malam
maka hal yang penting untuk dibangun sekalipun) baik via telepon, sms, atau
terlebih dahulu adalah komunikasi dengan ketemu langsung, dengan syarat pegawai
diri sendiri yang dalam istilah lain disebut membuat perjanjian sebelumnya. Pimpinan
komunikasi intrapersonal. Logikanya, juga perlu meluangkan waktu untuk
bagaimana kita akan bisa berkomunikasi banyak mendengar keluhan pegawai atau
dengan orang lain secara baik jika mencatat kelebihan-kelebihan mereka.
dengan diri sendiri saja kita tidak mampu Manager harus mampu berkomunikasi
berkomunikasi dengan baik? menggunakan bahasa yang baik sesuai
Disadari atau tidak, setiap saat setiap dengan tingkat intelektual masing-masing
detik kita selalu berkomunikasi dengan diri pegawai.

Edisi II Tahun 2014 43


.. Kinerja
..
..
..
Beberapa hal yang dapat membantu
..
membangun komunikasi efektif dengan
..
bawahan, di antaranya :
..
.. 1. Perhatikan ketika bawahan sedang ada
.. tekanan kunjungi mereka, atau dapat
.. membelikan oleh-oleh berupa makanan
.. atau minuman yang dapat dimakan
.. bersama.
.. 2. Ketahui tujuan berkomunikasi sangat
menentukann cara kita menyampaikan
informasi. Bila kita bermaksud membeli
atau menjual barang komunikasi
kita akan bersifat negosiasi. Bila kita
berkomunikasi dengan tujuan untuk
menghibur, membujuk, atau sekedar
basa-basi, maka cara yang digunakan
pun berbeda. Jadi, kejelasan tujuan
dalam berkomunikasi harus diketahui kebiasaan orang atau masyarakat juga
sebelum kita berkomunikasi. perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.
3. Perhatikan konteks disini bisa saja Orang Jawa atau Sunda pada umumnya
berarti keadaan atau lingkungan dikenal dengan kelembutannya dalam
pada saat berkomunikasi. Pada saat bertutur kata. Kegembiraan bertutur ini
berkomunikasi konteks sangat berperan akan sangat baik bila diimbangi dengan
dalam memperjelas informasi yang cara serupa. Tetapi tentu tidak berarti
disampaikan. Cara mengucapkan dan mutlak. Maksudnya, bukan berarti orang
kepada siapa kata itu diucapkan dapat non Jawa atau non Sunda mutlak harus
membuat makna yang disampaikan seperti bertuturnya orang Jawa atau
berbeda “Ah…. Dasar gila.” kalimat Sunda, meksipun kalau memang bisa itu
ini bisa bermakna cacian bisa juga baik. Atau orang Batak dan sumatera
bermakna kekaguman. Ungkapan “Gila” yang dikenal bernada tinggi dalam
disampaikan kepada teman dekat, bertutur perlukah diimbangi dengan
pasti dipahami sebagai ungkapan biasa nada tinggi pula oleh orang yang non
yang tidak bermakna negatif. Tetapi Batak dan sumatera ?, pelaku komunikasi
bila disampaikan kepada orang yang harus memahami kultur mitra bicaranya
baru kita kenal ungkapan ini tentu sehingga timbul saling pengertian dan
akan dipahami sebagai ungkapan yang penyesuaian gaya komunikasi dapat
memiliki makna negatif. terjadi. Ingat peribahasa : “Di mana
4. Tidak mudah merasa seolah direndahkan bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.
oleh bawahan hanya gara-gara dekat 7. Perlakukan mereka sebagai partner yang
dengan mereka yang berlevel paling setara
rendah. 8. Pahami Bahasa karena bahasa
5. Sering-sering mengobrol bersama bawa- menunjukkan bangsa. Artinya bahasa
han (bangunlah suasana keterbukaan) dapat menjadi ciri atau identitas suatu
melalui meeting atau bercanda di luar bangsa. Berbicara identitas berarti
jam kerja (olah raga, jalan-jalan, dan berbicara harga diri atau kebanggaan.
lain-lain). Dengan memahami bahasa orang lain
6. Pelajari kultur atau budaya, habit atau berarti berusaha menghargai orang

44 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
lain. Tetapi memahami bahasa di
..
sini tidak berarti harus memahami
..
semua bahasa yang dipakai oleh mitra
..
bicara kita. Istimewa sekali kalaupun ..
memangnya gaya orang lain berbahasa ..
(bukan gaya bahasa). Coba perhatikan ..
bagaimana anak muda berbahasa ..
dengan sesamanya, atau bagaimana cara ..
orang terminal berbahasa. Bahasa orang ..
kantoran, bahasa pedagang, bahasa
petani, pembudidaya ikan/nelayan, dan
bahasa politisi tentu semuanya ada
perbedaan. Perhatikan kalimat berikut.
“Masyarakat Indonesia pada umumnya
masih berada pada tingkat kehidupan buatan keputusan, membantu meng-
pra sejahtera. “Apa bedanya dengan indentifikasi dan memperkirakan tindak-
“Masyarakat Indonesia pada umumnya an alternatif dalam pemecahan masalah.
masih miskin?” Siapa memakai kalimat • Komunikasi dapat mengubah sikap indi-
yang mana akan membantu kita vidual. Individual yang diberikan infor-
memahami pesan yang disampaikannya. masi memiliki sikap yang lebih baik
Orang kebanyakan tentu akan lebih dibandingkan dengan individual yang
suka memakai kalimat yang kedua dari tidak mendapatkan informasi.
pada yang pertama. Untuk memperjelas • Komunikasi membantu dalam hal ber-
pesan yang hendak disampaikan dalam sosialisasi antar pegawai dengan keten-
berkomunikasi, gunakanlah kalimat- tuan organisasi.
kalimat sederhana yang mudah di- • Komunikasi dapat berperan langsung
pahami. mengontrol perilaku anggota organisasi
9. Dengarkan pembicaraan bawahan, dalam berbagai cara. Adapun beberapa
karena menjadi pendengar yang baik level hirarki dan peraturan yang harus
akan menjadi indikator adanya keterkai- diikuti oleh bawahan menuntut mereka
tan anda atas pembicaraan mereka. harus memenuhi peraturan organisasi,
Dari kepiawaian sang pemimpin, menunjukkan performa kerja yang efisien
bawahan sangat suka pada pimpinan yang dan mengkomunikasi masalah yang
tulus, jujur, member perhatian, respek, mau dihadapi kepada atasannya.
mendengarkan, memberikan kepercayaan, • Komunikasi dapat menciptakan keper-
dan memberikan penghargaan atau pujian. cayaan dari bawahan, dalam bentuk
Kemampuan berkomunikasi efektif dengan sikap mendukung, sikap positif dan
bawahan akan menghasilkan beberapa hal keterbukaan.
positif bagi pimpinan, diantaranya yaitu :
• Komunikasi meningkatkan motivasi DAFTAR PUSTAKA :

bawahan dengan cara menginformasikan 1. I Putu Arys Gozana., Efektivitas Komunikasi


Interpersonal
dan mengklarifikasi bawahan mengenai
2. Joseph A.Devito The Interpersonal Communication
tugas yang harus dikerjakan, perilaku Book (Devito, 1989:4)
yang diharapkan dalam melakukan 3. John Fiske, Introduction to Communication
tugasnya, dan bagaimana memperbaiki Studies, Sage Publications, 1996
performa bawahan. 4. Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi,
• Komunikasi merupakan sumber bagi Bandung: Remaja Rosdakarya
anggota organisasi dalam proses pem-

Edisi II Tahun 2014 45


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Iriawanti

Pengawasan & Pengendalian Pengelolaan


Bantuan Langsung Masyarakat
D
alam rangka pemberdayaan masya- yaitu adanya;
rakat, dan optimalisasi pelaksa- • Kelompok penerima bantuan tidak sesuai
naan program/kegiatan pro-rakyat, persyaratan/kriteria;
diharapkan penyerapan tenaga kerja, per- • Kelompok penerima tidak benar (fiktif);
tumbuhan ekonomi, dan pembangunan • Kelompok masyarakat yang beralih/
yang berkelanjutan (pro-poor, pro-job, pro- berbeda dari yang ditetapkan;
growth and pro-sustainability), dapat • Pengelolaan BLM tidak terorganisir
menanggulangi kemiskinan. Untuk maksud secara kelompok (individual);
tersebut pemerintah dari tahun ke tahun • Kelompok masyarakat tidak berkembang
mengucurkan sejumlah anggaran, antara menjadi mandiri;
lain dalam bentuk Bantuan Langsung • Kegiatan/usaha kelompok tidak ber-
Masyarakat (BLM). Bantuan Langsung kembang dan tidak berkelanjutan;
Masyarakat ini bersifat bantuan sosial, • Teknis dan administrasi dalam penge-
disalurkan kepada kelompok masyarakat lolaan BLM kurang dikuasai Pokmas dan
melalui mekanisme; 1) langsung dengan tidak akuntabel.
mentransfer uang ke rekening Kelompok • Tidak berfungsinya sarana prasarana;
Masyarakat dan 2) secara tidak langsung • Sarana prasarana bantuan tidak terawat;
melalui proses pengadaan barang/jasa • Bantuan Langsung Masyarakat tidak
(ditenderkan/swakelola). tepat lokasi dan tidak tepat waktu
Dalam perjalanan panjang mengemban penyaluran/tidak tepat musim;
tugas pengawasan, terekam jejak sejumlah • Bantuan Langsung Masyrakat yang
catatan risiko yang teridentifikasi dalam diterima Pokmas tidak lengkap/utuh;
pengelolaan BLM di tingkat lapangan, • Bantuan Langsung Masyarakat yang

46 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

diterima Pokmas beralih fungsi; (APIP) maupun eksternal.


• Bantuan Langsung Masyarakat tidak Ada amanah yang terkandung dalam
sesuai kebutuhan riel; Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014
• Bantuan Langsung Masyarakat belum tentang perubahan atas Undang Undang
memberikan dampak pada peningkatan Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
pendapatan; Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
Keseluruhan risiko tersebut di-atas, (WP3K), yaitu dalam pasal 63 yang
mengingatkan kembali kepada kita pent- menegaskan ;
ingnya pengawasan dan pe-ngendal- (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
ian untuk mengeliminir risiko. Sudah berkewajiban memberdayakan ma-
seharusnya pemerintah dan pemerintah syarakat dalam meningkatkan kese-
daerah memperbaiki serta meningkatkan jahteraannya;
pelaksanaan pengawasan dan pengendalian (2) Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dalam pengelolaan bantuan langsung berkewajiban mendorong kegiatan us-
kepada masyarakat agar tepat sasaran dan aha masyarakat melalui peningkatan
mencapai tujuan. Aktivitas pengawasan dan kapasitas, pemberian akses teknologi
pengendalian dimaksud dapat dilakukan dan informasi, permodalan, infrastruk-
melalui kegiatan reviu, monitoring/ tur, jaminan pasar dan aset ekonomi
pemantauan dan evaluasi terhadap produktif lainnya.
rancangan BLM, pelaksanaan distribusi Amanah tersebut sudah dilaksanakan,
BLM hingga pertanggungjawaban peman- namun tidak maksimal dalam pengelolaan
faatan BLM. Aktivitas yang dimaksud terse- bantuan langsung masyarakat dan belum
but dilaksanakan secara intensif terhadap disertai dengan aktivitas pengendalian
hal-hal yang dipandang potensi resikonya yang efektif untuk mencegah timbulnya
tinggi, sedangkan terhadap risiko sedang/ risiko-risiko. Demikian pula, pengawasan
kecil dapat dilakukan aktivitas pengawasan terhadap pengelolaan bantuan langsung
dan pengendalian secara berkala/periodik masyarakat perlu ditingkatkan. Rencana
setelah dipetakan tingkat resikonya. aksi aktivitas pengendalian belum didesain
Kata kuncinya, adalah “pengawasan dan pada awal program/kegiatan untuk fokus
pengendalian” menjadi penekanan utama pada risiko-risiko tinggi sebagai upaya
untuk mengeliminir sejumlah risiko, mengurai kelemahan/permasalahan yang
sehingga terhindar dari temuan negatif ada dalam pengelolaan bantuan langsung
oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah masyarakat sehingga status pengelolaan

Edisi II Tahun 2014 47


.. Kinerja
..
..
..
bantuan langsung masyarakat meningkat lain menyiapkan instrumen kebijakan
..
lebih baik. Kondisi ini terlihat antara lain; berupa peraturan dan ketentuan terkait
..
.. • penyiapan peraturan yang berkaitan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria
.. dengan “pemberdayaan”, dan pedoman (NSPK) sebagai acuan pelaksanaan
.. teknisnya mengalami perubahan kegiatan termasuk dalam pengelolaan
.. setiap tahun (inkonsistensi) dan tidak BLM guna dipedomani oleh satuan kerja/
.. terdistribusi tepat waktu pada awal aparat/petugas terkait ditingkat pusat
.. tahun, dan daerah. Hal-hal yang sifatnya teknis
.. • persiapan calon lokasi dan calon penerima operasional disiapkan pula dalam bentuk
BLM belum cukup memadai, terkesan Pedoman Teknis/Petunjuk Teknis kegiatan
tidak memiliki data base yang akurat, yang mudah diimplementasikan. Eksekusi
• pelaksanaan pencairan BLM tidak tepat pelaksanaan kegiatan sejak persiapan
waktu dan musim dan/atau menjelang (identifikasi dan verifikasi) dalam rangka
hari raya dianggap rawan sehingga untuk menetapkan Calon Lokasi (CL)
ditunda, dan Calon Penerima (CP) BLM, dan
• pembekalan teknis dan administrasi ke- penetapan (CL dan CP) secara formal
pada aparat/petugas lapangan secara (Surat Keputusan/SK), hingga penyaluran
substansi masih minim sehingga berpe- BLM tepat sasaran (penerima, jumlah
ngaruh pada pendampingan/penyuluhan/ dan jenis/spesifikasi barang, tempat
pembinaan ditingkat kelompok penerima dan waktu) dilaksanakan oleh Satuan
bantuan yang tidak maksimal, Kerja. Pemanfaatan BLM oleh kelompok
• Jumlah petugas lapangan (Penyuluh masyarakat seharusnya dipastikan sesuai
dan Tenaga Pendamping) tidak sesuai dengan rencana kebutuhan dan telah
kebutuhan sehingga tidak terdisbusi dipertanggungjawabkan penggunaannya
secara proposional, dan petugas tidak full dengan benar oleh kelompok masyarakat.
time dilokasi kegiatan. Lebih lanjut, bentuk pengendalian
Kewenangan pemerintah pusat antara kegiatan pemberdayaan masyarakat untuk

PROPOSAL
PELAPORAN
BERJENJANG & BERKALA
(setiap 3 bulan)

VERIFIKASI
CP & CL
PENGENDALIAN
&
PENGAWASAN
SETUJU /
TIDAK

PENETAPAN PENYALURAN & PELAKSANAAN


CP & CL SERAH TERIMA KEGIATAN

Gambar 1. Mekanisme Penyaluran BLM

48 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
MEKANISME PENGELOLAAN BLM OLEH POKMAS ..
..
POKMAS ..
Didampingi ..
TP/Fasilitor ..
RUK/RUB
Didampingi ..
TP/Fasilitor ..
RENCANA AKSI
KEGIATAN / USAHA
..
PENGENDALIAN ..
&
PENGAWASAN
DILAKSANAKAN DIMONITOR/DIPANTAU &
DIEVALUASI SECARA BERKALA
(triwulan oleh Dinas KP)

DILAPORKAN
(KENDALA & KEBERHASILAN)
setiap bulan oleh Pokmas
Gambar 2. Pengelolaan BLM oleh Pokmas

mengelola BLM agar sesuai rencana untuk terjadi. Gambar 1 memberikan ilustrasi
mencapai tujuan diperlukan pendampingan/ tahapan dalam mekanisme penyaluran
pelatihan/penyuluhan dan pembinaan BLM yang memerlukan pengendalian
teknis maupun administrasi oleh aparat/ dan pengawasan secara administrasi dan
petugas yang kompeten. Hal ini berguna pelaksanaannya.
bagi peningkatan kapasitas dan penguatan Selanjutnya, dalam pengelolaan BLM
kelembagaan/kelompok masyarakat agar ada yang dilakukan secara mandiri oleh
mandiri. Seluruh rangkaian proses/tahapan kelompok masyarakat (Pokmas), dan
tersebut diatas dikendalikan dan diawasi ada pula yang dilakukan melalui pola
secara berjenjang dengan mengacu pada kemitraan dengan pihak ketiga, ketika
peraturan dan ketentuan (NSPK) guna kelompok masyarakat tidak lagi sanggup
mengurangi risiko-risiko. mengelola sendiri usahanya. Gambar 2
Aktivitas pengawasan dan pengendalian adalah tahap dalam pengelolaan BLM oleh
tersebut seharusnya dirancang dan ada kelompok masyarakat yang memerlukan
Rencana Aksi (action plant) sebagai alat pendampingan oleh Tenaga Pendamping
kontrol secara berkala/periodik. Pengawasan (TP)/Penyuluh/Fasilitator agar terhindar
dan pengendalian dalam penyaluran BLM dari risiko penggunaan yang tidak sesuai
dilakukan pada setiap tahapan/proses dengan rencana usaha kelompok (RUK/
melalui aktivitas reviu/cek and ricek untuk RUB). Dalam penggunaan/belanja BLM
memastikan apakah telah sesuai prosedur diperlukan reviu/cek and ricek dan
dan kriteria yang ditetapkan, dan tepat pengawasan apakah telah sesuai dengan
waktu. Selanjutnya dipantau secara berkala kebutuhan teknis (tidak dibelanjakan
(mingguan/bulanan) guna mengetahui sekaligus/bertahap) dan secara administrasi
tingkat perkembangan penyaluran dan tercatat/dibukukan dan dilengkapi dengan
pemanfaatan BLM secara dini guna faktur/kwitansi belanja barang. Aktivitas ini
mengatasi hambatan/permasalahan apabila dimonitor/dipantau dan dilaporkan tertulis

Edisi II Tahun 2014 49


.. Kinerja
..
..
..
.. MEKANISME PENGELOLAAN BLM MELALUI KEMITRAAN
..
.. POKMAS + MITRA
.. Difasilitasi
.. Dinas KP
SPK disepakati
..
susun RUK/RUB
..
.. Didampingi
.. RENCANA AKSI TP/Fasilitor
KEGIATAN / USAHA
PENGENDALIAN
&
PENGAWASAN

DILAKSANAKAN DIMONITOR/DIPANTAU &


DIEVALUASI SECARA BERKALA
(triwulan oleh Dinas KP)

DILAPORKAN
(KENDALA & KEBERHASILAN)
setiap bulan oleh Pokmas
Gambar 3 Pengelolaan BLM melalui Kemitraan

secara periodik/berkala tertulis sebagai tujuan pemberdayaan kepada kelompok


bentuk pertanggungjawaban kegiatan masyarakat tercapai. Pelibatan kelompok
untuk mengetahui tingkat perkembangan masyarakat dalam kerjasama kegiatan/
kegiatan/usaha kelompok (berhasil sesuai usaha menjadi hal penting dengan harapan
rencana atau bermasalah/gagal). akan terjadi alih pengetahuan/teknologi dan
Pada Gambar 3 adalah pengelolaan majerial dalam mengelola suatu kegiatan/
BLM oleh kelompok masyarakat melalui usaha. Dalam pembuatan perjanjian
kemitraan dengan pihak ketiga. Hal kemitraan/SPK, antara lain memuat ;
ini ditempuh ketika ketidakberdayaan • Jangka waktu pelaksanaan kemitraan;
kelompok masyarakat dalam mengelola • Keterlibatan Pokmas dalam pengelolaan
BLM secara mandiri. Aktivitas pengen- kegiatan/sarana prasarana;
dalian dan pengawasan pada prinsipnya • Hak dan kewajiban para pihak;
dilakukan pada setiap tahapan/proses, • Pengaturan bagi hasil saling meng-
baik secara administrasi maupun teknis untungkan para pihak (jika usaha);
(seperti dijelaskan sebelumnya) dengan • Pengaturan penyelesaian perselisihan/
mengacu pada peraturan/ketentuan sanksi.
yang berlaku. Bedanya pengelolaan BLM Akhir kata... “sebesar apapun upaya
melalui mekanisme ini adalah harus yang kita lakukan untuk masyarakat,
didukung dengan perikatan perjanjian hasilnya merupakan cerminan kinerja kita”.
kerjasama yang dituangkan dalam Surat
Perjanjian Kerjasama (SPK) antara PUSTAKA :
kelompok masyarakat selaku penerima Hasil Pengawasan Itjen KKP melalui kegiatan
audit, pemantauan dan evaluasi tahun 2010 s.d.
BLM dengan mitranya. Penentuan mitra 2014
kerjasama tersebut dilakukan secara
selektif dengan kriteria yang jelas agar

50 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
Profesionalisme Pengawasan ..
..

Pengadaan Barang dan Jasa ..


..
..
..
..
..
..

Oleh : Lutfi

P
ada umumnya ketentuan per- institusi pengawasan lingkup KKP.
syaratan dalam memilih seorang Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata
pemimpin setiap Organisasi Ke- profesionalisme memiliki makna yakni
menterian/Lembaga maupun Perusahaan memiliki kemampuan atau keahlian dalam
adalah memiliki profesionalisme. Kabinet melaksanakan pekerjaan. Dengan nilai
Kerja Tahun 2015-2019 Presiden RI ke-7 luhur profesional tersebut diharapkan
menetapkan Jabatan Menteri dipangku seluruh Auditor harus profesional dalam
dari profesional non partai dan profesional melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
partai yang diharapkan dapat mengimple- bidang masing-masing. Pertanyaannya,
mentasikan program-program pemerintah apakah Auditor telah dapat melaksanakan
sesuai dengan keahliannya, sebagaima- tugasnya secara profesional?. Jawaban
na dalam perusahaan diharapkan dapat mungkin ya atau mungkin juga belum
memenuhi target yang telah ditentukan se- optimal.
hingga sasaran profit dapat dicapai.
Profesional ini pula telah dijadikan Profesional dalam Pengadaan
nilai luhur yang diterapkan oleh KKP Barang Jasa
dan juga Itjen KKP bagi seluruh pegawai Dalam Perpres 54 tahun 2010 dan
di Inspektorat Jenderal Kementerian perubahan Perpres 70 tahun 2012 tentang
Kelautan dan Perikanan dalam melaksana- Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
kan tugas dan fungsinya sebagai pada Pasal 7 telah dirumuskan bahwa

Edisi II Tahun 2014 51


.. Kinerja
..
..
..
organisasi pengadaan barang dan jasa Dari uraian tersebut di atas bahwa salah
..
yang melalui penyedia barang dan jasa satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh
..
terdiri dari Pengguna Anggaran (PA)/ PPK, Pokja Pengadaan maupun Panitia
..
.. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan harus memiliki
.. Pembuat Komitmen (PPK), Unit Layanan kualifikasi teknis mengenai pekerjaan
.. Pengadaan (ULP)/Pejabat Pengadaan, dan yang akan diadakan. Hal ini menunjukkan
.. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan bahwa seluruh pekerjaan harus dapat
.. (PPHP). Untuk ditetapkan sebagai PPK dilaksanakan secara profesional.
.. seperti yang telah ditentukan pada Dengan adanya tuntutan profesional
Pasal 12 adalah salah satunya memiliki kepada penyelenggara pengadaan di-
kualifikasi teknis serta manajerial untuk harapkan pelaksanaan pengadaan akan
melaksanakan tugas sebagai PPK. memenuhi prinsip pengadaan barang dan
Kualifikasi teknis disini diartikan bahwa jasa seperti yang tertuang pada Pasal 5
PPK harus profesional dan memiliki yakni efesien, efektif, transparan, terbuka,
pengetahuan teknis pekerjaan yang akan bersaing, adil dan akuntabel, serta dengan
dilaksanakan/diadakan, sedangkan makna pemenuhan prinsip dasar ini, maka sasaran
dari memiliki manajerial adalah memiliki pengadaan barang dan jasa akan tercapai.
pendidikan Sarjana dengan bidang keahlian Dengan ditetapkan persyaratan pro-
yang sedapat mungkin sesuai dengan fesional dalam Perpres, seharusnya KPA
tuntutan pekerjaan. dalam memilih organisasi ini seperti PPK,
Lalu bagaimana dengan Kelompok Pokja Pengadaan dan PPHP harus mene-
Kerja (Pokja) Pengadaan, apakah harus rapkan persyaratan tersebut, sehingga
profesional juga?. Tentunya pokja peng- personil yang dipilih untuk melaksanakan
adaan harus memenuhi kriteria profesional. pekerjaan benar benar yang memahami
Hal ini seperti yang tertuang dalam Pasal kegiatan. Kita bisa bayangkan seandainya
17, dikatakan bahwa Kelompok Kerja personil yang dipilih tidak memiliki
Pengadaan harus memahami pekerjaan pengetahuan atas pekerjaan yang akan
yang akan diadakan. Dan mengenai diadakan, bisa diprediksikan akan ada
persyaratan Panitia Penerima Hasil permasalahan dalam proses pengadaan
Pekerjaan seperti yang tertuang dalam maupun dalam pelaksanaan kontrak.
Pasal 18 dikatakan bahwa untuk ditetapkan Sebagai gambaran, berdasarkan pe-
sebagai PPHP harus memiliki salah satu mantauan penulis selama mendampingi
persyaratan adalah memiliki kualifikasi Satker dalam pelaksanaan pengadaan,
teknis. personil yang ditetapkan apakah sebagai
PPK, Pokja Pengadaan dan PPHP sering
dijumpai tidak memiliki pengetahuan
tentang pekerjaan yang diadakan. Sebagai
contoh pada beberapa Satker terdapat
pembangunan dermaga yang merupakan
bagian pekerjaan konstruksi, diketahui
bahwa PPK, Pokja Pengadaan maupun
PPHP tidak memiliki pengetahuan
dan kualifikasi pekerjaan dermaga,
sehingga mengakibatkan gambar peren-
canaan yang tidak jelas baik dimensi,
spesifikasi maupun ketepatan posisinya;
ketidaksesuaian gambar dengan anggaran,

52 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

dan penyusunan analisa harga satuan yang Cara Mengatasi Permasalahan


tidak benar. Kesalahan ini karena tidak Seperti kita ketahui bersama, pada
adanya pengetahuan dari PPK maupun Satker lingkup KKP terdapat pengadaan
tim yang dibentuk untuk membantu PPK barang/jasa yang meliputi: barang,
memahami pekerjaan dermaga tersebut. konstruksi dan jasa konsultansi. Dalam
Akibat lain yang ditemukan pada dokumen melaksanakan pekerjaan pengadaan
pengadaan, seringkali terjadi kesalahan barang/jasa tersebut, seringkali Satker
dalam membuat kriteria penilaian teknis tidak memiliki personil yang memahami
dalam evaluasi teknis, dan peralatan yang kegiatan yang diadakan. Pengadaan
dipersyaratkan dalam kriteria teknis tidak barang mungkin tidak ada masalah dan
sesuai dengan kebutuhan di lapangan. resikonya kecil, namun pada pekerjaan
Kesalahan juga terdapat pada waktu konstruksi dengan anggaran besar akan
pelaksanaan pekerjaan, dikarenakan PPHP menjadi masalah dan resiko besar.
tidak memahami kegiatan, seringkali hanya Hampir setiap tahun Satker menangani
menandatangani berita acara pemeriksaan, pekerjaan konstruksi, namun tidak banyak
tidak melakukan croscheck kondisi riil yang memiliki tenaga teknik sipil. Guna
lapangan yang ternyata tidak sesuai mengatasi kondisi ini, seharusnya setiap
dengan kebutuhan/gambar, sebagai contoh Satker terutama yang mengelola aset
pada pekerjaan pembesian sering terjadi bangunan sebaiknya memiliki tenaga
perbedaan, diameter, ataupun vender dan teknik sipil. Sebagai ilustrasi, Penulis
pekerjaan lainnya. mencontohkan beberapa Perusahaan

Edisi II Tahun 2014 53


.. Kinerja
..
..
..
swasta yang menyediakan gedung-gedung Inspektorat Jenderal melakukan peng-
..
untuk sewa kantor dan hampir semua awasan terhadap 10 unit Eselon I, yang
..
kantor tersebut mempekerjakan tenaga mana Eselon I tersebut memiliki keragaman
..
.. sipil untuk melakukan pemeliharaan aset- jenis pekerjaan yang diadakan. Pengadaan
.. asetnya. Sementara Satker Pemerintah berupa peralatan laboratorium, peralatan
.. dalam mengadakan dan mengelola perikanan, konstruksi gedung, dermaga,
.. aset dengan nilai yang cukup besar jalan, pengadaan kapal perikanan,
.. tidak memenuhi tenaga manusia yang excavator, kincir air, genset, keramba
.. profesional. Cara mengatasi permasalahan jaring apung, peralatan komputer, softwear/
tersebut yakni melalui perekrutan pegawai aplikasi, penyusunan peraturan dan
yang berlatar belakang sesuai kebutuhan. perundang-undangan dan masih banyak
Selain itu Satker dapat meminta bantuan kegiatan lainnya. Bila kita mengacu pada
tenaga teknis dari kementerian lain sesuai nilai profesional yang dianut, selayaknya
dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. dalam pelaksanaan pengawasan harus
Untuk satker UPT yang berada dibawah ada perwakilan personil yang memahami
Eselon I Pusat dapat mengikutsertakan kegiatan-kegiatan tersebut. Dalam me-
atau meminta tenaga ahli dari Pusat. laksanakan pengawasan kapal tentunya
Khusus untuk PPHP harus ditentukan harus memiliki Auditor dari teknik
yang benar-benar memiliki pengetahuan perkapalan atau memahami permesinan,
terkait pekerjaan yang dikerjakan, karena jika pengawasan tentang perikanan harus
apabila pekerjaan sudah diterima oleh dilibatkan personil dengan keahlian per-
PPHP tersebut, maka tidak ada alasan bagi ikanan. Begitu juga jika melakukan peng-
PPK untuk tidak membayar pekerjaan. awasan terkait pembangunan gedung atau-
pun dermaga tentunya harus melibatkan
Profesional dalam pelaksanaan personil yang memahami pekerjaan kon-
pengawasan truksi.
Inspektorat Jenderal sudah menentukan Profesional dalam pengawasan menurut
nilai luhur dalam pelaksanaan pengawasan penulis belum dapat diterapkan sepenuh-
yakni nilai profesional. Tapi apakah nya dalam kegiatan pengawasan, hal
nilai telah diimplementasikan dalam ini dikarenakan personil yang ada pada
pelaksanaan pengawasan. Menurut Inspektorat Jenderal komposisi ilmunya
evaluasi penulis bahwa belum seluruhnya belum ideal. Personil yang memiliki
nilai professional dalam pelaksanaan keahlian teknik mesin/perkapalan belum
pengawasan bisa diterapkan dalam ada di Itjen, teknik sipil baru 3 orang,
pekerjaan. sedangkan keahlian ekonomi akuntansi
dan perikanan hampir semua Inspektorat
memiliki personil tersebut, namun teknis
di bidang budidaya belum seluruhnya
terwakili di masing-masing Inspektorat.
(BPK) sebagai contoh, penulis pernah
melihat bahwa dalam penugasan peme-
riksaan eksternal pada saat tim audit
melaksanakan pemeriksaan pembangunan
gedung, terlihat bahwa dari delapan
orang dalam tim penugasan, terdapat
separuhnya memiliki latar belakang
teknik sipil. Hal ini menunjukan institusi

54 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

tersebut mengedepankan profesional akan diberikan pelatihan mengenai jenis-


dalam pelaksanaan pekerjaan. Kebutuhan jenis kayu, bagaimana mencampur bahan
profesional ini pula telah ditunjukan sampai menghasilkan ketebalan tertentu
oleh institusi tersebut sejak melakukan untuk kapal fiber, bagaimana menghitung
penerimaan pegawai. Kualifikasi yang kecepatan kapal dikaitkan mesin yang
diperlukan beragam ada sipil, hukum digunakan, dan bagaimana mengetahui
internasional, ilmu komputer , lingkungan ketebalan dinding kapal. Contoh lain
dan lain lain. Hal ini menunjukan bahwa untuk pekerjaan dermaga, Auditor dapat
kebutuhan personil disesuaikan jenis diajarkan bagaimana membaca gambar,
kegiatan yang akan dilakukan pemeriksaan. perencanaan menghitung volume, membuat
Kondisi tersebut belum terlihat pada analisa harga satuan, serta adanya praktek
penerapan di Inspektorat Jenderal KKP. langsung melalui kunjungan lapangan.
Lalu bagaimana upaya untuk mengatasi Sedangkan untuk ilmu budidaya dapat
kendala profesionalisme tersebut di atas. dilakukan magang secara rutin antara
Ada beberapa langkah dalam jangka Auditor sehingga seorang auditor bisa
panjang yang dapat dilakukan antara lain menghitung dan merencanakan mengenai
Inspektorat Jenderal melalui pengusulan kebutuhan bahan, pakan dan alat yang
penerimaan pegawai sesuai dengan jenis diperlukan, untuk satu siklus budidaya
kegiatan yang dilakukan pengawasan. apabila hal itu dapat diterapkan dan
Persyaratan umum yang harus dipenuhi dilakukan secara terus menerus maka
yaitu minimal setiap inspektorat memiliki nilai profesional tersebut bisa kita
tenaga teknik sipil, ekonomi (akutansi/ hadirkan pada setiap pekerjaan dilingkup
manajemen), perikanan (budidaya, pe- Inspektorat Jenderal KKP, sehingga hasil-
nangkapan, & pengolahan), hukum dan hasil pengawasan dapat lebih berkualitas
perkapalan/mesin. Sedangkan untuk jangka dan mendukung dalam keberhasilan suatu
pendek tenaga inspektorat jenderal harus organisasi KKP.
dilakukan pelatihan yang lebih fokus sesuai
kebutuhan dilapangan sehingga Auditor PUSTAKA :
memahami seluruh kegiatan. Sebagai contoh Perpres 54 tahun 2010 dan 70 tahun 2012
dalam pengadaan Kapal, setiap personil

Edisi II Tahun 2014 55


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Iriawanti

Tata Ruang Laut Sebagai Alat


Pengendalian dan Pengawasan
I
ndonesia memiliki kekayaan sumber- kecil masih relatif minim.
daya alam laut yang besar, memiliki Merujuk pada UU Nomor 27 Tahun
17.504 pulau, panjang pantai Indonesia 2007, yang dimaksud Rencana Zonasi
mencapai 95.181 km dengan luas laut 5,4 adalah rencana yang menentukan arah
juta km2 serta Indonesia merupakan penggunaan sumber daya tiap-tiap satuan
pusat segi tiga terumbu karang dunia yang perencanaan disertai dengan penetapan
dikenal dengan istilah “The Coral Triangle” struktur dan pola ruang pada kawasan
yang memiliki keragaman hayati perairan perencanaan yang memuat kegiatan yang
lebih dari 70 genera dan 500 jenis karang. boleh dilakukan dan yang tidak boleh
Persoalannya kini adalah apakah potensi dilakukan serta kegiatan yang hanya dapat
yang besar tersebut dapat sebesar besarnya dilakukan setelah memperoleh izin.
dieksploitasi/dimanfaatkan untuk kegiatan Hasil pengawasan Inspektorat Jenderal
bidang kelautan dan perikanan serta KKP, menunjukan bahwa Kementerian
memberikan kontribusi bagi kesejahteraan Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat
rakyatnya. Belum dapat dipastikan, selain Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau-
untuk konservasi ada kepentingan lain Pulau Kecil telah memfasilitasi penyusun-
seperti kegiatan pertambangan, pariwisata, an sejumlah dokumen perencanaan tata
perhubungan laut/lalu lintas air dan sebagai ruang/Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
sumber energi lainnya sehingga perlu tata dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) di-
kelola laut yang saling disinkronisasikan mana urusan tersebut sebenarnya adalah
dengan berbasis pada perencanaan tata kewenangan daerah. Out put yang di-
ruang. Hal ini perlu diperjelas, mengingat hasilkan dari kegiatan tersebut dalam
selama ini kepastian hukum terhadap kenyataannya belum menghasilkan
pengelolaan/pemanfaatan ruang di produk hukum berupa Peraturan Daerah
wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau (PERDA) sehingga kepastian hukum

56 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Provinsi/kabupaten/kota yang telah memiliki PERDA tentang RZWP-3-K

yang dapat menjamin dunia usaha pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
untuk berinvestasi membangunan dan pulau kecil. Perencanaan dimaksud terdiri
mengembangkan kegiatannya dibidang dari empat hirarki, meliputi Rencana
kelautan dan perikanan masih minim. Strategis (RS), Rencana Zonasi (RZ),
Demikian pula program/kegiatan-kegiatan Rencana Pengelolaan (RP), dan Rencana
yang dilaksanakan selama ini di wilayah Aksi Pengelolaan (RAP) wilayah pesisir
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat dan pulau-pulau kecil. Namun, lebih dari
terancam tidak berkelanjutan karena tidak 7 (tujuh) tahun dokumen rencana tersebut
memiliki status hukum pemanfaatan ruang belum tersedia lengkap.
yang jelas. Disisi lain pengendalian dan Sejumlah kendala yang teridentifikasi
pengawasan terhadap kegiatan eksploitasi/ dari hasil rapat koordinasi nasional
pemanfaatan kekayaan di wilayah pesisir, dalam upaya mengakselerasi penyusunan
laut dan pulau-pulau kecil tidak berjalan dokumen RZWP-3-K, yaitu:
dengan baik, apabila tidak didukung dengan 1. Belum ada kesamaan pola pikir dan cara
regulasi yang jelas mengenai peruntukan pandang para eksekutif dan legislatif
ruangnya. di tingkat pusat maupun daerah dalam
Daerah provinsi/kabupaten/kota yang penataan ruang perairan laut WP3K/
telah memiliki PERDA tentang RZWP- RZWP-3-K;
3-K menurut liputan data yang pernah 2. Belum dipahaminya cara penyusunan
difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan RZWP-3-K disertai dengan peraturan
Perikanan melalui Direktorat Jenderal zonasi;
KP3K, yaitu: 3. Kualitas hasil perencanaan RZWP-
Sejak diundangkannya UU Nomor 27 3-K yang disusun selama ini kurang
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah baik, salah satunya karena data yang
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka digunakan adalah data yang tersedia,
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/ bukan data yang dibutuhkan;
Kota) berkewajiban menyusun perencanaan 4. Terbatasnya fasilitator yang mempunyai

Edisi II Tahun 2014 57


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Taman Laut Bunaken

pengetahuan yang memadai tentang rosesan data spasial, misalnya teknologi


wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil pengolahan citra satelit penginderaan
dan RZWP-3-K; jarak jauh untuk penentuan daerah
5. Daerah belum memahami RZWP-3-K penangkapan ikan pelagis dan pemodelan
sebagai instrumen penataan ruang di oceanografi relatif rumit bagi pemerintah
perairan laut; daerah.
6. Keterbatasan anggaran untuk pengum- Data spasial sebagai dasar perencanaan
pulan data dan informasi dan untuk WP3K, harus memenuhi persyaratan
menyusun RZWP-3-K yang sifatnya kualitas dan kuantitas yaitu: tepat, akurat,
partisipatif; dan mutakhir, dapat dipertanggungjawabkan
7. Terbatasnya SDM. Disamping itu untuk menghasilkan RZWP-3-K dan
masih menunggu PERDA/revisi PERDA secara ilmiah dapat diterapkan. Namun
tentang RTRW, perubahan batas admi- penggunaan data spasial untuk penyusunan
nistrasi wilayah, dan belum jelasnya RZWP-3-K belum sesuai kebutuhan, yaitu
batas kewenangan pengelolaan ruang belum tersedia data dan informasi sesuai
laut daerah. tingkatan perencanaan. Data dan informasi
Beberapa permasalahan yang menge- yang dibutuhkan tersebut tersebar di
muka adalah; berbagai Kementerian/Lembaga di pusat
• lemahnya koordinasi dengan stakeholder, dan daerah, dimana masing-masing
swasta, institusi tersebut melakukan pengumpulan
• lemahnya akses terhadap data dasar data dan informasi namun belum semuanya
di Kementerian dan Lembaga penyedia mengikuti kaidah One Map, yaitu satu
data, format, satu referensi, satu geodatabase
• lemahnya mekanisme rekruitmen konsul- dan satu geoportal.
tan pelaksana kegiatan, Penyebarluasan Norma Standar Prose-
• perubahan Norma Standar Prosedur dur dan Kriteria penyusunan RZWP-3-K
Kriteria (NSPK) penyusunan rencana melalui kegiatan sosialisasi, Bimbingan
zonasi yang relatif cepat, Teknis, dan Asistensi menjadi penting
• teknologi yang digunakan dalam pem- untuk meningkatkan kapasitas SDM dalam

58 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
rangka mengakselerasikan kegiatan yang Kelompok Kerja Pemetaan Sumberdaya
..
terkait dengan surat edaran Kemendagri Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
..
kepada para Gubernur pada Desember untuk menginisiasi kelembagaan penge- ..
2013 untuk percepatan penyusunan RZWP- lolaan data dan informasi spasial WP3K ..
3-K di wilayah kerjanya. di daerah; ..
Dengan terbitnya Undang-Undang 4. Aktif mengikuti Bimbingan Teknis ..
Nomor 1 Tahun 2014 tentang perubahan penyusunan RZWP-3-K yang meliputi; ..
atas Undang Undang Nomor 27 Tahun teknis pengumpulan data, analisis ..
2007 dan Undang-Undang Nomor 23 GIS, dan teknis perencanaan, sehingga ..
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pemerintah lebih memahami cara
memberikan dorongan/akselerasi legislasi penyusunan RZWP-3-K;
RZWP-3-K untuk pengelolaan sumberdaya Pemerintah pusat melakukan hal-hal
di daerah. berikut;
Selanjutnya diharapkan Pemerintah 1. Menyelenggarakan Rakor Nasional untuk
Daerah, dapat; menyatukan komitmen kementerian dan
1. Meningkatkan peran aktif dan sinergi lembaga dalam mendukung penyediaan
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) data dan informasi spasial. Hal ini sesuai
dan pemangku kepentingan terkait dengan amanat Rapat Kerja Nasional
dalam rangka menyiapkan data dan Badan Koordinasi Penataan Ruang
informasi spasial yang dibutuhkan Nasional (RAKERNAS BKPRN) Tahun
dalam penyusunan RZWP-3-K; 2013, yang salah satu hasilnya adalah
2. Meningkatkan koordinasi secara aktif dalam rangka akselerasi penyusunan
dengan kementerian dan lembaga RZWP-3-K, Kementerian/Lembaga harus
penyelenggara data dan informasi spasial berkomitmen untuk mendukung penye-
sesuai dengan kebutuhan penyusunan diaan data dan informasi spasial;
RZWP-3-K di wilayahnya; 2. Mengaktifkan kelompok kerja pemetaan
3. Meningkatkan koordinasi dengan Direk- sumberdaya pesisir dan pulau-pulau
torat Tata Ruang Laut Pesisir dan Pulau- kecil lintas Kementerian/Lembaga/
pulau Kecil, Ditjen Kelautan Pesisir Pemerintah Daerah, agar data spasial
dan Pulau-pulau Kecil sebagai Ketua yang ada di Kementerian dan Lembaga

Edisi II Tahun 2014 59


.. Kinerja
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

tersebut dapat dikumpulkan dan dikelola lingkungan/SDA;


untuk mendukung penyusunan RZWP- • Konflik pemanfaatan di kawasan pesisir
3-K; dan pulau-pulau kecil serta di laut;
3. Membuat dan mendorong penyepakatan • Sanksi hukum yang tidak dapat
terhadap mekanisme penyediaan data diterapkan secara adil;
dan informasi untuk penyusunan RZWP- • Investor enggan berinvestasi.
3-K; Dengan terbitnya Undang-Undang
4. Menyelenggarakan Rakor Regional Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan,
untuk mengkoordinasikan pengelolaan waktunya kini pemerintah dan pemerintah
data dan informasi spasial dalam daerah meningkatkan perhatiannya untuk
rangka mendukung penyediaan data dan menatakelola laut sesuai kewenangan tugas
informasi spasial; dan fungsinya agar kekayaan sumberdaya
5. Membuat NSPK untuk evaluasi data dan alam laut dapat dikelola dan dimanfaatkan
informasi yang akan digunakan untuk secara berkelanjutan dengan lestari untuk
penyusunan RZWP-3-K; kepentingan memajukan kesejahteraan
6. Melaksanakan Bimbingan Teknis umum sebagaimana diamanatkan dalam
penyusunan RZWP-3-K yang meliputi; Undang-Undang Dasar Negara Republik
teknis pengumpulan data, analisis Indonesia Tahun 1945.
GIS, dan teknis perencanaan, sehingga
pemerintah lebih memahami cara DAFTAR PUSTAKA :
penyusunan RZWP-3-K; 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang
perubahan atas Undang Undang Nomor 27
7. Penyusunan RZWP-3-K melalui pihak Tahun 2007 dan Undang-Undang Nomor 27
ketiga, mensyaratkan penggunaan tahun 2007 tentang Pengelolaan WP3K
tenaga ahli yang telah tersertifikasi; 2. Hasil Audit, Evaluasi dan Pemantauan Itjen
Resiko-resiko yang mungkin terjadi KKP;
dapat dihindari dengan Tata Ruang/ 3.
Hasil Rapat Koordinasi Nasional Akselerasi
Penyusunan RZ-WP3K
Rencana Zonasi yang baik dapat mengatasi
4.
Hasil Rapat Koordinasi Nasional Penyediaan
hal-hal, seperti;
Data dan Informasi Spasial
• Eksploitasi sumberdaya alam di kawasan
pesisir dan pulau-pulau kecil serta
sumberdaya perairan yang tidak ter-
kendali akan berdampak pada kerusakan

60 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Oleh : Yuliadi

Pengakuan Piutang dari TP/TGR


Pada Full Accrual Based-Accounting and Budgeting

S
ebagaimana diamanatkan dalam penyiapan dan penetapan Standar Akun-
Undang-Undang No. 17 Tahun tansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual
2003 tentang Keuangan Negara dan melalui Peraturan Pemerintah (PP)
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Nomor 71 Tahun 2010, 22 Oktober 2010
Perbendaharaan Negara, bahwa seluruh sebagai pengganti dari PP 24 tahun 2005.
kementerian seharusnya telah diwajibkan Dalam PP tersebut ditetapkan bahwa
menerapkan akuntansi berbasis akrual. untuk menuju basis akrual, pemerintah
Dalam Pasal 12 dan 13 UU No. 1 Tahun akan menggunakan basis kas menuju
2004 tentang Perbendaharaan Negara, akrual (Cash Towards Accrual/CTA) yang
menetapkan bahwa pendapatan dan belanja merupakan suatu pendekatan unik yang
dalam APBN dicatat menggunakan basis dikembangkan oleh Indonesia untuk dapat
akrual. Dengan menerapkan akuntansi menyajikan empat laporan keuangan
berbasis akrual, diharapkan informasi pokok yang diamanatkan dalam UU dan
keuangan yang disajikan lebih lengkap dan disesuaikan dengan kondisi (peraturan,
informatif karena menyediakan informasi sistem, sarana dan prasarana, serta
kegiatan operasional pemerintah, evaluasi Sumber Daya Manusia) di Indonesia. Tentu
efisiensi dan efektivitas serta ketaatan harapannya tidak hanya penerapan dalam
terhadap peraturan. Kewajiban penerapan penyusunan laporan keuangan (akuntansi)
akuntansi berbasis akrual tersebut di- namun secara lebih luas lagi yaitu pada
amanatkan dalam Peraturan Menteri saat perencanaan, dalam penganggaran
Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 yang (budgeting).
berlaku mulai 1 Januari 2015. Perbedaan utama basis akrual dengan
Tahapan penerapan akuntansi berbasis kas dilandasi pada dua hal utama yaitu:
akrual dimulai pada tahun 2010 dengan • Pengakuan pendapatan, dimana pada

Edisi II Tahun 2014 61


.. Kinerja
..
..
..
3. Peningkatan akuntabilitas untuk semua
..
sumber daya (aset) yang dikendalikan
..
.. oleh entitas dan distribusi sumber
.. daya tersebut (termasuk pengelolaan
.. anggaran). Hal ini karena dalam
.. akuntansi akrual disajikan pula
.. laporan operasional kegiatan, sehingga
.. akan tergambar kesehatan keuangan
.. dikaitkan pada kinerja organisasi
pemerintah.
Di pihak lain, terdapat beberapa ke-
lemahan dalam penerapan akuntansi dan
penganggaran berbasis akrual (Oktaviani,
basis akrual adalah pada saat pemerin- dkk, 2014), yaitu:
tah mempunyai hak untuk melakukan 1. Estimasi akuntansi meningkat dalam
penagihan dari hasil kegiatan pemerin- pelaksanaan accrual-based budgeting
tah, sehingga kapan kas atau setara kas sehingga mungkin menghasilkan ke-
benar-benar diterima menjadi hal yang tidakpastian mengenai jumlah yang
kurang penting, dan dianggarkan. Demikian pula dalam
• Pengakuan biaya/beban, dimana penga- pelaporannya, diperlukan estimasi dalam
kuan dilakukan pada saat kewajiban hal penyusutan aset misalnya, termasuk
membayar sudah terjadi, meskipun biaya/ pencatatan hak/pendapatan yang sangat
beban tersebut belum dibayar. mungkin akan diterima pemerintah pada
Dari dua hal tersebut, akuntansi dan periode pelaporannya.
penganggaran berbasis akrual memiliki 2. Pelaksanaan pemeriksaan atas Laporan
potensi lebih baik daripada basis kas Keuangan dapat menjadi semakin rumit,
maupun CTA. Beberapa kelebihan tersebut karena perubahan basis pada akuntansi
antara lain (dihimpun dari berbagai dan penganggaran akan mengubah
literatur oleh Oktaviani, dkk, 2014): cara pemeriksaan yang dilakukan oleh
1. Peningkatan transparansi serta akunta- pemeriksa atau auditor. Pemeriksaan
bilitas mengenai biaya pelayanan publik laporan keuangan pemerintah tidak
(cost of public service), karena semua terbatas pada apa yang diakui,
biaya yang diperlukan untuk suatu dicatat, dan disajikan dalam Laporan
pelayanan diungkapkan. Keuangan, tetapi juga meliputi value
2. Identifikasi yang lebih baik mengenai for money yaitu ekonomis, efisiensi,
kewajiban kontinjensi (contingency) dan efektifitas dalam penggunaan
yang akan dibayarkan di masa depan, anggaran. Accrual-based accouting dan
misalnya: pensiun, dan termasuk risiko accrual-based budgeting terintegrasi dan
default hutang yang akan jatuh tempo berkaitan mengenai perencanaan dan
bersanksi denda. Sehingga diharapkan pelaporannya (pertanggungjawaban),
pemerintah dapat merencanakan pem- sehingga dalam pemeriksaannya juga
bayaran pensiun dan utang yang akan perlu diperiksa mengenai keseuaian
jatuh tempo, serta kewajiban lainnya apa yang direncanakan dan bagaimana
dengan baik. Dengan kata lain, dapat realisasinya berdasarkan basis akrual.
memberikan informasi lebih menyeluruh 3. Memerlukan biaya yang sangat mahal,
tentang keuangan (termasuk misalnya karena penerapan basis akrual baik di
penyusutan aset, dan sebagainya). penganggaran maupun di pelaporan

62 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
keuangan menyiratkan bahwa semua
..
pemerintah harus menilai aset mereka
..
pada harga pasar yang tentunya
..
memerlukan waktu dan biaya. Selain itu ..
biaya dan waktu juga diperlukan untuk ..
membangun sistem akuntasi keuangan ..
yang baru, infrastruktur dan teknologi, ..
serta pelatihan maupun rekrutmen SDM ..
pengelola keuangan dengan kompetensi ..
akuntansi yang memadai.
Sehingga menurut penulis, diperlukan
kemauan politik yang sungguh-sungguh
dari pemerintah dengan menerbitkan telah diperoleh. Sebagai catatan Buletin
aturan-aturan penjelas. Hal ini dikarenakan Teknis dimaksud adalah Buletin Teknis
pemerintah tampaknya belum siap, terlihat 06 (KSAP, Tahun 2008) yang merupakan
dari belum adanya revisi Buletin Teknis penjelas PSAP dalam PP 24 tahun 2005.
atau aturan baru penjelas lainnya terkait Namun, apabila penyelesaian TP/TGR
pelaksanaan PP No 71 Tahun 2010, yang tersebut dilaksanakan melalui jalur
didalamnya termuat Pernyataan Standar pengadilan, maka pengakuan piutang baru
Akuntasi Pemerintah (PSAP). Sebagaimana dilakukan setelah ada surat ketetapan
diketahui bahwa Buletin Teknis adalah yang telah diterbitkan oleh instansi yang
informasi yang berisi penjelasan teknis berwenang. Untuk pengukurannya, KSAP
akuntansi sebagai pedoman bagi pengguna. mengaturnya sebagai berikut:
Buletin Teknis SAP dimaksudkan untuk • Disajikan sebagai aset lancar sebesar
mengatasi masalah teknis akuntansi dengan nilai yang jatuh tempo dalam tahun
menjelaskan secara teknis penerapan berjalan dan yang akan ditagih dalam 12
PSAP, dan hingga saat ini Buletin Teknis (dua belas) bulan ke depan berdasarkan
yang telah disusun sebagaimana dapat surat ketentuan penyelesaian yang telah
diunduh melalui Website (http://www.ksap. ditetapkan;
org/sap/buletin-teknis-dan-interpretasi-psap/) • Disajikan sebagai aset lainnya terhadap
merupakan ‘warisan’ dari PP No 24 Tahun nilai yang akan dilunasi di atas 12 (dua
2005 yang telah dinyatakan dicabut dan belas) bulan berikutnya.
sudah tidak berlaku lagi sejak PP No 71 Pengakuan dan pengukuran tersebut
Tahun 2010 dinyatakan berlaku. juga harus dilengkapi dengan pengungkapan
Khusus terkait akuntansi pendapatan yang memadai dalam Catatan atas Laporan
negara dalam bentuk aset lancar berupa Keuangan (CaLK).
piutang, menarik untuk membahas piutang Dari uraian tersebut, terlihat komplek-
yang berasal dari TP dan TGR. PP No 71 sitas akuntansi piutang khususnya yang
Tahun 2010 tidak mengatur secara rinci berasal dari TP/TGR. Selama ini yang
bagaimana pengakuan dan pengukuran umum diungkap sebagai kerugian negara
piutang TP/TGR.. Disebutkan dalam adalah temuan hasil pemeriksaan BPK
Buletin Teknis penjelasan PSAP 06 tersebut yang bernilai keuangan dengan kewajiban
bahwa pengakuan dilakukan manakala pengembalian ke Kas Negara, atau TGR
Surat Keterangan Tanggung Jawab atas aset tetap yang hilang (umumnya
Mutlak (SKTM), yang menunjukkan bahwa kendaraan roda-2, kendaraan roda-4 atau
penyelesaian atas TP/TGR dilakukan peralatan dan mesin). Padahal kerugian
dengan cara damai (di luar pengadilan), negara sangatlah luas sebagaimana

Edisi II Tahun 2014 63


.. Kinerja
..
..
..
diatur dalam UU No 17 Tahun 2003
..
tentang Keuangan Negara dan UU 1
..
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
..
.. Negara, termasuk diantaranya adalah
.. ketekoran kas, pembayaran kegiatan fiktif,
.. kelebihan pembayaran atau duplikasi
.. pembayaran, dsb. Apabila penyelesaian
.. ganti kerugian negara lebih dari 12 bulan,
.. hal tersebut akan berpengaruh pula dalam
penyajiannya pada laporan keuangan,
yaitu akan menimbulkan estimasi pada
akun kas lancar pada periode berikutnya, (Diklat) serta Bimbingan Teknis (Bimtek)
terlebih untuk temuan yang berlarut-larut berkaitan dengan hal tersebut. Melalui
penyelesaiannya. Diklat dan Bimtek tersebut diharapkan
Lebih lanjut, menurut UU No 1 Tahun Pengelola Keuangan dapat memahami dan
2004, pada Pasal 60 disebutkan bahwa pada saatnya sudah dapat menerapkan
setiap kerugian negara wajib dilaporkan secara sempurna.
kepada BPK selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari kerja setelah kerugian negara DAFTAR PUSTAKA :
diketahui, dan segera dimintakan SKTM 1. Babatunde, Shakirat Adepoju. (2013). The Effects
Of Adoption Of Accrual-Based Budgeting On
kepada pihak yang bertanggung jawab. Transparency And Accountability In The Nigerian
Alih-alih melaporkan dan segera membuat Public Sector. University of Lagos. International
SKTM, umumnya instansi pemerintah Journal of Governmental Financial Management,
Vol. XIII, No 1. (Dapat diunduh di: www.icgfm.
akan cenderung menutup-nutupi kerugian org/journal/2013/vol1/2.pdf) ;
negara, terlebih jika yang bertanggung 2. Buletin Teknis Akuntasi Piutang. KSAP (2008).
jawab adalah pejabat. Padahal pada pasal (dapat didownload melalui: http://www.ksap.
65 disebutkan bahwa ada masa kedaluwarsa org/Buletin/BULTEK06.pdf);
atas piutang TGR manakala dalam jangka 3. Deaconu, Adela, dkk. (2011). The Impact
of Accrual Accounting On Public Sector
waktu 5 (lima) tahun sejak diketahuinya
Management. An Exploratory Study for Romania.
kerugian negara atau 8 (delapan) tahun Babeş-Bolyai University. Transylvanian Review of
sejak terjadinya kerugian negara tidak Administrative;
dilakukan penuntutan terhadap yang 4. Sciences, No. 32 E/2011, pp. 74-97 (Dapat
bersangkutan. Untuk itu diperlukan peran diunduh dari: http:/www2.adb.org/documents/
reports/ accrual budgetingaccounting/
lebih dari Inspektorat Jenderal untuk AccrualBudgetingAccounting.pdf) Oktaviani, dkk
mendorong proses penerbitan SKTM (2014). Overview Implementasi Accrual-Based
melalui Tim Penyelesaian Kerugian Negara, Budgeting pada Entitas Pemerintahan: Studi
Literatur (An Overview on the Implementation of
dan sekaligus mendorong penyelesaiannya. Accrual-Based Budgeting in Government Entities:
Jika permasalahan-permasalahan ter- a Literature Study). E-Journal Ekonomi Bisnis
sebut tidak segera diantisipasi oleh pemerin- dan Akuntansi 2014, Volume 1 (1): 56-66 (dapat
diunduh di: http://bit.ly/Zp3sbr);
tah maka bukan tidak mungkin penerapan
5. Mohammadi, Saman, and Maher, Mohammahadi.
basis akrual akan tertunda, dan jikapun
(2012). Implementation of full accrual basis in
dipaksakan akan berpotensi mengalami governmental organizations (Case Study: Shiraz
kegagalan serta pada akhirnya opini University of Technology, Iran). University
laporan keuangan kementerian menjadi of Technology. Interdisciplinary Journal Of
Contemporary Research In Business, Vol.4, No.2.
turun. Oleh karena itu, sudah sepantasnya (Dapat diunduh di: journal-archieves19.webs.
kalau kementerian harus berbenah diri, com/287-298.pdf).
baik melalui pendidikan dan pelatihan

64 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
Problematika Penerapan ..

Basis Akuntansi Akrual


..
..
..
..
Oleh : M. Rachmad FST Manurung ..
..
..
Penetapan PP No. 71 Tahun 2010, sebagai ..
standar akuntansi pemerintahan berbasis
akrual telah mempunyai landasan hukum.
Dengan penerapan ini maka pemerintah
mempunyai kewajiban untuk dapat segera
menerapkan SAP yang baru yaitu SAP
berbasis akrual. Hal ini sesuai dengan
pasal 32 UU No. 17 tahun 2003 yang
mengamanatkan bahwa bentuk dan
isi laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN/APBD disusun
dan disajikan sesuai dengan SAP. Hal
ini juga ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1)
PP No. 71 Tahun 2010 yang menyebutkan

R
bahwa Pemerintah menerapkan SAP
eformasi Birokrasi di Indonesia ber- Berbasis Akrual dan disebutkan SAP
dampak pada tuntutan masyarakat berbasis akrual dilaksanakan empat
untuk mereformasi masalah keuang- tahun setelah tahun 2010, yang artinya
an, untuk itu Pemerintah mencanangkan dilaksanakan pada 2015.
reformasi di bidang keuangan negara. Hal
ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang- Isu-isu terkait Penerapan Basis
undang (UU) Nomor 17 tahun 2003 tentang Akuntansi Akrual
Keuangan Negara, yang mengharuskan Dalam makalah yang berjudul
Keuangan Negara dikelola secara tertib, ”Transition to Accrual Accounting” IMF
taat pada peraturan perundang-undangan, (International Monetary Fund), tentang
efisien, ekonomis, efektif, transparan dan catatan dan petunjuk teknis mengenai
bertanggung jawab dengan memperhatikan akuntansi akrual dan beberapa isu
rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin terkait dengan penerapan basis akrual,
diwujudkan. Ditegaskan juga pada Pasal tentang kesiapan Pemerintah Indonesia
36 ayat (1) yaitu : ”Ketentuan mengenai menerapkan akrual pada tahun 2015.
pengakuan dan pengukuran pendapatan Diantara isu tersebut adalah:
dan belanja berbasis akrual sebagaimana 1. Perumusan kebijakan akuntansinya.
dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, Basis kas yang hanya mencatat transaksi
dan 16 undang-undang ini dilaksanakan penerimaan dan pembayaran kas secara
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. relatif akan mudah dioperasikan.
Selama pengakuan dan pengukuran Pengakuan dan pengukuran/penilaian
pendapatan dan belanja berbasis akrual atas transaksi yang semakin kompleks
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan menyebabkan persyaratan kemampuan
dan pengukuran berbasis kas.” teknis dan judgement yang lebih tinggi

Edisi II Tahun 2014 65


.. Kinerja
..
..
..
untuk mendukung basis akuntansi dan
..
pelaporan secara kas.
..
.. 4. Sinkronisasi antara akuntansi akrual
.. dengan anggaran sering diargumentasi-
.. kan bahwa konsep akuntansi dan angg-
.. aran haruslah disamakan agar terdapat
.. basis yang jelas dan transparan dalam
.. pembandingan antara apa yang diren-
.. canakan pemerintah dan hasil keuangan
yang aktual. Namun demikian,
pertanyaannya adalah apa perbedaan
karena mengandung risiko kesalahan antara basis akuntansi akrual dan basis
dan salah saji yang tinggi. Dengan akrual dalam anggaran? Akuntansi
demikian Kebijakan akuntansi suatu berkaitan dengan pelaporan transaksi
negara, haruslah disinkronisasikan ex post (transaksi yang telah terjadi),
dengan kebijakan internasional untuk sementara anggaran merupakan
mengurangi risiko seperti itu. Isu perencanaan ex ante (tahap perencanaan)
utamanya adalah bahwa pemerintah dalam basis akrual. Secara teknik,
perlu memfokuskan pada materi pilihan pemerintah dapat saja menerapkan
kebijakan akuntansi mana yang paling basis akuntansi akrual tanpa membuat
tepat yang konsisten dengan standar perubahan kerangka penganggaran yang
akuntansinya. berbasis kas, dan, dengan demikian,
2. Ada gap dengan standar internasional. dalam pelaporan akuntansi berbasis
Standar akuntansi pemerintah akrual, pertanggungjawaban anggaran
internasional yang diterbitkan oleh The berbasis kas akan tetap disusun. Sebagai
International Public Sector Accounting contoh, negara seperti Amerika Serikat
Standards Board (IPSASB) dirancang dan Perancis menerapkan pelaporan
untuk memfasilitasi penerapan umum berbasis akrual tanpa mengadopsi
pelaporan keuangan pemerintah anggaran berbasis akrual, sementara
dengan kualitas yang tinggi yang dapat Selandia Baru menerapkan basis akrual
diperbandingkan secara internasional. secara simultan pada akuntansi dan
Namun demikian, masih terdapat jarak penganggarannya.
atau gap antara standar internasional 5. Klasifikasi anggaran dan akun stan-
dengan standar yang dikembangkan dar. Apabila Pemerintah Indone-
suatu negara. Pemerintah suatu negara sia menerapkan basis akrual pada
perlu memformulasikan standarnya akuntansi dan anggarannya secara
sendiri atau pedoman atas aspek tertentu simultan, akun standar dan klasifikasi
yang standar internasionalnya belum anggaran sebaiknya disamakan, akan
final. tetapi jika pemerintah Indonesia
3. Informasi kas dalam kerangka kerja menerapkan basis akrual hanya pada
akrual. Penerapan basis akuntansi akuntansi dengan masih menerapkan
menuju basis akrual bukan berarti basis kas pada anggarannya, akan ada
menghilangkan basis kas, tetapi perbedaan antara akun standar dan
pengelolaan kas merupakan bagian klasifikasi anggaran. Namun demikian,
yang integral dari kerangka manajemen akun standar tetap akan mencakup
keuangan berbasis akrual. Basis akrual laporan laporan yang berbasis akrual
yang modern mempunyai fungsi-fungsi maupun kas.

66 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


Kinerja ..
..
..
..
6. Neraca awal. Neraca awal dari penerapan Perkembangan Akuntansi ..
basis akrual harus didukung dengan Berbasis Akrual ..
informasi dan penjelasan yang cukup Pada awal tahun 1990-an telah muncul ..
untuk kepentingan audit. Pada titik laporan keuangan dan anggaran berbasis ..
ini, kegiatan tersebut akan merupakan akrual yang pertama kalinya di dunia ..
proses yang memakan waktu dan sangat yaitu di New Zealand dan kemudian dalam ..
riskan. Konsep materialitas mungkin perkembangan satu dekade berikutnya, ..
dapat digunakan untuk membuat telah terjadi perubahan besar dalam ..
pertimbangan-pertimbangan tentang penggunaan basis akuntansi dari basis kas ..
aset dan kewajiban mana yang harus menuju/menjadi basis akrual di negara-
dijadikan perhatian utama selama negara anggota OECD (Organisation for
penerapan basis akrual. Economic Co-operation and Development)
7. Proses keuangan yang tersentralisasi meskipun masih terdapat perbedaan derajat
atau terdesentralisasi. Pertimbangan akrual-nya. Penggunaan basis akrual
proses keuangan yang lebih detail menjadi satu ciri dari manajemen keuangan
tentang sentralisasi atau desentralisasi modern (OECD-PUMA/SBO, 2002/9).
menyangkut apakah tingkat Di negara-negara anggota OECD, basis
kementerian atau agency (satuan kerja) akrual sejauh ini lebih banyak diterima
dipersyaratkan melaporkan secara untuk pelaporan keuangan daripada untuk
harian operasinya atau tidak. Jika ya, tujuan penganggaran. Dua alasan yang
pemerintah perlu melakukan penilaian sering dikemukakan atas hal ini adalah
skala dan kompleksitas transaksi pertama, penganggaran secara akrual akan
yang tercakup dalam identifikasi dan menimbulkan risiko disiplin anggaran.
pengukuran atas transaksi dan saldo- Keputusan politik mengeluarkan uang
saldo rekening basis akrual. Untuk dikaitkan dengan kapan dilaporkan dalam
negara sedang berkembang, kendala anggaran. Hanya basis kas yang dapat
kapasitas seperti itu tidak mungkin memenuhi hal tersebut. Alasan kedua,
dicapai dalam jangka pendek. yaitu bahwa legislator cenderung resisten
8. Konsolidasi. Apapun – sentralisasi atau untuk mengadopsi anggaran akrual karena
desentralisasi - yang akan diterapkan kompleksitas dari konsep akrual itu sendiri
oleh pemerintah, konsolidasi laporan (OECD-PUMA/SBO, 2002/10).
untuk pemerintah secara keseluruhan Apabila penerapan akrual hanya digu-
tetap merupakan titik penting, sehingga nakan untuk pelaporan keuangan dan tidak
identifikasi akun entitas untuk untuk anggaran, kelemahannya adalah
kepentingan eliminasi dapat dilakukan. tidak akan menyelesaikan masalah secara
Sistem dan prosedur harus dirancang serius/komprehensif. Anggaran adalah
agar tercapai efisiensi. dokumen kunci dari manajemen sektor pub-
Permasalahan yang mungkin timbul dari lik (pemerintah) dan akuntabilitas didasar-
penerapan basis akuntansi pada akuntansi kan pada anggaran yang telah disetujui
pemerintah Indonesia menurut Christiaens legislator (DPR/DPRD). Apabila anggaran
dan Rommel (2008) berpendapat bahwa didasarkan pada basis kas, fokus perhatian
basis akrual hanya tepat digunakan dalam dari pemerintah dan legislator hanya pada
instansi pemerintahan yang memiliki sumber daya berbasis kas. Dengan demikian,
sifat usaha komersil. Menurut mereka apabila laporan keuangan dihasilkan
basis akrual tidak akan sukses diterapkan dari basis yang berbeda, risikonya adalah
pada instansi pemerintahan yang murni seakan-akan hanya latihan akuntansi saja
menjalankan fungsi pelayanan publik. (OECD-PUMA/SBO, 2002/10).

Edisi II Tahun 2014 67


.. Kinerja
..
..
..
.. Penerapan Akuntansi Berbasis Laporan Keuangan yang diberi opini
Akrual di Instansi Pemerintah adalah yang berbasis akrual.
..
.. Pada tahun 2015, seluruh instansi Dalam rangka melaksanakan perintah
.. Pemerintah Indonesia, baik yang ada di Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun
.. Pusat maupun di Daerah diharapkan harus 2010, seharusnya seluruh Kementerian/
.. sudah menerapkan Standar Akuntansi Lembaga telah menerapkan basis akrual
.. Pemerintah (SAP) berbasis akrual (accrual pada akuntansi dan anggarannya,
.. basis). “Setelah aturan SAP berbasis akrual Kementerian Kelautan dan Perikanan
.. ditandatangani maka pemerintah pusat pada Tahun 2014 telah melakukan
dan daerah harus sudah menerapkan SAP Pendidikan dan Pelatihan Akuntansi
per 1 Januari 2015 termasuk Kementerian Pemerintahan Berbasis Akrual untuk
Kelautan dan Perikanan. para operator SAKPA seluruh Eselon I
Dari Artikel Ditjen Perbendaharaan yang diselenggarakan oleh BPSDMKP
tentang Menyongsong Penerapan Akutansi bekerjasama dengan Direktorat Jenderal
Pemerintahan Berbasis Akrual tanggal Anggaran Kementerian Keuangan. Lapor-
yang diupload pada 20 Oktober 2014 yaitu : an Keuangan lingkup KKP Tahun 2014
1. Tahun 2012 masih belum penuh menggunakan Sistem
a. Mengembangkan Sistem Akuntansi dan Akrual. Dengan masih berubahnya sistem
pedoman yang akan digunakan dalam yang digunakan maka berimplikasi pada
penerapan akuntansi berbasis akrual, hambatan Sumber Daya Manusia dalam
b. Melaksanakan capacity building berupa memahami sistem akrual apabila SDM
training dan sosialisasi SAP berbasis tersebut diganti setiap tahun. Dari transisi
akrual kepada seluruh stakeholders Sistem Akuntansi Instansi Berbasis
yang terlibat, Akrual (SAIBA) menjadi Sistem Akuntansi
c. Mengembangkan teknologi informasi Keuangan Tingkat Instansi (SAKTI),
termasuk sistem aplikasi yang akan diharapkan pada Tahun 2015 Kementerian
digunakan; Kelautan dan Perikanan mulai menerapkan
2. Tahun 2013 basis akrual pada akuntansi dan
a. Melakukan uji coba implementasi anggarannya secara simultan menuju opini
Konsolidasi LK, penyempurnaan sistem WTP Murni LK KKP.Aamiin..
dan capacity building,
DAFTAR PUSTAKA :
b. Penyusunan peraturan yang berkaitan
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
3. Tahun 2014
Keuangan Negara;
a. Implementasi secara paralel penerapan 2. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
basis Cash Toward Accrual (CTA) dan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
akrual dalam Laporan Keuangan, 3. IMF dalam makalah yang berjudul ”Transition to
Accrual Accounting”;
tetapi Laporan Keuangan yang diberi 4. Dirjen Keuangan Daerah-Kementerian Dalam
opini oleh BPK adalah yang berbasis Negeri;
CTA. 5. Heather Thompson, Project Manager dari
Transition from Cash to Accrual Accounting
b. Konsolidasi Laporan K/L dan BUN Project, Public Expenditure Management,
dengan basis akrual, pemerintah BARBADOS;
c. Evaluasi dan finalisasi sistem yang 6. H Thompson, Manfaat-manfaat penerapan basis
akrual;
akan digunakan 7. Christiaens dan Rommel (2008).
4. Tahun 2015,
Penerapan implementasi penuh
akuntansi berbasis akrual di Indonesia.

68 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


AUDITORIA ..
..
..
..
Workshop AAIPI ..
..
..
..
..
..
..
..
..

Pada Hari Senin, tanggal 8 Desember 2014 dilaksanakan kegiatan Workshop


Meningkatkan Profesionalisme Auditor Intern Pemerintah kerjasama Inspektorat
Jenderal KKP dengan AAIPI, yang bertempat di Ballroom Mina Bahari III Lt. 1 KKP.
Kegiatan dihadiri oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Ibu Susi Pudjiastuti dan juga
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bapak Basuki Hadimuljono beserta
Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan Bapak Sonny Loho selaku ketua AAIPI dan
juga para tamu undangan dari Inspektorat Kementerian dan Lembaga.

Edisi II Tahun 2014 69


.. AUDITORIA
..
..
..
.. PKS Pembuatan Jurnal & Penilaian Perilaku Kerja
..
..
..
..
..
..
..
..

Sekretaris Itjen membuka acara Ke-


giatan PKS dengan Materi Pembuatan
Jurnal Harian bagi pegawai Itjen,
Penilaian Perilaku Kerja PNS Itjen,
Kesepakatan Tim Penilai Angka Kredit
(khusus pejabat fungsional auditor)
tanggal 1 Juli 2014.

PKS Sistem Laporan Bendahara Instansi

Sekretaris Itjen yang diwakili oleh Kepala Bagian Kepegawaian, Hukum dan Humas
membuka acara Pelatihan di Kantor Sendiri dengan Materi Sistem Laporan Bendahara
Instansi (SILABI) dengan Narasumber dari KPPN Jakarta VI tanggal 12 November 2014.

Upacara
Hari Sumpah Pemuda
Upacara Hari Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 2014 di
Lapangan Upacara Sekolah
Tinggi Perikanan Jakarta.

70 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


AUDITORIA ..
..
..
..
..
..
Sosialisasi Gratifikasi ..
..
Sekretaris Itjen didampingi Inspektur V ..
dan Drs. Cipto Hadi Prayitno membuka ..
acara Sosialisasi Gratifikasi lingkup ..
Itjen tanggal 11 Agustus 2014 ..
..

Pelantikan Auditor Pertama

Sekretaris Itjen melantik dan mengambil Sumpah Jabatan pada Pelantikan Auditor
Pertama lingkup Inspektorat Jenderal pada tanggal 11 Desember 2014

Upacara memperingati
Hari Pahlawan
Upacara memperingati Hari Pahlawan
pada tanggal 10 November 2014 di
Lapangan Upacara Sekolah Tinggi
Perikanan Jakarta

Edisi II Tahun 2014 71


.. AUDITORIA
..
..
..
.. Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia
..
..
..
..
..
..
..
..

Foto : Pusdatin KKP


Kementerian Kelautan dan Perikanan mengadakan acara peringatan Hari Anti
Korupsi Sedunia tahun 2014. Kegiatan dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal
5 Desember 2014 di Ballroom Gedung Mina Bahari III Lt.1 KKP yang dihadiri
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK), Zulkarnain, dan Giri Suprapdiono Direktur Gratifikasi KPK, serta
menghadirkan PM Toh yang menampilkan seni tutur Anti Korusi Kementerian
Kelautan dan Perikanan. Kegiatan ini dihadiri oleh kurang lebih 1000 pegawai
Kementerian kelautan dan Perikanan.

Jalan Santai Bersama Memperingati Hari Anti Korupsi Sedunia

Dalam rangka memperingati Hari


Anti Korupsi Sedunia tahun 2014,
Kementerian Keluatan dan Perikanan
menyelenggarakan jalan santai bersama
keluarga besar Kementerian Kelautan
dan Perikanan di Silang Monas Jakarta,
Minggu 7 Desember 2014.

72 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


LINTAS SINERGI ..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..
..

Gedung Loka Penelitian & Pengembangan Mekanisasi Pengolahan


Hasil Perikanan (LPP-MPHP), Bantul, Yogyakarta

Efektivitas Tekologi Tepat Guna


Membutuhkan Pengawasan
I
novasi teknologi dalam mendukung Dengan meningkatnya konsumsi
Industrialisasi Kelautan dan Per- makan ikan diharapkan produktivitas
ikanan diharapkan secara nyata dapat hasil laut dapat dipertahankan, ikan
mendukung Program Industrialisasi bukan saja bermanfaat menyehatkan,
KKP yang telah dicanangkan MKP namun juga menjadi bagian dari
Tahun 2012. Sasaran yang ingin dicapai mempertahankan produktivitas hasil
yaitu meningkatnya skala dan kualitas laut, dengan kenyataan inilah rendahnya
produksi, produktivitas, daya saing dan tingkat kesadaran menyantap ikan harus
nilai tambah sumber daya kelautan terus ditingkatkan. Di berbagai daerah
dan perikanan. Hasil-hasil penelitian luar Jawa, sudah menjadi kebiasaan
dan pengembangan bidang perikanan masyarakat menjadikan ikan sebagai
tangkap, perikanan budidaya, pengolahan menu sehari-hari sehingga kesehatan
produk dan bioteknologi KP, pengembang- tubuh dapat terpelihara dengan baik
an industrialisasi garam hingga Iptek KP demikian juga diharapkan disemua
secara luas dan komprehensip diharap- wilayah sehingga tingkat konsumsi ikan
kan dapat memberikan hasil yang opti- dapat meningkat dan dan produktivitas
mal dalam mencapai sasaran program hasil tangkapan ikan tidak sepenuhnya
industrialisasi tersebut. bergantung terhadap pasar ekspor.

Edisi II Tahun 2014 73


.. LINTAS SINERGI
..
..
..
masyarakat untuk mengkonsumsi ikan
..
segar. Kontribusi dan keberadaan KKP
..
.. dalam rangka pembangunan didaerah
.. dilaksanakan kegiatan oleh Ditjen Teknis
.. Pusat, Unit Pelaksana Teknis Pusat, Dinas
.. Kelautan dan Perikanan di Kabupaten dan
.. Propinsi DIY dengan sumber anggaran
.. APBN (Pusat), APBD (daerah) dan DAK.
.. Bantuan-bantuan pengembangan dan
inovasi diantaranya melalui diseminasi,
transfer teknologi, memberikan fasilitasi
sarana dan prasarana untuk sistem dingin
Personil LPPMPHP Bantul berupa freezer, trays, cool box, untuk
mendukung penanganan paskapanen
Bagaimana animo masyarakat untuk berupa sarana pemasaran bergerak (SPG)
gemar makan ikan laut segar di daerah dan alat pengolahan seperti fish ball
Gunung Kidul dibandingkan dengan machine, presto machine dan fish bone
wilayah pesisir? Secara umum animo separator, penelitian dan pengembangan
masyarakat dipengaruhi kondisi dan peralatan, pengembangan infrastruktur,
typology wilayah Kabupaten Gunungkidul dan sosialisasi gemar makan ikan
yang sebagian besar adalah dataran tinggi dengan fokus sasaran utama agribisnis
dan perbukitan, sebagian masyarakat dalam skala usaha kecil dan menengah
pedesaan tinggal didaerah perbukitan (UKM) sesuai dengan arah kebijakan
dengan infrastruktur meng-ikuti kontur Kementerian Kelautan dan Perikanan
topografi wilayah yang naik turun dari yang mendukung bertumbuh kembangnya
desa ke desa. Kondisi pasokan Ikan laut UKM.
segar yang bermutu untuk masyarakat Loka Penelitian dan Pengembang-
terbatas karena sarana yang digunakan an Mekanikal Pengolahan Hasil Peri-
oleh pemasar ikan keliling belum memadai kanan (LPPMPHP) Bantul merupak-
sehingga masyarakat kurang berminat an unit kerja dibawah Balitbang KP.
untuk mengkonsumsi ikan laut segar Sebagaimana mandat dalam Peraturan
dan lebih memilih alternatif lainnya yang Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
lebih murah dan tersedia. Sebagaimana PER.38/MEN/2011 LPPMHP Bantul
periode yang lalu rendahnya konsumsi mendapatkan tugas melakukan kegiatan
makan ikan dipengaruhi masih terbatas di bidang mekanisasi pengolahan
ketersediaan dan pasokan pangan kondisi hasil perikanan untuk mendapatkan
musim kekeringan yang panjang, rendah- teknologi dan peralatan pengolahan
nya pendapatan masyarakat dan budaya hasil perikanan yang efektif, efisien dan
masyarakat tentang mitos 'ratu selatan', tepat guna. Tugas melakukan kegiatan
maka masyarakat lebih memilih makanan penelitian dan pengembangan strategis
dan ikan yang telah dikeringkan (ikan bidang mekanisasi pengolahan hasil
asin) karena relatif lebih murah dan awet perikanan, yaitu untuk mendapatkan
untuk disimpan beberapa waktu. teknologi dan peralatan pengolahan hasil
Seiring perkembangan waktu program perikanan yang efektif, efisien dan tepat
dan kegiatan KKP diluncurkan untuk guna dan diutamakan untuk mendukung
meningkatkan sektor kelautan dan peri- Direktorat Jenderal Teknis KKP dengan
kanan sekaligus meningkatkan animo berorientasikan kepada peningkatan

74 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


LINTAS SINERGI ..
..
..
..
dan pengembangan peralatan dan mesin
..
pengolahan hasil perikanan, mekanisasi
..
proses, diversifikasi olahan, nilai tambah, ..
mutu, keamanan pangan serta imple- ..
mentasi clean technology and zero waste ..
concept. ..
Fokus kegiatan litbang selalu diper- ..
tajam disesuaikan dengan kebutuhan ..
stakeholder, khususnya pengguna utama, ..
yaitu Direktorat Jenderal Teknis terkait
sebagai penanggung jawab pelaksanaan
pembangunan. Pada bagian tertentu,
kegiatan litbang dibuat fleksibel untuk
mengantisipasi perlunya tanggap terha-
dap masalah-masalah mendesak. Dalam
kaitan dengan itu, LPPMPHP menentukan
kebijakan strategis: “Penguatan (strength-
ening) litbang mekanisasi pengolahan
produk perikanan yang efektif, efisien, Peti insulasi berpendingin kapasitas 60 kg
Biaya untuk komponen dan jasa pembuatan
tepat guna dan ramah lingkungan". Rp. 7.998.000,-
Indikator keberhasilan suatu kegiatan
litbang dapat dilihat dari output serta Gunung Kidul yaitu Kelompok NUSA
dampak yang dihasilkan, baik langsung pedagang ikan segar keliling di Kel.
maupun tidak langsung. Output se- Bundr Kec. Patuk Kab. Gunung Kidul
buah kegiatan penelitian harus terukur adalah Peti Insulasi Berpendingin untuk
dan dapat diaplikasikan/diadopsi oleh pedagang ikan keliling/pengecer kapasitas
masyarakat pengguna/stakeholders. Kebi- 30-60 kg (roda dua). Peti Insulasi
jakan kegiatan litbang dibebankan lebih Berpendingin tersebut dikembangkan
besar untuk proporsi kegiatan litbang oleh peneliti di LPPMPHP selama 2
yang mengarah ke mekanisasi peralatan tahun dengan pagu anggaran sebesar
pengolahan hasil perikanan yang tepat Rp 524.281.000,00 untuk mendapatkan
guna, dengan sasaran unit pengolah sebuah sarana pemasar yang ekonomis,
perikanan skala UKM (75%). Sedangkan efisien dan efektif untuk pedagang ikan
kegiatan litbang lainnya ditujukan untuk segar keliling. Pada umumnya pedagang
mengikuti perkembangan litbang yang ikan keliling menggunakan dua keranjang
sedang menjadi trend global, sehingga bambu dan stereofoam yang diisi ikan
tidak tertinggal oleh perkembangan dan es diletakkan diatas kendaraan roda
teknologi di negara-negara lainnya. dua sehingga untuk menjaga kesegaran
Berbagai inovasi Teknologi Tepat Guna ikan pedagang harus terus mengisi es
(TTG) hasil penelitian dan pengembangan pada ikan yang akan dijual sampai habis
peralatan dibuat untuk menjadi prototype dengan kondisi medan berbukit.
dengan tujuan agar dapat diadopsi oleh Peti Insulasi Berpendingin hasil peneliti
Ditjen Teknis (P2HP) dan dimanfaatkan di LPPMPHP Bantul terlihat rapi, higienis
oleh masyarakat/pengguna/stakeholdder. dan modern menggunakan bahan yang
Salah satu prototype yang telah dihasilkan ringan dari alumunium yang diisi dengan
dan telah dilakukan uji coba operasional polyuretan dan ditutup dengan gabus
oleh Kelompok Binaan Dinas KP Kab (cukup ringan). Peti Insulasi ini didesain

Edisi II Tahun 2014 75


.. LINTAS SINERGI
..
..
..
keliling sehari penuh menjadi menjual
..
.. ikan keliling hanya sampai jam 10 pagi
.. sehingga pengguna masih memiliki sisa
.. waktu yang dapat dimanfaatkan untuk
.. usaha lain. Dengan jaringan pemasaran
.. antar desa yang lokasinya berbukit,
.. kesegaran ikan tetap akan terjaga tidak
.. terjadi penyusutan baik kualitas ikan
.. maupun beratnya dan kepercayaan
masyarakat meningkat dan keuntungan
meningkat.
Dengan adanya inovasi tersebut
diharapkan dapat diadopsi oleh Ditjen
untuk sepeda motor (kendaraan roda dua) Teknis terkait sebagai sarana pemasaran
yang didesign untuk mempermudah dan ikan segar keliling yang ekonomis, efisien
meringankan beban pedagang. Dilengkapi dan efektif. Dengan biaya pembuatan
dengan sistem Pendingin Termoelektrik peti insulasi berpendingin dengan sistem
(TEC) berfungsi untuk mempertahankan TEC relatif lebih ekonomis dan semua
suhu ikan agar tetap rendah, untuk pedagang ikan segar keliling dapat
penggunaan TEC tersebut hanya perlu di menggunakan motor roda dua milik
charge dengan listrik sebelum digunakan. sendiri, dan design yang telah diuji coba
Alat transportasi ikan segar berpendingin dan disesuaikan dengan kebutuhan
tersebut dapat mempertahankan suhu pengguna/pedagang ikan keliling di-
ikan sampai 3 derajat celcius selama 3,8 harapkan pemanfaatannya akan lebih
jam. optimal, sehingga terdapat peningkatan
Dibandingkan penggunaan Styrofoam pendapatan, produksi dan produktivitas.
box penggunaan Prototype Peti Insulasi Contoh kecil pemanfaatan TTG tersebut
Berpendingin untuk pedagang ikan diharapkan dapat meminimalisir per-
keliling/pengecer kapasitas 30-60 kg masalahan-permasalahan yang saat ini
(roda dua), dari hasil konfirmasi dengan terjadi misalnya pada pengadaan sarana
pengguna hasil uji coba yaitu Bapak pabrikasi yang tidak sesuai dengan
Marwoto, pedagang ikan laut segar kebutuhan kelompok sehingga dirubah,
keliling Ketua Kelompok Pemasar Ikan dan penggunaan motor roda dua dari
Nusa di Kel. Bunder, Kec. Pathuk, Kab. pembelian sumber dana APBN dengan
Gunung Kidul telah meningkatkan plat merah yang digunakan kelompok
pendapatan sekitar 7%. Hal ini di-peroleh termasuk pembelian BBMnya karena plat
dari menghilangnya biaya pembelian merah harus menggunakan pertamax.
es sebesar Rp10.000,00 per hari, Sarana pemasaran peti insulasi ter-
meningkatkan minat pembeli sehingga sebut diharapkan dapat diaplikasikan
meningkatkan penjualan ikan tuna dan untuk di daerah lain, karena pada saat
tongkol sebesar 2-2,5 kg/hari, harga ikan penelitian dan pengembangan uji coba
tuna dan tongkol mengalami kenaikan operasional penggunaan peti insulasi
sebesar Rp2.000,00-Rp3.000,00 per kg dari tersebut sebelumnya telah diidentifikasi
sebelumnya Rp20.000,00-Rp 21.000,00 per dan diuji-cobakan di beberapa wilayah
kg menjadi Rp 22.000,00 - Rp 23.000,00. dan dari hasil identifikasi lokasi jaringan
Disamping itu, terdapat penghematan pemasaran yang paling sulit adalah di
bensin yaitu sebelumnya menjual ikan Kabupaten Gunung Kidul. Dari hasil-

76 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


LINTAS SINERGI ..
..
..
..
Ruang aksesoris ..
Tutup ruang
penyimpanan ikan
..
..
Peti penyimpanan
ikan
..
Dudukan alat ..
..
..
Bagian-bagian dari
..
Peti Insulin ..
Sistem pendingin
& tutup pelindung

hasil TTG yang dihasilkan para peneliti


tidak hanya di LPPMPHP Bantul tetapi
juga di lingkup Balitbang KP diharapkan
dapat diadopsi DItjen Teknis Terkait dan
animo masyarakat Gunung Kidul dalam
memanfaatkan ikan sebagai komoditas instrumennya. Hal tersebut tidak cukup
pangan mengalami peningkatan dari dipikirkan tetapi harus dilaksanakan
tahun ke tahun. Pemerintah Kabupaten secara konkret, tidak cukup hanya dengan
(Pemkab) Gunung Kidul, dalam hal ini dipajang pada saat pameran, dibuat
Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) leaflet, dibuat miniatur, dibuat laporan
terus melakukan sosialisasi kepada Jurnal dan karya tulis ilmiah untuk
masyarakat supaya gemar makan ikan, meningkatkan Angka kredit namun
seperti lomba memasak ikan, lomba cipta kondisi ini harus segera ditangkap agar
menu ikan dan mancing. tidak terjadi pemborosan keuangan
Dalam rangka mendapatkan hasil negara, dan terjadi sinergitas hasil output
inovasi TTG yang ekonomis, efisien dan suatu unit kerja menjadi input unit kerja
efektif untuk dapat diimplementasikan lain yang berorientasi pada outcome.
oleh masyarakat proses pelaksanaannya Tantangan terbesar adalah bagaimana
mengalami beberapa kendala, diantara- hasil inovasi dapat dimanfaatkan,
nya tidak dapat didapatkan dalam waktu bagaimana merubah mindset dan mem-
singkat dan membutuhkan biaya besar, buat kebijakan agar outcome hasil pene-
sehingga Ditjen Teknis pada umumnya litian dan pengembangan mendapatkan
mengadakan secara pabrikasi. Apabila point dan reward begitu pula sebaliknya
telah mendapatkan output berupa kegagalan mendapatkan punishment dari
prototype/model penerapan pun masih unit kerja karena penetapan angka kredit
harus dilaksanakan proses selanjutnya peneliti yang terbesar yang ditetapkan
pada lingkup Eselon I (satu) dan antar dari LIPI adalah hasil litbang secara
Eselon I (satu) lingkup KKP. Bagaimana science dan bukan bukan outcome hasil
hasil TTG dapat dijadikan sebagai litbang. Seharusnya kedua hal tersebut
rekomendasi, diadopsi Ditjen Teknis, dapat disinergikan untuk meminimalisir
diadakan dan dimanfaatkan untuk terjadinya temuan-temuan diantaranya
masyarakat, bahkan bagaimana bentuk temuan aset yang tidak termanfaatkan
kerjasama pengadaan hasil penelitian dan yang masih mendominasi temuan dalam
pengembangan agar dapat diperbanyak LK KKP sehigga KKP WTP Murni dapat
semua hal tersebut harus disiapkan terwujud.. Aamiin… (Setyawati)

Edisi II Tahun 2014 77


.. KILAS SINERGI
..
..
..
..
.. PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI KKP
.. Upaya pencapaian Target Indeks RB KKP s.d Semester II Tahun 2014
..
..
..
.. Oleh : Setyawati
..
..

S
esuai dengan Peraturan Presiden dalam rangka meningkatkan kapasitas
No 81 Tahun 2010 Tentang Grand dan akuntabilitas kinerja, mewujudkan
Design Reformasi Birokrasi Tahun pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
2010-2025, Peraturan Menteri PAN dan dan meningkatkan kualitas pelayanan
RB Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road publlk di lingkungan KKP. Deviasi yang
Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014, belum diyakini perubahannya terhadap 8
serta Peraturan menteri PAN dan RB No area perubahan di KKP oleh Kemenpan
14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi dan RB sebesar 14,22 harus segera kita
Reformasi Birokrasi lnstansi Pemerintah, tunjukkan secara konkret dan nyata
Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi didukung dengan dokumen setiap tahapan
Nasional (UPRBN) telah melakukan proses dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi atas pelaksanaan reformasi pemantauan dan evaluasi sehingga sasaran
birokrasi pada Kementerian Kelautan dan RB (Komponen Hasil) yang dilakukan
Perikanan (KKP) s.d. SMT I Tahun 2014 oleh pihak eksternal dapat meningkat
dengan hasil penilaian 63,29 (B) dari usulan dan pada Semester II Tahun 2014 Indeks
77,51 (BB) (Lampiran Bonus). RB KKP benar-benar dapat meningkat
Evaluasi dari Kemenpan dan RB sesuai harapan dengan kategori BB. Secara
tersebut bertujuan untuk menilai sederhana karena keterbatasan sosialisasi
kemajuan dan memberi saran perbaikan dan bimtek baik dari KEMENPAN dan
pelaksanaan program reformasi birokrasi RB maupun dari Setjen dan Itjen, untuk

78 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


KILAS SINERGI ..
..
..
..
mencapai hal tersebut diharapkan seluruh KKP diharapkan seluruh jajaran lingkup
..
unit kerja mandiri dapat melaksanakan KKP menindaklanjuti rekomendasi yang
..
simulasi dan assessment pada lingkup unit telah diberikan secara konkret dan nyata ..
kerja masing-masing dengan menggunakan tidak hanya sebatas dokumen dan terus ..
template Lembar Kerja Evaluasi PMPRB mengembangkan upaya-upaya pelaksanaan ..
dan mempedomani PerMENPAN dan Reformasi Birokrasi untuk perubahan lebih ..
RB No.14 Tahun 2014 (Lampiran Bonus) baik yang signifikan di seluruh unit kerja ..
secara obyektif. Selanjutnya hal-hal yang lingkungan KKP. ..
masih harus diperbaiki dibuat Rencana Simpulan hasil evaluasi KeMenpan dan ..
Aksi untuk perbaikan selanjutnya. RB terhadap lndeks Reformasi Birokrasi
Hasil Evaluasi dari KeMENPAN dan Kementerian Kelautan Dan Perikanan
RB berisi rangkuman upaya dan program s.d. Semester I Tahun 2014 adalah sebesar
pelaksanaan Reformasi Birokrasi yang telah 63,29 dengan kategori ''B" dengan rincian
dijalankan di lingkungan Kementerian terdapat pada tabel di bawah.
Kelautan dan Perikanan menurut Deskripsi dari hasil tersebut dikaitkan
penilaian KeMenpan dan RB, dilengkapi dengan pencapaian Sasaran RB KKP
dengan rekomendasi (area of improvement) (Komponen Hasil) adalah “berbagai
yang perlu dilakukan oleh Kementerian upaya telah dilakukan demi kemajuan
Kelautan peningkatan pelaksanaan pelaksanaan reformasi birokrasi di
Reformasi Birokrasi, baik di 8 (delapan) lingkungan Kementerian Kelautan dan
area perubahan (Komponen Pengungkit) Perikanan, sesuai dengan hasil penilaian
maupun di sasaran Reformasi Birokrasi di atas terdapat beberapa hal yang perlu
Nasional (Komponen Hasil). Selanjutnya diperhatikan dalam mencapai sasaran
dalam rangka perbaikan dan percepatan RB reformasi birokrasi “ antara lain:

lndeks Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan Dan Perikanan s.d. Semester I Tahun 2014

Komponen Penilaian Nilai Nilai Prosentase


No Maksimal Capaian Capaian
A PENGUNGKIT
1 Manajemen Perubahan 5,00 3,43 68,60%
2 Penataan Peraturan Perundang-undangan 5,00 2,09 41,80%
3 Penataan dan Penguatan Organisasi 6,00 2,82 47,00%
4 Penataan Tatalaksana 5,00 3,63 72,60%
5 Penataan Sistem Manajemen SDM 15,00 6,71 44,73%
6 Penguatan Akuntabllltas 6,00 4,35 72,50%
7 Penguatan Pengawasan 12,00 6,89 57,42%
8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6,00 3,59 59,83%
Sub Total Komponen Pengungkit 60,00 33,51 55,85%
B HASIL
1 Kapasitas & Akuntabilitas Kinerja Organisasi 20,00 15,11 37,00%
2 Pemerintah Yang Bersih Dan Bebas KKN 10,00 7,35 74,00%
3 Kualitas Pelayanan Publik 10,00 7,32 73,20%
Sub Total Komponen Hasil 40,00 29,78 55,30
lndeks Reformasi Birokrasi 100,00 63,29 55,63
NB : Matrik dan Angka sesuai dengan Surat Aslinya
(Sumber : Surat Evaluasi RB KKP dari KeMENPAN dan RB ke MKP, 14 Oktober 2014)

Edisi II Tahun 2014 79


.. KILAS SINERGI
..
..
..
a. Peningkatan Kapasitas dan Akunta-
..
bilitas Kinerja Organisasi
..
Nilai akuntabilitas kinerja Kementerian
..
.. Kelautan dan Perikanan adalah 77 ,68 (A)
.. yang berarti pelaksanaan akuntabilitas
.. di lingkungan Kementerian Kelautan
.. dan Perikanan sudah sangat baik. Nilai
.. survei kapasitas organisasi dengan hasil
.. 3,52 dari skala 5. Adapun hal penting
yang perlu dilakukan dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas whistle blowing system, penanganan
kinerja organisasi (area for improvement) benturan kepentingan secara berkala.
Kementerian Kelautan dan Perikanan 2)
Mengimplementasikan kebijakan Pe-
adalah: nanganan Benturan Kepentingan secara
1) Menerapkan penetapan kinerja individu optimal, sehingga penyalahgunaan we-
yang terkait dengan kinerja organisasi wenang, perangkapan jabatan, hubung-
dan memiliki kesesuaian dengan an afiliasi, gratifikasi, atau pun kelemah-
indikator kinerja individu level diatasnya, an sistem organisasi dapat terpantau;
sehingga hasil penilaian kinerja individu 3)
Menetapkan unit kerja yang akan
nantinya dapat dijadikan dasar untuk dikembangkan menuju Wilayah Bebas
pengembangan karir individu dan dasar dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi
untuk pemberian tunjangan kinerja; Bersih dan Melayani.
2) Menata kembali sistem manajemen
SDM dengan baik, antara lain dengan c. Peningkatan Kualitas Pelayanan
menyusun rencana pengembangan Publik.
kompetensi pegawai sesuai kebutuhan, Kualitas pelayanan publik di lingkungan
dan menerapkan promosi jabatan secara Kementerian Kelautan dan Perikanan
terbuka. sudah cukup baik. Dari hasil survei
eksternal kualitas pelayanan, laporan
b. Pemerintah yang Bersih dan Bebas indeks kepuasan masyarakat tahun 2014
KKN menunjukan angka 2,93 (skala 4). Adapun
Pencapaian sasaran pemerintah yang hal penting yang perlu dilakukan dalam
bersih dan bebas KKN di lingkungan rangka meningkatkan kualitas pelayanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan publik (area for improvement) Kementerian
belum tercapai dengan baik, hal ini Kelautan dan Perikanan adalah:
berkaitan dengan program-program RB 1) Kementerian Kelautan dan Perikanan
yang belum sepenuhnya dilaksanakan perlu lebih memperhatikan proses bisnis
sehingga belum terlihat perubahan- kegiatan utama agar dapat dipetakan
perubahan yang signifikan di lingkungan seluruhnya sesuai dengan tugas dan
Kementerian Kelautan dan Perikanan. fungsi, kemudian dijabarkan ke dalam
Adapun hal penting yang perlu dilakukan prosedur operasional tetap (SOP) yang
dalam rangka menciptakan Pemerintah disesuaikan dengan perkembangan
yang bersih dan bebas KKN (area for tuntutan efisiensi dan efektivitas
improvement) Kementerian Kelautan dan birokrasi;
Perikanan adalah: 2) Membuka akses terhadap hasil survei
1) Melakukan evaluasi terhadap implemen- kepuasan dan pengelolaan pengaduan
tasi kebijakan penanganan gratifikasi, pelayanan dari masyarakat, sehingga

80 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


KILAS SINERGI ..
..
..
..
tindak lanjut yang telah dilakukan dapat
..
diketahui masyarakat.
..
Secara terinci, terhadap deviasi
..
tersebut diatas, KKP dapat melakukan ..
upaya-upaya perbaikan sesuai dengan ..
area perubahan yang belum dirasakan ..
terjadi secara nyata dan signifikan. Dari ..
142 parameter/indikator/penilaian pada ..
Komponen Pengungkit/ upaya sesuai hasil ..
penilaian KeMENPAN dan RB, KKP perlu
menyiapkan instrument dan kebijakan
untuk menjawab tantangan dan perubahan
sesuai penjelasan pada beberapa area • Promosi terbuka belum dilakukan oleh
dari kondisi “Belum” dan “Sebagian Kecil” panitia seleksi yang independen, belum
menjadi kondisi “Sebagian Besar”, “Telah” ditetapkan susunan panitia seleksi yang
dan “Seluruh” yaitu : berasal dari pihak-pihak independen
• Belum pernah dilakukan evaluasi • Hasil setiap tahapan seleksi belum
atas pelaksanaan sistem pengendalian diumumkan secara terbuka, tahapan
penyusunan peraturan perundang- belum diumumkan secara terbuka
undangan (nilai 0) melalui media IT seperti website panitia
• Masih Sebagian kecil hasil evaluasi yang seleksi dsb
telah ditindaklanjuti dengan mengajukan • Masih Sebagian kecil pegawai telah
perubahan organisasi melakukan penilaian kinerja individu
• Belum menganalisis efisiensi dan yang terkait dengan kinerja organisasi,
efektivitas dari hasil evaluasi peta proses • Masih Sebagian kecil pegawai telah
bisnis dan SOP memiliki ukuran kinerja individu yang
• Masih sebagian kecil pegawai yang telah sesuai dengan indikator kinerja individu
diidentifikasi kebutuhan pengembangan diatasnya
kompetensi • Belum ada monev pencapaian kinerja
• Masih sebagian kecil pegawai yang individu
telah disusun rencana pengembangan • Hasil penilaian kinerja individu telah
kompetensi dengan dukungan anggaran dijadikan dasar untuk pengembangan
yang mencukupi karir individu namun masih sebagian
• Masih sebagian kecil pegawai yang kecil pegawai
telah dilakukan pengembangan berbasis • Capaian kinerja individu belum dijadikan
kompetensi sesuai dengan rencana dan dasar untuk pemberian tunjangan kinerja
kebutuhan pengembangan kompetensi kepada seluruh pegawai.
• Belum ada monitoring dan evaluasi • Adanya pemberian sanksi dan imbalan
pengembangan pegawai berbasis kompe- (reward) baru kepada sebagian kecil unit
tensi (nilai 0) organisasi
• Belum ditetapkan Kebijakan promosi • Tidak terdapat evaluasi atas kebijakan
terbuka penanganan gratifikasi
• Belum ada promosi terbuka jabatan • Hasil evaluasi atas penanganan gratifi-
pimpinan tinggi kasi telah ditindaklanjuti, namun tidak
• Pelaksanaan promosi terbuka belum terdapat laporan tindak lanjut
dilakukan dengan cara kompetitif dan • Masih Sebagian kecil organisasi yang
penilaian dilakukan secara obyektif telah telah melaksanakan penilaian risiko

Edisi II Tahun 2014 81


.. KILAS SINERGI
..
..
..
Dari deviasi yang terjadi diketahui
..
bahwa masih belum ada persamaan
..
.. persepsi terhadap kuantitas parameter dan
.. indikator secara tertulis maupun pedoman
.. rinci sebagai turunan dari PerMENPAN No
.. 14 Tahun 2014. Sebagai contoh diantaranya
.. pada kalimat Seluruh, sebagian kecil,
.. sebagian besar, berkala, maupun penetapan
.. satker WBK (jumlah minimal). Justifikasi
penilaian hasil evaluasi pada RB KKP
juga belum dilampirkan penjelasan secara
• Masih sebagian kecil organisasi telah rinci (kertas kerja) yang dapat digunakan
melakukan kegiatan pengendalian sebagai evaluasi dan bahan masukan
untuk meminimalisir risiko yang telah untuk penyiapan instrument dan kebijakan
diidentifikasi selanjutnya. Diharapkan KeMENPAN
• Whistle blowing system disosialisasikan dan RB dapat menyiapkan pedoman rinci
ke sebagian kecil organisasi sebagai turunan dari PerMENPAN dan RB
• Belum ada monitoring dan evaluasi No.14 Tahun 2014, sehingg peningkatan
Whistle Blowing System upaya-upaya pelaksanaan reformasi
• Seluruh Hasil evaluasi atas Whistle birokrasi di KKP dan K/L lain secara
Blowing System belum ditindaklanjuti berkelanjutan dapat terwujud.
• Penanganan Benturan Kepentingan Tak kalah penting adalah komitmen
disosialiasikan ke sebagian kecil unit para Pimpinan lingkup KKP, keterlibatan
organisasi dan fasilitasi Tim RB Instansi, Pokja RB
• Penanganan Benturan Kepentingan KKP, Asesor Eselon I beserta Tim PMPRB
belum di monitoring dan evaluasi lingkup Unit Eselon I dan pemantauan
• Seluruh Hasil evaluasi atas Penanganan dan reviu Tim Koordinator Asesor Itjen
Benturan Kepentingan belum ditindak- KKP. Secara konkret sesuai tugas dan
lanjuti fungsi semua harus meningkatkan kinerja,
• Belum terdapat unit kerja yang ber- diharapkan Tim RB Instansi dan Pokja RB
predikat menuju WBK KKP dapat memberikan pendampingan/
• Sebagian kecil kebutuhan didukung oleh asistensi maupun sosialisasi dan pelatihan
anggaran kepada Tim RB/Asesor Unit Eselon I secara
• Sebagian kecil pelayanan sudah dilaku- efektif sehingga terdapat persamaan
kan secara terpadu persepsi dalam penyusunan Lembar Kerja
• Belum dilakukan tindak lanjut atas hasil Evaluasi (LKE) PMPRB dan mendapatkan
survey kepuasan masyarakat informasi terhadap ketersediaan bukti/
Dalam rangka meningkatkan upaya evidence PMPRB Eselon I secara sinergi
perbaikan secara signifikan memang bukan dan komprehensip, selanjutnya Tim
hal yang mudah, walaupun dalam penilaian Koordinator Asesor Itjen KKP sebagai Tim
secara assessment maupun reviu telah Reviu RB KKP dapat menjalankan fungsi
mengacu pada Pedoman Evaluasi RB dari pengawasan secara optimal. Dalam rangka
KeMENPAN dan RB, kenyataannya dalam pencapaian Indeks RB KKP Semester II
aplikasinya masih sulit bagi KKP untuk Tahun 2014 diharapkan seluruh Pimpinan
meperkirakan apakah hasil assessment dan lingkup KKP berkomitmen mencapai
reviu sesuai dengan keinginan penilaian Kategori BB. Aamiin… (Setyawati)
KeMENPAN dan RB.

82 Media Infomasi Pengawasan SINERGI


INSPEKTORAT JENDERAL
Kementerian kelautan & perikanan

Visi Kami
Menjadi Katalisator Pembaharuan
Kinerja Kementerian Kelautan
dan Perikanan

Misi Kami

Memberikan Pengawasan Terbaik untuk


Meningkatkan Kinerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan

Nilai Kami
Integritas
Profesionalitas
Inovasi

Makna Kami
Bangga Sebagai Mitra Peningkatan Kinerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Menuju Kesejahteraan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan
Selamat Atas Pelantikan

Ibu Susi Pudjiastuti


Sebagai
Menteri Kelautan & Perikanan
Republik Indonesia

Keluarga Besar
Inspektorat Jenderal
Kementerian KP

mengucapkan :

SELAMAT HARI NATAL


& TAHUN BARU 2015

Anda mungkin juga menyukai