..
..
..
..
..
..
..
..
Edisi II / 2014 ..
..
Bo ..
Pe nu ..
rm
en Per sS
Ha KP men in
S si No K
Re em l La . 56 P N er
fo est por , N o.2
rm er an o 9
gi
as I T E . 57 ,
i B ah va
iro un lua & N
kr 20 si o.5
as 1 8
iK 4
KP
www.itjen.kkp.go.id
Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
Tantangan Penerapan Pentingnya Pengawasan Profesionalisme
Sistem Akuntabilitas Internal terhadap Pengawasan Pengadaan
Kinerja Kinerja Eselon I Barang dan Jasa 1
Edisi II Tahun 2014
Di Lingkungan KKP
SALAM SINERGI
Edisi II / 2014
Bo
Pe nu
rm
en Perm sS
Ha KP en in
Re
Se sil LaNo. KP
m 56 No
fo este pora , No .2
erg
rm
as r I Ta n Ev . 57
9, i
i Bi hu al &
ro ua No
kr n 20 si .58
as 14
i KK
P
www.itjen.kkp.go.id
Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
Kabinet Baru Kabinet Kerja
Pelindung
Tantangan Penerapan Pentingnya Pengawasan Profesionalisme
Inspektur Jenderal
semoga jajaran aparatur KKP lebih bersemangat
Pembina dengan penuh Integritas, Inovasi, Kedisiplinan,
Sekretaris Itjen, Inspektur I, Inspektur II Kerjasama dan Profesionalisme sesuai Nilai Nilai
Inspektur III, Inspektur IV, Inspektur V KKP dalam berkinerja.
Sinergi mengucapkan Selamat kepada Bapak
Penanggung Jawab Jokowi sebagai Presiden RI ke-7 dan Ibu Susi
Ir. Soma Somantri, ME Pudjiastuti sebagai Menteri KP ke-5. Semoga
semangat baru yang ditularkan Bapak Presiden dan
Pemimpin Redaksi
Ibu Menteri KP kepada jajaran aparatur lingkup
Drs. Cipto Hadi Prayitno
KKP membawa KKP lebih Jaya, memberikan
Wakil Pemimpin Redaksi manfaat sebesar besarnya bagi masyarakat Bangsa
Ir. Dasril Munir, MM dan Negara Indonesia, diakui keberadaannya baik
didalam dan diluar Negeri.
Redaktur Pelaksana Kinerja dilaksanakan gratifikasi dihindari
Setyawati, S.Sos. M.Ak pelayanan publik ditingkatkan menuju KKP yang
Penyunting (Editor) Transparan dan Bebas dari Korupsi sebagaimana
tema hari Anti Korupsi 2014. Paradigma APIP
Ir. Raymond RM Bako, MA
kedepan diharapkan dapat menjadikan Itjen KKP
Ir. Lina Herlina
Tengku Sonya Nirmala Hayati, S.Pi sebagai lembaga pencegahan korupsi, membantu
Riyan Ramadian, S.Pi lembaga lain sehingga KKP pada khususnya
Farida Farid, S.Pi dapat tercipta kapabilitas dan akuntabilitas yang
semakin baik. Setiap individu melaksanakan
Fotografer kontrak kinerja dan SKP secara bertanggungjawab,
Afdi Nurdiansyah dengan komunikasi yang efektif, peningkatan
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan proses
Sekretariat Tim
Pelaksana Kegiatan bisnis program dan kegiatan baik lingkup internal
maupun eksternal di KKP diharapkan seluruh
Dra. Andrijati Isnaini
output berorientasi pada outcome.
Wiwit Roza, SH
La Asia, SH
Seiring perubahan yang terjadi menuju
Kurniawan, SH perbaikan Reformasi Birokrasi dimana KKP telah
Ari Purwandari, S.Psi memiliki Unit Pengendalian Gratifikasi untuk itu
Sigit Pratama, A.Md tidak ada salahnya kita sedikit berbangga bahwa
penghargaan-penghargaan telah diraih KKP
diantaranya Penghargaan Gratifikasi dari KPK,
Alamat Redaksi semoga KKP lebih jaya membangun Perikanan dan
Sekretariat Itjen KKP Kelautan dari tahun sebelumnya…amiin (Tyaw)
Gedung Mina Bahari 3 Lt. 4
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16
Jakarta 10110 Selamat Bekerja…
Telp. (021) 3522310, 3520336
Fax : (021) 3520336 Redaksi
http: www.itjen.kkp.go.id
18
Kerja... Kerja... Kerja... Paradigma Baru Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah sebagai ..
Lembaga Pencegah Korupsi ..
..
..
..
..
..
..
8
Tantangan Penerapan Sistem
Membangun Integritas Akuntabilitas Kinerja . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Dengan Pengendalian Gratifikasi Menuju Sasaran Kerja Pegawai
Yang Lebih Valid dan Adil . . . . . . . . . . . . 25
Keterampilan Membangun
Human Relationship . . . . . . . . . . . . . . . . 29
Percepatan Hibah dengan Peraturan
Menteri Keuangan 98/PMK.06/2013 . . . 34
Pentingnya Pengawasan Internal
Terhadap Kinerja Eselon I di
Lingkungan KKP . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 39
Terbentuknya peraturan tentang gratifikasi merupa-
kan bentuk kesadaran bahwa gratifikasi dapat
Membangun Komunikasi Efektif . . . . . . . 42
berdampak negatif dan dapat disalahgunakan, Pengawasan & Pengendalian Pengelolaan
khususnya dalam penyelenggaraan pelayanan
publik, sehingga unsur ini diatur dalam perundang-
Bantuan Langsung Masyarakat . . . . . . . . 46
undangan mengenai tindak pidana korupsi. Profesionalisme Pengawasan
12
Pengadaan Barang dan Jasa . . . . . . . . . . . 51
Pelayanan Publik di Era Transisi Tata Ruang Laut sebagai Alat
Pengendalian dan Pengawasan . . . . . . . . 56
Pengakuan Piutang dari TP/TGR
Pada Full Accrual Based-Accounting and
Budgeting . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 61
Problematika Penerapan Basis
Akuntansi Akrual . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 65
AUDITORIA ................... 69
Akankah masih berlaku anggapan bahwa ”kebanggaan“
LINTAS SINERGI
jika pegawai di suatu intansi dapat menangani dan Efektivitas Tekologi Tepat Guna
menentukan permohonan perijinan..? Mungkin Membutuhkan Pengawasan . . . . . . . . . . 73
disinilah letak transisi pemahaman pelayanan publik,
walaupun Undang-undang Pelayanan Publik tersebut KILAS SINERGI
telah ditetapkan sejak tahun 2009 atau hampir lima
tahun sejak diundangkan.
Percepatan Reformasi Birokrasi KKP . . . . 78
Edisi II Tahun 2014 3
.. Kinerja UTAMA
..
..
..
..
.. Oleh: Sidik Parmono
..
..
..
..
..
..
..
R
ibuan masyarakat Indonesia ter- Kerja...kerja...kerja...
paku di depan televisi menyaksi- Kesan apa yang tersirat dari peng-
kan pengumuman Kabinet Ker- umuman dan pelantikan Kabinet Kerja
ja oleh Presiden. Ada nuansa berbeda tersebut? Menurut Menteri Pemuda dan
dibandingkan era sebelumnya. Tak ada Olahraga Imam Nahrawi, seperti dikutip
siaran langsung dari kediaman para calon dari situs detikcom pada 26 Oktober
menteri, tak ada wawancara insan pers 2014, baju putih yang dipakainya pada
kepada keluarga dan para menteri terpilih acara pengumuman itu memiliki makna
yang menunggu pengumuman di rumah. tersendiri. Warna putih dimaknainya
Di layar kaca, terlihat hamparan rumput sebagai langkah awal mensucikan diri
hijau Istana Negara. Presiden Jokowi sebelum bekerja.
dengan penuh semangat memperkenalkan Pemilihan kostum yang dikenakan
satu persatu menteri kabinetnya. Tak ada para menteri pada saat itu juga mendapat
suasana resmi dan kaku, tak ada dasi komentar dari banyak pakar. Dr. Antar
dan jas elegan, para menteri yang belum Venus, pakar politik Universitas Padjadja-
dilantik itu berbaju putih khas Presiden ran menyatakan bahwa pemilihan kostum
Jokowi. Lengan baju mereka digulung ke itu merupakan bagian dari komunikasi
atas, menandakan kesiapan untuk kerja… dengan rakyat, siap bekerja dan menunjuk-
kerja… kerja…. kan adanya tim yang kuat dan kompak
Membangun Integritas
Dengan Pengendalian Gratifikasi
K
orupsi merupakan salah satu 3) Kampanye-kampanye politik yang mahal,
kata yang cukup popular di dengan pengeluaran lebih besar dari
masyarakat dan telah menjadi tema pendanaan politik yang normal;
pembicaraan sehari-hari. Namun demikian, 4) Proyek yang melibatkan uang rakyat
ternyata masih banyak masyarakat yang dalam jumlah besar;
belum mengetahui apa itu korupsi. Pada 5) Lingkungan tertutup yang mementingkan
umumnya, masyarakat memahami korupsi diri sendiri dan jaringan “teman lama”;
sebagai sesuatu yang merugikan keuangan 6) Lemahnya ketertiban hukum;
Negara semata. Korupsi berasal dari bahasa 7) Lemahnya profesi hukum;
latin “corruption” yang bermakna busuk, 8) Kurangnya kebebasan berpendapat atau
rusak, menggoyahkan, memutarbalik, atau kebebasan media massa; dan
menyogok. Secara harfiah, korupsi adalah 9) Gaji pegawai pemerintah yang sangat
perilaku pejabat publik baik politikus/ kecil.
politisi maupun pegawai negeri, yang secara Dari berbagai jenis korupsi yang
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diatur dalam Undang-Undang, gratifikasi
diri atau memperkaya mereka yang dekat merupakan suatu hal yang relatif baru
dengannya, dengan menyalahgunakan dalam penegakan hukum tindak pidana
kekuasaan publik yang dipercayakan korupsi di Indonesia. Istilah gratifikasi
kepada mereka. diperkenalkan melalui Undang-Undang
Menurut data Transparancy Interna- Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan
tional yang diunggah Wikipedia (2012) me- atas Undang-Undang No 31 Tahun 1999
nyatakan bahwa korupsi dapat disebabkan tentang Pemberantasan Tindak Pidana
oleh beberapa kondisi yaitu: Korupsi, disamping enam kelompok jenis
1) Konsentrasi kekuasaan di pengambil tindak pidana korupsi lainnya yaitu:
keputusan yang tidak bertanggung • Kerugian keuangan Negara;
jawab langsung kepada rakyat, seperti • Suap menyuap;
yang sering terlihat di rezim-rezim yang • Penggelapan dalam jabatan;
bukan demokratik; • Pemerasan;
2) Kurangnya transparansi di pengambilan • Perbuatan curang; dan
keputusan pemerintah; • Benturan kepentingan dalam pengadaan
TIM SURVEY
Mulai
Selesai
Tahap I
Petugas Meja Informasi
melakukan pemeriksaan
Proses
Tahap .......
Selesai
(Lama & Boros)
Dengan belum efisien dan efektifnya atau bisa juga diserahkan kepada pihak
kondisi diatas maka perlu dicermati swasta, contohnya ialah privatisasi dan
kembali kepada tujuan dilakukan lain sebagainya.
Pelayanan Publik oleh pemerintah, dan b. Prinsip ke-2: Pemerintah milik
dapat dilihat konsep yang disarankan rakyat (Community Government), yaitu
oleh Pakar Pelayanan Publik di sektor maksudnya ialah memberdayakan atau
pemerintahan, yang merekomendasikan memberi wewenang ketimbang melayani
prinsip sepuluh operasi "kewirausahaan" (Empowering rather than serving). Dalam
pemerintah. Sepuluh prinsip tersebut hal ini pemerintah diharapkan mampu
dikemukakan oleh Osborne and Gaebler, memberdayakan rakyatnya. Dengan kata
yaitu : suggest that governments should: 1) lain, pemerintah juga bisa memberikan
steer, not row; 2) empower communities to wewenang kepada masyarakat. Guna
solve their own problems rather than simply menjamin terselenggaranya pelayanan
deliver services; 3) encourage competition yang efisien dan efektif; serta produk
rather than monopolies; 4) be driven by pemerintah bisa mencoba mengalihkan
missions, rather than rules; 5) be results- pemilikannya ke masyarakat. Akhirnya,
oriented by funding outcomes rather than pelayanan tersebut bergeser ke
inputs; 6) meet the needs of the customer, pemberdayaan masyarakat dari suatu
not the bureaucracy; 7) concentrate on komunitas. Sehingga kemungkinan besar
earning money rather than spending it; 8) kelak bisa mengurangi ketergantungan
invest in preventing problems rather than masyarakat terhadap pemerintah. Lalu
curing crises; 9) decentralize authority; and terciptalah masyarakat yang handal
10) solve problems by influencing market dengan kreasinya dan menjadi lebih
forces rather than creating public programs, mandiri.
diunduh dari http://www.scottlondon.com/ c. Prinsip ke-3: Pemerintah yang kompetitif
reviews/osborne.html. (Competitive Government), yaitu strategi
Semangat pemerintah dalam mendorong dengan cara menyuntikkan persaingan
mewiraushakan birokrasi meliputi : dalam pemberian pelayanan (injecting
a. Prinsip ke-1: Pemerintah sebagai competition into service delivery). Suatu
katalis (Catalytic Government), yaitu pelayanan yang kompetitif dianggap
dengan mengarahkan ketimbang meng- suatu hal yang sehat. Berbeda dengan
ayuh (steering rather than rowing). cara monopoli, bila dibiarkan akan
Sedangkan yang melaksanakannya timbul kembali ketergantungan pada
diserahkan kepada yang paling bawah satu pemilik. Pemerintah yang kompetitif
DAFTAR REFERENSI :
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
2.
Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi.
3. Hajriyanto Y. Thohari. “Inspektorat Jenderal dan
Bawasda Tidak Berfungsi”. (www.mprri.o.id, 27
Juni 2012).
4. Nainggolan Pahala. pahalanainggolan worpress.
com.
Tantangan Penerapan
Sistem Akuntabilitas Kinerja
S
ejak tahun 2010, Kementerian Pen- Indikator Kinerja dalam Renstra
dayagunaan Aparatur Negara dan untuk penyusunan Rencana Kegiatan
Reformasi Birokrasi (KemenPAN Anggaran.
dan RB) telah melaksanakan evaluasi ter- 2. Meningkatkan pengukuran kinerja
hadap akuntabilitas kinerja Kementerian dengan memantapkan implementasi
Kelautan dan Perikanan (KKP). Evaluasi sistem pengumpulan data kinerja
ini ditujukan untuk menilai implementasi organisasi yang telah dibangun secara
dan pengembangan akuntabilitas kinerja konsisten pada tingkat kementerian,
di lingkungan KKP dalam mendorong ter- unit kerja, maupun individu.
wujudnya pemerintahan yang berorientasi 3. Meningkatkan kualitas dan pemanfaatan
kepada hasil (result oriented government). pelaporan kinerja dengan meningkatkan
Tingkat akuntabilitas kinerja hasil kualitas LAKIP sebagian unit kerja
penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja yang masih belum cukup baik dalam hal
lingkup KKP selama lima tahun terakhir penyajian evaluasi dan analisis capaian
menunjukkan perkembangan signifikan. kinerja, pembandingan data kinerja
Dari kategori CC di tahun 2010 menjadi yang memadai dengan realisasi tahun
kategori A pada tahun 2014. Berdasarkan sebelumnya, dan target dalam Renstra.
hasil evaluasi terakhir tersebut, KemenPAN Serta memanfaatkan informasi kinerja
dan RB memberikan rekomendasi untuk dalam LAKIP oleh pimpinan secara
memperbaiki tingkat akuntabilitas kinerja berjenjang untuk umpan balik perbaikan
lingkup KKP, sebagai berikut : perencanaan, pelaksanaan program/
1. Meningkatkan perencanaan kinerja kegiatan, serta peningkatan kinerja
dengan memanfaatkan sasaran dan berkelanjutan.
dalam artian target SKP akan disesuaikan tinggi mendapatkan skor akhir dengan
sama dengan realisasi penugasannya, atau kategori ‘sangat baik’ atau rentang nilai
malah lebih rendah. Akan lebih mudah diatas 90. Hal yang tentu berbeda dengan
penetapan SKP dilakukan untuk tugas/ pegawai yang DP3 nya dengan rata-rata
pekerjaan yang sifatnya ‘rutin’ dan dapat baik atau cukup, sehingga diprediksi
diprediksi dengan baik pembagiannya pada mereka hanya memperoleh skor akhir
setiap pegawai, misalnya operator SIMAK dengan kategori ‘cukup’ sampai dengan
BMN yang ‘secara pasti’ akan melakukan ‘baik’ atau rentang skor akhir 76-90.
penyusunan Laporan Barang Milik Negara Penerapan aplikasi SKP secara online
secara periodik, sehingga dapat dihitung (Sistim Informasi Penilaian Kinerja
target sejak awal dan dapat dihitung pula Individu-SIPKINDU) yang diharapkan
realisasinya dengan mudah. mengurangi kesalahan juga masih menjadi
Penilaian Perilaku Kerja sebagai celah manipulasi penyusunan dan penilaian
komponen kedua dalam penilaian kinerja SKP karena belum dilengkapi dengan
PNS juga menjadi titik kritis karena mekanisme validasi penginputan dan
komposisinya yang cukup besar yaitu 40%. normalisasi nilai. Misalnya, target diinput
Selama ini belum ada metode maupun nol, apakah benar memang nol ataukah
aturan penjelas bagaimana mengukur terjadi kesalahan input, ini perlu ada
perilaku se-obyektif mungkin. Untuk notifikasi aplikasi agar input tidak salah.
penerapan di beberapa Satker KKP Menurut penulis, seharusnya input target
disepakati bahwa penilaian perilaku kerja tidak boleh nol untuk pekerjaan yang sudah
diambil dari nilai DP3 tahun sebelumnya, direncanakan, yang tentunya berbeda
yang tentunya bisa menjadi bias. Mereka untuk pekerjaan tambahan. Selanjutnya,
yang telah mengantongi skor tinggi, perlu ada normalisasi nilai atas realisasi
misalnya rata-rata ‘sangat baik’ dari DP3 yang terlalu tinggi (karena target yang
tahun sebelumnya (umumnya cenderung terlalu rendah), misalnya maksimal 125%,
meningkat dari tahun ke tahun) akan sehingga capaian yang lebih dari itu akan
mendapatkan bonus skor disamping nilai dinormalisasi menjadi 125%.
SKP nya, sehingga memiliki peluang lebih Dari sisi formulasi pengukuran kinerja,
Keterampilan Membangun
..
..
Human Relationship
..
..
..
..
..
..
..
Oleh : M. Nurochman
B
ekerja pada era informasi global Karenanya, penting bagi setiap orang
dewasa ini, tidak cukup hanya memiliki etos mengutamakan kerja sama
mengandalkan keterampilan pri- yang memberikan manfaat positif dalam
badi dan kecerdasan intelektual semata. berbagai hal dalam kehidupan ini, termasuk
Bahkan, pengalaman dan kerja keras dalam bekerja dan berbisnis seorang bisa
juga belum menjamin seseorang meraih berhasil tidak lepas dari dukungan berbagai
keberhasilan tinggi, kalau tidak memiliki pihak lainnya. Membangun kesuksesan
kemampuan menjalin kerja sama dengan dalam karier berarti menciptakan kerja
pihak lain. Sebuah penelitian menyebut sama dengan banyak manusia. dengan
untuk mencapai keberhasilan dalam demikian, diperlukan kepandaian dalam
kehidupan, termasuk dalam karier dan membina hubungan antar manusia.
bisnis diperlukan adanya kepandaian Kepandaian dalam membangun
dalam membina hubungan antar manusia hubungan antar manusia ini meru-
atau human relationship. pakan keteram-pilan yang dipengaruhi
Seperti pernah disampaikan oleh oleh kecerdasan emosi (emotional quo-
Hendry Ford, “If every one is moving tient) dan kecerdasan spiritual (spiri-
forward together, then success takes care tual quotient) seseorang. Artinya, siapa
of itself” (jika setiap orang maju bersama- pun dapat memiliki kepandaian dalam
sama, maka kesuksesan akan tercapai) human relationship, tidak memandang
Percepatan Hibah
Dengan Peraturan Menteri Keuangan 98/PMK.06/2013
Latar Belakang Terbitnya PMK pengadaan Satker Dana Dekonsentrasi dan
Nomor 98/PMK.06/2013 Tugas Pembantuan harus dicatat sebagai
Setiap tahun Pemerintah Pusat melalui aset BMN milik Pemerintah Pusat melalui
kementerian teknis mengalokasikan satker pusat kementerian teknis terkait.
anggaran dana dekonsentrasi dan tugas Pencatatan dan penatausahaan aset
pembantuan dalam jumlah yang besar. BMN milik Pemerintah Pusat yang digu-
Alokasi anggaran tersebut antara lain nakan oleh Pemerintah Daerah, tentunya
digunakan untuk belanja modal yang akan membebani satker pusat kementerian
digunakan untuk menunjang Tugas dan terkait. Kondisi ini karena secara riil penge-
Fungsi kementerian teknis dan pemerintah lolaan aset BMN berada pada Pemerintah
daerah yang bersangkutan. Hasil dari Daerah yang bersangkutan, sedangkan
belanja modal tersebut adalah Barang pembiayaan operasional dan pemelihara-
Milik Negara (BMN) yang pada dasarnya an menjadi tanggung jawab pemerintah
digunakan untuk penyelenggaraan Pusat. Berdasarkan hal tersebut Peme-
pemerintah daerah, namun sesuai dengan rintah Pusat berusaha untuk menghibah-
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/ kan BMN hasil pengadaan Satker Dana
PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor kepada Pemerintah Daerah. Bertahun-
156/PMK.07/2008 tentang Pedoman tahun aset BMN Dana Dekonsentrasi
Pengeloaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas dan Tugas Pembantuan diusulkan untuk
Pembantuan, BMN yang terbentuk dari hasil dihibahkan dari Pemerintah Pusat kepada
kan BMN DK/TP dari Pengguna Barang; paling lambat tanggal 31 Desember 2014.
dan Berdasarkan hal tersebut diharapkan
5. Surat pernyataan kesediaan menerima seluruh BMN Satker DK/TP sudah
hibah BMN DK/TP dari Pemerintah diusulkan penghibahannya paling lambat
Daerah dan/atau berita acara serah tanggal 31 Desember 2014.
terima barang, dalam hal BMN DK/
TP sudah diserahoperasikan kepada
Pemerintah Daerah. DAFTAR PUSTAKA :
Jika usulan Hibah BMN DK/TP disetujui, 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/
Pengelola Barang akan menerbitkan surat Daerah.
persetujuan Hibah. Persetujuan Hibah 2.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 98/
tersebut menjadi dasar bagi Pengguna PMK.06/2013 Tentang Perubahan atas Peraturan
Barang untuk melakukan serah terima Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.06/2011
Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang
barang dengan penerima Hibah paling Berasal dari Dana Dekonsentrasi dan Dana
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat Tugas Pembantuan Sebelum Tahun Anggaran
persetujuan Hibah diterbitkan, dan 2011.
dituangkan dalam berita acara serah 3.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/
PMK.06/2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan
terima barang. Namun demikian, jika
Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan
usulan Hibah BMN DK/TP tidak disetujui, Pemindahtanganan Barang Milik Negara.
Pengelola Barang menerbitkan surat 4.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/
penolakan dengan disertai alasannya. PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008
tentang Pedoman Pengeloaan Dana Dekonsentrasi
Batas Kadaluarsa dan Tugas Pembantuan.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 5.
Tinjauan PMK 96/PMK.06/2007. Rushan
98/PMK.06/2013 mempunyai batas Nasyrul Haq (2011). Media Kekayaan Negara
waktu kadaluarsa, dan BMN yang akan Edisi 08 Tahun III/2012.
dihibahkan adalah BMN hasil pengadaan 6.
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Kementerian Kelautan dan Perikanan
sebelum TA 2011. Penyelesaian pengelolaan Tahunan 2013.
BMN DK/TP sebagaimana diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan ini dilakukan
Oleh : Supriyadi
Oleh : Wirata
K
unci keberhasilan proses mana- lukan dan komunikasi dari atasan kepada
jemen adalah bagaimana men- bawahan agar dapat memotivasi mereka,
capai tujuan organisasi melalui komunikasi dalam bentuk pembuatan
kegiatan-kegiatan orang lain. Keberhasilan laporan baik tertulis maupun lisan untuk
ini tidak akan dicapai bila manajer tidak dievaluasi.
mengetahui bagaimana mengelola dan Tanpa kemampuan komunikasi yang
mempengaruhi orang. Untuk itu pada baik, tidak mungkin akan tercapai suatu
dasarnya auditor juga merupakan seorang hubungan yang baik, dan hubungan
manajer yang harus mengerti faktor-faktor yang tidak baik antara Atasan dan
manusia dan bagaimana cara bekerjanya Bawahan (personil) tentu pada gilirannya
faktor-faktor tersebut sedemikian rupa akan menjadi sesuatu yang merugikan
agar dapat merealisasikan tujuan yang bagi organisasi/instansi. Kemampuan
diinginkan. Dengan kata lain seorang komunikasi yang baik juga akan sangat
manajer harus memahami tingkah laku membantu peran manajer dalam meng-
manusia, baik secara individu maupun arahkan bawahan menuju tercapainya
secara berkelompok melalui komunikasi. tujuan organisasi.
Pengorganisasian utamanya dalam Efektivitas komunikasi, bisa dikatakan
audit membutuhkan komunikasi kepada mutlak harus dimiliki oleh tim audit
tim audit apapun status yang bersangkutan apapun statusnya. Keterampilan ini harus
(Pengendali Mutu, Pengendali Teknis, dibangun dan terus diasah, Keahlian dalam
Ketua Tim dan Anggota Tim) mengenai berkomunikasi, akan menentukan sejauh
tugas pekerjaannnya. Pengarahan memer- mana instruksi atau pesan dari pimpinan
Oleh : Iriawanti
PROPOSAL
PELAPORAN
BERJENJANG & BERKALA
(setiap 3 bulan)
VERIFIKASI
CP & CL
PENGENDALIAN
&
PENGAWASAN
SETUJU /
TIDAK
DILAPORKAN
(KENDALA & KEBERHASILAN)
setiap bulan oleh Pokmas
Gambar 2. Pengelolaan BLM oleh Pokmas
mengelola BLM agar sesuai rencana untuk terjadi. Gambar 1 memberikan ilustrasi
mencapai tujuan diperlukan pendampingan/ tahapan dalam mekanisme penyaluran
pelatihan/penyuluhan dan pembinaan BLM yang memerlukan pengendalian
teknis maupun administrasi oleh aparat/ dan pengawasan secara administrasi dan
petugas yang kompeten. Hal ini berguna pelaksanaannya.
bagi peningkatan kapasitas dan penguatan Selanjutnya, dalam pengelolaan BLM
kelembagaan/kelompok masyarakat agar ada yang dilakukan secara mandiri oleh
mandiri. Seluruh rangkaian proses/tahapan kelompok masyarakat (Pokmas), dan
tersebut diatas dikendalikan dan diawasi ada pula yang dilakukan melalui pola
secara berjenjang dengan mengacu pada kemitraan dengan pihak ketiga, ketika
peraturan dan ketentuan (NSPK) guna kelompok masyarakat tidak lagi sanggup
mengurangi risiko-risiko. mengelola sendiri usahanya. Gambar 2
Aktivitas pengawasan dan pengendalian adalah tahap dalam pengelolaan BLM oleh
tersebut seharusnya dirancang dan ada kelompok masyarakat yang memerlukan
Rencana Aksi (action plant) sebagai alat pendampingan oleh Tenaga Pendamping
kontrol secara berkala/periodik. Pengawasan (TP)/Penyuluh/Fasilitator agar terhindar
dan pengendalian dalam penyaluran BLM dari risiko penggunaan yang tidak sesuai
dilakukan pada setiap tahapan/proses dengan rencana usaha kelompok (RUK/
melalui aktivitas reviu/cek and ricek untuk RUB). Dalam penggunaan/belanja BLM
memastikan apakah telah sesuai prosedur diperlukan reviu/cek and ricek dan
dan kriteria yang ditetapkan, dan tepat pengawasan apakah telah sesuai dengan
waktu. Selanjutnya dipantau secara berkala kebutuhan teknis (tidak dibelanjakan
(mingguan/bulanan) guna mengetahui sekaligus/bertahap) dan secara administrasi
tingkat perkembangan penyaluran dan tercatat/dibukukan dan dilengkapi dengan
pemanfaatan BLM secara dini guna faktur/kwitansi belanja barang. Aktivitas ini
mengatasi hambatan/permasalahan apabila dimonitor/dipantau dan dilaporkan tertulis
DILAPORKAN
(KENDALA & KEBERHASILAN)
setiap bulan oleh Pokmas
Gambar 3 Pengelolaan BLM melalui Kemitraan
Oleh : Lutfi
P
ada umumnya ketentuan per- institusi pengawasan lingkup KKP.
syaratan dalam memilih seorang Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata
pemimpin setiap Organisasi Ke- profesionalisme memiliki makna yakni
menterian/Lembaga maupun Perusahaan memiliki kemampuan atau keahlian dalam
adalah memiliki profesionalisme. Kabinet melaksanakan pekerjaan. Dengan nilai
Kerja Tahun 2015-2019 Presiden RI ke-7 luhur profesional tersebut diharapkan
menetapkan Jabatan Menteri dipangku seluruh Auditor harus profesional dalam
dari profesional non partai dan profesional melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
partai yang diharapkan dapat mengimple- bidang masing-masing. Pertanyaannya,
mentasikan program-program pemerintah apakah Auditor telah dapat melaksanakan
sesuai dengan keahliannya, sebagaima- tugasnya secara profesional?. Jawaban
na dalam perusahaan diharapkan dapat mungkin ya atau mungkin juga belum
memenuhi target yang telah ditentukan se- optimal.
hingga sasaran profit dapat dicapai.
Profesional ini pula telah dijadikan Profesional dalam Pengadaan
nilai luhur yang diterapkan oleh KKP Barang Jasa
dan juga Itjen KKP bagi seluruh pegawai Dalam Perpres 54 tahun 2010 dan
di Inspektorat Jenderal Kementerian perubahan Perpres 70 tahun 2012 tentang
Kelautan dan Perikanan dalam melaksana- Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
kan tugas dan fungsinya sebagai pada Pasal 7 telah dirumuskan bahwa
Oleh : Iriawanti
yang dapat menjamin dunia usaha pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-
untuk berinvestasi membangunan dan pulau kecil. Perencanaan dimaksud terdiri
mengembangkan kegiatannya dibidang dari empat hirarki, meliputi Rencana
kelautan dan perikanan masih minim. Strategis (RS), Rencana Zonasi (RZ),
Demikian pula program/kegiatan-kegiatan Rencana Pengelolaan (RP), dan Rencana
yang dilaksanakan selama ini di wilayah Aksi Pengelolaan (RAP) wilayah pesisir
pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dapat dan pulau-pulau kecil. Namun, lebih dari
terancam tidak berkelanjutan karena tidak 7 (tujuh) tahun dokumen rencana tersebut
memiliki status hukum pemanfaatan ruang belum tersedia lengkap.
yang jelas. Disisi lain pengendalian dan Sejumlah kendala yang teridentifikasi
pengawasan terhadap kegiatan eksploitasi/ dari hasil rapat koordinasi nasional
pemanfaatan kekayaan di wilayah pesisir, dalam upaya mengakselerasi penyusunan
laut dan pulau-pulau kecil tidak berjalan dokumen RZWP-3-K, yaitu:
dengan baik, apabila tidak didukung dengan 1. Belum ada kesamaan pola pikir dan cara
regulasi yang jelas mengenai peruntukan pandang para eksekutif dan legislatif
ruangnya. di tingkat pusat maupun daerah dalam
Daerah provinsi/kabupaten/kota yang penataan ruang perairan laut WP3K/
telah memiliki PERDA tentang RZWP- RZWP-3-K;
3-K menurut liputan data yang pernah 2. Belum dipahaminya cara penyusunan
difasilitasi oleh Kementerian Kelautan dan RZWP-3-K disertai dengan peraturan
Perikanan melalui Direktorat Jenderal zonasi;
KP3K, yaitu: 3. Kualitas hasil perencanaan RZWP-
Sejak diundangkannya UU Nomor 27 3-K yang disusun selama ini kurang
Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah baik, salah satunya karena data yang
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, maka digunakan adalah data yang tersedia,
Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/ bukan data yang dibutuhkan;
Kota) berkewajiban menyusun perencanaan 4. Terbatasnya fasilitator yang mempunyai
Oleh : Yuliadi
S
ebagaimana diamanatkan dalam penyiapan dan penetapan Standar Akun-
Undang-Undang No. 17 Tahun tansi Pemerintah (SAP) berbasis akrual
2003 tentang Keuangan Negara dan melalui Peraturan Pemerintah (PP)
Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Nomor 71 Tahun 2010, 22 Oktober 2010
Perbendaharaan Negara, bahwa seluruh sebagai pengganti dari PP 24 tahun 2005.
kementerian seharusnya telah diwajibkan Dalam PP tersebut ditetapkan bahwa
menerapkan akuntansi berbasis akrual. untuk menuju basis akrual, pemerintah
Dalam Pasal 12 dan 13 UU No. 1 Tahun akan menggunakan basis kas menuju
2004 tentang Perbendaharaan Negara, akrual (Cash Towards Accrual/CTA) yang
menetapkan bahwa pendapatan dan belanja merupakan suatu pendekatan unik yang
dalam APBN dicatat menggunakan basis dikembangkan oleh Indonesia untuk dapat
akrual. Dengan menerapkan akuntansi menyajikan empat laporan keuangan
berbasis akrual, diharapkan informasi pokok yang diamanatkan dalam UU dan
keuangan yang disajikan lebih lengkap dan disesuaikan dengan kondisi (peraturan,
informatif karena menyediakan informasi sistem, sarana dan prasarana, serta
kegiatan operasional pemerintah, evaluasi Sumber Daya Manusia) di Indonesia. Tentu
efisiensi dan efektivitas serta ketaatan harapannya tidak hanya penerapan dalam
terhadap peraturan. Kewajiban penerapan penyusunan laporan keuangan (akuntansi)
akuntansi berbasis akrual tersebut di- namun secara lebih luas lagi yaitu pada
amanatkan dalam Peraturan Menteri saat perencanaan, dalam penganggaran
Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 yang (budgeting).
berlaku mulai 1 Januari 2015. Perbedaan utama basis akrual dengan
Tahapan penerapan akuntansi berbasis kas dilandasi pada dua hal utama yaitu:
akrual dimulai pada tahun 2010 dengan • Pengakuan pendapatan, dimana pada
R
bahwa Pemerintah menerapkan SAP
eformasi Birokrasi di Indonesia ber- Berbasis Akrual dan disebutkan SAP
dampak pada tuntutan masyarakat berbasis akrual dilaksanakan empat
untuk mereformasi masalah keuang- tahun setelah tahun 2010, yang artinya
an, untuk itu Pemerintah mencanangkan dilaksanakan pada 2015.
reformasi di bidang keuangan negara. Hal
ini tertuang dalam pasal 3 ayat (1) Undang- Isu-isu terkait Penerapan Basis
undang (UU) Nomor 17 tahun 2003 tentang Akuntansi Akrual
Keuangan Negara, yang mengharuskan Dalam makalah yang berjudul
Keuangan Negara dikelola secara tertib, ”Transition to Accrual Accounting” IMF
taat pada peraturan perundang-undangan, (International Monetary Fund), tentang
efisien, ekonomis, efektif, transparan dan catatan dan petunjuk teknis mengenai
bertanggung jawab dengan memperhatikan akuntansi akrual dan beberapa isu
rasa keadilan dan kepatutan, dapat semakin terkait dengan penerapan basis akrual,
diwujudkan. Ditegaskan juga pada Pasal tentang kesiapan Pemerintah Indonesia
36 ayat (1) yaitu : ”Ketentuan mengenai menerapkan akrual pada tahun 2015.
pengakuan dan pengukuran pendapatan Diantara isu tersebut adalah:
dan belanja berbasis akrual sebagaimana 1. Perumusan kebijakan akuntansinya.
dimaksud dalam Pasal 1 angka 13, 14, 15, Basis kas yang hanya mencatat transaksi
dan 16 undang-undang ini dilaksanakan penerimaan dan pembayaran kas secara
selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun. relatif akan mudah dioperasikan.
Selama pengakuan dan pengukuran Pengakuan dan pengukuran/penilaian
pendapatan dan belanja berbasis akrual atas transaksi yang semakin kompleks
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan menyebabkan persyaratan kemampuan
dan pengukuran berbasis kas.” teknis dan judgement yang lebih tinggi
Sekretaris Itjen yang diwakili oleh Kepala Bagian Kepegawaian, Hukum dan Humas
membuka acara Pelatihan di Kantor Sendiri dengan Materi Sistem Laporan Bendahara
Instansi (SILABI) dengan Narasumber dari KPPN Jakarta VI tanggal 12 November 2014.
Upacara
Hari Sumpah Pemuda
Upacara Hari Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 2014 di
Lapangan Upacara Sekolah
Tinggi Perikanan Jakarta.
Sekretaris Itjen melantik dan mengambil Sumpah Jabatan pada Pelantikan Auditor
Pertama lingkup Inspektorat Jenderal pada tanggal 11 Desember 2014
Upacara memperingati
Hari Pahlawan
Upacara memperingati Hari Pahlawan
pada tanggal 10 November 2014 di
Lapangan Upacara Sekolah Tinggi
Perikanan Jakarta
S
esuai dengan Peraturan Presiden dalam rangka meningkatkan kapasitas
No 81 Tahun 2010 Tentang Grand dan akuntabilitas kinerja, mewujudkan
Design Reformasi Birokrasi Tahun pemerintahan yang bersih dan bebas KKN,
2010-2025, Peraturan Menteri PAN dan dan meningkatkan kualitas pelayanan
RB Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Road publlk di lingkungan KKP. Deviasi yang
Map Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2014, belum diyakini perubahannya terhadap 8
serta Peraturan menteri PAN dan RB No area perubahan di KKP oleh Kemenpan
14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi dan RB sebesar 14,22 harus segera kita
Reformasi Birokrasi lnstansi Pemerintah, tunjukkan secara konkret dan nyata
Tim Unit Pengelola Reformasi Birokrasi didukung dengan dokumen setiap tahapan
Nasional (UPRBN) telah melakukan proses dari perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi atas pelaksanaan reformasi pemantauan dan evaluasi sehingga sasaran
birokrasi pada Kementerian Kelautan dan RB (Komponen Hasil) yang dilakukan
Perikanan (KKP) s.d. SMT I Tahun 2014 oleh pihak eksternal dapat meningkat
dengan hasil penilaian 63,29 (B) dari usulan dan pada Semester II Tahun 2014 Indeks
77,51 (BB) (Lampiran Bonus). RB KKP benar-benar dapat meningkat
Evaluasi dari Kemenpan dan RB sesuai harapan dengan kategori BB. Secara
tersebut bertujuan untuk menilai sederhana karena keterbatasan sosialisasi
kemajuan dan memberi saran perbaikan dan bimtek baik dari KEMENPAN dan
pelaksanaan program reformasi birokrasi RB maupun dari Setjen dan Itjen, untuk
lndeks Reformasi Birokrasi Kementerian Kelautan Dan Perikanan s.d. Semester I Tahun 2014
Visi Kami
Menjadi Katalisator Pembaharuan
Kinerja Kementerian Kelautan
dan Perikanan
Misi Kami
Nilai Kami
Integritas
Profesionalitas
Inovasi
Makna Kami
Bangga Sebagai Mitra Peningkatan Kinerja
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Menuju Kesejahteraan Masyarakat
Kelautan dan Perikanan
Selamat Atas Pelantikan
Keluarga Besar
Inspektorat Jenderal
Kementerian KP
mengucapkan :