Anda di halaman 1dari 16

EFEK PEMBERIAN KOMBINASI ORAL DAN TOPIKAL EKSTRAK

IKAN TOMAN (Channa micropeltes) PADA PENYEMBUHAN LUKA


SAYAT TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

WILHELMUS ANDYKA FANILLEN AMAS

NIM : I 21110040

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
EFEK PEMBERIAN KOMBINASI ORAL DAN TOPIKAL EKSTRAK
IKAN TOMAN (Channa micropeltes) PADA PENYEMBUHAN LUKA
SAYAT TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI STREPTOZOTOCIN
Wilhelmus Andyka Fanillen Amas(1), Ressi Susanti(2), Mohamad Andrie (3)
(1,2,3)
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
hellmuz@gmail.com

ABSTRAK

Ikan toman (Channa micropeltes) mengandung protein (albumin) dan


asam lemak yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka sayat. Asam
lemak omega-3 dan asam lemak omega-6 dapat membantu mempercepat proses
penyembuhan luka pada kaki tikus diabetes kronis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek penyembuhan luka sayat dan konsentrasi optimal dari pemberian
kombinasi oral dan topikal ekstrak ikan toman dari ekstrak ikan toman pada tikus
wistar yang di induksi streptozotocin. Sampel 16 ekor tikus Wistar di induksi
dengan streptozotocin, dan pada hari ke-3 diukur kadar gula darah. Tikus dibagi
dalam 3 kelompok dosis, kontrol normal dan kontrol negatif. Tikus diberi luka
sayat dan diberikan kombinasi ekstrak ikan toman dengan dosis oral 4,00; 8,00;
dan 15,95 ml/kg BB dan topikal 5 ,10 dan 20 %. Kadar glukosa darah tikus
percobaan ditentukan dengan menggunakan alat Blood glucose Test Meter
GlucoDr. Luas area luka sayat diamati selama 15 hari dan dikuantifikasi dengan
program Macbiophotonic Image J. Analisis data menggunakan One Way Anova
dan Post Hoc Test- LSD. Kombinasi ekstak oral pada dosis 15,95 ml/kg BB
dengan topikal pada konsentrasi 20% memberikan efek penyembuhan luka terbaik
dengan persentase 96,54 % pada hari ke-9.

Kata kunci : Ekstrak ikan toman, kombinasi, sterptozotocin, luka sayat.

EFFECT OF THE COMBINATION ORAL AND TOPICAL EXTRACT


GAINT SNAKEHEAD (Channa micropeltes) IN WOUND HEALING
ON STREPTOZOTOCIN-INDUCED WISTAR RATS

ABSTRACT

Giant snakehead (Channa micropeltes) has content of protein (albumin)


and fatty acids that can accelerate the wound healing process. Fatty acid-3 and
fatty acid-6 accelerate the wound healing process on cronic diabetic rats legs. This
research aimed to determine the effect of the combination oral and topic extract
giant snakehead and the best dose of giant snakehead extract to accelerate the
wound healing process on streptozotocin-induced rats. 16 of the wistar rats were
induce with streptozotocin, and in the day 3 we measure the blood glucose levels.
Rats were devine in 3 dose group, normal control and negative control. Rats
which are given cut, are given the combination extract of giant snakehead with
oral dose 4,00; 8,00 and 15,95 ml/kg of rat weight and topical dose with
consentration 5, 10 and 20 %. Blood glucose level are measure using Blood
glucose Test Meter GlucoDr. The wound were measured for 15 days and
quantified by using Macbiophotonic Image J program. The data were analyzed by
SPSS for Windows 17.0 and using One Way ANOVA and also Post-Hoc LSD test.
The combination between 15,95 ml/kg rat weight oral dose with 20% topical
consentration has the best effect in wound healing process. The percentage is
about 96,54% on day 9.

Keyword : Giant snakehead extract, combination, streptozotocin, wound,

PENDAHULUAN yang dikondisikan mengalami


diabetes kronis, sehingga bisa
Ikan toman (Channa dikatakan bahwa asam lemak omega-
micropeltes) adalah ikan dari famili 3 dan asam lemak omega-6 baik
Channadiae. Ikan air tawar tersebut untuk kesehatan (2-4).
hidup di kawasan tropis Afrika, Asia Diabetes mellitus merupakan
Selatan, Asia Tenggara dan Asia suatu penyakit gangguan metabolik
Timur. Semua jenis toman adalah yang memiliki karakteristik
predator yang memangsa cacing, hiperglikemik yang terjadi karena
katak, anak-anak ikan, udang, ketam, kelainan sekresi insulin, kerja insulin
dan lainnya. Oleh karena itu, ataupun keduanya. Penyakit ini dapat
digolongkan sebagai ikan karnivora berdampak pada produktivitas dan
(1)
. penurunan sumber daya manusia.
Kandungan dari ikan toman Patogenesis hiperglikemik
yakni protein albumin. Minyak ikan melibatkan penurunan respon
toman mengandung asam lemak jaringan perifer terhadap insulin
omega-3 dan omega-6. Kandungan yang menyebabkan saat terjadi
asam lemak omega-3 dan omega-6 peningkatan produksi glukosa akan
dalam 81,2 ± 30,5 g minyak ikan berdampak pada penurunan
toman adalah 19,8% dan 16,6 % penggunaan glukosa tersebut
dengan rasio 1:0,9. Penelitian sehingga mengakibatkan
sebelumnya oleh Nicodemus telah peningkatan kadar gula darah
menunjukkan bahwa ekstrak ikan (hiperglikemik). Saat ini angka
toman dapat mempercepat prevalensi terjadinya diabetes
penyembuhan luka sayat pada tikus. melitus semakin mengalami
Kombinasi penggunaan kedua asam peningkatan. Di Indonesia sendiri
lemak ini sudah terbukti dapat tercatat 2,5 juta orang terkena
membantu mempercepat proses diabetes mellitus (5-6).
penyembuhan luka pada kaki tikus
Peningkatan kadar glukosa Peralatan yang digunakan
ekstraseluler mengakibatkan terjadi antara lain kompor gas (SNI), alat
reaksi glikasi (reaksi non enzimatik press Hidrolik (modifikasi), alat
antara glukosa dengan protein) dan Centrifuge PLC Series, cawan porselin,
®
membentuk basa schiff, kemudian beaker glass 500 mL (Pyrex ), clean
menjadi produk amadori (eksudat pack, bulb, gelas ukur (Pyrex®), kain
yang purulent) dan akhirnya flanel, panci kukus (modifikasi), pipet
membentuk protein yang toksik. Hal volume (Pyrex), tabung reaksi
®
ini yang mendasari terjadinya ulkus (Pyrex ), timbangan analitik (Precisa
diabetes. Proses terjadinya ulkus XB 4200C), glukotest strip dan
inilah yang sering mempengaruhi glukometer (GlucoDr®),sudip, wadah
kualitas hidup penderita diabetes. plastik, sendok tanduk, erlenmeyer
Ulkus diabetes merupakan luka (Pyrex®), alumunium foil, batang
terbuka pada permukaan kulit atau pengaduk, pot salep, spatula,
selaput lendir yang proses timbulnya penggaris , scalpel blade 1022.24
dimulai dari cidera jaringan lunak, No.11, pinset.
pembentukan fisura antara jari kaki Bahan
atau daerah kulit yang kering atau Bahan yang digunakan adalah
pembentukan kalus (7). Terapi daging ikan toman, ekstrak ikan
kombinasi pada radang usus toman, Streptozotocin. Adapun
menggunakan 5-aminosalisilat yang bahan lain yang digunakan adalah
dilakukan oleh Ford dkk telah asam sitrat 0,1 M, natrium sitrat 0,1
menunjukkan bahwa terapi M vaselin kuning, adeps lanae,
menggunakan kombinasi oral dan akuades.
topikal menunjukkan hasil yang
lebih baik di bandingkan terapi yang Hewan Uji
hanya menggunakan oral saja (8). Hewan uji yang digunakan
Penelitian ini dilakukan untuk adalah tikus putih jantan galur Wistar
(Rattus novergicus).
mengetahui apakah ekstrak ikan
toman yang diberikan secara Determinasi Sampel
kombinasi oral dan topikal dapat Ikan toman (Channa
mempercepat proses penyembuhan micropeltes) yang digunakan
luka sayat pada tikus yang di induksi dideterminasi di Laboratorium
streptozotocin dan berapa dosis Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas
kombinasi ekstrak ikan toman yang Matematika dan Ilmu Pengetahuan
memberikan efek terbaik dalam Alam, Universitas Tanjungpura,
mempercepat proses penyembuhan Pontianak.
luka sayat.
Pengumpulan dan Pengolahan
METODOLOGI Sampel

Alat
No.
Nama Formula Formula Formula Tabel 1. Formulasi Salep Ekstrak
Bahan A B C
Ikan Toman
1. Ekstrak 2,5 5 10
ikan Ekstrak ikan toman dibuat
toman dalam sediaan salep dengan
(g)
menggunakan variasi konsentrasi zat
2. Lemak 16,875 16,875 16,875
bulu aktif 5, 10 dan 20%. Pembuatan
domba salep ekstrak ikan toman diawali
(g)
dengan penimbangan bahan-bahan
3. Vaselin 30,625 28,125 23,125
flavum yang diperlukan. Kemudian adeps
(g) lanae dimasukkan ke dalam lumpang
Bahan berupa ikan toman yang dan tambahkan ekstrak ikan toman
diperoleh dan dikumpulkan dari sedikit demi sedikit hingga semua
tambak ikan masyarakat yang ekstrak ikan toman terserap oleh
berlokasi di Kelurahan Benuis, adeps lanae dan digerus hingga
Kecamatan Selimbau, Kabupaten homogen. Kemudian ditambahkan
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. vaselin kuning dan digerus kembali
Adapun bagian yang digunakan hingga homogen.. Sediaan salep
adalah bagian dagingnya. Sebanyak 9 ekstrak ikan toman dengan variasi
Kg ikan toman dibersihkan kepala dan konsentrasi 5, 10,dan 20%
isi perutnya serta dibuang sisiknya, dimasukkan kedalam pot salep.
kemudian ditimbang dagingnya. Daging
ikan toman yang sudah dibersihkan
PERSIAPAN HEWAN UJI
kemudian dikukus dalam panci selama
Tikus yang digunakan
menit pada suhu 70-80 .
berjumlah 20 ekor dibagi kedalam 5
Daging ikan toman yang sudah
kelompok perlakuan, sehingga
dikukus kemudian dibungkus dengan
kain flannel dan dimasukkan ke dalam sample dalam tiap kelompok terdapat
alat Hydrolic press, selanjutnya 4 ekor.
dilakukan pengepresan berulang untuk Kelompok 1 : Diberi ekstrak ikan
mengambil ekstrak ikan toman. Ekstrak toman oral dengan
ikan toman yang telah didapat di dosis 4 ml/Kg BB dan
masukkan ke tabung reaksi dan ditutup salep dengan
dengan clean pack dan alumunium foil, konsentrasi 5%
kemudian disentrifuse pada kecepatan
Kelompok 2 : Diberi ekstrak ikan
toman oral dengan
6000 rpm selama 60 menit selanjutnya
dosis 8 ml/Kg BB dan
diambil lapisan minyak dan air,
salep dengan
sedangkan endapan dibuang.
konsentrasi 10%
Ekstrak ikan toman ini disimpan Kelompok 3 : Diberi ekstrak ikan
di dalam botol kaca gelap dan ditutup toman oral dengan
dengan alumunium foil dan clean pack. dosis 16 ml/Kg BB
Formulasi Salep Ekstrak Ikan dan salep dengan
Toman konsentrasi 20%
Kelompok 4 : Diberi aquadest 1ml kuantifikasi dianilisis secara statistik
dan basis salep menggunakan One Way ANOVA.
(kontrol negatif)
Kelompok 5 : Diberi aquadest 1ml
dan basis salep
(kontrol normal) Analisis Data

Data dianalisis menggunakan


Perlukaan pada Hewan metode ANOVA (Analysis Of
Sebelum dilakukan Variant) yang dibantu dengan
perlukaan, tikus dianestesi program SPSS 17.0 for window.
menggunakan eter 10% dengan jalur HASIL DAN PEMBAHASAN
inhalasi, kemudian bulu di sekitar Determinasi Hewan
punggung dicukur dengan diameter 3 Berdasarkan hasil determinasi
cm dan dibersihkan dengan alkohol yang dilakukan di Laboratorium
70%. Perlakuan ini dilakukan sama Biologi Fakultas Matematika dan
terhadap semua hewan uji. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Penyayatan dilakukan pada Tanjungpura Pontianak menyatakan
punggung tikus dengan membuat bahwa sampel yang digunakan
sayatan sepanjang 2 cm dengan adalah ikan toman (Channa
kedalaman 2 mm menggunakan micropeltes).
skapel steril No. 11(9).
Hasil Ekstraksi Daging Ikan
Pengujian Salep Ekstrak Ikan Toman
Toman Hasil ekstrak terdiri dari 3
Salep ekstrak ikan toman lapisan, yakni lapisan minyak yang
dioleskan pada bagian punggung berada dibagian atas, lapisan air yang
yang telah dilukai. Pemberian salep berada dibagian tengah, dan lapisan
ekstrak ikan toman dilakukan 2 x zat-zat pengotor yang berada
sehari dengan waktu yang sama dari dibagian bawah. Lapisan minyak
hari ke-1 selama 15 hari. Pengukuran berwarna kuning terang menggumpal
luas area luka dilakukan dengan dan berada diatas permukaan air.
mengambil gambar area luka pada Lapisan air berwarna kuning pucat
hari ke-1,3,5,7,8,9,11,13,15 selama dan berada dibagian tengah. Lapisan
pemberian salep ekstrak ikan toman, zat-zat pengotor terbentuk dari sisa-
dan dikuantifikasi menggunakan sisa daging ikan toman yang ikut
program Macbiophotonic Image J masuk kedalam wadah penampungan
1.46 untuk mendapatkan data hasil saat pengepresan.
luas area luka dalam mm2. Dilakukan
juga pengamatan penutupan luka dan
pertumbuhan rambut secara
deskriptif. Selanjutnya data hasil
Berdasarkan diagram yang
ditunjukkan pada gambar erlihat
bahwa rata-rata persen penyembuhan
luka pada kontrol normal dengan
kontrol negatif berbeda secara
signifikan. Terlihat jelas rata-rata
persen penyembuhan kontrol normal
Gambar 1. Hasil Sentrifugasi
jauh lebih besar dari pada kontrol
Ekstrak Ikan Toman
negatif pada hari yang sama. Uji T
pada data rata-rata persen
Uji Identifikasi Albumin
penyembuhan luka ini, yaitu
Berdasarkan hasil dari uji
Independent sample t-test dilakukan
identifikasi diperoleh bahwa ekstrak
untuk membuktikan keberhasilan
ikan toman positif mengandung
metode pembuatan model luka
albumin, hal ini ditandai adanya
hiperglikemi. Hasil uji ini dapat
gumpalan atau buih berwarna putih
dilihat pada lampiran yang
yang mengambang(11).
menunjukkan nilai signifikan p<0.05.

Hasil Uji Penyembuhan Luka


Kombinasi Ekstrak Ikan Toman
Hasil data luas area luka yang
di dapat dengan cara dikuantifikasi
dengan bantuan program
Macbiophotonic Image J selanjutnya
dibuat dalam bentuk persen (%)
Gambar. 2 Uji Identifikasi
penyembuhan luka untuk mengetahui
Albumin
persentase peningkatan kesembuhan
luka pada hewan uji. Berdasarkan
Tingkat Keberhasilan Pembuatan
hasil rata-rata persentase
Model Tikus Diabetes
penyembuhan luka menunjukkan
bahwa kombinasi ekstrak dosis 0,5
Kg dan salep konsentrasi 10% dan
kombinasi ekstrak dosis 1,0 Kg dan
salep konsentrasi 20% memberikan
efek penyembuhan luka terbaik
mulai hari ke-4 sampai hari ke-9 bila
dibandingkan dengan kelompok
Gambar. 3 Diagram Batang Rata-
kombinasi ekstrak 0,25kg dan salep
rata Persentase Penyembuhan
konsentrasi 5%, kontrol normal dan
Luka Kontrol Normal dan Kontrol
kontrol negatif.
Negatif pada Hari ke-5.
Data hasil rata-rata persentase
penyembuhan luka kemudian diuji
secara statistik menggunakan uji One menunjukkan bahwa data
Way ANOVA yang dibantu dengan mempunyai sebaran yang normal
program SPSS 17.0 for window. Uji dengan profil yang dapat dikatakan
normalitas menunjukkan bahwa data mewakili populasi sehingga data
terdistribusi normal (p>0,05), hal ini dapat digunakan dalam statistik

Gambar 4.6. Grafik Rata-Rata Persentase Penyembuhan Luka Kombinasi


Ekstrak Ikan Toman dan Salep Ekstrak Ikan Toman
Keterangan: Tikus yang disayat diberikan kombinasi ekstrak ikan toman dan salep
ekstrak ikan toman, difoto yang selanjutnya dikuantifikasi luas luka
menggunakan program Macbiophotonic Image J. Hasil rata-rata
persentase kesembuhan luka dianalisis menggunakan One Way
ANOVA yang dilanjutkan dengan Post Hoc Test Multiple
Comparisons-LSD (tanda * menunjukkan perbedaan bermakna
antara kelompok dosis dengan kontrol negatif).

parametrik, yaitu One Way ANOVA. bermakna terjadi pada hari keempat
Hasil uji homogenitas menunjukkan dimana dosis 2 dan 3 berbeda
bahwa varian data adalah identik signifikan terhadap dosis 1, kontrol
(p>0,05) sehingga syarat untuk negatif dan kontrol normal (p<0,05).
menggunakan uji One Way ANOVA Tidak terjadi perbedaan bermakna
telah terpenuhi. Hasil uji One Way antara dosis 2 dengan dosis 3
ANOVA untuk semua kelompok (p>0,05). Antara dosis 1 dengan
menunjukkan perbedaan signifikan kontrol negatif dan kontrol normal
persentase penyembuhan pada hari juga tidak terjadi perbedaan yang
ke-4 hingga hari ke-9. bermakna (p>0,05). Pada hari kelima
Hasil analisis data persentase terjadi perbedaan bermakna antara
kesembuhan luka dengan Post Hoc kontrol negatif dengan dosis 1, dosis
Test (LSD) pada hari ketiga 2 dan dosis 3 (p<0,05). Tidak terjadi
menunjukkan bahwa tidak terjadi perbedaan bermakna antara kontrol
perbedaan yang bermakna (p>0,05) negatif dengan kontrol normal,
pada semua kelompok. Perbedaan kontrol normal dengan dosis 1, dan
dosis 2 dengan dosis 3 (p>0,05). yang lebih baik dibandingkan dengan
Hasil analisis data persentase dosis 1, kontrol normal dan kontrol
kesembuhan luka dengan Post Hoc negatif pada hari keempat.
Test (LSD) pada hari ketujuh dan Proses penyembuhan luka
kesembilan menunjukkan bahwa dapat berlangsung berbulan-bulan
terjadi perbedaan bermakna pada bahkan hingga bertahun-tahun
semua kelompok (p<0,05). lamanya. Proses penyembuhan luka
Berdasarkan hasil analisis dapat berlangsung lebih cepat
menggunakan One Way ANOVA maupun lebih lambat, hal ini dapat
yang dibantu dengan program SPSS dipengaruhi oleh nutrisi.
17.0 for window dapat diindikasikan Penyembuhan luka pada kelompok
bahwa adanya efektivitas induksi STZ yang diberikan
penyembuhan luka yang lebih besar kombinasi ekstrak ikan toman lebih
terdapat pada dosis 2 dan dosis 3 jika cepat dibandingkan dengan
dibandingkan dengan kelompok kelompok induksi STZ yang hanya
dosis 1 yang ditandai dengan adanya diberikan basis salep dan aquades
perubahan penutupan luka yang dikarenakan adanya nutrisi yang
signifikan (p<0,05) mulai hari terkandung didalam ekstrak ikan
keempat dengan luka mengering dan toman.
menutup. Sebaliknya persentase Berdasarkan penelitian yang
penyembuhan luka pada tikus putih telah dilakukan, salep fase air ekstrak
jantan yang diinduksi STZ yang ikan toman yang mengandung
paling rendah terdapat pada luka albumin dan salep fase minyak
yang hanya diberi basis salep dan ekstrak ikan toman yang
aquades (kontrol negatif). Pada mengandung asam lemak memiliki
kelompok dosis 1 dan kontrol normal efektivitas penyembuhan luka sayat
tidak memiliki perbedaan bermakna pada tikus putih jantan Wistar
(p>0,05) dari hari keempat hingga dengan luka menutup dan tumbuh
hari ketujuh, hal ini dapat bulu pada hari ke-5. Dan pada
dikarenakan konsentrasi ekstrak ikan pemberian oral ekstrak ikan toman
toman pada dosis I terlalu rendah penyembuhan tertinggi pada hari
sehingga sedikit memberikan ketujuh dengan persentase
aktivitas dalam penyembuhan luka penyembuhan luka sebesar 97,21%.
apabila dibandingkan dengan Pemberian salep ikan toman pada
kelompok dosis 2 dan dosis 3. tikus yang diinduksi streptozotocin
Namun berbeda bermakna dengan pada hari ke-9 menunjukkan
kontrol negatif mulai hari kelima. persentase penyembuhan luka
Penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 91,62% dan pada pemberian
kelompok tikus induksi STZ yang oral ekstrak ikan toman pada tikus
diberikan kombinasi oral dan salep yang diinduksi STZ pada hari ke-9
ekstrak ikan toman dosis 2 dan dosis menunjukkan pesentase
3 memiliki efek penyembuhan luka penyembuhan sebesar 75,37%.
Sedangkan kombinasi ekstrak ikan negatif) dan kelompok kontrol
toman yang diberikan pada tikus normal (KN). Hal ini dapat
putih jantan Wistar yang telah dikarenakan kandungan nutrisi yang
diinduksi STZ memiliki efektivitas terkandung didalam ekstrak ikan
penyembuhan luka pada hari toman. Albumin dan asam lemak
kesembilan dengan persentase merupakan beberapa nutrisi yang
penyembuhan luka sebesar 96,54% terkandung didalam ekstrak ikan
ditandai dengan luka menutup. Hal toman yang berperan dalam proses
ini dikarenakan tikus induksi STZ penyembuhan luka.
mengalami keadaan hiperglikemi. Penyembuhan luka melibatkan
Tikus dengan induksi STZ berbagai proses seperti inflamasi
mengalami gangguan sirkulasi, akut, regenerasi sel parenkimal,
gangguan ini berkaitan dengan migrasi dan proliferasi sel
gangguan pada arteri perifer. Efek parenkimal, sintesis protein extra
sirkulasi inilah yang berpengaruh cellular matrix (ECM), remodeling
terhadap terjadinya perubahan tonus jaringan ikat dan komponen
otot yang menyebabkan tidak parenkimal, serta kolagenasi dan
normalnya aliran darah. Dengan akuisisi kekuatan luka. Proses
demikian kebutuhan akan nutrisi dan penyembuhan luka pada umumnya
oksigen maupun pemberian sediaan dibagi atas beberapa fase yaitu fase
tidak berjalan dengan normal. inflamasi, proliferasi, dan maturasi.
Pada tikus dengan keadaan Kolagen merupakan komponen kunci
hiperglikemia atau kadar glukosa pada fase dari penyembuhan luka.
darah yang tinggi, fungsi leukosit Segera setelah injuri, paparan
mengalami perubahan dan dapat kolagen fibriler ke darah akan
terjadi resiko infeksi yang besar. menyebabkan agregasi dan aktivasi
Selain itu pada tikus hiperglikemi trombosit dan melepaskan faktor-
juga mengalami kerusakan arteri faktor kemotaksis yang memulai
yang disebabkan oleh aterosklerosis proses penyembuhan luka. Fragmen-
yang menyebabkan turunnya aliran fragmen kolagen melepaskan
darah sehingga terganggunya transfer kolagenase leukositik untuk menarik
nutrisi dan protein lain yang fibroblas ke daerah injuri.
dibutuhkan pada proses Selanjutnya kolagen menjadi pondasi
(10)
penyembuhan luka . untuk matrik ekstraseluler yang baru
(11-14)
Namun berdasarkan .
pengamatan, pada tikus induksi STZ Rangsangan eksogen dan
yang diberi kombinasi ekstrak ikan endogen yang menimbulkan
toman pada dosis 2 dan 3 kerusakan sel memicu reaksi
memberikan efektivitas vaskular komplek pada jaringan ikat
penyembuhan luka lebih cepat di pembuluh darah. Reaksi inflamasi
dibandingkan kelompok tikus berguna sebagai proteksi terhadap
induksi lainnya ( dosis 1, dan kontrol jaringan yang rusak agar tidak
mengalami infeksi dan meluas tak lemak omega-3 dan omega-6 juga
terkendali. Tanpa adanya inflamasi berperan penting dalam proses
tidak akan terjadi proses penyembuhan luka. Pemberian asam
penyembuhan luka, luka akan tetap lemak omega-3 dan omega-6 secara
menjadi sumber nyeri . Proses bersamaan pada tikus yang dilukai
inflamasi terjadi pada jaringan ikat kakinya, setelah diinduksi diabetes
dengan pembuluh darah yang memberikan efek penyembuhan luka
mengandung plasma, sel yang lebih cepat daripada kelompok tikus
bersirkulasi, elemen seluler (eritrosit, yang diberi asam lemak omega-3
lekosit (netrofil, eosinofil, basofil), saja maupun kelompok yang diberi
limfosit, trombosit) dan sel jaringan asam lemak omega-6 saja (2, 4, 18).
pengikat (sel mast, fibroblast, Proses inflamasi melibatkan
monosit, makrofag). Elemen ekstra mediator kimiawi berupa lekotrien
seluler seperti kolagen, elatin, dan prostaglandin, yang merupakan
glikoprotein adesif (fibronektin, turunan asam arakidonat (AA)
laminin, kolagen non fibril, tenasen, omega-6 memegang peranan
proteoglikan) (11, 13, 15-17). penting. AA dalam proses reaksi
Proses inflamasi biokimia di dalam tubuh yang
mengakitbakan perusakan, pelarutan, menghasilkan lekotrien dan
dan penghancuran sel atau agen prostaglandin berfungsi
penyebab kerusakan sel. Pada saat menimbulkan inflamasi, namun di
yang sama juga terjadi proses tengah proses inflamasi, AA juga
reparasi, pembentukan kembali dikonversi menjadi senyawa lipoxins
jaringan rusak. Proses tersebut akan yang berfungsi mencegah terjadinya
selesai sempurna apabila agen inflamasi berlarut-larut. Pada waktu
penyebab kerusakan sel telah yang bersamaan, netrofil
dinetralkan. Selama proses reparasi mengeluarkan mediator kimiawi
berlangsung, jaringan rusak diganti sebagai sinyal untuk merekrut lebih
oleh regenerasi sel parenkimal asli banyak lagi sel netrofil dan lekosit
dengan cara mengisi bagian yang untuk memusnahkan senyawa asing.
rusak dengan jaringan fibroblast Proses ini disebut fagositosis. Aksi
(proses scarring) (11, 13, 17). dari netrofil harus dicegah pada
Ekstrak ikan toman tahap tertentu, karena agen dan
mengandung asam lemak yang tinggi enzim yang dikeluarkan netrofil
terutama asam lemak omega-3 dan dapat merusak sel dan jaringan sel.
omega-6. Asam lemak omega-3 dan Pencegahan tersebut terjadi saat
omega-6 merupakan PUFAs mediator kimiawi yang pro-inflamasi
(Polyunsaturated Fatty Acids). Asam (lekotrien) distop dan beralih ke
arakidonat merupakan turunan dari biosintesa mediator kimiawi yang
omega-6. Asam lemak omega-3 anti-inflamasi (lipoxins), semua
terdapat dalam bentuk DHA dan biosintesa ini terjadi di dalam sel
EPA. Asam lemak terutama asam netrofil. Peralihan biosintesa dari
mediator yang pro-inflmasi ke anti- yang berdekatan dan dikonversi
inflamasi terjadi dengan meregulasi menjadi lipoxins. Pada saat inilah
enzim 15-LO (15-Lipooxigenase) terjaidnya biosintesa lipoxins di
yang terdapat di dalam sel netrofil. dalam sel lekosit dan berkurangnya
Kemampuan enzim 15-LO dapat produksi lekotrien. Fungsi lipoxins
mengkonversi secara enzimatik dari adalah menghalangi infiltrasi sel
AA yang menjadi lekotrien, lalu netrofil (PMN atau
beralih menghasilkan lipoxins. polymorphonuclear) yang menuju ke
Munculnya netrofil dan terbentuknya arah terjadinya inflamasi sehingga
nanah mengisyaratkan peralihan dari inflamasi dapat dicegah dengan tepat
mediator pro- ke anti-inflamasi dan waktu dan tidak berkelanjutan yang
pembatasan serta pencegahan mana dapat membahayakan proses
pengrekrutan netrofil berikutnya dari kerja normal sel dan jaringan sel.
pembuluh darah ke lokasi luka. Proses kembali ke normal di mana
Mediator anti-inflamasi (lipoxins, pembuluh darah dijaga
resolvins, dan protections) permeabilitasnya terhadap keluarnya
memobilisasi sel makrofag yang netrofil dari pembuluh darah disebut
memakan sel netrofil dan homeostatis. Lipoxins terlibat dalam
membersihkan sisa-sisa proses proses merekrut sel
(19)
fagositosis . mononuklear (monosit) yang berasal
Sel-sel mukosal yang dari pembuluh darah, dan kemudian
mengandung enzim 15-LO berubah fungsi sebagai
mengkonversi secara oxidatif AA makrofag yang memakan sel PMN.
menjadi mediator 15S-H(p)ETE, Proses tersebut mengakhiri fase
kemudian mediator ini dikonversi inflamasi atau disebut memecah
lagi di dalam lekosit menjadi inflamasi (resolution) (19).
mediator lipoxins, LXA4 (5S,6R, Selain lipoxins yang
15S-trihydroxy-7-9-13-trans-11-cis- menggunakan asam arakidonat
eicosatetranoic acid) dan isomernya omega-6 sebagai substrat, DHA
LXB4 (5S,14R, 15S-trihydroxy-6- (Docosahexaenoic Acid) dan EPA
10-12-trans-8-cis-eicosatetranoic (Eicosapentaenoic Acid) juga
acid) (19). memainkan peranan penting sebagai
Dalam proses interaksi antara peredam inflamasi dan anti-
sel platelet dan lekosit, sel platelet inflamasi. Mediator pertama dari
menempel pada sel netrofil dan grup resolvins adalah turunan EPA,
menangkap LTA4 serta 5,12,18R-trihydroxy- 6,8,10,14,16-
mengkonversinya menjadi LXA4 eicosapentaenoic acid (resolvins E1
dan LXB4. Membran dapat atau RvE1). Senyawa ini dapat
menyimpan senyawa intermediate mengurangi gejala inflamasi dengan
15-HETE dalam bentuk lipid dengan memblokir migrasi netrofil dan
kandungan inositol. 15-HETE akan terjadi 3 hingga 4 jam setelah
dilepas dan ditangkap leh sel lekosit kehadirannya (19).
Fase proliferasi terjadi apabila kolagen lebih besar dan perubahan
tidak ada kontaminasi atau infeksi dari cross linking inter molekuler.
yang bermakna. Fase proliferasi Remodeling kolagen selama
ditandai dengan pembentukan pembentukan jaringan parut
jaringan granulasi pada luka. tergantung pada proses sintesis dan
Jaringan granulasi merupakan katabolisme kolagen yang
(11, 20- 21)
kombinasi dari elemen seluler berkesinambungan .
termasuk fibroblast dan sel inflamasi
dan bersamaan dengan timbulnya
kapiler baru tertanam dalam jaringan Kesimpulan
longgar ekstra seluler dari matriks Berdasarkan hasil penelitian
kolagen, fibronektin, dan asam yang telah dilakukan, salep ekstrak
hialuronik. Fibroblast merupakan ikan toman (Channa micropeltes)
elemen utama pada proses perbaikan terbukti memiliki efek penyembuhan
untuk pembentukan protein luka sayat pada tikus hiperglikemia
struktural yang berperan dalam dengan dosis tercepat dalam
pembentukan jaringan. Fibroblast penyembuhan luka yaitu kombinasi
juga memproduksi kolagen dalam dosis 3 dengan dosis oral 15,95
jumlah besar, kolagen merupakan mL/Kg dan salep konsentrasi 20% .
unsur utama matriks luka
ekstraseluler yang berguna DAFTAR PUSTAKA
membentuk kekuatan pada jaringan 1. Kordi, K. M. Ghufran H.
parut. Penumpukan kolagen pada Panduan Lengkap
saat awal terjadi berlebihan Memelihara Ikan Air Tawar
di Kolam Terpal. Lily
kemudian fibril kolagen mengalami
Publisher. Yogyakarta. 2010
reorganisasi sehingga terbentuk hal: 63-65.
jaringan reguler sepanjang luka (11, 13,
20-21)
. 2. Omar MN, Ahlam NS,
Pada fase maturasi, kolagen Yusoff, Zainuddin NA dan
berkembang cepat menjadi faktor Yunus K. ὠ-fatty acids from
utama pembentuk matrik. Serabut malaysian giant snakehead
(Channa micropeltes) fish
kolagen pada permulaan terdistribusi
oil. Ori J of Chem. 2010;
acak membentuk persilangan dan 26(1): 1-4.
beragregasi menjadi bundel-bundel
fibril yang perlahan menyebabkan 3. Nicodemus. Uji efek
penyembuhan jaringan dan penyembuhan luka sayat
meningkatkan kekakuan dan ektrak ikan toman (Channa
kekuatan ketegangan. Pengembalian micropeltes) secara oral
pada tikus putih jantan
kekuatan tegangan berjalan perlahan
wistar. Skripsi. Program
karena deposisi jaringan kolagen Studi Farmasi, Fakultas
terus menerus, remodeling serabut Kedokteran Universitas
kolagen membentuk bundel-bundel
Tanjungpura Pontianak. Dental Journal (Majalah
2014. Kedokteran Gigi). 2012;
45(1): 52-56.
4. Naveh HR, Jafari, Taghavi
MM, Shariati M., 10. Suriadi. Perawatan luka
Vazeirnejad R., dan edisi 1. Jakarta: CV.
Rezvani ME. Both omega-3
Sagung Seto; 2004.
and omega-6
11. Cotran RS, Kumar V,
polyunsaturated fatty acids
Collins T. Pathology basic
stimulate foot wound
of disease. 6th ed.
healing in chronic diabetic
Philadelphia: W B Saunders
rat. Afr J of Pharm and
Co. 1999. Hal: 21-201.
Pharmacol. 2011; 5(14):
1713-1717.
12. Constantinnides P. General
pathobiology. 1st ed.
5. Soegondo. Penatalaksanaan
Appleton and Lange.
Diabetes Mellitus Terpadu.
Norwalk connecticut. 1994.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
Hal: 173-186.
2010.
13. Mercandetti M, Cohen A.
6. Sustrani, L., Alam S., dan
Wound healing, healing and
Hadibroto, I. Diabetes.
repair. EMedicine.
Jakarta : PT Gramedia
http://www.eMedicine
Pustaka Utama; 2006.
.com.Inc (diakses 1
Desember 2015).
7. Smeltzer, Suzanne C dan
Bare, Brenda G. Buku Ajar
14. Wound healing.
Keperawatan Medikal Bedah
http://www.orthoteers.co.uk
Brunner dan Suddarth (Ed.8,
/Nrujpij33lm/orthwound.ht
Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
m (diakses 1 Desember
Agung Waluyo…(dkk),
2015).
EGC, Jakarta. 2002.
15. Stephen E Abram. Pain
pathways and mechanism.
8. Ford AC, Khan KJ, Achkar
The pain clinic manom 2nd.
JP, Moayyedi P. Efficacy of
2000. Hal: 19 -20.
oral vs. topical, or combined
oral and topical 5-
16. Hollmann , Markus W,
aminosalicylates, in
Durieux E. Local
Ulcerative Colitis: systematic
anesthetics and the
review and meta-analysis.
inflammatory response : A
Leeds Gastroenterology
new therapeutic indication
Institute, Leeds General
?. Anesthesiology. 2000;
Infirmary, Leeds, UK. 2012.
93: 858-75.
9. Kenisa YP, Istiati, Setyari
17. Christie J M, Chen G W.
JW. Effect of robusta coffee
Secondary hyperalgesia is
beans ointment on full
not affected by wound
thickness wound healing.
infiltration with
bupivacaine. CJA. 1993; 40:
1034-37.

18. Lubis MI. Pengujian asam


lemak tak jenuh omega-3
dari ekstraksi beberapa jenis
ikan lemuru (Sardinella
longiceps) di perairan Aceh.
Laboratorium Klinik
Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan-Unsyiah
Darussalam Banda Aceh.
2000; 7(3): 20-24.

19. Charles N. Serhan.


Resolution Phase of
Inflammation: Novel
Endogenous Anti-
Inflammatory and
Proresolving Lipid
Mediators and Pathways,
Annu. Rev. Immunol. 2007;
25: 101–137.

20. Collagen and the wound


healing process.
http://www.woundheal.com
(diakses 1 Desember 2015).

21. Collagen plays a significant


role in all of wound healing.
http://www.cyberadsstudio.
com/envy/collagen.htm
(diakses 1 Desember 2015).

Anda mungkin juga menyukai