SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S,Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Julius Fajar Aji Sasmita
NIM:148114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S,Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Julius Fajar Aji Sasmita
NIM:148114116
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
“THIS IS ONE SMALL STEP FOR A MAN, ONE GIANT LEAP FOR
MANKIND”~Neil Armstrong
X
AD MAIOREM DEI GLORIAM
“Demi Kemuliaan Tuhan yang Lebih Besar”~Jesuits ways of think
Ketika ilmu pengetahuan berpadu dengan Iman yang teguh kepada Tuhan,
maka kamu akan menyadari bahwa misteri Tuhan itu lebih besar dari
apapun yang kau kerjakan untuk mengejar ilmu itu
maka
Tetap bersyukur, Tetap Berkarya dan Tetaplah “Curious”
dalam hidup
niscaya
kamu akan selalu dekat dengan sang pencipta
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah Bapa yang Mahakuasa atas berkat dan rahmat-
Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul
“Kajian Kinetika Degradasi Termal dan Stabilitas Kurkuminoid dalam
Sistem Dispersi Padat Ekstrak Kunyit-PVP K-30 pada Berbagai Drugload”
ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Farmasi di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma. Skripsi ini merupakan bagian dari
penelitian Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., yang berjudul ”Pengaruh Pembawa
terhadap Profil Disolusi Kurkumin dalam Dispersi Padat Ekstrak Kunyit dengan
Berbagai Pembawa dan Kajian Stabilitas Kurkumin“ berdasarkan SK No.
Far/005/V/2018/ST/D. Selama penelitian, penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing yang
telah memberikan saran, bimbingan dan dukungan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi.
2. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., sebagai dosen pembimbing yang
telah mengijinkan saya terlibat dalam proyek penelitian payung yang
sedang dikerjakan.
3. Ibu Beti Pudyastuti, M. Sc., Apt. dan Ibu Dr. Agatha Budi Susiana Lestari,
M. Si., Apt. selaku dosen penguji skripsi yang memberikan masukan yang
membangun dalam penyusunan skripsi ini.
4. Nacalai Tesque, Inc. Jepang selaku supplier standar kurkumin.
5. PT.Phytochemindo Reksa selaku supplier ekstrak kunyit.
6. Mas Bima Windura, Mas Bimo Putranto, Pak Wagiran, Pak Musrifin dan
Mas Agung selaku laboran yang telah membantu penelitian saya sehingga
berjalan dengan lancar.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Kata kunci: Kurkumin, Dispersi padat, PVP K-30, Degradasi termal, Stabilitas
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................. x
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
KESIMPULAN ..................................................................................................... 19
SARAN ................................................................................................................. 20
LAMPIRAN .......................................................................................................... 23
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Kurkumin merupakan konstituen utama yang diekstrak dari rimpang
kunyit (Curcuma longa L). Kurkumin mempunyai banyak efek farmakologis
seperti efek anti-inflamasi, antibakteri dan antikanker (Kaewnopparat et al.,
2009). Namun, potensi kebermanfaatan kurkumin menjadi tidak tercapai akibat
permasalahan terkait rendahnya bioavailabilitas kurkumin. Peningkatan disolusi
menjadi fokus dalam penelitian formulasi sediaan berbahan aktif kurkumin untuk
meningkatkan bioavailabilitasnya (Anand et al., 2007, dan Shaikh et al., 2009).
Beberapa metode formulasi telah diterapkan sebagai upaya dalam
meningkatkan kelarutan dari senyawa kurkumin seperti, pembuatan dalam bentuk
nanopartikel, formulasi Phytosome Curcumin, dan dispersi padat kurkumin pada
karier hidrofilik (Jäger et al., 2014). Dari metode-metode tersebut, salah satu
metode yang berhasil dalam meningkatkan bioavailabilitas kurkumin adalah
dispersi padat (DP) (Kaewnopparat et al., 2009, Sridhar et al., 2013). DP
merupakan dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam karier inert atau matriks
pada fase padat yang dibuat melalui metode pelelehan (fusion), solvent, melting
solvent method, atau melt extrusion methods. Pencampuran bahan obat dalam
eksipien secara langsung atau campuran fisik (CF) tidak termasuk dalam definisi
DP (Chiou and Riegelmant., 1971, dan Nikghalb et al., 2012).
DP ekstrak kurkumin yang pernah diformulasi sebelumnya adalah DP
kurkumin dengan polimer polyvinylpyrrolidone (PVP K-30), kurkumin dengan
poloxamer, dan kurkumin dengan PEG 4000 (Paradkar et al., 2004,
Kaewnopparat et al., 2009, Hu et al., 2015, dan Setyaningsih, 2016) dan terbukti
formulasi tersebut dapat meningkatkan kelarutan dan disolusi kurkumin. Dalam
penelitian ini dibuat DP kurkumin dengan pembawa PVP K-30 dan disiapkan
menggunakan metode pengeringan solvent dengan menggunakan spray dryer.
Metode ini dipilih karena paparan panas yang akan diberikan kepada formula
terjadi secara cepat, sehingga dapat menghindari degradasi pada kurkumin (Chiou
and Riegelmant., 1971).
Namun, dari banyaknya studi mengenai formulasi untuk meningkatkan
bioavailabilitas kurkumin, pengujian stabilitas yang tersedia masih terbatas pada
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas (Pyrex
Iwaki), spray dryer (Lab Plant SD-05), timbangan analitik (Mettler Toledo),
hotplate magnetic stirrer, Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu 1240), mikropipet
(Socorex), makropipet (Socorex), pH indikator universal (Merck), climatic
chamber (Memmert), waterbath (Memmert), alat uji disolusi tipe dayung
(Guoming RC-6D Dissolution Tester) termometer, dry box, ayakan nomor mesh
50, mortir dan stamper.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar kurkumin
(Nacalai Tesque), ekstrak kunyit terstandar (PT. Phytochemindo Reksa) dengan
kadar kurkumin sebesar 84,675% (ditetapkan dengan spektrofotometer visible di
Laboratorium Analisa Pusat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma), etanol
96%, metanol p.a., polyvinylpyrrolidone K30 (PVP K-30), Sodium Lauril Sulfat
(SLS) 0,5%, dapar fosfat pH 6,0 sebagai medium disolusi.
Pembuatan Larutan Baku Kurkumin
1. Larutan Stok Kurkumin
Kurkumin ditimbang seksama 1 mg, dilarutkan dengan 1 mL metanol
dan disimpan dalam wadah terlindung cahaya. Konsentrasi larutan yang
didapat sebesar 1000 µg/mL.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Larutan Intermediet
Larutan intermediet dibuat dari larutan stok sehingga konsentrasi larutan
menjadi 10 µg/mL.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Orde dua
1
𝑡1/2 = (6)
𝑘2 𝐶0
3. Menentukan energi aktivasi (Ea) menurut model persamaan Arrhenius:
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = ln 𝐴 − (7)
𝑅 𝑇
Ea didapatkan dari persamaan regresi 1/T (T: suhu dalam kelvin) dengan
ln k dari persamaan orde yang dipilih, dikalikan dengan R (tetapan gas: 8,314
J/mol.K).
Uji Disolusi
Uji disolusi dilakukan pada DP ekstrak kunyit-PVP K-30 dan CF ekstrak
kunyit-PVP K-30 yang telah ditimbang sebanyak kurang lebih sebanyak 500mg,
yang kemudian disimpan dalam dry box dan climatic chamber. Masing-masing
sampel dalam kapsul yang telah disimpan diambil sesuai waktu pencuplikan
(minggu ke-0 dan minggu ke-4). Kapsul kemudian diuji disolusi menggunakan
medium disolusi buffer fosfat pH 6,0 dengan sodium lauryl sulphate 0,5%
sebanyak 500 mL serta alat disolusi tipe 2 USP dayung dengan kecepatan putar 75
rpm. Pencuplikan dilakukan pada interval waktu 0, 5, 10, 15, 30, 45, 60 dan 120
menit, diambil sebanyak 5 mL cuplikan dan kemudian ditambahkan kembali 5 mL
medium disolusi ke dalam chamber disolusi. Kemudian sampel di sentrifugasi
selama 5 menit dengan kecepatan 6000 rpm. Supernatan diukur absorbansinya
menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum.
Kadar kurkumin didapat dari perhitungan menggunakan persamaan kurva baku.
Presentase kurkumin terdisolusi merupakan kadar kurkumin yang terdisolusi.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis Data
Analisis data dilakukan secara statistik dengan aplikasi real statistic pada
Microsoft Excel. Untuk uji kinetika degradasi nilai Ea kurkumin pada setiap
formula DP dan CF dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk
Test. Bila data yang terdistribusi normal, pengujian dilakukan dengan uji statistik
parametrik two paired T-test dengan taraf kepercayaan 95%. Namun bila data
tidak terdistribusi normal, pengujian dilakukan dengan uji statistik non parametrik
yaitu Wilcoxon signed-ranked test. Untuk uji stabilitas penyimpanan, nilai
efisiensi disolusi kurkumin pada DP dan CF untuk minggu 0 dan minggu 4 pada
tiap kondisi penyimpanan (dry box dan climatic chamber), di uji normalitas
dengan menggunakan Saphiro-Wilk Test. Bila data yang dihasilkan normal maka
pengujian dilakukan dengan uji statistik parametrik uji F dan uji T. Namun bila
data tidak terdistribusi normal, pengujian dengan uji statistik non parametrik
Mann-Whitney.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode ini digunakan agar dalam proses pembuatan dispersi padat, kurkumin
tidak terpapar suhu tinggi terlalu lama untuk menghindari degradasi kurkumin
(Chiou and Riegelmant, 1971).
Pada awal penelitian dilakukan penetapan kadar kurkumin pada ekstrak
kunyit yang didapat dari PT Phytochemindo Reksa. Penetapan kadar ini bertujuan
untuk mengetahui bila ada pengurangan kadar kurkumin dalam ekstrak tersebut
selama penyimpanan. Dari uji penetapan kadar diperoleh kadar kurkumin dalam
ekstrak kunyit sebesar 84,675%.
Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum
Panjang gelombang serapan maksimum ditentukan karena pada panjang
gelombang tersebut memiliki kepekaan paling tinggi saat mendeteksi senyawa
yang akan diukur. Pada penelitian ini diperoleh panjang gelombang maksimum
dalam pelarut metanol adalah 424 nm. Kemudian panjang gelombang maksimum
dalam pelarut medium disolusi adalah 430 nm.
Verifikasi Metode
1. Akurasi dan Presisi
Rata-rata % perolehan kembali dan koefisien variasi pada konsentrasi
rendah, tengah dan tinggi dapat dilihat pada (Tabel II). Menurut AOAC (2016),
untuk sampel dengan rentang kadar 0,1 µg/mL hingga 10 µg/mL memiliki rentang
80-110% dan untuk koefisien variasi untuk sampel dengan kadar 1 µg/mL
memiliki rentang batas KV <11% yang dapat diterima. Sehingga % perolehan
kembali dan KV yang didapatkan dalam penelitian dapat diterima.
Tabel II. Hasil Akurasi dan Presisi
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Linearitas
Selain akurasi dan presisi, dalam verifikasi metode analisis didapatkan
pula koefisien korelasi atau r sebesar 0,9969 (R2=0,9939) (Gambar 1). AOAC
(2002) menyatakan bahwa linearitas/r>0,99, sehingga dari hasil tersebut dapat
dikatakan bahwa metode yang digunakan telah memenuhi syarat linearitas.
1
0,9 y = 0,1352x + 0,0095
absorbansi λ430
0,8
0,7 R² = 0,9939
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 7
konsentrasi (µg/mL)
Gambar 1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi
Kurva Baku
1. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Medium Disolusi
Kurva baku medium disolusi di buat dengan 14 seri konsentrasi.
Persamaan kurva baku yang didapatkan adalah y=0,1352x+0,0095 (Gambar 1).
2. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Kurva baku medium disolusi di buat dengan 6 seri konsentrasi.
Presamaan kurva baku yang didapatkan dengan pelarut metanol adalah
y=0,1349x+0,0035 (Gambar 2).
0,8 y = 0,1349x + 0,0035
0,7 R² = 0,9944
absorbansi λ424
0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6
konsentrasi (µg/mL)
Gambar 2. Kurva Baku Kurkumin dalam Pelarut Metanol
Uji Drug Load dalam DP dan CF Ekstrak Kunyit- PVP K-30
Pengujian kadar DP dan CF dilakukan untuk melihat konsentrasi zat aktif
dalam formula dispersi yang telah dibuat, agar mengetahui adanya kehilangan
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atau kelebihan zat aktif setelah proses preparasi. DP dan CF ekstrak kunyit-PVP
K-30 disiapkan dalam tiga formula dengan perbedaan drug load pada tiap
formula. Pada formula 1 memiliki drug load sebesar 10%, formula 2 sebesar 20%
dan formula 3 sebesar 30%. Dari hasil uji kadar kurkumin, didapatkan rata-rata
drug load untuk DP formula 1 sebesar 9,36%, formula 2 sebesar 18,74% dan
formula 3 sebesar 27,35%. Kemudian pada CF didapatkan rata-rata drug load
untuk formula 1 sebesar 8,36%, formula 2 sebesar 15,92% dan formula 3 sebesar
26,07%. Dari hasil drug load yang diperoleh pada DP formula 1 hingga 3 dan CF
formula 3 lebih besar dari drug load sebenarnya. Hal ini dapat disebabkan karena
kesalahan acak selama proses preparasi formula dan selama proses pembuatan
pada proses pengayakan. Pada saat melakukan proses formulasi, penimbangan
dilakukan secara kurang lebih, sehingga apabila terjadi deviasi dari kelebihan
penimbangan bahan akan berpengaruh pada kenaikan drug load yang diperoleh.
Uji Kinetika Degradasi Termal
1. Penentuan Orde
Kajian kinetika degradasi termal dalam penelitian ini meliputi penentuan
orde reaksi, energi aktivasi (Ea), dan perhitungan waktu paruh dari formula DP
dan CF ekstrak kunyit-PVP K-30. Penentuan orde reaksi diperoleh dengan
memplotkan konsentrasi yang didapat dari pengujian terhadap waktu (Lampiran
8.), mengikuti persamaan (1), (2) atau (3) pada bagian rumus penentuan orde
reaksi sebelumnya. Orde reaksi yang dipilih merupakan orde dengan persamaan
yang memiliki rata-rata nilai R2 yang mendekati 1 (Herdiana et al., 2014) (Tabel
IV). Nilai R2 digunakan sebagai penentu orde reaksi dikarenakan kurva yang
dihasilkan dari persamaan tiap orde merupakan regresi linear dari waktu dengan
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelvin dengan Ln dari konstanta laju reaksi (k) (Lampiran 8). Nilai k didapat dari
slope persamaan kinetika orde kesimpulan pada penelitian ini yaitu kinetika orde
2 pada tiap formula DP dan CF (Tabel V). Hasil Ea didapat dari slope persamaan
antara 1/T (sumbu x) dengan ln k (sumbu y), dikalikan dengan tetapan R (8,314
J/mol.K) atau mengacu pada persamaan (7) pada bagian persamaan Arrhenius
sebelumnya. Hasil Ea pada tiap formula DP dan CF ekstrak kunyit-PVP K-30
dapat dilihat pada grafik yang tertera pada Gambar 1.
Tabel V. Nilai k, ln K DP dan CF Formula 1-3
Formula T (Kelvin) 1/T Nilai k (menit-1) Ln k
DP 1 358 0,00279 6,14 x 10-5 -9,69867
363 0,00275 0,00014 -8,87118
368 0,00272 0,00024 -8,32194
DP 2 358 0,00279 5,76 x 10-5 -9,76266
363 0,00275 6,12 x 10-5 -9,70166
368 0,00272 0,00030 -8,11527
DP 3 358 0,00279 2,46 x 10-5 -10,61138
363 0,00275 5,91 x 10-5 -9,73568
368 0,00272 0,00011 -9,14833
CF 1 358 0,00279 8,55 x 10-5 --9,36713
363 0,00275 0,00025 -8,30853
368 0,00272 0,00041 -7,78878
CF 2 358 0,00279 8,92 x 10-5 -9,32509
363 0,00275 0,00022 -8,41839
368 0,00272 0,00034 -7,99531
CF 3 358 0,00279 7,33 x 10-5 -9,52103
363 0,00275 0,00018 -864916
368 0,00272 0,00031 -8,07316
Keterangan : T = suhu percobaan; k = laju reaksi
200
Energi Aktivasi(Kj/Mol)
150
100
50
0
Formula1 Formula2 Formula3
DP 151,0327904 178,9672348 160,3265909
CF 171,9807194 145,3538509 158,786584
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 dapat dilihat bahwa nilai Ea tidak menunjukkan profil yang konsisten. Pada
formula 1 ditunjukkan bahwa nilai Ea DP lebih rendah dibandingkan dengan CF,
namun pada formula 2 dan 3 menunjukkan profil yang sebaliknya. Ketika diuji
secara statistik, tiap formula menunjukkan hasil yang tidak signifikan dengan nilai
p-value (α=0,05) untuk formula 1 sebesar 0,1376, formula 2 sebesar 0, 0966 dan
formula 3 sebesar 0,1273. Hal ini menunjukkan formulasi DP tidak memberikan
profil kinetika yang berbeda dibandingkan dengan CF.
Tabel VI. Prediksi waktu paruh (t1/2) DP dan CF Formula 1-3
Formula Suhu(oC) t1/2 (menit)
DP 1 85 186,67
90 109
95 53,5
CF 1 85 214,44
90 92
95 42,5
DP 2 85 88,33
90 86,67
95 15
CF 2 85 161,11
90 71
95 44,67
DP 3 85 195
90 63,3
95 36
CF 3 85 150
90 51
95 32
Keterangan : t1/2 = waktu paruh
Selain mengetahui Ea, dari penelitian ini dapat diprediksi pula waktu
paruh dari tiap formula DP dan CF. Data waktu paruh diperoleh dari pembagian
antara intercept dan slope yang didapat dari persamaan t vs 1/Ct sebelumnya pada
tiap suhu percobaan. Waktu paruh merupakan waktu yang diperlukan zat untuk
terdegradasi menjadi separuhnya. Data prediksi waktu paruh seluruh formula pada
tiap suhu percobaan dapat dilihat pada Tabel VI. Pada tabel tersebut, dapat
dicermati bahwa setiap kenaikan suhu maka waktu paruh akan semakin
berkurang. Dengan semakin meningkatnya suhu, maka degradasi akan berjalan
semakin cepat, maka dari itu nilai waktu paruh akan semakin berkurang. Semakin
tinggi nilai waktu paruh, maka waktu yang diperlukan untuk zat tersebut
berkurang menjadi setengahnya akan semakin lama. Namun pada uji statistik
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tidak ada perbedaan signifikan antara waktu paruh pada suhu 95oC antara DP
dengan CF formula 1 dan 3 dengan p-value (α=0,05) formula 1 sebesar 0,44029
dan formula 3 sebesar 0,1. Sedangkan pada formula 2 secara statistik
menunjukkan perbedaan waktu paruh secara signifikan dengan nilai p-value
(α=0,05) sebesar 0,0009. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah DP ekstrak
kunyit-PVP K-30 cenderung tidak memberikan perbedaan yang signifikan dalam
waktu paruh sediaan.
Uji Stabilitas Penyimpanan
Uji stabilitas penyimpanan dilakukan dengan menyimpan formula pada
climatic chamber (suhu 40oC±2oC; RH 75%±5%) dan suhu ruang/dry box (Suhu
25oC±5oC dan RH 50%±5%).
1. Penyimpanan Climatic Chamber
Evaluasi stabilitas penyimpanan dilakukan dengan uji disolusi. Uji
disolusi dilakukan pada minggu ke-0 dan pada minggu ke-4, setelah penyimpanan
pada climatic chamber. Suhu dan kelembapan climatic chamber diatur menjadi
sedemikian rupa (suhu 40oC±2oC, RH 75%±5%) karena pengujian yang akan
dilakukan merupakan pengujian stabilitas dipercepat, suhu dan kelembapan
tersebut merupakan guideline ICH (2003) dalam pelaksanaan uji stabilitas
dipercepat.
Uji disolusi dilakukan dengan melarutkan kapsul yang telah diisi sampel
DP atau CF ekstrak kunyit-PVP K-30 ke dalam medium disolusi (0,5% SLS
dalam 20mM dapar fosfat pH 6,0). Larutan dicuplik pada menit-menit tertentu
untuk diukur absorbansinya dan kemudian dihitung nilai % terdisolusinya serta
nilai DE menit ke 120 (Gambar 4). Berdasarkan kurva tersebut dapat dilihat bawa
% terdisolusi tiap formula DP dan CF pada minggu ke-0 dan minggu ke-4
memberikan profil % terdisolusi yang hampir sama apabila dibandingkan dengan
formula yang sama (misal DP1 minggu ke-0 dengan DP1 minggu ke-4).
Dapat dilihat pula pada semua formula, bahwa % terdisolusi pada
formula DP jauh lebih tinggi dibandingkan dengan CF. Profil % terdisolusi tidak
cukup untuk menggambarkan stabilitas dari formulasi DP dibandingkan dengan
CF selama penyimpanan. Maka perlu ditentukan nilai % efisiensi disolusi (DE)
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mengungkapkan hasil uji disolusi zat aktif dalam suatu medium (Fudholi,
2013).
Hasil DE120 dapat dilihat pada Gambar 4d. Hasil dari DE120 dari tiap
formula DP pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 tidak menunjukkan perbedaan
secara signifikan dengan nilai p-value (α=0,05) untuk DP 1 sebesar 0,8409, DP 2
sebesar 0,357 dan DP3 sebesar 0,1629. Sedangkan hasil DE120 formula CF pada
minggu ke-0 dan minggu ke-4, pada CF 1 dan CF 3 juga tidak menunjukkan
perbedaan signifikan dari hasil DE120 dengan p-value (α=0,05) untuk CF I sebesar
0,0490 dan pada CF III sebesar 0,25. Sedangkan pada CF 2 terdapat perbedaan
signifikan dari hasil DE120 dengan p-value (α=0,05) untuk CF 2 sebesar 0,0408.
120,00 120,00
100,00 100,00
% Terdisolusi
80,00 80,00
% Terdisolusi
60,00 60,00
40,00
40,00
20,00
20,00
0,00
0,00 0 50 100 150
0 50 100 150 Waktu (menit)
Waktu (menit)
DP1 MINGGU 4 DP1 MINGGU 0 DP2 MINGGU 0 DP2 MINGGU 4
CF1 MINGGU 0 CF1 MINGGU 4 CF2 MINGGU 0 CF2 MINGGU 4
a. b.
90,00
120,00 80,00
100,00
70,00 *
DE 120 (%)
60,00
% Terdisolusi
80,00 50,00
40,00
60,00
30,00
40,00 20,00
10,00
20,00
0,00
Formul Formul Formul Formul Formul Formul
0,00 a1 a1 a2 a2 a3 a3
0 50 100 150 Mingg Mingg Mingg Mingg Mingg Mingg
Waktu (menit) u Ke-0 u Ke-4 u Ke-0 u Ke-4 u Ke-0 u Ke-4
DE 120 DP (%) 78,95 78,40 67,44 69,13 72,39 63,94
DP3 MINGGU 0 DP3 MINGGU 4
CF3 MINGGU 0 CF3 MINGGU 4 DE 120 CF (%) 33,32 32,59 40,65 31,75 37,78 25,36
c. d.
Gambar 4. Kurva Waktu vs Rata-rata % Terdisolusi DP dan CF (a. formula 1; b. formula 2;
c. formula 3) dan (d.) Grafik Perbandingan DE120 Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan
Climatic Chamber ( Keterangan: *=signifikan)
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DE120. Sehingga dari hasil ini kemudian dapat disimpulkan bahwa formulasi DP
ekstrak kunyit-PVP K-30 dapat memberikan stabilitas selama penyimpanan.
2. Penyimpanan Suhu Ruang/Dry Box
Pengujian stabilitas penyimpanan dilakukan pula pada suhu ruang, untuk
memberikan representasi penyimpanan formula pada saat berada pada kondisi
tersebut (misal pada saat obat berada di ruang obat di apotik). Evaluasi stabilitas
pada suhu ruang dilakukan dengan prosedur yang sama dengan pada climatic
chamber yaitu dengan uji disolusi pada minggu ke-0 dan minggu ke-4.
Hasil % terdisolusi formula 1 hingga 3 DP dan CF ekstrak kunyit-PVP
K-30 pada penyimpanan suhu ruang dapat dilihat pada Gambar 5a , Gambar 5b
dan Gambar 5c. Hasil % DE120 dapat dilihat perbandingannya pada Gambar 5d.
120,00
120,00
100,00 100,00
% Terdisolusi
%Terdisolusi
80,00 80,00
60,00 60,00
40,00 40,00
20,00 20,00
0,00 0,00
0 50 100 150 0 50 100 150
Waktu (Menit) Waktu (Menit)
DP1 Minggu 0 DP1 Minggu 4 DP2 Minggu 0 DP2 Minggu 4
CF1 Minggu 0 CF1 Minggu 4 CF2 Minggu 0 CF2 Minggu 4
a. b.
120,00 90,00
*
80,00
100,00
70,00
% Terdisolusi
DE 120 (%)
80,00 60,00
*
50,00
60,00 40,00
30,00
40,00
20,00
20,00 10,00
0,00
0,00 Formul Formul Formul Formul Formul Formul
a1 a1 a2 a2 a3 a3
0 50 100 150 Mingg Mingg Mingg Mingg Mingg Mingg
Waktu (Menit) u Ke-0 u Ke-4 u Ke-0 u Ke-4 u Ke-0 u Ke-4
DP3 Minggu 0 DP3 Minggu 4 DE120 DP (%) 82,65 72,83 67,79 62,24 71,07 70,23
CF3 Minggu 0 CF3 Minggu 4 DE 120 CF (%) 45,29 31,77 35,03 29,74 28,44 26,03
c. d.
Gambar 5. Kurva Waktu vs Rata-rata % Terdisolusi DP dan CF (a. formula 1; b. formula 2;
c. formula 3) dan (d.) Grafik Perbandingan DE120 Minggu 0 dan Minggu 4 Penyimpanan Dry
Box (keterangan: *=Signifikan)
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
minggu ke-0 dengan minggu ke-4. Namun pada menit berikutnya pada formulasi
DP profil % terdisolusi berangsur kembali sama antara minggu ke-0 dengan
minggu ke-4.
Hasil DE120 pada penyimpanan suhu ruang mengalami perbedaan
dibandingkan dengan penyimpanan climatic chamber. Pada formula 1 dan
formula 2 DP dan CF mengalami perubahan signifikan antara hasil % DE120
minggu ke-0 dengan minggu ke-4 dengan nilai p-value (α=0,05) DP 1 sebesar
0,02008, CF 1 sebesar 0,0095, DP 2 sebesar 0,00685 dan CF 2 sebesar 0,02491.
Pada formula 3 DP dan CF hasil % DE120 minggu ke-0 dengan minggu ke- 4 tidak
terdapat perubahan signifikan dengan p-value (α=0,05) untuk DP 3 sebesar
0,4956 dan CF 3 sebesar 0,06619.
Perbedaan hasil DE120 antara penyimpanan climatic chamber dengan
penyimpanan suhu ruang disebabkan karena kondisi penyimpanan pada climatic
chamber lebih terkontrol dibandingkan pada penyimpanan pada dry box di suhu
ruang. Penyimpanan pada dry box memberikan profil DE120 dengan variasi yang
besar, akibat lebih tidak terkontrolnya penyimpanan pada dry box dibanding pada
climatic chamber. Dapat disimpulkan, bahwa formulasi DP ekstrak kunyit-PVP
K-30 dapat memberikan stabilitas penyimpanan yang lebih baik dibanding CF
pada kondisi yang terkontrol baik seperti pada climatic chamber.
KESIMPULAN
Dari hasil uji kinetika degradasi, terjadi kecenderungan bahwa formulasi
DP tidak dapat meningkatkan stabilitas kurkumin terhadap paparan panas pada
suhu 85, 90 dan 95oC dibanding dengan CF dilihat dari nilai Ea dan t1/2 antar kedua
formulasi yang tidak berbeda signifikan. Hasil pengujian stabilitas penyimpanan
menunjukkan pada kondisi penyimpanan terkontrol di climatic chamber (suhu
40oC±2oC; RH 75%±5%), formulasi DP dapat memberikan stabilitas
penyimpanan selama 4 minggu dibandingkan dengan CF dilihat dari
kemampuannya mempertahankan DE120. Namun pada penyimpanan suhu ruang di
dalam dry box (suhu 25oC±5oC dan RH 50%±5%), formulasi DP tidak
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Anand, P., Kunnumakkara, A.B., Newman, R.A., and Aggarwal, B.B., 2007.
Bioavailability of Curcumin : Problems and Promises, 4 (6), 807–818.
Chiou, W.L. and Riegelmant, S., 1971. Pharmaceutical Applications of Solid
Dispersion System. Journal of Pharmaceutical Sciences, 60 (9), 1281–1302.
Fudholi, A., 2013. Disolusi dan Pelepasan in Vitro. Pustaka Pelajar.Yogyakarta.
137-143.
Haque, A.N, Hussain, M., Smriti, S.A., Siddiqa, F., Farzana, N., 2017. Kinetic
Study of Curcumin on Modal Fabric. Departement of Chemical Engineering.
South Korea.
Herdiana, D.D., Utami, R., and Anandito, R.B.K., 2014. Kinetika Degradasi
Termal Aktivitas Antioksidan Pada Minuman Tradisional Wedang Uwuh
Siap Minum. Jurnal Teknosains Pangan, 3 (3), 44–53.
Jäger, R., Lowery, R.P., Calvanese, A. V, Joy, J.M., Purpura, M., and Wilson,
J.M., 2014. Comparative Absorption of Curcumin Formulations. Nutrition
Journal, 1–8.
Kaewnopparat, N., Kaewnopparat, S., Jangwang, A., Maneenaun, D., Chuchome,
T., and Panichayupakaranant, P., 2009. Increased Solubility, Dissolution and
Physicochemical Studies of Curcumin-Polyvinylpyrrolidone K-30 Solid
Dispersions. Sci. Eng. Tech, 55 (7), 229–234.
Kharat, M., Du, Z., Zhang, G., and McClements, D.J., 2016. Physical and
Chemical Stability of Curcumin in Aqueous Solutions and Emulsions :
Impact of pH , Temperature , and Molecular Environment. Journal of
Agricultural and Food Chemistry, 1-37
Liu, Y., Liu, D., Zhu, L., Gan, Q., and Le, X., 2015. Temperature-Dependent
Structure Stability and In Vitro Release of Chitosan-Coated Curcumin
Liposome. Food Research International, 74, 97–105.
Naksuriya, O., van Steenbergen, M.J., Torano, J.S., Okonogi, S., and Hennink,
W.E., 2015. Research Article A Kinetic Degradation Study of Curcumin in
Its Free Form and Loaded in Polymeric Micelles. AAPS Journal, (12).
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nikghalb, L.A., Singh, G., Singh, G., and Kahkeshan, K.F., 2012. Solid
Dispersion: Methods and Polymers to Increase The Solubility of Poorly
Soluble Drugs. Journal of Applied Pharmaceutical Science, 2 (10), 170–175.
Paradkar, A., Ambike, A.A., Jadhav, B.K., and Mahadik, K.R., 2004.
Characterization of Curcumin – PVP Solid Dispersion Obtained by Spray
Drying. International Journal of Pharmaceutics, 271, 281–286.
Q1A(R2); ICH, 2003. ICH Q1A(R2)-Stability Testing of New Drug Substance
and Product.International Conference On Harmonisation, 6 (February),3.
Setyaningsih, D. 2016, Development of Solid Dispersion Formulation Containing
Curcumin and Curcuminoids to Improve Curcumin Dissolution and Relative
Bioavailability, Dissertation (M.,Sc), Fakultas Farmasi Universitas Gadjah
Mada. Yogyakarta.
Shaikh, J., Ankola, D.D., Beniwal, V., Singh, D., and Kumar, M.N.V.R., 2009.
Nanoparticle Encapsulation Improves Oral Bioavailability of Curcumin by
At Least 9-Fold When Compared to Curcumin Administered With Piperine
as Absorption Enhancer. European Journal of Pharmaceutical Sciences, 37,
223–230.
Sinko P.J., 2006. Martin Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika. Jakarta: EGC,
498-543.
Sridhar, I., Doshi, A., Joshi, B., Wankhede, V., and Doshi, J., 2013. Solid
Dispersions : an Approach to Enhance Solubility of poorly Water Soluble
Drug. Journal of Scientific & Innovative Research, 2 (3), 685–694.
Thangavel, S., Yoshitomi, T., Sakharkar, M.K., and Nagasaki, Y., 2015. Redox
Nanoparticles Inhibit Curcumin Oxidative Degradation and Enhance its
Therapeutic Effect on Prostate Cancer. Journal of Controlled Release, 1-15
Watson, D.G., 2009. Analisis Farmasi. Jakarta: EGC, 47-48.
Yallapu, M.M., Jaggi, M., and Chauhan, S.C., 2012. Curcumin
Nanoformulations : a Future Nanomedicine for Cancer. Drug Discovery
Today, 17 (1–2), 71–80.
Yoshioka, S., Stella V.J., 2000. Stability of Drugs and Dosage Forms. New York:
Kluwer Academic, 43.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
Lampiran 1. Certificate of Analysis (CoA) Ekstrak Kunyit dari PT
Phytochemindo Reksa
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Formula
I II III
Bobot akhir (g) 11,226 7,515 10,666
Bobot total (g) 20,000 20,000 20,001
Yield (%) 56,13 37,575 53,327
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DP1 95 0 93,57 92,83 92,83 4,54 4,53 4,53 4,53± 0,00 0,9899 0,9926±0,00
5 81,73 80,99 81,73 4,40 4,39 4,40 4,40± 0,01
10 75,81 75,07 76,55 4,33 4,32 4,34 4,33± 0,01
30 58,06 55,10 58,80 4,06 4,01 4,07 4,05± 0,03
60 39,57 38,09 39,57 3,68 3,64 3,68 3,67± 0,02
iii. Contoh perhitungan penentuan orde 2 kinetika degradasi DP1
Formula Suhu Waktu Ct replikasi Ct replikasi Ct replikasi 1/Ct 1/Ct 1/Ct replikasi Rata-rata R2 (t vs Rata-rata
(menit) 1(µg/mL) 2(µg/mL) 1(µg/mL) replikasi 1 replikasi 3 1/Ct±SD 1/Ct) R2± SD
2
DP1 95 0 93,57 92,83 92,83 0,0107 0,0108 0,0108 0,0107±0,00 0,9965 0,9941±0,00
5 81,73 80,99 81,73 0,0122 0,0123 0,0122 0,0123±0,00
10 75,81 75,07 76,55 0,0132 0,0133 0,0131 0,0132±0,00
30 58,06 55,10 58,80 0,0172 0,0181 0,0170 0,0175±0,00
60 39,57 38,09 39,57 0,0253 0,0263 0,0253 0,0256±0,00
Penarikan kesimpulan:
Dikarenakan pada orde 2 rata-rata nilai R2 yang didapatkan lebih tinggi dibanding pada orde 0 dan orde 1 maka orde reaksi
yang digunakan pada percobaan ini adalah orde 2
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i. Kurva formula 1
Kurva t vs Ct DP 1 Kurva t vs ln Ct DP 1
100,00
5,00
80,00 4,00
60,00 3,00
Ct
Ct
40,00 2,00
20,00 1,00
0,00 0,00
0 20 40 60 80 t 0 20 40 60 80
t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,3673x + 88,704 y = -0,6464x + 88,895 y = -0,848x + 87,163 y = -0,0047x + 4,4883 y = -0,0094x + 4,4989 y = -0,0144x + 4,4815
R² = 0,9818 R² = 0,9834 R² = 0,9601 R² = 0,9896 R² = 0,9964 R² = 0,9899
a. b.
0,0150
Ct
0,0100 20,00
0,0050 0,00
0 20 40 60 80
0,0000
0 20 40 60 80 t
t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,1814x + 51,511 y = -0,3867x + 52,607
y = 6E-05x + 0,0112 y = 0,0001x + 0,0109 y = 0,0002x + 0,0107 y = -0,5479x + 54,927
R² = 0,9785 R² = 0,9886
R² = 0,9937 R² = 0,9967 R² = 0,9965 R² = 0,9532
c. d.
Ct
2,00 0,0200
1,00 0,0100
0,00 0,0000
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0039x + 3,9424 y = -0,0096x + 3,9735 y = -0,0145x + 4,024 y = 9E-05x + 0,0194 y = 0,0002x + 0,0185 y = 0,0004x + 0,0171
R² = 0,9866 R² = 0,9959 R² = 0,991 R² = 0,9922 R² = 0,9895 R² = 0,995
e. f.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurva t vs Ct DP 2 Kurva t vs ln Ct DP 2
250,00 6,00
200,00 5,00
4,00
150,00
3,00
Ct
Ct
100,00
2,00
50,00 1,00
0,00 0,00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -1,2412x + 184,13 y = -1,3133x + 188,5 y = -2,3478x + 172,45 y = -0,0084x + 5,2214 y = -0,0089x + 5,2488 y = -0,0244x + 5,1989
R² = 0,9218 R² = 0,9746 R² = 0,9075 R² = 0,9597 R² = 0,9918 R² = 0,9901
a. b.
Ct
0,0100 40,00
0,0050 20,00
0,0000 0,00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 6E-05x + 0,0053 y = 6E-05x + 0,0052 y = 0,0003x + 0,0045 y = -0,3138x + 68,888 y = -0,5608x + 68,276 y = -0,724x + 70,401
R² = 0,9841 R² = 0,996 R² = 0,9845 R² = 0,9621 R² = 0,9561 R² = 0,9103
c. d.
0,0200
Ct
2,00
1,00 0,0100
0,00 0,0000
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0053x + 4,2329 y = -0,0109x + 4,2344 y = -0,015x + 4,2679 y = 9E-05x + 0,0145 y = 0,0002x + 0,0142 y = 0,0003x + 0,0134
R² = 0,9772 R² = 0,9864 R² = 0,975 R² = 0,9878 R² = 0,9981 R² = 0,9917
e f.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kurva t vs Ct DP 3 Kurva t vs ln Ct DP 3
300,00 6,00
250,00 5,00
200,00 4,00
150,00 3,00
Ct
Ct
100,00 2,00
50,00 1,00
0,00 0,00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -1,1858x + 255,5 y = -2,048x + 253,54 y = -2,7305x + 252,04 y = -0,0054x + 5,5468 y = -0,0108x + 5,5503 y = -0,0164x + 5,5553
R² = 0,9783 R² = 0,9827 R² = 0,9314 R² = 0,9893 R² = 0,9973 R² = 0,9853
a. b
Ct
0,0040 40,00
0,0020 20,00
0,0000 0,00
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = 2E-05x + 0,0039 y = 6E-05x + 0,0038 y = 0,0001x + 0,0036 y = -0,47x + 94,692 y = -0,7978x + 93,885 y = -1,0218x + 92,888
R² = 0,996 R² = 0,9957 R² = 0,9907 R² = 0,9844 R² = 0,9769 R² = 0,973
c. d.
Ct
2,00 0,0150
0,0100
1,00 0,0050
0,00 0,0000
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
t t
Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95 Suhu 85 Suhu 90 Suhu 95
y = -0,0058x + 4,5542 y = -0,0116x + 4,5568 y = -0,0171x + 4,5634 y = 7E-05x + 0,0105 y = 0,0002x + 0,0102 y = 0,0003x + 0,0096
R² = 0,9932 R² = 0,9962 R² = 0,9985 R² = 0,9974 R² = 0,9958 R² = 0,9857
e. f.
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ln K
-9,00000 -5,00000
-9,20000 -6,00000
-7,00000
-9,40000
-8,00000
-9,60000 -9,00000
-9,80000 -10,00000
1/T 1/T
a. b.
0,00000 -7,80000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280 0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
-8,00000
-2,00000 y = -21610x + 50,345
-8,20000 y = -17547x + 39,766
R² = 0,7711
R² = 0,9609
-4,00000
-8,40000
ln K
ln K
-6,00000 -8,60000
-8,80000
-8,00000
-9,00000
-10,00000
-9,20000
-12,00000 -9,40000
1/T 1/T
c. d.
-9,00000 -7,80000
0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
-9,20000 0,002700,002720,002740,002760,002780,00280
-8,00000
y = -19291x + 43,318
-9,40000 -8,20000 y = -19091x + 43,852
R² = 0,9889
R² = 0,9881
-9,60000 -8,40000
-9,80000 -8,60000
ln K
ln K
-10,00000 -8,80000
-10,20000 -9,00000
-10,40000 -9,20000
-10,60000 -9,40000
-10,80000 -9,60000
1/T 1/T
e. f.
Keterangan : a. kurva DP 1; b. kurva CF 1; c. kurva DP 2; d. kurva CF 2; e. kurva
DP 3; f. kurva CF 3
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena hasil terdistribusi normal maka data akan di uji dengan uji F dan uji T
b. Uji normalitas t1/2 pada suhu 95oC Formula 1
Karena hasil terdistribusi normal maka data akan di uji dengan uji F dan uji T
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena data DP1, DP2,DP3, CF1 dan CF2 terdistribusi normal,maka pengujian
signifikansi akan digunakan two paired samples-T test. Sedangkan karena pada
CF3 data tidak terdistribusi normal, maka digunakan pengujian Wilcoxon Signed-
ranked test untuk melihat signifikansi.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karena seluruh data terdistribusi normal, maka digunakan uji Paired T-test untuk
melihat signifikansi
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
46