Anda di halaman 1dari 2

MURID YANG BENAR

Di suatu Desa yang dekat dengan kaki Gunung Kelud yang tanahnya sangat subur,
sesosok Guru PKL yang baru saja hadir dari Universitas Maulana Malik Ibrahim begitu
bersemangat membentuk murid-muridnya terpelajar dan memiliki disiplin yang tinggi. Pada
saat pertama kali berhadan muka, Sang Guru PKL mulai menyampaikan sejumlah peraturan
kedisiplinan siswa.

“Anak-anak bapak yang bagus, bapak sangat senang dangembira dapat membina kalian di
sini. Bapak harap, kita semuanya sama-sama mampu menjalankan aktifitas belajar dengan
baik ke depannya. Oleh sebab itu, mulai sekarang tidak boleh ada lagi yang terlambat. Bapak
pun tidak ingin mendapati kalian berangkat sekolah dengan penampilan gak baik, dan kalian
mesti merapikan rambut serta kuku-kuku kalian. Jangan ada rambut yang panjang terlebih
lagi kuku. Besok pagi Bapak akan mengecek satu persatu”.

Dikeesokan harinya, Guru PKL tersebut pun hadir pagi pagi sekali. Dia mau
mengamati kesungguhan siswa-siswinya tersebut mengikuti perintahnya. Anak-anak pun
hadir satu per satu dengan tepat waktu, perasaan pak Guru pun gembira, “Sungguh hebat
murid-murid saya”, ucapnya di dalam hati.

Setibanya ia memasuki ruangan kelas, mata Guru PKL itu menatap rambut-rambut
siswa. Lagi-lagi ia senang, karena para murid mematuhi perintahnya. Ia membayangkan
betapa nikmatnya mengajari anak-anak yang mau mendengarkan kata-katanya, “Anak-anak
hebat” ujarnya.

Lalu pandangan pak Guru berganti ke arah kuku-kuku masing masing muridnya. Ia
pun terkejut sebab menemukan sebagian siswa-siswinya tidak memotong kuku. Mukanya
menjadi mengesut, terlihat tanda kekesalan yang keluar dari wajahnya.

“ Para Murid-muridku, kalian menyimak tidak apa yang bapak bilang kemarin kan?”
“Iya, Pak” jawab anak-anak secara bersamaan dan kompak.
“Bapak bilang apa?”
“Bapak bilang kami patut belajar disiplin, hadir dengan tepat waktu. Berpakaian sopan dan
rapi serta potong kuku dan rambut” Jawab para murid-murid.

“Bapak gembira kalian sudah memperhatikan bapak, kalian sudah rapi, hadir tepat waktu,
dan telah ada yang menggunting rambut. Namun mengapa tidak sekaligus kamu semua
memotong kuku? mengapa kalian menurutinya dengan setengah hati?.”

Diantara salah satu siswa yang berada di bangku paling depan mengacungkan jari
telunjuknya seraya bilang “Jika saya diperkenankan mewakili teman-teman, Pak Guru. Kami
semua bersedia dan mau untuk mematuhi Pak Guru, datang tepat waktu, memotong kuku dan
rambut.

Akan tetapi yang terakhir kami tidak dapat melakukannya Pak Guru. Kami semua
merupakan anak-anak dari Lereng Gunung Kelud, habis pulang sekolah, kami terbiasa
membantu orang tua kami untuk mengupas kulit singkong. Untuk dijadikan krupuk singkong.
Seandainya kami memotong kuku kami, maka kami tidak dapat kembali menolong orang tua
kami.” Guru PKL tersebut kaget, Ucapan yang baru saja ia dengar menyadarkan dirinya
mengenai hal baru.
Melakukan profesi sebagai guru tidaklah sesuatu yang ringan. Guru tidaklah termasuk sosok
pemahat patung yang dengan gampangnya memahat kayu jadi karya yang indah. Guru pula
bukanlah file komputer yang tetap secara berulang ulang meng-copy paste semua memori
buat dipindahkan ke otak murid-murid.

Untuk melaksanakan profesinya, Guru tidak lagi berhadapan dengan barang kosong yang
mengisinya dengan sesuka hati. Namun yang dia hadapi merupakan anak manusia yang
memiliki perasaan, emosi, perasaan serta pengalaman dunia yang beraneka macam.

Dengan demikian, disamping sungguh ahli dalam penguasaan pelajaran dan cekatan
berkomunikasi. Guru harus punya kepekaan sosial atas apa yang dialami murid. Di lapangan,
kadang-kadang tidak cocok dengan teori yang dipelajari ketika “belajar di kampus”. Pada
keadaan tersebut, Guru mesti sanggup menanggalkan teori yang biasa dan bertindak dengan
metode yang baru.

Di sinilah perlu kebijakan sesosok guru, kesanggupan yang dapat menimbang antara
melaksanakan prinsip umum atau mengalah dengan mengamati keadaan yang beragam dan
tidak sesuai. Semestinya Seorang guru mengetahui, kalau di dunia ini ada banyak jalan untuk
meraih cita-cita.

Banyak pengertian yang berganti, pada tempat dan kondisi yang tidak sama. menerapkan
paksaan kepada para murid agar berfikir dengan satu pola yang hanya akan mengurung
kreativitas mereka untuk menerima ilmu pengetahuan. Hal yang padahal berlawanan dengan
prinsip pengetahuan. Diharapkan pendidikan Indonesia waktu demi waktu menjadi
bertambah dan semakin baik.

Anda mungkin juga menyukai

  • Makalah Anti Narkoba
    Makalah Anti Narkoba
    Dokumen12 halaman
    Makalah Anti Narkoba
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Cuaca
    Pengaruh Cuaca
    Dokumen2 halaman
    Pengaruh Cuaca
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Cuaca
    Pengaruh Cuaca
    Dokumen2 halaman
    Pengaruh Cuaca
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Al Qur
    Makalah Al Qur
    Dokumen2 halaman
    Makalah Al Qur
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Cuaca
    Pengaruh Cuaca
    Dokumen2 halaman
    Pengaruh Cuaca
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • TEMBANG MACAPAT
    TEMBANG MACAPAT
    Dokumen7 halaman
    TEMBANG MACAPAT
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Alat Dan Bahan Masak
    Alat Dan Bahan Masak
    Dokumen3 halaman
    Alat Dan Bahan Masak
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Awan
    Awan
    Dokumen5 halaman
    Awan
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Resensi
    Resensi
    Dokumen2 halaman
    Resensi
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • TEMBANG MACAPAT
    TEMBANG MACAPAT
    Dokumen7 halaman
    TEMBANG MACAPAT
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Sahabat Seumur Hidup
    Sahabat Seumur Hidup
    Dokumen2 halaman
    Sahabat Seumur Hidup
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Sahabat Seumur Hidup
    Sahabat Seumur Hidup
    Dokumen2 halaman
    Sahabat Seumur Hidup
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Pekembangan Manusia
    Pekembangan Manusia
    Dokumen16 halaman
    Pekembangan Manusia
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Kai PMR
    Kai PMR
    Dokumen11 halaman
    Kai PMR
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • SUMBER
    SUMBER
    Dokumen18 halaman
    SUMBER
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Indonesia
    Indonesia
    Dokumen4 halaman
    Indonesia
    Yedi Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Soal Biologi
    Soal Biologi
    Dokumen16 halaman
    Soal Biologi
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Persegi Panjang
    Persegi Panjang
    Dokumen11 halaman
    Persegi Panjang
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • ZAMAN HINDU-BUDHA
    ZAMAN HINDU-BUDHA
    Dokumen10 halaman
    ZAMAN HINDU-BUDHA
    Suncaka Boyman
    100% (1)
  • Sholat Duha
    Sholat Duha
    Dokumen6 halaman
    Sholat Duha
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Surat Lamaran Kerja Accounting
    Surat Lamaran Kerja Accounting
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran Kerja Accounting
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • PAKAIAN
    PAKAIAN
    Dokumen3 halaman
    PAKAIAN
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Voly
    Voly
    Dokumen8 halaman
    Voly
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • SUMBER
    SUMBER
    Dokumen18 halaman
    SUMBER
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Tata Surya
    Tata Surya
    Dokumen2 halaman
    Tata Surya
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Pjok
    Pjok
    Dokumen2 halaman
    Pjok
    Suncaka Boyman
    75% (4)
  • Kata Penantar
    Kata Penantar
    Dokumen7 halaman
    Kata Penantar
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Tata Surya
    Tata Surya
    Dokumen2 halaman
    Tata Surya
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat
  • Tata Surya
    Tata Surya
    Dokumen14 halaman
    Tata Surya
    Suncaka Boyman
    Belum ada peringkat