Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN V

HIPERLIPIDEMIA

I. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien
hiperlipidemia kondisi khusus
b. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep
pasien hiperlipidemia kondisi khusus
c. Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat konseling
pasien hiperlipidemia kondisi khusus
II. Landasan teori
Definisi Hiperlipidemia adalah keadaan yang ditandai oleh peningkatan kadar
lemak darah, biasanya dihubungkan dengan resiko terjadinya aterosklerosis atau
penyakit jantung koroner (PJK) Hiperlipidemia merupakan penyebab utama (faktor
resiko utama) aterosklerosis. Aterosklerosis bukan suatu penyakit, melainkan adalah
suatu sindrom yang disebabkan oleh berbagai keadaan yang disebut faktor resiko.
Faktor-faktor ini yang merupakan risiko lain di samping hiperlipidemia adalah:
merokok, riwayat infark miokard pada keluarga, serangan angina dan diabetes.
Aterosklerosis merupakan suatu kondisi di mana material di endapan dalam intima
arteri-arteri besar dalam tubuh, salah satu jenisnya adalah aterosklerosis yang
spesifik. Lesi dasarnya ateroma terdiri atas kepingan lemak jaringan ikat setempat
yang menebal dan menonjol ke dalam initma, berintikan lemak (terutama kolesterol,
biasanya merupakan kompleks proteinprotein dan ester-ester kolesterol) dan ditutup
jaringan fibrosa. Ateroma, atau 7 kepingan-kepingan ini menonjol ke dalam lumen
arteri dan menghambat aliran darah. Derajat berkurangnya aliran darah dapat
bervariasi mulai dari minimal hingga berat. Kadangkala sumbatan aliran darahnya
total. Jika terjadi sumbatan aliran total, sering tampak trombus yang menumpuk di
atas kepingan aterosklerotik. Makna aterosklerosis dihubungkan dengan pentingnya
organ-organ yang terganggu karena berkurangnya atau tersumbatanya aliran darah.
Dalam otak, atreosklerosis menyebabkan gangguan peredaran darah otak (stroke), di
jantung, penyakit jantung iskemik, dan di tungkai, klaudikasi interminten
a. Klasifikasi Hiperlipidemia
Ada dua jenis hiperlipidemia, yaitu hiperlipidemia primer dan sekunder.
1) Hiperlipidemia Primer Hiperlipidemia primer banyak yang disebabkan oleh karena
kelainan genetik. Biasanya kelainan ini ditemukan pada waktu pemeriksaan
laboratorium secara kebetulan, yaitu waktu chekcup. Ini disebabkan karena pada
umumnya tidak ada keluhan, kecuali pada keadaan yang agak berat tampak adanya
xantoma.
2) Hiperlipidemia Sekunder Hiperlipidemia sekunder adalah peningkatan kadar lipid
darah yang disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya diabetes melitus,
gangguan tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal. Hiperlipidemia sekunder
merupakan suatu hal yang reversibel. Bila kelainan primernya baik, hiperlipidemia
akan hilang).
b. Obat-obat yang menurunkan kadar kolesterol
1) Golongan Resin Obat golongan resin ini bekerja dengan cara mengikat asam
empedu di usus halus dan mengeluarkannya melalui tinja sehingga sirkulasi
enterohepatik obat ini menurun. Akibatnya, terjadi peningkatan fungsi reseptor LDL
dan peningkatan bersihan LDL plasma. Obat golongan ini terutama berpengaruh pada
kadar kolesterol LDL dan sedikit atau tidak ada pengaruhnya pada kadar TG
(trigliserida) dan kolesterol HDL. Pemakaian 8 obat ini pada pasien
hipertrigliseridemia berat (> 500 mg/dl) bahkan akan lebih meningkatkan kadar TG.
Efek samping utamanya ialah pada saluran cerna sehingga perlu perhatian khusus
pada pasien viseropati diabetik. Sediaan yang ada di Indonesia adalah kolestiramin
dan kolestipol.
2) Golongan Asam Nikotinat Asam nikotinat (niasin) menurunkan kadar kolesterol
dan trigliserid plasma. Kemampuan niasin untuk mengurangi pembentukan trigliserid
dalam hepar dapat disebabkan oleh penurunan konsentrasi asam lemak bebas dalam
darah, dan hampir seluruh asam lemak dalam darah berasal dari jaringan lemak.
Asam lemak bebas dalam sirkulasi merupakan sumber utama dari asam lemak yang
digunakan untuk sintesis trigliserid dalam hepar. Karena itu, penurunan kadar asam
lemak bebas dalam darah dapat menurunkan sintesis trigliserid
3) Obat Golongan Statin Obat-obat golongan inhibitor HMG-CoA reduktase disebut
juga sebagai golongan statin merupakan golongan antihiperlipidemia yang terbaru.
Obatobat golongan statin ini bekerja sebagai inhibitor kompetitif enzim HMGCoA
reduktase yang reversibel. Karena aktivitasnya yang kuat terhadap enzim, semua
statin ini efektif sebagai antihiperlipidemia dengan cara berkompetitif menempati
reseptor HMG-CoA reduktase. HMG-CoA reduktase adalah enzim yang bertanggung
jawab untuk konversi HMG-CoA menjadi asam mevalonat yang merupakan tahap
awal dalam jalur biosintesis kolesterol. Penghambatan biosintesis kolesterol hati oleh
inhibitor HMG-CoA reduktase meningkatkan ekspresi reseptor LDL dalam mengikat
partikel LDL dalam hepar dan mengeluarkannya dari sirkulasi. Jadi, efek obat ini
adalah menurunkan sintesis kolesterol dalam sel hati dengan cara meningkatkan
jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme kolesterol semakin banyak terjadi, serta
meningkatkan bersihan LDL plasma yang mengakibatkan penurunan kadar kolesterol
LDL dan kolesterol total dalam darah. Obat golongan ini hanya sedikit
mempengaruhi kadar TG darah sehingga 9 digunakan terutama pada pasien
hiperkolesterolemia, dan tidak efektif untuk hiperkolesterolemia familial homozigot,
yang tidak terdapat reseptor LDL fungsional.
4) Asam Lemak Omega-3 Minyak ikan, kaya akan sam lemak omega-3 yaitu asam
eicosapentaenoic (EPA) dan asam docasahexaenoic (DHA). Minyak ikan
menurunkan sintesis VLDL dengan demikian dapat juga menurunkan kadar
kolesterol. Obat ini dipasarkan dalam bentuk kapsul dengan dosis yang tergantung
dari jenis ikan asam lemak omega-3. Dosis obat terantung dari jenis kombinasi asam
lemak, dengan contoh Maxepa yang terdiri dari atas 18 % asam eicosapentaenoic
(EPA) dan 12 % asam docasahexaenoic diberikan dengan dosis 10 kapsul sehari

III. Alat dan Bahan


1. Resep
2. Etiket
3. Copy resep
4. Lembar kerja
5. Sampel obat
6. Zak obat

IV. Prosedur Kerja


1. Memilih salah satu resep yag telah disediakan
2. Melakukan skrinning terhadap resep meliputi kelengkapan administrasi,
kesesuaian farmasetis, dosis dan pertimbangan klinis
3. Menyiapkan obat sesuai permintaan dalam resep
4. Membuat etiket dan copy resep
5. Menyerahkan obat disertai penyampaian informasi, KIE dan konselin kepada
pasien
V. Hasil pengamatan
1. Resep

2. Etiket
Apotek Bugar Farma
Telepon(0401) 7788618

No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
3 x 1 (sehari)

Diberikan bersamaan dengan makan


Apotek Bugar Farma
Telepon(0401) 7788618

No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)

Diminum setelah makan


Pada Pagi Hari

Apotek Bugar Farma


Telepon(0401) 7788618

No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
3 x 1 (sehari)

Obat dikunyah

Apotek Bugar Farma


Telepon(0401) 7788618

No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)

Diminum malam hari

Apotek Bugar Farma


Telepon(0401) 7788618

No Resep : 1 20/11/2019
Nama Pasien : Khaidir Alkahfi
1 x 1 (sehari)
curcuma
Setelah makan pada pagi hari
3. Copy Resep
APOTEK BUGAR FARMA
Jl. Seraya No.20 Batam
Telp: 0774-8889
Kelompok satu, S. Farm., Apt
SIP : 01101100

SALINAN RESEP
Dari Dokter : Dr. Pratama Purba, Sp. DP tanggal copy resep : 23-11-2019
No.Resep :1
Tanggal Resep : 20 November 2019
Nama Pasien : Khaidir alkahfi
Umur : 75 tahun

R/ Glibenclamide no XXX
S 3 dd 1
det XV
R/ Acarbose no XC
S 3 dd 1
det XLV
R/ Amlodipine 10 mg XXX
S 2 dd 1
det XV
R/ Simvastatin no XXX
S 1 dd 1
det XV
R/ Curcuma no X
S dd 1
det V

PCC

Vicka Nadilla, M. Farm., Apt


4. SKRINNING RESEP
NO. URAIAN ADA TIDAK
Inscription
Indentitas dokter
1. Nama dokter √
2. SIP dokter √
3. Alamat dokter √
4. Nomor telepon √
5. Tempat dan tanggal penulisan √
resep
Invocation
6. Tanda resep diawali penulisan √
resep (R/)
Presciptio/ordonatio
7. Nama obat √
8. Kekuatan obat √
9. Jumlah obat √
Signatura
10. Nama pasien √
11. Jenis kelamin √
12. Umur pasien √
13. Berat badan √
14. Alamat pasien √
15. Aturan pakai obat
16. Iter atau tanda lain √
Subcriptio
17. Tanda tangan/ paraf dokter √

PERTIMBANGAN KLINIS
NO. NAMA OBAT KOMPOSISI INDIKASI
1. Glibenclamide Glibenclamide 5mg, Diabetes
2. Acarbose Acarbose 100 mg Diabetes
3. Amlodipine Amlodipine 5mg, 10 mg Hipertensi
4. Simvastatin Simvastatin 20 mg hiperlipidemia
5. curcuma Ekstrak temulawak vitamin

DOSIS OBAT
NO. NAMA OBAT DOSIS DI RESEP DOSIS MENURUT
LITERATUR
1. Glibenclamide - 5 mg
2. Acarbose - 25mg, 50 mg, 100 mg
3. Amlodipine 10 mg 2,5 mg, 5 mg, 10 mg
4. Simvastatin - 5mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg,
80 mg
5. curcuma - vitamin

ATURAN PAKAI
NO. NAMA OBAT ATURAN PAKAI DI
RESEP
1. Glibenclamide 3 x sehari
2. Acarbose 3 x sehari
3. Amlodipine 2 x sehari
4. Simvastatin 1 x sehari
5. curcuma 1 x sehari

PEMILIHAN OBAT: (Centang salah satu)


NO Kategori Pada Resep
Sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan
2. Pemilihan obat sesuai umur √
pasien
Kalau tidak sesuai jelaskan kenapa?
Tidak ada dijelaskan bentuk sediaanya

INTERAKSI OBAT
NO NAMA OBAT DI RESEP JENIS INTERAKSI DENGAN OBAT
LAIN
1. Amlodipine dan simvastatin Meningkatkan dosis simvastatin dengan cara
menghambat amlodipine oleh metabolism
simvastatin melalui usus dan hati maka
amlodipine dan simvastatin di jeda
penggunaannya
2. Glibenclamide dan simvastatin Meningkatkan toksisitas simvastatin
3. Amlodipine Sebaiknya untuk aturan pemakaian di resep
amlodipine diberikan 10mg/hari dan tidak
boleh melebihi 10mg/hari.

VI. PEMBAHASAN
Hiperlipidemia dengan menggunakan resep yang diberikan lalu di analisa atau
dis skrinning resep. Jadi pada resep tersebut terdapat interaksi antara obat-obat yang
diberika oleh dokter atau terdapat masalah pada resep tersebut seperti dosis yang tidak
tepat diberikan dan lain-lain.
Pada praktikum kali ini didapatkan kasus resep diabetes mellitus dan kolesterol
atas nama khaidir alkahfi dengan usia 75 tahun, BB 85 Kg. Berdasarkan hasil
laboratorium diketahui :
Gula darah pada pasien = 350 mg/dL, kolesterol = 285 mg/dL, trigliserida = 150 mg/dL,
TD =180/100 mmHg, didapat 5 macam jenis obat diresep yaitu glibenclamide, acarbose,
amlodipine, simvastatin, dan curcuma. Dapat dianalisis obat glibenclamide digunakan
sebagai obat diabetes mellitus pada oang dewasa, dengan dosis 5 mg diberikan 3 x sehari
sesuai resep. Obat acarbose digunakan sebagai terapi kombinasi dengan diet unuk
diabetes mellitus dengan pemberian 3 x sehari sesuai yang tertera pada resep. Obat
amlodipine digunakan untuk hipertensi, iskemia miokardial, angia diberikan dosis 1 x
sehari. Sedangkan obat simvastatin untuk menurunkan kadar kolesterol toal dan LDL.
Pada pasien dengan hiperkolesterolemia diberikan 1 x sehari sesuai dengan permintaan
resep dan obat curcuma tablet untuk memeliharag kesehatan fungsi hati dan memperbaiki
nafsu makan sebagai vitamin 1 x sehari sesuai dengan resep.
Dalam praktikum analisis resep ini terdapat obat kolesterol yaiu simvastatin
dimana simvastatin ini memiliki mekanisme kerja yaitu degan mnghambat enzim HMG-
KoA reduktase yang berfungsi sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol, HMG-KoA
reduktase dan bertanggung jawab terhadap perubahan HM-KoA menjadi asam mevalonat
sehingga kadar kolesterol total dan LDL dama darah turun. Tetapi pada praktikum kali ini
di dapatkan interaksi obat yaitu obat simvastatin dengan obat amlodipine, dimana obat
amlodipine + simvastatin dapat menyebabkan Meningkatkan dosis simvastatin dengan
cara menghambat amlodipine oleh metabolism simvastatin melalui usus dan hati maka
amlodipine dan simvastatin di jeda penggunaannya. Amlodipine diminum pada pagi hari
dan untuk simvastatin diminum pada malam hari. Pemberian PIO dan Konseling pada
kasus penyakit hyperlipidemia ini terhadap pasien secara non farmakologi kita dapat
menyarankan agar memberikan makanan ehat, hindari makanan yang mengandung
banyak lemak, hindari mengkonsumsi alkohol, hindari merokok, kurangi konsumsi
glukosa, ganti dengan gula dengan rendah kalori, kurangi konsumsi karbohidrat atau
ganti dengan beras merah dan harus rutin berolahraga setidaknya olahraga ringan saja.

VII. KESIMPULAN
1. Hiperlipidemia yaitu peningkatan satu atau lebih dari kolesterol, kolesterol ester atau
trigliserida.
2. Interaksi obat antara Amlodipine dan simvastatin dapat Meningkatkan dosis
simvastatin dengan cara menghambat amlodipine oleh metabolism simvastatin
melalui usus dan hati maka amlodipine dan simvastatin di jeda penggunaannya
3. Interaksi antara obat Glibenclamide dan simvastatin dapat Meningkatkan toksisitas
simvastatin
4. Obat simvastatin Sebaiknya untuk aturan pemakaian di resep amlodipine diberikan
10mg/hari dan tidak boleh melebihi 10mg/hari
5. Pemberian PIO dan Konseling pada kasus penyakit hyperlipidemia ini terhadap
pasien secara non farmakologi kita dapat menyarankan agar memberikan makanan
ehat, hindari makanan yang mengandung banyak lemak, hindari mengkonsumsi
alkohol, hindari merokok, kurangi konsumsi glukosa, ganti dengan gula dengan
rendah kalori, kurangi konsumsi karbohidrat atau ganti dengan beras merah dan harus
rutin berolahraga setidaknya olahraga ringan saja.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, J. M.F. 2009. Dislipidemia Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. edisi 4. Pusat

Penerbit FK UI. Jakarta.

Almatsier, S. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi . PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

American Heart Association. 2007. Scientific Position, Risk factors and coronary

heart diease. AHA Scientific Position, November (24). 1-3

Anwar TM, Linda EK, Lawrence K, Eva L, Vlad V, Ruby J. 2008. Interrelation of

saturated fat, trans fat, alcohol intake, and subclinical atherosclerosis.

AJCN 87:168-74.

Arisman, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai