PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Epidemiologi merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat. Bisa
epidemiologi masih dianggap sebagai ilmu yang relatif masih baru, tetapi
yaitu epi : pada/ tentang, demos : penduduk dan logos : ilmu. Dalam arti sempit,
dalam arti luas, epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari frekuensi dan
kesehatan. Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan oleh para ahli
tertentu pada suatu kelompok penduduk tertentu. Oleh karena itu, dalam
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
epidemiologi kependudukan
2. Tujuan Khusus
C. RUMUSAN MASALAH
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN EPIDEMIOLOGI
kejadian yang berkaitan dengan kesehatan pada populasi tertentu dan aplikasi
jenis penyakit pada manusia menurut waktu dan tempat. W.H. Frost (1927).
penyakit pada manusia, pada saat tertentu di bumi dan kaitanya dengan kondisi
B. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Secara umum, dapat dikatakan bahwa tujuan yang hendak dicapai dalam
terjadinya karsinoma kandung kemih pada hewan yang diolesi tir. Untuk
kandung kemih lebih banyak terpajan oleh rokok dibandingkan dengan kan
penderita
merupakan ilmu yang telah dikenal sejak zaman dahulu bahkan berkembang
bersamaan dengan ilmu kedokteran karena kedua disiplin ilmu ini berkaitan
satu dengan yang lain. Hasil yang diperoleh dari studi penelitian dapat
hambatan karena belum semua ahli bidang kedokteran pada saat itu setuju
Dalam bukunya "On Airs, Waters and Places" (tentang Udara, Air, dan
2. Galen
utama, yakni :
banyak untuk mati muda daripada mati tua, laki-laki lebih cepat mati
daripada wanita, dan lainnya. Graunt juga membagi mati dalam dua
epidemiologi selanjutnya.
Workers” dan telah diselesaikan pada tahun 1690 tetapi tidak di publis
hingga 1703. Ramazzini juga disebut sebagai bapak atau penemu dari
kesehatan pekerja.
6. Dr. Edward Jenner (1749 – 1823)
Dr. Jenner melakukan penelitian pada laki-laki dan gadis pemerah susu
menderita cacar sapi dan tidak terkena penyakit cacar. Dr. Jenner
dengan sumber air dari perusahaan air yang berbeda di London yaitu
Lambeth Water Company dan the Southwark and Vauxhal Water
epidemiologi sosial.
Social Epidemiology”
1 Tahap pengamatan
Epidemiologi dimulai sejak 4000 tahun SM, tepatnya pada zaman Mesir
Kuno. Pada saat itu, masyarakat Mesir sudah mengenal tentang penyakit,
2 Tahap perhitungan
Pada tahap ini upaya untuk mengukur frekuensi dan distribusi suatu
dengan tingkat sosial ekonomi penduduk. Cara kerja yang sama juga
Company. Pekerjan yang dilakukan oleh William Farr dan John Snow
ini hanya melakukan pengkajian data yang telah ada, dalam arti yang
yang diperoleh dari para klinisi tersebut, merupakan data informasi yng
d. Epidemiologi kependudukan
Bentuk ini sangat berguna dalam analisis tingkat kesehatan ekerja serta
untuk menilai keadaan dan lingkungan kerja serta penyakit akibat kerja.
h. Epidemiologi gizi
pelayanan kesehatan
manusia
tiga faktor utama yang berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah
a. FAKTOR PENJAMU/HOST
Pejamu adalah manusia atau makhluk hidup lainnya yang menjadi tempat
pejamu adalah :
2) Genetika
Misalnya:
yang terjadi lebih banyak atau hanya ditemukan pada pria atau wanita.
b. FAKTOR AGEN
Agen adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman infeksi yang
a) Protozoa(plasmodium, amoeba)
b) Metazoa(arthropoda, helmintes)
c) Bakteri(salmonela, meningitis)
d) Virus(dengue,polio)
2. ENVIROMENT
seperti tanah dan udara serta interaksi satu sama lain. Lingkungan biologis
G. VARIABEL EPIDEMIOLOGI
Variable epidemiologi adalah segala faktor yang dapat menimbulkan penyakit
epidemik, baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi yang terjadi pada
1. Variabel waktu
Kejadian penyakit menurut waktu seperti jam, hari, minggu dan bulan serta
Beberapa pola perubahan yang berkaitan dengan waktu antara lain, skala
frekuensi insiden umumnya hanya satu dan setelah itu wabah tersebut
akan selesai.
terjadi dalam waktu yang panjang. Dibeberapa negara maju yang sistem
angka insiden dan prevalens yang jelas dan teratur dari tahu ke tahun.
dan polio).
2. Variabel tempat
Distribusi menurut tempat sama artinya dengan area geografis, luas dan
dan pedesaan (urban dan rural), pemukiman dan non pemukiman, domestik
dan asing, didalam dan diluar, serta institusi dan non institusi).
3. Variabel orang
Variabel orang adalah ciri-ciri yang didapat sejak lahir ataupun sesudah
yang ada.
epidemiologi untuk variabel orang adalah umur, ras, status kekebalan, jenis
c. Aktifitas fisiologi
pengambilan keputusan
atau telah dilakukan. Bila dari hasil evaluasi program tersebut dianggap
tidak berhasil, maka dapat dihentikan atau diubah dengan program lain.
1. Pencegahan primer
orang yang sehat menjadi sakit. Secara garis besar, upaya pencegahan
lingkungan.
keselamatan kerja.
2. Pencegahan sekunder
ketidakmampuan.
Pencegahan sekunder ini dapat dilakukan dengan cara mendeteksi
penyakit secara dini dan pengadaan pengobatan secara cepat dan tepat.
3. Pencegahan tersier
rehabilitasi medik.
mengacu pada kesehatan positif dan konsep holistik yang terdiir dari 6 hal yaitu
5. Kesehatan Mental
6. Kesehatan spiritual
a) komitmen politik
d) Penyebaran pendapatan
2) Indikator Proses
a) Keterlibatan Masyarakat
b) Tingkat Desentralisasi
dst
3) Indikator Output
Misalnya :
1. Pengertian KLB
atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan
kesakitan atau kematian yang telah meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya
Luar Biasa diatur oleh pemerintah. Kejadian Luar Biasa dijelaskan sebagai
Kriteria tentnag Kejadian Luar Biasa juga mengacu pada ketentuan yang
a. Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal,
selama tiga kurun waktu berturut – turut menurut jenis penyakitnya (jam,
hari, minggu )
c. Angka kejadian / kematian meningkat menjadi dua kali lipat atau lebih
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan meningkat menjadi dua kali lipat
atau lebih dibandingkan dengan angka rata – rata per bulan dalam tahun
sebelumnya.
3. Klasifikasi KLB
a) Menurut penyebab
1) Toksin
2) Infeksi
3) Toksin biologis
4) Toksin kimia
b) Menurut sumbernya
1) Dari manusia
3) Dari binatang
4. Bentuk Wabah
kejadian berkembang hanya dalam satu masa tunas saja, point surce of
epidemic dapat pula terjadi pada penyakit oleh factor penyebab bukan
lebih lama dan masa tunas yang lebih lama. Propagated / progresif
langsung maupun melalui vetor, relative lama waktunya dan lama masa
tunas, dipengaruhi oleh kepadatan penduduk serta penyebarananggota
epidemics), yaitu :
laboratorium )
sebagai berikut:
1) Persiapan lapangan
Pada tahap ini harus dipersiapkan 3 kategori:
mempersiapkan:
KLB/ wabah
komputer
2) Persiapan Administrasi
kesehatan, dll.
3) Persiapan Konsultasi
Pada tahap ini sudah harus dipikirkan peran dan posisi tim kesehatan
kasus yang muncul saling terkait satu sama lain dan terjadi akibat hal atau
kasus pada minggu atau bulan sebelumnya, atau dengan bulan yang
fasilitas kesehatan lokal, kegiatan survei atau asesmen yang bersifat ad-
hoc, dll.
peningkatan karena:
e. Verifikasi Diagnosis
diperlukan:
ii. kualitas pemeriksaan lab yang baik dan memenuhi standar tertentu
yang diharapkan
iii. komunikasi yang baik antara tim kesehatan dan pasien, untuk
potensial
Definisi kasus adalah kumpulan (set) yang standar tentang kriteria klinis untuk
penyakit tsb. Definis kasus dalam konteks KLB/ wabah haruslah dibatasi oleh
karateristik tertentu dari, orang tempat dan waktu. Sekali ditetapkan maka
definisi kasus ini harus dipakai secara konsisten pada semua situasi dalam
dibagi menjadi:
verifikasi laboratorium
seperti dari:
1. fasilitas kesehatan, seperti Puskesmas, klinik, RS, dll.
1. Identitas kasus dan karateristik demografis, misal; nama, umur, jenis kelamin,
suku, pekerjaan
2. karateristik klinis, misal riwayat penyakit, keluhan dan tanda sakit yang
diteliti.
format pelaporan yang standar, kuesioner atau form abstraksi/ kompilasi data.
yang perlu didata untuk setiap kasus. Bentuk format kompilasi tsb berupa
baris-baris daftar kasus (line listing). Pada format line listing ini setiap kasus
yang ditemui diletakkan pada setiap baris, sementara setiap kolomnya berisi
variabel penting kasus tsb. Kasus baru akan dimasukkan/ ditambahkan pada
baris di bawah kasus sebelumnya, sehingga kita dapat memiliki daftar kasus
untuk mengidentifikasi etiologi penyakit tsb. Peta bintik (spot map) dan Peta
area (area map) merupakan bentuk penyajian data deskriptif menurut tempat
(epi) ini.
3. Mengenal pola epidemi yang terjadi, apakah common source (berasal dari
sekelompok orang yang terpajan dengan agen berbahaya yang sama) atau
keduanya.
Pengumpulan specimen dan analisis laboratorium. Pengumpulan spesimen apabila
untuk penyakit tertentu merupakan penentu diagnosis, seperti misalnya pada kasus
kolera, salmonelosis, hepatitis dan keracunan logam berat. Namun harus dipahami
bahwa setiap perangkat dan teknik tes laboratorium memiliki nilai validitas
(sensitifitas dan spesifisitas) tertentu yang akan menentukan besarnya false positif
a. Formulasi Hipotesis
orang tempat dan waktu), kita dapat mulai membuat dugaan atau penjelasan
Hipotesis yang kita buat haruslah diarahkan untuk mencari penjelasan tentang:
1) Sumber penularan
KLB/wabah
berikut:
Proses pengujian hipotesis bergantung pada bukan hanya pendekatan/ uji statistik
yang dipakai tapi juga desain studi epidemiologi analitik yang dipakai untuk
Studi kasus kontrol secara praktis lebih efisien (mudah, murah, hemat waktu dengan
jumlah kasus yang sedikit) sehingga lebih sering diterapkan pada situasi KLB/
menseleksi dengan baik kelompok kontrol yaitu populasi yang tidak menderita
penyakit penyebab KLB/ wabah. Dari kedua kelompok ini, informasi tentang satu
atau beberapa status pajanan, faktor-faktor risiko atau etiologi dapat digali mundur
kontrol klasik dipakai sebagai estimasi RR yang memadai dengan syarat incidence
yang berbeda dengan kasus, namun tidak berbagi pajanan (sharing exposure)
dengan kasus
b). Keluarga kasus, misal istri/suami, anak/ orang tua, atau saudara kasus
Penerapan studi kohort didalam situasi KLB/ wabah mungiin lebih sulit, karena untuk
sehat yang berisiko untuk sakit (population at risk) dan mengikuti/ menindaklanjutinya
(misalnya kelompok terpajan dan kelompok tidak terpajan) diamati dan diikuti sampai
munculnya satu atau beberapa penyakit yang diteliti. Karena studi ini membutuhkan
adanya proses follow-up dengan risiko terjadinya drop-out dari subyek yang diamati,
maka studi ini relatif menjadi lebih kompleks (lebih menghabiskan waktu, biaya dan
tenaga) dibanding studi kasus kontrol. Namun demikian studi ini secara umum lebih
baik dari kasus kontrol klasik dalam aspek validitasnya. Kuatnya hubungan antara
interval). Relative Risk yang dipakai dapat berupa Cummulative Incidence Risk Ratio
(Risk Ratio) atau berupa Incidence Density Rate Ratio (Rate Ratio), bergantung dari
tambahan dari studi-studi sistematik lain, khususnya ketika studi epidemiologi analitik
tambahan yang dapat dilakukan misalnya adalah studi meta-analisis, studi kualitatif,
dalam keadaan tertentu bermanfaat untuk menjelaskan bagaimana KLB tsb terjadi,
penyebab malaria, atau kondisi higiene dan sanitasi lingkungan yang mungkin beperan
dalam terjadinya KLB diare atau kondisi sumber air minum yang terkontaminasi
memungkinkan dapat pula dilakukan studi-studi intervensi seperti uji vaksin kolera,
meningitis, influenza, atau uji efektifitas (efficacy) terapi profilaksis tertentu dll. Studi
kecukupan sumber daya dan logistik untuk penanganan KLB/wabah juga mungkin
diperlukan.
berada pada langkah ke delapan, namun dalam prakteknya langkah intevensi ini harus
dapat dilakukan secepat dam sedini mungkin, ketika sumber KLB/wabah sudah dapat
diidentifikasi.
Secara umum intervensi penanggulangan dapat diarahkan pada titik/ simpul terlemah
e. Komunikasi hasil
Tugas terakhir dalam investigasi wabah adalah mengkomunikasikan dengan baik hasil
1) Penjelasan lisan.
intervensi
2) Penulisan laporan.
Hasil investigasi juga perlu ditulis dalam laporan dengan sistematika tertentu
dipakai meliputi:
b) tujuan
c) metodologi
d) hasil
e) pembahasan
penyakit menular dapat diringkas dalam tiga bagian, seperti terlihat pada table
3.1
Pembasmian tendon
Desinfeksi dan sterilisasi Gizi yang baik
hewan
Pembatasan mobilitas
Pelaporan kasus
penduduk
pemberantasan tandon hewan. Bila semua langkah ini dijalankan dengan benar, jumlah
kasus baru dapat dikkurangi secara drastic. Jadi, bekalan air bersih dan pembuangan
Pencegahan sekunder dapat dicapai dengan menemukan kasus subklinis dan pengidap,
pengobatan kasus atau pengidap sehingga tidak dapat menyebarkan kuman lebih
lanjut. Karena itu, unsure pertama penanggulangan wabah adalah sebagai berikut :
mencegah pemakaian air yang tercemar atau air disterilkan dulu sebelum
vector. Pendidikan kesehatan berperan penting dalam kegiatan ini dan mungkin
jenis pengobatan yang diberikan bergantung pada penyakit dan juga sarana,
malaria) atau imunisasi (misalnya polio dan campak). Perlu diingat, bahwa
untuk wabah beberapa penyakit, seperti tifoid dan kolera, pemberian vaksin
Surveilans yang berkelanjutan selama fase akut suatu wabah, perlu tetap
baru, supaya efektif. Karena system pelaporan rutin mungkin tidak memadai