Anda di halaman 1dari 8

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang
tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan
permukiman serta kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Sanitasi secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk
pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di
seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah
tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi‘ juga mengacu pada kemampuan menjaga
kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO,
http://www.who.int/topics/sanitation/en/.Diakses pada 30 November 2011).
Rendahnya kepedulian masyarakat dan pemerintah terhadap peranan penyehatan lingkungan
dalam mendukung kualitas lingkungan menyebabkan masih rendahnya cakupan layanan penyehatan
lingkungan. Hal ini disebabkan ketidaktahuan masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat,
yang tercermin dari perilaku masyarakat yang hingga sekarang masih banyak yang buang air besar
sembarangan (BABS).
Berdasarkan kondisi tersebut, maka Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara Barat berupaya
meningkatkan kondisi sanitasi melalui pendekatan menyeluruh berskala kabupaten. Pendekatan ini
dimulai dengan pembentukan Pokja Sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Salah satu tujuan
dibentuknya pokja ini adalah untuk mensinergikan kerja SKPD-SKPD yang berkaitan dengan sanitasi (Air
Limbah Domestik, Drainase, Persampahan dan PHBS) dalam satu wadah guna memperbaiki kinerja dan
konsep sanitasi di masyarakat. Untuk menyiapkan data yang diperlukan dalam penyelesaian BPS dan
SSK dengan interval waktu yang dibutuhkan sampai akhir bulan November 2013, maka Sekretaris Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara Barat selaku Ketua Pokja Menugaskan perwakilan masing-masing dari
bidang koordinasi dalam oraganisasi Pokja dengan tugas mengkaji, menganalisa, dan mengumpulkan
data-data untuk memetakan kondisi sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Hasil analisa dan
pemetaan kondisi sanitasi akan disajikan dalam Buku Putih dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar
Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara barat.
Buku Putih Sanitasi merupakan dokumen yang berisi hasil pengkajian dan pemetaan kondisi
sanitasi yang dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota. Buku Putih Sanitasi ini disusun

BPS Kabupaten MTB 2013


berdasarkan empat karakteristik utama kaidah penyusunan, yaitu: 1) Berdasarkan data aktual. 2) Berskala
kabupaten. 3) Disusun sendiri oleh kabupaten. 4) Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down.
Disamping itu, buku ini juga nantinya dapat menjadi panduan kebijakan daerah dalam kegiatan
pengelolaan sanitasi, termasuk didalamnya adalah penetapan prioritas dalam pengembangan sanitasi
skala kabuapten yang mencakup strategi sanitasi, rencana tindak serta anggaran perbaikan maupun
peningkatan sanitasi.

1.2 Landasan Gerak

Sanitasi dapat dipahami sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk
menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun di lingkungan
perumahan. (Sumber: Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi).
Pengertian dasar Penanganan Sanitasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah sebagai berikut:
1. Grey water adalah limbah rumah tangga non kakus yaitu buangan yang berasal dari kamar mandi,
dapur (sisa makanan) dan tempat cuci. Penanganan Air Limbah Rumah Tangga yaitu pengolahan air
limbah rumah tangga (domestik) dengan sistem :
a. Pengolahan On Site menggunakan sistem tangki septik atau cubluk dengan peresapan ke tanah
dalam penanganan limbah rumah tangga.
b. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan secara terpusat
ataupun komunal.
2. Black water (air tinja/limbah padat) yaitu air tinja yang tercemar tinja, umumnya berasal dari WC.
Volumenya dapat cair atau padat, umumnya orang dewasa menghasilkan 1.5 liter air tinja/hari. Air ini
mengandung bakteri E.coli yang berbahaya bagi kesehatan, oleh sebab itu harus disalurkan melalui
saluran tertutup ke arah pengolahan/penampungan. Air tinja bersama tinjanya disalurkan ke dalam
tangki septik. Tangki septik dapat berupa 2 atau 3 ruangan yang dibentuk oleh beton bertulang
sederhana. Air yang sudah bersih dari pengolahan ini barulah dapat disalurkan ke saluran
primer/sekunder, atau lebih baik lagi dapat diresapkan ke dalam tanah sebagai bahan cadangan air
tanah.
3. Penanganan persampahan atau limbah padat yaitu penanganan sampah yang dihasilkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari rumah tangga, pasar, restoran dan lain sebagainya yang ditampung
melalui TPS atau transfer depo ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
4. Penanganan drainase kota adalah memfungsikan saluran drainase sebagai penggelontor air kota dan
mematuskan air permukaan.

BPS Kabupaten MTB 2013


Kajian Wilayah Sanitasi
Kajian wilayah sanitasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat meliputi seluruh wilayah administrasi
Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dan 77 (tujuh puluh tujuh)
desa:
a. Kecamatan Tanimbar Selatan, terdiri dari: f. Kecamatan Yaru, terdiri dari:
Kelurahan Saumlaki 1. Desa Romean
1. Desa Olilit 2. Desa Rumngeur
2. Desa Sifnana 3. Desa Awear
3. Desa Lauran 4. Desa Sofyanin
4. Desa Kabyarat 5. Desa Walerang
5. Desa Ilngei 6. Desa Adodo Fordata
6. Desa Wowonda
7. Desa Bomaki g. Kecamatan Nirunmas, terdiri dari:
8. Desa Lermatang 1. Desa Waturu
9. Desa Latdalam 2. Desa Tutukembong
3. Desa Manglusi
b. Kecamatan Wertamrian, terdiri dari : 4. Desa Arma
1. Desa Tumbur 5. Desa Watmuri
2. Desa Lorulun
3. Desa Atubul Raya h. Kecamatan Kormomolin, terdiri dari:
4. Desa Amdasa 1. Desa Lorwembun
5. Desa Sangliat Dol 2. Desa Alusi Batjas
6. Desa Sangliat Krawain 3. Desa Alusi Tamrian
7. Desa Arui Bab 4. Desa Alusi Bukjalim
8. Desa Arui Das 5. Desa Alusi Kelaan
6. Desa Alusi Krawain
7. Desa Meyano Raya
c. Kecamatan Wermaktian, terdiri dari: 8. Desa Kilmas
1. Desa Batu Putih 9. Desa Lumasebu.
2. Desa Wermatang
3. Desa Makatian i. Kecamatan Wuarlabobar, terdiri dari:
4. Desa Weratan 1. Desa Kilon
5. Desa Themin 2. Desa Abat
6. Desa Welutu 3. Desa Labobar
7. Desa Rumah Sakit 4. Desa Wunlah
8. Desa Kematubun 5. Desa Karatat
6. Desa Awear Rumngeur
d. Kecamatan Selaru, terdiri dari: 7. Desa Watmasa
1. Desa Adaut 8. Desa Lingada
2. Desa Kandar
3. Desa Namtabung j. Kecamatan Molo Maru, terdiri dari:
4. Desa Lingat 1. Desa Nurkat
5. Desa Werain 2. Desa Tutunametal
6. Desa Fursui 3. Desa Wulmasa
4. Desa Wedangkou
5. Desa Adodo Molo
e. Kecamatan Tanimbar Utara, terdiri dari:
1. Desa Lelingluan
2. Desa Ritabel
3. Desa Ridool
4. Desa Waitidal
5. Desa Keliobar
6. Desa Lamdesar Timur
7. Desa Lamdesar Barat
8. Desa Kelaan

BPS Kabupaten MTB 2013


Visi Misi Kabupaten Maluku Tenggara Barat

Mengacu pada Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Maluku Tenggara Barat tahun 2012-2017. Kabupaten Maluku Tenggara Barat menetapkan Visi
Pembangunan Daerah yaitu
“Mewujudkan Masyarakat MTB yang Sejahtera dan Mandiri
melalui Pembangunan yang Inklusif dan Berkelanjutan”.
Makna pokok yang terkandung dalam Visi ini adalah bahwa seluruh kekayaan sumber daya alam yang
dimiliki oleh Kabupaten Maluku Tenggara Barat harus dapat dikelola oleh sumber daya manusia Maluku
Tenggara Barat yang berkualitas dan dimanfaatkan untuk mewujudkan masyarakat Maluku Tenggara
Barat yang Bermartabat, Mandiri, dan Sejahtera sehingga dapat “Meretas Kabupaten Maluku Tenggara
Barat Sebagai Rumah dan Lingkungan yang Nyaman bagi Semua Orang”.
Pembangunan yang inklusif mencerminkan hakekat pembangunan yang melibatkan dan mengikutsertakan
segenap aspek/dimensi kehidupan, segenap lapisan masyarakat dan peran serta masyarakat secara aktif
sehingga seluruh masyarakat memiliki kemampuan untuk hidup layak.
Pembangunan yang berkelanjutan mencerminkan hakekat pembangunan yang berorientasi pada masa
depan dan lintas generasi, yaitu pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa
mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan tersebut, maka dirumuskan misi pembangunan
Maluku Tenggara Barat tahun 2012–2017 sebagai berikut:
1. Mewujudkan masyarakat yang memiliki diversifikasi usaha yang berorientasi kepada agrobisnis
serta ketahanan ekonomi, dengan pendapatan yang semakin meningkat dan merata sehingga
mampu memenuhi kebutuhan hidup yang layak.
2. Mewujudkan kemandirian masyarakat MTB di bidang sosial, budaya, politik, dan pemerintahan
sebagai modal sosial (social capital) untuk berkembang ke masa depan.
3. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan ke seluruh wilayah dan
segenap lapisan masyarakat.
4. Mewujudkan kelestarian lingkungan untuk menyongsong masa depan masyarakat MTB yang lebih
maju, berkelanjutan dan berkeadaban.

Berdasarkan Visi dan misi pembangunan Maluku Tenggara Barat Tahun 2012-2017, maka
dirumuskan tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai perwujudan ruang
wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan penataan ruang wilayah
Kabupaten adalah mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Maluku Tenggara Barat sebagai Beranda
Depan NKRI yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pada agribisnis lahan

BPS Kabupaten MTB 2013


kering dan kelautan melalui pengembangan masyarakat kepulauan, budaya lokal dan IPTEK
dengan mengedepankan mitigasi bencana dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud utama dari penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah
untuk memberikan informasi awal yang lengkap tentang situasi dan kondisi sanitasi Kabupaten Maluku
Tenggara Barat saat ini sebagai dasar untuk membuat perencanaan pengembangan sanitasi di masa
yang akan datang.

Adapun Tujuan dari penyusunan Buku Putih Kabupaten Maluku Tenggara Barat adalah untuk :
1. Melakukan analisis dari kondisi dan potensi yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara Barat serta
melakukan identifikasi strategi dan langkah pelaksanaan kebijakan dalam sektor sanitasi.
2. Menghasilkan kebijakan daerah terkait sanitasi yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan
Pemerintah Daerah berdasarkan kesepakatan seluruh lintas pelaku (stakeholder) Kabupaten Maluku
Tenggara Barat.
3. Sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan dan pengorganisasian pelaksanaan pembangunan
sanitasi secara efektif, efisien, sistematis, terpadu dan berkelanjutan.
4. Sebagai bahan masukan untuk penyusunan Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Maluku Tenggara
Barat jangka menengah.

1.4 Metodologi

Untuk lebih memahami proses dan kegiatan penyusunan Buku Putih ini secara menyeluruh, akan
disajikan beberapa hal penting yang berkaitan dengan aspek metodologi yang digunakan dalam penulisan
ini yang secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Metode Penyusunan
a. Berdasarkan data primer (narasumber, yang terdiri dari beragam posisi yang berkaitan dengan tugas
dinas/kantor terkait untuk klarifikasi data-data, pihak swasta, masyarakat sipil, dan tokoh
masyarakat).
b. Berdasarkan data sekunder (arsip dan dokumen yang berkaitan dengan aktivitas program masing-
masing dinas/kantor terkait baik langsung maupun tidak langsung, misalnya yang berupa data
statistik, proposal, laporan, foto dan peta).
Untuk mendukung data sekunder tersebut juga dilakukan beberapa survai terkait dengan
pengelolaan sanitasi seperti: Enviromental Health Risk Assesment (EHRA), survai peran media

BPS Kabupaten MTB 2013


dalam perencanaan sanitasi, survai kelembagaan, survai keterlibatan pihak swasta dalam
pengelolaan sanitasi, survai keuangan, serta survai peran serta masyarakat dan gender.
2. Tahapan Penyusunan
Proses seleksi dan kompilasi data sekunder berada dalam tahap ini. Teknik kajian dokumen
dipergunakan tim untuk mengkaji data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan
informasi mengenai apa yang terjadi di masa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi
pada masa kini.

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain

1.5.1. Dasar Hukum

Kegiatan pengembangan sanitasi di Kabupaten Maluku Tenggara Barat didasarkan pada


peraturan dan produk hukum yang meliputi :

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;


2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alami Hayati dan
Ekosistemnya;
3. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
4. Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pembentukan Provinsi Maluku Utara, Kabupaten
Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat;
5. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
6. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
9. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
11. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
12. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
13. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
14. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan;
15. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;
16. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

BPS Kabupaten MTB 2013


17. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam;
18. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air;
19. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
20. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
21. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah;
22. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
23. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
25. Peraturan pemerintah Nomor 15 tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang;
26. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Peran Masyarakat Dalam
Penataan Ruang;
27. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan;
28. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai;
29. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
30. Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan
Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga;
31. Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2011 tentang Kebijakan Nasional Pengeloaan Sumber Daya
Air;
32. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 22 Tahun 2009 tentang Pedoman Teknis dan Tata
Cara Penyusunan Pola Sumber Daya Air;
33. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Dokumen Lingkungan Hidup;

1.5.2. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Dokumen Perencanaan Lainnya


a. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan RPJMD

RPJMD sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dipergunakan
sebagai sumber dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi. Oleh karena itu, Buku Putih Sanitasi ini
merupakan penjabaran operasional dari RPJMD khususnya yang berkaitan dengan pembangunan sanitasi
yang bersifat lintas sektor, komprehensif, berkelanjutan dan partisipatif sesuai dengan konsep dasar

BPS Kabupaten MTB 2013


pemikiran RPJMD. Munculnya isu kerusakan lingkungan, ketidaksesuaian penggunaan lahan, dengan
mengedepankan daya dukung lingkungan dalam pelaksanaan pembangunan kabupaten yang
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dijadikan sebagai Misi Kempat Pembangunan Pemerintahan
Kabupaten Maluku Tenggara Barat untuk periode 2012-2017 yang tertuang dalam RPJMD.

b. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Renstra SKPD

Renstra SKPD sebagai penjabaran dari RPJMD juga dipergunakan sebagai bahan penyusunan
Buku Putih Sanitasi. Renstra SKPD dipergunakan sebagai dasar dari penyusunan Buku Putih Sanitasi ini
maka implementasi pembangunan sanitasi menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan SKPD
yang terkait dengan sanitasi.

c. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Maluku Tenggara Barat

RTRW dipergunakan sebagai salah satu bahan dasar bagi penyusunan Buku Putih Sanitasi,
dimana untuk rencana tahun 2013 perkiraan jumlah penduduk dan volume sektor sanitasi diperhitungkan
sesuai dengan perkiraan dan prediksi dalam RTRW. Buku Putih Sanitasi mengarah pada operasionalisasi
teknis urusan khusus sanitasi dari RTRW, agar pada saat pengendalian pemanfaatan ruang wilayah
terlaksana pula implementasi dari Buku Putih Sanitasi.

d. Hubungan Buku Putih Sanitasi dengan Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium
Development Goals (MDGs)

Salah satu tujuan disusunnya Buku Putih Sanitasi adalah memberikan bahan dasar penetapan
kebijakan daerah dalam pengelolaan sanitasi di masa yang akan datang berdasarkan target prioritas yang
disepakati bersama yang tertuang dalam Rencana Aksi Daerah (RAD) Millenium Development Goals
(MDGs) yakni Tujuan (Goal) 7 yaitu Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Pencapaian target
Goal 7 berdasarkan salah satu indikator, yaitu : Rumah tangga yang memanfaatkan akses sanitasi dasar
(pengolahan air limbah, pengelolaan sampah, sistem drainase) pada tahun 2015 meningkat menjadi 81%
dari tahun 2010 sebesar 76,17%.

BPS Kabupaten MTB 2013

Anda mungkin juga menyukai