Anda di halaman 1dari 2

1.

8 Kedudukan RTRW Kota dalam Sistem Penataan Ruang dan Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional

Rencana umum tata ruang kota (RTRW Kota) adalah penjabaran RTRW provinsi ke
dalam kebijakan dan strategi pengembangan wilayah kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi
dan peranannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara keseluruhan, strategi
pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencana struktur dan rencana pola
ruang operasional Dalam operasionalisasinya rencana umum tata ruang dijabarkan dalam
rencana rinci tata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/atau
kegiatan kawasan dengan muatan subtansi yang dapat mencakup hingga penetapan blok dan
subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian
pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatan ruang dapat dilakukan sesuai dengan rencana umum
tata ruang dan rencana rinci tata ruang.

Rencana rinci tata ruang kota (RTRS Kota) dapat berupa :


- Rencana tata ruang kawasan strategis
- Rencana detail tata ruang.

Pembangunan kota memerlukan 2 intrumen penting, yaitu development plan dan


development regulation. Development plan adalan rencana tata ruang kota yang umummnya
disemua negara terdiri dari 3 jenjang rencana yaitu rencana makro, rencana messo dan rencana
mikro. Sedangkan development regulation adalah suatu perangkat peraturan yang dipakai
sebagai landasan dalam penyusunan rencana tata ruang mulai dari jenjang rencana yang paling
tinggi (rencana makro) sampai kepada rencana yang sifatnya operasional (rencana mikro)
disamping juga akan berfungsi sebagai alat kendali dalam pelaksanaan pembangunan.

Rencana, aturan, ketentuan dan mekanisme penyusunan RTRW harus merujuk pada
pranata rencana lebih tinggi, baik pada lingkup kawasan maupun daerah. Kedudukan RTRW
dalam sistem penataan ruang dan sistem perencanaan pembangunan nasional dapat dilihat pada
Gambar berikut:
Sumber : UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan UU Nomor 26

Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang menetapkan bahwa lingkup
kegiatan pelaksanaan penataan ruang meliputi tiga tahapan, yaitu: 1.) Tahap perencanaan tata
ruang; 2.) Tahap pemanfaatan ruang, dan; 3.) Tahap pengendalian pemanfataan ruang. Ketiga
tahapan tersebut selayaknya berjalan secara kontinyu tanpa putus dengan keterkaitan yang utuh
dalam suatu kegiatan penataan ruang.

Anda mungkin juga menyukai