Anda di halaman 1dari 1

Kerolasl antara Keimanan dan Ketaiwaan Keimanan dan ketakwaan tidak dapat dipisahkan dan

pada hakikatnya keduanya saling memerlukan. Artinya keimanan diperlukan manusia agar
dapat meraih ketakwaan, karena setiap perbuatan atau amalan yang baik tidak akan diterima
oleh Allah tanpa didasari oleh Iman. Semua bentuk ketakwaan seperti salat, puasa, zakat dan
haji merupakan bagian dan kesempurnaan iman seseorang. Amal saleh tersebut merupakan
konsekuensi dari keimanan seseorang harus menterjemahkan keyakinannya menjadi kongkrit
dan menjadi satu sikap budaya untuk mengembangkan amal saleh. Dalam Al-Qur'an ada
ratusan ayat yang menggan- dengkan antara "orang yang beriman" dengan "orang yang
beramal saleh". Iman dan amal saleh atau iman dan takwa bergandengan sangat dekat. Seolah
hampa dan kosong iman seseorang kalau tanpa amal saleh yang menyertainya, yang secara
kongkrit membuktikan bahwa ada iman dalam hatinya. Iman adalah pondasi dasar seseorang
hamba yang meng-hendaki bangunan kesempurnaan takwa dirinya. Keterkaitan antara iman
dan takwa ini, juga disampaikan oleh Rasulullah dalam sabdanya : "Al imanu uryamun
walibasuhu at-takwa". (iman itu telanjang dan pakaiannya adalah takwa). Maksud hadits ini
adalah iman harus diikuti dengan melakukan amal saleh (takwa). Iman tanpa disertai amal saleh
maka imannya masih telanjang tanpa pakaian. Oleh karenanya, seseorang baru dinyatakan
beriman dan takwa, apabila telah punya keyakinan yang mantap dalam hati kemudian
mengucapkan kalimat tauhid (ashadu allaa ilaaha illa Allah) dan kemudian diikuti dengan
mengamalkan nomun nerintah dan meninggallkan segala larangan-Nva

Anda mungkin juga menyukai