Anda di halaman 1dari 16

Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual

Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,


Surakarta.(Nur Fitria A)

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP


TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA
SEKOLAH DI TK AL-ISLAM I JAMSAREN SURAKARTA

Naskah Publikasi
Diajukan sebagai salah satu syarat
Untuk meraih gelar SarjanaKeperawatan

Disusunoleh:

Nama : NurFitria Aziz

NIM : J 210.101.007

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

1
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

2
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA POA ASUH ORANG TUA TERHADAP TINGKAT


PERKEMBANGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK AL-ISLAM 1
JAMSAREN, SURAKARTA

Nur Fitria Aziz*


Arief Widodo, A.Kep., M.Kes**
Endang Zulaicha, S.Kp**

Abstrak

Berdasarkan hasil tes psikologi yang dilakukan di TK Al-Islam I Jamsaren


Surakarta pada bulan Juli 2012 pada anak usia 4-6 tahun, dari 93 siswa terdapat
12 anak mengalami masalah pada tingkat perkembangan yang tidak sesuai dengan
usia pra sekolah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara pola asuh
orang tua terhadap tingkat perkembangan anak prasekolah di TK Al-Islam I
Jamsaren Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelatif
dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel secara proportionate
stratified random sampling didapat 76 sampel anak usia 4-6 tahun di TK Al- Islam
Jamsaren. Uji hipotesis menggunakan exact fisher probability. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian besar responden dengan pola asuh demokratis dengan
tingkat perkembangan sector motorik halus normal (p=0,014),sector personal
social normal (p=0,000), sector bahasa normal (p=0,256), sector motorik kasar
(p=0,007).

Kata Kunci : Pola asuh, tingkat perkembangan, prasekolah

3
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

THE CORRELATION BETWEEN PARENTING PARENT


INTELLECTUAL AND EMOTIONAL INTELLIGENCE ON THE PRE-
SCHOOL AGE CHILDREN IN TK AL-ISLAM I JAMSAREN
SURAKARTA

By : Nur Fitria Aziz

Abstract

Based on the results of psychological tests conducted in kindergarten al-


Islam Surakarta I Jamsaren in July 2012 in children aged 4-6 years, from 93
students there are 12 children having problems at the level of development that
does not comply with the pre-school age. This study aims to determine the
relationship between parenting parents to the developmental level of preschool
children in the kindergarten Al-Islam I Jamsaren Surakarta. This study is a
descriptive correlative study with cross sectional design. Sampling proportionate
stratified random sampling obtained 76 samples of children aged 4-6 years in
kindergarten al-Islam Jamsaren. Hypothesis testing using Fisher's exact
probability. The results showed the majority of respondents with democratic
parenting sector with the level of development of fine motor normal (p = 0.014),
personal social sectors normal (p = 0.000), normal language sector (p = 0.256),
gross motor sector (p = 0.007) .

Keywords: parenting, level of development, preschool

4
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap makhluk hidup akan karena diharuskan untuk mengikuti
berkembang sesuai dengan tingkat semua aturan orangtua. Keuntungan-
kebutuhannya yang dalam per- nya, anak dalam sikap dan perilaku
kembangannya akan mengalami sesuai aturan yang diterapkan oleh
suatu perubahan. Dalam kehidupan orangtua. Supriyapto (2001) menya-
anak ada dua proses yang beroperasi takan bahwa keuntungan pola asuh
secara kontinu, yaitu pertumbuhan permisif membuat anak menjadi
dan perkembangan(Herawati: 2009) . mandiri, tidak bergantung pada
Usia prasekolah dapat orangtua. Disisi lain, kerugiannya
mempengaruhi dan menentukan adalah anak akan melakukan
perkembangan anak selanjutnya. kebebasan tanpa batas yang
merugikan dirinya sendiri atau
Tugas-tugas perkembangan pada
orangtua.
masa ini merupakan dampak Berdasarkan beberapa
perkembangan fisik, psikis dan sosial penelitian yang pernah dilakukan
masa yang mendahului. Mereka ternyata Denver Development
mulai memahami aturan dan disiplin screnning test (DDST) secara efektif
otoritas serta menaatinya. dapat mengidentifikasikan antara 85
Kemampuan sosial berhubungan – 100 % bayi dan anak-anak
dengan orang lain tumbuh dengan prasekolah yang mengalami
pesat (Sinolungan, 2001). keterlambatan perkembangan, dan
Menurut Baumrind yang pada follow-up selanjutnya ternyata
dikutip dari Papalia et.al (2009)
89% dari kelompok DDST abnormal
terdapat 3 macam pola asuh orang
tua, yaitu autoritatif (demokratis), mengalami kegagalan di sekolah 5-6
permisif, dan otoritarian (otoriter). tahun kemudian (Soetjiningsih:
Masing-masing pola asuh tersebut 2002).
mempunyai keuntungan dan
kerugian. Kartono (2000) Berdasarkan studi pendahulu-
menjelaskan bahwa pola asuh an yang dilakukan oleh peneliti pada
demokratis memberikan banyak tanggal 15 September 2012 di Taman
keuntungan bagi orang tua dan anak.
Kanak-Kanak Islam Terpadu Al-
Anak merasa dihargai dengan sikap
demokratis orang tua sehingga antara Islam I, Jamsaren, Surakarta hasil
anak dan orangtua terjalin wawancara dengan kepala sekolah
komunikasi yang harmonis. dan salah satu guru diperoleh data
Kerugian, ada kemungkinan anak hasil test psikologi yang diadakan
terlalu berani mengemukakan tanggal 18 Juli 2012 dari anak usia
pendapatnya sehingga ada kesan pra sekolah 4 sampai 6 tahun yang
anak berani dengan orangtua.
sebanyak 93 siswa terdapat 12 anak
Shochib (2002) berpendapat bahwa
pola asuh otoriter memberikan yang mengalami masalah tingkat
dampak perasaan tertekan pada anak perkembangan yang tidak sesuai

5
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

deengan usianya. Delapan orang tua 1) Pola asuh demokratis adalah


murid yang peneliti wawancarai ada orang tua yang menghargai
2 ibu menggunakan pola asuh individualitas anak tetapi juga
menekankan batasan-batasan social.
permisif mengatakan saya lebih suka
Orang tua percaya akan kemampuan
menerapkan pada anak saya sikap mereka dalam memandu anak, tetapi
yang tidak banyak menuntut dan juga menghargai keputusan mandiri,
membiarkan anak dengan minat, pendapat, dan kepribadian
kemauannya sendiri, yang penting anak. orang tua menyayangi dan
anak saya senang dan 3 ibu menerima, tetapi juga meminta
menggunakan pola asuh demokratis perilaku yang baik, tegas dalam
menetapkan standar, dan berkenan
mengatakan menghargai kemauan
untuk menerapkan hukuman yang
dan kemampuan anak dengan kontrol terbatas dan adil jika dibutuhkan
yang tegas. Permasalahan- dalam konteks hubungan yang
permasalahan di atas menarik untuk hangat dan mendukung.
diteliti lebih dalam. Oleh sebab itu, 2) Pola asuh tidak demokratis
dalam penelitian ini diajukan yang terdiri dari 2 bagian, yaitu:
pertanyaan: “apakah hubungan a. otoriter adalah orang tua
yang menghargai control dan
antara pola asuh orang tua terhadap
kepatuhan tanpa banyak Tanya.
tingkat perkembangan anak usia Orang tua berusaha membuat anak
prasekolah (usia 4-6 tahun) di TKIT mematuhi set standar perilaku,
Al-Islam, Jamsaren, Surakarta. menerapkan disiplin yang keras,
menuntut prestasi yang tinggi dan
menghukum anak secara tegas jika
Tujuan melanggarnya.
Untuk mengetahui hubungan antara b. Pola asuh permisif adalah
pola asuh orang tua terhadap tingkat orang tua yang menekankan ekspresi
perkembangan anak prasekolah diri dan pengaturan diri sendiri.
siswa TKIT Al-Islam, Jamsaren, Orang tua hanya membuat sedikit
Surakarta. permintaan dan membiarkan anak
memonitor aktivitas mereka sendiri
TINJAUAN PUSTAKA sedapat mungkin.
Pola Asuh Orang Tua Yang mempengaruhi pola asuh
yaitu:
Menurut Dagun (2002) pola
1) Jenis pola asuh yang diterima
asuh adalah cara atau teknik yang
oleh orang tua sebelumnya.
dipakai oleh orang tua di dalam
Orang tua merasa bahwa pola asuh
mendidik dan membimbing anak-
yang mereka terima sebelumnya
anaknya agar kelak menjadi orang
dapat membentuk individu yang
yang berguna dan sesuai dengan
baik, maka mereka akan menerapkan
yang diharapkan.
jenis pola asuh yang sama terhadap
Menurut Baumrind yang
anak-anaknya, tetapi apabila pola
dikutip dari Papalia et al. (2009)
asuh yang diterima sebelumnya oleh
terdapat tiga macam pola asuh orang
orang tua dirasakan tidak tepat,
tua, yaitu:
4
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

mereka akan menerapkan pola asuh memberikan kebebasan dalam


yang berbeda terhadap anak-anaknya melakukan aktifitasnya (Dagun,
(Hurlock, 2005). 2002).
2) Jenis pola asuh yang diterima Tingkat Perkembangan
oleh orang tua sebelumnya. Tingkat perkembangan
Orang tua merasa bahwa pola asuh adalah tingkat bertambahnya
yang mereka terima sebelumnya kemampuan (skill) dalam struktur
dapat membentuk individu yang
dan fungsi tubuh yang lebih
baik, maka mereka akan menerapkan
jenis pola asuh yang sama terhadap kompleks dalam pola yang terratur
anak-anaknya, tetapi apabila pola dan dapat diramalkan sebagai hasil
asuh yang diterima sebelumnya oleh dari proses pematangan
orang tua dirasakan tidak tepat, (Soetjiningsih: 2002).
mereka akan menerapkan pola asuh Faktor-Faktor Yang Mem-
yang berbeda terhadap anak- pengaruhi Tingkat Perkem-
anaknya. Pasangan yang lebih tua bangan
cenderung lebih keras dan bersifat 1) Pekerjaan/pendapatan keluarga
otoriter dalam memberikan Pendapatan keluarga yang
pengasuhan terhadap anak-anaknya,
memadai akan menunjang tingkat
dimana orang tua lebih dominan
mengambil keputusan, karena orang perkembangan anak, karena orang
tua merasa sangat berpengalaman tua dapat menyediakan semua
dalam memberikan pengasuhan dan kebutuhan anak baik yang premier
pendidikan pada anak-anak mereka maupun yang sekunder.
(Hurlock, 2005). 2) Pendidikan ayah/ibu
3) Status sosial ekonomi. Pendidikan orang tua
Orang tua yang mempunyai status
merupakan salah satu faktor yang
sosial ekonomi rendah cenderung
lebih keras dan memaksa, kurang penting dalam tingkat perkembangan
toleran jika disbandingkan oleh anak. Karena dengan pendidikan
orang tua dengan status sosial yang baik, maka orang tua dapat
ekonomi menengah ke atas (Shocib, menerima segala informasi dari luar
2004). terutama tentang cara pengasuhan
4) Jenis kelamin orang tua
anak yang baik, bagaimana cara
Seorang ibu lebih dominan dalam
memberikan pengasuhan kepada menjaga kesehatan anaknya,
anak, karena ibu tersebut lebih pendidikannya, dan lain sebagainya.
pengertian terhadap apa yang 3) Jumlah saudara
diinginkan oleh anak. ibu cenderung Jumlah anak banyak dalam
lebih lunak bila dibandingkan keluarga yang keadaan sosialnya
dengan seorang ayah yang mendidik cukup, akan mengakibatkan
anak (Dagun, 2002).
berkurangnya perhatian dan kasih
5) Jenis kelamin anak
Orang tua biasanya akan bersikap sayang yang diterima anak.
lebih protektif pada anak perempuan,
sedangkan pada anak laki-laki lebih

5
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

4) Stabilitas rumah tangga Ciri-Ciri Emosional Anak Prasekolah


Stabilitas dan keharmonisan Menurut Hera Mansyur,
rumah tangga mempengaruhi tingkat 2009, adalah:
1) Takut, yaitu perasaan
perkembangan anak. Tingkat
terancam oleh suatu objek yang
perkembangan anak akan berbeda dianggapnya membahayakan. Yaitu
pada keluarga yang harmonis, pertama tidak takut, kemudian timbul
dibandingkan dengan mereka yang rasa takut setelah mengenal adanya
kurang harmonis. bahaya, dan tahap selanjutnya
5) Kepribadian ayah/ibu hilangnya rasa takut setelah
Kepribadian ayah dan ibu mengetahui cara-cara menghindari
dari bahaya.
yang terbuka tentu pengaruhnya
2) Cemas, yaitu perasaan takut
berbeda terhadap tingkat yang bersifat khayalan, yang tidak
perkembangan anak, bila ada objeknya. Kecemasan itu muncul
dibandingkan dengan mereka yang kemungkinan dikarenakan situasi-
kepribadiannya tertutup situasi yang dikhayalkan.
(Soetjiningsih: 2004). 3) Marah, merupakan perasaan
Ciri-Ciri Anak Usia Pra Sekolah tidak senang, atau benci baik
terhadap orang lain, diri sendiri atau
Ciri-Ciri Sosial Pada Anak Pra
objek tertentu yang diwujudkan
Sekolah
dalam bentuk verbal atau non verbal.
Anak pra sekolah biasanya mudah
4) Cemburu, yaitu perasaan
bersosialisasi dengan orang
tidak senang terhadap orang lain
disekitarnya. Menurut Erik Erikson
yang dipandang telah merebut kasih
(Perry dan Potter, 2009), ciri-ciri
sayang dari seseorang yang telah
sosial anak usia pra sekolah dapat
mencurahkan kasih sayang
dikemukakan sebagai berikut:
kepadanya. Perasaan cemburu ini
1) Umumnya anak pra sekolah
diikuti dengan ketegangan yang
memiliki satu atau dua sahabat,
biasannya dapat diredakan dengan
tetapi biasanya sahabat ini cepat
reaksi-reaksi.
berganti. Mereka umumnya dapat
5) Kegembiraan, kesenangan,
cepat menyesuaikan diri secara
dan kenikmatan. Yaitu perasaan yang
sosial, mereka mau bermain dengan
positif, nyaman karena terpenuhinya
teman. Sahabat yang dipilih biasanya
keinginannya. Kondisi yang
yang sama jenis kelaminnya, tetapi
melahirkan perasaan gembira pada
kemudian berkembang sahabat yang
anak diantaranya adalah
terdiri dari jenis kelamin yang
terpenuhinya kebutuhan jasmani,
berbeda.
keadaan jasmani yang sehat,
2) Kelompok bermainnya
diperolehnya kasih sayang, ada
cenderung kecil dan tidak terlalu
kesempatan untuk bergerak, dan
terorganisasi secara baik, oleh karena
memiliki mainan yang disenanginya.
itu kelompok tersebut cepat berganti-
6) Kasih sayang, yaitu perasaan
ganti.
senang untuk memberikan perhatian
3) Anak yang lebih muda sering
atau perlindungan terhadap orang
kali bermain bermain bersebelahan
lain, hewan atau benda. Perasaan
dengan anak yang lebih besar.
6
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

itu berkembang berdasarkan Perkembangan motorik terbagi


pengalamannya yang menyenangkan menjadi dua: yaitu motorik halus dan
dalam berhubungan dengan orang motorik kasar. Motorik kasar
lain, hewan atau benda. Kasih sayang merupakan gerakan yang terjadi
anak kepada keluarga terdekat amat dengan adanya koordinasi otot-otot
dipengaruhi oleh iklim emosional besar, seperti berjalan, melompat,
dalam keluarganya. berlari, melempar, dan naik.
7) Fobia, yaitu perasaan takut Motorik halus berkaitan dengan
terhadap objek yang tidak patut gerakan yang menggunakan otot
ditakutinya (takut yang abnormal). halus seperti, menggambar,
Perasaan ini muncul akibat menggunting, melipat kertas,
perlakuan orang tua yang suka meronce, dan lain sebagainya
menakut-nakuti anak, sebagai cara (Hurlock, 2005).
orang tua untuk menghukum atau 2) Perkembangan bahasa
menghentikan perilaku anak yang perkembangan bahasa anak usia
tidak disenanginya. prasekolah menurut Yusuf (2006),
8) Ingin tahu, yaitu perasan adalah anak sudah dapat
ingin mengenal, mengetahui segala menggunakan kalimat majemuk
sesuatu atau objek-objek, baik yang beserta anak kalimatnya dan tingkat
bersifat fisik maupun non fisik. berfikir anak sudak lebih maju, anak
Perasaan ini ditandai dengan banyak menanyakan soal waktu
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan melalui pertanyaan-pertanyaan
anak. Masa bertanya ini dimulai pada kemana, kapan, mengapa, dan
usia 3 tahun dan mencapai bagaimana.
puncaknya pada usia sekitar 6 tahun. 3) Perkembangan Psikososial
Ciri-Ciri Intelektual Anak Usia Pra Pada tahapan perkembangan
Sekolah: psikososial Erik Erikson (Perry dan
Menurut Piaget (2009), perkem- Potter, 2009) yang
bangan kognitif pada usia ini berada mengklasifikasikan masa anak usia
pada tahap preoperasional, yaitu pra sekolah kedalam tahap inisiatif vs
tahapan dimana anak belum mampu rasa bersalah, yang ciri-cirinya
menguasai operasi mental secara sebagai berikut:
logis. Yang dimaksud operasi adalah a. Pada tahapan ini anak belajar
kegiatan-kegiatan yang diselesaikan mengendalikan diri dan manipulasi
secara mental bukan fisik. Periode lingkungan dan timbul rasa inisiatif.
ini ditandai oleh berkembangnya Anak mulai menuntut untuk
representational, fungsi simbol yaitu melakukan tugas tentang anak
kemampuan menggunakan sesuatu merasa diikut sertakan sebagai
untuk mempresentasikan (mewakili) individu. Anak juga memperluas
sesuatu yang lain dengan lingkup pergaulannya dengn menjadi
menggunakan simbol (kata-kata, aktif diluar rumah, kemampuan
gerakan tubuh, dan benda). berbahasa semakin meningkat.
Karakteristik Anak Usia Pra Hubungan anak dengan saudara dan
Sekolah teman sebaya cenderung untuk
1) Perkembangan Motorik menang sendiri.

7
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

b. Pada fase ini hubungan Gambaran kecerdasan emosi-


segitiga antara ibu, ayah dan anak onal yang dimiliki oleh anak usia pra
sangat penting untuk membina sekolah menurut Hein (Santrock:
kemantapan identitas diri dan orang 2007), adalah:
tua dapat melatih anak untuk 1) Dapat mengekspresikan
mengidentifikasi peran-peran sosial emosi dengan jelas
dan tanggung jawab sosial. 2) Tidak merasakan takut atau
c. Pada fase ini kadang-kadang gelisah untruk mengungkapkan
anak tidak dapat mencapai tujuannya emosinya
atau tidak dapat menyelesaikan 3) Dapat memahami
kegiatannya karena keterbatasannya, komunikasi non verbal
tetapi bila tuntutan lingkungan 4) Optimis
(orang tua atau orang lain) terlalu 5) Peduli dengan perasaan
tinggi atau berlebihan, anak merasa orang lain atau temannya
kegiatan atau aktifitasnya buruk, 6) Senang untuk menyatakan
akhirnya timbul rasa kecewa dan rasa perasaan
bersalah. 7) Tidak digerakkan oleh
d. Gangguan yang dapat timbul ketakutan atau kehawatiran.
pada fase ini adalah kesulitan belajar, 8) Memiliki rasa percaya diri
kesulitan bergaul dengan teman, yang besar.
anak pasif dan takut, kurang
berinisiatif.
Ciri-ciri Anak Prasekolah Yang METODE PENELITIAN
Memiliki Kecerdasan Intelektual
Desain Penelitian
Menurut Yunanto (2004),
secara umum anak yang memiliki Penelitian dilakukan pada 13-
kecerdasan intelektual, ciri-cirinya 25 Maret 2013 di TK Al-Islam 1
sebagai berikut: Jamsaren, Surakarta. Penelitian ini
1) Lebih kuat dalam adalah penelitian deskriptif korelatif
memperhatikan dan lebih cepat dengan pendekatan cross sectional.
memahami sesuatu dibandingkan Informasi diperoleh melalui
dengan yang lain kuesioner dan pemeriksaan DDST.
2) Lebih cepat belajar menerima
pemikiran dan informasi Populasi Dan Sampel Penelitian
3) Lebih mampu mengetahui Populasi dalam penelitian ini
hubungan antara beberapa hal, adalah siswa-siswi TK yang masih
jumlah dan kalimat 4-6 tahun dan orang tua siswa
4) Lebih mampu menciptakan sebanyak 93 responden.
sesuatu, merancang rencana dan cara Besar sampel yang digunakan
untuk mencapai tujuan 76 responden dengan tingkat
5) Lebih cepat beradaptasi ketepatan atau kepercayaan yang
dengan situasi baru digunakan sebesar 5 % atau 0,5.
6) Percaya diri. Tehnik pengambilan sampel dengan
Ciri-ciri Anak Prasekolah Yang menggunakan tehnik proportionate
Memiliki Kecerdasan Emosional stratified random sampling.

8
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

Kriteria sampel yang diambil adalah bimbingan yang penuh pengertian


sebagai berikut antara kedua belah pihak yaitu orang
a. Kriteria Inklusi tua dan anak.
1) Siswa dan siswi di TKIT Al- Tingkat Perkembangan:
Islam 1 Jamsaren Surakarta Personal Sosial
2) Umur 4-6 tahun Distribusi personal sosial
3) Orang tua yang hadir saat menunjukkan bahwa dengan cara
penelitian menggunakan DDST sektor personal
b. Kriteria Eksklusi sosial sebagian besar adalah normal,
1) Siswa dan orang tua yang yaitu sebanyak 48 anak (63%),
tidak hadir saat dilakukan karena personal sosial yang sebagian
penelitian besar normal tersebut terjadi karena
Instrumen penelitian adanya faktor-faktor pendukung
Pada penelitian ini peneliti tingkat perkembangan. Terdapat tiga
menggunakan kuesioner yang dibuat faktor yang mempengaruhi tingakt
peneliti sendiri dengan melewati uji perkembangan anak, yaitu minat
validitas dan pemeriksaan DDST. anak, stimulasi belajar, dan gangguan
perkembangan (Soetjiningsih, 2002).
Analisis Data
Pengujian hipotesis dilakukan Motorik Halus
dengan menggunakan uji fisher exact
Distribusi motorik Halus
probability dilanjutkan dengan
regresi logistik dan diolah dengan menunjukkan bahwa perkembangan
SPSS 17,00. motorik halus anak sebagian besar
adalah normal yaitu sebanyak 50
anak (66%), karena Perkembangan
HASIL PENELITIAN DAN
kemampuan motorik halus anak
PEMBAHASAN
adalah aspek yang dianggap penting
Karakteristik responden untuk meningkatkan intelektual
anak. Beberapa faktor yang
Terdiri dari umur, pendidikan,
dan pekerjaan orang tua. Untuk mendukung kemampuan motorik
karakteristik anak terdiri dari umur halus anak antara lain adalah proses
dan jenis kelamin. pendidikan di sekolah.

Analisis Univariat Bahasa


Pola Asuh Orang Tua
Distribusi pola asuh orang tua menunjukkan bahwa perkem-
menunjukkan distribusi tertinggi bangan bahasa anak sebagian besar
adalah demokratis yaitu sebanyak 42 adalah normal yaitu sebanyak 66
anak (55%), itu menunjukkan bahwa anak (87%), karena Bahasa
sebagian besar anak menerima pola merupakan salah satu elemen yang
asuh demokratis dari orang tuanya. terpenting dalam perkembangan
Dalam pola asuh demokratis orang berpikir. Hampir tidak mungkin
tua memperhatikan dan menghargai manusia berpikir tanpa menggunakan
kebebasan putra-putrinya dan dengan bahasa, dan melalui bahasa, pikiran

9
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

manusia dapat ditampilkan. demokratis (personal sosial)


Motorik Kasar sebagian besar adalah normal, yaitu
Distribusi motorik kasar menun- sebanyak 37 anak (88%), dan 5 anak
jukkan bahwa perkembangan (12%) kecerdasan emosional
motorik kasar anak sebagian besar (personal sosial) nya dalam kategori
adalah normal, yaitu sebanyak 42 suspect. Pada pola asuh otoriter
anak (55%) karena Kondisi ini proporsi kecerdasan emosional anak
tentunya dipengaruhi oleh pola terbanyak adalah suspect, yaitu
pengajaran di sekolah. Perkembang- sebanyak 14 anak (70%), dan 6 anak
an motorik kasar untuk anak usia TK (30%) normal. Sedangkan pada pola
dilakukan antara lain dengan melatih asuh permisif proporsi kecerdasan
anak dalam kegiatan melempar dan emosional anak terbanyak adalah
menangkap bola, berjalan di atas suspect yaitu sebanyak 9 anak (64%)
papan titian (keseimbangan tubuh), dan normal sebanyak 5 anak (38%).
berjalan dengan berbagai variasi Kesimpulan uji adalah H0 ditolak,
(maju mundur di atas satu garis), nilai χ2hitung sebesar 25,206 dan nilai
memanjat dan bergelantungan probabilitas (p-value) 0,000. Karena
(berayun), melompati parit atau nilai p-value penelitian lebih kecil
guling, dan sebagainya. Gerakan- dari (alpha) = 0,05, maka hipotesis
gerakan motorik kasar ini nol ditolak dan secara statistik
dipraktekkan oleh anak-anak TK di disimpulkan ada hubungan yang
bawah bimbingan dan pengawasan signifikan antara pola asuh orang tua
pendidik/guru, sehingga perkem- terhadap kecerdasan emosional anak
bangan motorik kasar anak usia prasekolah (usia 4-6 tahun) di
diharapkan dapat berkembang secara TK Al-Islam 1, Jamsaren, Surakarta.
optimal. Dengan demikian, dalam hal ini pola
asuh orang tua demokratis yang
Analisis Bivariat dipilih terhadap anak akan
Hubungan Pola Asuh Orang Tua berpengaruh semakin baik dengan
Terhadap Tingkat Perkembangan: kecerdasan emosional (personal
Sektor Motorik Halus Anak Usia sosial) anak usia pra sekolah.
Prasekolah. Sebaliknya, pola asuh orang tua
otoriter yang dipilih terhadap anak
Tabel 4.1. Personal Sosial Anak usia pra sekolah akan berpengaruh
ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua tidak baik pada perkembangan
kecerdasan emosional (personal
Tabel 4.1. Personal Sosial Anak
sosial) anak usia pra sekolah.
ditinjau dari Pola Asuh Orang Tua Menurut Goelman (2002)
mengatakan Pola asuh orang tua
adalah faktor penting internal yang
sangat berpengaruh dalam
kecerdasan emosional anak karena
jika orang tua tidak mengakui harga
diri anak, seperti memperlakukan
anak secara keras, atau kurang kasih
Berdasarkan tabel di atas
sayang, maka pada diri anak akan
menunjukkan bahwa pada pola asuh
10
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

berkembang sikap-sikap keras motorik halus dalam kategori normal


kepala/ menentang atau menyerah yaitu sebanyak 9 anak (64%) dan
menjadi penurut yang diliputi rasa sisanya 5 anak (36%) suspect.
harga diri kurang dengan sifat Selanjutnya pada pola asuh otoriter
pemalu. perkembangan motorik halus anak
sebagian besar adalah suspect yaitu
Hubungan pola asuh orang tua sebanyak 12 anak (60%) dan normal
terhadap motorik halus anak usia sebanyak 8 responden (40%).
prasekolah
Tabel 4.10 Hubungan pola asuh Nilai χ2hitung sebesar 8,973
orang tua terhadap motorik halus dan nilai probabilitas (p-value)
anak usia pra sekolah 0,011. Karena nilai p-value
penelitian lebih kecil dari (alpha) =
Motorik halus Total
Pola normal suspect
0,05, maka hipotesis nol ditolak dan
asuh Fre % Fre % Frek %
χ2 P secara statistik disimpulkan ada
k k hubungan yang signifikan antara
otoriter 8 40 12 6 20 100 pola asuh orang tua terhadap
0 8,9 0,0 perkembangan motorik halus anak
73 11 usia prasekolah (usia 4-6 tahun) di
demok 33 7 9 2 42 100
ratis 9 1
TK Al-Islam 1, Jamsaren, Surakarta.

permisi 9 6 5 3 14 100 Pola asuh orang tua


f 4 6 demokratis yang dipilih terhadap
anak akan berpengaruh semakin baik
total 50 6 26 3 76 dengan motorik halus anak usia pra
6 4 sekolah. Sebaliknya, pola asuh orang
tua otoriter yang dipilih terhadap
bahasa Total anak usia pra sekolah akan
Pola berpengaruh tidak baik pada
asuh
normal suspect
Frek %
χ2 P
Frek % Frek % perkembangan motorik halus anak
otorite 19 95 1 5 20 10
usia pra sekolah.
r 0
Hubungan Pola Asuh Orang Tua
demok 35 83 7 17 42 10 1,63 0,44
terhadap Perkembangan Bahasa
ratis 0 3 2
Anak Usia Prasekolah
permis 12 86 2 14 14 10 Tabel 4.11 Hubungan pola asuh orang tua
if 0 terhadap perkembangan bahasa anak usia
Total 66 87 10 13 76 10 pra sekolah
0
Berdasarkan tabel di atas Berdasarkan tabel di atas
menunjukkan bahwa pada pola asuh menunjukkan bahwa pada semua
demokratis perkembangan motorik pola asuh sebagian besar anak
halus anak sebagian besar adalah memiliki perkembangan bahasa
normal, yaitu sebanyak 33 anak normal. Pada pola asuh otoriter
(79%), dan 9 anak (21%) suspect. terdapat 19 anak (95%) memiliki
Pada pola asuh permisif sebagian perkembangan bahasa normal dan 1
besar anak memiliki perkembangan anak (5%) suspect. Pola asuh

11
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

demokratis terdapat 35 anak (83%) Tabel 4.12 Hubungan pola asuh


normal dan 7 anak (17%) suspect, orang tua terhadap motorik kasar
selanjutnya pola asuh permisif anak pra sekolah
terdapat 12 anak (86%) normal dan 2
anak (14%) suspect.
Motorik kasar Total
Pola
Hasil perhitungan uji Chi
asuh
normal suspect χ2 P
Square diperoleh nilai χ2hitung sebesar Frek % Frek %
Frek %
1,633 dan nilai probabilitas (p-value) otorit 4 20 16 1 20 100
0,442. Karena nilai p-value er 6
penelitian lebih besar dari (alpha) =
demo 29 69 13 1 42 100
0,05, maka hipotesis nol diterima dan 13,74 0,00
kratis 3
secara statistik disimpulkan ada tidak 8 1
hubungan yang signifikan antara perm 9 64 5 5 14 100
pola asuh orang tua terhadap isif
perkembngan bahasa anak usia Total 42 55 34 3 76 100
prasekolah (usia 4-6 tahun) di TK 4
Al-Islam 1 Jamsaren, Surakarta. Pola
asuh orang tua demokratis yang Berdasarkan tabel di atas
dipilih terhadap anak akan menun-jukkan bahwa pada pola asuh
berpengaruh semakin baik dengan otoriter sebagian besar anak
bahasa anak usia pra sekolah. memiliki perkembangan motorik
Sebaliknya, pola asuh orang tua kasar suspect yaitu sebanyak 16 anak
otoriter yang dipilih terhadap anak (80%) dan 4 anak (20%) normal,
usia pra sekolah akan berpengaruh pola asuh demokratis sebagian besar
tidak baik pada perkembangan memiliki perkembangan motorik
bahasa anak usia pra sekolah. kasar kategori normal yaitu sebanyak
29 anak (69%) dan 13 anak (31%)
Menurut H Djaali(2008) mengatakan suspect, sedangkan pada pola asuh
bahwa faktor intelegensi dan bakat permisif sebagian besar normal yaitu
besar sekali pengaruhnya terhadap sebanyak 9 anak (64%) sisanya 5
kemampuan berbahasa anak anak (36%) suspect.
sedangkan faktor dari luar diri adalah
datangnya dari keluarga dan nilai χ2hitung sebesar 13,206 dan nilai
lingkungan sekitar, situasi keluarga probabilitas (p-value) 0,001. Karena
sangat berpengaruh terhadap nilai p-value penelitian lebih kecil
perkembangan bahasa anak sebab dari (alpha) = 0,05, maka hipotesis
anak belajar dari situasi dimana anak nol ditolak dan secara statistik
tumbuh dan dibesarkan dilingkungan disimpulkan ada hubungan yang
tersebut. signifikan antara pola asuh orang tua
terhadap perkembangan motorik
Hubungan Pola Asuh Orang Tua kasar anak usia prasekolah (usia 4-6
terhadap Motorik Kasar Anak tahun) di TK Al-Islam 1 Jamsaren,
Usia Prasekolah Surakarta. Dengan demikian,
semakin baik pola asuh orang tua
demokratis yang diterapkan oleh
orang tua terhadap anak pra sekolah

12
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

akan semakin baik perkembangan harus mampu menentukan pola


motorik kasar anak usia pra sekolah. asuh bagaimana yang terbaik
untuk diterapkan kepada anak
SIMPULAN DAN SARAN sesuai dengan kondisi fisik dan
psikologis anak, sehingga
Simpulan
diperoleh kecerdasan intelektual
1. Pola asuh orang tua anak dan emosional anak yang optimal
prasekolah usia 4-6 tahun di TK sesuai dengan perkembangan
Al Islam 1 Jamsaren Surakarta anak.
sebagian besar adalah
2. Bagi Sekolah
demokratis.
Sekolah hendaknya meningkatkan
2. Kecerdasan emosional yang di
metode dan sistem pembelajaran
test dengan DDST poin Personal
dengan mencari metode-metode
sosial anak prasekolah usia 4-6
pembelajaran yang lebih baik dan
tahun di TK Al Islam 1 Jamsaren
menambah alat-alat peraga
Surakarta sebagian besar adalah
pembelajaran yang dapat mening-
normal.
katkan kecerdasan intelek-tual dan
3. Kecerdasan intelektual yang di
emosional anak.
test dengan poin motorik halus
anak prasekolah usia 4-6 tahun di 3. Peneliti lain
TK Al Islam 1 Jamsaren Untuk memperoleh hasil
Surakarta sebagian besar adalah pengukuran kecerdasan intelektual
normal. dan emosional anak yang lebih
4. DDST II poin bahasa anak akurat, pengamatan dalam
prasekolah usia 4-6 tahun di TK penelitian hendaknya mengguna-
Al Islam 1 Jamsaren Surakarta kan dua atau lebih pengamat.
sebagian besar adalah normal. Selain itu bagi peneliti selanjutnya
5. DDST II poin motorik kasar anak hendaknya mencoba meng-
prasekolah usia 4-6 tahun di TK hubungkan aspek-aspek lain yang
Al Islam 1 Jamsaren Surakarta mempengaruhi kecerdasan
sebagian besar adalah normal. intelektual dan emosional,
6. Terdapat hubungan pola asuh misalnya pada pengetahuan orang
orang tua dengan kecerdasan tua dengan tingkat gizi anak dan
intelektual dan emosional anak tidak terbatas pada anak normal
prasekolah usia 4-6 tahun di TK misalnya pada anak sekolah
Al Islam 1 Jamsaren Surakarta. dengan kebutuhan khusus, dengan
Saran orang tua yang menerapkan pola
asuh demokratis untuk
1. Bagi orang tua
mengetahui gambaran perkem-
Orang tua hendaknya mem-
bangan anak dengan kebutuhan
perhatikan kecerdasan intelektual
khusus sehingga dapat dilihat
dan emosional anaknya. Per-
hasilnya apakah akan cenderung
kembangan kecerdasan intelektual
normal atau malah sebaliknya dan
dan emosional salah satunya
bisa dibandingkan dengan pola
dipengaruhi oleh pola asuh
asuh demokratis dengan anak
keluarga, oleh karena itu orang tua
normal.

13
Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Terhadap Kecerdasan Intelektual
Dan Emosional Pada Anak Pra Sekolah di TK Al-Islam I Jamsaren,
Surakarta.(Nur Fitria A)

DAFTAR PUSTAKA Perry & potter (Jean Piaget). (2009).


Fundamental Keperawatan,
Dagun. (2002). Psikologi Keluarga. Edisi 7, terjemahan
Rineka Cipta: Jakarta. (Ferderika, A): Salemba
Medika: Jakarta.
Djaali. H. (2008). Psikologi
Pendidikan. Bumi Aksara: Perry & Potter (Erik Erikson).
Jakarta (2009). Fundamental
Keperawatan, Edisi 7,
Goleman, Daniel. (2002). Emosional
Intellegence. Gramedia terjemahan (Federderika,
Pustaka: Jakarta. A): Salemba Medika: Jakarta

Hibana S. Sahman. (2002). Konsep Santrock, J, W. (2007).


Dasar Pendidkan Anak Usia Perkembangan Anak.
Dini. PGTKI Press: Erlangga, Edisi Kesebelas,
Yogyakarta. Jilid 1. Erlangga: Jakarta

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Soetjiningsih. (2002). Tumbuh


Keperawatan Dan Tehnik Kembang Anak. EGC:
Analisis Data. Ed I. salemba Jakarta
Medika. Jakarta.
Yunanto, S, J. (2004). Sumber
Hurlock, E, B. (2005). Psikologi Belajar Anak Cerdas. PT
Perkembangan. Edisi ke 5. Grafindo: Jakarta.
Erlangga: Jakarta
Yusuf, L, N, Syamsu. (2006).
Nursalam. (2003). Konsep dan Psikologi Perkembangan
Penerapan Metodologi Anak Dan Remaja. PT
Penelitian Ilmu Remaja Resdakarya:
Keperawatan. Salemba Bandung.
Medika: Jakarta.

Mansyur, Herawati. (2009).


Psikologi Ibu Dan Anak *mahasiswa S1 Keperawatan
Untuk Kebidanan. Salemba Fakultas Ilmu Kesehatan
Medika: Jakarta. Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Mursi, M, S. (2001). Seni Mendidik
Anak. Aroyyah: Jakarta **Staff pengajar Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas
Papalia et al. (2009). Human Muhammadiyah Surakarta
Development Perkembangan
Manusia. Edisi 10 buku 2.
Salemba Humanika: Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai