Anda di halaman 1dari 24

PEMBUATAN DAN ANALISIS MOTION GRAPHIC TANGGAP

DARURAT KEBAKARAN MENGGUNAKAN TEKNIK


RIGGING DI PT. SCHNEIDER ELECTRIC
MANUFACTURING BATAM

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:
Ni Kadek Ayu Retno Setiowati
4311601033

Disusun untuk pengajuan proposal Tugas Akhir Program Diploma IV

PROGRAM STUDI TEKNIK MULTIMEDIA DAN JARINGAN


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
POLITEKNIK NEGERI BATAM
BATAM
2019
ii
Abstrak
Pembuatan Dan Analisis Motion Graphic Tanggap Darurat Kebakaran
Menggunakan Teknik Rigging Di PT. Schneider Electric Manufacturing
Batam

PT. Schneider Electric Manufacturing Batam menjelaskan bahwa gedung


PEM PT. Schneider yang terletak di lot 4 pintu 2 batamindo belum pernah
mengalami kebakaran sejak gedung ini berdiri, dan mengatakan perusahaan ini
selalu melakukan pelatihan simulasi kebakaran sebagai upaya untuk mengantisipasi
terjadinya keadaan darurat kebakaran di gedung ini. Tapi simulasi ini hanya
dilakukan setiap 6 bulan sekali dan banyak karyawan yang melakukan simulasi
dengan tidak serius sehingga simulasi ini kurang berjalan dengan efektif, oleh karena
itu diperlukan sebuah media baru yaitu motion graphic untuk memberikan informasi
yang lebih lengkap dan jelas tentang pemahaman tanggap darurat kebakaran
sehingga mau tidak mau karyawan yang menonton motion graphic dapat memahami
informasi yang diberikan. Pembuatan animasi motion graphic didasari dengan
berbagai teknik salah satunya teknik rigging. Teknik rigging merupakan teknik
animasi baru dalam motion graphic, dengan bantuan preset duik teknik rigging
menjadi animasi yang lebih sempurna . Penulis bermaksud meneliti apakah teknik
rigging mampu menghasilkan sebuah motion graphic yang lebih menarik dan lebih
jelas memberikan informasi dibandingkan dengan teknik yang lain. Penelitian ini
dibuat menggunakan metode penelitian kualintatif dengan model pengembangan
Villamil-Molina. Selanjutnya akan dianalisis perbandingan hasil dari kedua video
tersebut menggunakan model analisis komparatif
Kata kunci: Darurat Kebakaran, Motion Graphic, teknik rigging

iii
1

1 Latar Belakang

Bangunan gedung memiliki potensi terjadinya kebakaran, apalagi bila


bangunan tersebut material konstruksinya berasal dari material yang mudah terbakar
dan digunakan untuk menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar. (Hartono,
2017). Untuk itu setiap gedung perlu melakukan dan mempersiapkan proteksi
keamanan kebakaran dan persiapan diri bila terjadi kebakaran. Setiap bangunan
harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana penyelamat diri yang dapat digunakan
oleh semua karyawan, sehingga apabila terjadi keadaan darurat kebakaran karyawan
dapat menyelamatkan diri dengan aman (Suma’mur, 2014).
PT.Schneider Electric Manufacturing Batam adalah perusahaan yang
memproduksi peralatan Elektrik yang berada di Batamindo Industrial Park, Batam,
kepulauan Riau. Perusahaan ini memiliki 3 Plant salah satunya adalah PEM (Plant
Elektro Mechanic). Gedung PEM memiliki 3 lantai terdiri dari office, Kantin,
production line, warehouse, compressor room dan lain-lain. Tercatat dengan jumlah
karyawan sebanyak 2454 orang dan harus dilindungi ketika terjadi bahaya yang
dapat mengancam nyawa. Salah satu Bahaya yang dapat mengancam adalah bahaya
kebakaran, bahaya ini dapat ditimbulkan dari hubungan arus pendek listrik, kelalaian
seseorang atau sumber nyala lainnya yang menyulut terjadinya api.
Menurut Agus Barata Manager Safety PT. Schneider Electric Manufacturing
Batam menjelaskan bahwa gedung ini belum pernah mengalami kebakaran sejak
gedung ini berdiri, dan mengatakan perusahaan ini selalu melakukan pelatihan
simulasi kebakaran sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya keadaan darurat
kebakaran di gedung ini. Tapi simulasi ini hanya dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
banyak karyawan yang melakukan simulasi dengan tidak serius sehingga simulasi
ini kurang berjalan dengan efektif
2

Gambar 1 suasana simulasi kebakaran di PT.Schneider Electric


Manufaturing Batam
(sumber : PT.Schneider Electric Manufaturing Batam)

Simulasi yang benar menurut dinas kebakaran seharusnya dilakukan setiap 6


bulan sekali serta memberikan menjelaskan penggunaan alat pemadam kebakaran,
penyebab kebakaran serta simulasi kebakaran dan cara penggunaan alat pemadam
kebakaran. Sayang nya untuk melakukan hal tersebut dalam simulasi dianggap
sangat membuang banyak waktu, tenaga dan uang. sehingga tidak dapat
diimplementasikan oleh pihak perusahaan, oleh karena itu diperlukan sebuah media
baru untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan jelas tentang pemahaman
tanggap darurat kebakaran dalam kondisi yang berbeda dan dapat diakses oleh
semua karyawan PT. Schneider Electric Manufacturing Batam di mana saja dan
kapan saja.
Teknologi multimedia yang dapat diaplikasikan dalam penyebaran informasi
salah satunya ialah motion graphic. Penggunaan motion graphic sebagai pengganti
media sosialisasi dianggap lebih efektif karena dapat menyampaikan informasi
menjadi lebih menarik dan dinamis serta dapat diakses kapan saja dan dimana saja,
dengan menggunakan penggabungan beberapa teknik dalam penyampaian
informasinya motion graphic menjadi lebih komunikatif cukup berperan penting
dalam menyebarkan informasi atau gagasan yang ingin disampaikan ke semua
karyawan
Pembuatan animasi motion graphic didasari dengan berbagai teknik, seperti
teknik motion path, animasi margue, animasi transparan, animasi fade, Animasi
3

rotasi, blink, shape dan Masking. Seiring berkembangnya waktu, muncul teknik baru
dalam membuat animasi motion graphic salah satunya yaitu teknik rigging dengan
mengunakan tool Puppet Pin. Tool ini berfokus dalam menggerakkan anggota
badan pada karakter animasi motion graphic Untuk membuat pergerakan animasi
ini menjadi lebih sempurna dan lebih menarik penulis berinisiatif untuk
menggunakan plug-in duik. Duik adalah tools animasi tambahan dan rigging
komprehensif untuk Adobe After Effects. Dengan Teknik Duik maka karakter yang
kompleks dapat diberi tulang dan lebih mudah dianimasikan sehingga waktu
pengerjaan dapat terselesaikan dengan cepat.
Beberapa penelitian yang sudah memanfaatkan motion graphics dalam
penyebaran informasi adalah: Sistem Tanggap Darurat Kebakaran Di Gedung
Administrasi Perusahaan Listrik (Mufida, Martiana, 2017), Pembuatan Film
Animasi “TEMAN” Menggunakan Teknik Puppet Pin dan Duik sebagai Media
Edukasi Anak (Eriya, Fariz, 2017). Analisis Dan Pembuatan Rigging Karakter 3d
Pada Animasi 3D “Jangan Bohong Dong” (Satriawan dan Apriyani 2016).
Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya maka pada
penelitian ini dibuat motion graphics berbasis animasi 2D yang berjudul
“Pembuatan Dan Analisis Motion graphic Tanggap Darurat Kebakaran
Menggunakan Teknik Rigging Di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam”
dengan menggunakan metode penelitian Villamil-Molina Pengembangan
multimedia akan berhasil baik dengan membutuhkan perencanaan yang teliti,
penguasaan teknologi multimedia yang baik, serta penguasaan manajemen produksi
yang baik (Binanto, 2013). pemilihan metode ini dikarenakan Villamil-Molina
mempunyai struktur organisasi pengembangan yang jelas. Sehingga dalam
pengembangannya akan menjadi lebih mudah. Pengembangan Villamil-Molina
terdiri dari lima tahapan yaitu Development, Preproduction, Production,
Postproduction, dan Delivery.
Selanjutnya akan dilakukan analisis perbandingan hasil dari kedua scene
motion graphic tanggap darurat kebakaran tersebut menggunakan teknik riging
dengan menggunakan teknik animasi motion graphic biasa seperti scale, rotasi dan
position. Pembuatan video motion graphics ini menggunakan aplikasi Adobe After
4

Effect CS6, Adobe Illustration CS6, dan Adobe Premiere Pro CS6. Nantinya video
sosialisasi ini diharapkan dapat dipublikasi dan diputar seharian penuh pada digital
board serta media jaringan local PT. Schneider sehingga bisa memudahkan
karyawan Schneider batam untuk mendapatkan informasi mengenai tanggap
darurat kebakaran di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam.

2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah:
a. Bagaimana membuat motion graphic tanggap darurat kebakaran dengan
teknik rigging
b. Bagaimana menganalisis perbandingan motion graphic dengan
menggunakan teknik rigging dan teknik biasa seperti scale, rotasi dan
position yang digunakan pada motion graphic.

3 Batasan Masalah

Batasan masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah:


a. Motion graphics ini hanya berfokus pada animasi 2D.
b. Durasi Motion graphics kurang lebih dari 4 menit
c. Motion graphic tanggap darurat ini hanya gedung PEM Schneider electric
manufacturing batam
d. Parameter pengukuran analisis yaitu: Waktu penyelesaian, Keyframe dan
objek yang digunakan
e. Software yang digunakan adalah Adobe Illustrator, Adobe After Effect,
dan Adobe Premiere Pro.

4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:


a. Menghasilkan video motion graphic tanggap darurat kebakaran di PT.
Schneider Electric Manufacturing Batam
5

b. Mengetahui perbandingan motion graphic menggunakan teknik rigging


dan menggunakan animasi motion graphic biasa.

5 Manfaat

Manfaat dari hasil penelitian ini adalah:


a. Memberi informasi karyawan mengenai informasi tanggap darurat
kebakaran.
b. Meningkatkan pemahaman kepada semua karyawan PT. Schneider
Electic Manufacturing Batam tentang tanggap darurat bila terjadi
kebakaran didalam gedung
c. Mengetahui perbandingan motion graphic dengan menggunakan teknik
rigging dan teknik biasa seperti teknik scale, rotasi dan position yang
digunakan pada motion graphic.

6 Landasan Teori

6.1 Tinjauan Pustaka


Beberapa penelitian pernah dilakukan sebelumnya oleh Eriya dan Zhafiri,
(2017). Menghasilkan film berupa animasi 2D dengan tujuan penelitian ini untuk
menvisualiasasikan cerita dalam bentuk film animasi berjudul “teman” dengan
menggunakan teknik Teknik Puppet Pin dan Duik sehingga mudah untuk dipahami
anak.
Selanjutnya Satriawan dan Apriyani (2016) menghasilkan sebuah video
animasi 3D untuk mengetahui perbandingan pembuatan animasi 3d dengan
menggunakan teknik rigging dan tanpa menggunakan teknik rigging.
Penelitian oleh Husanty (2016), menghasikan video motion graphic untuk
memberikan informasi serta gambaran singkat tentang perjalanan pasangan dari
pertemuan hingga menuju pernikahan dengan cara yang lebih menarik yang lebih
menarik dan informatif menggunakan aplikasi Adobe Illustrator dan Adobe After
Effects.
Dari kedua penelitian yang telah ada tersebut maka dibuatlah tugas akhir
dengan judul "Pembuatan Dan Analisis Motion graphic Tanggap Darurat
6

Kebakaran Menggunakan Teknik Rigging di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam". Objek penelitian yang dianalisa dalam
skripsi ini adalah adalah membandingkan hasil teknik animasi rigging dan teknik animasi motion graphic biasa seperti scale, rotasi dan
position yang digunakan pada animasi karakter motion graphic ini agar dapat mengetahui mana teknik animasi karakter yang lebih
efektif untuk digunakan selain.

Tabel 1. perbandingan penelitian


no Judul Pengarang metode Software Hasil keterangan
(tahun) produk
1. Pembuatan Film Animasi Eriya, dan - after effect Animasi 2 Media Edukasi Anak dalam bentuk
“TEMAN” Menggunakan Teknik Zhafiri dimensi film animasi dengan menggunakan
Puppet Pin dan Duik sebagai (2017) teknik Puppet Pin dan Duik
Media Edukasi Anak sehingga mudah untuk dipahami
anak
2. Analisis Dan Pembuatan Rigging Satriawan - Autodesk Animasi 3 video animasi 3D untuk
Karakter 3d Pada Animasi 3D dan Apriyani Maya Dimensi mengetahui perbandingan cara
“Jangan Bohong Dong” (2016) pembuatan animasi 3d dengan
menggunakan teknik rigging dan
tanpa menggunakan teknik rigging
7

3. Pembuatan Motion Graphic Our Husanty Adobe Motion video motion graphic untuk
Story Pada Undangan Pernikahan (2016) ilustration dan Graphic memberikan informasi serta
Online Menica.Co.Id adobe after gambaran singkat tentang
effect perjalanan pasangan dari pertemuan
hingga menuju pernikahan dengan
cara yang lebih menarik yang lebih
menarik dan informatif
8

6.2 Standar Operasional Prosedur Tanggap Darurat Kebakaran di PT.


Schneider Electric Manufacturing Batam
Tujuan dari SOP adalah untuk membangun dan memelihara sebuah sistem
untuk melakukan tindakan kesiap siagaan dan tanggap darurat di tempat perusahaan
dan wilayah operasinya, dengan tujuan untuk meminimalkan dampak situasi
darurat terhadap lingkungan, termasuk risiko dan cedera. Kepada karyawan,
subkontraktor, masyarakat umum dan pihak berkepentingan lainnya.
Berikut adalah tahapan yang dilakukan bila terjadi keadaan darurat kebakaran

Tanggap darurat kebakaran PT. Schneider Electric Manufacturing Batam.


(Sumber : PT. Schneider Electric Manufacturing Batam)

Adapun rincian dari bagan diatas adalah sebagai berikut :


1) Jika terjadi kebakaran alarm akan bedering otomati. Alarm akan berdering
2x.
2) Bila terjadi kebakaran, segera tinggalkan tempat kerja dan kerjaan
9

Ikuti arahan dari fast team


3) Gunakan pintu darurat terdekat,
4) Perintahkan semua karyawan jangan gunakan lift gunakan lah tangga
darurat
jangan lari tapi jalan lah dengan cepat.
5) Setelah di assembly point. leader, supervaisor, head of departement
menghitung jumlah anggota departementnya
6) Menghitung jumlah tamu dan kontraktor
7) Jika ada personel yang kurang leader, supervaisor dan head of departement
melaporkan pada fast team
8) Fast team akan segera melakukan pencarian
9) Setelah keadaan sudah aman terkendali. Plant director atau S&E officer
memberikan pengumuman untuk masuk kembali ke dalam plant atau
gedung.
10) Setelah terkendali penutupan dan penyerahan laporan oleh S&E dan fast
team untuk evaluasi ke director

6.3 Motion Graphics


Motion graphic adalah penggabungan dari, Ilustrasi, Tipografi, Fotografi dan
Videografi dengan menggunakan teknik Animasi. Motion graphics bisa dikatakan
sejenis dengan infographic, tetapi menggunakan cuplikan video atau animasi untuk
membuat rangkaian gerak ilusi (Yesty, 2017). Motion graphics adalah grafis yang
menggunakan video dan/atau animasi untuk menciptakan ilusi gerak ataupun
transformasi. Contoh penggunaan motion graphic yang sering kita lihat, iyalah
iklan yang sering muncul di televisi yaitu salah satunya iklan oreo.
10

Gambar 6.1 contoh iklan oreo yang menggunakan motion graphic


(sumber : youtube channel oreo)

Pada penelitian ini penulis menggunakan adobe after effect untuk membuat
animasi dari karakter dan asset yang sudah di desain.
Berikut macam – macam efek animasi yang biasa dipakai pada motion graphic:
a. Motion path dapat menggunakan motion path untuk membuat symbol
bergerak mengikuti bentuk lintasan yang sulit. Dengan menggunakan layer
Motion Guide untuk membuat garis untuk lintasan gerak objek. Layer Guide
ditandai oleh ikon guide disebelah nama layer.
b. Animasi margue banyak dilihat pada situs web, yaitu suatu teks yang
muncul dari bagian kanan layar, lalu begerak menuju ke kiri layar dan
menghilang, begitu seterusnya.
c. Animasi transparan adalah animasi yang terlihat secara transparan perlahan-
lahan lalu menghilang. Animasi ini sering digunakan dalam melakukan
pergantian animasi dari satu animasi ke animasi lainnya, sehingga
perpindahan animasi akan terlihat halus.
d. Animasi fade adalah animasi pemudaran. Fade dibagi menjadi 2, yaitu fade
in (pemudaran ke dalam) dan fade out (pemudaran keluar)
e. Animasi rotasi adalah animasi objek atau teks yang berputar, seperti jam,
kincir angin, putaran roda, dan lain-lain. Kita bisa memutarnya searah jarum
jam atau berlawanan dengan arah jarum jam.
11

f. Animasi Blink adalah animasi berkedip atau berkelip, seperti bintang di


langit atau lampu disco, animasi blink biasanya sangat efektif untuk menarik
perhatian, sehingga banyak digunakan untuk membuat banner.
g. Animasi shape adalah perubahan bentuk dari suatu objek menjadi objek lain
atau dari suatu objek menjadi teks dan sebaliknya. Animasi ini juga sering
disebut efek Morph.
h. Animasi masking adalah animasi yang menyembunyikan atau menutupi
suatu objek dengan objek lain, sehinga objek yang menutupi terlihat
transparan dan menyatu dengan objek yang ditutupi.
i. Rigging sebuah teknik untuk pembuatan atau pemberian tulang pada
karakter yang akan kita animasikan. Dalam proses pemberian tulang,
biasanya menggunakan tools puppet pin yang ada dalam Adobe After
Effect. Rigging/rig biasanya digunakan pada objek 3 Dimensi, dan sekarang
teknik ini bisa digunakan pada objek 2 Dimensi dengan bantuan plug-in
DUIK

6.4 Plug-in Duik


Duik adalah preset tools animasi dan rigging komprehensif untuk Adobe After
Effects. Preset ini dikembangkan oleh Kevin Masson duduf dan digunakan secara
bebas serta gratis, untuk mendownload preset ini anda bisa langsung mengunjungi
website resmi dari DUIK yaitu: https://rainboxlab.org/tools/duik/ .
Duik menyediakan tools rigging seperti pada software 3D contohnya IK,
Controller dan rigging. Biasanya tools tersebut digunakan untuk animasi 3D namun
pada software Adobe Affter Effect dapat digunakan pada obyek 2D melalui teknik
Duik ini. Dengan Teknik Duik maka karakter yang kompleks dapat diberi tulang
dan lebih mudah dianimasikan. Duik mempunyai empat tool box yaitu rigging,
automation, animation dan kamera yang dapat dilihat pada gambar di dibawah ikon
sebelah kanan atas, beserta dengan pengaturan panel dan help panel seperti pada
Gambar 6.2
12

Gambar 6.2. preset Duik di toolbar


adobe after effect

6.5 Metode Villamil-Molina


Metode pengembangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Metode penelitian Villamil-Molina
akan berhasil dengan baik jika menggunakan perencanaan yang teliti, penguasaan
teknologi multimedia yang baik, serta penguasaan manajemen produksi yang baik.
Pemilihan metode Villamil-Molina pada penelitian ini dikarenakan Villamil-
Molina mempunyai struktur organisasi pengembangan yang jelas. Sehingga dalam
pengembangannya akan menjadi lebih mudah. Pengembangan Villamil-Molina
terdiri dari lima tahapan yaitu Development, Preproduction, Production,
Postproduction, dan Delivery (Binanto, 2013).
1. Development
Tahapan ini merupakan tahapan pengembangan konsep produk
multimedia berdasarkan ide dan konsep yang ada.
2. Pra-Production
Pra-Production adalah tahapan awal dalam perencanaan pembuatan
multimedia yaitu dengan membuat naskah, storyline dan pembuatan
storyboard.
3. Production
13

Dalam tahapan ini berisi uraian proses produksi dari pengembangan yang
terdiri dari animasi (animating), editing, dan rendering sebuah produk
multimedia sehingga menjadi sebuah produk utuh yang siap diuji.
4. Post-Production
Post-Production adalah pengembangan produk multimedia memasuki
tahapan pengujian alfa dan beta. Namun penguji terlebih dahulu melakukan
evaluasi dengan memperhatikan aspek-aspek yang ditentukan.
5. Delivery
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari pengembangan produk multimedia
yaitu berupa publikasi produk. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk
publikasi produk melalui presentasi individual, presentasi kelompok, dan
melalui internet.

6.6 Analisis Komparatif


Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat membandingkan antara
persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang di
teliti berdasarkan kerangka pemikiran tertentu.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk membuat generalisasi tingkat
perbandingan berdasarkan cara pandang atau kerangka berpikir tentu serta
menentukan mana yang lebih baik atau mana yang sebaiknya dipilih.
Penelitian motion graphic tanggap darurat di PT.Schneider Manufacturing
Batam ini mengunakan analisis komparatif untuk melihat mana yang lebih baik
yaitu apakah menggunakan teknik rigging atau mengunakan animasi motion
graphic biasanya untuk membuat sebuah animasi pada karakter di motion graphic.
Nanti nya kedua teknik tersebut dibandingan dengan menggunakan beberapa
parameter seperti : jumlah objek yang digunakan kan, banyak keyframe dan lama
waktu penyelesaian produk.

6.7 Software yang Digunakan


Beberapa perangkat lunak yang digunakan dalam pengeditan video di
penelitian ini adalah Adobe Illustrator, Adobe After Effects, Adobe Premiere Pro
14

1. Adobe Illustrator CS6


Adobe Illustrator CS6 merupakan aplikasi desain grafis yang berguna
untuk mengolah gambar vector. Adobe Illustrator CS6 berfungsi sebagai
pengolahan gambar yang terdiri proses tracing, pembuatan gambar hingga
pewarnaan gambar sehingga gambar pada motion grafis lebih hidup.
Pada penelitian ini Adobe Illustrator CS6 digunakan untuk
mendesain semua asset yang digunakan seperti : assert, character dan
background. Berikut adalah gambar tampilan Adobe Illustrator CS6.

Gambar 6.3 tampilan Adobe Illustrator CS6


2. Adobe After Effects CC
Software Adobe After Efect CC digunakan untuk membuat motion
pergerakan gambar dan memberikan special effect pada tulisan yang
digunakan dalam motion graphics ini, mulai dari pengaturan pergerakan,
pencahayaan, kamera, objek dan didukung oleh plugin yang ada, seperti
mister house, duik dan lain-lain
Penelitian ini menggunakan software Adobe After Effect CC untuk
melakukan compositing untuk menggerakkan karakter beserta asset
lainnya yang terdapat pada informasi tanggap kebakaran, dengan Adobe
After Effect CC juga dapat dibuat pergerakan menggunakan tools yang
terdapat pada software itu sendiri untuk menciptakan efek gerak.
pergerakan diciptakan menjadi sebuah cerita sehingga dapat
penyampaikan pesan kepada semua karyawan.
3. Adobe Premiere Pro CC
15

Adobe Premiere Pro CC Merupakan program aplikasi berbasis video


editing yang diproduksi oleh perusahaan perangkat lunak Adobe System
Incorporated. Adobe Premiere Pro CC memiliki banyak fasilitas dan fitur
yang menunjang dalam penggunaan video editing professional. Dalam
pembuatan motion grafis Adobe Premiere Pro CC befungsi sebagai
pengeditan video serta pengolahan suara sehingga media promosi akan
lebih menarik.
Pada penelitian ini Adobe Premiere Pro CC digunakan untuk
menyusun video motion grafis yang telah dibuat di Adobe After Effect CC
dan serta digunakan untuk menambahkan efek suara hingga akhirnya di
lakukan proses rendering menjadi produk video motion grafis yang siap
dipertontonkan kepada audience.

7 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah yang didapat, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
H1: Penggunaan teknik rigging pada video motion graphic tanggap kebakaran
di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam efektif.
H0: Penggunaan teknik animasi motion graphic biasa pada video motion
graphic tanggap kebakaran di PT. Schneider Electric Manufacturing Batam
efektif

8 Metode Penyelesaian Masalah

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode pengembangan produk yaitu


metode Villamil-Molina untuk membuat sebuah motion graphic tentang tanggap
darurat bencana kebakaran, selanjutnya akan dianalisis menggunakan metode
analisis komparatif untuk melihat mana yang lebih baik apakah menggunakan
teknik rigging dalam membuat animasi motion graphic atau mengunakan animasi
motion graphic biasanya untuk membuat sebuah animasi pada karakter di motion
16

graphic. Tahapan-tahapan penelitian multimedia yang disajikan secara rinci pada


Gambar 8.1

Adapun rincian dari bagan diatas adalah sebagai berikut :


1) Pengembangan produk
Pengembangan produk menggunakan Villamil-Molina yang terdiri dari lima
tahapan yaitu Development, Preproduction, Production, Post production, dan
Delivery (Binanto, 2013).
a. Development
Pada tahapan ini penulis melakukan pengembangan ide dan konsep
motion graphic tentang tanggap darurat kebakaran.
b. Preproduction
Pre produduction merupakan tahapan selanjutnya yang dikerjakan
setelah penulis menyelesaikan tahap Development. Tahapan ini menjadi
tahapan awal dalam perencanaan pembuatan motion graphic tanggap
darurat yaitu dengan membuat naskah, storyline dan pembuatan storyboard.
17

c. Production
Dalam tahapan ini berisi uraian proses produksi dari motion graphic
tanggap darurat yang terdiri dari desain material, animasi (animating),
editing, dan rendering sebuah produk multimedia sehingga menjadi sebuah
video motion graphic tanggap darurat yang siap diuji.
d. Postproduction
Pada tahap ini, hasil video motion graphic memasuki tahapan
pengujian alfa dan beta :
a. Pengujian Alpha, merupakan pengujian awal untuk menguji produk
berdasarkan hasil rancangan yaitu naskah dan storyboard, sehingga
kesalahan yang terjadi saat proses proses pembuatan produk dapat
teridentifikasi dan selanjutnya akan dilakukan revisi terhadap
produk tersebut.
b. Pengujan Beta, merupakan pengujian yang dilakukan setelah
pengujian alpha telah selesai di revisi. Pengujian ini dilakukan oleh
pengembang terhadap responden.
e. Delivery
Tahapan ini merupakan tahap akhir dari pengembangan produk motion
graphic ini yaitu berupa publikasi video motion graphic. Beberapa cara yang
dapat digunakan untuk publikasi produk melalui digital board yang ada di
kantin dan ditampilkan pada aplikasi lokal berbasis web yaitu SERE (Safety
Environment and Real Estate) PT. Schneider Electric Manufacturing
Batam.
2) Analisis
Pada tahap ini penulis melakukan analisis terhadap teknik animasi dari
video motion graphic yang dihasilkan yaitu membandingkan antara teknik
rigging dan teknik motion graphic biasa yang digunakan untuk menganimasi
karakter. Nilai-nilai yang dibandingkan dalam penelitian ini berdasarkan
parameter yang telah ditentukan. Parameter tersebut terdiri atas 3 aspek, yaitu:
1. Waktu penyelesaian
18

Membandingkan waktu yang dibutuhkan dalam membuat sebuah


gerakan animasi pada karakter dalam 1 scene menggunakan teknik
rigging dan karakter yang mengunakan teknik animasi motion graphic
biasa.
Menentukan berapa lama waktu pengerjaan, penulis akan merekam
waktu penyelesaian animasi motion dengan menggunakan teknik 2 yang
berbeda.
2. Jumlah keyframe
Membandingkan jumlah keyframe yang dipakai dalam membuat sebuah
gerakan pada sebuah karakter pada scene yang menggunakan teknik
rigging dan mengunakan teknik animasi motion graphic biasa
3. Jumlah Objek
Membandingkan jumlah objek yang diberi keyframe pada gerakan pada
karakter yang menggunakan rigging dan karakter mengunakan teknik
animasi motion graphic biasa
4. Pergerakan
Membandingkan hasil pergerakan animasi karakter yang menggunakan
rigging dan karakter mengunakan teknik animasi motion graphic biasa
19

9 Teknik Rencana Pelaksanaan

Adapun rencana pelaksanaan penelitian ini terdapat pada Tabel 2. Rencana Pelaksanaan di bawah ini:

Tahapan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Juni Juli Agust Sept okt nov des jan Feb
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Development
Ide
Konsep
Pra-Production
Storyline
Storyboard
Production
Desain material
Animasi
Editing
rendering
Post-Production
Pengujian Alpa
Pengujian Beta
Delivery
Publikasi
Analisis
Analisis Komparatif
20

10 Hasil Pengecekan Plagiarisme

Hasil pengecekan plagiarisme di bagi menjadi 3 pengecekan menggunakan


https://www.duplichecker.com/ yaitu:

Dari latar belakang

Dari landasan teori

Metode penyelesaian masalah


21

11 Daftar Pustaka
Binanto, Iwan. 2010. Multimedia Digital Dasar Teori dan Pengembangannya.
Jakarta: ANDI.
Hartono, Widi. 2017. Sistem Proteksi Kebakaran Gedung, Harian
JOGLOSEMAR, Semarang
Husanty, Ghina Sekarsari. 2016. Pembuatan Motion Graphic Our Story Pada
Undangan Pernikahan Online Menica.Co.Id. Multimedia dan jaringan.
Politeknik Negeri Jakarta. Jakarta.
Mudjiyanto, Bambang dan Emilsyah Nur. 2013. Semiotika Dalam Metode
Penelitian Komunikasi. Jurnal Balai Pengkajian dan Pengembangan
Komunikasi. Jakarta. Vol 16 (1). Hal 79.
Mufida, Milla Rosa dan Martiana. 2017. Tri Sistem Tanggap Darurat
Kebakaran Di Gedung Administrasi Perusahaan Listrik.
Noor, Hafid Muhammad. 2016. Penerapan Teknik Motion Grafik Pada Iklan
Freeland Multimedia. Yogyakarta : STMIK AMIKOM.
Ramli, S., 2010. Pedoman Praktis Manajemen Bencana. Jakarta: PT Dian
Rakyat
Rayhan, Helsa Fajri. 2018. Perancangan Motion graphics Sebagai Iklan
Layanan Pentingnya Imunsasi Bagi Anak Usia Dini di Kota Bukit Tinggi.
Skripsi. Universitas Negeri Padang.

Satriawan, Aski dan Apriyani, Meyti Eka. 2016. Analisis Dan Pembuatan
Rigging Karakter 3d Pada Animasi 3d “Jangan Bohong Dong”. JURNAL
TEKNIK INFORMATIKAVOL. 9 (1). Hal 6

Suma’mur., 2014. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).


Jakarta: Sagung Seto

Yesty, Desca Refita Putri. 2017. Pembuatan Motion graphics Sebagai Media
Sosialisasi dan Promosi untuk Aplikasi Mobile Trading Online Mandiri
Sekuritas. Jurnal Ilmiah Manajemen Informatika dan Komputer. 1(2): 85-
8

Anda mungkin juga menyukai