Jeniver Valaineclaus K
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan
hubungan timbal balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa
sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan
perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau partisipasi
profesional dalam programprogram yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik
melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.1
Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-
harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama
teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.Maka komunikasi sangatlah
penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan perawat
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.1
Dalam melaksanan asuhan keperawatan, perawat mempunyai 5
komponen proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnose keperawatan,
intervesi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi, dalam
melaksanakan proses keperawatan tersebut perawat atau personil kesehatan
harus mempunyai ciri dan sifat yang melekat pada dirinya. Ciri yang di
maksud adalah dalam hal tampilan fisik, kemampuan untuk memberikan
pelayanan yang dapat di andalkan dan akurat, kemauan untuk membantu
pasien dan memberikan pelayanan dengan sebaik mungkin, pengetahuan dan
kebaikan perawat untuk memberikan kepercayaan dan keyakinan serta
kepedulian dan perhatian terhadap pasiennya.2, 3
Oleh karna itu untuk membina hubungan yang baik antara perawat dan
pasien digunakanlah teori Imogene M. King atau yang di kenal dengan teori
pencapaian tujuan. Teori pencapaian tujuan yang bersifat terbuka, dinamis,
dengan 9 konsep utama yaitu interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang.Model keperawatan terakhir dari
King memadukan 3 sistem interkasi yang dianamis-personal, interpersonal,
dan social yang mengarah pada perkembangan teori pencapain tujuan.2-4
Teori Imoegne M. King ini sudah banyak diterapkan dalam pemberian
asuhan keperawatan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Santa De (2018)
tentang penerapan teori Imogene M. King dalam pemberian perawatan pada
pasien diabetes, teori King digunakan untuk mengidentifikasi kondisi
kesehatan klien diabetes, sebagai alat penghubung pribadi antara perawat
dengan klien agar pasien mau datang untuk melakukan pemeriksaan rutin
yang hasilnya dilihat selama 3-6 bulan. Penelitian lain dilakukan oleh Scott,
dkk (2018) dalam penelitian yang berjudul asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus berdasarkan teori King dengan 60 orang responden yang
terdiri dari kelompok intervensi dan kelompok kontrol diperoleh hasil bahwa
terjadi peningkatan perawatan dan kepatuhan pengobatan pada pasien diabetes
melitus. Selain itu penelitian lain mengenai penerapan teori King dilakukan
oleh Williams (2017) dalam aplikasi gawat darurat dan keperawatan pedesaan,
hasil penelitian menunjukan teori Imogene M. King bisa diterapkan di ruang
gawat darurat dan lingkungan pedesaan.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas
lebih dalam mengenai evidence based practice (EBP) teori Imogene M. King
dalam asuhan keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana evidence base practice teori Imogene M. King dalam asuhan
keperawatan ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Teori Imogene M.King
2. Untuk mengetahui Framework dan hubungannya dalam teori Imogene
M.King
3. Untuk mengetahui evidence base practice teori Imogene M. King
dalam asuhan keperawatan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Teori Imogene M. King
1. Riwayat Hidup Imogene M. King
b. Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang
berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh
konseptentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
c. Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga
keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial
dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep
organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
a. Interaksi
b. Persepsi
c. Komunikasi
g. Tumbuh kembang
h. Waktu
b. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi
danmerupakan respon individu.
d. Lingkungan
King (1981) percayah bahwa ‘’Pemahaman tentang cara-cara
bagaimana manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk
menjaga kesehatan adalah penting untuk perawat’’. Sistem terbuka
menyatakan bahwa interaksi terjadi terus menerus antara sistem dan
lingkungan sistem. Selanjutnya, ‘’penyesaian untuk hidup dan
kesehatan dipengaruhi oleh [sebuah] interaksi individu dengan
lingkungan .
5. Bentuk logis
a. Kesehatan
b. Hubungan Interpersonal
c. Presepsi
d. Sistem sosia
7. Sistem Dokumentasi
Sistem dokumentasi dirancang untukmenerapkan proses transaksi yang
mengarah kepencapaian tujuan (King, 1984). Sebagian besar perawat
menggunakan proses keperawatan menilai, mendiagnosis, merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi, yang saya sebut metode. Proses
transaksi saya menyediakan basis pengetahuan teoritis untuk
diimplementasikan metode ini. Misalnya, ketika seseorang menilai pasien
dan lingkungan dan membuat diagnosis keperawatan, konsep
persepsi,komunikasi, dan interaksi mewakilipengetahuan yang digunakan
perawat untuk mengumpulkan informasidan membuat keputusan.
Transaksi adalahdibuat ketika perawat dan pasien memutuskansatu sama
lain pada tujuan yang ingin dicapai, sepakatisarana untuk mencapai tujuan
yang mewakilirencana perawatan, dan kemudian mengimplementasikan
rencana tersebut. Evaluasi menentukan apakah sasaran atau tidak tercapai.
Jika tidak, Anda bertanya mengapa, dan proses dimulai lagi.
Dokumentasinya adalah direkam langsung di grafik pasien.catatan pasien
menunjukkan proses yang digunakan untuk mencapai tujuan. Saat keluar,
ringkasannya menunjukkan tujuan yang ditetapkan dan tujuan yang
dicapai.Satu tidak memerlukan banyak bentuk saat dokumentasi inisistem
sudah ada, dan kualitasasuhan keperawatan dicatat. Mengapa perawat
bersikeraspada merancang jalur kritis, berbagai rencana perawatan,dan
bentuk-bentuk bentuk lain ketika, dengan pengetahuan dari sistem ini,
dokumen perawatasuhan keperawatan langsung pada grafik pasien.
Mengapa kita menggunakan berbagai bentuk untuk memperumit sebuah
proses yang berbasis pengetahuan dan jugamenyediakan data penting
untuk menunjukkan hasildan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan
yang berkualitas. Undang-undang federal telah disahkan yang
mengindikasikanbahwa pasien harus dilibatkan dalam keputusan tentang
perawatan mereka dan tentang kematian. Transaksi iniproses menyediakan
berbasis ilmiahproses untuk membantu perawat menerapkan undang-
undang federal seperti Undang-Undang Penentuan Nasib Sendiri Pasien.
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Hidayat AA. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika; 2010.
2. Christensen PJ. Nursing Process: Application of Conceptual Models,.
Journal Nursing. 2009.
3. Nursanti I, Hadi M, Haryanto R. MODEL TRANSFORMATIONAL
SERVICE DENGAN PENDEKATAN TEORI SISTEM
INTERPERSONAL IMOGENE KING TERHADAP MUTU
PELAYANAN KESEHATAN DIPUSKESMAS TANJUNG PALAS
KABUPATEN BULUNGAN KALIMANTAN UTARA TAHUN
2018. (JKG) JURNAL KEPERAWATAN GLOBAL. 2018;3(2).
4. Aligood MR. Nursing Theory : Utilization And Application. 3, editor.
United States Of America: Mosby Elseiver; 2010.