PENDAHULUAN
Hasil Ujian Nasional (UN) digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk
pemetaan mutu pendidikan, seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta
sebagai penentuan kelulusan siswa dan kurikulum nasional merupakan standar dan
acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional dan menentukan arah kebijakan
pengembangan pendidikan. Pemerintah menggunakan Ujian Nasional (UN) sebagai
instrumen evaluasi hasil pembelajaran. Ujian Nasional adalah kegiatan pengukuran
dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Ujian ini bertujuan untuk mengukur kompetensi lulusan pada mata
pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.
UN adalah instrumen pengukur standar kompetensi lulusan dari segi aspek
kognitif. Dalam kaitannya dengan mutu pendidikan, UN hanya melakukan evaluasi
terhadap peserta didik. Padahal, menurut pasal 57 ayat 2 UU Sisdiknas, mutu
pendidikan seharusnya didasarkan pada evaluasi yang mencakup peserta didik,
lembaga, dan program pendidikan.
Pada tahun 2016, Ujian Nasional masih menjadi momok bagi siswa karena
digunakan sebagai standar kelulusan. Mulai tahun 2017 Ujian Nasional sudah tidak
digunakan lagi sebagai standar kelulusan. Hal ini menjadi salah satu faktor
menurunnya rata-rata nilai Ujian Nasional, terutama matematika. Pada tahun 2016
rata-rata nilai Ujian Nasional matematika SMA jurusan bahasa 42,72; SMA jurusan
IPA 53,54; SMA jurusan IPS 47,93. Pada tahun 2019 rata-rata Ujian Nasional mata
pelajaran matematika menurun, yaitu SMA jurusan bahasa 37,53; SMA jurusan IPA
39,33; SMA jurusan IPS 34,46. Rendahnya nilai Ujian Nasional matematika
menunjukkan masih kurangnya pemahaman matematika siswa dan etos belajar siswa.
Secara psikologis, jika Ujian Nasional tidak dijadikan sebagai penentu kelulusan
maka motivasi siswa untuk mendapatkan nilai yang tinggi pun berkurang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan masih rendahnya rata-rata nilai Ujian Nasional
matematika tingkat SMA?
2. Bagaimana cara mengatasi rendahnya rata-rata nilai Ujian Nasional matematika
tingkat SMA?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui penyebab rendahnya rata-rata nilai Ujian Nasional
matematika tingkat SMA.
2. Untuk mengetahui cara mengatasi rendahnya rata-rata nilai Ujian Nasional
matematika tingkat SMA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
Pada penelitian kali ini kami membahas mengenai nilai Ujian Nasional
matematika 2019 yang rata-ratanya menurun dibandingkan dengan nilai Ujian
Nasional 2016, dimana Ujian Nasional masih digunakan sebagai penentu
kelulusan.
1. Pengumpulan Data
Bertujuan untuk mengetahui banyak karakteristik dari objek yang diselidiki.
Data yang dikumpulkan harus akurat atau benar-benar berhubungan dengan masalah
yang dihadapi. Data dapat dikumpulkan melalui wawancara, angket, maupun
pengamatan. Pada penelitian kali ini kami mengumpulkan data melalui
wawancara. Dalam wawancara tersebut kami membahas mengenai nilai Ujian
Nasional matematika 2019. Berikut data yang kami dapat setelah melakukan
wawancara : A=70; B=50; C=65; D=65; E=72,5; F=55; G=77,5; H=72,5;
I=75; J=37,5; K=45; L=37,5; M=100; N=35; O=82,5; P=67,5; Q=77,5; R=
77,5; S=65; T=100; U=60; V=52,5; W=57,5; X=35; Y=52,5; Z=40; AA=45;
BB=50; CC=47,5; DD=77,5; EE=55; FF=40; GG=57,5; HH=65; II=80;
JJ=45; KK=52,5; LL=40; MM=55; NN=70.
2. Penyusunan Data
Setelah melakukan pengumpulan data, maka data yang diperoleh harus
disusun dengan teratur agar mudah dibaca dan dilihat.
Nama Nilai
N 35
X 35
J 37.5
L 37.5
FF 40
LL 40
Z 40
AA 45
JJ 45
K 45
CC 47.5
B 50
BB 50
KK 52.5
V 52.5
Y 52.5
EE 55
F 55
MM 55
GG 57.5
W 57.5
U 60
C 65
D 65
HH 65
S 65
P 67.5
A 70
NN 70
E 72.5
H 72.5
I 75
DD 77.5
G 77.5
Q 77.5
R 77.5
II 80
O 82.5
M 100
T 100
4
2 2
2
0
35 - 45 46 - 56 57 -Interval
67 68 - 78
Nilai 79 - 89 90 - 100
f. Membuat Diagram Lingkaran Nilai Ujian Nasional Matematika
2019
Diagram lingkaran merupakan sebuah diagram yang
penyajian datanya menggunakan lingkaran sebagai gambarnya.
Biasanya data yang disajikan dalam diagram lingkarang berupa
persen data.
2, 5% 35 - 45
10, 25% 46 - 56
9, 23% 57 - 67
68 - 78
9, 22% 79 - 89
8, 20% 90 - 100
Interval Frekuensi
No Nilai Frekuensi Kumulatif
1 35 - 45 10 10
2 46 - 56 9 19
3 57 - 67 8 27
4 68 - 78 9 36
5 79 - 89 2 38
6 90 - 100 2 40
𝑛
−𝐹
2
Median = 𝑇𝑏 + ( )𝑃
𝑓
Tb = 57 – 0, 5 = 56, 5 ( didapat dari nilai tengah berada di data ke-20 dan
ke- 21 yaitu di interval nilai 57 – 67 )
40
−19
= 56, 5+ ( 2 8 ) 11
1
= 56, 5 + (8) 11
= 56, 5 + 1, 375 = 57, 875
i. Menentukan Modus
𝑑1
Modus = 𝑇𝐵 + (𝑑1+𝑑2) 𝑃
Interval
No Nilai Frekuensi
1 35 - 45 10
2 46 - 56 9
3 57 - 67 8
4 68 - 78 9
5 79 - 89 2
6 90 - 100 2
Interval x F.x
No Nilai Frekuensi
1 35 - 45 10 40 400
2 46 - 56 9 51 459
3 57 - 67 8 62 496
4 68 - 78 9 73 657
5 79 - 89 2 84 164
6 90 – 100 2 95 190
Jumlah 40 2.366
2.366
Mean = 40
= 59, 15
k. Menentukan Kuartil
𝑖.𝑛
( −𝐹 )
4
Qi = 𝑇𝑏 + 𝑓
𝑃
Tb = Tepi bawah
i = kuartil ke –
n = jumlah data
F = Frekuensi sebelum kelas kuartil tersebut
f = Frekuensi kelas kuartil
P = Panjang kelas
Interval Frekuensi
No Nilai Frekuensi Kumulatif
1 35 - 45 10 10
2 46 - 56 9 19
3 57 - 67 8 27
4 68 - 78 9 36
5 79 - 89 2 38
6 90 - 100 2 40
Menentukan Q1 ( Kuartil 1 )
𝑖 .𝑛 1 .40
4
= 4
= 10 ( tepi bawah berada di interval data ke-
= 67, 5 + 3, 67 = 71, 17
l. Menentukan Desil
m. Menentukan Presentil
n. Menentukan Hamparan ( H )
Hamparan = kuartil ketiga – kuartil pertama ( Q3 – Q1)
= 71, 17 – 45, 5 = 25, 67
o. Menentukan Simpangan Kuartil ( SK )
1
SK = 𝐻
2
1
SK = 2 25, 67 = 12, 835
p. Simpangan Rata-rata
∑𝑓│𝑥𝑖−𝑟𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎│
Simpangan Rata-rata =
∑f
2.366
Ratarata = = 59, 15
40
533,7
Simpangan Rata-rata = = 13, 34
40
q. Menentukan Ragam (𝑆 2 )
∑𝑓(𝑥𝑖−𝑟𝑎𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡𝑎)2
Ragam = ∑f
9.861,8
Ragam = = 246, 545
40
Diagram adalah gambar yang menunjukan secara visual data berupa bilangan
berasal dari tabel yang telah dibuat.
1. Diagram Batang
Untuk menggambar diagram batang diperlukan sumbu datar dan
sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus, sumbu datar dibagi menjadi
beberapa skala bagian yang sama, demikian juga sumbu tegaknya.skala
pada sumbu tegak dengan skla sumbu datar tidak perlu sama, kalau
diagram dibuat tegak maka sumbu datar dipakai untuk menyatakan
atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu tegak.
10
8
6
4
2 frekuensi
0
Contoh diagram batang
2. Diagram Lingkaran
Diagram lingkar ini menarik, namun memiliki sisi kelemahan dalam
hal tujuanuntuk perbandingan antara sektor-sektor yang terdapat dalam
lingkarannya. Penyajianberbagai data yang besarnya berbeda (ekstrim)
dalam diagram yang sama, merupakansuatu prosedur yang meragukan.
Mengingat lingkaran terdiri dari 360 derajat, maka 3,6derajat berarti
menggambarkan persentase sebesar 1%.
nilai un matematika
31,00 - 40,00
41,00 - 50,00
51,00 - 60,00
61,00 - 70,00
71,00 - 80,00
81,00 - 90,00
91,00 - 100,00
𝑥𝑖.𝑓𝑖
Mean =∑ 𝑓
𝑑1
Modus = 𝑇𝐵 + (𝑑1+𝑑2) 𝐶
4. Ukuran Sebaran
Terdiri dari:
a. Rentangan atau range
Yaitu selisih bilangan yang terbesar dan terkecil yang ada
pada data tersebut.
b. Rentanga atau kuartil
Yaitu selisih kuartil ketiga dan kuartil pertama pada data
tersebut.
c. Variansi
Langkah-langkah dalam mencari variansi sekelompok data
adalah:
- Hitunglah rerata
- Tentukan perbedaan setiap skor dengan rerata
- Kuadratkan beda itu
- Bagikan jumlah kuadrat, beda tadi dengan n
BAB III
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai hasil pengamatan serta pembahasan
dari hasil pengamatan tersebut. Hasil pengamatan disajikan dalam bentuk tabel yang
merupakan rangkuman dari hasil pengamatan. Tabel tersebut akan ditampilkan
sesederhana mungkin sehingga memudahkan pembaca untuk memahami hasil
pengamatan.
2. Penyajian data
a. Penyajian Data dengan Tabel
Tabel Distribusi Frekuensi Relatif Sample Hasil Ujian Matematika 2019
Nilai Frekuensi
31,00 - 40,00 6
41,00 - 50,00 7
51,00 - 60,00 9
61,00 - 70,00 8
71,00 - 80,00 8
81,00 - 90,00 1
91,00 - 100,00 1
∑F= 40
10
8
6
4
2 frekuensi
0
Diagram Lingkaran
91,00 -
81,00 - nilai un matematika 100,00
90,00 3%
3% 31,00 -
71,00 - 40,00
80,00 15%
20%
41,00 -
50,00
61,00 -
17%
70,00
20%
51,00 -
3. Ukuran Pemusatan
a. Rata-Rata Hitung atau Mean
Nilai F Xi xi.fi
31,00 - 40,00 6 35,5 213
41,00 - 50,00 7 45,5 318,5
51,00 - 60,00 9 55,5 499,5
61,00 - 70,00 8 65,5 524
71,00 - 80,00 8 75,5 604
81,00 - 90,00 1 85,5 85, 5
91,00 - 100,00 1 95,5 95,5
∑F= 40 2340
Mean =
= 58, 5
b. Median
Median =
f = Frekuensi median
P = Panjang kelas
Median =
= = 58,27
c. Modus
Modus =
=9–7=2
=9–8=1
P = Panjang kelas
= 10
4. Ukuran Sebaran
5. Rentangan/ Jangkauan/ Range
Jangkauan = Tepi atas kelas terakhir – tepi bawah kelas pertama
Tepi atas kelas terakhir = 100 + 0,5 = 100,5
Tepi bawah kelas pertama = 31 – 0,5 = 30,5
Jangkauan = 100,5 – 30,5 = 70
6. Rentangan antar kuartil / Hamparan = kuartil ketiga – kuartil pertama ( K3 – K1)
Q1 =
Q1 =40,5
Q1 =40,5
Q1 = 40,5 + 5,71 = 46,21
Q3 =
Q3 = 60,5
Q3 =40,5
Q3 = 40,5 + 10 = 50, 5
Q1 = =
Tepi bawah Q1 = 41 – 0,5 = 40,5
Q3 = =
Tepi bawah Q3 = 61 – 0,5 = 60,5
Qi = Kuartil ke-i
i = 1, 2, 3
F = Frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = Frekuensi kelas kuartil
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa 3 tahun setelah
Ujian Nasional tidak lagi menjadi standar kelulusan, rata-rata nilai Ujian Nasional
masih lebih rendah dibandingkan saat Ujian Nasional menjadi standar kelulusan. Hal
ini menunjukan bahwa etos dan motivasi belajar siswa dalam Ujian Nasional
menurun dibandingkan saat Ujian Nasional masih menjadi standar kelulusan.
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._KURIKULUM_DAN_TEK._PENDIDIKAN/1977061
32001122-LAKSMI_DEWI/MEDIA_GRAFIS/MEDIA_GRAFIS-
HSL_MHSISSWA/diagram/Diagram.pdf . Diakses 8 Oktober, 2019 pukul 03.00
WIB