Anda di halaman 1dari 36

EM Awareness

Equipment Management Trakindo Utama


Sorowako, July 23th, 2019
Confidentiality Status Green
Definisi
Equipment Management
• Definisi
“Untuk mencapai usia pakai yang maksimal dari alat berat dengan
biaya seoptimal mungkin dan produksi semaksimal mungkin”
• Untuk Apa?
✓Membantu customer agar mereka fokus terhadap produksinya

✓Untuk mencapai usia pakai yang maksimal dari alat berat


dengan biaya seoptimal mungkin dan produksi semaksimal
mungkin
Visi Equipment Management

"Menjadi pakar industri dalam pengembangan dan


penguasaan Solusi Manajemen Peralatan secara proaktif
yang diakui sebagai nilai tambah bagi pelanggan"
4 Cara Mendapatkan Manfaat Dari
Equipment Management
KONTROL BIAYA
Pengumpulkan data dan pelaporannya secara otomatis
memudahkan anda mengetahui biaya sebenarnya sehingga
anda bisa mengambil tindakan meminimalkannya

• Ketahui dan kurangi waktu tidak yang produktif untuk


menurunkan biaya bahan bakar dan waktu operasi alat untuk
meningkatkan harga jual kembali dari alat tersebut.

• Deteksi dan perbaiki kerusakan kecil sebelum menjadi


kerusakan parah untuk menghemat biaya perbaikan.

• Patuhi jadwal maintenance untuk memaksimalkan ketahanan


alat dan mengurangi jumlah biaya kepemilikan dan operasional
OPERASI LEBIH BAIK
Jika anda mengetahui dengan pasti di mana alat berat berada
dan bilamana membutuhkan maintenance, anda dapat
membuat keputusan yang tepat dan tidak berdasarkan asumsi.

• Dapatkan waktu yang tepat untuk melakukan servis atau


perbaikan preventif pada alat berat.

• Atur penggunaan alat berat untuk berbagai pekerjaan agar


alat berat tersebut tidak menunggu sia-sia (idle).

• Periksalah apakah suatu alat berat dapat ditarik dari


pekerjaan tertentu dan pekerjaan tetap selesai menurut
rencana.
MEMBINA KARYAWAN
Teknologi memberikan informasi rinci terkait cara dan banyaknya
karyawan anda bekerja…dan bagaimana sebaiknya mereka
bekerja.

• Monitor para operator untuk mengetahui siapa yang ahli


menjalankan alat berat dan siapa yang masih membutuhkan
training.

• Alokasikan personil servis/mekanik agar mereka selalu siap


perbaikan dan perawatan

• Hargai performa kerja yang baik untuk meningkatkan


kebanggaan karyawan dan budaya keselamatan kerja.
MENGURANGI RESIKO
Data alat berat mendukung anda secara efektif dapat digunakan
untuk:
• Melacak lokasi alat untuk keselamatan kerja dan melindungi
alat berat.

• Mendapatkan feedback yang akurat dari operasi untuk


menyusun tawaran yang tepat dan dapat bersaing.

• Menentukan kapan alat yang sudah tua digantikan agar bisa


bisa lebih menguntungkan bisnis anda

• Taati peraturan-peraturan untuk menghindari hal-hal yang tidak


diinginkan
Performance Metric
Performance Metric

• Suatu istilah yg dipakai untuk menerangkan hasil dari segala


proses untuk mengumpulkan, analisa, interpretasi dari sejumlah
data yg ada.
• Suatu parameter pengukuran yg memungkinkan membandingkan
performance dgn target yg telah ditetapkan atau benchmark.
• Suatu pengukuran yang digunakan berfungsi memonitor
performance, operation atau business yg berhubungan dgn hasil-
hasil sebelumnya internal ataupun external.
Kenapa Harus Diukur?
• Kita terbiasa utk mengobservasi suatu, kejadian; kita catat
persamaannya, perbedaannya, bentuknya, aturannya dan kita
buat perbandingan-perbandingan.
• Perbandingan ini terkadang dilakukan secara subjective seperti :
… how big?, how often?, how far?, how difficult?, how quickly?,
how well?, etc.
• Sering pengalaman dipergunakan sebagai bahan dasar
pertimbangan, dan hal ini sering menimbulkan kesalahan.
• Memang banyak dari observasi kita meliputi perhitungan dan
pengukuran.
Kenapa Menggunakan Performance Metrics?
• Untuk memberikan format yg berguna dan bermakna untuk proses-
proses analisa data.
• Untuk menilai perbandingan hasil performance dan dokumen apa
adanya secara internal dan menetapkan benchmarks.
• Untuk memfasilitasi penggunaan historical performance untuk
prediksi performance di masa yg akan datang.
• Untuk menentukan tindakan koreksi.
• Untuk menetapkan prioritas dalam menentukan sumber daya yg
ada.
• Untuk memonitor progress solusi yg diajukan untuk identifikasi
problem.
• Untuk menetapkan dan menyelesaikan masalah.
Availability
Availability
Ukuran ketersediaan waktu suatu Alat Berat untuk beroperasi,
yg diekspresikan dalam persentase.

Variasi: • Physical Availability


• Contractual Availability
• Mechanical Availability
• Availability Hours
Physical Availability:
• Ukuran waktu ketersediaan suatu alat berat untuk beroperasi (Schedule
Hours) dikurangi dengan semua downtime lalu dibagi dengan schedule
hours yg di ekspresikan dalam persentase.
• Target = ditentukan oleh permintaan bagian produksi atau operation,
machine mix, etc.
(Schedule Hours – Total Downtime (Dealer + Owner)
Physical Availability (PA) =
Schedule Hours
Schedule Hours = Jumlah Machine x Waktu yang dischedulekan untuk beroperasi
Contoh : Schedule Hours = 1 x 24
Downtime =5
24 - 5
PA = = 79%
24
Schedule Hours Downtime Hours
Schedule Hours
Contractual Availability:
• Ukuran waktu kemampuan suatu machine untuk beroperasi
(Schedule Hours) dikurangi dengan mechanical downtime yang
disepakati dalam kontrak lalu dibagi dengan Schedule Hours yg
diekspresikan dengan persentase.
(Downtime yang disebabkan oleh hal-hal yang bukan merupakan tanggung
jawab sesuai yang disepakati dalam kontrak maka bukan termasuk Contractual
Availability. Misalnya: Accident, Tyre, Dispatch dll)
Schedule Hours – MARC Downtime
Contractual Availability (PA) =
Schedule Hours
Contoh : Schedule Hours = 1 x 24
Downtime =2
24 - 2
PA = = 92%
24
Schedule Hours Mechanical DT Ops. DT

Schedule Hours
Mechanical Availability:

• Ukuran waktu dari jam operasi suatu Alat Berat (Operating Hours)
dibagi Jam Operasi ditambah dengan downtime mechanical, yg
diexpresikan dengan persentase.
(Downtime yang bukan merupakan bagian dari pekerjaan mechanical
mechanical downtime.)
Operating Hours
Mechanical Availability (MA) =
(Operating Hours + Mechanical Downtime)

Contoh : Operating Hours = 15


Downtime Mechanical =5
15
MA = = 75%
15 + 5
Operating Hours

Operating Hours Mechanical DT


Physical Availability Hours:

• Ukuran waktu ketersediaan Alat Berat dimana Schedule Hours


dikurangi dengan Total Downtime yang diekspresikan dalam satuan
jam.
Phyiscal Availability Hours = (Schedule Hours – Total Downtime (Dealer + Owner)

Contoh : Schedule Hours = 24


Total Downtime =5
Availability Hours = 24 + 5 = 19 Hrs
Utilization
Utilization

Ukuran waktu sesungguhnya machine beroperasi, yg diekspresikan


dengan persentase.

Variasi: • Utilization of Availability


• Asset Utilization (Utilization of the Asset)
• Usage
Utilization of Availability:
• Ukuran waktu machine beroperasi dibagi dgn waktu kemampuan
machine beroperasi, yg diekspresikan dengan persentase.

Operating Hours (Actual Usage)


Utilization of Availability (UoA) =
Physical Availability Hours (Operation + Stand By Hours)

Operating Hours (Actual Usage) DT Delay

Physical Availability Hours (Operation + Stand By Hours)


Asset Utilization:
• Ukuran waktu machine beroperasi dibagi dgn total waktu calender
dalam satu periode, di ekspresikan dengan persentase. >
• Mine owner / Purchasing Department & MARC Financial KPI.
• Benchmark = 90% Asset Utilization

Operating Hrs + Production Delay Hrs


Asset Utilization = Total Calendar Hrs

Op Hrs PD
Hrs

TC Hrs
Utilization of Availability:
• Ukuran waktu sesungguhnya machine berfungsi beroperasi sesuai yg
diharapkan dibagi dgn waktu kemampuan machine berfungsi sesuai
operasi yg diharapkan, diekspresikan dalam persentase. >

• A mine production/operations KPI.

Operating Hrs
Usage =
Operating Hrs + Stand-by Hrs + Production Delay Hrs + Operational Delay Hrs

Op Hrs

Op Hrs SB PD OD
Hrs Hrs Hrs
Reliability
MTBS (Mean Time Between Stoppage/Shutdown)
• Waktu rata-rata operasi Alat Berat antara pemberhentian dengan
pemberhentian
• Pengukuran yang menggabungkan antara kehandalan Alat Berat
dan manajemen pengelolaan Alat Berat.

20 70 10 110 15

A B C D E

20 + 70 + 10 + 110 + 15
= 45 Hrs
5
MTBF (Mean Time Between Failure)
• Waktu rata-rata antara kerusakan dengan kerusakan
• Mengindikasikan kwalitas Alat Berat, Suku Cadang, Operasi,
Perawatan dan Perbaikan
20 40 10 10 110 15

A B C D E

20 + 40 + 10 + 10 + 110 + 15
= 34.2 Hrs
5
Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki MTBF?

• Perbaiki Kualitas
✓ Suku cadang yang asli
✓ Teknisi yang handal
✓ Akurat dalam mendeteksi masalah
• Perbaiki Kehandalan (Durability)
✓ Kontrol Kontaminasi (Contamination Control)
• Perbaiki Aplikasi Alat Berat
✓ Perbaikan dan perawatan jalan yang berkelanjutan
✓ Cara pengoperasian yang benar
• Infrastruktur yang memadai
✓ Fasilitas workshop
✓ Alat penunjang
Efisiensi Maintenance
MTTR (Mean Time To Repair)
• Waktu rata-rata pengerjaan kerusakan
• Mengindikasikan kwalitas dan efisiensi dari proses perbaikan
kerusakan
3 5 7 9 4

A B C D E

3+5+7+9+4
= 5.6 Hrs
5
Apa yang harus dilakukan untuk menurunkan MTTR?

• Identifikasi dan Minimalkan keterlambatan perbaikan


✓ Identifikasi masalah yang tepat
✓ Efisien dalam menggunakan waktu

• Tepat dalam melakukan Planning & Scheduling


✓ Suku cadang dan teknisi tersedia pada saat yang tepat

• Melakukan Condition Monitoring yang berkwalitas


✓ Deteksi dini kerusakan

• Melakukan perbaikan sebelum terjadi kerusakan yang parah


✓ Selalu mencari opportunity perbaikan
MTTFS After PM
(Mean Time To First Stoppage After PM)
• Waktu rata-rata operasi Alat Berat sejak PM hingga pertama kali
rusak setelah PM
• Mengukur kwalitas dan efisiensi dari proses perawatan dan
perbaikan pada saat PM.
• Target ditentukan dan disesuaikan dengan kondisi di suatu site.
Maintenance Ratio
• Suatu perbandingan antara maintenance dan repair man-hours pada
machine operating hours.
variations: • “Charged” Maintenance Ratio
• “Overall” Maintenance Ratio

• “Charged” MR hanya pada workorder man-hours (direct labor); tidak


termasuk repair shop (CRC) labor.
• “Overall” MR includes staff, supervision & idle time. >

• Benchmark = 0.20 -0.30 “charged” MR


= 0.50 “overall” MR

Maintenance & Repair Man-Hours


Maintenance Ratio =
Operating Hrs + Production Delay Hrs
% Schedule Maintenance

• Persentase total downtime hours yg dicapai pada periode yg


ditetapkan direncanakan / di schedulekan.

• Suatu indikasi siapa (management?) atau apakah (Sources?)


terkontrol.

• Benchmark = 80% scheduled (by downtime hours)

Scheduled Downtime Hrs


% Scheduled Maintenance =
Total Downtime Hrs
Service Accuracy
Menggambarkan bagaimana proses Preventif Maintenance (PM)
dikembangkan dan diimplementasikan. Melalui perencanaan dan
penjadwalan yang efektif, PM harus menjadi yang terbesar sebagai
penyumbang downtime Unit atau Engine karena sifatnya yang
berulang dan konsisten
Service Accuracy adalah perhitungan statistik yang memprediksi
probabilitas bahwa PM berikutnya akan terjadi dan digunakan untuk
mengukur kinerja PM.
Service Accuracy = Current SMU – Last PM SMU X 100%
250
Toleransi: +/- 10%
Keterangan: SMU = Service Meter Unit atau Jam Operasi Alat Berat
2019 © PT Trakindo Utama. All rights reserved.
The content of this presentation may not be used,
duplicated or transmitted in any form without the written
consent from PT Trakindo Utama.

• Kamal Suraba
• Equipment Management/East Indonesia
• kamal.suraba@trakindo.co.id

Anda mungkin juga menyukai