Anda di halaman 1dari 37

PRAKTIKUM PERPETAAN

LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis
bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata
kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam
kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari
kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data
hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan
terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau
dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta
peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan waterpas,
theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang
dapat dipertanggungjawabkan Peta adalah gambaran permukaan bumi yang
diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang peta.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying) .
Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua
metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan
lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga dapat
ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan
tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan
pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat
dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan
mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas. Dengan praktikum ini
diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan pemetaan situasi teritris.
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

1.2 Maksud Dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Praktikum Tapping Kompas ini, dimaksudkan sebagai aplikasi lapangan dari
teori-teori dasar yang didapatkan oleh praktikan di bangku kuliah seperti poligon,alat
dan penggunaannya, sampai pada pembuatan petaJ

1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui Prinsip dasar penggunaan kompas geologi
2. Mengetahui cara pengambilan data dilapangan
3. Mengetahui Pengolahan dan interpretasi data hasil

1.3 Alat Dan Bahan

1.3.1 Alat
1. Alat pribadi
a. ATM ( alat tulis menulis )
b. Busur derajat 360°
c. Pensil
d. Topi rimba
e. Rompi
f. Baju lengan panjang
2. Alat tim
a. Patok 11 batang
b. Payung 2
c. Roll meter 100 meter
d. Kantong sampah / polybog
e. Tongkat 5
f. Spidol ( permanen )
g. Lakban
1.3.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Modul
3. Tabel pengamatan

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kompas

Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M.
Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum,
yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu menunjuk arah Utara –
Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya sudut deklinasi). Arah yang
ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak
bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah
Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara
peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,
dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas
akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk
menentukan arah.
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
magnet bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur
komponen arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam, yaitu :
Kompas tipe kuadran dan kompas tipe azimuth .Lokasi magnet di Kutub Utara selalu
bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological
Survey Kanada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per
tahun ke arah barat laut. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan,
maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman.

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

Dibandingkan dengan dengan alat bantu lainnya dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

2.2 Jenis-Jenis Kompas

Menurut kegunaan dan fungsinya kompas dikelompokkan menjadi:

2.2.1 Kompas Orientasi

Kompas orientasi yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam
suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva. Kompas silva sudah
dilengkapi busur derajat dan penggaris. Dalam penggunaannya akan sangat mudah
karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik.

Gambar 2.1 Kompas Silva

2.2.2. Kompas Bidik

Kompas bidik yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah
yang akan kita lalui. Kompas bidik biasa digunakan oleh militer, pramuka, dan
pengembara. Kompas ini mudah mendapatkannya, harganyapun relatif murah, juga
penggunaannya cukup sederhana serta lengkap. Contohnya Kompas Prisma. Untuk
menggunakan kompas bidik ini mesti dilengkapi juga dengan penggaris, busur
derajat, dan lain-lain.

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

Kompas tipe kuadrandan kompas tipe azimuth .Lokasi magnet di Kutub Utara
selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The
Geological Survey Kanada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira
40 km per tahun ke arah barat laut. Apabila digunakan bersama-sama
dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.

Gambar 2.2 Kompas Bidik

Gambar2.3 Tapping Kompas

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

2.2.3 Kompas Geologi


Kompas geologi yaitu kompas yang digunakan untuk menentukan arah serta
kemiringan dalam pekerjaan geologi. Contoh .Kompas Brunton.

Gambar 2.3 Kompas Brunton

2.2.4 Geografical Position Satelite (GPS)


Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi sistem
GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position Satelite. Sistem ini
dikembangkan dengan bantuan satelit militer Amerika Serikat yang digunakan untuk
kebutuhan komersial.Sebenarnya alat ini digunakan untuk navigasi udara, tetapi
dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini, juga bisa digunakan untuk
navigasi darat dan laut. Secara garis besarnya bentuk alat ini kurang lebih sebesar
kalkulator. Pengoperasian alat ini dibantu oleh minimal 3 buah satelit pengamat

2.3 Kompas Geologi

Sejarah kompas geologi mengalami perjalanan yang cukup panjang,


perubahan demi perubahan selalu terjadi dengan tujuan menyempurnakan, agar dapat
dipergunakan lebih praktis. Orang Amerika mempunyai kompas geologi merek
Brunton, orang Prancis dengan merek Chaix Universselle, orang Swiss memberi
nama dengan merek Meridian, dan orang Swedia dengan merek Silva, Jepang dengan

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt. Oleh sebab itu harga
kompas geologi juga bervariasi tergantung pada kelengkapan yang tersedia dan
kemudahan untuk di oprasikan. Secara umum terdapat dua macam bentuk kompas
geologi yaitu yang berbentuk segi delapan dan berbentuk segi empat. Namun
demikian bagian dalam kompas hampir sama dengan beberapa modifikasi. Pada
prinsipnya, keduanya mempunyai fungsi dan cara kerja yang sama, dengan bagian-
bagian utama yang yang hampir serupa.
Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas geologi, saat ini ditawarkan
model tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada sebuah lingkaran penuh.
Model yang disebut terakhir (yaitu dengan grads), saat ini sudah tidak banyak yang
mempergunakan sehingga di pasaran pun jarang diperoleh, sesuai dengan
perkembangan teknologi, saat ini kompas geologi dikelompoknan menjadi 2 model
utama yaitu:

2.3.1 Model Azhimuth, satu lingkaran dibagi 0º-360º.


Model Quadrant, satu lingkaran dibagi menjadi 4 quadrant 0º-9º.Tidak ada
perbedaan pemakaian antara kompas model azhimut dan kompas model quadrant.
Kecepatan di dalam penggunaan kompas sangat di tentukan oleh kebiasaan.
Perbedaan utama dari kompas Pandu dan kompas geologi terletak pada kedudukan E
dan W serta keberadaan clinometers.
Pada kompas pandu kedudukan E dan W seperti pada arah mata angin. Bila
dilihat berputar searah jarum jam, maka diawali dengan N→E→S→W, dan kembali
ke N.
Pada kompas geologi kedudukan E dan W dibalik. Bila dilihat berputar
searah jarum jam, maka diawali dengan N→W→S→E dan kembali ke N.
Pada kompas geologi terdapat clinometer, sedang pada kompas pandu tidak
ada karena tidak di perlukan.

2.4 Bagian-bagian utama Kompas Geologi


Bagian-bagian utama kompas geologi tipe Brunton . Yang terpenting
diantaranya adalah :

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

2.4.1 Jarum magnet


Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnetbumi
(bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara
geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. Besarnyadeklinasi berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Agar kompas dapatmenunjuk posisi geografi yang benar maka
“graduated circle” harusdiputar.Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian
mengingattanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas
itu.Biasanya diberi warna (merah, biru atau putih).

2.4.2 Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)


Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu
kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai
360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran
dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai
90o pada arah timur (E) dan barat (W).

2.4.3 Klinometer
kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu
bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan
gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala tersebut
dinyatakan dalam derajat dan persen.
Bagian-bagian penyusun inti dari kompas geologi atau brunton yaitu:
1. .Adjusting screw, berupa skrup sebagai penggerak lingkaran pembagian
derajat.
2. Axial line, merupakan garis sumbu penyearah objek.
3. Bull’s eye level (mata sapi), nivo bulat pengukur horizontal kompas.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran strike dan trend.
4. Klinometer level, sama seperti mata sapi namun bentuknya berupa tabung.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran dip dan plunge.
5. Kompas needle, merupakan jarum kompas penunjuk arah utara selatan kutub
magnet bumi

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

6. Skala klinometer, skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dip dan
plunge.
7. Index pin, penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat diputar-
putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
8. Small sight dan large sight, fungsinya digunakan untuk melakukan
penembakan menggunakan kompas geologi supaya yang kita bidik tepat lurus
dengan kita.

2.5 Pemakaian Kompas Geologi

Kompas geologi, kegunaan utamanya adalah untuk, mengukur jurus (strike)


dan kemiringan (dip) perlapisan batuan atau sejenisnya, yang kedua sebagai alat
untuk mengukur arah penembakan (shooting) dari satu tempat ke tempat lain yang
diketahui posisinya dipeta topografi, dan juga dikenal di lapangan. Pada dasarnya
penentuan arah dengan memakai kompas, dapat dilakukan dengan memakai semua
jenis kompas, dalam hal ini akan dibahas pemakaian kompas yang mempunyai
pembagian derajat 0o – 360o. Tata cara pemakaian dengan baik, agar supaya
diperoleh suatu nilai pengukuran yang bermutu tinggi, dianjurkan agar supaya
mengikuti tata tertib pemakaian kompas sebagai berikut :

Gambar 2.5 nivo (bull’s eye level)


Keluarkan kompas dari sarungnya, dan periksalah dengan baik kelincahan
gerak jarum kompas dengan posisi gelembung udara nivo (bull’s eye level) berada

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

tepat ditengah lingkaran merah. Apakah tidak ada hambatan gerak jarum kompas
oleh karena bersentuhan dengan gelas penutup. Apabila kompas dalam keadaan sulit
untuk bergerak bebas, jangan langsung dibuka sendiri gelas penutup kompas
(berkonsultasikan dengan asisten / teknisi).
Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas
diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar dengan
pinggang agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan pengarah ke objek
dengan tetap mempertahankan posisi gelembung ditengah-tengah nivo.
Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight ditegakkan dan
diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap seimbang. Setel cermin pengarah
sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke lubang pengarah dan terletak pada
garis poros cermin sambil tetap mempertahankan kompas (perhatikan gelembung
udara pada nivo, harus tetap berada ditengah lingkaran).

2.6 Membuat Poligon dengan Kompas dan Langkah-langkahnya.

Dalam hal-hal tertentu kita memerlukan peta situasi dengan skala besar,
missal skala 1:100. Peta ini di pastikan tidak tersedia, oleh sebab itu diharuskan
untuk membuat sendiri. Apabila kita akan membuat lintasan terbuka, artinya titik
akhir tidak perlu nertemu atau berimpit, yang umum disebut sebagai garis lintasan
terbuka, maka ketelitian pengukuran arah di lapangan tidak perlu ada ralat. Hal ini di
pertimbangkan karena memang tidak perlu diralat. Titik awal ke titik kedua, lalu titik
ketiga dan seterusnya sampai titik akhir. Bila terjadi kesalahan maka kesalahan ini
akan merambat, yang umum disebut terjadi perambatan kesalahan.
Teknik pembuatan polygon ini dilakukan dengan menghitung jarak dengan
langkah dan menentukan arah perjalanan dengan kompas, yang sering disebut
dengan pace and compass method. Sebelum melakukan pembuatanpolygon dengan
kompas dan langkah dimulai, ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain:
Dalam hal ini jarak antara titik yang satu ke titik yang lain. Diukur dengan langkah,
yang kemudian dikonversikan kedalam jarak dengan satuan panjang dalam meter.
Ukur panjang langkah anda dan konversikan dalam satuan panjang dalam meter.
Panjang langkah di daerah permukaan bentang alam yang datar di yakini akan tetap
sama, sedang apabila langkah dilakukan di daerah permukaan bentang alam yang

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

menaik, di pastikan akan terjadi perubahan, dalam artian panjang langkah akan relatif
berkurang atau lebih pendek. Sebaliknya apabila langkah dilakukan didaerah
permukaan bentang alam yang menurun maka panjang langkah akan menjadi besar.
Konveri yang di lakukan sebagai berikut:

Tabel 2.1 konversi langkah versus kemiringan medan


Besar kemringan Besaran konversi bila Besaran konversi bila
lereng lintasan lintasan naik lintasan turun
0º (medan datar) 1,000 1,000
5º 0,907 0,959
10º 0,799 0,929
15º 0,717 0,905
20º 0,625 0,860
25º 0,542 0,753
30º 0,413 0,591

Apabila akan membuat polygon (yang merupakan lintasan tertutup), tahapan


yang harus dilakukan adalah:
Lakukan orientasi medan
Cari dan tentukan singkapan yang menarik untuk di periksa lebih lanjut, dan
tempatkan patok yang terbuat dari kayun (sebut patok 1), bidik –arah dan tempatkan
patok 1 ke patok ke 2 dengan kompas, akan diketahui arah bidikan 1-2.
Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 2), bidik-arah dari
patok 2 ke patok 3, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan 2-3.
Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 3), bidik-arah dari
patok 3 ke patok 4, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan 3-4.
Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 4), bidik-arah dari
patok 4 ke patok 5, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan 4-5
Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 5), bidik-arah dari
patok 5 ke patok 6, dengan kompas, akan diketahui arah bidikan 5-6
Lakukan hal yang sama pada singkapan berikutnya (sebut patok 6), bidik-arah dari
patok 6 ke patok 1.

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

Setelah hasil pengukuran dengan langkah (untuk jarak) dan kompas (untuk
arah) di gambar pada selembar kertas, di pastikan titik awal (disebut patok 1) dan
titik akhir (sebut patok 1a). patok 1 dan patok 1a, seharusnya berhimpit. Pergeseran
ini yang harus diralat dengan konsep perambatan kesalahan.
Untuk mempercepat pekerjaan pada saat dilapangan, pengamatan data
geologi (geological observation data) tersebut dibuat dalam bentuk tabel. Dengan
demikian pada saat dilapangan pekerjaan menulis akan menjadi di permudah. Jangan
dilupakan membuat peta geologi lintasan. Data-data tersebut dapat diolah dengan
caramanual atau dengan program komputer. Dianjurkan sebelum melaksanakan
pemetaan dengan sistem membuat polygon dengan mempergunakan GPS sebaiknya
melatih tentang teknik oprasional GPS. Peralatan GPS bekerja dengan sistem baterai
dan gelombang micro electric yang sangat peka. Gelombang seperti ini sangat
sensitif sebagai media perambatan energy listrik yang dihasilkan oleh halilintar. Oleh
sebab itu, apabila suasana lapangan tampak akan hujan atau tanda-tanda ada potensi
terjadi halilintar atau cuaca dalam keadaan mendung, segera “matikan GPS” dan
segera meninggalkan lapangan terbuka

2.2. Bagian-Bagian Kompas Geologi

Bagian-bagian utama kompas geologi tipe &runton diperlihatkan dalam. 'ang


terpenting diantaranya adalah :

2.2.1 Jarum magnet


Ujung jarum bagian utara selalu mengarah ke kutub utara magnet bumi
(bukan kutub utara geografi). Oleh karena itu terjadi penyimpangan dari posisi utara
geografi yang kita kenal sebagai deklinasi. &esarnya deklinasi berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. agar kompas dapat menunjuk posisi geografi yang benar maka
-graduated circle harus diputar. Penting sekali untuk memperhatikan dan kemudian
mengingat tanda yang digunakan untuk mengenal ujung utara jarum kompas itu.
biasanya diberi warna merah, biru atau putih.

2.2.2 Lingkaran pembagian derajat (graduated circle)


Dikenal 2 macam jenis pembagian derajat pada kompas geologi, yaitu
kompas Azimuth dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) sampai
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran
dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai
90o pada arah timur (E) dan barat (W).

2.2.3 Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau
kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan
dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala .Pembagian
skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.
Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih
akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan
maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.

Gambar 2.1 Tapping kompas

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

Gambar 2.2 Tapping Kompas

2.3. Penggunaan Kompas Geologi

Sebelum kompas digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah


inklinasi dan deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan.

2.3.1. Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan
letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah
besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di
atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,
kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada)
yang dapat digeser sepanjang jarum kompas

2.3.2 Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah
utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara
magnit dan titik utara geografi. Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas
yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada
kompas harus digeser dengan cara memutar “adjusting screw” yang terdapat pada
sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan.

2.4 Cara Mengukur dengan menggunakan Kompas Geologi

2.4.1 Mengukur Strike


Tempelkan sisi E (east), geser-geser, bersabarlah hingga gelembung udara
dalam Bull's eye level masuk ke dalam lingkaran, jangan langsung diotak-atik, tapi
tunggu dulu hingga jarum kompas stabil (nggak gerak), terakhir amati sudut yang
ditunjuk arah Utara. Lalu tulislah
sesuai petunjuk N __˚ E

2.4.2 Mendukur Dip


Tempelkan sisi W (west) badan kompas usahakan membentuk sudut 90˚
terhadap strike, Clinometer level diputar-putar sampai gelembung udara berada di
antara garis dalam clinometer level ditengah-tengahnya, terakhir baca sudut dalam
clinometer scale.

2.4.3 Mengukur Plunge


Cara mengukurnya seperti mengukur Dip, namun karena kita mengukur
struktur garis maka pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk mempermudah,
dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis dan melakukan pengukuran di
sisi buku yang lain.

2.4.4 Mengukur Trend


Cara mengukurnya seperti mengukur Strike, namun karena kita mengukur
struktur garis kan susah tuh, maka pakai bantuan buku, atau papan jalan untuk
mempermudah, dengan jalan menempelkan sisi buku di struktur garis dan melakukan
pengukuran di permukaan datar yang ada di buku atau papan jalan tersebut.

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

Sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu menyiapkam alat dan bahan


seperti alat tulis menulis, payung 2 buah, lak bang , spidol ( permenen ), roll meter
patok 11 batang, kompas , serta tongkat 5 buah masing – masing sama panjang
,pertama – tama tancapkan patok besi sampai membentuk segi enam dan letakkan
tiga buah di dalam membentuk segi tiga lalu ambil tongkat dan sesuaikan supaya
sama panjang dengan menggunakan lak ban untuk menandainya bahwa itu sudah
sama panjang ,seduah itu tongkat 1 posisikan pada patok dua kemudian tongkat di
taruh lagi di patok kedua sampai seterusnya ,lalu ambil kompas dan meletakan di
samping tongkat untuk mengetahui ketinggian sebuah lereng setelah semua terbaca
kita baca dulu arah, slop dan sudah itu kita ukur sudutnya tetapi kompasnya ditaruh
di perut supaya tidak goyang setelah selesai dan lakukan sampai ke patok 6 .

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

SLOPE %
TINGGI
NO JARAK ARAH KEMIRINGAN
PUNGUKUR
KET
DERAJAT MENIT LERENG
1-2 2508 4 30 47˚ 0-20 % 160 Landai
1-A 1506 1 60 103˚ 0-20 % 160 Landai
1-6 2727 -8 30 170˚ 0-20 % 160 Landai
2-3 2253 -6 40 100˚ 0-20 % 160 Landai
3-4 2727 -4 30 135˚ 0-20 % 160 Landai
3-B 2334 8 10 230˚ 0-20 % 160 Landai
4-5 2971 2 20 226˚ 0-20 % 160 Landai
5-6 3430 4 30 271˚ 0-20 % 160 Landai
5-C 1894 1 20 297˚ 0-20 % 160 Landai
2-1 2414 -3 20 64˚ 0-20 % 148 Landai
A-1 1412 4 40 110˚ 0-20 % 148 Landai
6-1 2841 2 50 351˚ 0-20 % 148 Landai
3-2 2159 7 40 298˚ 0-20 % 148 Landai
4-3 2633 -24 50 322˚ 0-20 % 148 Landai
B-3 2240 5 50 36˚ 0-20 % 148 Landai
5-4 2877 1 30 49˚ 0-20 % 148 Landai
6-5 3336 -4 30 91˚ 0-20 % 148 Landai
C-5 1800 -5 20 116˚ 0-20 % 148 Landai

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

DATA PERHITUNGAN

1. Slope
Diketahui:

30
S1 = 4 + = 4,5⁰
60

40
S2 = 6 + = −6,6666⁰
60

30
S3 = 4 + = −4,5⁰
60

20
S4 = 2 + = 2,333⁰
60

30
S5 = 4 + = 4,5⁰
60

80
S6 = 2 + = 2,8333⁰
60

∑Sn = 4,51 + (-6,6666) + (-4,5) + 2,333 + 4,5 + 2,8333 = 3

│∑Sn│= 4,51 + 6,6666 + 4,51 + 2,333 + 4,51 + 2,8333 = 25,3332

Jika ∑Sn ≠ 0

2. Koreksi Slope ( KSn )

│Sn │
KSn = x ∑Sn
│∑Sn│

│4,5│
KS1 = x 3 = 0,535
│25,2│

│6,6│
KS2 = x 3 = 0,785

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

│25,2│

│4,5│
KS3 = x 3 = 0,535
│25,2 │

│2,3│
KS4 = x 3 = 0,273
│25,2│

│4,5│
KS5 = x 3 = 0,535
│25,2│

│2,8│
KS6 = x 3 = 0,333
│25,2│

3. Slope Terkoreksi (STn)


STn = Sn ‒ KSn

ST1 = 4,5 ‒ 0, 535 = 3, 965

ST2 = -6,6 ‒ 0, 785 = -7,385

ST3 = -4,5 ‒ 0, 535 = -5,035

ST4 = 2,3 ‒ 0, 273 = 2,027

ST5 = 4,5 ‒ 0, 535 = 3,965

ST6 = 2,8 ‒ 0, 333 = 2,467

∑STn = 0,004

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

4. ∆T (Beda Tinggi)
∆Tn = JL x sin slope
(JL + stb) x sin slope
∆T1 = 2468 x sin 3,965 = 170,6550
∆T2 = 2213 x sin -7,385 = -284,4501
∆T3 = 2687 x sin -5,035 = -235,8225
∆T4 = 2931 x sin 2,027 = 103, 6707
∆T5 = 3390 x sin 3,965 = 234,4086
∆T6 = 2801 x sin 2,467 = 120,5661
Σ∆Tn = 109,0278
|Σ∆Tn| = 1.149,573

5. Koreksi Beda Tinggi (K∆Tn)


|∆Tn|
K∆Tn = |Σ∆Tn| x ∆Tn
170,6550
K∆T1 = 1.149,573 x 109,0278 = 16,1852
284,4501
K∆T2 = 1.149,573 x 109,0278 = 26,9778
235,8225
K∆T3 = 1.149,573 x 109,0278 = 22,3658
103,6707
K∆T4 = 1.149,573 x 109,0278 = 9,8323
234,4086
K∆T5 = 1.149,573 x 109,0278 = 22,2317
120,5661
K∆T6 = 1.149,573 x 109,0278 = 11,4347

6. Beda Tinggi Terkoreksi (∆TnT)


∆TnT = ∆Tn ‒ K∆Tn
∆T1T = 170,6550 ‒ 16,1852 = 154,4698
∆T2T = -284,4501 ‒ 26,9778 = -314,4279
∆T3T = -235,8225 ‒ 22,3658 = -258,1883
∆T4T = 103,6707 ‒ 9,8323 = 95,221111
∆T5T = 234,4086 ‒ 22, 2317 = 212,1769

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

∆T6T = 120,5661 ‒ 11, 4347 = 110,48597


Σ∆TnT = 0

7. Jarak Horisontal (JHn)


JHn = Jarak Lapangan x Cos STn

JH1 = 2468 x cos 3,965 = 2462,0927

JH2 = 2213 x cos -7,385 = 2194,6428

JH3 = 2687 x cos -5,035 = 2676,6315

JH4 = 2931 x cos 2,027 = 2929,1659

JH5 = 3390 x cos 3,965 = 3381,8859

JH6 = 2801 x cos 2,467 = 2798,4039

8. Koordinat X
Rumus :

KXn = X(n-1) ± JH(n-1) x Sin/Cos (Azimuth)

 X1 = 0
 X2 = X (2-1) + (JH1 x cos 43o)
= 0 + (2462,0927 x cos 43o)
= 1.800,6606099
 X3 = X (3-1) + (JH2 x cos 10o)
= 1.800,6606099 + (2194,6428 x cos 10o)
= 3.961,9618544
 X4 = X (4-1) + (JH3 x cos 45o)
= 3.961,9618544 + (2676,6315 x cos 45o)
= 5.854,6261388
 X5 = X (5-1) ‒ (JH4 x cos 44o)
= 5.854,6261388 ‒ (2929,1659 x cos 44o)
= 3.747,5605251

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

 X6 = X (6-1) ‒ (JH5 x cos 1o)


= 3.747,5605251 ‒ (3381,8859 x cos 1o)

= 365,889719

 X7 = X (7-1) ‒ (JH6 x cos 81o)


= 366,1897027 ‒ (2798,4039 x cos 81o)
= -71,57711436

9. Koreksi Koordinat X

Rumus :

KKXn = X(n+1) – Xn

 KX1 = 0
 KX2-1 = 1.800,6606099 ‒ 0
= 1.800,6606099
 KX3-2 = 3.961,9618544 – 1.800,6606099
= 2.160,9518
 KX4-3 = 5.854,6261388 – 3.961,9618544
= 1.892,6642844
 KX5-4 = 3.747,5605251 – 5.854,6261388
= -2.107,065614
 KX6-5 = 366,1897027 – 3.747,5605251
= -3.381,370822
 KX7-6 = -71,57711436 – 366,1897027
= -437,7668171
ΣKKXn = -71,5771143
|ΣKKXn| = 11.780,829392

10. Faktor Koreksi Koordinat X


Rumus :
|KKXn|
FKKXn = |ΣKKXn| x ΣKKXn

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

2−1
1. FKKX1 = x (-71,5771143)
11.780,829392

1.800,6606099
= x (-71,5771143)
11.780,829392

= -10,94032398

3−2
2. FKKX2 = x (-71,5771143)
11.780,829392

2.160,9518
= x (-71,5771143)
11.780,829392

= -13,12935523

4−3
3. FKKX3 = x (-71,5771143)
11.780,829392

1.892,6642844
= x (-71,5771143)
11.780,829392

= -11,49931327

5−4
4. FKKX4 = x (-71,5771143)
11.780,829392

2.107,065614
= x (-71,5771143)
11.780,829392

= -12,80195742

6−5
5. FKKX5 = x (-71,5771143)
11.780,829392

3.381,370822
= x (-71,5771143)
11.780,829392

= -20,54428918

7−6
6. FKKX6 = x (-71,5771143)
11.780,829392
437,7668171
= x (-71,5771143)
11.780,829392

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

= -2,659752082

∑FKXn = -71,57499116

11. Koordinat X Terkoreksi (KKXn)

Rumus :

KKXn = Nilai KKXn ‒ FKXn

 KX1 = 1.800,6606099 ‒ (-10,94032398)


= 1811,600933879044
 KX2 = 2.160,9518 ‒ (-13,12935523)
= 2.174,432722859186
 KX3 = 1.892,6642844 ‒ (-11,49931327)
= 1.904,163597674838
 KX4 = -2.107,065614 ‒ (-12,80195742)
= -2.094,26365627824
 KX5 = -3.381,370822 ‒ (-20,54428918)
= -3.360,826533216934
 KX6 = -437,7668171 ‒ (-2,659752082)
= -435,1070655
ΣFKX = 0

12. Menentukan Koordinat Y

Rumus :

Xn = X (n-1) ± (Sin/Cos (Azimuth/Radian) x (JH)

Yn = Y (n-1 ) ± (Sin/Cos Azimut/Radian) x (JH)

Dimana (X1,Y1) = (0,0) dengan memperhatikan sketsa


 Y1 = 0
 Y2 = Y (2-1) + (Sin 43o x 2462,0927)

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

= 0 + ( Sin 43o x 2462,0927 )

= 1679,143184
 Y3 = Y (3-1) - (Sin 10o x 2194,6428)
= 1679,143184 - (Sin 10o x 2194,6428)

= 1298,047461
 Y4 = Y (4-1) - (Sin 45o x 2676,6315)
= 1298,047461 - (Sin 45o x 2676,6315)

= -594,6168232
 Y5 = Y (5-1) - (Sin 44o x 2929,1659)
= -594,6168232 - (Sin 44o x 2929,1659)
= -2629,386434
 Y6 = Y (6-1) + (Sin 1o x 3381,8859)
= -2629,386434 + (Sin 1o x 3381,8859)
= -2570,364387
 Y7 = Y (7-1) + (sin 81o x 2798,4039)
= -2570,364387 + (sin 81o x 2798,4039)

= 193,5865173

13. Koreksi Koordinat Y

Rumus :

KYn = Nilai Yn – (Hasil Yn)

 KY1 = 0
 KY2-1 = 1679,143184 - 0
= 1679,143184
 KY3-2 = 1298,047461 - 1679,143184
= -381,095723
 KY4-3 = (-594,6168232) – 1298,047461
= -1892,664284
 KY5-4 = (-2629,386434) – (-594,6168232)
= -2034,769611
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

 KY6-5 = (-2570,364387) – (-2629,386434)


= 59,022047
 KY7-6 = 193,5865173 – (-2570,364387)
= 2763,950904
∑FKYn = 193,586517

|∑KYn| = 8810,645753

14. Faktor Terkoreksi Titik Koordinat Y

Rumus :

Nilai sisa dari Y1/Y6 dibagi dengan jumlah keseluruhan dari


nilai FKY dikali dengan jumlah FKY

|1679,143184|
FKY1 = x (193,586517)
|8810,645753|

= 36,89394508

|381,095723|
FKY2 = |8810,645753| x (193,586517)

= 8,37339234

|1892,664284|
FKY3 = x (193,586517)
|8810,645753|

= 41,58540666

|2034,769611|
FKY4 = x (193,586517)
|8810,645753|

= 44,70772891

|59,022047|
FKY5 = x (193,586517)
|8810,645753|

= 1,296825775
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

|2763,950904|
FKY6 = x (193,586517)
|8810,645753|

= 60,72921823

∑FKYn = 193,586517

15. Kordinat Y terkoreksi (kkyn)

Rumus :

KKyn = 2-1 ± Fkyn

KY1T = 1679,143184 - 36,89394508


= 1642,249239
KY2T = (-381,095723) - 8,37339234
= -389,4691153
KY3T = (-1892,664284) - 41,58540666
= -1934,249691
KY4T = (-2034,769611) - 44,70772891
= -2079,47734
KY5T = 59,022047 - 1,296825775
= 57,72522123
KY6T = 2763,950904 - 60,72921823
= 2703,221686
ΣKYnT = 0

16. Menentukan Koordinat X & Y Untuk Poligon

Rumus : KKXn ± Hasil KKXn

X1 =0

X2-1 = 1811,600933879044 + 0 = 1811,600933879044

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

X3-2 = 1811,600933879044 + 2174,432722859186 = 3986,033657

X4-3 = 3986,033657 + 1904,163597674838 = 5890,197255

X5-4 = 5890,197255 – 2094,26365627824 = 3795,933599

X6-5 = 3795,933599 – 3360,826533216934 = 435,1070655

X7-6 = 435,1070655 – 435,1070655 =0

Rumus : KKYn ± Hasil KKYn

Y1 =0

Y2-1 = 1642,249239 + 0 = 1642,249239

Y3-2 = 1642,249239 – 389,4691153 = 1252,780124

Y4-3 = 1252,780124 – 1934,249691 = -681,4695673

Y5-4 = -681,4695673 – 2079,47734 = -2760,946907

Y6-5 = -2760,946907 + 57,72522123 = -2703,221686

Y7-6 = -2703,221686 + 2703,221686 =0

17. Menentukan Patok Detail


a. Patok Detail A
1) Slope =2
2) JH = JL x cos Sn
= 1466 x cos 2
= 1465,106952
3) ΔT = JL x sin 2
= 1466 x sin 2
= 51,16266217
4) Koordinat X = JH x sin/cos ∞

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

= 1465,106952 x Cos 13⁰


= 1427,556356
5) Koordinat Y = JH x sin/cos ∞
= 1465,106952 x Sin 13⁰
= 329,5773536
b. Patok Detail B
1) Slope = 8,1666666667
2) JH = JL x cos Sn
= 2294 x cos 8,1666666667
= 2270,736641
3) ΔT = JL x sin Sn
= 2294 x sin 8,1666666667
= 325,8697681
4) Koordinat X = JH x sin/cos ∞
= 2270,736641 x Cos 40⁰
= 1739,485186
5) Koordinat Y = JH x sin/cos ∞
= 2270,736641 x Sin 40⁰
= 1459,601378

c. Patok Detail C
1) Slope = 1,3333333333
2) JH = JL x cos Sn
= 1854 x cos 1,3333333333
= 1853,498013
3) ΔT = JL x sin Sn
= 1854 x sin 1,3333333333
= 43,14064512
4) Koordinat X = JH x sin/cos ∞
= 1853,498013 x cos 27⁰
= 1651,478822

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

5) Koordinat Y = JH x sin/cos ∞
= 1853,498013 x sin 27⁰
= 841,4704892

18. ∆T (Beda Tinggi)


∆T = ∆Tn ‒ K∆Tn
∆T1 = 154,4698
∆T2 = 154,4698 + -314,4279 = -159,5981 + 500 = 659,5981
∆T3 = -159,5981 + -258,1883 = -417,7864 + 500 = 82,2136
∆T4 = -417,7864 + 95,221111 = -322,565289 + 500 = 177,434711
∆T5 = -322,565289 + 212,1769 = -110,338389 + 500 = 389,661611
∆T6 = -110,748389 + 110,748389 = 0 + 500 = 500

19. Penentuan Titik Kontur


 Kontur 1 – 2

IK = 10

Dtot = 24,5

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

= 659,5981 - 154,4698

= 505,1283

659,5981−650
D1 = x 24,5 = 0,4
505,1283

160− 154,4698
D2 = x 24,5 = 0,2
505,1283

24,5−(0,4+0,2)
D3 = = 0,47
505,1283:10

 Kontur 2 – 3

IK = 10

Dtot = 22

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

= 659,5981 - 82,2136

= 577,3845

659,5981− 650
D1 = x 22 = 0,3
577,3845

90 − 82,2136
D2 = x 22 = 0,2
577,3845

22−(0,3+0,2)
D3 = = 0,37
577,3845∶10

 Kontur 3 – 4

IK = 10

Dtot = 27,1

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

= 177,434711 - 82,2136

= 95,221111
177,434711−170
D1 = x 27,1 = 2,1
95,221111

90 − 82,2136
D2 = x 27,1 = 2,2
95,221111

27,1−(2,1+2,2)
D3 = = 2,39
95,221111∶10

 Kontur 4 – 5

IK = 10

Dtot = 29,4

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

= 389,661611 - 177,434711

= 212,2269
389,661611− 380
D1 = x 29,4 = 1,3
212,2269

180−177,434711
D2 = x 29,4 = 0,3
212,2269

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

29,4 − (1,3+0,3)
D3 = = 1,30
212,2269∶10

 Kontur 5 – 6

IK = 10

Dtot = 33,8

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

= 500 - 389,661611

= 110,338389

500−490
D1 = 110,338389 x 33,8 = 3,0

390 − 389,661611
D2 = x 33,8 = 0,1
110,338389

33,8 −(3,0+0,1)
D3 = = 2,78
110,338389∶10

 Kontur 6 – 1

IK = 10

Dtot = 27,5

∆Tntot = ∆Tnmax - ∆Tnmin

= 500 - 154,4698

= 345,5302
500 − 490
D1 = x 27,5 = 0,7
345,5302

160 −154,4698
D2 = x 27,5 = 0,4
345,5302

27,5 −(0,7+0,4)
D3 = = 0,76
345,5302∶10

Untuk Patok Detail

 Kontur 1 – A

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

IK = 10

Dtot = 14,6

15 X 2
D1 = = 0,3
93

15 x 1
D2 = = 0,16
93

14,5
D3 = = 1,6
9

 Kontur 2 – A

IK = 10

Dtot = 13 cm

13 x 7,55
D1 = = 1,4
68,55

13 x 1
D2 = = 0,1
68,55

11
D3 = = 1,8
6

 Kontur 2 – B

IK = 10

Dtot = 10,5 cm

10,5 x 2,45
D1 = = 0,3
78,55

10,5 x 1
D2 = = 0,1
78,55

9,5
D3 = = 1,3
7

 Kontur 3 – B

IK = 10

Dtot = 16 cm
16 x 1,18
D1 = = 0,8
22,18

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

16 x 1
D2 = = 0,7
22,18

19,5
D3 = = 9,75
2

 Kontur 4 – B

IK = 10

Dtot = 13,5cm

13,5 x 1,95
D1 = = 0.5
50,95

13,5 x 9
D2 = = 2,3
50,95

11
D3 = = 2,7
4

 Kontur 4 – C

IK = 10

Dtot = 15 cm
15 x 1,95
D1 = = 0,6
45

15 x 3,05
D2 = = 1,0
45

13,5
D3 = = 3,3
4

 Kontur 5 – C

IK = 10

Dtot = 9,5 cm

9,5 x 2,59
D1 = = 4,3
5,64

9,5 x 3,05
D2 = = 5,1
5,64

D3 =0

 Kontur 6 – C

IK = 10
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

Dtot = 15 cm

15 x 1,77
D1 = = 0,9
28,72

15x 6,95
D2 = = 3,6
28,72

10,5
D3 = = 5,25
2

 Kontur 6 – A

IK = 10

Dtot = 18 cm
18 x 1,77
D1 = = 2,4
12,77

18 x 1
D2 = = 1,4
12,77

D3 =0

 Kontur A – B

IK = 10

Dtot = 10 cm
10 x 9
D1 = =9
10

10 x 1
D2 = =1
10

D3 =0

 Kontur C – A

IK = 10

Dtot = 8 cm

8 x 6,95
D1 = = 0,3
15,95

8x9
D2 = 15,95 = 4.51

D3 = 0

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Prinsip Dasar penggunaan kompas geologi adalah Sebelum kompas


digunakan di lapangan, hendaknya diperiksa dahulu apakah inklinasi dan
deklinasinya telah disesuaikan dengan keadaan tempat pekerjaan. Inklinasi adalah
kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan letak geografi suatu
daerah terhadap kutub bumi. Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara
jarum kompas dan arah utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak
berimpitnya titik utara magnit dan titik utara geografi Pada dasarnya, sebelum
kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik, kedudukan jarum harus horizontal.
Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada) yang dapat digeser sepanjang jarum
kompas. Cara pengambilan data dilapangan, yaitu dengan mengukur strike,
mengukur Dip, Plunge, mengukur Trend, maupun Mengukur Pitch.

5.2 Saran

A. Untuk Asisten

Sebaiknya proses olah data dilakukan untuk 1 tim 1 asisten, agar materi dapat
tersampaikan dengan baik.

B. Untuk Laboratorium

Sebaiknya dalam pratikum mata acara Tapping kompas dilengkapi dengan


lup perbesaran 10, agar memudahkan dalam menentukan data yang ingin diperoleh
dan kompas yang di gunakan harus di perbanyak demi kelancaran praktikum.

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 1987 . Pengetahuan peta. Penerbit ITB Bandung


Magetsari, Noer Aziz. 2001. Geologi Fisik . Penerbit ITB Bandung
Tim Asisten Perpetaan. 2016. UMI, Makassar
Guide to, Schuter and Simon. 1998. Rock’s and minerals. New York
Korps asisten 2016. Penuntun praktikum Perpetaan. UMI Makassar

HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS


09320140033 09320160132

Anda mungkin juga menyukai