LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan menganalisis
bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi beberapa mata
kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan sebagainya. Dalam
kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik sipil tidak lepas dari
kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan jalan raya, saluran
drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya memerlukan data
hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat dipertanggungjawabkan dan
terhindar dari kesalahan konstruksi.
Untuk memperoleh hasil pengukuran yang baik dan berkualitas baik ditinjau
dari segi biayanya yang murah dan tepat waktu juga dari segi kesesuaian dengan
spesifikasi teknis yang dibutuhkan diperlukan metode pengukuran yang tepat serta
peralatan ukur yang tepat pula. Pengukuran-pengukuran menggunakan waterpas,
theodolit. Total station dan sebagainya dapat mengasilkan data dan ukuran yang
dapat dipertanggungjawabkan Peta adalah gambaran permukaan bumi yang
diproyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Kartografi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang peta.
Dalam praktikum ini kita memakai Ilmu Ukur Tanah (Plane Surveying) .
Ilmu Ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi semua
metoda untuk pengumpulan dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan
lingkungan fisik bumi yang menganggap bumi sebagai bidang datar, sehingga dapat
ditentukan posisi titik-titik di permukaan bumi. Dari titik yang telah didapatkan
tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta.
Dalam praktikum Ilmu Ukur Tanah ini mahasiswa akan berlatih melakukan
pekerjaan-pekerjaan survey, dengan tujuan agar Ilmu Ukur Tanah yang didapat
dibangku kuliah dapat diterapkan di lapangan, dengan demikian diharapkan
mahasiswa dapat memahami dengan baik aspek diatas. Dengan praktikum ini
diharapkan dapat melatih mahasiswa melakukan pemetaan situasi teritris.
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS
1.2.1 Maksud
Praktikum Tapping Kompas ini, dimaksudkan sebagai aplikasi lapangan dari
teori-teori dasar yang didapatkan oleh praktikan di bangku kuliah seperti poligon,alat
dan penggunaannya, sampai pada pembuatan petaJ
1.2.2 Tujuan
1. Mengetahui Prinsip dasar penggunaan kompas geologi
2. Mengetahui cara pengambilan data dilapangan
3. Mengetahui Pengolahan dan interpretasi data hasil
1.3.1 Alat
1. Alat pribadi
a. ATM ( alat tulis menulis )
b. Busur derajat 360°
c. Pensil
d. Topi rimba
e. Rompi
f. Baju lengan panjang
2. Alat tim
a. Patok 11 batang
b. Payung 2
c. Roll meter 100 meter
d. Kantong sampah / polybog
e. Tongkat 5
f. Spidol ( permanen )
g. Lakban
1.3.2 Bahan
1. Kertas A4
2. Modul
3. Tabel pengamatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang berarti jangka.
Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun yang lalu terbukti dengan
diketemukannya kompas kuno yang dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M.
Kompas merupakan alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum,
yang dapat berputar bebas. Kutub-kutub magnet ini selalu menunjuk arah Utara –
Selatan walaupun tidak tepat benar (karena adanya sudut deklinasi). Arah yang
ditunjuk oleh jarum kompas adalah kutub utara magnetis bumi yang letaknya tidak
bertepatan dengan kutub utara bumi, kira-kira disebelah utara Kanada, di jazirah
Boothia sekitar 1400 mil atau sekitar 2250 km. Tapi unyuk keperluan praktis, utara
peta, utara sebenarnya dan utara kompas/magnetis dianggap sama.
Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat membantu dalam
bidang navigasi. Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara, selatan, timur,
dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas
akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan
perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien
dibandingkan saat manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk
menentukan arah.
Kompas geologi adalah alat navigasi untuk mencari arah berupa sebuah
panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan
magnet bumi secara akurat. kompas geologi, selain dapat dipakai untuk mengukur
komponen arah, juga komponen besar sudut. Kompas geologi ada dua macam, yaitu :
Kompas tipe kuadran dan kompas tipe azimuth .Lokasi magnet di Kutub Utara selalu
bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The Geological
Survey Kanada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira 40 km per
tahun ke arah barat laut. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan,
maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu
perkembangan perdagangan maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman.
Dibandingkan dengan dengan alat bantu lainnya dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
Kompas orientasi yaitu jenis kompas yang digunakan untuk orientasi dalam
suatu perjalanan (orientering). Contohnya kompas silva. Kompas silva sudah
dilengkapi busur derajat dan penggaris. Dalam penggunaannya akan sangat mudah
karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik.
Kompas bidik yaitu kompas yang digunakan untuk membidik objek serta arah
yang akan kita lalui. Kompas bidik biasa digunakan oleh militer, pramuka, dan
pengembara. Kompas ini mudah mendapatkannya, harganyapun relatif murah, juga
penggunaannya cukup sederhana serta lengkap. Contohnya Kompas Prisma. Untuk
menggunakan kompas bidik ini mesti dilengkapi juga dengan penggaris, busur
derajat, dan lain-lain.
Kompas tipe kuadrandan kompas tipe azimuth .Lokasi magnet di Kutub Utara
selalu bergeser dari masa ke masa. Penelitian terakhir yang dilakukan oleh The
Geological Survey Kanada melaporkan bahwa posisi magnet ini bergerak kira-kira
40 km per tahun ke arah barat laut. Apabila digunakan bersama-sama
dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.
merek Tamaya, orang Jerman dengan merek Breithaupt. Oleh sebab itu harga
kompas geologi juga bervariasi tergantung pada kelengkapan yang tersedia dan
kemudahan untuk di oprasikan. Secara umum terdapat dua macam bentuk kompas
geologi yaitu yang berbentuk segi delapan dan berbentuk segi empat. Namun
demikian bagian dalam kompas hampir sama dengan beberapa modifikasi. Pada
prinsipnya, keduanya mempunyai fungsi dan cara kerja yang sama, dengan bagian-
bagian utama yang yang hampir serupa.
Adapun bentuk yang dibuat oleh industri kompas geologi, saat ini ditawarkan
model tradisional 360º dan continental 400º (grads) pada sebuah lingkaran penuh.
Model yang disebut terakhir (yaitu dengan grads), saat ini sudah tidak banyak yang
mempergunakan sehingga di pasaran pun jarang diperoleh, sesuai dengan
perkembangan teknologi, saat ini kompas geologi dikelompoknan menjadi 2 model
utama yaitu:
2.4.3 Klinometer
kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau kemiringan suatu
bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan dilengkapi dengan
gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala. Pembagian skala tersebut
dinyatakan dalam derajat dan persen.
Bagian-bagian penyusun inti dari kompas geologi atau brunton yaitu:
1. .Adjusting screw, berupa skrup sebagai penggerak lingkaran pembagian
derajat.
2. Axial line, merupakan garis sumbu penyearah objek.
3. Bull’s eye level (mata sapi), nivo bulat pengukur horizontal kompas.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran strike dan trend.
4. Klinometer level, sama seperti mata sapi namun bentuknya berupa tabung.
Fungsinya digunakan dalam menentukan kedataran kompas geologi saat
melakukan pengukuran dip dan plunge.
5. Kompas needle, merupakan jarum kompas penunjuk arah utara selatan kutub
magnet bumi
6. Skala klinometer, skala yang digunakan saat melakukan pengukuran dip dan
plunge.
7. Index pin, penunjuk 0 derajat pada kompas geologi. Bagian ini dapat diputar-
putar sesuai kebutuhan, tetapi biasanya di arahkan ke arah Utara.
8. Small sight dan large sight, fungsinya digunakan untuk melakukan
penembakan menggunakan kompas geologi supaya yang kita bidik tepat lurus
dengan kita.
tepat ditengah lingkaran merah. Apakah tidak ada hambatan gerak jarum kompas
oleh karena bersentuhan dengan gelas penutup. Apabila kompas dalam keadaan sulit
untuk bergerak bebas, jangan langsung dibuka sendiri gelas penutup kompas
(berkonsultasikan dengan asisten / teknisi).
Apabila sudah seimbang sempurna, peganglah kompas pada posisi kompas
diletakkan diatas telapak tangan dan dilengketkan pada perut atau sejajar dengan
pinggang agar supaya tidak mudah goyah sambil meluruskan pengarah ke objek
dengan tetap mempertahankan posisi gelembung ditengah-tengah nivo.
Sighting arm (lengan pengarah) dibuka horizontal dan peep sight ditegakkan dan
diarahkan ke objek, dalam keadaan kompas tetap seimbang. Setel cermin pengarah
sehingga titik objek terlihat pada cermin masuk ke lubang pengarah dan terletak pada
garis poros cermin sambil tetap mempertahankan kompas (perhatikan gelembung
udara pada nivo, harus tetap berada ditengah lingkaran).
Dalam hal-hal tertentu kita memerlukan peta situasi dengan skala besar,
missal skala 1:100. Peta ini di pastikan tidak tersedia, oleh sebab itu diharuskan
untuk membuat sendiri. Apabila kita akan membuat lintasan terbuka, artinya titik
akhir tidak perlu nertemu atau berimpit, yang umum disebut sebagai garis lintasan
terbuka, maka ketelitian pengukuran arah di lapangan tidak perlu ada ralat. Hal ini di
pertimbangkan karena memang tidak perlu diralat. Titik awal ke titik kedua, lalu titik
ketiga dan seterusnya sampai titik akhir. Bila terjadi kesalahan maka kesalahan ini
akan merambat, yang umum disebut terjadi perambatan kesalahan.
Teknik pembuatan polygon ini dilakukan dengan menghitung jarak dengan
langkah dan menentukan arah perjalanan dengan kompas, yang sering disebut
dengan pace and compass method. Sebelum melakukan pembuatanpolygon dengan
kompas dan langkah dimulai, ada beberapa hal yang perlu dilakukan antara lain:
Dalam hal ini jarak antara titik yang satu ke titik yang lain. Diukur dengan langkah,
yang kemudian dikonversikan kedalam jarak dengan satuan panjang dalam meter.
Ukur panjang langkah anda dan konversikan dalam satuan panjang dalam meter.
Panjang langkah di daerah permukaan bentang alam yang datar di yakini akan tetap
sama, sedang apabila langkah dilakukan di daerah permukaan bentang alam yang
menaik, di pastikan akan terjadi perubahan, dalam artian panjang langkah akan relatif
berkurang atau lebih pendek. Sebaliknya apabila langkah dilakukan didaerah
permukaan bentang alam yang menurun maka panjang langkah akan menjadi besar.
Konveri yang di lakukan sebagai berikut:
Setelah hasil pengukuran dengan langkah (untuk jarak) dan kompas (untuk
arah) di gambar pada selembar kertas, di pastikan titik awal (disebut patok 1) dan
titik akhir (sebut patok 1a). patok 1 dan patok 1a, seharusnya berhimpit. Pergeseran
ini yang harus diralat dengan konsep perambatan kesalahan.
Untuk mempercepat pekerjaan pada saat dilapangan, pengamatan data
geologi (geological observation data) tersebut dibuat dalam bentuk tabel. Dengan
demikian pada saat dilapangan pekerjaan menulis akan menjadi di permudah. Jangan
dilupakan membuat peta geologi lintasan. Data-data tersebut dapat diolah dengan
caramanual atau dengan program komputer. Dianjurkan sebelum melaksanakan
pemetaan dengan sistem membuat polygon dengan mempergunakan GPS sebaiknya
melatih tentang teknik oprasional GPS. Peralatan GPS bekerja dengan sistem baterai
dan gelombang micro electric yang sangat peka. Gelombang seperti ini sangat
sensitif sebagai media perambatan energy listrik yang dihasilkan oleh halilintar. Oleh
sebab itu, apabila suasana lapangan tampak akan hujan atau tanda-tanda ada potensi
terjadi halilintar atau cuaca dalam keadaan mendung, segera “matikan GPS” dan
segera meninggalkan lapangan terbuka
360o, tertulis berlawanan dengan arah perputaran jarum jam dan kompas kwadran
dengan pembagian derajat dimulai 0o pada arah utara (N) dengan selatan (S), sampai
90o pada arah timur (E) dan barat (W).
2.2.3 Klinometer
Yaitu bagian kompas untuk mengukur besarnya kecondongan atau
kemiringan suatu bidang atau lereng. Letaknya di bagian dasar kompas dan
dilengkapi dengan gelembung pengatur horizontal dan pembagian skala .Pembagian
skala tersebut dinyatakan dalam derajat dan persen.
Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan sekstan, maka kompas akan lebih
akurat dalam menunjukkan arah. Alat ini membantu perkembangan perdagangan
maritim dengan membuat perjalanan jauh lebih aman dan efisien dibandingkan saat
manusia masih berpedoman pada kedudukan bintang untuk menentukan arah.
2.3.1. Inklinasi
Inklinasi adalah kecondongan jarum kompas yang disebabkan oleh perbedaan
letak geografi suatu daerah terhadap kutub bumi. Sudut kecondongan akan hampir 0
(horizontal) apabila kita berada di dekat/di sekitar equator, dan semakin bertambah
besar apabila mendekati kutub-kutub bumi. Dengan demikian, maka tiap tempat di
atas bumi ini akan mempunyai sudut inklinasi yang berbeda-beda.
Pada dasarnya, sebelum kompas geologi itu dapat digunakan dengan baik,
kedudukan jarum harus horizontal. Untuk itu bisa digunakan beban (biasanya ada)
yang dapat digeser sepanjang jarum kompas
2.3.2 Deklinasi
Deklinasi adalah sudut yang dibentuk oleh arah utara jarum kompas dan arah
utara sebenarnya (Utara geografi), sebagai akibat dari tidak berimpitnya titik utara
magnit dan titik utara geografi. Besarnya deklinasi di suatu daerah umumnya
ditunjukkan pada peta topografi daerah tersebut. Untuk menyesuaikan agar kompas
yang akan dipakai menunjukkan arah utara yang sebenarnya, lingkaran derajat pada
kompas harus digeser dengan cara memutar “adjusting screw” yang terdapat pada
sisi kompas sebesar deklinasi yang disebutkan.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
SLOPE %
TINGGI
NO JARAK ARAH KEMIRINGAN
PUNGUKUR
KET
DERAJAT MENIT LERENG
1-2 2508 4 30 47˚ 0-20 % 160 Landai
1-A 1506 1 60 103˚ 0-20 % 160 Landai
1-6 2727 -8 30 170˚ 0-20 % 160 Landai
2-3 2253 -6 40 100˚ 0-20 % 160 Landai
3-4 2727 -4 30 135˚ 0-20 % 160 Landai
3-B 2334 8 10 230˚ 0-20 % 160 Landai
4-5 2971 2 20 226˚ 0-20 % 160 Landai
5-6 3430 4 30 271˚ 0-20 % 160 Landai
5-C 1894 1 20 297˚ 0-20 % 160 Landai
2-1 2414 -3 20 64˚ 0-20 % 148 Landai
A-1 1412 4 40 110˚ 0-20 % 148 Landai
6-1 2841 2 50 351˚ 0-20 % 148 Landai
3-2 2159 7 40 298˚ 0-20 % 148 Landai
4-3 2633 -24 50 322˚ 0-20 % 148 Landai
B-3 2240 5 50 36˚ 0-20 % 148 Landai
5-4 2877 1 30 49˚ 0-20 % 148 Landai
6-5 3336 -4 30 91˚ 0-20 % 148 Landai
C-5 1800 -5 20 116˚ 0-20 % 148 Landai
DATA PERHITUNGAN
1. Slope
Diketahui:
30
S1 = 4 + = 4,5⁰
60
40
S2 = 6 + = −6,6666⁰
60
30
S3 = 4 + = −4,5⁰
60
20
S4 = 2 + = 2,333⁰
60
30
S5 = 4 + = 4,5⁰
60
80
S6 = 2 + = 2,8333⁰
60
Jika ∑Sn ≠ 0
│Sn │
KSn = x ∑Sn
│∑Sn│
│4,5│
KS1 = x 3 = 0,535
│25,2│
│6,6│
KS2 = x 3 = 0,785
│25,2│
│4,5│
KS3 = x 3 = 0,535
│25,2 │
│2,3│
KS4 = x 3 = 0,273
│25,2│
│4,5│
KS5 = x 3 = 0,535
│25,2│
│2,8│
KS6 = x 3 = 0,333
│25,2│
∑STn = 0,004
4. ∆T (Beda Tinggi)
∆Tn = JL x sin slope
(JL + stb) x sin slope
∆T1 = 2468 x sin 3,965 = 170,6550
∆T2 = 2213 x sin -7,385 = -284,4501
∆T3 = 2687 x sin -5,035 = -235,8225
∆T4 = 2931 x sin 2,027 = 103, 6707
∆T5 = 3390 x sin 3,965 = 234,4086
∆T6 = 2801 x sin 2,467 = 120,5661
Σ∆Tn = 109,0278
|Σ∆Tn| = 1.149,573
8. Koordinat X
Rumus :
X1 = 0
X2 = X (2-1) + (JH1 x cos 43o)
= 0 + (2462,0927 x cos 43o)
= 1.800,6606099
X3 = X (3-1) + (JH2 x cos 10o)
= 1.800,6606099 + (2194,6428 x cos 10o)
= 3.961,9618544
X4 = X (4-1) + (JH3 x cos 45o)
= 3.961,9618544 + (2676,6315 x cos 45o)
= 5.854,6261388
X5 = X (5-1) ‒ (JH4 x cos 44o)
= 5.854,6261388 ‒ (2929,1659 x cos 44o)
= 3.747,5605251
= 365,889719
9. Koreksi Koordinat X
Rumus :
KKXn = X(n+1) – Xn
KX1 = 0
KX2-1 = 1.800,6606099 ‒ 0
= 1.800,6606099
KX3-2 = 3.961,9618544 – 1.800,6606099
= 2.160,9518
KX4-3 = 5.854,6261388 – 3.961,9618544
= 1.892,6642844
KX5-4 = 3.747,5605251 – 5.854,6261388
= -2.107,065614
KX6-5 = 366,1897027 – 3.747,5605251
= -3.381,370822
KX7-6 = -71,57711436 – 366,1897027
= -437,7668171
ΣKKXn = -71,5771143
|ΣKKXn| = 11.780,829392
2−1
1. FKKX1 = x (-71,5771143)
11.780,829392
1.800,6606099
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -10,94032398
3−2
2. FKKX2 = x (-71,5771143)
11.780,829392
2.160,9518
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -13,12935523
4−3
3. FKKX3 = x (-71,5771143)
11.780,829392
1.892,6642844
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -11,49931327
5−4
4. FKKX4 = x (-71,5771143)
11.780,829392
2.107,065614
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -12,80195742
6−5
5. FKKX5 = x (-71,5771143)
11.780,829392
3.381,370822
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -20,54428918
7−6
6. FKKX6 = x (-71,5771143)
11.780,829392
437,7668171
= x (-71,5771143)
11.780,829392
= -2,659752082
∑FKXn = -71,57499116
Rumus :
Rumus :
= 1679,143184
Y3 = Y (3-1) - (Sin 10o x 2194,6428)
= 1679,143184 - (Sin 10o x 2194,6428)
= 1298,047461
Y4 = Y (4-1) - (Sin 45o x 2676,6315)
= 1298,047461 - (Sin 45o x 2676,6315)
= -594,6168232
Y5 = Y (5-1) - (Sin 44o x 2929,1659)
= -594,6168232 - (Sin 44o x 2929,1659)
= -2629,386434
Y6 = Y (6-1) + (Sin 1o x 3381,8859)
= -2629,386434 + (Sin 1o x 3381,8859)
= -2570,364387
Y7 = Y (7-1) + (sin 81o x 2798,4039)
= -2570,364387 + (sin 81o x 2798,4039)
= 193,5865173
Rumus :
KY1 = 0
KY2-1 = 1679,143184 - 0
= 1679,143184
KY3-2 = 1298,047461 - 1679,143184
= -381,095723
KY4-3 = (-594,6168232) – 1298,047461
= -1892,664284
KY5-4 = (-2629,386434) – (-594,6168232)
= -2034,769611
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS
|∑KYn| = 8810,645753
Rumus :
|1679,143184|
FKY1 = x (193,586517)
|8810,645753|
= 36,89394508
|381,095723|
FKY2 = |8810,645753| x (193,586517)
= 8,37339234
|1892,664284|
FKY3 = x (193,586517)
|8810,645753|
= 41,58540666
|2034,769611|
FKY4 = x (193,586517)
|8810,645753|
= 44,70772891
|59,022047|
FKY5 = x (193,586517)
|8810,645753|
= 1,296825775
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS
|2763,950904|
FKY6 = x (193,586517)
|8810,645753|
= 60,72921823
∑FKYn = 193,586517
Rumus :
X1 =0
Y1 =0
c. Patok Detail C
1) Slope = 1,3333333333
2) JH = JL x cos Sn
= 1854 x cos 1,3333333333
= 1853,498013
3) ΔT = JL x sin Sn
= 1854 x sin 1,3333333333
= 43,14064512
4) Koordinat X = JH x sin/cos ∞
= 1853,498013 x cos 27⁰
= 1651,478822
5) Koordinat Y = JH x sin/cos ∞
= 1853,498013 x sin 27⁰
= 841,4704892
IK = 10
Dtot = 24,5
= 659,5981 - 154,4698
= 505,1283
659,5981−650
D1 = x 24,5 = 0,4
505,1283
160− 154,4698
D2 = x 24,5 = 0,2
505,1283
24,5−(0,4+0,2)
D3 = = 0,47
505,1283:10
Kontur 2 – 3
IK = 10
Dtot = 22
= 659,5981 - 82,2136
= 577,3845
659,5981− 650
D1 = x 22 = 0,3
577,3845
90 − 82,2136
D2 = x 22 = 0,2
577,3845
22−(0,3+0,2)
D3 = = 0,37
577,3845∶10
Kontur 3 – 4
IK = 10
Dtot = 27,1
= 177,434711 - 82,2136
= 95,221111
177,434711−170
D1 = x 27,1 = 2,1
95,221111
90 − 82,2136
D2 = x 27,1 = 2,2
95,221111
27,1−(2,1+2,2)
D3 = = 2,39
95,221111∶10
Kontur 4 – 5
IK = 10
Dtot = 29,4
= 389,661611 - 177,434711
= 212,2269
389,661611− 380
D1 = x 29,4 = 1,3
212,2269
180−177,434711
D2 = x 29,4 = 0,3
212,2269
29,4 − (1,3+0,3)
D3 = = 1,30
212,2269∶10
Kontur 5 – 6
IK = 10
Dtot = 33,8
= 500 - 389,661611
= 110,338389
500−490
D1 = 110,338389 x 33,8 = 3,0
390 − 389,661611
D2 = x 33,8 = 0,1
110,338389
33,8 −(3,0+0,1)
D3 = = 2,78
110,338389∶10
Kontur 6 – 1
IK = 10
Dtot = 27,5
= 500 - 154,4698
= 345,5302
500 − 490
D1 = x 27,5 = 0,7
345,5302
160 −154,4698
D2 = x 27,5 = 0,4
345,5302
27,5 −(0,7+0,4)
D3 = = 0,76
345,5302∶10
Kontur 1 – A
IK = 10
Dtot = 14,6
15 X 2
D1 = = 0,3
93
15 x 1
D2 = = 0,16
93
14,5
D3 = = 1,6
9
Kontur 2 – A
IK = 10
Dtot = 13 cm
13 x 7,55
D1 = = 1,4
68,55
13 x 1
D2 = = 0,1
68,55
11
D3 = = 1,8
6
Kontur 2 – B
IK = 10
Dtot = 10,5 cm
10,5 x 2,45
D1 = = 0,3
78,55
10,5 x 1
D2 = = 0,1
78,55
9,5
D3 = = 1,3
7
Kontur 3 – B
IK = 10
Dtot = 16 cm
16 x 1,18
D1 = = 0,8
22,18
16 x 1
D2 = = 0,7
22,18
19,5
D3 = = 9,75
2
Kontur 4 – B
IK = 10
Dtot = 13,5cm
13,5 x 1,95
D1 = = 0.5
50,95
13,5 x 9
D2 = = 2,3
50,95
11
D3 = = 2,7
4
Kontur 4 – C
IK = 10
Dtot = 15 cm
15 x 1,95
D1 = = 0,6
45
15 x 3,05
D2 = = 1,0
45
13,5
D3 = = 3,3
4
Kontur 5 – C
IK = 10
Dtot = 9,5 cm
9,5 x 2,59
D1 = = 4,3
5,64
9,5 x 3,05
D2 = = 5,1
5,64
D3 =0
Kontur 6 – C
IK = 10
HENDRA SETIAWAN ABDUL QADIR CS
09320140033 09320160132
PRAKTIKUM PERPETAAN
LABORATORIUM DINAMIS
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TAPPING KOMPAS
Dtot = 15 cm
15 x 1,77
D1 = = 0,9
28,72
15x 6,95
D2 = = 3,6
28,72
10,5
D3 = = 5,25
2
Kontur 6 – A
IK = 10
Dtot = 18 cm
18 x 1,77
D1 = = 2,4
12,77
18 x 1
D2 = = 1,4
12,77
D3 =0
Kontur A – B
IK = 10
Dtot = 10 cm
10 x 9
D1 = =9
10
10 x 1
D2 = =1
10
D3 =0
Kontur C – A
IK = 10
Dtot = 8 cm
8 x 6,95
D1 = = 0,3
15,95
8x9
D2 = 15,95 = 4.51
D3 = 0
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
A. Untuk Asisten
Sebaiknya proses olah data dilakukan untuk 1 tim 1 asisten, agar materi dapat
tersampaikan dengan baik.
B. Untuk Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA