PENDAHULUAN
Kebutuhan akan tenaga listrik sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari
kehidupan manusia di dunia dewasa ini, sehingga diperlukan suatu sumber
energi yang nantinya akan menghasilkan tenaga listrik yang dapat disuplaikan
ke masyarakat. Sampai saat ini, unit pebangkit listrik adalah satu sumber energi
yang sangat penting untuk menghasilkan listrik, dimana sumber energi ini
banyak digunakan oleh perusahaan perusahaan maupun masyarakat. Karena itu,
tenaga listrik harus tersedia secara ekonomis, dengan memperhatikan kualitas
dan kuantitas.
Tapi masalah yang dihadapi dari jenis unit pembangkit tenaga berbahan
bakar fosil adalah ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis, serta harga
yang semakin lama semakin menolak, merupakan hal yang tidak dapat dihindari
dari unit pembangkit bahan bakar fosil. Sehingga, meminimalisasi hal ini,
dibutuhkan proses operasi kerja yang efisien, baik efisien dari proses kerja
sistem ataupun dari proses perlakuan terhadap bahan bakar fosil yang
digunakan.
1
sedemikian rupa, serta dilakukan perhitungan dan desain yang diperhitungkan
secara maksimal dengan tujuan nilai head rate dibuat seminimal mungkin.
2
1.4 Tujuan PKL
Praktik Kerja Lapangan yang dilaksanakan memiliki tujuan sebagai
berikut :
1. Memenuhi persyaratan akademis yang mengharuskan kerja praktik
dilaksanakan dalam waktu kurang lebih satu bulan.
2. Memberikan gambaran nyata mengenai kegiatan pengoperasian sistem
proses yang berfungsi sebagai fasilitas produksi.
3. Melatih mahasiswa untuk mengidentifikasi, menyusun dan menyelesaikan
permasalahan melalui tugas khusus yang diberikan oleh pembimbing
lapangan maupun dosen pembimbing.
3
- Pengenalan instansi pendidikan Politeknik Negeri Malang khususnya
jurusan Teknik Mesin kepada perusahaan yang membutuhkan lulusan
atau tenaga kerja yang dihasilkan Politeknik Negeri Malang.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1.3 Visi, Misi, dan Nilai Perusahaan
Berikut ini merupakan visi, misi dan nilai dari PT. YTL Jawa Timur :
1. Visi
a. Menjadi perusahaan utama dibidang pengoperasian dan
pemeliharaan pembangkit listrik yang memberikan pelayanan
kelas dunia kepada PT. Jawa Power di Indonesia.
b. Menjadi dikenal di Indonesia sebagai perusahaan yang paling
maju dan terkemuka.
2. Misi
a. Berkomitmen untuk terus menerus memberi pelayanan
sempurna yang menguntungkan dalam mencapai sasaran bisnis
dengan melampaui hrapan para pemilik dan pemegang saham
serta peduli terhadap karyawan.
b. Menjadi terkemuka dan unggul dlaam manajemen kualitas,
operasional, keselamtan kerja, kesehatan dan lingkungan.
3. Nilai
a. Working Together
- Untuk keuntungan bersama.
- Kesatuan, kejujuran dan kepercayaan.
- Saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
b. Working better
- Tidak berkompromi pada keselamatan dan kesehatan
kerja.
- Selalu mengembangkan inovasi dan kemajuan.
6
dan 6) dan OHC melalui usaha terpadu dan berkesinambungan yang
dilakukan oleh manajemen, karyawan, dan para kontraktor.
7
2.1.6 Pelaksanaan
Guna memenuhi sasaran tersebut,maka PT. YTL Jawa Timur akan
melakukan langkah – langkah seperti berikut :
1. Mengeluarkan rincian pernyataan tertulis yang berlaku di
lingkungan perusahaan tentang pengelolaan keselamatan dan kesehatan
kerja.
2. Mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk menetapkan dan
memelihara keselamtan dan kesehatan kerja di tempat kerja.
3. Menyediakan fasilitas P3K dan mendukung inisiatif serta cara kerja
yang sesuaia dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang baik.
4. Mempersipakan para karyawan agar mereka mampu mengelol
keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Menyusun rencana tindakan antisipatif jka terjadi kebakaran dan
kemungkinan keadaan darurat lainnya.
6. Memberikan informasi dan pelatihan tentang keselamatan dan
kesehatan kerja.
7. Menetapkan prosedur bagi karyawan dalam melakukan komunikasi
dan partisipasi pada kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja.
8. Menyediakan perlatan pelindung diri dan memastikan agar
dilakukan perawatan serta dipergunakan sebagaimana mestinya.
9. Mendorong setiap orang untuk mengembangkan perhatian dan
semangatnya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan.
10. Menetapkan dan mempertahankan standar yang tinggi dalam
menjaga kebersihan disemua tempat kerja perusahaan.
11. Melaksanakan suatu proses pemantauan dan pengkajian ulang
terhadap peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku di
perusahaan.
12. Melaksanakan prosedur manajemen yang berlaku terhadap kontrakt
8
2.1.7 Sejarah Perusahaan
9
15%
50%
35%
10
Perjanjian – perjanjian tersebut antara lain :
1. Perjanjian supply batu bara dengan PT. Kideco dan PT. Berau
dalam hal berikut :
a. Peningkatan infrastruktur pertambangan yang besar
b. Perjanjian supply jangka panjang (30 tahun)
c. Supply batu bara sesuai kebutuhan O & M
d. Jadwal pengiriman batu bara diatur O & M
2. ECP Consortium:
a. PT. Siemens Indonesia, yang meliputi:
Steam Turbine
Generator
Electrical System
Coal Plant
Ash Plant
FGD
11
e. Power station engineering O&M
f. Perdagangan listrik dan bahan bakar
4. O & M Agreement
Merekrut dan melatih tim Indonesia
Mengembangkan kebijakan, prosedur dan strategi
Melakukan Bussines Management System
Mengembangkan Health and Safety System
Mematuhi hukum Indonesia
Membantu Commissioning Plant
Berikut ini adalah bagan hubungan kerja sama dari PT. YTL Jawa
Power dengan beberapa perusahaan lain sehingga proses produksi tenaga
listrik dapat berlangsung:
12
YTL Equity Invester
Coal Supply Agreement
PT. Kidecu
Siemens Equity
Invester
Coal Supply
Agreement PT. Berau
Gambar 2.4 Bagan Hubungan Kerja Sama PT. YTL Jawa Power
1. Coal Plant
Merupakan sarana yang berkaitan dengan proses yang berhubungan
dengan batu bara sebagai bahan bakar, baik pengangkutan dari kapal
menuju bunker sampai pda pengolahannya sehingga batu bara siap untuk
digunakan. Coal plant terdiri dari Coal handling dan Ash handling. Coal
handling merupakan pengangkutan dan pengolahan batu bara yang terbagi
menjadi dua jalur yaitu melalui kapal yang kemudian langsung diangkut
sampai ke bunker serta melalui stock pile yang diambil oleh stacker
reclaimer untuk kemudian dibawa dengan belt menuju bunker.
13
3. Waste Water Treatment Plant
Merupakan sarana yang digunakan untuk memproses waste water
(air limbah) baik dari plant maupun dari public service sebelum dibuang
ke lingkungan.
4. Ash Disposal
Merupakan sarana yang digunakan sebagai tempat penampungan
ash (debu) yang dihasilkan dari proses pembakaran di Boiler.
Lokasi tersebut dapat dijangkau dengan mudah dari jalan darat yang
merupakan jalur lintas Jawa – Bali dan jalur laut yang dapat digunakan
untuk Transportasi komponen – komponen proses produksi dan peralatan
berat serta pengangkutan batubara kepusat produksi listrik dan keperluan
– keperluan sebelumnya. Dalam hal ini terutama jalur laut yang merupakan
sarana transportasi utama untuk suplai batubara dalam jumlah besar dari
kalimantan, pulau tempat PT. Kideco dan PT. Berau berada.
14
Gambar 2.5 Lokasi PT. YTL Jawa Timur
15
sebagai pemilik dalam pernyataan – pernyataan kebijakan lingkungan, PT.
YTL Power Jawa Timur sebagai operator pendukung bahwa lingkungan
adalah bagian integral dan fundamental dari strategi dan tujuan bisnis
Stasiun Pembangkit Paiton II. Sebagai operator dari Stasiun Pembangkit
Paiton Tahap II, dari pihak perusahaan mengakui bahwa kegiatan yang
dilakukan berdampak pada lingkungan dan karena itu pihak perusahaan
bertekad untuk menerapkan perlindungan berstandar tinggi dan meningkat
kinerja pengelolaan lingkungan secara berkesinambungan. Di PLTU Unit 5
dan Unit 6 PT. YTL Jawa Timur bertekad untuk meningkat kinerja
pengelolaan lingkungan dengan:
Meningkatkan peraturan perundang – undangan dan bila mungkin
melapaui persyaratan minimal peraturan perundang – undangan
tersebut.
Pertahankan sistem pengelolaan lingkungan yang efektif dan efisien
Meminimalkan resiko lingkungan dan mencegah polusi
Mengurangi dampak visual operasi
Mendorong penggunaan transportasi yang efisien pada semua
kegiatan
Mengelola tanah penuh kehati – hatian serta mengembangkan
potensi alam.
16
Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan akan merumuskan tujuan dan
target serta laporan tahunan atas perkembangan perusahaan.
BAB III
SISTEM PRODUKSI PLTU UNIT 5 & 6
17
pemanasan ini akan mengalami pemanasan berlanjut pada superheted steam
sehingga dihasilakan uap lewat jenuh atau superheated steam.
Uap lewat jenuh atau superheated steam memiliki tekanan yang
cukup tinggi sehingga didalmnya terdapat energi potensial yang akan
menggerakkan sudu-sudu turbin. Dari gerakan sudu-sudu turbin ini
dihasilkan energi mekanis yang akan memutar generator listrik sehingga
mengahsilkan energi listrik, Prinsip dasar dari proses produksi listrik berasal
dari sistem konversi energi yang dapat digambarkan dalam bagan berikut :
Bahan bakar
(ENERGI KIMIA)
18
Desain suatu pembangkit energi pada PLTU didasrkan pada teori-
teori termodinamika, yaitu siklus Rankine. Siklus energi pada PLTU
didefinisikan sebagi aliran dari proses termodinamika dari suatu fluida yang
bekerja secara berulang-ulang bertujuan untuk membangkitakan tenaga
mekanis. Siklus yang dimaksud adalah siklus uap yang melibatkan proses-
proses berikut :
a. Proses kompresi ishotermal pada pompa-pompa pengisi ketel secara
reversible.
b. Proses pemasukan panas pada tekanan tetap yang terjadi pada ketel
secara irreversible.
c. Ekspansi isentropis (ideal) yang menghasilkan tenaga mekanispada
turbin secara reversible.
d. Proses pembuangan panas (kondensasi uap) pada kondensor secara
reversible.
19
D-A Pelepasan panas di kondensor dengan P = konstan
20
mengalami perubahan dan pengaliran energi disebut boiler. Definisi sendiri
sebagai suatu komponen pada power plan adalah suatu bejana tertutup yang
secara efisien dapat mengubah air menjadi uap (steam) dengan bantuan panas
dari proses pambakaran batubara, yang nantinya digunakan sebagai
penggerak turbin. Steam tersebut berasal dari air dalam pipa-pipa boiler yang
dipanaskan menggunkan panas yang dihasilkan pada ruang pembakaran
(furnace).
2. Pulvurizer Mill
Bongkahan – bongkahan batubara yang seperti batu harus
dihancurkan menjadi butiran – butiran halus agar batubara muda tercampur
dengan udara. Pulverizer Mill adalah mesin yang berfungsi sebagai
penghancur / penggiling batubara sehingga menjadi halus dan kemudian
bersama batubara primer akan dialirkan ke furnace. Fungsi lain dari fulverizer
adalah untuk mengeringkan batubara sehingga mudah dihaluskan dan
dibakar, dan untuk mengklasifikasikan atau menyaring batubara untuk
memastikan bahwa batubara yang masuk kedalam boiler benar – benar halus.
Cara kerja pulverizer yaitu dengan cara menggerus batubara yang disuplay
oleh feeder. Di dalam pulverizer terdapat sebuah tiga buah Grinding Roll.
21
yang diinginkan akan kembali jatuh pada tempat penggilingan dan
dihancurkan kembali.
Sedangkan batubara atau benda-benda lain yang benar – benar tidak
dapat hancur akan bergerak ke samping karena adanya gaya radial dari
putaran lempeng. Batubara atau benda – benda lain yang tidak hancur atau
Pyrates Reject di tampung dalam tempat yang dinamakan pyrates hopper.
Dari pyrates hopper dibawah mill di transfer dengan air menuju SSCC (
Scraper Submerged Chain Conveyor ) dan dikumpulkan bersama dengan
kotoran – kotoran lain. Dari SSCC kotoran-kotoran tersebut dimasukkan
kedalam kotak – kotak penampung dan akhirnya dibawah dengan truck ke
tempat pembuangan batubara.
3. Furnace
Furnace merupakan tempat terjadi pembakaran yang pada dindingnya
tersusun pipa – pipa. Proses pembakaran dimulai dengan bahan bakar HSD
(High Speed Diesel) kemudian perlahan-lahan akan diganti dengan bahan
22
bakar batubara. Pada saat start Up dan Shut Down bahan bakar solar
dimasukkan kedalam furnace dari setiap corner, selanjutnya bahan bakar
solar perlahan-lahan akan dihentikan dan akan digantikan dengan batubara.
Batubara yang dialirkan dari mill akan masuk kedalam furnace dari
setiap corner, yang mana setiap elevasi ketinggian tertentu terdapat sebuah
pipa batubara yang berfungsi agar pembakaran batubara berjalan seimbang
sehingga api tepat berada di tengah furnace (Tangensial Firing).
23
mendorong batubara yang berbentuk serbuk ke furnace, udara yang masuk
ke Pulverizer Mill sudah mengalami pemanasan di Air Heater. PA Fan juga
menyuplai udara dingin yang berguna untuk mengatur suhu dalam Mill jika
suhu dalam mill terlalu tinggi, sehingga tidak terjadi trip. Udara yang
digunakan oleh PA Fan berasal dari atmosphere.
24
tekanan rendah, demikian juga sebaliknya. Blade-blade tersebut akan
menyesuaikan sudut kemiringan tertentu (tilting) dengan kebutuhan udara
pada ruang pembakaran. Gerakan blade ini diatur oleh system hidrolik yang
bergabung dengan sistem pelumas motor Fan, sehingga selain sebagai
pelumas pada motor juga dapat berfungsi sebagai pengisi mesin hidrolik.
25
7. Turbine
Dalam proses yang terjadi pada boiler, telah disinggung tentang aliran
uap kering yang dihasilkan boiler. Lebih detail, setelah uap kering mengalami
proses ekspansi dalam HP Turbine, maka tekanan dan temperatur uap akan
menurun sehingga uap keluaran turbin berupa uap jenuh.
Uap ini memiliki efek negatif yang dapat menimbulkan erosi pada
sudu-sudu turbin dan juga bersifat korosif. Oleh karena itu, uap keluaran HP
Turbine tidak langsung disalurkan ke IP Turbine, melainkan dipanaskan
ulang di Reheater sampai menjadi uap kering lagi, setelah itu baru disalurkan
ke First LP Turbine. Dari First LP Turbine, uap disalurkan ke Secondary LP
Turbine. Uap panas keluaran Secondary LP Turbine akan masuk ke
kondenser untuk dikondensasikan menjadi wujud cair lagi sehingga air hasil
proses kondensasi ini akan menjadi air untuk siklus berikutnya.
Turbin yang dipakai pada unit ini merupakan turbin satu poros dengan
bagian High Pressure (HP),Intermediate Pressure (IP)dan Low Pressure(LP)
yang terpisah. Masing-masing memiliki spesifikasi sesuai kegunaan dari
turbin itu sendiri.
a) High Pressure turbine
High Pressure turbine atau HP turbin adalah turbin dengan aliran
silinder tunggal. Uap yang masuk ke HP turbin ini adalah initial steam,
uap yang pertama kali keluar dari boiler. Uap ini mengenai sudu-sudu
turbin dengan diatur oleh control valves.
Casing terluar dari turbin ini berbentuk seperti tong (barrel type)
tanpa flens aksial. Simetri melingkar yang hampir sempurna
memungkinkan keseragaman tebal dinding casing pada semua bagian.
Casing bagian dalam terpisah secara aksial dan ditutup rapi sehingga
mudah bergerak untuk merespon ekpansi thermal. Casing tipe barrel
atau tong in memungkinkan fleksibilitas dalam operasionalnya baik
26
ketika start up dalam waktu yang singkat maupun perubahan beban
yang besar walaupun pada initial condition yang sedang tinggi.
27
lagi untuk memanaskan air yang akan masuk boiler melalui low
pressure heater 4.
28
8. Generator
Generator adalah alat untuk membangkitkan listrik, generator sendiri
terdiri dari stator dan rotor. Rotor dihubungkan dengan poros turbin sehingga
berputar bersama-sama. Stator didalam generator membawa arus hubungan
output pembangkit. Arus DC dialirkan melalui brush gear yang langsung
bersentuhan dengan slip ring yang dipasang jadi satu dengan rotor sehingga
timbul medan magnet. Jika rotor berputar medan magnet tersebut memotong
kumparan di stator sehingga pada ujung-ujung kumparan stator timbul
tegangan listrik.
29
3.3 Instalasi Utama (Main Plant)
Instalasi Utama (Main Plant) adalah proses produksi listrik yang
diawali dari penanganan batu bara sebagai bahan bakar utama, proses
pembakaran untuk memanaskan air menjadi uap panas bertekanan tinggi, dan
proses pembangkitan listrik dimana uap panas bertekanan tinggi digunakan
untuk memutar serangkaian turbin uap. Turbin uap dihubungkan dengan
generator sehingga ketika turbin uap berputar maka generator akan bergerak
dan menghasilkan muatan listrik bertegangan 24kV. Muatan listrik ini
dinaikkan tegangannya menjadi 500kV dengan menggunakan transformator
step up. Kemudian, muatan listrik ini didistribusikn oleh PLN ke konsumen,
baik sektor industri dan rumah tangga.
Secara rinci, proses utama atau disebut juga Main Plant terdiri dari
proses penanganan batu bara (coal handling), sistem pembakaran (firing
system), siklus air-uap (water steam cycle), dan proses pembangkitan listrik.
30
Pengangkutan
Tahap pengangkutan batu bara pertama kali terjadi di stock pile.
Batu bara diangkut oleh reclaimer untuk disalurkan ke Silo
menggunakan Belt Conveyor. Dalam proses pengiriman menggunakan
belt conveyor, terdapat sensor logam untuk mendeteksi logam yang ikut
tercampur dalam tumpukan batu bara. Jika ada logam yang tercampur
dalam tumpukan batu bara maka, belt conveyor akan otomatis berhenti
dilakukan pengambilan sampel batu bara yang mengandung logam
tersebut secara manual. Logam dan batu bara yang mengandung logam
akan dipisahkan oleh magnetic separator.
Selain itu, pada belt conveyor juga terjadi proses belt scale untuk
mengetahui jumlah tonase batu bara yang diangkut. Setelah itu, batu
bara memasuki tempat penyimpanan Silo, atau disebut juga Coal
Bunker dengan bantuan tripper yang dihubungkan dengan Belt
Conveyor. Pengisian Silo dilakukan dengan cara menjatuhkan batu
bara, yang dilakukan oleh operato di Coal Handling Control Building
(CHCB).
31
Draf Fan atau disebut juga Secondary Air juga berfungsi sebagai sumber
udara panas tambahan.
Udara dan bubuk batu bara masuk melalui sudut-sudut di dalam furnace
yang diarahkan ke bagian tengah melalui furnace puller. Namun,
pembakaran awal terjadi menggunakan solar. Kemudian pemantik (ignitor)
akan menyala dan pembakaran terjadi. Berlahan-lahan batu bara akan
menggantikan solar sebagai bahan bakar utama. Setelah itu, akan tercipta
bola api yang menghasilkan energi panas dan gas panas. Energi panas dan
gas panas akan bergerak ke atas furnace untuk memanskan air menjadi uap
panas. Uap panas ini terbentuk di dalam boiler, khususnya bagian steam
drum yang terletak di atas furnace. Disini, uap air diubah menjadi uap lewat
jenuh dengan tekanan 175 bar.
32
Turbine) yang dapat berputar karena tekanan tinggi, seri kedua IP Turbin
(Intermediet Pressure Turbine) yang tekanannya sedang seri terakhir adalah
LP Turbin (Low Pressure Turbine) yang tekanannya rendah.
33
adalah bagian dari generator yang tidak ikut berputar, berupa gulungan dan
menggunakan batang tembaga sebagai pendingin internal. Di dalam batang
tembaga stator ini, menghasilkan listrik dengan elektrostatik di dalam rotor
melalui putaran magnet. Listrik yang dihasilkan memiliki tegangan 21 kV.
Muatan listrik ini kemudian masuk ke transformator step up untuk
dinaikkan tegangannya menjadi 500 kV, dan dialirkan melalui SUTET ke
gardu induk dengan tegangan ekstra tinggi milik PLN. Stelah itu, PLN akan
mendistribusikan listrik ke konsumen dari berbagai sektor dan kebutuhan,
seperti industri dan rumah tangga.
34
Air dari Permeate Storage Tank dengan menggunakan Permeate
Supply Pump kemudian diproses lagi dengan menggunakan reverse osmosis
yang kedua. Air yang telah mengalami reverse osmosis yang kedua
ditampung dalam Mixed Beds. Dari Mixed Beds ini air telah berupa air
demin di tampung dalam Demin Water Tank.
Air yang berasal dari WTP pertama kali disuplai ke Condensor. Dengan
menggunakan Condensor Extraction Pump air dipindahkan ke Deaerator
melalui heater A1, heater A2, heater A3 dan heater A4. Di Deaerator, kadar
oksigen dikurangi agar tidak terlalu banyak terjadi oksidasi. Karena bila
terjadi oksidasi maka pipa akan mudah korosi dan bisa mengakibatkan
kebocoran. Air yang telah dihilangi kadar oksigennya ditampung di
Feedwater Storage Tank.
35
LP turbin. Sisa uap keluaran LP turbin, akan dimanfaatkan kembali menjadi
air, dengan masuk ke kondensor lagi.
36
potable yaitu air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti
sanitasi ataupun penyiram tanaman yang ada di area PLTU.
Pada unit Water Treatment Plant ini, dihasilkan air dengan 3 fungsi
berbeda yaitu service water, potable water, dan demineralized water.
1) Service Water
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan operasional
plant seperti sealing pompa, pendingin pompa, pendingin air
buangan boiler, pendingin air sampling dan spray di SSCC.
Diperoleh dari pengolahan air laut dengan menggunakan beberapa
filter diantaranya primary filter, polishing filter, catridge filter dan
reverse osmosis.
2) Potable Water
Merupakan air yang digunakan untuk keperluan sanitasi
seperti keperluan untuk mencuci, keperluan MCK, dan dapur. Proses
pengolahan airnya seperti pada service water, akan tetapi
ditambahkan 1 filter lagi yaitu carbon filter dengan tujuan untuk
mengurangi sifat-sifat air yang merugikan jika berkontakan dengan
tubuh manusia.
37
3) Demineralized Water (air demin)
Merupakan air umpan boiler yang tidak mengandung mineral
karena apabila ada dapat menyebabkan korosi dan scaling pada
dinding boiler. Air laut dilewatkan pada travelling screen terlebih
dahulusebelum masuk Water Treatment Plant dengan tujuan untuk
menyaring sampah atau kotoran-kotoran, maupun biota laut yang
berukuran besar. Pengolahan air dalam unit Water Treatment Plant
ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap Filtrasi
Pada tahap ini, diinjeksikan koagulan berupa FeSO4 yang
bertujuan untuk menetralkan muatan suspended solid dan turbidity
sehingga terbentuk flok-flok yang lebih besar sehingga
mempermudah penyaringan dalam filter. Air laut dipompa oleh
Sea Water Feed Pumps menuju Static Mixer agar proses koagulasi
berjalan dengan baik, karena pada Static Mixer ini terjadi proses
pencampuran air laut dengan koagulan secara turbulensi.
Reaksinya adalah:
b. Anthracite
Merupakan media filter yang diletakkan pada bagian paling
atas karena memiliki ukuran partikel terbesar dan densitas terkecil.
38
Terbuat dari batubara yang digunakan untuk menyaring suspended
solid. Ciri-ciri dari partikel Anthracite adalah:
Ukuran partikel : 0,6 – 0,8 mm
Specific gravity : 1,55 – 1,6
Apparent density : 52 lb/Cuft
Acid solubility : maksimal 5%
c. Sand
Merupakan media yang diletakkan setelah Anthracite karena
memiliki ukuran dan densitas medium. Berfungsi menyaring
suspended solid yang dapat melalui media Anthracite. Ciri-cirinya
adalah:
Ukuran partikel : 0,4 – 0,6 mm
Specific gravity : 2,5
Apparent density : 100 lb/Cuft
Acid solubility : maksimal 5%
d. Garnet
Merupakan media yang diletakkan paling bawag karena
mempunyai ukuran dan densitas yang sangat kecil. Media filter ini
digunakan untuk menyaring suspended solid yang dapat lewat pada
media Anthracite dan sand. Ciri-cirinya adalah:
Ukuran partikel : 0,25 mm
Specific gravity : 3,9 – 4,1
Apparent density : 125 lb/Cuft
e. Gravel
Media gravel diletakkan paling bawah dan digunakan sebagai
penyangga proses filtrasi tetapi tidak menyaring suspended solid.
Tujuan dari penggunaan berapa jenis media filter adalah untuk
memperpanjang umur dari proses, karena apabila hanya menggunakan satu
jenis media filter maka proses terbentuknya cake akan lebih cepat sehingga
39
proses backwash akan sering dilakukan dan juga karena bisa untuk
mendapatkan kualitas air yang optimum.
PLTU Paiton II unit 5 dan 6 mempunyai 4 primary sea water filter yang
disusun secara paralel dan 3 polishing sea water filter yang disusun secara
seri dengan primary sea water filter. Filter ini tidak beroperasi secara
bersamaan, hal ini karena pada waktu tertentu filter tersbut harus mengalami
backwash (pembersihan). Pada keadaan normal, proses backwash pada
primary sea water filter dilakukan setiap 24 jam sedangkan untuk polishing
sea water filter setiap 48 jam. Perbedaan waktu ini disebabkan karena kotoran
yang terkandung pada polishing filter lebih sedikit daripada di primary filter.
Selain untuk pembersihan backwash juga dilakukan saat ada penyumbatan
atau terbentuk blok pada media filter, pengeblokan pada media filter bisa
ditandai dengan penurunan flow rate, kenaikan differensial pressure (pressure
drop), dan penurunan kualitas air produksi. Tahapan dari proses backwash itu
sendiri adalah sebagai berikut
a. Drain Down
Drain down berfungsi untuk menurunkan level air pada keadaan
tertentu (kurang lebih 20 cm diatas media) sehingga tidak over flow dan
proses selanjutnya dapat berjalan dengan baik.
b. Air Scour
Air Scour dilakukan dengan memasukkan udara yang dibantu oleh
blower dan bertujuan agar media terfluidisasi (mengambang).
40
c. Backwash
Proses ini dilakukan dengan mengalirkan air dari filtered water storage
dengan aliran dari bawah atau berlawanan arah sehingga kotoran-kotoran
dapat terlepas dari media filter.
d. Step delay
Tahap ini bertujuan untuk memberikan kesempatan pada komponen
primary filter dan polishing filter (antrasit, pasir, granet dan juga gravel) agar
turun berdasarkan berat jenisnya.
e. Rins
Tahap ini bertujuan untuk menghilangkan sisa kotoran yang masih
terkandung di media filter.
Air yang telah ditampung dalam filtered water storage tank dipompa
menggunakan filtered water pump dan dialirkan menuju catridge filter.
Sebelum masuk catridge filter air terlebih dahulu diinjeksi dengan anti
scalant, sodium bisulfit, dan acid.
Anti Scalant
Berfungsi untuk menaikkan kelarutan dalam air sehingga
suspendedsolid tidak akan mengendap pada membran reverse osmosis
(RO) dan mencegah terjadinya kerak (scaling).
Sodium bisulfit
Sebagai anti klorin agar tidak merusak membran RO. Klorin
harus dihilangkan karena bersifat oksidator kuat terhadap membran,
reaksi yang terjadi adalah :
41
membentuk kerak yakni CaCO3 dan MgCO3. Dalam keadaan asam,
CO32- akan membentuk CO2 dan H2O dengan reaksi sebagai berikut :
f. Tahap Desalinasi
Pada tahap ini, garam-garam pada air laut dihilangkan dengan proses
reverse osmosis. Reverse osmosis (RO) merupakan proses dimana molekul
air dipaksa mengalir melewati membran semi permeable dengan memberikan
tekanan yang berlawanan arah dengan gaya yang diberikan pada proses
osmosis, sehingga proses kerja RO ini berlawanan dengan proses kerja
osmosis. Osmosis sendiri merupakan proses perpindahan molekul air dari
konsentrasi rendah menuju konsentrasi tinggi, sehingga yang dikehendaki
pada RO adalah molekul air mengalir dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah sehingga menghasilkan air yang bebas dari garam terlarut. Diperlukan
tekanan yang tinggi pada proses di RO tersebut. Membran semi permeable
yang digunakan hanya dapat dilalui oleh molekul-molekul yang berukuran
kecil (molekul air dan gas).
42
konduktivitas air laut dari 40.000 – 50.000 μS/cm menjadi 700 – 800 μS/cm.
Terdapat membran semi permeable pada unit ini, untuk kemudian dilewati
oleh air laut. Proses ini dapat menghilangkan garam, kesadahan, virus,
bakteri, turbiditas dan lain-lain. Pada tahap ini, air laut berubah menjadi air
tawar. Desalination reverse osmosis ini menghasilkan 2 aliran larutan yaitu
reject dan produk. Reject dibuang ke laut sedangkan produk akan melalui
tahap pengolahan berikutnya. RO berbentuk seperti pipa panjang dimana air
inlet masuk pada salah satu ujung dan produk akan keluar pada ujung lainnya.
Tidak terbentuk flok dalam proses di RO ini sehingga tidak perlu
diregenerasi. Hal ini disebabkan karena molekul yang tidak masuk pada
membran semi permeable akan terbawa aliran menuju elemen RO sampai sisi
yang paling belakang. Dengan demikian, konsentrasi air pada reject lebih
besar daripada inlet. Karena reject terdapat pada bagian outlet, sehingga pada
sisi belakang ini rentan terbentuk scaling dan fouling.
43
menurun. Hal ini bisa diminimalisir dengan proses cleaning, yaitu dengan
mengalirkan bahan kimia pada RO. Reject dari RO dikembalikan ke seal pit.
44
g. Tahap Demineralisasi
Prinsip kerja pada make-up RO hampir sama dengan desalination RO,
namun yang membedakan hanya tipe membran semi permeablenya. Air yang
keluar dari proses ini mempunyai nilai konduktivitas 14 – 20 μS/cm. Reject
dari make-up RO akan dimasukkan lagi pada catridge filter karena nilai
konduktivitasnya masih rendah.
Resin anion
R-OH + Cl- ↔ R-Cl + OH-
45
Regenerasi Resin Anion
R-Cl- + NaOH R-OH- + NaCl
b. Settle
Memberikan kesempatan pada resin untuk turun berdasarkan berat
jenisnya, dimana resin anion berada di atas sedangkan resin kation berada di
bawah.
c. Preheat
Bertujuan untuk mengoptimalkan proses regenerasi dengan
memasukkan air dilusi pada suhu optimal (49°C) untuk NaOH.
d. Caustic/acid injection
Bertujuan untuk meregenerasi resin dengan mengganti ion positif
dengan H+ pada kation resin dan ion negatif dengan OH- pada anion resin.
e. Caustic/acid displacement
Bertujuan untuk membuan sisa-sisa caustic/acid pada saat caustic/acid
injection.
f. Step delay
46
Tujuannya untuk menutup semua valve dan memastikan bahwa tidak
ada tambahan apapun yang masuk ke dalam mix bed.
Setelah diproses dalam mix bed, air dialirkan menuju demn water tank
yang merupakan air non-mineral dengan konduktivitas kurang dari 0,2
µS/cm, yang nantinya akan digunakan sebagai raw water untuk boiler.
47
Setelah dari reaction tank air limbah dipisahkan dari kotoran di inclined plate
clafier selanjutnya masuk ke dalam the final neutralization basin. Air limbah
dari the final neutralization basin disalurkan ke clarifier water pit oleh
neutralization pump untuk dibersihkan dan selanjutnya masuk ke reused
water basin yang dipompa oleh clarifier water pump. Tumpahan air limbah
dari hasil pompaan waste water pump langsung disalurkan ke dalam the final
neutralization basin.
Bangunan waste water plant ini tidak memakan tempat yang areanya
410 m2. Bangunan tersebut dibagi dari acid/caustic, metering room, chemical
dosing room, root blower room, dehydrator room, control room, pH
regulating tank, coagulating tank, concentration pool dan yang berada
dibagian luar yaitu waste water pump yang berada di waste water pit.
b. Cooling Water System
Air laut sebanyak 100.000 ton/jam masuk ke dalam inler canal. Air
laut ini masuk melalui empat bundle pipa perpindahan panas yang dipasang
paralel, dan disalurkan ke kondeser untuk mendinginkan uap keluaran LP
Turbin. Setelah itu, air laut sebagai cooling water ini dikeluarkan kembali dan
48
ditampung di outlet kanal. Suhu air laut dijaga pada 40oC, setelah itu baru
dibuang ke laut.
49
Pada katoda terjadi reaksi reduksi dimana ion-ion positif (kation)
mengikat elektron-elektron yang berasal dari sumber arus. Zat yang terbentuk
dari reaksi ini akan melekat pada batang katoda kecuali gas. Dalam larutan,
ion positif menuju katoda dan ion negative menuju anoda. Air laut yang
mengandung garam dalam jumlah banyak, ion logam penyusun garam
tersebut akan direduksi menjadi logam. Reaksinya sebagai berikut:
NaCl Na+ + Cl-
Reaksi pada Anoda:
2Cl- Cl2 + 2e-
Reaksi pada Katoda:
2Na+ + H2O + 2e- 2NaOH + H2
Reaksi dari Katoda dan Anoda:
NaOH + Cl2 NaOCl + NaCl + H2
50
dilakukan pembersihan rutin dengan asam untuk membersihkan akumulasi
kotoran seperti CaCO3 dan MgCO3. Setelah melewati cell generator, air laut
melewati degassifier tank yang digunakan untuk menghilangkan gas H2 yang
dihasilkan oleh cell generator. Terdapat 2 degassifier tank yang digunakan
untuk menyimpan larutan hipoklorit sebelum diinjeksikan dengan injection
pump menuju intake canal. Injeksi sebanyak 1 – 2 ppm di intake canal. Injeksi
NaOCl ke intake canal dilakukan secara terus-menerus dengan parameter free
residual chlorine outlet canal pada nilai 0,2 – 0,5 ppm Cl2.
Limbah di PLTU ada tiga buah, yaitu limbah padatan, cair dan gas.
Limbah padatan berupa sisa bahan bakar berupa serbuk batu bara. Sedangkan
limbah cairan adalaha sisa air laut yang digunakan dalam proses cooling
water, dan proses penyemprotan sisa pembakaran di bagian bawah boiler.
Limbah gas adalah limbah gas pembakaran di dalam boiler yang mengandung
racun.
Limbah cairan akan dibuang ke laut, namun sebelum itu air limbah ini
diproses terlebih dahulu di WWTP. Sedangkan limbah gas akan dibuang
melalui cerobong atau disebut juga stack, sebelum itu gas berbahaya ini
diproses dalam flue gas system. Limbah padatan akan diproses terlebih dahulu
51
dalam ash handling system kemudian akan dimanfaatkan oleh perusahaan
lain, menjadi bahan campuran semen.
52
Gambar 3.20 Electrostatic Precipitator (ESP)
53
Draf Fan) untuk masuk ke dalam ESP (Electrostatic Precipitator).ESP
memisahkan kandungan debu pada gas. Gas buang yang masih
mengandung debu memiliki muatan negatif, maka lempengan diberi
muatan positif. Sehingga, gas buang akan menempel pada lempengan
yang bermuatan positif tersebut. Kemudian, di dalam ESP ada sebuah
palu yang akan mengetuk lempengan tersebut agar debu jatuh dan
ditampung di ash collecting hopper
Gas yang sudah bebas dari debu ini masih mengandung gas sulfur
yang beracun. Karena hal itu, gas memasuki FGD (Flue Gas
Desulphurization) untuk dihilangkan kadar sulfurnya.
Pada FGD, ada absorber yang berfungsi untuk menyemprot air laut
untuk menghilangkan kadar sulfurnya serta menurunkan temperatur
sisa pembakaran. Caranya dengan menyemprotkan air laut pada udara
tersebut.Setelah udara dispray maka udara tersebut akan menjadi
dingin. Udara yang telah menjadi dingin akan dipanaskan sebelum
dibuang ke atmosfer. Udara tersebut dipanaskan di GGH dengan cara
menukarkan panas udara yang berasal dari ESP untuk diambil oleh
udara dingin yang berasal dari absorber.
FGD memiliki bebebrapa kompoonen penting, yaitu:
1. Absorber Pump
Pump station terdiri dari tiga absorber feed pump, untuk
memompa air laut dan dua absorber sump pump. Absorber pump
adalah pompa tipe sentrifugal.
54
3. Absorber sump
Air bekas spray dari absorbtion zone dikumpulkan di absorber
sump. Di absorber sump dilakukan reaksi oksidasi melewati sebuah
sistem distribusi udara, selain itu juga ditambahkan air laut untuk
kontrol pH.
4. Air drayer
Air drayer berfungsi untuk menimbulkan spray air yang
merata pada absorber. Air drayer terletak di sekeliling dinding
absorber. Hal ini bertujuan agar tidak ada ruang bagi udara untuk
melepaskan diri dari spray air laut sehingga spray air laut bisa merata
ke seluruh bagian ruangan absorber.
5. Hp Plushing Pump
Hp plushing pump merupakan pompa yang memiliki head
paling tinggi. Pompa ini berfungsi untuk menambah pH air laut yang
dispraykan pada absorber.
55
3.5.3 Ash Handling
56
nantinya akan dibuang ke tempat pembuangan limbah B3 yang sudah
dilegalkan oleh pemerintah.
1. Coal Handling
a. Kapal
Pengiriman batubara dari Kalimantan Timur ke plant dilakukan
menggunakan kapal laut yang berkapasitas sekitar 43.000 ton. Untuk kapal
tongkang mampu menampung dengan kapasitas 12.000 ton.
b. Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapat kapal laut pengangkut
batubara di PLTU Paiton unit 5 dan 6 kedalam dermaga ini ± 18 m dari
dasar laut, sehingga memungkinkan kapal – kapal besar untuk merapat.
57
Gambar 3.37 Jetty
c. Stock Pile
Stock Pile adalah tempat untuk menyimpan batu bara yang telah dimuat
dari dermaga. Penyimpanan pada stock pile ini bersifat sementara.
d. Reclaimer
Reclaimer merupakan alat yang mengangkut batu bara dari stock pile
dan menyalurkan ke silo.
e. Belt Conveyor
Belt Conveyor berbentuk semacam sabuk besar yang terbuat dari karet
yang bergerak melewati Head Pilley dan Tail Pulley, keduanya berfungsi
untuk menggerakkan Belt Conveyor, serta Tansioning Pulley yang
berfungsi sebagai peregang Belt Conveyor. Untuk menyangga Belt
Conveyor beserta bobot batubara yang diangkut dipasang idler pada jarak
tertentu diantara Head Pulley dan Tail Pulley.Idler adalah bantalan berputar
yang dilewati oleh Belt Conveyor. Batubara yang diangkut oleh Conveyor
dituangkan dari sebuah bak peluncur (chute) diujung Tail Pulley kemudian
bergerak menuju ke arah Head Pulley. Biasanya muatan batubara akan jatuh
58
ke conveyor lainnya atau masuk ke bak penyimpanan. Disetiap belokan
antara Conveyor satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan Transfer
House, selain itu pada Belt Conveyor ditambahkan juga beberapa aksesori
yang bertujuan untuk meningkatkan fleksibelitasnya antara lain :
Pengambilan Sampel
Dilakukan secara otomatis, jika terdeteksi adanya metal pada
batubara pengambil sampel akan langsung berhenti.
Metal Detector
Merupakan alat untuk mendeteksi adanya logam-logam
didalam batubara yang tercampur saat proses pengiriman.
Magneting Separator
Untuk memisahkan logam – logam yang terkandung dalam
batu bara yang sebelumnya sudah melewati metal detector namun
logam – logam masih bisa lewat.
Belt Scale
Untuk mengetahui jumlah tonase berat batubara yang
diangkut oleh Belt Conveyor
Dust Suppression, berfungsi untuk :
Air Polution Controller
Menyemprot air pada batubara
Menghemat batubara agar tidak menjadi debu.
Menghalangi terjadi percikan api akibat debu panas dari
batubara.
59
Coal Silo
Berfungsi sebagai tempat untuk menampung batubara dari
Stock Pile sebelum dihaluskan di Mill.
Spesifikasi Teknik Coal Bunker Unit 5 dan 6 PLTU Paiton :
Jumlah tiap unit : 6 Unit
Kapasitas / Unit : 500 Ton
3.7 Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja di PT. YTL Jawa Timur
60
wajib diikuti oleh suluruh karyawan dan tamu PT. YTL Jawa
Timur sebelum terjun ke tempat kerja. Pada akhir program
inibiasanya dilakukan post tes untuk mendapatkan id card yang
berfungsi sebagai access card ke dalam power plant. Acces card
ini hanya berlaku selama 2 tahun, dan wajib untuk diperbarui
dengan mengikuti program safety induction dan post test kembali.
61
1. Harus dapat memberikan perlidungan yang memadai dari bahaya
ditempat kerja.
2. Beratnya harus seringan mungkin dan nyaman dipakai.
3. Harus dapat dipakai secara fleksibel, tidak mungkin rusak.
4. Bentuknya harus cukup menarik.
5. Tidak menimbulkan bahaya tambahan dan tidak mengganggu gerak
si pengguna.
6. Harus memenuhi ketentuan standart yang ada.
7. Harga murah dan suku cadangnya tersedia.
8. Tidak mudah rusak
(1) (2)
)
(4)
(3) (4)
Gambar 3.41 (1) Safety Helmet, (2) Safety Glass, (3) Safety Shoes, (4)
Overall
62
Selain APD utama diatas ada pula tambahan APD yang harus
digunakan ketika berada pada zona khusus ataupun tempat yang
memiliki bahaya lebih, yaitu:
(1) (2)
(4)
(3)
Gambar 3.42 (1) Sarung Tangan, (b) Body Hardness, (c) Ear Plug,
(d) Masker
63
1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
64
4. Jalur evakuasi &assembly point
5. Alarm bahaya
65
BAB IV
PERAWATAN SOOTBLOWER
4.1 Sootblower
Sootblower merupakan suatu alat yang digunakan untuk membersihkan
slag yang menempel pada pipa-pipa boiler. Pada proses produksi di PLTU
yang menggunakan bahan bakar utama batubara akan mengakibatkan
teerbentuknya slag pada permukaan pipa-pipa pemanas dalam boiler. Akibat
terbentuknya slag pada pipa-pipa boiler, proses heat transfer pada pipa-pipa
pemanas didalam boiler akan terganggu karena permukaan pipa tertutup oleh
slag sehingga perpindahan panas tidak maksimal. Apabila perpindahan panas
tidak maksimal maka energi untuk merubah air menjadi superheated steam
akan semakin banyak.
Apabila hal ini terus berlanjut akan mempengruhi efisiensi dari boiler
dan efisiensi dari penggunaan bahan bakar. Untuk itu, pada boiler dipasang
sootblower sebagai alat bantu boiler untuk membersihkan slag yang menempel
dipermukaan pipa-pipa pemanas didalam boiler. Tujuan utama adalah untuk
meningkatkan efisiensi pada boiler dan penggunaan bahan bakar untuk
pembakaran sehingga produksi listrik juga akan lebih efisien.
66
2. Sootblower mengontrol aliran udara yang hilang
Kemampuan bernafas boiler dipengaruhi oleh slag yang menempel
pada pipa-pipa pemanas. Apabila jumlah slag yang menempel pada pipa-
pipa boiler meningkat akan menghambat aliran flue gas. Hal ini akan
meningkatkan laju erosi pada permukaan pipa-pia pemanas. Selanjutnya
kan meningkatkan penggunaan daya pada ID Fan.
67
U sehingga linkage bergerak ke posisi semula dan isolating valve akan
menutup dan aliran flow terhenti.
68
4.1.4.2 Drive Motor
Bagian ini berfungsi untuk menggerakkan rangkaian transmisi roda
gigi yang berada di carriage, sehingga dapat berputar. Dengan
berputarnya roda gigi tersebut merubah gerakan putarnya ke gerakan
maju atau mundur carriage secara keseluruhan oleh gear rack, dan
menempel secara langsung pada carriage.
69
4.1.4.7 Lance Tube
Bagian ini terletak di luar feed tube yang ujungnya dihubungkan
dengan nozle yang merupakan tempat menyemprotkan steam ke dalam
furnace. Lance tube dibuat jenis baja yang berbeda tergantung dimana
penempatan sootblower tersebut akan ditempatkan dan hal ini sangat
penting untuk penempatan yang terbaik sehingga akan sesuai dengan
lokasi dan kondisi tempat tersebut.
70
) selama 167 detik dengan laju aliran 6747-8095 kg/jam. Berada di
daerah lantai 2. Bagian bagian dari Half retractable sootblower :
Feed tube
Manual drive connection
Chain drive
Motor reducer gear unit
Terminal box
Lance tube for steam
c. Wall Blower
Wall Blower digunakan untuk membersihkan area wall sebelah
utara, selatan, timur dan barat pada daerah lantai (4, 9, 8 ). Wall blower
akan beroprasi (operating time) selama 90 detik dengan laju aliran 3710-
4452 kg/jam. Bagian-bagian dari Wall Blower :
Motor gear box
Clucth
Carge level pin
Hand wheel locking lever
Reverse limit switch
Purge air connection
Discharge tube
Slveeve tube
Main gland steam
Inlet valve
71
4.1.6 Defect dan perbaikan pada sootblower
Dalam proses membersihkan pipa boiler dari ash oleh sootblower
tentunya juga akan menyebabkan berbagai macam defect atau kerusakan
yang akan berpengaruh terhadap kinerja sootblower tersebut. Untuk
mengetahui beberapa defect yang akan terjadi pada sootblower maka
dilakukan run test setiap dua minggunya, defect terjadi pada beberapa
bagian beserta perbaikannya pada sootblower antara lain yaitu:
4.1.6.1 Packing
Untuk memeriksa terjadinya defect pada packing dilakukan
inspeksi setiap dua minggu saat dilakukan run test, namun mendeteksi
defect bukan hanya pada sootblower saat berjalan. Defect juga bisa
terjadi kapanpun sehingga yang menemukan defect pada packing bisa
saja operator yang mengoperasikan sootblower, atau teknisi yang lewat
pada sootblower tersebut.
4.1.6.2 Roller
Roller sangat berpengaruh terhadap gerakan lance tube sehingga
pada run test roller di inspeksi, dengan indikasi gerakan lance tube maju
dan mundur. Biasanya defect pada Roller hanya keausan pada roller yang
terkikis oleh lance tube sehingga jika hal tersebut terjadi, maka roller
harus diganti. Untuk pelumasan saat sootblower overhaul karena
pelumasan roller hanya mengisi grease kedalam bearing roller, jadi
72
kemungkinan defect yang terjadi saat inspeksi secara rutin hanya
kelurusan pada front roller dan middle roller.
73
4.1.6.7 Linkage
Pemeriksaannya dilakukan pada saat run test. Jika linkage macet
pada saat sootblower maju atau mundur, maka linkage ada defect dan
harus diperbaiki. Namun linkage harang terjadi defect jika perawatannya
tepat dan sering dibersihkan.
74
Namun defect juga bisa ditemukan pada saat beroperasi dan
biasanya ditemukan oleh operator yang mengoperasikan. Jika hal
tersebut terjadi, maka dapat digolongkan kedalam CM (Corrective
Maintenance). Setelah itu operator akan mebuat laporan mengenai defect
kepada engineer, dan engineer akan membuat Work Order untuk
diserahkan kepada CP untuk dilakukan perbaikan. Berikut beberapa hal
yang perlu dilakukan pada saat PM sootblower :
a. Mematikan listrik dan memastikan panel listrik sudah off.
b. Valve sudah ditutup.
c. Melakukan visual check seperti pada rantai, link, dan roller.
75
4 Isolating valve 1. Terjadi kebocoran
steam
2. Flow steam
kurang
5 Linkage Flow steam kurang
6 Main gearbox 1. Volume oli
berkurang
2. Sootblower macet
3. Bearing
penggerak roda
rusak
4. Roda gigi
pemutar lance
tube aus
7 Tranfer gearbox 1. Volume oli
berkurang
2. Sootblower macet
8 Feed tube 1. Feed tube sudah
kasar pada
permukaannya
2. Packing gearbox
yang sering rusak
atau bahkan
hilang
9 Lance tube Terjadi bending ( tidak
lurus ) pada lance tube
10 Rantai 1. Rantai terlalu
kendor
2. Kurang pelumas
11 Roda gigi penggerak 1. Bearing rusak
2. Roda gigi aus
76
4.2.9 Lubracation pada sootblower
Lubracation atau pelumasan merupakann sebuah kegiatan
perawatan yang penting dilakukan pada setiap alat mekanik untuk
mengurangi aus karena komponen yang bergesekan. Berikut lubrication
yang dilakukan pada sootblower :
77
4. Lakukan penyegelan pada valve.
5. Pastikan tidak ada steam yang tersisa.
78
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 2 U6
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 3 U6
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 2 U5
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 3 U5
Inspeksi dan run test Air Heater SB U6
Inspeksi dan run test Air Heater SB U5
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 4 U6
Inspeksi dan run test Wallblower lvl 1 U6
79
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Back Pass
Sootblower GRP 5 U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Back pass
Sootblower GRP 6 U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde SH
Sootblower GRP 1 U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde SH
Sootblower GRP 3 U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde SH
Sootblower GRP 4 U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Air Heater
A & B Sootblower U6
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde RH
Sootblower GRP 2 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Back Pass
Sootblower GRP 5 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Back Pass
Sootblower GRP 6 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde SH
Sootblower GRP 1 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde RH
Sootblower GRP 3 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde RH
Sootblower GRP 4 U5
Inspeksi Gear Box ( Main & Traverse ) pada Clyde Air Heater
A & B Sootblower U5
80
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari banyak hal yang telah disampaikan di depan, maka dapat diambil
beberapa kesimpulan, diantaranya komponen utama boiler dan prinsip kerja
pada PLTU Paiton Unit 5 dan 6 serta operasi Maintenace Sootblower dan
Pulverizer. Pembangkit ini merupakan proyek pembangkit tenaga listrik
yang memiliki skala besar dengan kapasitas maksimum 2 x 610 MW dengan
menggunakan uap sebagai objek penggerak turbinnya.
Dalam sistem kerjanya, Sootblower menggunakan uap
kering yang dihasilkan superheater sehingga dapat
mengurangi uap yang seharusnya digunakan untuk memutar
turbin. Hal tersebut dapat menyebabkan kurangnya efisien
kerja turbin.
Sootblower adalah komponen penting yang digunakan untuk
menjaga boiler dan dinding furnace dalam keadaan baik.
Sootblower berfungsi untuk mengurangi resiko Draft Losses
akibat kerak atau slag pada dinding furnace dan pipa-pipa
boiler. Karena slag dapat menghambat perpindahan panas
pada boiler.
Pulverizer digunakan untuk mengeringkan dan
menghaluskan batubara menjadi ukuran tertentu sesuai
dengan kebutuhan di furnace agar menjadi pembakaran yang
sempurna.
Perawatan pada sootblower dilakukan dengan cara
pemeriksaan Gland Packing, bearing, keausan, penggantian
oli, rantai, lance tube, overhaul, scratch, kelurusan, dan
81
pelumasan hal tersebut dilakukan secara rutin dengan kurun
waktu yang telah ditentukan.
Komponen yang harus diperhatikan di pulverizer pada ssat
perbaikan adalah journal, bull ring, separator bottom liner,
separator body liner, millside, separator top dan classifier,
discharge valve, serta table gland.
5.2 Saran
Dari hasil kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang sudah kami
laksanakan di PLTU Unit 5 da 6 yang dikelola oleh PT. YTL Jawa Timur,
penulis mendapati banyak hal yang harus diperhatikan. Yang terutama
adalah mengenai safety atau keselamatan kerja. Dan tetap menjaga dengan
baik sistem manajemen kerja yang sudah ada.
82
DAFTAR PUSTAKA
Document Control PT. YTL Jawa Timur.”Plant Course Paiton Unit 5 dan
6”.Volume 1;SIMEN AG
Document Control PT. YTL Jawa Timur.”Plant Course Paiton Unit 5 dan
6”.Volume 2;SIMEN AG
83