Jembatanwheatstone 140618084102 Phpapp02 PDF
Jembatanwheatstone 140618084102 Phpapp02 PDF
Konsep dasar dari Jembatan Wheatstone adalah dua pembagi tegangan, baik
diberi makan oleh input yang sama, seperti yang ditunjukkan ke kanan. Output
rangkaian ini diambil dari kedua output pembagi tegangan, seperti yang
ditunjukkan di sini.
Dalam bentuk klasik, galvanometer (meter dc sangat sensitif saat ini)
dihubungkan antara terminal output, dan digunakan untuk memantau arus yang
mengalir dari satu pembagi tegangan yang lain. Jika dua pembagi tegangan
memiliki rasio yang sama persis (R1/R2 = R3/R4), maka jembatan dikatakan
seimbang dan tidak ada arus ke arah baik melalui galvanometer. Jika salah satu
resistor perubahan bahkan sedikit nilai, jembatan akan menjadi tidak seimbang
dan arus akan mengalir melalui galvanometer. Jadi, galvanometer menjadi
indikator yang sangat sensitif dari kondisi keseimbangan.
Menggunakan Jembatan Wheatstone
Jembatan Wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari
sekitar 1 Ω sampai rangkuman mega ohm ( MΩ ) rendah.
Prinsip Dasar
Hal ini tidak mungkin untuk menutup semua variasi praktis dan aplikasi dari
Jembatan Wheatstone, apalagi semua jenis jembatan, di halaman Web tunggal. Sir
Charles Wheatstone ditemukan banyak menggunakan dirinya sendiri, dan lain-
lain telah dikembangkan, bersama dengan banyak variasi, sejak saat itu. Salah
satu aplikasi yang sangat umum dalam industri saat ini adalah untuk memonitor
perangkat sensor seperti pengukur regangan. Perangkat tersebut resistensi
perubahan internal mereka sesuai dengan tingkat tertentu strain (atau tekanan,
suhu, dll), dan berfungsi sebagai resistor R X diketahui. Namun, bukannya
mencoba untuk terus menyesuaikan R2 untuk menyeimbangkan sirkuit,
galvanometer digantikan oleh sebuah sirkuit yang dapat dikalibrasi untuk
merekam tingkat ketidakseimbangan dalam jembatan sebagai nilai strain atau
kondisi lain yang diterapkan pada sensor.
Sebuah aplikasi kedua digunakan oleh distributor daya listrik secara akurat
menemukan istirahat di kabel listrik. Metode ini cepat dan akurat, dan tidak
memerlukan sejumlah besar teknisi lapangan.
Arus kebocoran ini tentu tidak diinginkan, karena dapat memasuki rangkaian
pengukuran dan mempengaruhi ketelitian pengukuran yang sangat besar sekali.
Arus kebocoran ini, jelas kelihatan pada pengukuran tahanan tinggi, karena
tegangan tinggi diperlukan untuk memperoleh sensitivitas defleksi yang cukup.
Dalam pengukuran, pengaruh dari arus bocor ini, umumnya dihilangkan dengan suatu
rangkaian pengaman.
Rangkaian Pengaman
Jika dalam aplikasi teknik sipil salah satunya adalah dalam percobaan mengukur
regangan pada benda uji berupa beton atau baja. Dalam percobaan kita gunakan
strain gauge, yaitu semacam pita yang terdiri dari rangkaian listrik untuk
mengukur dilatasi benda uji berdasarkan perubahan hambatan penghantar di
dalam strain gauge. Strain gauge ini direkatkan kuat pada benda uji sehingga
deformasi pada benda uji akan sama dengan deformasi pada strain gauge.
Seperti kita ketahui, jika suatu material ditarik atau ditekan, maka terjadi
perubahan dimensi dari material tersebut sesuai dengan sifat2 elastisitas benda.
Perubahan dimensi pada penghantar akan menyebabkan perubahan hambatan
listrik, ingat persamaan R = ρL/A. Perubahan hambatan ini sedemikian kecilnya,
sehingga untuk mendapatkan hasil eksaknya harus dimasukkan kedalam
rangkaian jembatan Wheatstone. Rangkaian listrik beserta jembatan
Wheatstonenya sudah ada di dalam strain gauge.
Tujuan yang hendak dicapai pada tugas akhir ini adalah pembuatan perangkat
keras yaitu Model Timbangan Digital menggunakan Load Cell berbasis
mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari hasil pengukuran yang
telah dilakukan. Sehingga diharapkan pada akhirnya dalam pengukuran beban
yang dilakukan dapat lebih akurat dan dalam proses pelayanan pengukuran beban
lebih singkat dan lebih baik.Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini
meliputi tahap-tahap studi literatur perangkat keras dan lunak, perancangan sistem
alat; pembuatan perangkat keras, dan perangkat lunak, pengujian sistem berdasar
pada teori yang ada sampai dengan penyelesaian akhir dan pembuatan laporan.
Bukan hanya di sektor industri, sektor diluar pun tidak luput dari
penggunaan kemajuan teknologi, seperti misalnya pada pengukuran beban di
pasar swalayan,pengukuran beban di terminal barang dan ditempat-tempat lainnya
yang tersebar di berbagai wilayah. Hampir semuanya sudah menggunakan
teknologi digital guna mendukung aktivitas yang mereka lakukan. Dalam
kaitannya dengan hal tersebut, maka penulis membuat sebuah alat pengukur berat
yang dapat digunakan dalam berbagai pengukuran berbasis mikrokontroller
AT89S51. Dengan menampilkan suatu hasil pengukuran secara digital, sehingga
diharapkan pengukuran yang dilakukan lebih akurat,lebih singkat dalam hal
pelayanan dapat lebih baik.
Pembuatan perangkat keras dan lunak dari model jembatan timbang menggunakan
Load Cell berbasis mikrokontroler AT89S51 dan LCD sebagai penampil dari
pengukuran beban yang telah dilakukan.
Dalam sistem yang akan dibuat dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :
A. PENGERTIAN
Sensor berat yang digunakan adalah load cell. Load cell yang dipakai dalam
Tugas Akhir ini memiliki kapasitas berat maksimum 8kg. Tetapi dalam
perancangan tugas akhir dibuat beban pengukuran maksimal 5kg.
Pada saat load cell digunakan dengan diberi alas di bawahnya dan tempat di
atasnya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1 Pada saat dalam kondisi tidak ada
beban tegangan keluaran dari load cell tersebut adalah 0v.
Vo = Vi +xRiRfVi ……………..(2.3)
c. Penguat Differensial
ADC pada rancangan ini digunakan untuk mengubah masukan analog keluaran
sensor berat yang sudah dikuatkan menjadi data digital 8 bit. Tipe ADC yang
digunakan adalah ADC 0804 pada mode kerja free running.
Untuk membuat mode kerja ADC 0804 menjadi free running, maka harus
diketahui bagaimana urutan pemberian nilai pada RDdan WR serta perubahan nilai
pada INTR. Urutan pemberian nilai pada RD, WR perubahan nilai pada INTR
Mode kerja free running ADC diperoleh jika RD danCS dihubungkan ke ground
agar selalu mendapat logika 0 sehingga ADC akan selalu aktif dan siap
memberikan data. Pin WR dan INTR dijadikan satu karena perubahan logika INTR
sama dengan perubahan logika pada WR, sehingga pemberian logika pada WR
dilakukan secara otomatis oleh keluaran INTR.
Nilai tegangan masukan (Vx) dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Sedangkan resolusi dari sebuah adc secara umum dapat dirumuskan sebagai
berikut:
3. Mikrokontroller AT89S51
B. PERANCANGAN SISTEM
C. PERANCANGAN SOFTWARE
Pemrograman AT89S51
Bahasa asembler adalah suatu bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk
memprogram mikrokontroller. Algoritma pemrograman dari sistem ini dapat
dituliskan sebagai berikut:
1. Start (awal program)
2. Inisialisasi μρdan LCD
3. Baca data ADC 10 X
4. Mengubah format data .
5. Menampilkan tulisan di LCD pada baris 1 “ BERAT BENDA”
6. Menampilkan data berat di LCD pada baris 2
Pengujian Hardware
Pengujian Load Cell dan jembatan Wheatsone dilakukan agar sensor tersebut
dapat bekerja dengan baik,berdasarkan pengujian tanpa diberi beban terjadi
pergeseran nilai pada jembatan whaetstone sebesar 0,19mV,dengan menggunakan
rangkaian yang ada keluaran load cell dan jembatan wheatsone diseting
menggunakan Variable resistor supaya mendapatkan 0Volt dan ini berhasil.
3. Pengujian ADC
ADC 0804 adalah bagian yang sangat penting pada suatu instrumentasi
elektronika. Untuk itu diperlukan pengujian terlebih dahulu untuk menetukan
dapat tidaknya ADC ini digunakan sebagai pengubah tegangan analog menjadi
bit-bit digital.
1. Prinsip Kerja
3. Teknologi PCBs
Teknik PCBs memiliki tiga tahapan proses, yaitu: (1) desain teknik, (2) desain
fisikPCBs, (3) pencetakan ke PCBs. Semua tahapan proses mempunyai
keterkaitan yangsangat erat dan tidak dapat dipisahkan. Pembuatan elemen sensor
fluxgate denganteknik PCBs yang sangat menentukan adalah:
footprint dan track (jalur).
4. Teknologi Mikro (Microfabrication)
Pengukuran kuat arus dilakukan dengan cara menghitung arus yang mengalir
padakawat lurus dengan mendeteksi medan magnet yang dipancarkan. Pada garis
(Printed Circuit Board ) PCB dengan panjang 20 cm dibuat untuk aliran arus.
Sensor magnetikd i m a s u k k a n t e g a k l u r u s s t r i p e . A r u s d i l e w a t k a n
m u l a i d a r i 0 , 1 m A - 1 9 0 0 m A p a d a PCB-garis, dengan interval tertentu.
Dalam penelitian dilakukan pengukuran untuk jarak 4 mm, 8 mm, dan 18 mm.
Hasilpengukuran arus bahwa keluaran sensor bersifat linier dan kuadratis.
Pendekatankuadratis diaplikasikan untuk daerah pengukuran arus 0-1900mA, dan
pendekatanlinier dilakukan untuk daerah pengukuran arus 0-100mA. Dari kedua
cara pendekatantersebut diperoleh kesalahan maksimum yang relatif kecil, untuk
daerah 0-1900mAkesalahan maksimumnya adalah 4.6 % untuk jarak pengukuran
4 mm, 2.3 % untuk jarak pengukuran8 mm, dan 1.4 % untuk jarak pengukuran 18
mm. Untuk daerahpengukuran arus yang kecil kesalahan dapat lebih dihindari, hal
ini terbukti ketikadilakukan pengukuran pada daerah arus 0-100mA, kesalahan
maksimum pengukuranpada daerah ini adalah 1.64% (18mm),0.62 %
(8mm) dan 0.9 % (4mm).