Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Oleh:
Adisty Astarina Ndun 30190119085
Chatarina Lintang Dwi P 30190110100
Lidia Kaka 30190119080
Elleonora B. Hayon 30190119079
Marlen Isdayanti Nupu 30190119071
Marlina Asri Yani Nomleni 30190119081
Septiana Riniarti Barasap 30190119136
Shinta Fitri Febriyanti 30190119137

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN VARICELLA

Topik : Varicella
Sasaran : Keluarga yang ada di BCMC
Hari, Tanggal : Sabtu, 26 November 2019
Waktu : 20 menit
Tempat : Klinik BCMC
Tujuan Umum: Setelah dilakukannya kegiatan penyuluhan selama 20 menit,
diharapkan keluarga dapat memahami tentang varicella zoster.
Tujuan Khusus: Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit, diharapkan
keluarga akan dapat memahami dan menjelaskan:
1. Pengertian varicella
2. Penyebab varicella
3. Tanda dan gejala varicella
4. Komplikasi varicella
5. Cara Penularan varicella
6. Penatalaksanaan varicella
7. Pencegahan varicella
Metode : Ceramah
Media : Power Point dan leaflet
Materi : Terlampir
Aktivitas Kegiatan:
Aktivitas
No Kegiatan waktu
Promotor kesehatan Klien
1. Pembukaan:  Memberi salam  Menjawab 5’
 Perkenalan
 Salam salam
 Menyampaikan
 Perkenalan  Mendengarkan
materi bahasan yang dan
akan di sampaikan memperhatikan
2. Acara inti: Memberikan materi Menyimak dan 10’
 Pengertian varicella penyuluhan secara memperhatikan
 Penyebab varicella berurutan dan teratur
 Tanda dan gejala
varicella
 Komplikasi
varicella
 Cara Penularan
varicella
 Penatalaksanaan
varicella
 Pencegahan
varicella
3. Penutup:  Menjawab  Menyimak dan 5’
 Tanya jawab pertanyaan mendengarkan
 Menyimpulkan  Menyimpulkan  Menjawab
 Memberi salam
materi yang salam
 Memberikan hadiah  Menerima
disampaikan
 Mengucapkan pada klien yang hadiah dari
bertanya
terimakasih promotor
 Salam

Evaluasi : 1. Metode evaluasi : Diskusi dan Tanya Jawab


2. Jenis pertanyaan : lisan
3. Jumlah soal : 2 soal
A. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian
Varicella merupakan infeksi akut primer oleh virus varicella zoster
yang menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan
kulit polimorf, terutama berlokasi di bagian sentral tubuh (Djuanda, 2010).
Varicella atau chickenpox atau yang dikenal dengan cacar air adalah
infeski primer varicella zoster (VZV) yang umumnya menyerang anak dan
merupakan penyakit sangat menular, gejala klinis varicella tidak berat namun
pada remaja orang dewasa dan anak dengan status imunitas menurun dapat
meningkatkan angka kesakitan dan kematian. (Sari Pediatri, 2010)
Varicella adatau cacar air merupakan infeksi bersifat akut dan sangat
menular disebabkan oeh varicella zoster virus, varicella akan menyerang kulit
dan mukosa, dan bersifat polinorf dan terutama terletak pada bagian sentral
tubuh (Schmader dalam Murlistyarini, 2018)
2. Etiologi
Penyebab utama dari varicela zoster adalah varicella zoster virus.
Faktor predisposisi yang dapat menyebabkan varicela diantaranya:
a. Sistem kekebalan tubuh yang lemah
b. Pola hidup tidak sehat
c. Lingkungan yang tidak bersih atau tidak sehat.
d. Penularan dari orang lain.
3. Manifestasi Klinis
a. Demam
b. Mengigil
c. Pilek
d. Malaise
e. Nyeri sendi
f. Sakit kepala
g. Pusing
h. Anoreksia
i. Adanya gelembung cairan di kulit.
4. Komplikasi
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada
orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa
berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
a. Pneumonia karena virus
b. Peradangan jantung
c. Peradangan sendi
d. Peradangan hati
e. Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa)
f. Ensefalitis (infeksi otak)
5. Penatalaksanaan
Ada beberapa pengobatan rumah yang dapat membantu pada pengobatan
gejala penyakit cacar air, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menggunakan lotion dari dokter pada daerah yang gatal.
b. Istirahat yang cukup.
c. Makan makanan yang bergizi yang dapat menambah kekuatan sistem
kekabalan tubuh.
d. Serta menggunakan pakaian yang sedikit longgar supaya tidak membuat luka.
e. Lakukan konsultasikan dengan dokter segera jika seseorang mengalami gejala
seperti pada gejala penyakit cacar air, juga berkonsultasi dengan dokter jika
benjolan pecah dan menjadi terinfeksi atau jika ada bintik-bintik di mata,
telinga atau mulut.
f. Menerapkan pola hidup sehat dengan rajin konsumsi buah dan sayur untuk
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, supaya tubuh dapat terbebas dari
serangan berbagai virus penyebab gejala penyakit cacar air.
Hal yang harus diperhatikan dalam mengobati penyakit cacar air ini,
yaitu:
a. Segera periksakan penderita cacar air ke dokter untuk mendapatkan
pengobatan yang lebih baik. Umumnya dokter akan memberi beberapa
obat seperti obat penurun panas untuk mengatasi demam, vitamin untuk
menambah daya tahan tubuh, dan antivirus cacar air baik obat maupun
salep sperti salah satunya adalah Asiklovir.
b. Mandi secara teratur pagi dan sore. Gunakan sabun yang mengandung
antispetik yang banyak dijual atau dengan resep dokter yang bisa dibeli di
apotik dan dipisahkan dengan orang lain.
c. Anak tidak dianjurkan untuk melakukan kegiatan diluar rumah seperti
bersekolah.
d. Tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang lain.
e. Hindari pemakaian bedak tabur saat gelembung pecah. Hal ini disebabkan
pemberian bedak akan menambah perluasan penyebaran cairan dari cacar
air yang berisi virus ke kulit yang sehat. Pakailah salep yang telah di
resepakan dokter sperti Asiklovir atau salep betadine, agar luka cepat
mengering.
f. Hindari menggaruk luka bekas cacar air yang telah mengering agar tidak
membekas.
g. Lakukan cuci tangan 6 langkah.
Jika ada bekas cacar air di wajah atau kulit maka cara untuk
menghilangkannya sebagai berikut:
a. Apabila noda bekas penyakit cacar tersebut agak dalam, maka mungkin
perlu dilakukan melalui operasi. Baik operasi pembedahan maupun
dengan teknik dermabrasi dengan mengggunakan laser. Cara ini dilakukan
untuk merangsang terjadinya regenerasi kulit. Namun cara ini tentunya
akan memakan biaya yang tidak kecil.
b. Berjemurlah dibawah matahari langsung pada pukul 10 pagi selama 15
menit.
c. Buat masker wajah dari bahan-bahan alami atau herbal, seperti lidah
buaya ataupun jeruk, dan ambil sarinya untuk ditempelkan ke wajah.
Biarkan selama sekitar 20 menit, setelah itu bilas dengan air hangat.
Lakukan hal ini setidaknya pada pagi dan malam sebelum tidur.
d. Buat jus yang terbuat dari sari lidah buaya ataupun jeruk lemon dan
minum sehari sekali.
e. Untuk mempercepat menghilangnya bekas cacar, minumlah air putih
sesuai kebutuhan.
f. Istirahat cukup
6. Pencegahan
a. Imunisasi Pasif
Menggunakan VZIG (Varicella zozter immunoglobulin). Pemberiannya
dalam waktu 3 hari (kurang 96 jam) setelah terpajan VZV, pada anak-anak
imunokompeten terbukti mencegah varicella sedangkan pada anak-anak
imunokompromais pemberian VZIG dapat meringankan gejala varicella.
VZIG dapat diberikan pada :
1) Anak-anak yang berusia <15 tahun yang belum pernah menderita
varicella zoster atau herpes zoster.
2) Usia pubertas <15 tahun yang belum pernah menderita varicella zoster
atau herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap VZV.
3) Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam kurun
waktu 5 hari sebelum atau 48 jam setelah melahirkan.
4) Bayi premature dan bayi usia ≤ 14 hari yang ibunya belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster
5) Anak – anak yang menderita leukimia atau lymphoma yang belum
pernah menderita varicella. Dosis: 125 U/10 kg BB.
a) Dosis minimum: 125 U dan dosis maximal: 625 U.
b) Pemberian secara IM tidak diberikan IV.
c) Perlindungan yang dapat bersifat sementara.
b. Imunisasi Aktif
Vaksinasi yang menggunakan vaksin varicella virus dan kekebalan
yang didapat bertahan hingga 10 tahun. Digunakan di Amerika sejak tahun
1995. Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71-100%. Vaksin
efektif jika diberikan pada umur ≥ 1 tahun dan direkomendasikan
diberikan pada usia 12-18 bulan. Anak yang berusia ≤ 13 tahun ya g tidak
menderita varicella direkimendasikan diberikan dosis tunggal dan anak
lebih tua diberikan dalam 2 dosis dengan jarak 4-8 minggu. Pemberian
secara subcutan. Efek samping : kadang-kadang timbul demam ataupun
reaksi lokal seperti ruam makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3-5%
anak-anak dan timbul 10-21 hari setelah pemberian pada lokasi
penyuntikan. Vaksin varicella : varivax, tidak boleh diberikan pada wanita
hamil oleh karena dapat menyebabkan terjadinya konginetal varicella.
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, Adhi. (2010). “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Adhi, Edisi Enam Cetakan
Kedua”. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Murlistyarini, Sinta, Suci prawita sari dan Lita Setyowatie. (2018). “Intisari Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin”. Malang: UB Press.

Anda mungkin juga menyukai