NIM : 1548201058
BAB I
PENDAHULUAN
miliar dosis per tahun yang didominasi oleh golongan penisilin, sefalosporin,
Perry, & Nair, 2016). Penggunaan antibiotik yang tidak tepat sering
(PNAS) yang terjadi di 76 negara meningkat 65% pada tahun 2015 dimana
*) Sari proposal ini akan diseminarkan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu
Jambi pada:
Hari / tanggal :
Pukul :
Tempat :
Pembimbing : 1. Rasmala Dewi, M.Farm., Apt
2. Septa Pratama, A.Md.Li. M. Sc. T. H, Apt
1
WHO telah merekomendasikan menggunakan metode ATC/DDD
Daily Dose (DDD)/ 100 patient days. Metoda Drug Utilization 90% (DU
yang masuk segmen DU 90% di beberapa rumah sakit yang ada di Indonesia,
dan DU 90% di beberapa Puskesmas Kota Jambi periode 2017 dan 2018
Kota Jambi.
2
1.2 Rumusan Masalah
dan Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi berdasarkan metode ATC/DDD dan
Ayu Kota Jambi periode 2017 dan 2018 yang memiliki kode ATC/DDD.
Kota Jambi berdasarkan metode ATC/DDD dan DU 90% periode 2017 dan
2018.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai data ilmiah bagi Puskesmas serta
tenaga medis dan dapat digunakan peneliti lebih lanjut untuk meningkatkan
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antibiotik
2.1.1 Definisi
gabungan dari kata anti yang berarti melawan dan biotikos yang berarti
kebetulan oleh dr. Alexan der Fleming (Inggris, 1928, penisilin) ketika
tergantung dari jumlah kuman, tingkat keganasan, dan daya tahan tubuh
(Endro, 2012).
1. Beta-laktam
4
laktam, antara lain penisilin, sefalosporin, sefadroksil,
2. Aminoglikosida
3. Tetrasiklin
4. Kloramfenikol
5. Makrolid
5
Penggolongan antibiotik berdasarkan mekanisme aksinya
dan vankomisin.
spektinomisin.
dan nitrofurantoin.
1. Bakteriostatik
menjadi rapuh dan terjadi lisis sel. Antibiotik yang memiliki sifat
6
bakteriostatik, dimana penggunaanya tergantung status imunologi
2. Bakteriasidal
1. Spektrum Sempit
Gram positif atau bakteri Gram negatif saja dan diuraikan oleh
penisilinase.
2. Spektrum Luas
kloramfenikol.
antibiotika dapat dibagi menjadi dua, yakni terapi empiris dan terapi
definitif.
7
a. Penggunaan antibiotik untuk terapi empiris
pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat
8
Dasar pemilihan jenis dan dosis antibiotik yaitu efikasi klinik
yang terkini.
pertama untuk terapi infeksi. Pada infeksi sedang sampai berat dapat
tiga tingkatan, yaitu transfer bakteri antar individu, transfer gen resisten
pengobatan.
9
Sekitar 80% konsumsi antibiotik dipakai untuk kepentingan
Terlalu singkat, dalam dosis yang terlalu rendah, diagnosa awal yang
baik akan meminta diberikan terapi antibiotik yang paling baru dan
1) Peresepan
10
2) Penggunaan di rumah sakit
antibiotik yang lebih intensif dan lebih lama dengan adanya pasien
nosokomial.
4) Pengawasan
dokter. Selain itu juga kurangnya komitmen dari instansi terkait baik
infeksi.
11
2.1.5 Mekanisme Terjadinya Resistensi
Resistensi terjadi ketika bakteri berubah dalam satu atau lain hal
antibiotika.
obat.
dipengaruhi oleh obat dari pada enzim pada kuman yang rentan.
12
2.2 Sistem ATC/DDD
dalam studi penggunaan obat (Patel, 2016). Pada tahun 1981, kantor
13
tahun 1982. Pusatnya sekarang di Norwegian Institute of Public Health
(Guidelines, 2019).
Tujuan utama The Centre and Working Group adalah untuk menjaga
stabilitas kode ATC dan DDD sepanjang waktu untuk mengikuti trend
penggunaan obat, dan studi penggunaan obat ini tidak dipengaruhi oleh
14
kelompok pada lima tingkat yang berbeda. Level pertama, obat dibagi
kanker
15
5. Level 5, kelompok zat kimia dan terdiri dari dua digit
dosis secara umum yang terlepas dari variasi genetik. Data penggunaan
16
penggunaan, bukan gambaran yang tepat tentang penggunaan yang
(WHO, 2018):
1) Jumlah DDD/ 1000 populasi per hari, untuk total penggunaan rawat
Total KPRJ/1000
obat.
17
Metode ini bertujuan untuk membuat pengelompokkan data dari
18
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
Pakuan Baru dan Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi dengan data periode
dan Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi periode 2017 dan 2018. Data
yang digunakan adalah data rekam medik, resep, dan buku register
kriteria inklusi.
1. Populasi
2.Sampel
19
Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi yang memenuhi kriteria inklusi
2018
c. Rekam medik, resep dan buku register yang lengkap dan dapat
frekuensi pemakaian).
e. Pasien dewasa
d. Pasien anak-anak
medik, resep, buku register pasien rawat jalan yang mendapatkan terapi
20
penyakit, nama antibiotik, kode ATC, bentuk sediaan, kekuatan
Bulan Ke
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Penyusunan proposal
2. Persiapan dan Seminar
Proposal
3. Pelaksanaan
penelitian/pengolahan
data
4. Penyusunan hasil
penelitian/ seminar hasil
5. Penyempurnaan skripsi
dan persiapan ujian
komprehensif
6. Ujian Komprehensif
21
DAFTAR PUSTAKA
Klein, E. Y., Boeckel, T. P. Van, Martinez, E. M., Pant, S., Gandra, S., & Levin,
S. A. (2018). Global increase and geographic convergence in antibiotic
consumption between 2000 and 2015. PNAS Lates Article, 1–8.
https://doi.org/10.1073/pnas.1717295115
Mahmudah, F., Sumiwi, S. A., & Hartini, S. (2016). Studi Penggunaan Antibiotik
Berdasarkan ATC / DDD dan DU 90 % di rumah sakit Bandung, 5(4), 1–6.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.4.293
Pani, S. (2015). Monitoring the Use of Antibiotics by the ATC / DDD Method
and DU 90 %: Observational Studies in Community Health Service Centers
in North Monitoring Penggunaan Antibiotik dengan Metode ATC / DDD dan
DU 90 %: Studi Observasional di Seluruh Puskesmas Kabupa, (December).
https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.4.280
22
World health organization. (2019). Guidelines for ATC clasification and DDD
asigment.
Woolhouse, M., Waugh, C., Perry, M. R., & Nair, H. (2016). Global disease
burden due to antibiotic resistence, 6(1), 6–10.
23
Lampiran 1 : Skema Kerja Penelitian
Survey awal
Puskesmas
Pengambilan Data
Analisa Data
Pembahasan
Kesimpulan
dan saran
24
Lampiran 2 : Lembar Pengambilan Data
N No Rese Buku Usia Diagnosa Nama Kode Bentuk Kekuata Frekuensi Total
o Rekam p Registe penyakit Antibioti ATC sediaan n sediaan Pemakaian Penggu
Medik r Pasien k naan
25
Lampiran 3 : Kode ATC
26