Oleh:
Adhang Isdyarsa
NIM 132011101060
Dokter Penguji:
dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed, Sp.KJ
UJIAN KASUS
Oleh:
Adhang Isdyarsa
NIM 132011101060
Dokter Penguji:
dr. Inke Kusumastuti, M.Biomed, Sp. KJ
UJIAN KASUS
ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSD DR.SOEBANDI JEMBER
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. MEE
Umur : Balung, 13-05-1987 (31 Tahun)
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Belum bekerja
Agama : Islam
Status Perkawinan : Pernah Menikah
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Bali Dusun Karang Anyar RT 05/ RW
04 Balung Lor, Jember
No. Rekam Medis : 182805
Status Pelayanan : BPJS NPBI
Tanggal Pemeriksaan : 3 Februari 2019 (Home Visite)
A. Anamnesis
Home visit : 3 Februari 2019
a. Keluhan Utama:
Autoanamnesis: Kepala terasa terikat
Heteroanamnesis: Marah-marah
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis :
Pasien diperiksa di ruang tamu dalam posisi duduk menggunakan
pakaian sesuai usia dan gender tampak sedikit kurang rapi. Pasien memakai
pakaian kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek selutut berwarna
biru. Pasien diperiksa sesaat setelah bangun tidur. Pasien duduk tenang
dengan posisi duduk bersandar dan kedua tangan ditaruh di atas sandaran
tangan. Pasien selalu menatap ke arah orang yang sedang berbicara meski
tidak berbicara kepada pasien. Pasien dapat mempertahankan kontak mata
dan verbal dengan baik. Pasien mampu menjawab nama, alamat, usia,
tanggal lahir dengan benar.
Pemeriksa menanyakan kepada pasien tentang keluhan kepalanya.
Pemeriksa menanyakan sejak kapan pasien merasakan rasa terikat di kepala.
Pasien menjawab pertama kali dirasakan 4 hari sebelumnya. Pasien
menceritakan rasa terikat muncul begitu saja secara tiba-tiba, pertama kali
muncul sesaat sebelum sholat shubuh. Lalu rasa terikat dirasakan semakin
berat hingga mengganggu aktifitas saat siang dan tidur pasien ketika malam.
Pasien menceritakan rasa terikat muncul di sebelah kanan kepala dan
rasanya seperti menekan otak pasien menjadi ¼. Ketika ditanya bagaimana
rasanya, pasien mengatakan tidak terasa pusing ataupun sakit. Pasien
mengatakan ketika muncul pasien akan membaca doa yang diamalkan dan
keluhan agak mereda namun tidak menghilang. Setelah itu pasien ditanya
bagaimana bila dibandingkan sebelum berobat pada hari Jumat. Pasien
menjawab tidak ada perubahan namun tidak juga memburuk, tapi sudah bisa
tidur dan nyenyak, tidak ada mimpi sama sekali.
4
pasien, pasien mengatakan “yo kecewa to mas, tapi kan kudu lanjut terus,
mangkane pengen ndang waras mas”.
Namun ketika ditanya tentang perasaan hari ini pasien mengatakan
biasa saja, tidak senang dan tidak sedih hanya merasa sedikit terganggu. Saat
ditanya terganggu oleh apa, pasien menjawab terganggu oleh rasa tertekan
di kepala seperti terikat. Kemudian pasien ditanya tentang aktivitas di
rumah. Pasien menjawab, “ya tidur mas, kadang sholat di masjid, kadang
sendiri, ya gitu mas, pengen jalan-jalan ke puger nanti”. Saat ditanya kenapa
ingin ke puger, karena ingin refreshing saja, bosan di rumah. Ketika ditanya
apa tidak ikut bapak ke sawah, pasien mengatakan tidak karena sedang
membutuhkan waktu sendiri dulu. Pasien mengatakan tidur mulai jam 8
malam tergantung kapan pasien minum obat malam, karena kata pasien 30
menit setelah minum obat pasien akan tertidur. Kemudian pasien akan
terbangun pukul 4 pagi untuk sholat shubuh, entah berjamaah atau sendiri.
Setelah sholat pasien akan kembali tidur hingga pukul 7 pagi, setelah itu
pasien hanya di rumah dan bermain bersama anaknya. Saat pasien ditanya
tentang makannya, pasien menjawab hanya makan 2x sehari dikarenakan
pasien ingin diet sambil memegang perut. Pasien mandi 2x sehari terutama
bila pasien merasa gerah. Saat pasien ditanya bagaimana keinginan pasien
saat ini, pasien mengatakan hanya ingin kembali bisa bekerja dan hidup
seperti biasa lagi. Pasien mengatakan tidak ada keinginan yang neko-neko,
hanya mau diterima di masyarakat dan kembali seperti dulu.
Kemudian saat pasien akan digali tentang riwayat terdahulu pasien
mengatakan tidak apa-apa. Pasien bercerita, pasien dan istri tinggal di
Surabaya serta memiliki rumah di Jember Valley. Pasien bekerja sebagai
staff medis di Bandara Juanda dan istri sebagai perawat di RSUD dr.
Soetomo. Awalnya pasien tidak ada masalah rumah tangga, namun pada
saat anak pasien berusia 4 bulan tiba-tiba pihak keluarga istri meminta cerai.
Pasien dan keluarga pasien berusaha untuk berunding namun tetap saja tidak
mau, dan pasien mengaku tidak mengetahui alasannya apa. Setelah itu
pasien merasa frustasi hingga akhirnya pasien tidak masuk kerja di Juanda
6
hingga akhirnya pasien diphk oleh pihak perusahaan. Pasien merasa depresi
selama kurang lebih 7 bulan. Pada saat itu pasien merasa tidak mau bertemu
dengan siapapun dan hanya mau dirumah saja, pasien menjadi jarang sholat,
sedih namun tidak sampai mengamuk. Sejak saat itu pada tahun 2016 pasien
tinggal bersama orangtua di Balung.
Beberapa bulan kemudian tepatnya bulan Juli 2017 pasien tiba-tiba
menjual semua barang dengan harga murah dan membagikan semua barang
miliknya, untuk shodaqoh. Berlangsung selama 1 minggu pasien kemudian
membakar pakaian dan buku-buku pasien serta merusak semua barang yang
berhubungan dengan istri pasien. Saat ditanya bagaimana perasaan pasien
saat itu, apakah sedih atau senang, pasien hanya mengatakan, lebih plong
dan ringan saja. Pasien mengatakan kecewa kepada istri pasien dan merasa
baikan dengan melakukannya. Pasien mengatakan pasien sadar kalau itu
salah, lebih baik diberikan daripada dibakar, namun tidak apa apa kata
pasien. Pasien ingat setelah bakar-bakar barang pasien, pasien dibawa ke
RSD dr. Soebandi karena perilaku pasien. Pasien dirawat selama 5 hari dan
pasien merasa lebih baik. Pasien hanya kontrol 1x kemudian merasa baikan
dan tidak meminum obatnya. Setelah itu pasien pernah beberapa kali
mencoba melamar pekerjaan namun selalu gagal saat tes wawancara,
kemudian pasien memutuskan untuk dirumah terlebih dahulu. Pasien
beberapa kali menanyakan pekerjaan seperti apa yang boleh dilakukan dan
meminta saran kepada pemeriksa.
Selama wawancara, pasien selalu menatap lawan bicara atau orang
yang sedang berbicara dengan tajam. Pasien selalu menjawab pertanyaan
pasien dan terkadang becerita. Pasien sering menanyakan tentang
pengobatan yang akan dilakukan oleh pasien, berapa lama, efek samping
dan juga harus seperti apa. Setelah dijelaskan pasien hanya mengangguk dan
mengatakan “paham”. Pasien juga beberapa kali menyisipkan pertanyaan
kapan bisa bekerja kembali dan pekerjaan apa yang boleh kepada pemeriksa.
7
Heteroanamnesis :
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, anak dan neneknya. Saat
home visite ke rumah pasien, ayah ibu pasien sangat kooperatif dengan
pemeriksa. Ayah pasien mengatakan semenjak berobat pada hari Jumat
pasien menjadi lebih tenang saat tidur meskipun pasien masih kadang
mengeluh kepala seperti tertekan. Pasien rutin minum obat dan makan
memang sengaja mengurangi. Menurut ayah dan ibu pasien, pasien masih
mendengar suara bisikan tersebut, orangtua pasien mengakatan untuk
keluhan bisikan pasien baru kali ini merasakan. Keluhan dirasakan sejak 4
hari yang lalu, pasien menjadi terganggu saat tidur dan menjadi sedikit
emosional. Pasien tidak pernah menceritakan kepada keluarga pasien
tentang apa atau siapa yang memberikan bisikan. Pasien hanya memberitahu
bahwa ada yang mengganggu pasien dengan memberi bisikan itu saja.
Menurut ayah pasien, sebelumnya pasien tidak pernah merokok,
karena di keluarga pasien tidak ada yang merokok termasuk ayah pasien.
Namun 1 minggu terakhir pasien mulai merokok, pasien merokok sampai
menghabiskan 4 pak dalam 1 hari. Selain itu pasien juga terus-menerus
minum kopi dari pagi hingga malam. Ayah dan ibu pasien tidak mengetahui
darimana pasien belajar merokok, namun 2 minggu yang lalu, pasien pernah
melamar pekerjaan dan lolos ke tahap wawancara. Pasien mendaftar di salah
satu PT swasta namun gagal di tahap wawancara. menurut ayah pasien
pasien tampak seperti biasanya, bahkan pasien sudah mendaftar kembali di
beberapa tempat dan salah satunya sudah lolos tahap pertama. Namun
setelah mengingat kembali ayah dan ibu pasien membenarkan bahwa terjadi
perubahan pada pasien semenjak gagal dalam wawancara terakhir. Memang
beberapa kali pasien terlihat marah (ngomel) dengan alasan yang tidak jelas
dan itu terjadi sejak 2 minggu terakhir ini. Ayah dan ibu pasien mengatakan
baru menyadari saat ini. Namun ibu pasien mengatakan semenjak kontrol
terakhir hari Jumat pasien tidak pernah merokok dan minum kopi lagi.
Menurut ibu pasien, sehari-hari pasien hanya berada di rumah dan
tidur saja. Pasien masih belum mau keluar rumah sekedar berkumpul
8
bersama warga, namun pasien selalu meminta untuk piknik keluar karena
bosan. Pasien masih dapat mengendarai kendaran sendiri dan bahkan datang
ke RSD dr. Soebandi pasien menyetir mobil sendiri bersama ibu pasien.
Saat ditanya tentang masalalu pasien ayah pasien bercerita semua
berawal pada tahun 2015 sesuai dengan apa yang diceritakan oleh pasien,
namun ada beberapa cerita yang tidak diceritakan pasien atau mungkin
pasien tidak merasa. Ayah dan ibu pasien mengatakan, saat frustasi, pasien
nampak sangat murung dan tidak mau keluar rumah bahkan kama sama
sekali. Pasien hanya berada di rumah tanpa mau bercerita bahkan tidak mau
berinteraksi meski kepada orang rumah. Pasien beberapa kali pergi sendiri
keluar untuk bertemu dengan paranormal dan meminta tolong agar istri
pasien dapat kembali pada pasien. Pasien sempat diingatkan, namun pasien
tidak mau mendengar nasihat orangtua pasien. Pasien sampai tidak
berangkat bekerja dan kembali ke Jember pada tahun 2015 hingga akhirnya
pasien diPHK oleh pihak perusahaan dimana pasien bekerja. Pasien selalu
berusaha seperti itu kurang lebih selama 3 bulan pertama. Pasien selalu
berkata “bojoku pasti balik, pasti balik nang aku”, seperti itu terus.
Hingga akhirnya pada tahun 2016 pasien menjadi murung dan tidak
mau sholat dan tidak mau keluar rumah. Hal tersebut berlangsung selama +
7 bulan sebelum akhirnya pada bulan maret 2017 pasien tiba-tiba menjual
semua harta di rumahnya dan membagi-bagikannya. Menurut warga dan
orangtua pasien, saat pasien membagikan hartanya, pasien cenderung
memaksa dan apabila orang yang akan diberi menolak terkadang pasien
akan memukul orang tersebut. Saat ditanya bagaimana keadaan pasien saat
itu, ayah pasien mengatakan pasien tampak puas setelah mensodaqohkan
hartanya. Namun hanya tinggal rumah dan surat-surat berharga saja yang
berhasil diselamatkan orangtua pasien. Barang-barang yang dibakar pasien
adalah barang-barang yang bersangkutan dengan istri pasien. Dikatakan
kepada ayah pasien, hal tersebut dilakukan karena pasien ingin move on.
Semenjak kejadian itu berlangsung selama 7 hari, pasien dibawa ke RSD dr.
Soebandi untuk dirawat pada bulan Maret 2017 selama 5 hari. Setelah
9
pasien dirawat pasien tidak pernah menunjukkan gejala bakar atau murung
lagi, setelah kontrol 1x pasien merasa sembuh dan tidak berlanjut berobat.
Ka
Kamar
mar
Dapur
Kamar ma
Pasien ndi
Ruang
Kamar
Tamu &
Keluarga
Teras
skizo
j. Riwayat Sosial
Status : Pernah Menikah
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Belum bekerja
Premorbid : Pasien seorang yang pemalu dan pendiam namun
sering bercerita kepada keluarga
Faktor Organik :-
Faktor Keturunan : -
Faktor Pencetus : gagal dalam melamar pekerjaan 2 minggu yang lalu
Faktor Psikososial : Pasien adalah orang yang cerdas namun tidak suka
berbaur dengan masyarakat
A. DESKRIPSI UMUM
1. Penampilan
Pasien mengenakan baju kaos hitama dan celana pendek berwarna biru.
Mata pasien tampak mengantuk. Pasien nampak berjalan pelan dengan
kecepatan normal. Pasien menatap pemeriksa penuh tanya dan curiga.
Pasien bersandar dan meletakkan kedua tangan di atas sandaran tangan
pada kursi. Pasien cenderung tampak tenang.
14
B. PEMBICARAAN
Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan Bahasa Indonesia dan
Bahasa Jawa dengan artikulasi jelas. Pasien sering menggerakkan kedua
tangannya ketika sedang mencari kata yang tepat untuk digunakan.
Jawaban pasien cenderung panjang namun memiliki inti atau pokok
pikiran yang akan disampaikan guna menjawab pertanyaan pemeriksa.
D. PROSES PIKIR
1. BENTUK PIKIR : nonlogis, nonrealistic
2. ARUS PIKIR : logore, koheren
3. ISI PIKIR : waham kejar
15
E. GANGGUAN PERSEPSI
Adanya halusinasi auditorik. Halusinasi visual maupun ilusi
disangkal.
5. PERHATIAN
Perhatian, dapat mengeja berbagai kata secara terbalik dengan
benar.
7. KEMAMPUAN VISUOSPASIAL
Pasien mampu mencontoh suatu gambar segilima.
8. PIKIRAN ABSTRAK
Pasien mengerti arti dari peribahasa “Berat sama dipikul, ringan
sama dijinjing” dengan menjawab masalah akan terasa mudah bila
dikerjakan bersama.
9. KAPASITAS INTELEGENSIA
Tidak dilakukan
3. PENILAIAN REALITAS
Terganggu.Pasien merasa bahwa dirinya tertempel oleh mahluk
seperti naga yang selalu membisikinya.
4. TILIKAN
Derajat 3, pasien menyadari keadaan sakitnya tetapi
melemparkan kesalahan pada orang lain.
H. DORONGAN INSTINGTUAL
Insomnia tidak ada.
I. PENGENDALIAN IMPULS
Baik, pasien sudah dapat menghentikan konsumsi rokok dan kopi.
Dimana pada 4 hari lalu pasien masih mengkonsumsi kopi dan rokok
hingga 4 pak, 2 hari sebelum wawancara, pasien dapat menghentikan
sama sekali dan tidak ada keluhan.
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4V5M6
Meningeal Sign : Tidak ada Tenaga 555 555
Refleks 555 555
- -
patologis
- - Tonus N N
N N
Refleks
+2 +2 Trofik N N
fisiologis
+2 +2 N N
tampak sedikit tersinggung namun cenderung masih mau bertanya dan mau
untuk menjawab. Pasien sering menjawab pertanyaan dengan kalimat yang
panjang dan seperti bercerita.
Pasien tinggal di daerah Balung Lor dengan orang tua, nenek dan
anaknya. Saat ini keluhan mendengar suara dan merasa ditempeli oleh naga
dirasakan baru 4 hari dan pasien mengaku sebelumnya tidak pernah. Saat
ini pasien lebih senang berbicara, bercerita, lebih mudah tersinggung dan
sempat mengalami gangguan tidur selama 2 hari sebelum mendapatkan
terapi. Pasien mengaku pernah frustasi dan depresi pada tahun 2015 hingga
tidak bekerja lagi. Pasien mengaku merasa frustasi sekitar 7 bulan dan
beberapa bulan setelahnya pasien membagi seluruh harta dan membakar
semua barang terkait istrinya. Pasien pernah medapat perawatan namun
memiliki riwayat putus obat.
sama ini, ditemukan gejala episode manik dengan gejala psikotik sebagai
berikut:
4. Faktor spiritual
Faktor spiritual penting pada gangguan jiwa karena memiliki beberapa
fungsi: (1) memberikan alternatif solusi untuk stresor; (2) memberikan
identitas bagi pemeluknya, sehingga meningkatkan kesadaran untuk memiliki
tujuan hidup dan menurunkan pemikiran dan tindakan yang tidak bertujuan;
(3) aktivitas keagamaan dapat memberikan energi dan perasaan ‘hidup’.
Pasien dibesarkan dalam lingkungan beragama Islam, mengikuti agama dari
kedua orangtuanya. Semenjak pulang dari Surabaya pasien sempat jarang
melakukan sholat ataupun kegiatan islami lainnya. Namun setelah mendapat
perawatan di tahun 2017 pasien kembali menjalankan kegiatan keagamaan
seperti biasa.
22
5. Stressor
Stressor pada pasien adalah dimana pasien barusaja gagal dalam
lamaran kerja dan gagal dalam tes wawancara berulang kali.
IX. Diagnosis
Axis I : F31.2 Gangguan afektif bipolar, episode kini
manik dengan gejala psikotik
F23.- Gangguan psikotik akut
F25.0 Skizoafektif tipe manik
Axis II : R 46.8 Diagnosis aksis II tertunda
Axis III : Tidak ada diagnosis aksis III
Axis IV : Masalah dengan pekerjaan
Axis V : GAF scale 60-51 (gejala sedang, disabilitas
sedang)
X. Planning Terapi
Farmakoterapi
Depakote 250 mg 2x 1 tab
Klozapin 50 mg 0-0-1
Psikoterapi
Katarsis atau Ventilasi dengan membiarkan pasien bercerita
mengeluarkan isi hati sesukanya, agar pasien lega dan
kecemasannya berkurang. Dokter melakukan dengan sikap
penuh pengertian (empati) dan dengan anjuran, tidak terlalu
banyak memotong.
Persuasi dengan menerangkan yang masuk akal tentang
timbulnya gejala-gejala serta baik-buruknya atau fungsi gejala-
gejala itu.
Sugesti dengan cara halus dan tidak langsung menanamkan
pikiran pada pasien atau membangkitkan kepercayaan padanya
23
XI. Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Dubia ad bonam karena:
Umur permulaan sakit (usia 28 tahun) : baik
Premorbid (kepribadian tertutup) : buruk
Perjalanan penyakit (lama) : buruk
Pengobatan (lambat) : buruk
Kepatuhan minum obat (putus) : buruk
Faktor keturunan (tidak) : baik
Faktor pencetus (jelas) : baik
Perhatian keluarga (baik) : baik
Ekonomi (menengah) : baik
24
Dokumentasi