Anda di halaman 1dari 1

A.

Pengertian HAM
Hak asasi manusia adalah hak dasar atau hak pokok manusia yang dibawa sejak lahir
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, bukan pemberian manusia atau penguasa. Hak ini
sifatnya sangat mendasar kodrati dalam kehidupan manusia dan tidak bisa terlepas dari dan
dalam kehidupan manusia. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Jan Materson dari
komite HAM PBB yaitu hak-hak yang melekat pada manusia dan tanpa hak tersebut mustahil
manusia hidup sebagai manusia.
Dalam undang - undang HAM Pasal 1 menyatakan bahwa ; Hak Asasi Manusia (
HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerahnya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. Sejarah Singkat Timbulnya HAM


Hak asasi manusia yang dikenal saat ini dalam berbagai piagam atau konstitusi
sesungguhnya telah diperjuangkan sejak abad ke-13 di inggris. Pada masa raja Inggris John
Lackland (1199-1216) memerintah secara sewenang-wenang telah timbul protes keras
dikalangan para bangsawan. Protes tersebut melahirkan sebuah piagam agung yang dikenal
dengan nama Magna Charta (1215). Didalam piagam ini pengertian hak asasi belum
sempurna karena terbatas hanya memuat jaminan perlindungan terhadap hak – hak kaum
bangsawan dan gereja.
Kemudian pada tahun 1628 di inggris pula terjadi pertentangan antara raja Charles I
dengan parlemen yang terdiri dari utusan rakyat menghasilkan petition pf rights. Petisi ini
membuat ketentuan bahwa penetapan pajak dan hak – hak istimewa harus dengan izin
parlemen, dan bahwa siapapun tidak boleh ditangkap tanpa tuduhan-tuduhan yang sah.
Perjuangan hak asasi manusia yang lebih nyata terjadi pada tahun 1689 ketika raja
willern III revolution. Revlusi besar ini mengawali babak baru kehidupan demokrasi di inggris
dengan suatu perpindahan kekuasaan dari tangan raja ke parlemen. Pemerintah kerajaan
inggris dengan demikian beralih ke pemerintahan parlementer. Dalam Bill of Rights
ditetapkan antara lain bahwa penetapan pajak, pembuatan undnag-undang dan kepemilikan
tentara harus seizin parlemen. Parlemenjuga berhak untuk mengubah keputusan raja,
mempunyai kebebasan berbicara dan berpendapat. Di samping itu pemilihan parlemen
berlaku bebas.
Perkembangan demokrasi di Inggris dan di dunia tidka dapat dilepaskan dari
pemikiran para filsuf, antara lain Thomas Hobbes dan John Locke Rousseau dari Perancis.
Thomas Hobbes adalah orang yang melahirkan kekuasan absolut . Sedangkan John Locke
memandang manusia sebagai makhluk sosial yang padanya melekat hak-hak asasi yang
diberikan oleh alam, yang meliputi hak hidup, hak atas kemerdekaan dan hak atas milik.
Pemikiran John Locke memepengaruhi Montesquieu dan Rousseau, sehinggamereka
menetapkan kekuasaaan mutlak raja. Montesquieu menyusun teori trias politica, yaitu
konsepsi pemisahan kekuasaan antara legislatif, eksekutif, dan yudikatif.
Pemerintahan raja yang sewenang – wenang dan kaum bangsawan yang feodalistik
menimbulkan kebencian di kalangan rakyat perancis. Pada masa pemerintahan Raja Louis
XVI, terbentuk Assemblee Nationale dan pemerintahan yang baru. Dari negara yang baru
inilah lahirlah Decleration Desdroits de I’homme et du Citoyen ( pernyataan Hak-hak Asasi
Manusia dan Warga Negara) yang diumumkan pada tanggal 27 Agustus 1789. Kemudian
pada tahun 1946 PBB membentuk komisi hak- hak asasi manusia yang membahas hak – hak
politik, sosial, dan ekonomi. Pada 10 Desember 1984 PBB menetapkan atau menerima hasil
kerja komisi yang berupa universal declaration of human rights ( pernyataan sedunia tentang
hak- hak asasi manusia ).

Anda mungkin juga menyukai