PENGUJIAN KEKERASAN
3.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar pengujian kekerasan Rockwell C
dan Brinell.
2. Mengetahui dan menemukan nilai kekerasan spesimen uji.
3. Mengetahui dan memahami perbedaan prosedur pengujian kekerasan pada
Brinell dan Rockwell.
4. Mengetahui nilai konversi kekerasan pada Rockwell C ke Brinell.
26
BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11
P 2P
BHN= = …………………………(1)
πD
( 2 ) (D-√D2 -d2 ) (πD)(D-√D2 -d2 )
dengan:
P = beban yang digunakan (kg)
D = diameter bola baja (mm)
d = diameter lekukan (mm)
Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan brinell memberikan
keuntungan dalam membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Selain
itu, uji brinell tidak begitu dipengaruhi oleh goresan dan kekasaran permukaan
dibandingkan uji kekerasan yang lain. Di sisi lain, jejak penekanan yang besar
ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji ini untuk benda uji yang kecil atau
tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap tegangan sehingga lekukan yang
terjadi dapat menyebabkan kegagalan (failure).
Melakukan indentasi
Penarikan Kesimpulan
b. Rockwell C
Lepaskan spesimen dan laukan tiga kali indentasi pada tempat, serta
spesimen yang berbeda dengan langkah yang sama
Kseimpulan
b. Rockwell
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
pengujian kekerasan denan menggunakan alat uji keras Rockwell.
2. Mengatur meja spesimen/anvil (tempat untuk meletakan spesimen
uji). Putar ke kanan untuk menggerakan anvil ke atas dan putar ke kiri
untuk menurunkan anvil pada bagian roda tangan.
3. Letakkan spesimen pada anvil.
4. Aturlah sedemikianrupa agar spesimen menempel pada indentor,
lihatlah skala dalam agar menunjukkan titik yang berwarna merah.
5. Melakukan kalibrasi pada skala luar agar menunjukkan skala C.
3.4.1 Bahan
1. Material SUS 420P
2. Material Al 2024
3. Material Baja Plat
4. HSS
5. HSS Co 8
6. Material 840072 M
Nilai Kekerasan
No Spesimen Uji Rata – rata
1 2 3
(BHN)
(BHN) (BHN) (BHN)
1 SUS 420 P 138,31 141,9 141,9 144,703
2P 2.250
BHN1 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d21 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]
2P 2.250
BHN2 = = = 141,9 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,452 )]
2P 2.250
BHN3 = = = 141,9 BHN
πD[D-√(D2 -d23 )] 3,14.5[5-√(52 -1,452 )]
2P 2.250
BHN1 = = = 128,89 BHN
πD[D-√(D2 -d21 )] 3,14.5[5-√(52 -1,552 )]
2P 2.250
BHN2 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]
2p 2.250
BHN3 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d23 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]
2P 2.250
BHN1 = = = 159,23 BHN
3,14.5[5-√(52 -1,42 )]
πD[D-√(D 2
-d21 )]
2p 2.250
BHN2 = = = 121,32 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,62 )]
2p 2.250
BHN3 = = = 133,95 BHN
3,14.5[5-√(52 -1,62 )]
πD[D-√(D 2
-d23 )]
= 133,95 BHN
2. Perhitungan Rockwell
a. Spesimen 84072 M
Diketahui : HRC1=34
HRC2=32
HRC3=30
1. HRC ke HB
HB1 = (8,570 x HRC1) + 27,6 = (8,570 x 34) + 27,6 = 318,98
HB2 = (8,570 x HRC2) + 27,6 = (8,570 x 32) + 27,6 = 301,84
HB3 = (5,970 x HRC3) + 107,7 = (5,970 x 30) + 107,7= 283,8
142
Nilai kekerasan (HBN)
141
140
139
138
137
136
1 2 3
Percobaan Ke-
b. Al2024
140
138
Nilai Kekerasan (HB)
136
134
132
130
128
126
124
1 2 3
Percobaan Ke-
c. Baja Plat
180
160
140
Nilai kekerasan (HB) 120
100
80
60
40
20
0
1 2 3
Percobaan Ke-
d. 84072 M
330
320
Nilai Kekerasan (HB)
310
300
290
280
270
260
1 2 3
Perocaan Ke-
e. HSS
770
765
Nilai Kekerasan(HB)
760
755
750
745
740
735
1 2 3
Perobaan Ke-
f. HSS CO-8
870
860
850
Nilai Kekerasan (HB)
840
830
820
810
800
790
780
1 2 3
Percobaan Ke-
dengan titik indentasi sebelumnya. Pada pengujian brinell untuk proses indentasi
bagian spesimen dipilih permukaan yang paling rata, tidak berkarat, tidak ada
pengotor lain, dan paling halus, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data atau
nilai kekerasan yang valid, dan memberikan hasil indentasi yang maksimal. Arah
penekanan harus tegak lurus dengan indentor agar arah dan proses indentasi fokus
pada spesimen. Penekanan tidak boleh dilakukan di ujung spesimen agar posisi
spesimen tidak bergeser.
Pengujian kekerasan pada alat uji rockwell tidak perlu dlakukan pengukuan
diameter seperti yang dilakukan pada uji brinell. Hal ini dikarenakan metode
pengujian ini dapat membaca langsung nilai kekerasan. Pada pengujian kali ini
menggunakan metode pengujian Rockwell C dengan beban minor 10 kg dan
beban mayornya 150 kg. Jenis indentor yang digunakan adalah diamond cone
pada pengujian diperoleh kekerasan rata-rata untuk spesimen 84072 M 32 HRC,
spesimen HSS 66.16 HRC, dan spesimen HSS Co8 70.5 HRC. Berbeda dengan
alat uji brinell, pada pengujian menggunakan alat uji rockwell digunakan untuk
mengetahui kekerasan spesimen adalah kedalam jejak hasil penetrasi indentor.
3.7 Kesimpulan
1. Pada pengujian kekerasan ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan
suatu spesimen dengan metode pengindentasian.
2. Nilai kekerasan rata-rata yang didapat pada pengujian brinell adalah :
a. SUS 420 P = 140.7 HBN
b. AL 2024 = 135.17 HBN
c. Baja plat = 33.95 HBN
3. Nilai kekerasan rat-rata ang didapat pada pengujian Rockwell C pada
masing-masing spesimen adalah :
a. 84072 M = 32 HRC
b. HSS = 66.6 HRC
c. HSS Co8 = 70.5 HRC
4. uji brinell dipengaruhi oleh goresan dan kekerasan permukaan, jejak
indentasi brinell yang besar ukurannya (titik indentasi yang sudah diuji)
dapat mempengaruhi pemakaian uji brinell terhadap titik yang belum diuji,