Anda di halaman 1dari 19

BAB III

PENGUJIAN KEKERASAN

3.1 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami prinsip dasar pengujian kekerasan Rockwell C
dan Brinell.
2. Mengetahui dan menemukan nilai kekerasan spesimen uji.
3. Mengetahui dan memahami perbedaan prosedur pengujian kekerasan pada
Brinell dan Rockwell.
4. Mengetahui nilai konversi kekerasan pada Rockwell C ke Brinell.

3.2 Teori Dasar


Kekerasan menyatakan ketahanan terhadap deformasi dan merupakan
ukuran ketahanan logam terhadap deformasi plastik atau deformasi permanen.
Terdapat tiga jenis ukuran kekerasan, tergantung pada cara melakukan pengujian,
yaitu:
1) Kekerasan goresan (scratch hardness)
Pada dasarnya dikenal dengan skala Mohs, yang nilai kekerasannya
skala 1 smpai dengan 10 secara berurutan sebagai berikut: 1. Talk 2. Gibs 3.
Calsite 4. Fluorite 5. Apatite 6. Orthoclase 7. Quartz 8.Topaz 9. Corundum
10. Intan
2) Kekerasan pantulan (rebound)
Metode pantulan menggunakan suatu indentor yang dijatuh bebaskan
pada permukaan logam. Nilai kekerasan diproleh dari tinggi pantulan yang
diartikan sebagai energi tumbukan atau energi yang diserap oleh material
untuk berdeformasi plastis. Nama alatnya adalah skleroskop.
3) Kekerasan lekukan (indentation hardness);
Untuk logam, hanya kekerasan lekukan yang banyak menarik
perhatian dalam kaitannya dengan bidang rekayasa. Terdapat berbagai
macam uji kekerasan lekukan, antara lain: Uji kekerasan Brinell, Vickers,
Rockwell, Knoop, dan sebagainya.

26
BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

a. Uji Kekerasan Brinell


Uji kekerasan ini berupa pembentukan lekukan pada permukaan logam
memakai bola baja yang dikeraskan yang ditekan dengan beban tertentu. Beban
diterapkan selama waktu tertentu, biasanya 30 detik, dan diameter lekukan diukur
dengan mikroskop, setelah beban tersebut dihilangkan. Permukaan yang akan
dibuat lekukan harus relatif halus, rata dan bersih dari debu atau kerak. Angka
kekerasan brinell (BHN) dinyatakan sebagai beban P dibagi luas permukaan
lekukan. Pada prakteknya, luas ini dihitung dari pengukuran mikroskopik panjang
diameter jejak. BHN dapat ditentukan dari persamaan berikut:

P 2P
BHN= = …………………………(1)
πD
( 2 ) (D-√D2 -d2 ) (πD)(D-√D2 -d2 )

dengan:
P = beban yang digunakan (kg)
D = diameter bola baja (mm)
d = diameter lekukan (mm)

Dari gambar 1, tampak bahwa d=DsinΦ. Dengan memasukkan harga ini ke


dalam persamaan (1) akan dihasilkan bentuk persamaan kekerasan brinell yang
lain, yaitu:
P
BHN= π ……………………………………………….(2)
(2) D2 (1-cosӨ)

Jejak penekanan yang relatif besar pada uji kekerasan brinell memberikan
keuntungan dalam membagikan secara pukul rata ketidak seragaman lokal. Selain
itu, uji brinell tidak begitu dipengaruhi oleh goresan dan kekasaran permukaan
dibandingkan uji kekerasan yang lain. Di sisi lain, jejak penekanan yang besar
ukurannya, dapat menghalangi pemakaian uji ini untuk benda uji yang kecil atau
tipis, atau pada bagian yang kritis terhadap tegangan sehingga lekukan yang
terjadi dapat menyebabkan kegagalan (failure).

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 27


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

b. Uji Kekerasan Rockwell


Pengujian rockwell mirip dengan pengujian brinell, yakni angka kekerasan
yang diperoleh merupakan fungsi derajat indentasi. Beban dan indentor yang
digunakan bervariasi tergantung pada kondisi pengujian. Berbeda dengan
pengujian brinell, indentor dan beban yang digunakan lebih kecil sehingga
menghasilkan indentasi yang lebih kecil dan lebih halus. Banyak digunakan di
industri karena prosedurnya lebih cepat. Indentor atau “penetrator” dapat berupa
bola baja atau kerucut intan dengan ujung yang agak membulat (biasa disebut
“brale”). Diameter bola baja umumnya 1/16 inchi, tetapi terdapat juga indentor
dengan diameter lebih besar, yaitu 1/8, 1/4, atau 1/2 inchi untuk bahan-bahan
yang lunak. Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan beban minor
10 kg, dan kemudian beban mayor diaplikasikan. Beban mayor biasanya 60 atau
100 kg untuk indentor bola baja dan 150 kg untuk indentor brale. Mesikpun
demikian, dapat digunakan beban dan indentor sesuai kondisi pengujian. Karena
pada pengujian rockwell, angka kekerasan yang ditunjukkan merupakan
kombinasi antara beban dan indentor yang dipakai, maka perlu diberikan awalan
huruf pada angka kekerasan yang menunjukkan kombinasi beban dan penumbuk
tertentu untuk skala beban yang digunakan. Dial pada mesin terdiri atas warna
merah dan hitam yang didesain untuk mengakomodir pengujian skala B dan C
yang seringkali dipakai. Skala kekerasan B digunakan untuk pengujian dengan
kekerasan medium seperti baja karbon rendah dan baja karbon medium dalam
kondisi telah dianil (dilunakkan). Range kekerasannya dari 0–100. Bila indentor
bola baja dipakai untuk menguji bahan yang kekerasannya melebihi B 100,
indentor dapat terdefomasi dan berubah bentuk. Selain itu, karena bentuknya, bola
baja tidak sesensitif brale untuk membedakan kekerasan bahan-bahan yang keras.
Tetapi jika indentor bola baja dipakai untuk menguji bahan yang lebih lunak dari
B 0, dapat mengakibatkan pemegang indentor mengenai benda uji, sehingga hasil
pengujian tidak benar dan pemegang indentor dapat rusak.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 28


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

Tabel 3.1 Skala Kekerasan Metode Pengujian Rockwell

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 29


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

3.3 Tata Cara Praktikum


3.3.1 Skema Proses
a. Brinell

Persiapan alat dan bahan

Mengatur alat uji Brinell

Meletakkan spesimen pada alat uji

Mengatur posisi skala beban

Melakukan indentasi

Tunggu waktu 10 detik (dwell time)

Ulangi langkah tersebut sampai 3 kali indentasi pada tempat yang


berbeda dan spesimen yang berbeda

Mengukur diameter hasil indentasi

Menentukan nilai kekerasan

Analisa dan pembahasan

Penarikan Kesimpulan

Gambar 3.1 Skema proses pengujian kekerasan Brinell

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 30


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

b. Rockwell C

Persiapan alat dan bahan

Mengatur unvil alat uji Rockwell

Meletakkan spesimen pada alat uji

Mengatur beban minor

Melakukan kalibrasi skala

Memberikan beban mayor

Tunggu 10 detik (dwell time)

Mencatat angka HRc

Lepaskan spesimen dan laukan tiga kali indentasi pada tempat, serta
spesimen yang berbeda dengan langkah yang sama

Analisa dan pembahasan

Kseimpulan

Gambar 3.2 Skema proses penngujian kekerasan Rockwell C

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 31


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

3.3.2 Penjelasan Skema Proses


a. Brinell
1. Menyiapkan alat uji Brinell, jangka sorong dan penggaris, serta
kamera. Menyiapkan bahan atau spesimen uji yaitu SUS 420 P, Al
2024, dan baja plat.
2. Mengatur tempat spesimen anvil agar spesimen dapat diletakkan
dibawah indentor.
3. Meletakkan spesimen pada alat uji Brinell dengan mengatur indentor
milimal 2 ml dari spesimen.
4. Mengatur skala beban yaitu 250 kg.
5. Melakukan indentasi pada spesimen.
6. Tunggu waktu 10 detik (dwell time), setelah itu atur posisi spesimen
untuk indentasi dengan tempat yang berbeda, minimal jarak indentasi
adalah tiga diameter lubang bekas indentasi.
7. Ulangi langkah yang sama pada tiga spesimen yang berbeda yaitu.
8. Mengukur dimensi diameter hasil indentasi menggunakan jangka
sorong.
9. Menentukan nilai kekerasan spesimen setelah mengukur diameter
spesimen dengan menggunakan jangka sorong.
10. Melakukan analisa dan pembahasan setelah melakukan pengukuran
kekerasan.
11. Melakukan penarikan kesimpulan dari analisa dan pembahasan.

b. Rockwell
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
pengujian kekerasan denan menggunakan alat uji keras Rockwell.
2. Mengatur meja spesimen/anvil (tempat untuk meletakan spesimen
uji). Putar ke kanan untuk menggerakan anvil ke atas dan putar ke kiri
untuk menurunkan anvil pada bagian roda tangan.
3. Letakkan spesimen pada anvil.
4. Aturlah sedemikianrupa agar spesimen menempel pada indentor,
lihatlah skala dalam agar menunjukkan titik yang berwarna merah.
5. Melakukan kalibrasi pada skala luar agar menunjukkan skala C.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 32


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

6. Memberikan pembebanan mayor yang besarnya 150 kg, tunggu


hingga alat berhenti bergerak.
7. Tunggu waktu 10 detik (dwell time).
8. Catat angka atau nilai kekerasan yang ditujukkan pada skala luar.
9. Lakukan tiga kali indentasi pada satu spesimen dan tiga spesimen
lainnya, dengan cara yang sama;
10. Melakukan analisa dan pembahasan pada hasil praktikum pengujian
Rockwell C.
11. Menarik kesimpulan dari analisis dan pembahasan.

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Jangka sorong
2. Penggaris
3. Alat uji kekerasan Brinell
4. Alat uji kekerasan Rockwell

3.4.1 Bahan
1. Material SUS 420P
2. Material Al 2024
3. Material Baja Plat
4. HSS
5. HSS Co 8
6. Material 840072 M

3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Data


3.5.1 Pengumpulan Data
Metode pengujian kekerasan : Penekanan
Jenis Alat pengujian kekerasan : Rockwell C
a. Standar Pengujian : ASTM E 18-03
b. Jenis Indentor : Kerucut Intan
c. Beban Minor : 10 kg
d. Beban Mayor : 150 kg
e. Waktu Penekanan : 10 detik

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 33


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

Jenis Alat Pengujian Kekerasan : Brinell


a. Standar Pengujian : ASTM E 10-01
b. Jenis Indentor : Bola Baja
c. Diameter Indentor : 5 mm
d. Beban : 250 kg
e. Waktu Penekanan : 10 detik

Tabel 3.2 Nilai Kekerasan Spesimen

Nilai Kekerasan
No Spesimen Uji Rata – rata
1 2 3
(BHN)
(BHN) (BHN) (BHN)
1 SUS 420 P 138,31 141,9 141,9 144,703

2 Al 2024 128,89 138,31 138,31 135,17

3 Baja Plat 159,23 121,31 121,32 133,95

4 87072 M 318,98 301,84 283,8 301,54

5 HSS 763,74 746,23 763,74 757,90

6 HSS-Co8 867,53 860,08 825,05 830,88

3.5.2 Pengolahan Data


1. Perhitungan BHN
a. Spesimen SUS 420 P
Diketahui : d1 = 1,5 mm
d2 = 1,45 mm
d3 = 1,45 mm
D = 5 mm
P = 250 kg
2P
BHN =
πD[D-√(D2 -d2 )]

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 34


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

2P 2.250
BHN1 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d21 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]

2P 2.250
BHN2 = = = 141,9 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,452 )]

2P 2.250
BHN3 = = = 141,9 BHN
πD[D-√(D2 -d23 )] 3,14.5[5-√(52 -1,452 )]

BHN Rata – rata

BHN1 +BHN2 +BHN3


BHNrata-rata =
3
138,31+141,9+141,9
= = 144,703 BHN
3
b. Spesimen Al 2024
Diketahui : d1=1,55 mm
d2= 1,5 mm
d3=1,5 mm
D =5 mm
P =250 kg
2P
BHN =
πD[D-√(D2 -d2 )]

2P 2.250
BHN1 = = = 128,89 BHN
πD[D-√(D2 -d21 )] 3,14.5[5-√(52 -1,552 )]

2P 2.250
BHN2 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]

2p 2.250
BHN3 = = = 138,31 BHN
πD[D-√(D2 -d23 )] 3,14.5[5-√(52 -1,52 )]

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 35


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

BHN Rata – rata

BHN1 +BHN2 +BHN3 128,89+138,31+138,31


BHNrata-rata = =
3 3
= 135,95 BHN

c. Spesimen Baja Plat


Diketahui : d1=1,4 mm
d2= 1,6 mm
d3 =1,6 mm
D = 5 mm
P = 250 kg
2P
BHN =
πD[D-√(D2 -d2 )]

2P 2.250
BHN1 = = = 159,23 BHN
3,14.5[5-√(52 -1,42 )]
πD[D-√(D 2
-d21 )]

2p 2.250
BHN2 = = = 121,32 BHN
πD[D-√(D2 -d22 )] 3,14.5[5-√(52 -1,62 )]

2p 2.250
BHN3 = = = 133,95 BHN
3,14.5[5-√(52 -1,62 )]
πD[D-√(D 2
-d23 )]

BHN Rata –rata

BHN1 +BHN2 +BHN3 159,23+121,32 +133,95


BHNrata-rata = =
3 3

= 133,95 BHN

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 36


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

2. Perhitungan Rockwell

Tabel 3.3 Range Konversi Skala Rockwell ke Brinell


Range HB
21-30 (5,970 x HRC) + 107,7
31-40 (8,570 x HRC) + 27,6
41-50 (11,158 x HRC) - 79,6
51-60 (17,515x HRC) – 401

a. Spesimen 84072 M
Diketahui : HRC1=34
HRC2=32
HRC3=30
1. HRC ke HB
HB1 = (8,570 x HRC1) + 27,6 = (8,570 x 34) + 27,6 = 318,98
HB2 = (8,570 x HRC2) + 27,6 = (8,570 x 32) + 27,6 = 301,84
HB3 = (5,970 x HRC3) + 107,7 = (5,970 x 30) + 107,7= 283,8

2. Kekerasan rata-rata HRC?


HRC1 +HRC2 +HRC3 34+32+30
HRCrata-rata = = = 32
3 3
3. Kekerasan rata-rata HB
HB1 +HB2 +HB3 318,98+301,84 +283,8
HBrata-rata = =
3 3
= 301,54 BHN
b. Spesimen HSS
Diketahui : HRC1=66,5
HRC2=65,5
HRC3=66,5
1. HRC ke HB
HB1 = (17,515x HRC1) – 401 = (17,515x 66,5) – 401 = 763,74
HB2 = (17,515x HRC2) - 401 = (17,515x 65,5) – 401 = 746,23
HB3 = (17,515x HRC3) – 401 = (17,515x 66,5) – 401 = 763,74

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 37


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

2. Kekerasan rata-rata HRC


HRC1 +HRC2 +HRC3 66,5+65,5+66,5
HRCrata-rata = = = 66,16
3 3
3. Kekerasan rata-rata HB
HB1 +HB2 +HB3 763,74+746,23 +763,74
HBrata-rata = =
3 3
= 757,90 BHN
c. Spesimen HSS CO-8
Diketahui: HRC1=69
HRC2=72
HRC3=70,5
1. HRC ke HB
HB1 = (17,515x HRC1) – 401 = (17,515x 69) – 401 = 807,53
HB2 = (17,515x HRC2) – 401 = (17,515x 72) – 401 = 860,08
HB3= (17,515x HRC3) – 401 = (17,515x 70,5) – 401 = 825,05

2. Kekerasan rata-rata HRc?


HRC1 +HRC2 +HRC3 69+72+70,5
HRcrata-rata = = = 70,5
3 3
3. Kekerasan rata-rata HB
HB1 +HB2 +HB3 807,53+860,08 +825,05
HBrata-rata = =
3 3
= 810,88 BHN

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 38


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

3. Diagram Kekerasan Spesimen


a. SUS 420
143

142
Nilai kekerasan (HBN)
141

140

139

138

137

136
1 2 3
Percobaan Ke-

Gambar 3.3 Diagaram batang kekerasan SUS 420

b. Al2024
140
138
Nilai Kekerasan (HB)

136
134
132
130
128
126
124
1 2 3
Percobaan Ke-

Gambar 3.4 Diagaram batang kekerasan Al2024

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 39


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

c. Baja Plat
180
160
140
Nilai kekerasan (HB) 120
100
80
60
40
20
0
1 2 3
Percobaan Ke-

Gambar 3.5 Diagaram batang kekerasan baja plat

d. 84072 M
330

320
Nilai Kekerasan (HB)

310

300

290

280

270

260
1 2 3
Perocaan Ke-

Gambar 3.6 Diagaram batang kekerasan 84072 M

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 40


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

e. HSS
770

765

Nilai Kekerasan(HB)
760

755

750

745

740

735
1 2 3
Perobaan Ke-

Gambar 3.7 Diagaram batang kekerasan HSS

f. HSS CO-8
870
860
850
Nilai Kekerasan (HB)

840
830
820
810
800
790
780
1 2 3
Percobaan Ke-

Gambar 3.8 Diagaram batang kekerasan HSS CO-8

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 41


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

g. Diagram Batang Kekerasan Rata-rata Tiap Spesimen Dalam HBN


900
800
700

Nilai kekerasan (HBN)


600
500
400
300
200
100
0
SUS 420 AL 2024 Baja Plat 87072 M HSS HSS-Co8
Spesimen

Gambar 3.9 Diagaram batang kekerasan rata-rata kekerasan spesimen

3.6 Analisa dan Pembahasan


Pada pengujian kekerasan ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan
suatu spesimen dengan metode pengindentasian. Pengujian kekerasan Brinell dan
Rockwell adalah metode pengujian kekerasan dengan indentasi. Pada alat uji
Brinell indentor yang digunakan adalah baja dengan diameter 5 mm, kekarasan
material ditentukan dengan lebar diameter bekas indentasi bola baja. Pada
pengujian Brinell, material yang diuji adalah SUS 420 P, Al 2024, dan baja plat.
Bekas indentasi diukur dengan menggunakan jangka sorong. Pada spesimen SUS
420 P didapatkan nilai kekerasan uji ke-1 138,31 BHN, ke-2 sebesar 141,5 BHN,
dan pada uji ke-3 sebesar 141,5 BHN. Nilai kekerasan pada spesimen SUS 420 P
relatif tidak jauh berbeda, sedangkan pada spesimen plat baja mempunyai nilai
kekerasan yang jauh antara uji ke-1, ke-2 dan ke-3. Pada uji ke-1 (specimen plat
baja) didapat 159.23 HBN, uji ke-2 dan ke-3 didapat 121.32 HBN. Hal ini dapat
dikatakan sebagai ketidakakuratan dalam pengujian. Hal ini salah satunya dapat
dikarenakan uji brinell dipengaruhi oleh goresan dan kekerasan permukaan, jejak
indentasi brinell yang besar ukurannya (titik indentasi yang sudah diuji) dapat
mempengaruhi pemakaian uji brinell terhadap titik yang belum diuji, dimana
lekukakn yang terjadi dapat menyebabkan kurang akuratnya pengujian. Sehingga,
dalam dalam pengujian diusahakan diberi jarak dua kali diameter antara satu titik

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 42


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

dengan titik indentasi sebelumnya. Pada pengujian brinell untuk proses indentasi
bagian spesimen dipilih permukaan yang paling rata, tidak berkarat, tidak ada
pengotor lain, dan paling halus, hal ini bertujuan untuk mendapatkan data atau
nilai kekerasan yang valid, dan memberikan hasil indentasi yang maksimal. Arah
penekanan harus tegak lurus dengan indentor agar arah dan proses indentasi fokus
pada spesimen. Penekanan tidak boleh dilakukan di ujung spesimen agar posisi
spesimen tidak bergeser.
Pengujian kekerasan pada alat uji rockwell tidak perlu dlakukan pengukuan
diameter seperti yang dilakukan pada uji brinell. Hal ini dikarenakan metode
pengujian ini dapat membaca langsung nilai kekerasan. Pada pengujian kali ini
menggunakan metode pengujian Rockwell C dengan beban minor 10 kg dan
beban mayornya 150 kg. Jenis indentor yang digunakan adalah diamond cone
pada pengujian diperoleh kekerasan rata-rata untuk spesimen 84072 M 32 HRC,
spesimen HSS 66.16 HRC, dan spesimen HSS Co8 70.5 HRC. Berbeda dengan
alat uji brinell, pada pengujian menggunakan alat uji rockwell digunakan untuk
mengetahui kekerasan spesimen adalah kedalam jejak hasil penetrasi indentor.

3.7 Kesimpulan
1. Pada pengujian kekerasan ini bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan
suatu spesimen dengan metode pengindentasian.
2. Nilai kekerasan rata-rata yang didapat pada pengujian brinell adalah :
a. SUS 420 P = 140.7 HBN
b. AL 2024 = 135.17 HBN
c. Baja plat = 33.95 HBN
3. Nilai kekerasan rat-rata ang didapat pada pengujian Rockwell C pada
masing-masing spesimen adalah :
a. 84072 M = 32 HRC
b. HSS = 66.6 HRC
c. HSS Co8 = 70.5 HRC
4. uji brinell dipengaruhi oleh goresan dan kekerasan permukaan, jejak
indentasi brinell yang besar ukurannya (titik indentasi yang sudah diuji)
dapat mempengaruhi pemakaian uji brinell terhadap titik yang belum diuji,

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 43


BAB III PENGUJIAN KEKERASAN Kelompok 11

dimana lekukakn yang terjadi dapat menyebabkan kurang akuratnya


pengujian.
5. Pengujian menggunakan alat uji rockwell digunakan untuk mengetahui
kekerasan spesimen adalah kedalam jejak hasil penetrasi indentor,
sedangkan pada uji brinell untuk mengetahui kekerasan spesimen adalah
diameter hasil indentasi dari indentor.

Laboratorium Logam Teknik Metalurgi T.A 2017-2018 44

Anda mungkin juga menyukai