Anda di halaman 1dari 20

PERENCANAAN AUDIT

PT INDOFOOD

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP”) merupakan salah satu produsen produk konsumen
bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha utama antara lain mi instan, dairy,
makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus serta minuman. Guna mendukung
kegiatan usaha utamanya.
LOKASI :

Alamat Kantor Pusat PT. Indofood Sukses Makmur Tbk:


Ariobimo Central Building, 12th Floor, Jl. HR. Rasuna Said Block X-2 Kav. 5, Kuningan, Jakarta Selatan 12950,
Indonesia
Alamat Perusahan PT Indofood Sukses Makmur Tbk :
Sudirman Plaza Indofood Tower Lantai 27
Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 76-78 Jakarta

Pemilik PT Indofood :

Anthony salim
Struktur Organisasi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

2.1 Struktur Organisasi

RUPS
(RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM)

DEWAN KOMISARIS

DEWAN DIREKSI

KOMITE AUDIT

SEKRETARIS PERUSAHAAN

Dewan Komisaris Direksi


Manuel Velez
Komisaris Utama Direktur Utama Anthoni Salim
Pangilinan
Benny Setiawan
Komisaris Direktur Axton Salim
Santoso
Edward Anthony
Komisaris Direktur Darmawan Sarsito
Tortorici
Franciscus
Komisaris Graham Leigh Pickles Direktur
Welirang
Robert Charles Joedianto
Komisaris Direktur
Nicholson Soejonopoetr
Komisaris
Utomo Josodirdjo Direktur Joseph Bataona
Independen
Komisaris
Adi Pranoto Leman Direktur Moleonoto
Independen
Komisaris Taufik
Bambang Subianto Direktur
Independen Wiraatmadja

Direktur Tjhie Tje Fie


Direktur Werianty Setiawan
Struktur Pemegang Saham :

2.Produk:
REPUTASI PRODUK :

 Saat ini, Indofood masih merajai pasar mie instan di Indonesia, sekaligus merupakan perusahaan
mie instan terbesar di dunia dengan kapasitas produksi 13 milyar bungkus.
 (Indomie menjadi Top of Mind mie instan) Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian
masyarakat menganggap seolah mie instan itu adalah Indomie
 Produk Indofood " Indomie " menjadi satu - satunya brand indonesia yang masuk ke dalam top 10
Global Brand 2017
SRATEGI PEMASARAN PT Indofood :

Produk Indofood banyak dipromosikan melalui :

· Media elektronik dan cetak yang menarik

· Papan bilboard di jalan-jalan besar

· Menjadi sponsor acara

· Mengadakan ajang lomba membuat jingle untuk indomie

Salah satu produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang melakukan promosi besar-
besaran dan berhasil terkenal luas hingga mancanegara adalah Indomie. Rasanya yang enak
merupakan salah satu daya tarik utama mengapa produk ini dapat dikenal luas. Indomie
memiliki tagline yang sangat sederhana namun sangat pas dan ringan untuk didengar dan
diingat oleh masyarakat yaitu, “Indomie seleraku” sedangkan nama atau merk indomie menjadi
salah satu keberhasilan dari memilih nama produk sehingga produk tersebut banyak dikenal
khususnya oleh masyarakat Indonesia. Nama yang singkat, sederhana namun unik, mudah
diingat, menjadi beberapa faktor dari keberhasilan tersebut. Masyarakat Indonesia sendiri
beranggapan bahwa nama atau merk indomie berasal dari kepanjangan Indonesia-mie
sehingga menimbulkan asumsi bahwa indomie membawa jati diri bangsa.
Media Promosi berbasis TI

Perusahaan indofood akan memanfaatkan dunia internet untuk bisa mempromosikan produk
yang di sediakan perusahaan seperti sosial media, media online, media elektonik, dan media
cetak agar promosi produknya bisa sampai ke tangan pelanggan secara langsung..

RESIKO BISNIS

Risiko keamanan pangan


Walaupun Perseroan telah memperhatikan faktor higienis makanan dan memastikan bahwa
bahan baku yang dipergunakan telah sesuai dengan yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang dan
memenuhi persyaratan untuk memperoleh sertifikat halal, namun tidak tertutup kemungkinan bahwa
produk makanan tersebut dapat tercemar ataupun terkena isu negatif lainnya. Apabila terjadi, hal
tersebut dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usaha dan operasional Perseroan.
Risiko peningkatan kompetisi pada segmen usaha
Sebagian besar produk Perseroan menghadapi kompetisi baik dari perusahaan lokal maupun
internasional. Tidak dapat dipastikan bahwa kompetitor tidak akan mengoptimalkan upayanya dalam
berkompetisi untuk meningkatkan pangsa pasarnya dan/atau tidak akan ada tambahan pesaing
domestik maupun asing yang memasuki pasar dimana Perseroan beroperasi. Peningkatan kompetisi
tersebut dapat mempengaruhi kemampuan Perseroan untuk mempertahankan atau menaikkan
pendapatannya

Pasar dan persaingan pada usaha klien

Pangsa pasar :

(PT. Indofood memiliki pangsa pasar yang besar di Indonesia )

Ekspor : Pada 2017, nilai penjualan produk Indofood ke luar negeri senilai Rp3,1 triliun.
Tiga negara yang menjadi pangsa pasar ekpor ICBP yakni Arab Saudi, Nigeria dan Australia. Dari
total penjualan perseroan, divisi yang mencatatkan penjualan paling tinggi adalah mi instan.

PESAING :

Munculnya pendatang baru produsen mie instan PT Sayap Mas Utama dengan produknya Mi Sedap
cukup mengejutkan. Beberapa pakar pemasaran mengingatkan agar PT Indofood Sukses Makmur Tbk
yang selama ini menjadi pemimpin pasar mie instan lebih waspada.

Kemunduran itu patut diwaspadai. Apalagi baru-baru ini muncul Mie Sedap
milik PT Sayap
Mas Utama yang merupakan grup dari kelompok Wings. Meski produk ini baru
diluncurkan pada Mei
2003 dan baru didistribusikan di Pulau Jawa dan Bali, namun namanya sudah
mulai diperbincangkan
di kalangan pembeli di warung-warung, bahkan pasarh swalayan.
Mie sedaap sendiri mempunyai keunggulan dari harganya yang lebih
murah, kalau soal rasa setiap konsumen mempunyai penilaian tersendiri. karena tentu saja mempunyai
selera rasa yang berbeda. Yang menarik dari pertarungan antara indomie vs mie sedaap adalah karena
pertarungan itu merupakan bagian dari pertarungan antara Indofood vs wingfood.

SIFAT BISNIS :

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. merupakan jenis perusahaan manufaktur, yaitu perusahaan yang
memproses bahan mentah hinga berubah menjadi barang yang sudah siap untuk dipasarkan. Semua
proses yang terjadi di industri ini umumnya melibatkan berbagai peralatan modern.
Nama Suppliier :
Analisa KINERJA KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN 2015-2016

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

LAPORAN POSISI KEUANGAN

KONSOLIDASIAN

Tanggal 31 Desember 2016

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah,

Kecuali Dinyatakan Lain)

31 Desember/ 31 Desember /

December 31, December 31,

2016 2015

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 13.362.236 13.076.076

Investasi jangka pendek 534.138 1.090.607

Piutang

Usaha

Pihak ketiga - neto 3.729.640 3.522.553

Pihak berelasi 887.206 733.261

Bukan usaha

Pihak ketiga 216.638 458.089

Pihak berelasi 371.033 402.707

Persediaan – neto 8.469.821 7.627.360

Uang muka dan jaminan 699.403 809.685

Pajak dibayar di muka 320.384 302.105


Beban tanaman ditangguhkan 180.900 165.308

Biaya dibayar di muka dan aset

lancar lainnya 214.044 253.910

Aset kelompok lepasan yang

dimiliki untuk dijual - 14.375.084

Total Aset Lancar 28.985.443 42.816.745

ASET TIDAK LANCAR

Tagihan pajak penghasilan 271.485 261.934

Piutang plasma - neto 1.064.600 785.773

Aset pajak tangguhan - neto 2.044.321 2.083.290

Investasi jangka panjang 3.276.017 1.898.233

Tanaman perkebunan

Tanaman menghasilkan - neto 6.014.014 5.193.423

Tanaman belum menghasilkan 3.095.395 3.612.838

Hutan tanaman industri, neto 284.162 281.726

Aset tetap – neto 25.701.913 25.096.342

Properti investasi 42.188 42.188

Biaya ditangguhkan - neto 627.998 676.166

Goodwill 3.976.524 3.976.524

Aset tak berwujud - neto 2.329.997 2.628.235

Biaya dibayar di muka jangka

Panjang 981.204 948.126

Aset tidak lancar lainnya 3.479.254 1.529.983

Total Aset Tidak Lancar 53.189.072 49.014.781

TOTAL ASET 82.174.515 91.831.526


31 Desember/ 31 Desember /

December 31, December 31,

2016 2015

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

LIABILITAS JANGKA PENDEK

Utang bank jangka pendek dan

Cerukan 5.697.745 5.971.569

Utang trust receipts 1.218.864 1.747.575

Utang usaha

Pihak ketiga 2.964.533 3.080.946

Pihak berelasi 573.340 503.958

Utang lain-lain dan uang muka

yang diterima - Pihak ketiga 1.222.334 1.589.265

Beban akrual 2.260.066 2.137.266

Liabilitas imbalan kerja jangka

Pendek 824.778 684.417

Utang pajak 840.162 352.910

Utang jangka panjang yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun

Utang bank 1.608.077 2.949.803

Utang obligasi 1.999.082 -

Utang pembelian aset tetap 10.460 42.942

Liabilitas terkait aset kelompok

lepasan yang dimiliki untuk

Dijual - 6.046.887

Total Liabilitas Jangka Pendek 19.219.441 25.107.538


LIABILITAS JANGKA

PANJANG

Utang jangka panjang - setelah

dikurangi bagian yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun

Utang bank 9.889.092 12.889.330

Utang obligasi 1.994.160 3.989.156

Utang pembelian aset tetap 4.603 15.466

Total utang jangka panjang 11.887.855 16.893.952

Liabilitas pajak tangguhan - neto 1.050.282 1.518.833

Utang kepada pihak-pihak

Berelasi 542.099 338.848

Uang muka setoran modal dari

kepentingan nonpengendali 83.300 -

Liabilitas imbalan kerja karyawan 5.360.277 4.775.806

Liabilitas estimasi atas biaya

pembongkaran aset tetap 89.838 74.956

Total Liabilitas Jangka Panjang 19.013.651 23.602.395

TOTAL LIABILITAS 38.233.092 48.709.933


31 Desember/ 31 Desember/

December 31, December 31,

2016 2015

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal

Rp100 (angka penuh) per

Saham

Modal dasar - 30.000.000.000

Saham

Modal ditempatkan dan disetor

penuh - 8.780.426.500

Saham 878.043 878.043

Tambahan modal disetor 283.732 522.249

Laba yang belum terealisasi dari

aset keuangan tersedia untuk

Dijual 707.446 924.426

Selisih atas perubahan ekuitas

Entitas Anak dan dampak

transaksi dengan kepentingan

Nonpengendali 6.727.795 6.645.415

Selisih kurs atas penjabaran

laporan keuangan 871.186 844.545

Bagian kelompok lepasan yang

diklasifikasikan sebagai dimiliki

untuk dijual - 627.333

Saldo laba

Cadangan umum 100.000 95.000

Belum ditentukan

Penggunaannya 19.406.084 16.732.340

Ekuitas yang Dapat

Diatribusikan kepada Pemilik

Entitas Induk 28.974.286 27.269.351

Kepentingan Nonpengendali 14.967.137 15.852.242

TOTAL EKUITAS 43.941.423 43.121.593

TOTAL LIABILITAS DAN

EKUITAS 82.174.515 91.831.526


Untuk pos pasiva, kondisi dari hutang lancar mengalami penurunan sekitar 2% sedangkan untuk
pos utang jangka panjang proporsinya naik secara cukup tajam, yaitu 6%. Sedangkan untuk modal
berkurang proporsinya sekitar 3%. Untuk utang lancer, beberapa pos mengalami kenaikan seperti utang
trust, utang pada pihak ke tiga untuk mendanai hal-hal di luar operasi perusahaan dan perusahaan pun
mencari kreditur yang benar-benar bisa dipercayai dan telah menjadi mitra dengan perusahaan.
Utang yang mengalami penurunan antara lain utang obligasi karena memang setiap tahun
perusahaan harus membayar cicilan bunga dan pokok pinjaman yang jatuh tempo. Begitu juga dengan
utang bank dan utang pajak yang harus segera dilunasi karena tempo pembayarannya telah jatuh. Utang-
utang accrual pun proporsinya berkurang karena setiap tahun juga perusahaan harus membayar biaya-
biaya operasional dan biaya-biaya lainnya.
Di sisi lain, utang jangka panjang malah bertambah secara signifikan proporsinya antara lain
utang bank yang naik sekitar 8,8%. Perusahaan mungkin menilai bahwa utang bank yang tersisa pada
tahun 2007 adalah hampir nol, maka mungkin biasanya bank menawari kredit lagi atau mungkin hal ini
pertimbangan dari manajer pula untuk lebih memilih kredit di bank dan segera melunasi obligasi-
obligasi jangka panjang yang sudah jatuh tempo. Nilai dari hak minoritas perusahaan otomatis turun
karena pada tahun 2008 perusahaan telah melakukan buyback atas sebagian sahamnya dan mungkin
juga karena pelaku sentimen dari pasar yang khawatir mengenai krisis global sehingga mereka para
pemilik saham minoritas pada akhirnya banyak yang melepas sahamya. Perusahaan terlalu berani dalam
keadaan krisis global lebih mendanai dengan utang. Tapi, mungkin juga hal ini dipengaruhi oleh
turunnya harga saham. Namun, turunnya harga saham indofood tidaklah sevolatil industri yang lain.
Modal perusahaan juga secara umum mengalami penurunan. Hal ini bisa dilihat dari modal
disetor proporsinya mengalami penurunan meskipun saham treasury sudah dijual lagi kepada publik,
namun dapat diketahui dari agio saham yang mengalami penurunan bisa mengindikasikan bahwa
perusahaan mengalami disagio. Jika tidak, maka memang proporsi kenaikannya sangat tidak sebanding
dengan proporsi kenaikan utang jangka panjang.
Dapat dilihat bahwa jumlah aset lancar perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp
1.802.618.000.000. Penyebab penurunan tersebut adalah adanya penurunan pada banyak akun
aset lancar (seperti akun investasi jangka pendek, uang muka dan jaminan, aset kelompok
lepasan yang dimiliki untuk dijual ) .
Kenaikkan terjadi pada jumlah aset tidak lancar yang mengalami peningkatan sebesar
Rp 3.951.657.000.000. Penyebab utama kenaikan ini adalah adanya kenaikkan pada asset tetap
perusahaan dan dibarengi pula oleh peningkatan pada pos-pos terkait lainnya
Secara total PT Indofood Sukses Makmur dan entitas anaknya mengalami peningkatan
aktiva dari Rp 86.077.251.000.000 menjadi Rp 91.831.526.000.000 (atau sebesar 6,69%) pada
tahun 2015 ke 2016.
Untuk pos pasiva, kondisi dari hutang Jangka pendek mengalami penurunan sebesar Rp….
sedangkan untuk pos utang jangka panjang mengalami penuruan sebesar Rp…
Utang yang mengalami penurunan antara lain utang bank dan utang pajak yang harus segera
dilunasi karena tempo pembayarannya telah jatuh.
Jumlah ekuitas juga mengalami peningkatan tidak signifikan sebesar Rp 2,8 trilyun
Secara total PT Indofood Sukses Makmur dan entitas anaknya mengalami penurunan
pasiva dari Rp 86.077.251.000.000 menjadi Rp 91.831.526.000.000 (atau sebesar 6,69%) pada
tahun 2014 ke 2015.

PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk

DAN ENTITAS ANAKNYA

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN

KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal

31 Desember 2016

(Disajikan dalam Jutaan Rupiah,


Kecuali Dinyatakan Lain)

2016 2015

OPERASI YANG DILANJUTKAN

PENJUALAN NETO 66.750.317 64.061.947

BEBAN POKOK PENJUALAN 47.321.877 46.803.889

LABA BRUTO 19.428.440 17.258.058

Beban penjualan dan distribusi (7.168.040) (6.885.612)

Beban umum dan administrasi (3.988.897) (3.495.437)

Penghasilan operasi lain 642.368 859.172

Beban operasi lain (628.864) (373.286)

LABA USAHA 8.285.007 7.362.895

Penghasilan keuangan 1.050.651 735.879

Beban keuangan (1.574.152) (2.665.675)

Pajak final atas penghasilan bunga (130.555) (136.709)

Bagian atas rugi neto entitas

Asosiasi (245.723) (334.306)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK

PENGHASILAN 7.385.228 4.962.084

Beban pajak penghasilan (2.532.747) (1.730.371)

LABA TAHUN BERJALAN DARI

OPERASI YANG DILANJUTKAN 4.852.481 3.231.713

OPERASI YANG DIHENTIKAN

LABA TAHUN BERJALAN DARI

OPERASI YANG DIHENTIKAN 414.425 477.788

LABA TAHUN BERJALAN 5.266.906 3.709.501

Penghasilan (rugi) komprehensif

Lain

Pos yang tidak akan direklasifikasi

ke laba rugi:

Laba (rugi) pengukuran kembali


atas liabilitas imbalan kerja

Karyawan 13.493 311.665

Bagian rugi komprehensif lain dari

entitas asosiasi setelah pajak (1.880) (3.450)

Pos yang dapat direklasifikasi ke

laba rugi:

Laba (rugi) yang belum terealisasi

dari aset keuangan tersedia

untuk dijual (230.850) 392.698

Selisih kurs atas penjabaran

laporan keuangan (184.997) 759.668

Bagian penghasilan (rugi)

komprehensif lain dari entitas

asosiasi setelah pajak 182.646 (173.187)

Laba (rugi) perubahan nilai wajar

atas hedging arus kas (61.013) (129.548)

Penghasilan (rugi) komprehensif

lain tahun berjalan setelah pajak (282.601) 1.157.846

TOTAL LABA KOMPREHENSIF

TAHUN BERJALAN 4.984.305 4.867.347


2016 2015

Laba tahun berjalan yang dapat

diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 4.144.571 2.967.951

Kepentingan nonpengendali 1.122.335 741.550

Total 5.266.906 3.709.501

Total laba komprehensif tahun

berjalan yang dapat

diatribusikan kepada:

Pemilik entitas induk 3.817.112 4.066.347

Kepentingan nonpengendali 1.167.193 801.000

Total 4.984.305 4.867.347

LABA PER SAHAM DASAR DARI

OPERASI YANG DILANJUTKAN

DAN YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA

PEMILIK ENTITAS INDUK

(angka penuh) 433 293

LABA PER SAHAM DASAR DARI

OPERASI YANG DIHENTIKAN

DAN YANG DAPAT

DIATRIBUSIKAN KEPADA

PEMILIK ENTITAS INDUK

(angka penuh) 39 45
total laba komprehensif tahun berjalan perusahaan terhadap penjualan neto bersih
perusahaan di tahun 2015 adalah sebesar 7,60%, (sedikit menurun jika dibandingkan tahun
2014 yakni sebesar 7,65%). Penurunan persentase laba terebut, walaupun secara horizontal
naik, adalah karena persentase beberapa beban perusahaan terhadap penjualan neto
perusahaan yang naik secara vertikal dan horizontal dari tahun 2014 ke tahun 2015
(contohnya beban penjualan dan distribusi, beban keuangan, bagian rugi neto atas entitas
asosiasi dll.) dan peningkatan tersebut sedikit lebih tinggi dari pada penurunan-penurunan
yang terjadi pada pos lainnya (sehingga hasil akhirnya mendorong penurunan persentase
total laba komprehensif tahun berjalan terhadap penjualan neto di tahun 2015).

Analisis Rasio Keuangan pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2015 - 2016

No. Keterangan 2015 2016


Rasio Likuiditas:
1. a. Current Ratio 1,71 x 1,52 x
b. Quick Ratio 1,40 x 1,07 x
Rasio Solvabilitas:
a. Debt to Asset Ratio 53 % 46 %
2. b. Debt to Equity Ratio 113 % 87 %
c. Long term Debt to Equity 54 % 43 %
Ratio
Rasio Profitabilitas:
3. a. Return on Investment 4% 6%
b. Return on Equity 8% 12 %
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Pada tahun 2016 terjadi penurunan 0,19 kali dari tahun 2015 dari 1,71 kali pada
tahun 2015 menjadi 1,52 kali pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh menurunnya
jumlah aset lancar yang tidak lebih rendah daripada utang lancar. Hal ini
menyebabkan kemampuan perusahaan dalam membayar utang lancar akan
menurun.
b. Quick Ratio

Pada tahun 2016 terjadi penurunan dari 1,40 kali pada 2015 menjadi 1,07 kali
pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah aset lancar yang jauh
lebih tinggi dibandingkan daripada utang lancar dan menyebakan penurunan quick
ratio tahun 2016. Meskipun quick ratio menurun setiap thunnya akan tetapi jumlah
rata-rata dari quick ratio PT Indofood Sukses Makmur Tbk tahun 2014 s/d 2016
adalah sebesar 1,30 kali. Sehingga untuk tahun 2014 dan 2015 perusahaan dapat
dikatakan likuid dan pada tahun 2016 dapat dikatakan ilikuid.

2. Rasio Solvabilitas
a. Debt to Asset Ratio

pada tahun 2016 terjadi penurunan 7 % dari tahun 2015 53 % menjadi 46 %


pada tahun 2016. Menurunnya jumlah total aset dan total utang yang menjadi
penyebabnya. Penurunan debt to asset ratio pada tahun 2016 menunjukkan bahwa
perusahaan semakin terhindar dari risiko hutang. Yang artinya dapat dikatakan
bahwa kinerja perusahaan untuk debt to asset ratio membaik dari tahun
sebelumnya.

b. Debt to Equity Ratio

Pada tahun 2016 terjadi penurunan 26 % dari tahun 2015 dari 113 % pada tahun
2015 menjadi 87 % pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan dari total
utang sedangkan total ekuitas mengalami peningkatan. Nilai total debt to equity
ratio menurun setiap tahunnya, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan modal
sendiri meningkat setiap tahunnya. Meskipun penggunaan modal sendiri meningkat
akan tetapi nilai total debt to equity ratio yang tinggi menunjukkan bahwa sebagian
besar pendanaan perusahaan masih dibiayai oleh utang.

c. Long Term debt to Equity Ratio

Pada tahun 2016 terjadi penurunan 11 % dari tahun 2015 dari 54 % pada tahun
2015 menjadi 43 % pada tahun 2016. Hal disebabkan oleh penurunan utang jangka
panjang. Dalam hal ini dalam 3 tahun berturut-turut long term debt to equity ratio
berada dibawah 100 % yang berarti bahwa sebagian besar aktiva tetap dibiayai oleh
modal sendiri dan risiko keamanan perusahaan dalam jangka panjang dalam kondisi
yang kurang baik.
3. Rasio Profitabilitas
a. Return on Investment

Pada tahun 2016 terjadi kenaikan 0.8 % dari tahun 2015 dari 5,3 % pada tahun 2015 menjadi 6,1
% pada tahun 2016. Laba setelah bunga dan pajak (laba bersih) mengalami kenaikan sedangkan
total aset mengalami penurunan menjadi penyebabnya. Pada tahun 2015 terjadi penurunan Return
on investment yang dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaanpun menurun karena kemampuan
aktiva untuk menghasilkan laba menurun dari tahun 2014 ke tahun 2015. Sedangkan tahun 2016
terjadi kenaikan Return on investment yang dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaanpun turut
meningkat.

b. Return on Equity

Pada tahun 2016 tidak terjadi kenaikan dari tahun 2015 dari 11 % pada tahun 2015
tetap menjadi 11 % pada tahun 2016. Hal ini disebabkan oleh penurunan total ekuitas
yang cukup signifikan. Penurunan return on equity dari tahun ke tahun, mununjukkan
bahwa kinerja perusahaan kurang baik.

perusahaan dapat dikatakan berada pada kondisi yang cukup baik. Untuk Rasio Likuiditas,
meskipun current rationya masih berada dibawah standar akan tetapi jumlah aset lancarnya
masih mampu untuk menutupi jumlah utang lancar perusahaan, kemudian untuk quick ratio
dapat dikatakan cukup baik karena meskipun pada tahun 2016 mengalami penurunan akan tetapi
pada tahun 2015 quick ratio perusahaan berada diatas standar rata-rata rasio. Untuk Rasio
Solvabilitas dapat dikatakan cukup baik, karena meskipun nilai debt to equity ratio masih cukup
tinggi akan tetapi nilai debt to asset ratio, debt to equity ratio dan long term debt to equity ratio
semakin menurun sehingga secara keseluruhan perusahaan semakin terhindar dari risiko utang.
Untuk Rasio Profitabilitas dapat dikatan masih kurang baik karena meskipun return on
investment pada tahun 2016 meningkat

Anda mungkin juga menyukai