Anda di halaman 1dari 66

PROFIL

KECAMATAN BINTAUNA

TAHUN 2015

Ukuran Buku : 16,5 cm x 21,5 cm

Jumlah Halaman : xiii + 58 Halaman

Naskah :

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 i


Kata Pengantar

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya publikasi “Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015”
ini dapat diterbitkan.
Profil Kecamatan Bintauna merupakan publikasi yang berisikan data-
data pendukung sebagai acuan untuk menjalankan roda pembangunan.
Untuk memenuhi kebutuhan data dimaksud maka Badan
Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara menyajikan data-data yang diperlukan dalam menentukan arah
kebijakan pembangunan, khususnya berkaitan dengan data-data tentang
Kecamatan Bintauna. Kepada semua pihak yang telah membantu dalam
upaya penerbitan publikasi ini kami ucapkan banyak terima kasih.
Selanjutnya saran, kritik dan komentar dari berbagai pihak terutama dari
pengguna data sangat kami harapkan.
Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data dan
masyarakat pada umumnya.

Boroko, Oktober 2015


Kepala Bappeda
Kab. Bolaang Mongondow Utara

Drs. Leksi Talibo


NIP. 19600627 198803 1 003

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 ii


Daftar Isi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. ii


DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR GRAFIK .................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................. 1


1.2 Tujuan ............................................................................. 3

BAB II PENJELASAN TEKNIS ................................................................ 4

2.1 Kependudukan ................................................................ 4


2.2 Ketenagakerjaan ............................................................. 5
2.3 Kesehatan ....................................................................... 13
2.4 Pendidikan ...................................................................... 16
2.5 Keuangan Daerah ............................................................ 20

BAB III GAMBARAN UMUM ................................................................ 23

3.1 Kondisi Geografis ............................................................ 23


3.2 Sebaran Penduduk .......................................................... 25
3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin .................................. 28

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 iii


Daftar Isi

3.4 Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar ............. 31

BAB IV KETENAGAKERJAAN ................................................................ 32


BAB V KESEHATAN ............................................................................. 34
BAB VI PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN ............................................. 40
BAB VII PERUMAHAN ......................................................................... 45
BAB VIII PEREKONOMIAN ................................................................... 47
BAB IX PEMERINTAHAN DAN KEUANGAN DESA ................................ 53

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 iv


Daftar Tabel

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014 ................ 23

Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014 ...................... 27

Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio


Tahun 2014 ....................................................................... 29

Tabel 4. Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar


Menurut Desa Tahun 2014 ................................................ 31

Tabel 5. Banyaknya Kasus Kematian yang Terjadi Selama


Tahun 2014 ....................................................................... 37

Tabel 6. Produk Pertanian Utama yang Paling Banyak Ditanam


dan Dihasilkan Menurut Desa Tahun 2014 ....................... 48

Tabel 7. Ada Tidaknya Sinyal Telepon Seluler Menurut Desa


Tahun 2014 ....................................................................... 50

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 v


Daftar Grafik

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Jarak dari Desa ke Kantor Camat ....................................... 24

Grafik 2. Jarak dari Desa ke Kantor Bupati ....................................... 25

Grafik 3. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014 .... 26

Grafik 4. Penduduk Menurut Desa Tahun 2014 .............................. 28

Grafik 5. Sex Ratio Menurut Desa Tahun 2014 ................................ 30

Grafik 6. Banyaknya Keluarga Pertanian Menurut Desa Tahun 2014 32

Grafik 7. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencarian dan Desa


Tahun 2014 ....................................................................... 33

Grafik 8. Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang


Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ............................ 34

Grafik 9. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bintauna .... 35

Grafik 10. Banyaknya Tenaga Medis yang Tinggal Menetap


di Kecamatan Bintauna Tahun 2014 .................................. 36

Grafik 11. Banyaknya Penerima Jamkesmas / Jamkesda Tahun 2014 38

Grafik 12. Banyaknya Surat Miskin / SKTM yang Dikeluarkan


Tahun 2014 ....................................................................... 39

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 vi


Daftar Grafik

Grafik 13. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang


Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ............................ 41

Grafik 14. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang


Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014 ............................ 42

Grafik 15. Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan


di Kecamatan Bintauna Tahun 2014 .................................. 43

Grafik 16. Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2014 ......... 44

Grafik 17. Persentase Rumah Menurut Jenisnya Tahun 2014 ........... 45

Grafik 18. Persentase Keluarga Menurut Sumber Penerangan


Utama yang Digunakan Tahun 2014 ................................. 46

Grafik 19. Banyaknya Penerima Raskin Menurut Desa Tahun 2014 ... 47

Grafik 20. Banyaknya Gilingan Padi Menurut Desa Tahun 2014 ........ 49

Grafik 21. Banyaknya Minimarket, Toko/Warung Kelontong dan


Warung/Kedai Menurut Desa Tahun 2014 ....................... 51

Grafik 22. Banyaknya Restoran/Rumah Makan, Hotel/Penginapan


dan Tempat Kos Menurut Desa Tahun 2014 ..................... 51

Grafik 23. Banyaknya Bengkel yang Dapat Melayani Kendaraan


Roda 4 dan Roda 2 Menurut Desa Tahun 2014 ................. 52

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 vii


Daftar Grafik

Grafik 24. Banyaknya Dusun Tahun 2014 .......................................... 53

Grafik 25. Banyaknya Anggota BPD dan LPM Menurut Desa


Tahun 2014 ....................................................................... 54

Grafik 26. Banyaknya Pos Hansip / Kamling dan Anggota Linmas /


Hansip Tahun 2014 ............................................................ 55

Grafik 27. Besarnya PAD Menurut Desa Tahun 2014 ........................ 56

Grafik 28. Besarnya PBB Menurut Desa Tahun 2014 ......................... 57

Grafik 29. Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Menurut Desa


Tahun 2014 ....................................................................... 58

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 viii


Bab I - Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah memerlukan


berbagai macam data statistik sebagai dasar penentuan strategi dan
kebijakan, agar sasaran pembangunan dapat dicapai dengan tepat.
Strategi dan kebijakan pembangunan ekonomi yang telah diambil pada
masa-masa yang lalu perlu dipantau dan dilihat hasil-hasilnya. Berbagai
data statistik yang merupakan ukuran kuantitatif mutlak diperlukan untuk
memberikan gambaran tentang keadaan pada masa yang lalu dan masa
kini, serta sasaran-sasaran yang akan dicapai pada masa yang akan datang.

Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan daerah hasil


pemekaran wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Dengan
terbentuknya daerah baru ini maka berbagai keingian terutama untuk
memajukan pembangunan daerah diharapkan akan lebih cepat terealisasi.
Keberhasilan pembangunan suatu daerah tidak hanya diukur dari
banyaknya pembangunan fisik yang dilakukan tetapi lebih dari itu, harus
tersedianya berbagai pilihan untuk meningkatkan kesehjateraan bagi
semua penduduk.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 1


Bab I - Pendahuluan

Pendekatan praktis dari paradigma pembangunan manusia adalah


dengan melihat bahwa peningkatan kapabilitas dasar manusia dilakukan
melalui upaya peningkatan pendidikan, peningkatan derajat kesehatan
serta peningkatan standar hidup secara terus menerus melalui
peningkatan pendapatan. Perluasan dan penciptaan kesempatan kerja
merupakan mekanisme untuk tercapainya peningkatan pendapatan.

Untuk mewujudkan hal tersebut upaya yang perlu dilakukan adalah


mengidentifikasi informasi statistik terutama yang berkaitan potensi dan
sumber daya ekonomi yang dimiliki. Pembangunan ekonomi merupakan
suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan manusia
seutuhnya. Mata rantai tersebut dapat dijelaskan, sebagai berikut;
peningkatan sumber daya manusia akan memberikan peluang lebih besar
bagi seseorang untuk memperoleh pendapatan yang lebih baik, sehingga
ketika pendapatan seseorang meningkat maka secara nominal konsumsi
pun akan meningkat, peningkatan konsumsi ini secara makro akan
meningkatkan PDRB dari sisi konsumsi rumah tangga, yang pada gilirannya
akan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Dalam kerangka ini, maka kajian untuk menilai berbagai masalah


yang berkaitan dengan pelaksanaan program pembangunan dan
pencapaian sasaran yang telah ditetapkan perlu dilakukan. Kajian ini
diantaranya akan mempelajari hambatan dan kendala yang mungkin ada

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 2


Bab I - Pendahuluan

dalam pelaksanaan pembangunan, sehingga misalnya program


pembangunan harus dimodifikasi. Dengan demikian maka kajian yang
dilakukan tersebut akan bersifat sebagai suatu analisis kebijakan, yaitu
suatu analisis untuk menilai kemajuan dari suatu masyarakat, yang diukur
dengan berbagai indikator, sebagai dampak dari program pembangunan.

1.2 Tujuan

Secara garis besar tujuan dari penulisan Profil Kecamatan Bintauna


ini, ialah :

1. Memberikan gambaran mengenai keadaan Kecamatan Bintauna


secara komprehensif.
2. Menyajikan data-data makro ekonomi Kecamatan Bintauna.
3. Menganalisa perkembangan pembangunan di Kecamata Bintauna
melalui data-data makro ekonomi, sehingga dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi pembangunan yang telah dilaksanakan.
4. Sebagai acuan bagi pembuat kebijakan dalam merumuskan
perencanaan pembangunan selanjutnya serta sebagai bahan
monitoring pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara umumnya dan Kecamatan Bintauna khususnya.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 3


Bab II – Penjelasan Teknis

BAB II

PENJELASAN TEKNIS

2.1 Kependudukan

Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu


daerah selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang
dari 6 bulan tetapi bertujuan menetap.

Rata-rata Pertumbuhan Penduduk adalah angka yang menunjukan tingkat


pertumbuhan penduduk per tahun dalam jangka waktu tertentu. Angka ini
dinyatakan sebagai persentase dari penduduk dasar.

Kepadatan Penduduk adalah banyaknya penduduk per Kilometer persegi.

Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan antara banyaknya penduduk laki-


laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki
untuk 100 orang penduduk perempuan.

Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang mendiami


sebagian atau seluruh bangunan fisik/sensus, dan biasanya tinggal

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 4


Bab II – Penjelasan Teknis

bersama dan makan dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu
dapur adalah jika pengurusan kebutuhan sehari-harinya dikelola bersama-
sama menjadi satu.

Anggota Rumah Tangga adalah semua orang yang biasanya bertempat


tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada dirumah pada waktu
pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Rata-rata Anggota Rumah Tangga adalah angka yang menunjukan rata-rata


jumlah anggota rumah tangga per rumah tangga.

2.2 Ketenagakerjaan

Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih.

Penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15
tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara
tidak bekerja dan pengangguran.

Penduduk yang termasuk bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja
(15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau
melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan


maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 5


Bab II – Penjelasan Teknis

keuntungan, paling sedikit 1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang


lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang
membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi.

Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah keadaan dari


seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu
sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti: sakit, cuti,
menunggu panenan, mogok dan sebagainya.

Contoh:

1. Pekerja tetap, pegawai pemerintah/swasta yang sedang tidak


bekerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir, mesin/ peralatan
perusahaan mengalami kerusakan, dan sebagainya.
2. Petani yang mengusahakan tanah pertanian dan sedang tidak
bekerja karena alasan sakit atau menunggu pekerjaan berikutnya
(menunggu panen atau musim hujan untuk menggarap sawah).
3. Pekerja profesional (mempunyai keahlian tertentu/khusus) yang
sedang tidak bekerja karena sakit, menunggu pekerjaan
berikutnya/pesanan dan sebagainya. Seperti dalang, tukang cukur,
tukang pijat, dukun, penyanyi komersial dan sebagainya

Penganggur terbuka, terdiri dari:

1. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mencari pekerjaan.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 6


Bab II – Penjelasan Teknis

2. Mereka yang tak punya pekerjaan dan mempersiapkan usaha.


3. Mereka yang tak punya pekerjaan dan tidak mencari pekerjaan,
karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
4. Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum molai bekerja
(lihat pada "An ILO Manual on Concepts and Methods")

Mencari pekerjaan adalah kegiatan seseorang yang pada saat survei orang
tersebut sedang mencari pekerjaan, seperti mereka:

1. Yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mendapatkan


pekerjaan.
2. Yang sudah pernah bekerja, karena sesuatu hal berhenti atau
diberhentikan dan sedang berusaha untuk mendapatkan
pekerjaan.
3. Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal
masih berusaha untuk mendapatkan pekerjaan lain.

Mempersiapkan suatu usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan


seseorang dalam rangka mempersiapkan suatu usaha/pekerjaan yang
"baru", yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan/keuntungan atas
resiko sendiri, baik dengan atau tanpa mempekerjakan buruh/pekerja
dibayar maupun tidak dibayar. Mempersiapkan yang dimaksud adalah
apabila "tindakannya nyata", seperti: mengumpolkan modal atau

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 7


Bab II – Penjelasan Teknis

perlengkapan/alat, mencari lokasi/tempat, mengurus surat ijin usaha dan


sebagainya, telah/sedang dilakukan.

Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat,


dan baru mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha.

TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) adalah persentase jumlah


pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

Pekerja Tidak Penuh adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja
normal (kurang dari 35 jam seminggu).

Pekerja Tidak Penuh terdiri dari:

1. Setengah Penganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam


kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), dan masih mencari
pekerjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan (daholu
disebut setengah pengangguran terpaksa).
2. Pekerja Paruh Waktu adalah mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu), tetapi tidak mencari
pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lain (daholu
disebut setengah pengangguran sukarela).

Sekolah adalah kegiatan seseorang untuk bersekolah di sekolah formal,


molai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi selama

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 8


Bab II – Penjelasan Teknis

seminggu yang lalu sebelum pencacahan. Tidak termasuk yang sedang


libur sekolah.

Mengurus rumah tangga adalah kegiatan seseorang yang mengurus rumah


tangga tanpa mendapatkan upah, misalnya: ibu-ibu rumah tangga dan
anaknya yang membantu mengurus rumah tangga. Sebaliknya pembantu
rumah tangga yang mendapatkan upah walaupun pekerjaannya mengurus
rumah tangga dianggap bekerja.

Kegiatan lainnya adalah kegiatan seseorang selain disebut di atas, yakni


mereka yang sudah pensiun, orang-orang yang cacat jasmani (buta, bisu
dan sebagainya) yang tidak melakukan sesuatu pekerjaan seminggu yang
lalu.

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah tingkat pendidikan yang


dicapai seseorang setelah mengikuti pelajaran pada kelas tertinggi suatu
tingkatan sekolah dengan mendapatkan tanda tamat (ijazah).

Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan adalah lamanya waktu dalam jam yang
digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja
istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar
pekerjaan selama seminggu yang lalu.

Bagi pedagang keliling, jumlah jam kerja dihitung molai berangkat dari
rumah sampai tiba kembali di rumah dikurangi waktu yang tidak

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 9


Bab II – Penjelasan Teknis

merupakan jam kerja, seperti mampir ke rumah famili/kawan dan


sebagainya.

Lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari


pekerjaan/usaha/perusahaan/kantor tempat seseorang bekerja.
Lapangan pekerjaan pada publikasi ini didasarkan pada Klasifikasi Baku
Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 2009.

Jenis pekerjaan/jabatan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh


seseorang atau ditugaskan kepada seseorang yang sedang bekerja atau
yang sementara tidak bekerja. Jenis pekerjaan pada publikasi ini,
didasarkan atas Klasifikasi Baku Jenis Pekerjaan Indonesia (KBJI) 2002 yang
mengacu kepada ISCO 88.

Upah/gaji bersih adalah imbalan yang diterima selama sebolan oleh


buruh/karyawan baik berupa uang atau barang yang dibayarkan
perusahaan/kantor/majikan. Imbalan dalam bentuk barang dinilai dengan
harga setempat. Upah/ gaji bersih yang dimaksud tersebut adalah setelah
dikurangi dengan potongan-potongan iuran wajib, pajak penghasilan dan
sebagainya.

Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam melakukan


pekerjaan di suatu unit usaha/kegiatan. Molai tahun 2001 status pekerjaan
dibedakan menjadi 7 kategori yaitu:

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 10


Bab II – Penjelasan Teknis

1. Berusaha sendiri, adalah bekerja atau berusaha dengan


menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak
kembalinya ongkos produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka
usahanya tersebut, serta tidak menggunakan pekerja dibayar
maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat pekerjaannya
memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
2. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, adalah
bekerja atau berusaha atas resiko sendiri, dan menggunakan
buruh/pekerja tak dibayar dan atau buruh/pekerja tidak tetap.
3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar, adalah berusaha atas
resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang
buruh/pekerja tetap yang dibayar.
4. Buruh/Karyawan/Pegawai, adalah seseorang yang bekerja pada
orang lain atau instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan
menerima upah/gaji baik berupa uang maupun barang. Buruh yang
tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai
buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang
dianggap memiliki majikan tetap jika memiliki 1 (satu) majikan
(orang/rumah tangga) yang sama dalam sebolan terakhir, khusus
pada sektor bangunan batasannya tiga bolan. Apabila majikannya
instansi/lembaga, boleh lebih dari satu.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 11


Bab II – Penjelasan Teknis

5. Pekerja bebas di pertanian, adalah seseorang yang bekerja pada


orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan
dalam sebolan terakhir) di usaha pertanian baik berupa usaha
rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga atas dasar balas
jasa dengan menerima upah atau imbalan baik berupa uang
maupun barang, dan baik dengan sistem pembayaran harian
maupun borongan. Usaha pertanian meliputi: pertanian tanaman
pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan dan
perburuan, termasuk juga jasa pertanian.
Majikan adalah orang atau pihak yang memberikan pekerjaan
dengan pembayaran yang disepakati.
6. Pekerja bebas di nonpertanian adalah seseorang yang bekerja pada
orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan
dalam sebolan terakhir), di usaha non pertanian dengan menerima
upah atau imbalan baik berupa uang maupun barang dan baik
dengan sistem pembayaran harian maupun borongan.Usaha non
pertanian meliputi: usaha di sektor pertambangan, industri, listrik,
gas dan air, sektor konstruksi/ bangunan, sektor perdagangan,
sektor angkutan, pergudangan dan komunikasi, sektor keuangan,
asuransi, usaha persewaan bangunan, tanah dan jasa perusahaan,
sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.Huruf e dan f

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 12


Bab II – Penjelasan Teknis

yang dikembangkan molai pada publikasi 2001, pada tahun 2000


dan sebelumnya dikategorikan pada huruf d dan a (huruf e
termasuk dalam d dan huruf f termasuk dalam a).
7. Pekerja keluarga/tak dibayar adalah seseorang yang bekerja
membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapat
upah/gaji, baik berupa uang maupun barang.

2.3 Kesehatan

Angka Harapan Hidup Saat Lahir (AHH) didefinisikan sebagai rata-rata


perkiraan banyak tahun yang dapat ditempuh oleh seseorang sejk lahir.
AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat.

Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami gangguan


kesehatan atau kejiwaan, baik karena penyakit akut, penyakit kronis
(meskipun selama sebulan terakhir tidak mempunyai keluhan),
kecelakaan, kriminal atau hal lain.

Proses kelahiran adalah proses lahirnya janin dari dalam kandungan ibu ke
dunia, dimulai dari tanda-tanda kelahiran (rasa mulas yang berangsur-
angsur makin sering, makin lama dan makin kuat, rahim terasa kencang,
keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir (vagina), keluarnya
cairan ketuban yang berwarna jernih kekuningan dari jalan lahir dan

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 13


Bab II – Penjelasan Teknis

merasa seperti mau buang air besar bila bayi akan lahir), hingga lahirnya
bayi, pemotongan tali pusat, dan keluarnya plasenta. Seorang ibu yang
melahirkan bisa ditolong oleh lebih dari satu jenis penolong (misalnya
dukun bersalin dan bidan).

Kelahiran adalah ketika lahirnya janin berusia 5 bulan (22 minggu) ke atas,
bila lahirnya janin kurang dari 5 bulan dinamakan abortus/keguguran.

Penolong kelahiran oleh tenaga kesehatan adalah penolong kelahiran


terakhir oleh dokter, bidan, dan tenaga medis.

Imunisasi atau vaksinasi adalah memasukkan kuman atau racun penyakit


tertentu yang sudah dilemahkan (vaksin) ke dalam tubuh dengan cara
disuntik atau diminum (diteteskan dalam mulut), dengan maksud untuk
meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit tersebut.

ASI (Air Susu Ibu) adalah satu-satunya makanan terbaik bagi bayi dan juga
makanan alami, yang komposisinya memenuhi seluruh kebutuhan bayi
selama enam bulan. ASI mengandung zat kekebalan yang memberi
perlindungan terhadap berbagai penyakit dan juga mengandung enzim
yang akan membantu pencernaan. Menyusui dengan rasa kasih sayang
dapat mempererat ikatan batin ibu dan bayi.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 14


Bab II – Penjelasan Teknis

Mengobati sendiri adalah upaya art yang melakukan pengobatan dengan


menentukan jenis obat sendiri (tanpa saran/resep dari tenaga
kesehatan/batra).

Obat tradisional adalah obat ramuan yang dibuat dari bagian tanaman,
hewan, mineral, dan lain-lain, biasanya telah digunakan turun temurun;
baik untuk menyembuhkan penyakit maupun untuk memelihara
kesehatan, dapat berbentuk bubuk, rajangan, cairan, tablet, kapsul,
parem, obat gosok, dan lain-lain. Pembuatnya bisa rumah tangga, penjaja
jamu gendong, perusahaan jamu, pabrik farmasi, dan lain-lain. Obat
tradisional buatan pabrik farmasi atau perusahaan jamu mempunyai
nomor registrasi di Depkes dengan kode awal TR (tradisional), misal pada
berbagai merek jamu buatan dalam negeri, TRI (berbagai merek obat
tradisional impor), TRL (berbagai merek obat tradisional luar yang
memperoleh lisensi).

Berobat jalan adalah kegiatan atau upaya art yang mempunyai keluhan
kesehatan untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pengobatan
dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern atau
tradisional tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan
ke rumah art.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 15


Bab II – Penjelasan Teknis

Tidak termasuk dalam berobat jalan adalah konsultasi, pemeriksaan


kesehatan (check-up), kir kesehatan (misal untuk SIM, penerimaan
pegawai, kenaikan pangkat), skrining (pemeriksaan kesehatan untuk
menemukan penyakit sedini mungkin, misal : Pap Smear Test untuk kanker
mulut rahim, mantoux test pada balita untuk skrining TBC), pemeriksaan
kehamilan normal, dan imunisasi, karena hal ini merupakan upaya
pencegahan.

Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan menginap 1 malam atau


lebih di suatu unit pelayanan kesehatan modern atau tradisional,
termasuk dalam kejadian ini adalah rawat inap untuk persalinan.

2.4 Pendidikan

Angka Melek Huruf (AMH) adalah persentase penduduk usia 15 tahun


keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf
lainnya.

Angka Buta Huruf (ABH) adalah proporsi penduduk usia tertentu yang tidak
dapat membaca dan atau menulis huruf Latin atau huruf lainnya terhadap
penduduk usia tertentu.

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) menggambarkan jumlah tahun yang


digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan normal.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 16


Bab II – Penjelasan Teknis

Diasumsikan bahwa dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu


wilyah tidak akan turun. Cakupan penduduk yang dihitung dalam
penghitungan rata-rata llama sekolah adalah penduduk berusia 25 tahun
ke atas (untuk metode baru atau 15 tahun ke atas untuk metode lama).

Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) merupakan lamanya sekolah (dalam


tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di
masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap
bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk
yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini.
Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke
atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan
sistem pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk
lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh
setiap anak.

Bersekolah adalah mereka yang terdaftar dan aktif mengikuti pendidikan


baik di suatu jenjang pendidikan formal (pendidikan dasar yaitu
SD/sederajat dan SMP/sederajat, pendidikan menengah yaitu
SMA/sederajat dan pendidikan tinggi yaitu PT/sederajat) maupun non
formal (Paket A setara SD, paket B setara SMP dan paket C setara SMA)
yang berada di bawah pengawasan Kementerian Pendidikan Nasional

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 17


Bab II – Penjelasan Teknis

(Kemdiknas), Kementerian Agama (Kemenag), instansi lainnya negeri


maupun swasta

Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang


yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi, meliputi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat, SM/MA/sederajat
dan PT.

Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal


yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Meliputi
pendidikan kecakapan hidup (kursus), pendidikan anak usia dini (PAUD)
atau pra-sekolah, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan
perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C)
serta pendidikan lainnya yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.

Tidak/belum pernah sekolah adalah tidak/belum pernah terdaftar dan aktif


mengikuti pendidikan di suatu jenjang pendidikan, termasuk mereka yang
tamat/belum tamat Taman Kanak-kanak yang tidak melanjutkan ke
Sekolah Dasar.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 18


Bab II – Penjelasan Teknis

Tamat sekolah adalah telah menyelesaikan pelajaran pada kelas/tingkat


terakhir suatu jenjang pendidikan di sekolah negeri maupun swasta
dengan mendapatkan tanda tamat/ijazah. Seorang yang belum mengikuti
pelajaran pada kelas tertinggi tetapi jika ia mengikuti ujian dan lulus maka
dianggap tamat.

Angka Partisipasi Sekolah (APS): proporsi anak sekolah pada usia jenjang
pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jejang
pendidikan tersebut.

Angka Partisipasi Kasar (APK) : Proporsi anak sekolah pada suatu jenjang
tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan
tersebut.

Angka Partisipasi Murni (APM) : Proporsi anak sekolah pada satu kelompok
usia tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok
usianya.

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan adalah jenjang pendidikan


tertinggi yang ditamatkan oleh seseorang, yang ditandai dengan
sertifikat/ijazah.

SD meliputi Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan sederajat.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 19


Bab II – Penjelasan Teknis

SMP meliputi jenjang pendidikan SMP Umum, Madrasah Tsanawiyah, SMP


kejuruan dan sederajat.

SM meliputi jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), sekolah


menegah kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah dan sederajat.

PT meliputi jenjang pendidikan Diploma I, II, III dan IV dan sederajat.

2.5 Keuangan Daerah

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan


tahunan Pemerintahan Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.

Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan yang


diperoleh Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN


yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 20


Bab II – Penjelasan Teknis

Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk
mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Dana Alokasi Umum, selanjutnya disebut DAU adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan
kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.

Pinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan Daerah


menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari
pihak lain sehingga Daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar
kembali.

Obligasi Daerah adalah Pinjaman Daerah yang ditawarkan kepada publik


melalui penawaran umum di pasar modal.

Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan
oleh gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi,
tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di
daerah.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 21


Bab II – Penjelasan Teknis

Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang
dilaksanakan oleh Daerah yang mencakup semua penerimaan dan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

Hibah adalah Penerimaan Daerah yang berasal dari pemerintah negara


asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk
devisa, rupiah maupun barang dan/atau jasa, termasuk tenaga ahli dan
pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
kepada Daerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa,
dan/atau krisis solvabilitas.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 22


Bab III – Gambaran Umum

BAB III

GAMBARAN UMUM

3.1 Kondisi Geografis

Secara luas wilayah, Kecamatan Bintauna memiliki wilayah seluas


348,94 km2 atau 18,79 persen dari luas wilayah Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara.

Tabel 1. Luas Wilayah Menurut Kecamatan Tahun 2014

Luas Wilayah
No. Kecamatan %
(km2)
(1) (2) (3) (4)
1. Sangkub 567,85 30,58
2. Bintauna 348,94 18,79
3. Bolangitang Timur 293,75 15,82
4. Bolangitang Barat 445,64 24,00
5. Kaidipang 85,09 4,58
6. Pinogaluman 115,59 6,23
Jumlah 1 856,86 100,00

Sumber : Kabupaten Bolaang Mongondow Utara Dalam Angka 2015

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 23


Bab III – Gambaran Umum

Kecamatan Bintauna terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan yaitu,


Mome, Huntuk, Pimpi, Bunia, Kopi, Bitauna Pantai, Minanga, Batulintik,
Talaga, Voa’a, Padang, Kuhanga, Bunong, Padang Barat, Vahuta dan
Keurahan Bintauna. Berikut ini disajikan jarak dari masing-masing
desa/kelurahan ke kantor camat Bintauna dan jarak dari masing-masing
desa/kelurahan ke kantor bupati Bolaang Mongondow Utara.

Grafik 1. Jarak dari Desa ke Kantor Camat

Km
10
8
8

6 5 5

4 3,4 3,5
3
2
2 1,5
0,75 1
0 0,3 0,4 0,5 0,5 0,6
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 24


Bab III – Gambaran Umum

Grafik 2. Jarak dari Desa ke Kantor Bupati

Km
80

60
47 50
45 45
40 40 40 40 40 40 40 41 41,5 43 43,5
40 30,2

20

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

3.2 Sebaran Penduduk

Jumlah penduduk Kecamatan Bintauna sebanyak 12.423 jiwa pada


tahun 2014 atau 16,50 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten
Bolaang Mongondow Utara.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 25


Bab III – Gambaran Umum

Grafik 3. Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2014

Sangkub
13,62% 12,87%
Bintauna

16,50% Bolangitang Timur


18,64%
Bolangitang Barat

18,21% Kaidipang
20,17%
Pinogaluman

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 26


Bab III – Gambaran Umum

Tabel 2. Kepadatan Penduduk per Km2 Tahun 2014

Luas Wilayah Penduduk Kepadatan


No. Kecamatan
(km2) (jiwa) (jiwa/km2)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Sangkub 567,85 9 688 17,06

2. Bintauna 348,94 12 423 35,60

3. Bolangitang Timur 293,75 13 714 46,69

4. Bolangitang Barat 445,64 15 183 34,07

5. Kaidipang 85,09 14 031 164,90

6. Pinogaluman 115,59 10 251 88,68

Jumlah 1 856,86 75 290 40,55

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 27


Bab III – Gambaran Umum

Grafik 4. Penduduk Menurut Desa Tahun 2014

Jiwa Laki-laki Perempuan


1500

1000

500

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Desa Bintauna Pantai merupakan desa dengan jumlah penduduk


terbanyak. Sementara yang paling sedikit adalah desa Huntuk.

3.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Komposisi menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa penduduk


laki-laki masih lebih besar dibandingkan perempuan. Hal ini terlihat dari
nilai angka Sex Ratio di Kecamatan Bintauna pada tahun 2014 sebesar
104,83 yang artinya dalam setiap 100 orang penduduk perempuan
terdapat 104 orang penduduk laki-laki.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 28


Bab III – Gambaran Umum

Tabel 3. Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio Tahun 2014

No. Kecamatan Laki-laki Perempuan Sex Ratio

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Sangkub 5 011 4 677 107,14

2. Bintauna 6 358 6 065 104,83

3. Bolangitang Timur 7 009 6 705 104,53

4. Bolangitang Barat 7 815 7 368 106,07

5. Kaidipang 7 151 6 880 103,94

6. Pinogaluman 5 268 4 983 105,72

Jumlah 38 612 36 678 105,27

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bolaang Mongondow, (diolah)

Kondisi menurut Desa juga menunjukkan bahwa penduduk laki-laki


lebih banyak dibandingkan penduduk perempuan. Hal ini tergambar dari
angka sex ratio di atas 100 untuk sebagian besar desa yang ada. Penduduk
perempuan lebih banyak dari penduduk laki-laki hanya terdapat di Desa
Pimpi, Kelurahan Bintauna, Desa Vahuta, Kopi dan Desa Bunong yang
ditunjukkan dengan nilai sex ratio yang lebih rendah dari 100.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 29


Bab III – Gambaran Umum

Grafik 5. Sex Ratio Menurut Desa Tahun 2014

124,41

134,73
140

108,73
108,15
107,40
105,54
103,77
103,71
103,64
102,93
102,66
98,47
120

93,22
92,36
85,37
83,71

100

80

60

40

20

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 30


Bab III – Gambaran Umum

3.4 Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar

Perubahan Jumlah penduduk disuatu wilayah dipengaruhi oleh tiga


komponen demografi, yaitu kelahiran (birth), kematian (death) dan
perpindahan penduduk (migration).

Tabel 4. Kelahiran, Kematian, Migrasi Masuk dan Keluar Menurut Desa


Tahun 2014

No. Desa Kelahiran Kematian Masuk Keluar


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Mome - 10 - -
2. Huntuk 7 3 - -
3. Pimpi 4 4 - 1
4. Bunia 13 - 4 3
5. Kopi - 1 - -
6. Bintauna Pantai 3 1 - -
7. Minanga 11 10 15 12
8. Batulintik 22 14 7 13
9. Bintauna 23 9 6 5
10. Talaga 10 - - -
11. Voa'a - 3 - -
12. Padang 17 9 3 8
13. Kuhanga 13 - - -
14. Bunong 35 13 46 22
15. Padang Barat 119 6 12 4
16. Vahuta 35 4 23 5
Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 31


Bab IV – Ketenagakerjaan

BAB IV

KETENAGAKERJAAN

Sebagaian besar masyarakat Kecamatan Bintauna bekerja sebagai


petani. Berikut ini disajikan banyaknya keluarga pertanian yang ada di
Kecamatan Bintauna menurut desa tahun 2014.

Grafik 6. Banyaknya Keluarga Pertanian Menurut Desa Tahun 2014

Keluarga Pertanian
600
462

400 366

185 174 207


200 n.a. 147
127 106 114 116 116
100 80 80
0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 32


Bab IV – Ketenagakerjaan

Grafik 7. Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencarian dan Desa Tahun


2014

Lainnya
22,26%

TNI/POLRI
0,48%
Swasta
1,84% PNS
4,45%
Petani
Pedagang 62,13%
2,28%
Nelayan
6,56%

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 33


Bab V – Kesehatan

BAB V

KESEHATAN

Kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow


Utara periode 2010 – 2014 dapat dikatakan semakin meningkat. Hal ini
ditunjukkan oleh indikator Angka Harapan Hidup saat lahir (AHH) yang
selalu meningkat. Perkembangan AHH Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 8. Angka Harapan Hidup saat lahir di Kabupaten Bolaang


Mongondow Utara Tahun 2010 – 2014

Tahun
66,64
66,65 66,62
66,60 66,58

66,55 66,53
66,49
66,50

66,45

66,40
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 34


Bab V – Kesehatan

Grafik 9. Banyaknya Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Bintauna

Tahun 2014

15 14

10

5
5 4
3
2
1 1
0 0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 35


Bab V – Kesehatan

Grafik 10. Banyaknya Tenaga Medis yang Tinggal Menetap di Kecamatan


Bintauna Tahun 2014

20

15 14 14
13

10

5
3
1
0
Dokter Dokter Gigi Bidan Tenaga Dukun Bayi
Kesehatan
Lainnya

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Di Kecamatan Bintauna, terdapat 3 orang dokter, 1 orang dokter gigi,


14 bidan, 14 tenaga kesehatan lainnya dan 13 orang dukun bayi.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 36


Bab V – Kesehatan

Adapun banyaknya kasus kematian yang terjadi di Kecamatan


Bintauna selama Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut ini. Kasus
kematian terbanyak terjadi di Desa Batulintik. Sementara di Desa Talaga
dan Desa Padang tidak terjadi kasus kematian.

Tabel 5. Banyaknya Kasus Kematian yang Terjadi Selama Tahun 2014

No. Desa Semua Umur Ibu Balita


(1) (2) (3) (4) (5)
1. Mome 10 1 -
2. Huntuk 3 - -
3. Pimpi 4 - -
4. Bunia 1 - -
5. Kopi 2 - 2
6. Bintauna Pantai 1 - -
7. Minanga 11 - 1
8. Batulintik 14 - 1
9. Bintauna 3 - -
10. Talaga - - -
11. Voa'a 3 - -
12. Padang - - -
13. Kuhanga 6 - -
14. Bunong 2 - -
15. Padang Barat 5 - 1
16. Vahuta 4 - -
Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 37


Bab V – Kesehatan

Grafik 11. Banyaknya Penerima Jamkesmas / Jamkesda Tahun 2014

600
520
500

400 352
309 300
300
234 238 235
207
200
115
90 77 85
100 70
40 50
0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 38


Bab V – Kesehatan

Grafik 12. Banyaknya Surat Miskin / SKTM yang Dikeluarkan Tahun 2014

100
88

80 75

58
60 52
43
35 37
40 31
27 28 30
20
20 13
5 8
0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 39


Bab VI – Pendidikan dan Keagamaan

BAB VI

PENDIDIKAN DAN KEAGAMAAN

Kondisi pendidikan masyarakat di Kabupaten Bolaang Mongondow


Utara menunjukkan pola perkembangan yang positif. Angka Harapan Lama
Sekolah (HLS) menunjukkan pola yang semakin meningkat. Berdasarkan
data dari Badan Pusat Statistik, HLS Kabupaten Bolaang Mongondow Utara
pada tahun 2010 sebesar 10,88 tahun dan terus meningkat menjadi 11,84
tahun pada tahun 2014. Ini artinya, pada tahun 2014 harapannya setiap
anak yang mulai bersekolah akan dapat bersekolah selama 11 tahun atau
sampai kelas 2 SMA/sederajat.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 40


Bab VI – Pendidikan dan Keagamaan

Grafik 13. Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Bolaang


Mongondow Utara Tahun 2010 - 2014

Tahun
12,0 11,84
11,60
11,5 11,25
11,11
11,0 10,88

10,5

10,0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

Adapun kondisi lama sekolah dari masyarakat Bolaang Mongondow


Utara yang ada saat ini ditunjukkan oleh indikator Rata-rata Lama Sekolah
(RLS). Pada tahun 2014, masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow
Utara rata-rata menempuh pendidikan formal selama 7 tahun atau sampai
kelas 1 SMP/sederajat. Berdasarkan metode baru penghitungan IPM,
maka dalam penghitungan ini yang dimasukkan adalah penduduk usia 25
tahun ke atas (yang diharapkan telah selesai menempuh masa pendidikan
formal).

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 41


Bab VI – Pendidikan dan Keagamaan

Grafik 14. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Kabupaten Bolaang Mongondow


Utara Tahun 2010 - 2014

Tahun

7,51
7,5 7,34
7,17
7,01
7,0 6,85

6,5
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 42


Bab VI – Pendidikan dan Keagamaan

Grafik 15. Banyaknya Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Kecamatan


Bintauna Tahun 2014

16
14 Negeri Swasta
14

12

10

6 5
4
4
2
2 1 1
0 0 0 0
0
TK / Sederajat SD / Sederajat SMP / Sederajat SMA / Sederajat SMK / Sederajat

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 43


Bab VI – Pendidikan dan Keagamaan

Grafik 16. Persentase Penduduk Menurut Agama Tahun 2014

Katolik Budha Hindu Konghucu Lainnya


0,13% 0,00% 0,03% 0,00% 0,00%

Kristen
10,16%

Islam
89,69%

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 44


Bab VII – Perumahan

BAB VII

PERUMAHAN

Kondisi perumahan di Kecamatan Bintauna sebagaian besar semi


permanen (sebesar 68,81 persen pada tahun 2014). Yang sudah permanen
sebesar 2,98 persen. Sementara sisanya (28,20 persen) kondisinya bukan
permanen.

Grafik 17. Persentase Rumah Menurut Jenisnya Tahun 2014

Permanen
2,98%

Bukan Permanen
28,20%

Semi Permanen
68,81%

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 45


Bab VII – Perumahan

Di sisi lain, jika dilihat dari sumber penerangan utama yang


digunakan oleh masyarakat, sebagian besar masyarakat yang ada di
Kecamatan Bintauna sudah menggunakan listrik PLN dengan meteran
(89,84 persen). 10,02 pesen menggunakan listrik PLN tanpa meteran
listrik, 0,14 persen menggunakan listrik non PLN. Di Kecamatan Bintauna
sudah tidka ada lagi keluarga yang tidak menggunakan listrik sebagai
sumber penerangan utama.

Grafik 18. Persentase Keluarga Menurut Sumber Penerangan Utama yang


Digunakan Tahun 2014

Listrik Non PLN Listrik PLN Bukan Listrik


0,14% tanpa 0,00%
Meteran
10,02%

Listrik PLN
dengan Meteran
89,84%

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 46


Bab VIII – Perekonomian

BAB VIII

PEREKONOMIAN

Banyaknya penerima beras miskin (raskin) yang ada di Kecamatan


Bintauna Tahun 2014 terbanyak ada di Desa Batulintik yaitu sebanyak 155
orang dan di Desa Kopi dan Desa Minanga masing-masing sebanyak 135
orang.

Grafik 19. Banyaknya Penerima Raskin Menurut Desa Tahun 2014

Penerima Raskin
200
155
135 135

100 85 85 85 89

52
43 39
26 30
21
0 0 0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 47


Bab VIII – Perekonomian

Tabel 6. Produk Pertanian Utama yang Paling Banyak Ditanam dan


Dihasilkan Menurut Desa Tahun 2014

No. Desa Ditanam Dihasilkan


(1) (2) (3) (4)
1. Mome Padi Padi
2. Huntuk Padi Padi
3. Pimpi Padi Padi
4. Bunia Padi Padi
5. Kopi Padi Padi
6. Bintauna Pantai Kelapa Kelapa
7. Minanga Padi Kopra
8. Batulintik Padi Padi
9. Bintauna Padi Padi
10. Talaga Padi Padi
11. Voa'a Padi Padi
12. Padang Padi Padi
13. Kuhanga Padi Padi
14. Bunong Padi Padi
15. Padang Barat Padi Padi
16. Vahuta Padi Padi
Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Kecamatan Bintauna merupakan salah satu kecamatan penghasil


padi terbanyak di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Sebagian
masyarakat yang ada menanam dan juga menghasilkan padi sebagai
produk pertanian utama.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 48


Bab VIII – Perekonomian

Grafik 20. Banyaknya Gilingan Padi Menurut Desa Tahun 2014

Gilingan Padi
8
7
7
6
5 5
5
4 4
4
3 3 3
3
2 2 2 2
2
1 1
1
0 0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Untuk mendukung proses dalam menghasilkan beras, gilingan padi


terbanyak ada di Kopi sebanyak 7 gilingan padi. Di desa selainnya terdapat
gilingan padi sebanyak 5 atau lebih sedikit. Hanya di Desa Bintauna Pantai
dan Desa Voa’a yang tidak terdapat gilingan padi.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 49


Bab VIII – Perekonomian

Tabel 7. Ada Tidaknya Sinyal Telepon Seluler Menurut Desa Tahun 2014

No. Desa Sinyal Seluler


(1) (2) (3)
1. Mome Ada, Kuat
2. Huntuk Ada, Lemah
3. Pimpi Ada, Kuat
4. Bunia Ada, Lemah
5. Kopi Ada, Kuat
6. Bintauna Pantai Ada, Kuat
7. Minanga Ada, Kuat
8. Batulintik Ada, Lemah
9. Bintauna Ada, Lemah
10. Talaga Ada, Kuat
11. Voa'a Ada, Lemah
12. Padang Ada, Kuat
13. Kuhanga Ada, Kuat
14. Bunong Ada, Lemah
15. Padang Barat Ada, Kuat
16. Vahuta Ada, Kuat
Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Sebagian besar wilayah yang ada di Kecamatan Bintauna telah


terdapat sinyal telepon seluler dan sinyalnya kuat. Sementara Desa yang
sinyal telepon selulernya masih lemah adalah Desa Huntuk, Bunia,
Batulintik, Kelurahan Bintauna, Desa Voa’a dan Desa Bunong.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 50


Bab VIII – Perekonomian

Grafik 21. Banyaknya Minimarket, Toko/Warung Kelontong dan


Warung/Kedai Menurut Desa Tahun 2014

100 94
90
80
70
60
50
40
30
20
20 11
10
0
Minimarket Toko/Warung Kelontong Warung/Kedai

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Grafik 22. Banyaknya Restoran/Rumah Makan, Hotel/Penginapan dan


Tempat Kos Menurut Desa Tahun 2014

15

10
10

5
1
0 0
0
Restoran/Rumah Hotel Penginapan Tempat Kos
Makan

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 51


Bab VIII – Perekonomian

Grafik 23. Banyaknya Bengkel yang Dapat Melayani Kendaraan Roda 4


dan Roda 2 Menurut Desa Tahun 2014

Bengkel Bengkel Roda 4 Bengkel Roda 2


9 8
8
7
6
5
4 3 3
3 2 2 2 22
2 1 11 1 1 1 11 1
1 00 00 00 0 0 0 00 0 00 0
0

Sumber: Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015 (diolah)

Bengkel yang dapat melayani kendaraan roda 4 di Kecamatan


Bintauna terbanyak ada di Desa Padang yaitu sebanyak 8 bengkel.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 52


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

BAB IX

PEMERINTAHAN DAN KEUANGAN DESA

Di Kecamatan Bintauna terdapat 16 desa dengan total 56 dusun.


Banyaknya dusun di masing-masing desa yang ada di Kecamatan Bintauna
berkisar antara 3 sampai 4 dusun.

Grafik 24. Banyaknya Dusun Tahun 2014

Dusun
5
4 4 4 4 4 4 4 4
4
4
3 3 3 3 3 3 3 3
3
3
2
2
1
1
0

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 53


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

Grafik 25. Banyaknya Anggota BPD dan LPM Menurut Desa Tahun 2014

Orang Anggota BPD Anggota LPM


9 8
8 7
7 6
6 5 5 5 5 55 5 5 55 5 5 5 5 5 5
5 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3
3
2
1 0 0 0
0

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Banyaknya anggota BPD di Kecamatan Bintauna berjumlah 73 orang.


Sebagian besar desa memiliki anggota BPD sebanyak 5 orang kecuali Desa
Bunong dan Desa Padang Barat yang memiliki anggota BPD sebanyak 4
orang.

Sementara untuk anggota LPM, terbanyak ada di Desa Huntuk yang


berjumlah 8 orang. Sementara di Desa Kuhanga dan Desa Bunong tidak
memiliki anggota LPM.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 54


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

Grafik 26. Banyaknya Pos Hansip / Kamling dan Anggota Linmas / Hansip
Tahun 2014

8
7
7
6 6
6
5
5
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4
3 3
3
2
2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0
0

Pos Hansip/Kamling Anggota Linmas/Hansip

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Banyaknya pos hansip / kamling yang ada di Kecamatan Bintauna


sebanyak 16 pos. Terbanyak ada di Talaga yaitu sebanyak 2 pos.
Sementara di Desa Vahuta tidka terdapat pos hansip/kampilng. Banyaknya
anggota linmas / hansip yang ada di Kecamatan Bintauna sebanyak 70
orang. Keanggotaan Linmas / hansip yang ada di masing-masing desa
berkisar antara 3 sampai 7 orang.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 55


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

Grafik 27. Besarnya PAD Menurut Desa Tahun 2014

Juta Rupiah
160
134,91
140
120 109,97 109,00
100
80
60
40 23,65
20 3,71 4,50 0,00 5,00 0,00 3,75 0,00
0,00 4,00 0,00 0,00 2,50
0

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

PAD di Kecamatan Bintauna pada tahun 2014 sebesar 400,98 juta


rupiah. Terbesar di Desa Padang Barat sebesar 134,91 juta rupiah.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 56


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

Grafik 28. Besarnya PBB Menurut Desa Tahun 2014

Juta Rupiah
120 109,00

100

80

60

40

20 13,5011,60 9,72 12,4910,58 12,55 9,11 8,71 9,57


7,35 7,21 7,64 4,86 5,34
0,00
0

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Dari sisi penerimaan PBB, pada tahun 2014 PBB yang ada di
Kecamatan Bintauna sebesar 239,22 juta rupiah. Terbesar adalah Desa
Bintauna Pantai sebesar 109,00 juta rupiah.

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 57


Bab IX – Pemerintahan dan Keuangan Desa

Grafik 29. Besarnya Alokasi Dana Desa (ADD) Menurut Desa Tahun 2014

Juta Rupiah

140,40
160
140
120
100
65,50

57,00

55,50
55,00

55,00

55,00
80

51,00
51,00

51,00

51,00

51,00

51,00

51,00
60
40
0,00

0,00
20
0

Sumber : Kecamatan Bintauna Dalam Angka Tahun 2015, (diolah)

Profil Kecamatan Bintauna Tahun 2015 58

Anda mungkin juga menyukai