Anda di halaman 1dari 17

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Penetapan Isu yang Diangkat


Unit Kerja
RSUD dr. Soedono Madiun
Jabatan
Perawat Terampil
Pekerjaan dan Uraian Tugas
Berdasarkan uraian tugas perawat pelaksana instalasi rawat inap Wijaya
Kusuma RSUD Dr. Soedono Madiun:
1. Melaksanakan tugas jaga pagi, sore, malam, dan hari libur sesuai jadwal dinas
2. Melaksanakan operan tugas/serah terima baik awal maupun akhir tugas sesuai
protap
3. Memelihara peralatan medis/keperawatan dalam persiapan alat sehingga
selalu siap pakai
4. Memelihara kebersihan ruang rawat inap dan lingkungannya
5. Menerima pasien baru sesuai protap
6. Melakukan pengkajian keperawatan, menentukan diagnosa keperawatan,
rencana tindakan dan pendokumentasiannya
7. Melaksanakan tindakan keperawatan termasuk tindakan kolaboratif sesuai
kemampuannya
8. Melakukan tindakan darurat pada pasien dalam kondisi tertentu sesuai protap,
wewenang dan kemampuannya dan segera melaporkan tindakan yang telah
dilakukan ke dokter jaga/dokter ruangan
9. Melakukan observasi kondisi dan selanjutnya melakukan tindakan yang tetap
berdasarkan hasil observasinya
10. Membantu pasien melatih untuk latihan secara bertahap sesuai dengan
kondisi pasien
11. Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan (catatan perkembangan)
12. Berperan serta dalam membahas kasus dalam upaya meningkatkan mutu
asuhan keperawatan
13. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh instalasi
14. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan
secara berkelanjutan
15. Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan serta
data pasien baik manual maupun secara komputerisasi bill system
16. Menyiapkan pasien pulang dan penyuluhan kesehatan
17. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan

3.1.1 Identifikasi Isu


Berdasarkan pengalaman kerja selama 2 bulan di ruang rawat inap
Wijaya Kusuma D dr. Soedono Madiun terdapat beberapa hal yang perlu
ditingkatkan agar pasien mendapatkan pelayanan prima. Secara umum
permasalahan tersebut dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Ketidakpatuhan upaya pencegahan resiko cedera pasien resiko jatuh.
Pelakasanaan program kegiatan manajemen resiko pasien jatuh
merupakan upaya yang dilakukan untuk mencegah maupun menangani
pasien dengan resiko jatuh maupun pasien yang mengalami insiden jatuh
sehingga mengantisipasi terjadinya cedera fisik pada pasien serta untuk
meningkatkan mutu rumah sakit. Berdasarkan standar indikator mutu
rawat inap di Wijaya Kusuma D angka kejadian jatuh yang diharapkan
adalah 0% namun data capaian kejadian jatuh di Wijaya Kusuma D
sebanyak 3%. Hal ini berhubungan dengan kepatuhan upaya pencegahan
resiko cedera pasien resiko jatuh yang masih mencapai 84% dari standar
capaian 100%.
2. Ketidakpatuhan dokumentasi pemasangan alat invasive.
Pemasangan alat invasive adalah tindakan pemasangan alat kesehatan
yang menembus ke dalam tubuh secara keseluruhan atau sebagian, baik
melalui lubang tubuh atau melalui permukaan tubuh. Menurut Potter dan
Perry dalam Nursalam (2001) setiap hasil tindakan invasif harus dicatat
dalam rekam medis pasien. Berdasarkan indikator capaian mutu di Wijaya
Kusuma D didapatkan data 67,9% terdokumentasinya tanggal dan jam
pemasangan kateter dari standar capaian 100% dan dokumentasi tanggal
dan jam pemasangan pasang infus masih mencapai 83,2%.
3. Ketidaktepatan pembuangan sampah medis dan non medis oleh petugas
Berdasarkan Kepmenkes No. 1204 tahun 2004 tentang persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit menjelaskan bahwa rumah sakit dapat
menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya
pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. Setiap sampah yang
dihasilkan di rumah sakit harus dipisah sesuai kategorinya dan
dimasukkan dalam kantong dan diberi label sesuai dengan sampah
tersebut dan kantong yang digunakan untuk wadah sampah medis
infeksius menggunakan kantong warna kuning. Namun, fenomena di
lapangan masih banyak ditemukan sampah plastik bekas klip obat, plastik
bungkus spuit, kertas bungkus obat, kertas etiket obat dibuang di tempat
sampah medis yang seharusnya dibuang di sampah non medis.

Dari beberapa isu diatas, langkah selanjutnya adalah mempertimbangkan


isu mana yang akan menajdi prioritas utama yang dapat dicari solusi
berdasarkan peran dan wewenang jabatan di instansi. Selanjutnya menganalisis
isu tersebut menggunakan metode A (Aktual), K (Kekhalayakan), P
(Problematik), L (Kelayakan) untuk mengetahui isu mana yang dominan. Nilai
AKPL ini didapat dari hasil diskusi dengan kepala ruangan rawat inap dan
mentor.
Tabel 3.1 Seleksi Isu Menggunakan Metode AKPL
No Isu A K P L Total
1. Ketidakpatuhan upaya 3 2 4 3 12
pencegahan resiko cedera pasien
resiko jatuh
2. Ketidaktepatan pemberian cairan 5 4 4 5 18
infus pasien

3. Ketidakpatuhan dokumentasi 3 2 3 2 10
pemasangan alat invasif
4 Ketidaktepatan pembuangan 3 3 2 3 11
sampah medis dan non medis
5 Tingkat kecemasan yang tinggi 4 4 3 3 14
pada pasien dan keluarga pre
operasi

Adapun kriteria penetapan indikator AKPL, yaitu:


Aktual :
1: Pernah benar-benar terjadi
2: Benar-benar sering terjadi
3: Benar-benar terjadi dan bukan menjadi pembicaraan
4: Benar-benar terjadi terkadang menjadi bahan pembicaran
5: Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan
Kekhalayakan
1: Tidak menyangkut hajat hidup orang banyak
2: Sedikit menyangkut hajat hidup orang banyak
3: Cukup menyangkut hajat hidup orang banyak
4: Menyangkut hajat hidup orang banyak
5: sangat menyangkut hajat hidup orang banyak
Problematik
1: Masalah sederhana
2: Masalah kurang kompleks
3: Masalah cukup kompleks namun tidak perlu segera dicarikan solusi
4: Masalah kompleks
5: Masalah sangat kompleks sehingga perlu dicarikan segera solusinya
Kelayakan
1: Masuk akal
2: Realistis
3: Cukup masuk akal dan realistis
4: Masuk akal dan realistis
5: Masuk akal, realistis, dan relevan untuk dimunculkan inisiatif pemecahan
masalahnya
Berdasarkan penetapan isu dengan menggunakan teknik AKPL, dapat
dikerucutkan menjadi tiga isu yang kemudian akan dipertimbangkan kembali untuk
dijadikan isu prioritas. Kemudian tiga isu tersebut kembali diidentifikasi dengan
menggunakan teknik U (Urgency), S (Seriousness), dan G (Growth).

Tabel 3.2 Tabel Identifikasi Isu

No. ISU U S G Total


1. Ketidaktepatan pemberian cairan infus 5 5 4 14
pasien
2. Ketidakpatuhan upaya pencegahan 4 4 4 12
resiko cedera pasien resiko jatuh
3. Tingkat kecemasan yang tinggi pada 3 4 3 10
pasien dan keluarga pre operasi

Adapun kriteria penetapan indikator USG, yaitu:


Urgency :
1 : Tidak penting
2 : Kurang penting
3 : Cukup penting
4. : Penting
5. : Sangat penting

Seriousness :
1 : Akibat yang ditimbulkan tidak serius
2 : Akibat yang ditimbulkan kurang serius
3 : Akibat yang ditimbulkan cukup serius
4. : Akibat yang ditimbulkan serius
5. : Akibat yang ditimbulkan sangat serius
Growth :
1 : Tidak berkembang
2 : Kurang berkembang
3 : Cukup berkembang
4. : Berkembang
5 : Sangat berkembang

Berdasarkan pendekatan analisis teknik USG tersebut, maka kesimpulan


yang diperoleh mengarah pada isu: “Ketidaktepatan pemberian cairan infus
pasien di RSUD dr. Soedono Madiun”

3.1.2 Penetapan Isu


Berdasarkan list isu yang diuji dengan menggunakan pendekatan teknik
USG, maka dapat diperoleh isu prioritas yang harus ditangani terlebih dahulu,
yaitu Ketidaktepatan pemberian cairan infus pasien. Pemilihan isu tersebut
dilakukan dengan analisis dampak, jika hal tersebut tidak ditangani maka
akan berdampak pada hal-hal berikut ini:
1. Meningkatnya kejadian medication error yang tidak sesuai dengan
standar keselamatan pasien
2. Memperburuk kondisi pasien akibat kelebihan atau kekurangan cairan
3. Penurunan mutu rumah sakit akibat angka medication error yang tinggi

Berikut ini adalah identifikasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan


terjadinya ketidaktepatan pemberian cairan infus:
Belum ada
standarisasi
pemberian/
penggantian
cairan infus

Pemberian
Penggantian
dosis cairan
cairan infus
tidak sesuai
yang tidak
program
tepat waktu
terapi pasien
Ketidaktepatan
pemberian
cairan infus

Kurangnya Kurangnya
dokumentasi kedisiplinan
pemberian/ perawat
mengobservasi
penggantian cairan infus
cairan infus pasien

Gambar 3.1 Mind Map identifikasi penyebab Isu

3.2 Gagasan Pemecahan Isu


Didasari core issue yang bersifat complicated tersebut maka diperlukan
penyusunan standar operasional prosedur (SOP) pemberian cairan infus,
selanjutnya dibuat penjabaran kegiatan-kegiatan pemecahan sebagai bahan
aktualisasi dan habituasi diinstansi. Kegiatan pemecahan masalah tersebut
dijabarkan dalam 8 kegiatan yang telah disusun, diantaranya :
1. Melaksanakan konsultasi dan meminta persetujuan mentor
2. Mengumpulkan rujukan/referensi untuk penyusunan Standar Operasional
Prosedur (SOP)
3. Menyusun rancangan Standar Operasional Pasien (SOP) dan petunjuk teknis
pemberian cairan infus
4. Melakukan koordinasi uji visibilitas SOP dengan tim Pelayanan dan Asuhan
Pasien (PAP) RSUD dr. Soedono Madiun
5. Penetapan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus
6. Melakukan sosialisai Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan
infus
7. Menjalankan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus
8. Melakukan evaluasi Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan
infus
9. Menyusun hasil aktualisasi
3.3 Diagram Alur Kegiatan Pemecahan Isu
Adapun proses kegiatan pemecahan isu dapat dilihat dari diagram alur di bawah ini :

Melaksanakan konsultasi dan meminta persetujuan


mentor

Mengumpulkan rujukan/referensi untuk penyusunan


Standar Operasional Prosedur (SOP)

Menyusun rancangan Standar Operasional Pasien (SOP)


dan petunjuk teknis pemberian cairan infus

Melakukan koordinasi uji visibilitas SOP dengan tim


Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) RS

Penetapan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian


cairan infus

Melakukan sosialisai Standar Operasional Pasien (SOP)


pemberian cairan infus

Menjalankan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian


cairan infus

Melakukan evaluasi Standar Operasional Pasien (SOP)


pemberian cairan infus

Menyusun hasil aktualisasi


3.4 Matrik Rancangan Aktualisasi

Nama : Ika Rizqi Lia Ningsih S.Kep.,Ns.

Jabatan : Perawat Ahli Pertama

Unit Kerja : RSUD dr. Soedono Madiun

Identifikasi Isu : 1. Ketidakpatuhan upaya pencegahan resiko cedera pasien resiko jatuh
2. Ketidaktepatan pemberian cairan infus pasien
3. Ketidakpatuhan dokumentasi pemasangan alat invasif
4. Ketidaktepatan pembuangan sampah medis dan non medis oleh petugas
5. Tingkat kecemasan yang tinggi pada pasien dan keluarga pre operasi

Isu yang Diangkat : Ketidaktepatan pemberian cairan infus

Gagasan Pemecahan Isu : Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Cairan Infus di RSUD dr.
Soedono Madiun
Tabel 3.3 Matriks Rancangan kegiatan
Keterkaitan Substansi Mata Kontribusi terhadap Penguatan Nilai
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Pelatihan (ANEKA) Visi-Misi Organisasi Organisasi

1 2 3 4 5 6 7

1. Berkonsultasi dan - Menghubungi Persetujuan tentang kegiatan - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:
meminta mentor untuk aktualisasi Bertanggung jawab berkontribusi kepada berkomitmen dalam
persetujuan melaksanakan terhadap rancangan yang misi ke-2 RS yakni mengerjakan tugas
mentor tentang kegiatan aktualisasi Bukti fisik: akan dibuat meningkatkan yang diberikan
pelaksanaan - Nasionalisme: pelayanan kesehatan - Keterbukaan:
1. Foto kegiatan Menghargai pendapat rujukan yang menyampaikan
kegiatan - Meminta saran dan
masukan mentor 2. Lembar persetujuan pimpinan profesional dan bermutu gagasan ide secara
aktualisasi mentor
tentang pelaksanaan - Etika Publik: serta berorientasi pada terbuka dan
kegiatan Sopan santun dalam kepuasan masyarakat menerima saran
menyampaikan kegiatan - Kepedulian:
- Meminta aktualisasi melaksanakan
persetujuan kegiatan sebagai
pelaksanaan bentuk kepedulian
kegiatan aktualisasi terhadap pasien dan
mutu pelayanan RS
2. Mengumpulkan - Menyiapkan materi Mendapatkan rujukan/ - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:
rujukan /referensi SOP dengan referensi yang sesuai untuk Bertanggung jawab berkontribusi kepada berkomitmen dalam
untuk mencari referensi penyusunan SOP mengerjakan tugas dan misi ke-2 RS yakni melaksanakan tugas
melalui buku dan berorientasi target meningkatkan - Kejujuran: tidak
penyusunan
internet Bukti fisik: - Komitmen Mutu: pelayanan kesehatan melakukan
Standar - Menentukan poin- Mencari referensi dari rujukan yang plagiarisme
Operasional poin SOP yang - Foto kegiatan sumber yang berkualitas profesional dan bermutu
Prosedur (SOP) sesuai - Data kumpulan referensi serta berorientasi pada
kepuasan masyarakat

3. Menyusun - Mengumpulkan Terbuatnya rancangan SOP - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:


rancangan poin-poin SOP sebagai standarisasi tindakan Bertanggung jawab berkontribusi kepada berkomitmen dalam
Standar sesuai rujukan pemberian cairan infus mengerjakan aktualisasi misi ke-2 RS yakni melaksanakan tugas
Operasional - Membuat susunan - Etika Publik: - Kepedulian:
Pasien (SOP) SOP Bukti fisik: menggunakan bahasa meningkatkan melaksanakan
pemberian cairan - Membuat susunan yang jelas dan santun pelayanan kesehatan kegiatan sebagai
infus petunjuk teknis 1. Foto kegiatan - Komitmen Mutu: rujukan yang bentuk kepedulian
2. Draft rancangan SOP Mempunyai inovasi untuk profesional dan bermutu terhadap mutu RS
membuat standarisasi serta berorientasi pada
asuhan keperawatan kepuasan masyarakat

4. Melakukan - Membuat jadwal Terbuatnya rancangan SOP - Nasionalisme: Kegiatan ini - Komitmen:
koordinasi uji koordinasi dengan pemberian cairan infus yang menghargai pendapat dari berkontribusi kepada bertanggungjawab
visibilitas SOP tim PAP sudah direvisi oleh tim PAP tim PAP misi ke-2 RS yakni dalam menyelesaikan
dengan tim - Mengkonsultasikan RSUD Dr Soedono Madiun - Etika Publik: melakukan meningkatkan tugas
Pelayanan dan draft SOP yang komunikasi secara sopan pelayanan kesehatan - Kebersamaan:
Asuhan Pasien telah disusun Bukti fisik: - Komitmen Mutu: rujukan yang melakukan kerja
- Mendapatkan saran Mempunyai inovasi untuk profesional dan bermutu sama dengan tim
(PAP) RSUD Dr. 1. Foto kegiatan
dan masukan memecahkan masalah serta berorientasi pada Pelayanan dan
Soedono 2. Hasil notulensi
perbaikan dari tim kepuasan masyarakat Asuhan Pasien
PAP 3. Draft SOP Revisi - Keterbukaan:
- Melakukan revisi menerima saran dan
draft SOP masukan perbaikan
dari tim Pelayanan
dan Asuhan Pasien

5. Penetapan - Mengajukan draft Terbentuknya SOP yang - Akuntabilitas: Adanya Kegiatan ini - Komitmen:
Standar SOP yang telah telah disetujui Direktur RS kejelasan target yang berkontribusi kepada bertanggungjawab
Operasional direvisi ingin dicapai dalam misi ke-2 RS yakni dalam melaksanakan
Pasien (SOP) - Mendapatkan Bukti fisik: penyusunan SOP meningkatkan aktualisasi
pemberian cairan persetujuan dari - Nasionalisme: pelayanan kesehatan - Kepedulian:
infus 1. Foto Kegiatan melaksanakan tugas untuk melaksanakan
Direktur RS 2. Draft SOP rujukan yang
perbaikan pelayanan kegiatan sebagai
profesional
1. D dan bermutu
sebagai wujud rasa cinta bentuk kepedulian
serta berorientasi pada
terhadap unit kerja terhadap pasien dan
- Etika Publik: melakukan kepuasan masyarakat mutu pelayanan RS
komunikasi secara sopan
dan menerima saran dari
pimpinan
- Komitmen Mutu:
Mempunyai inovasi untuk
memecahkan masalah
6. Melakukan - Menyiapkan SOP - Terlaksananya kegiatan - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:
sosialisasi untuk bahan sosialisasi kepada perawat Menjelaskan SOP secara berkontribusi kepada bertanggungjawab
Standar sosialaisasi sehingga materi SOP jelas misi ke-2 RS yakni dalam menyelesaikan
Operasional - Meminta ijin kepala tersampaikan - Nasionalisme: melakukan meningkatkan tugas
Pasien (SOP) ruangan untuk musyawarah dengan pelayanan kesehatan - Keterbukaan:
pemberian cairan melakukan Bukti Fisik: perawat ruangan rujukan yang menjelaskan isi SOP
infus sosialisasi - Etika Publik: melakukan dan menerima
- Foto saat kegiatan profesional dan bermutu
komunikasi secara sopan pertanyaan secara
- Mengatur jadwal - Daftar hadir serta berorientasi pada
dan baik saat sosialisasi terbuka
dengan perawat - Notulensi kepuasan masyarakat
- Komitmen Mutu: - Kepedulian:
ruangan memanfaatkan waktu melaksanakan
- Memaparkan secara efektif dan efisien kegiatan sebagai
kepada perawat bentuk kepedulian
ruangan terkait terhadap pasien dan
SOP pemberian mutu pelayanan RS
cairan infus
7. Menjalankan - Meminta ijin ke Terlaksananya pemberian - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:
Standar kepala ruangan cairan infus sesuai dengan berkomitmen dalam berkontribusi kepada bertanggungjawab
Operasional untuk SOP menjalankan tupoksi misi ke-2 RS yakni dalam menyelesaikan
Pasien (SOP) menempatkan draft perawat meningkatkan tugas
pemberian cairan SOP di ruang rawat Bukti fisik: - Nasionalisme: dalam pelayanan kesehatan - Kebersamaan:
infus inap - Foto kegiatan menjalankan SOP tidak rujukan yang melakukan kerja
- Perawat ruangan - Dokumentasi membeda-bedakan pasien sama dengan perawat
profesional dan bermutu
menjalankan SOP catatan keperawatan - Etika Publik: bersifat ruangan
serta berorientasi pada
pemberian cairan ramah dan responsive - Kejujuran:
infus terhadap pasien kepuasan masyarakat menjalankan
- Melakukan - Komitmen Mutu: pemberian cairan
observasi terhadap mengutamakan mutu infus sesuai SOP
pelaksanaan SOP pelayanan prima RS - Kepedulian:
pemberian cairan - Anti korupsi: disiplin melaksanakan
infus dalam melaksanakan SOP kegiatan sebagai
bentuk kepedulian
terhadap pasien
-
8. Melakukan - Mengumpulkan Mendapatkan hasil - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:
evaluasi Standar data hasil observasi evaluasi SOP Mengumpulkan data berkontribusi kepada bertanggungjawab
Operasional - Membandingkan evaluasi secara teliti misi ke-2 RS yakni dalam menyelesaikan
Pasien (SOP) data hasil observasi Bukti fisik: - Anti korupsi: jujur dalam meningkatkan tugas
dengan data - Foto kegiatan membuat kesimpulan hasil pelayanan kesehatan - Kejujuran: jujur
sebelum aktualisasi - laporan hasil observasi - Komitmen mutu: rujukan yang dalam membuat
- Menyimpulkan memberikan layanan yang kesimpulan hasil
profesional dan bermutu
hasil perbandingan bermutu
serta berorientasi pada
kepuasan masyarakat

9. Menyusun - Mengumpulkan - Tersusunnya laporan - Akuntabilitas: Kegiatan ini - Komitmen:


laporan data, foto, referensi aktualisasi Adanya tanggung jawab berkontribusi kepada bertanggungjawab
aktualisasi yang diperlukan dalam melaksanakan tugas misi ke-2 RS yakni dalam melaksanakan
- Menyusun laporan aktualisasi meningkatkan tugas
aktualisasi Bukti fisik: - Anti korupsi: pelayanan kesehatan - Kejujuran:
- Foto kegiatan Jujur dalam menyusun rujukan yang mengerjakan laporan
- Laporan aktualisasi aktualisasi sesuai hasil
profesional dan bermutu
aktualisasi yang
serta berorientasi pada
terjadi
kepuasan masyarakat
1.4 Matriks Jadwal Kegiatan
Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan selama off campus dengan jadwal sebagai berikut:

Tabel 3.4 Jadwal Kegiatan Aktualisasi

No. Kegiatan Minggu ke-


II III IV I

1 Melaksanakan konsultasi dan meminta persetujuan mentor

2 Mengumpulkan rujukan /referensi untuk penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

3 Menyusun rancangan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus

4 Melakukan koordinasi uji visibilitas SOP dengan tim Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP) RSUD
dr. Soedono Madiun

5 Penetapan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus

6 Melakukan sosialisai Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus

7 Menjalankan Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus

8 Melakukan evaluasi Standar Operasional Pasien (SOP) pemberian cairan infus

9 Menyusun hasil aktualisasi


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta:
EGC
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Golongan III: Aktualisasi. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III:. Akuntabilitas. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Anti Korupsi. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Etika Publik. Jakarta. Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Komitmen Mutu. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Manajemen ASN. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Nasionalisme. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Pelayanan Publik. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III: Whole of Government. Jakarta. Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Nursalam. 2001. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta. EGC
Peraturan Menteri Kesehatan No 1204 tahun 2004 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia No 25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat dan Angka
Kreditnya
Profil RSUD dr. Soedono Madiun tahun 2018
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Joint Commision International Acreditation Standards for Hospitals. 4th Edition. 2011.
Diakses dari http://www.centerforpatientsafety.org

Anda mungkin juga menyukai