Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nurul Arafah

NPM : 1804010027
Unit : B

A. Pengertian Hukum Internasional


Bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala internasional. Pada awalnya,
hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan hubungan antarnegara.
Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang semakin meluas, hukum
internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi internasional, individu, dan
perusahaan multinasional.
Hukum internasional adalah hukum antarbangsa yang digunakan untuk menunjukkan
pada kebiasaan dan aturan hukum yang berlaku dalam hubungan antar penguasa dan
menunjukkan pada kompleks kaidah dan asas yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat bangsa-bangsa.

Para tokoh hukum mendefinisikan hukum internasional sebagai berikut:

 Definisi oleh Prof. Dr. J.G. Starke

Hukum Internasional adalah sekumpulan hukum yang sebagian besar terdiri atas asas-
asas dan peraturan tingkah laku yang mengikat negara-negara. sehingga ditaati dalam
hubungan negara-negara, dan karna itu di taati dalam hubungan negara-negara.

 Definisi oleh Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmaja, S.H.

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaidah dan asas yang mengatur hubungan atau
persoalan yang melintasi batas negara antara negara dengan negara, dan negara dengan
subjek hukum lain yang bukan negara atau subjek hukum bukan negara satu sama lain.

 Definisi oleh Rebecca M Wallace

Hukum Internasional merupakan peraturan-peraturan dan norma-norma yang mengatur


tindakan negara-negara dan kesatuan lain yang pada suatu saat diakui mempunyai
kepribadian internasional, seperti misalnya organisasi internasional dan individu, dalam
hal hubungan satu dengan lainnya.

B. Subyek dan obyek hukum internasional


Subyek hukum internasional diartikan sebagai pemilik, pemegang atau pendukung
hak dan pemikul kewajiban berdasarkan hukum internasional. Pada awal mula, dari
kelahiran dan pertumbuhan hukum internasional, hanya negaralah yang dipandang
sebagai subjek hukum internasional. Namuan, seiring perkembangan zaman telah terjadi
perubahan pelaku-pelaku subyek hokum internasional itu sendiri. Dewasa ini subjek-
subjek hukum internasional yang diakui oleh masyarakat internasional, adalah:

1. Negara

Menurut Konvensi Montevideo 1949, mengenai Hak dan Kewajiban Negara, kualifikasi
suatu negara untuk disebut sebagai pribadi dalam hukum internasional adalah:
penduduk yang tetap, mempunyai wilayah (teritorial) tertentu; pemerintahan yang sah
dan kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan negara lain.
2. Organisasi Internasional

Organisasi internasional mempunyai klasifikasi, yakni:

1. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan secara global dengan maksud dan
tujuan yang bersifat umum, contohnya adalah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB);
2. Organisasi internasional yang memiliki keanggotaan global dengan maksud dan tujuan
yang bersifat spesifik, contohnya adalah World Bank, UNESCO, International Monetary
Fund, International Labor Organization, dan lain-lain;

.c. Organisasi internasional dengan keanggotaan regional dengan maksud dan tujuan
global, antara lain: Association of South East Asian Nation (ASEAN), Europe Union.

3. Palang Merah Internasional

Pada awal mulanya, Palang Merah Internasional merupakan organisasi dalam ruang
lingkup nasional, yaitu Swiss, didirikan oleh lima orang berkewarganegaraan Swiss,
yang dipimpin oleh Henry Dunant dan bergerak di bidang kemanusiaan. Kegiatan
kemanusiaan yang dilakukan oleh Palang Merah Internasional mendapatkan simpati dan
meluas di banyak negara, yang kemudian membentuk Palang Merah Nasional di masing-
masing wilayahnya. Palang Merah Nasional dari negar-negara itu kemudian dihimpun
menjadi Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC)
dan berkedudukan di Jenewa, Swiss.

4. Tahta Suci Vatikan

Tahta Suci Vatikan di akui sebagai subyek hukum internasional berdasarkan Traktat
Lateran tanggal 11 Februari 1929, antara pemerintah Italia dan Tahta Suci Vatikan
mengenai penyerahan sebidang tanah di Roma. Perjanjian Lateran tersebut pada sisi lain
dapat dipandang sebagai pengakuan Italia atas eksistensi Tahta Suci sebagai pribadi
hukum internasional yang berdiri sendiri, walaupun tugas dan kewenangannya, tidak
seluas tugas dan kewenangan negara, sebab hanya terbatas pada bidang kerohanian dan
kemanusiaan, sehingga hanya memiliki kekuatan moral saja, namun wibawa Paus
sebagai pemimpin tertinggi Tahta Suci dan umat Katholik sedunia, sudah diakui secara
luas di seluruh dunia.

5. Kelompok Pemberontak atau Pembebasan

Kaum belligerensi pada awalnya muncul sebagai akibat dari masalah dalam negeri suatu
negara berdaulat. Oleh karena itu, penyelesaian sepenuhnya merupakan urusan negara
yang bersangkutan. Namun apabila pemberontakan tersebut bersenjata dan terus
berkembang, seperti perang saudara dengan akibat-akibat di luar kemanusiaan, bahkan
meluas ke negara-negara lain,

maka salah satu sikap yang dapat diambil adalah mengakui eksistensi atau menerima
kaum pemberontak sebagai pribadi yang berdiri sendiri, walaupun sikap ini akan
dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat oleh pemerintah negara tempat
pemberontakan terjadi. Dengan pengakuan tersebut, berarti bahwa dari sudut pandang
negara yang mengakuinya, kaum pemberontak menempati status sebagai pribadi atau
subyek hukum internasional. Karena mereka memiliki hak yang sama untuk:
1. Menentukan nasibnya sendiri;
2. memilih sistem ekonomi, politik, sosial sendiri;
3. menguasai sumber kekayaan alam diwilayah yang didudukinya.

6. Individu

Lahirnya Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of


Human Rights) pada tanggal 10 Desember 1948 diikuti dengan lahirnya beberapa
konvensi-konvensi hak asasi manusia di berbagai kawasan, menyatakan individu adalah
sebagai subyek hukum internasional yang mandiri.

7. Perusahaan Multinasional (MNC)

Eksistensi MNC dewasa ini, memang merupakan suatu fakta yang tidak bisa disangkal
lagi. Di beberapa tempat, negara-negara dan organisasi internasional mengadakan
hubungan dengan perusahaan-perusahaan multinasional yang kemudian melahirkan hak-
hak dan kewajiban internasional, yang tentu saja berpengaruh terhadap eksistensi,
struktur substansi dan ruang lingkup hukum internasional itu sendiri.

C. Sumber Sumber hukum internasional


sumber hukum internasional menurut F.A Whisnu Situni,SH dibedakan menjadi 2 yaitu :

1. Sumber hukum material


2. Sumber hukum formal

Sumber hukum material adalah segala sesuatu yang menentukan isi dari hukum.
Sementara itu sumber hukum formal dapat diartikan dalam pengertian :

sebagai tempat menemukan hukum;

1. sebagai dasar mengikat.

Menurut Starke, sumber hukum materiil hukum internasional diartikan sebagai bahan-
bahan aktual yang digunakan oleh para ahli hukum intrenasional untuk menetapkan
hukum yang berlaku bagi suatu peristiwa atau situasi tertentu.

Para sarjana Hukum Internasional menggolongkan sumber hukum internasional yaitu,


meliputi:

 Kebiasaan;
 Traktat;
 Keputusan Pengadilan atau badan-badan Arbitrase;
 Karya-karya Hukum;
 Keputusan atau Ketetapan Organ-organ atau lembaga Internasional.

Sedangkan menurut Pasal 38 ayat (1) Statuta Mahkamah Internasional, sumber-sumber


hukum internasional yang dipakai oleh Mahkamah dalam mengadili perkara, adalah:

1. Perjanjian internasional (international conventions), baik yang bersifat umum, maupun


khusus;
2. Kebiasaan internasional (international custom);
3. Prinsip-prinsip hukum umum (general principles of law) yang diakui oleh negara-negara
beradab;
4. Keputusan pengadilan (judicial decision) dan pendapat para ahli yang telah diakui
kepakarannya, yang merupakan sumber hukum internasional tambahan. (Phartiana,
2003; 197).

D. Asas Hukum internasional


Ada beberapa asas asas Hukum Internasional dalam menjalin hubungan antar bangsa :

1. ASAS TERITORIAL
Menurut azas ini, negara melaksanakan hukum bagi semua orang dan semua barang yang
ada di wilayahnya dan terhadap semua barang atau orang yang berada diwilayah
tersebut, berlaku hukum asing (internasional) sepenuhnya.

2. ASAS KEBANGSAAN
Asas ini didasarkan pada kekuasaan negara untuk warga negaranya, menurut asa ini
setiap negara di manapun juga dia berada tetap mendapatkan perlakuan hukum dari
negaranya, Asas ini mempunyai kekuatan extritorial, artinya hukum negera tersebut tetap
berlaku juga bagi warga negaranya, walaupun ia berada di negara asing.

3. ASAS KEPENTINGAN UMUM


Asas ini didasarkan pada wewenang negara untuk melindungi dan mengatur kepentingan
dalan kehidupan masyarakat, dalam hal ini negara dapat menyesuaikan diri dengan
semua keadaan dan peristiwa yang berkaitan dengan kepentingan umum, jadi hukum
tidak terikat pada batas batas wilayah suatu negara.

Dalam pelaksanaan hukum Internasional sebagai bagian dari hubungan internasional,


dikenal ada beberapa asas, antara lain :

1. PACTA SUNT SERVANDA


Setiap perjanjian yang telah dibuat harus ditaati oleh pihak-pihak yang mengadakannya.
2. EGALITY RIGHTS
Pihak yang saling mengadakan hubungan itu berkedudukan sama
3. RECIPROSITAS
Tindakan suatu negara terhadap negara lain dapat dibalas setimpal, baik tindakan yang
bersifat negatif ataupun posistif.
4. COURTESY
Asas saling menghormati dan saling menjaga kehormatan negera
5. REBUS SIG STANTIBUS
Asas yang dapat digunakan terhadap perubahan yang mendasar atau fundamentalis
dalam keadaan yang bertalian dengan perjanjian itu
E. KESIMPULAN

Hukum Internasional adalah bagian hukum yang mengatur aktivitas entitas berskala
internasional. Pada awalnya, hukum internasional hanya diartikan sebagai perilaku dan
hubungan antarnegara. Namun, dalam perkembangan pola hubungan internasional yang
semakin meluas, hukum internasional juga mengurus struktur dan perilaku organisasi
internasional, individu, dan perusahaan multinasional.

Perbedaan antara HI (hukum Internasional) dan HPI (hukum Perdata Internasional) terletak
pada sumber hukumnya. Sumber HI, sesuai Pasal 38 Piagam Mahkamah Internasional, yaitu
Perjanjian Internasional (traktat), Kebiasaan-kebiasaan intenasional, asas umum hukum yang
diakui bangsa-bangsa beradab, kuputusan hakim (yurisprudensi) dan doktrin (pendapat pada
ahli hukum). Sedangkan HPI menggunakan sumber hukum nasional Negara yang dipilih
untuk menyelesaikan permasalahan.

Sedangkan persamaan yaitu, keduanya mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi
batas negara , yang biasa disebut dengan « internasional », namun sifat hukum atau persoalan
yang diaturnya atau objeknya berbeda.

Anda mungkin juga menyukai