Anda di halaman 1dari 22

1.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kacang tanah (Arachis hypogaea L), merupakan sejenis tanaman legum

atau berpolong yang umum terdapat di wilayah beriklim tropis. Kacang tanah

merupakan palawija penting di Indonesia, terutama untuk bahan baku industri.

Kacang tanah dapat di jadikan sebagai sumber pangan selain padi dan jagung,

karena selain sebagai sumber bahan pangan, kacang-kacangan juga dapat

bermanfaat sebagai pakan ternak, dan kelestarian lingkungan (Fachruddin, 2000).

Kacang tanah dapat diolah sebagai bahan makanan seperti membuat keju,

mentega, selai dibidang industri. Kacang tanah banyak digunakan sebagai bahan

pangan pendamping nasi/karbohidrat, dan sumber penghasil minyak, hasil

sampingan dari minyak dapat dibuat bungkil (ampas kacang tanah yang sudah

dipipit/diambil minyaknya) dan dibuat oncom melalui fermentasi jamur. Manfaat

daunnya selain dibuat sayuran mentah ataupun direbus, digunakan juga sebagai

bahan pakan ternak serta pupuk hijau. Sebagai bahan pangan dan pakan ternak

yang bergizi tinggi, kacang tanah mengandung lemak (40,50%), protein (27%),

karbohidrat serta vitamin (A, B, C, D, E dan K), juga mengandung mineral antara

lain Calcium, Chlorida, Ferro, Magnesium, Phospor, Kalium dan Sulphur. Oleh

karena itu kebutuhan dan tingginya sebagai sumber pangan, maka budidaya kacang

tanah harus dilakukan secara tepat, pemupukan yang berimbang dari pemberian

pupuk organik cair, mempercepat pertumbuhan dan peningkatan hasil ZPT (Zat

Pengatur Tumbuh).

1
2

Di Indonesia kacang tanah terpusat di Pulau Jawa, Sumatra Utara, Sulawesi

dan kini telah ditanam di seluruh Indonesia. Dari data yang di peroleh dari BPS

(Badan Pusat Statistik) di tiap provinsi di Indonesa pada tahun 2009, menunjukan

bahwa di Indonesia luas areal pertanaman kacang tanah sekitar 628.660 ha dan

produksinya sekitar 763.507 Ton. Dari tahun ke tahun luas areal pertanaman

kacang tanah di Indonesia semakin menyempit. Produksi hasil kacang tanah dari

tahun ke tahun pun menurun seiring berkurangnya lahan pertanian khususnya luas

areal kacang tanah. Luas lahan tanaman kacang tanah dipropinsi Aceh pada tahun

2011 tercatat 3.403/ha dengan produksi 4.171 ton. Sedangkan pada tahun 2012

luas lahan tanaman kacang tanah mengalami peningkatan sebesar 4.999 ha dengan

produksi 4.316 ton.

Upaya meningkatkan produktivitas adalah dengan menggunakan varietas

unggul yang berpotensi hasil tinggi. Upaya ini dapat dicapai bila penanaman

diikuti dengan penerapan komponen teknologi produksi secara efektif, efisien dan

benar. Selain rendah, produktivitas kacang tanah di Indonesia masih beragam

antara 0,70 ton/ha. Untuk itu, bila setiap kecamatan dalam kabupaten berupaya

menyamai produktivitas tingkat provinsi maka kenaikan ini dapat menyumbang

produksi cukup besar di tingkat propinsi dan juga nasional. Program pemerintah

dengans sasaran insentifikasi produksi kacang tanah memang belum ada.

Walaupun demikian, didaerah sentra produksi menunjukkan sudah adanya

beberapa petani maju yang melaksanakan penanaman kacang tanah secara instensif

dan dapat menghasilkan sekitar 2,0 ton/ha.


3

Pupuk organik cair adalah pupuk yang berbentuk cairan, dibuat dengan cara

melarutkan kotoran ternak, daun jenis kacang-kacang dan rumput jenis tertentu ke

dalam air. Pupuk organik cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan

untuk pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu

terdiri dari: Unsur Nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. Unsur

Fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur Kalium (K),

untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit.

Pupuk cair ini memiliki keistimewaan yaitu pupuk ini dibanding dengan pupuk

alam yang lain (pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos) lebih cepat diserap

tanaman.

Berdasarkan bentuknya pupuk organik dapat dikelompokkan menjadi pupuk

organik padat dan pupuk organik cair. Beberapa orang juga mengelompokkan

pupuk-pupuk yang ditimbang seperti dolomite, fosfat alam, kiserit, dan juga abu

kedalam golongan pupuk organik. Beberapa pupuk organik yang diolah di pabrik

misalnya adalah tepung darah, tepung tulang, dan tepung ikan. Pupuk organik cair

antara lain adalah ekstrak tumbuh-tumbuhan, cairan fermentasi limbah cair

peternakan, fermentasi tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain (Lingga dan Marsono,

2007). Pupuk organik memiliki kandungan hara yang lengkap, bahkan didalam

pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain yang bermanfaat bagi

tanaman, seperti asam humik, asam fulvat, dan senyawa-senyawa organik lain.

Pemupukan organik lebih efektif dalam meningkatkan kesuburan tanah, selain itu

penyediaan unsur hara dapat terpenuhi karena pupuk organik juga mengandung

unsur-unsur makro dan mikro, misalnya, unsur nitrogen, fosfor, kalium.


4

Pupuk cair Prima adalah larutan dekomposer dan dipakai sebagai formula

untuk membuat pupuk alami organik memiliki kandungan komplek karena terdiri

dari : Bakteri dan mikroba yang membantu menambat Nitrogen dari udara, pelarut

Phospat dan Kalium, antara lain Azotobacter, Azospirillum sp, Bacillus sp,

Aspergilus niger, Nitrosomonas dan Nitrobacter, Bacillus megaterium, dll.

Macronutrient dan Micronutrient dengan komposisi ideal antara lain, N, P, K, Cu,

Fe, Mg, Mn, Br, Mo. Kelebihan pupuk organik Prima yaitu Mengurai bahan

organik dengan cepat dan optimal sehingga menjadi unsur-unsur yang siap diserap

tumbuhan untuk metabolisme.

Zat Pengatur Tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam

konsentrasi rendah mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memiliki

peran pengendalian penting dalam dunia tumbuhan. Beberapa diantaranya yaitu

penemuan Hantu, auksin, Atonik, giberelin, sitokinin dan lain-lain (Haryadi, 2009).

ZPT yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil produktivitas tanaman

kacang tanah adalah ZPT Atonik. Penggunaan ZPT atonik ini dengan cara

disiramkan ke media tanam ditujukan untuk memudahkan transfer ion ion di dalam

tanah sehingga jalur pengangkatan nutrisi dari dalam media ke bagian tanaman

akan menjadi lebih lancar. Seperti diketahui bahwa ZPT Atonik adalah gabungan

garam natrium 5 – nitroquicol dan garam natrium dari para hitrophenol (Kusumo,

1984). Kandungan lengkap dari atonik adalah sebagai berikut: Natrium senyawa

fenol, yaitu 0,2% Na-Ortonitrofenol (C6H4NO3Na), 0,3% Na-paranitrofenol


5

(CP6H4NO3Na), 0,1% Na-5 nitroquaniakol (C7H6N04Na) dan 0,05% Na-2,4

dinitrofenol (C6H3N2O5Na). Ion Na+ berfungsi sebagai karier metabolit dalam

proses metabolisme, dan ion Na+ mampu menggantikan sebagian fungsi ion K+

(Etty Sumiati, 1989). Fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan kalus,

merangsang pembesaran sel dan mengatur morhogenesis dari setiap tanaman

tersebut.

1.2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemberian pupuk organik cair

dan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang

tanah.

1.3. Hipotesis

1. Pemberian pupuk organik cair berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kacang tanah.

2. Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) memberikan pengaruh yang

nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.

3. Terdapat interaksi dalam pemberian pupuk organik cair dan ZPT pada

pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Tanaman Kacang Tanah

Tanaman kacang tanah termasuk kedalam tanaman legu-leguman, dalam

sistematika (taksonomi) tumbuhan menurut (Purwono dan Purnawati, 2007),

adalah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Polipelates

Famili : Leguminoseae

Genus : Arachis

Spesies : Arachis Hypogea L.

2.2. Morfologi Tanaman Kacang Tanah

Perbanyakan tanaman kacang tanah dilakukan secara generatif dengan

menggunakan biji. Benih kacang tanah tidak memiliki masa dormansi, sehingga

mudah tumbuh jika terlambat dipanen. Morfologi tanaman kacang tanah dapat

dideskripsikan sebagai berikut :

a. Daun

Daun pertama yang tumbuh adalah kotiledon. Daun pertama tersebut

terangkat ke atas permukaan tanah selagi biji kacang berkecambah. Daun

berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar. Pada pertumbuhan


7

selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majmuk bersirip genap, terdiri

atas empat anak daun dengan tangkai daun yang agak panjang. Helaian anak daun

ini beragam : ada yang berbentuk bulat, elips dan agak lancip, tergantung

varietasnya. Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu. Bulu

daun ada yang hanya sedikit dan pendek, sedikit dan panjang, banyak dan pendek,

ataupun banyak dan panjang (Purwono dan Purnawati, 2007).

b. Batang

Batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbuku halus, ada yang

tumbuh menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun

ada yang mencapai 80 cm. Tanaman yang bertipe menjalar tumbuh ke segala arah

dan dapat mencapai garis tengah 150 cm, bagian bawah batang merupakan tempat

menempelnya perakaran tanaman, batang di atas permukaan tanah berfungsi

sebagai tempat pijakan cabang primer, yang masing-masing dapat membentuk

cabang sekunder. Tanaman tipe tegak membentuk percabangan antara 3-6,

sedangkan tipe menjalar dapat membentuk 10 cabang primer. Pada cabang primer

terbentuk cabang sekunder dan kemudian tumbuh cabang tersier. Batang dan

cabang kacang tanah berbentuk bulat, bagian atas batang ada yang berbentuk agak

persegi, sedikit berbulu dan berwarna hijau (Purwono dan Purnawati, 2007).

c. Akar

Akar kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus kedalam tanah

hingga ke dalaman 40 cm. pada akar tunggang tersebut tumbuh akar cabang dan

diikuti oleh akar serabut. Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya

tanaman serta alat penyerap air dan zat-zat hara serta mineral dari dalam tanah.
8

Cabang dan akar rambut berperan untuk memperluas akar guna meningkatkan

daya serap akar tanaman tersebut (Ashley).

d. Bunga

Bunga kacang tanah mulai muncul dari ketiak daun pada bagian bawah

tanaman yang berumur antara 4-5 minggu dan berlangsung hingga umur sekitar 80

hari setelah tanam. Bunga berbentuk kupu-kupu, berukuran kecil, dan terdiri atas

lima daun tajuk. Dua diantara daun tajuk tersebut bersatu seperti perahu. Di

sebelah atas terdapat sehelai daun tajuk yang paling lebar yang dinamakan bendera

(Vexilium), sementara dikanan dan kiri terdapat dua tajuk daun yang disebut

sayap. Tangkai bunga sebenarnya adalah tabung kelopak. Mahkota bunga

berwarna kuning atau kuning kemerah-merahan. Bendera dari mahkota bunga

bergaris-garis merah pada pangkalnya (Sania dkk, 2000).

e. Buah

Buah kacang tanah berada di dalam tanah. Setelah terjadi pembuahan,

bakal buah tumbuh mamanjang dan nantinya akan menjadi tangkai polong. Mula-

mula, ujung ginofora yang runcing mengarah ke atas, kemudian tumbuh mengarah

ke bawah dan selanjutnya masuk ke dalam tanah sedalam 1-5 cm. pada waktu

menembus tanah, pertumbuhan memanjang ginofora akan terhenti. Panjang

ginofora ada yang mencapai 18 cm. tempat berhentinya ginofora masuk ke dalam

tanah tersebut menjadi tempat buah kacang tanah. Ginofora yang terbentuk di

cabang bagian atas dan tidak masuk kedalam tanah akan gagal membentuk polong.

Setiap pohon memiliki jumlah polong kacang tanah berisi 1-4 biji, namun
9

kebanyakan 2-3 biji. Setiap pohon memiliki jumlah dan isi polong beragam.

Tergantung pada varietas dan tanaman yang dibudidayakan (Ashley, 2002).

f. Biji

Biji kacang tanah terdapat didalam polong. Kulit luar (testa) bertekstur

keras, berfungsi untuk melindungi biji yang berada di dalamnya. Biji terdiri atas

lembaga dan keping biji, diliputi oleh kulit ari tipis (tegmen). Biji berbentuk bulat

agak lonjong atau bulat dengan ujung agak datar karena berhimpitan dengan butir

biji yang lain selagi di dalam polong. Warna kulit bervariasi : merah jambu, merah,

cokelat, merah tua, dan ungu. Rendemen biji dari polong berkisar antara 50%-70%

(Ashley, 2002).

2.3.Syarat Tumbuh

2.3.1. Iklim

Kacang tanah memerlukan iklim yang lebih panas dibandingkan tanaman

kedelai atau jagung. Penyinaran matahari penuh dibutuhkan, terutama kesuburan

daun dan perkembangan besarnya kacang. Suhu harian antara 25 hingga 350C. bila

suhunya dibawah 100 0C, pertumbuhan tanaman akan terhambat, bahkan kerdeil.

Kelembaban udara berkisar 65-75%. Kelembaban udara yang tinggi (lebih dari

80%) kurang menguntungkan bagi pertumbuhan kacang tanah, karena akan

memberikan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan kacang tanah, karena

akan memberikan lingkungan yang sangat baik bagi pertumbuhan penyakit bercak

daun dan karat. Tanah yang terlalu lembab disamping menghambat pertrumbuhan

tanaman, juga mendorong pertumbuhan tanaman, juga mendorong pertumbuhan

cendawan pembusuk akar (Adisarwanto,2000).


10

Tanaman kacang tanah termasuk tanaman strata A, yakni tanaman yang

memerlukan sinar matahari penuh (100%). Adanya naungan yang menghalangi

sinar matahari lebih dari 30% akan menurunkan hasil. Tanaman yang ternaungi

tumbuh memanjang, batangnya lemah, bunga dan polong yang terbentuk sangat

sedikit. Curah hujan antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan

mengakibatkan bunga sulit terserbuki oleh serangga dan meningkatkan

kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah (Adisarwanto).

2.3.2. Tanah

Tanaman kacang tanah memerlukan tanah yang strukturnya ringan,

berdrainase baik, dan cukup unsur hara NPK, Ca dan unsur mikro. Tanah yang

berstektur lempung berpasir, pasir berlempung sangat cocok untuk kacang tanah.

Ketinggian penanaman optimum 50-500 m dpl, tetapi masih dapat tumbuh

dibawah ketinggian 1.500 m dpl (Purwono dan Purnamawati, 2007).

Tingkat kemasaman tanah yang optimal untuk pertumbuhan kacang tanah

adalah antara pH=6 hingga 6,5. Kacang tanah termasuk tanaman yang paling

toleran terhadap tanah masam dibandingkan tanaman yang lainnya yang termasuk

polong-polongan. Tanaman kacang tanah mampu hidup pada tanah yang kurang

subur, sedikit masam, dan juga agak kering. Oleh karena itu kacang tanah

mempunyai daerah adaptasi yang cukup luas (Purwono dan Purnamawati, 2007).

2.4. Pupuk Organik Cair

Pupuk organik cair adalah pupuk yang berbentuk cairan, dibuat dengan cara

melarutkan kotoran ternak, daun jenis kacang-kacangan dan rumput jenis tertentu

kedalam air. Pupuk cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
11

pertumbuhan, perkembangan, kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara itu terdiri dari:

Unsur Nitrogen (N 2,6 %), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun. Unsur

Fosfor (P 1,36%), untuk merangsang pertumbuhan akar buah, dan biji. Unsur

Kalium (K 1,55%), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan

hama dan penyakit. Pupuk cair ini memiliki keistimewaan yaitu pupuk ini

dibanding dengan pupuk alam yang lain (pupuk kandang, pupuk hijau dan

kompos) lebih cepat diserap tanaman. Jenis-jenis pupuk organik yang sering

digunakan oleh petani ialah pupuk organic cair nasa, guano, masagri, extragen,

sonik, dan pupuk organik cair hantu.

Pupuk organik cair prima merupakan salah satu pupuk organik yang

mengandung unsur hara makro dan mikro seperti (N 2,6 %, P 1,36%, K 1,55%, S

1,43%, Ca 1,46%, Mg 0,4%, B 2,09%, Mo 0,11%, Cu 1,19%, Fe 0,18%, Mn

0,01%, dan bahan organik). Penggunaan pupuk organik memberikan keuntungan

karena tidak meninggalkan residu pada hasil tanaman sehingga aman bagi

kesehatan manusia. Secara kualitatif, kandungan unsur hara dalam pupuk organik

tidak lebih baik dari pupuk an organik, namun penggunaan pupuk organik secara

terus menerus dalam rentang waktu tertentu akan menghasilkan kualitas tanah

lebih baik. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan

kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai

alternatif pengganti pupuk kandang (Sarjana Parman, 2007). Pupuk organic cair

mempunyai beberapa manfaat diantaranya adalah (Nur Fitri, Erlina Ambarwati,

dan Nasih Widya, 2007):


12

1) dapat mendorong dan meningkatkan pembentukan klorofil daun dan

pembentukan bintil akar pada tanaman leguminosae sehingga

meningkatkankemampuan fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari

udara.

2) dapat meningkatkan vigor tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat,

meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, cekaman cuaca dan

serangan patogen penyebab penyakit.

3) merangsang pertumbuhan cabang produksi.

4) meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, serta

5) mengurangi gugurnya daun, bunga dan bakal buah.

Pemberian pupuk organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis

yang diaplikasikan terhadap tanaman. Berdasarkan beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan

pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik daripada pemberian melalui tanah.

Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka kandungan unsur hara yang

diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya

frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada tanaman, maka kandungan

unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan

justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman Oleh karena

itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti maupun petani

dan hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Abdul Rahmi

Dan Jumiati, 2007). Dosis pemakaian pupuk organik cair pada tanaman kacang

tanah ialah pada dasar disiramkan saat tanam minimal dua kali siram yaitu 1 Hari =
13

15 Liter, kemudian pada saat semprotan, disemprotkan 3-7 hari sekali 1 hari = 2

Liter (Heddy, 2006).

2.5. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)

Pemberian Zat Pengatur Tumbuh juga berperan penting dalam

meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman. Menurut Heddy (2006)

menerangkan bahwa zat pengatur tumbuh adalah bahan kimia yang dapat

memberikan pengaruh menghentikan, mempercepat atau merubah proses

pertumbuhan tanaman, selanjutnya dikatakan dapat memperbaiki sistem perakaran,

mempercepat keluarnya akar tanaman muda, mencegah gugur bunga dan buah.

Konsep zat pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman.

Inhibitor alami adalah asam absisat atau ABA. ABA selanjutnya dapat

diproses menjadi bentuk tidak aktif yang disebut sebagai metabolit ABA. Berbagai

senyawa sintetik dibuat dan diperdagangkan untuk menghambat atau menunda

proses metabolisme, seperti MH, (2-kloroetil) amonium klorida (CCC, merek

dagang Cycocel dan Chlormequat), SADH, ancymidol, asam triiodobenzoat

(TIBA), dan morphactin. Manfaat dari ZPT Inhibitor adalah Pemahaman terhadap

fitohormon pada masa kini telah membantu peningkatan hasil pertanian dengan

ditemukannya berbagai macam zat sintetik yang memiliki pengaruh yang sama

dengan fitohormon alami. Aplikasi zat pengatur tumbuh dalam pertanian modern

mencakup pengamanan hasil (seperti penggunaan cycocel untuk meningkatkan

ketahanan tanaman terhadap lingkungan yang kurang mendukung), memperbesar

ukuran dan meningkatkan kualitas produk (misalnya dalam teknologi semangka

tanpa biji), atau menyeragamkan waktu berbunga (misalnya dalam aplikasi etilena
14

untuk penyeragaman pembungaan tanaman buah musiman), untuk menyebut

beberapa contohnya.

Pertumbuhan, perkembangan, dan pergerakan tumbuhan dikendalikan

beberapa golongan zat yang secara umum dikenal sebagai hormon tumbuhan atau

fitohormon. ZPT tumbuhan merupakan bagian dari proses regulasi genetik dan

berfungsi sebagai prekursor. Rangsangan lingkungan memicu terbentuknya

hormon tumbuhan. Bila konsentrasi hormon telah mencapai tingkat tertentu,

sejumlah gen yang semula tidak aktif akan mulai ekspresi. Dari sudut pandang

evolusi, hormon tumbuhan merupakan bagian dari proses adaptasi dan pertahanan

diri tumbuh-tumbuhan untuk mempertahankan kelangsungan hidup jenisnya.

Dengan menganalogikan senyawa kimia yang terdapat pada hewan yang

disekresi oleh kelenjar ke aliran darah yang dapat mempengaruhi perkembangan

bagian-bagian yang berbeda pada tubuh, sinyal kimia pada tumbuhan disebut

hormon pertumbuhan. Namun, beberapa ilmuwan memberikan definisi yang lebih

terperinci terhadap istilah hormon yaitu senyawa kimia yang disekresi oleh suatu

organ atau jaringan yang dapat mempengaruhi organ atau jaringan lain dengan cara

khusus. Berbeda dengan yang diproduksi oleh hewan senyawa kimia pada

tumbuhan sering mempengaruhi sel-sel yang juga penghasil senyawa tersebut

disamping mempengaruhi sel lainnya, sehingga senyawa-senyawa tersebut disebut

dengan zat pengatur tumbuh untuk membedakannya dengan hormon yang diangkut

secara sistemik atau sinyal jarak jauh.

Ahli biologi tumbuhan telah mengidentifikasi 5 tipe utama ZPT yaitu

auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat dan etilen. Tiap kelompok ZPT dapat
15

menghasilkan beberapa pengaruh yaitu kelima kelompok ZPT mempengaruhi

pertumbuhan, namun hanya 4 dari 5 kelompok ZPT tersebut yang mempengaruhi

perkembangan tumbuhan yaitu dalam hal diferensiasi sel. Selain zat makanan

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan diatur oleh hormone tumbuh. Zat ini

biasanya aktif dalam konsentrasi kecil dan diproduksikan dalam tumbuhan itu

sendiri.

Untuk keperluan kultur jaringan orang telah membuat banyak hormone

tumbuhan buatan, yang dinamakan zat pengatur tumbuh. Zat ini dapat dibuat

sintetik maupun melalui proses fermentasi. Zat pengatur tumbuh yang banyak

dikenal adalah , atonik, auxin, sitokinin, adenine, gibberilin, asam absisik dan

etilen. Hormon yan digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah atonik.

Atonik mengandung bahan aktif natrium orto nitrofenol 2,0 g/l, natrium para

nitrofenol 2,09 g/l, natrium dinitrofenol 5 g/l, yang berperang penting dalam

merangsang pertumbuhan meningkatkan bobot buah serta meningkatkan daya

tahan terhadap penyakit.

Seperti diketahui bahwa atonik adalah hormon tumbuhan yang diproduksi

dari dalam tubuh tumbuhan, tetapi saat ini telah dapat dibuat secara sintetik.

Fungsinya adalah untuk merangsang pertumbuhan kalus, merangsang pembesaran

sel dan mengatur morhogenesis dari setiap tanaman tersebut.


16

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Matang Pasi Kecamatan Peudada

Kabupaten Bireuen. Ketinggian tempat kurang lebih 0-3 meter dpl (dari permukaan

laut). Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2014.

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, garu, gembor,

parang, ember, timbangan, meteran, tali raffia, papan nama, tugal, serta alat tulis

menulis lainnya. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

benih kacang tanah gajah, pupuk organik cair dan ZPT (Zat Pengatur Tumbuh).

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola

faktorial. Ada dua faktor yang diteliti, yaitu pupuk organik cair (P) dan ZPT (K).

1. Faktor Pupuk Organik Cair Prima (P)

P0 : Tanpa pupuk (kontrol)

P1 : 3 cc/l liter air

P2 : 4 cc/l liter air

2. Faktor Kosentrasi ZPT Atonik (K)

K0 : Tanpa Perlakuan (kontrol)

K1 : 1 ml/1 liter air

K2 : 1,5 ml/1 liter air


17

Dengan demikian dalam penelitian ini terdapat 9 kombinasi perlakuan

sehingga terdapat 27 plot percobaan. Susunan kombinasi perlakuan dapat dilihat

pada tabel 1 yaitu :

Tabel 1. Susunan Kombinasi Perlakuan Pemberian Pupuk Organik Cair dan


Penggunaan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT).
Kombinasi Pupuk Organik ZPT (Zat pengatur Tumbuh)
No
Perlakuan Cair ml/Liter
1 P 0 K0 Tanpa pupuk Tanpa perlakuan
2 P 0 K1 Tanpa pupuk 1 ml/l liter air
3 P 0 K2 Tanpa pupuk 1,5 ml/1 liter air
4 P 1 K0 3 cc/l liter air Tanpa perlakuan
5 P 1 K1 3cc/l liter air 1 ml/l liter air
6 P 1 K2 3 cc/l liter air 1,5 ml/1 liter air
7 P 2 K0 4 cc/1 liter air Tanpa perlakuan
8 P 2 K1 4 cc/1 liter air 1 ml/l liter air
9 P 2 K2 4 cc/1 liter air 1,5 ml/1 liter air

Model matematika dari rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Yijk = µ + βi + Pj + Jk + (PJ)jk + 𝜺ijk


Keterangan:

Yijk : Hasil pengamatan untuk faktor pemberian pupuk organik cair (P) pada

taraf ke-j dan ZPT (K) pada taraf ke-k pada ulangan ke-i

µ : Rata-rata (Nilai tengah)

βi : Pengaruh blok ke-I (i = 1, 2, 3)

Pj : Pengruh pupuk organik cair (P) taraf ke-j

Kk : Pengaruh faktor kosentrasi ZPT (K) taraf ke-k

(PK)jk : Pengaruh interaksi pada faktor P ke-j dan faktor K ke-k


18

ijk : Pengaruh galat

3.4. Pelaksanaan Penelitian

A. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah dilakukan dengan cara mencangkul tanah hingga gembur.

Pengolahan tanah yang dilakukan adalah pengolahan tanah sempurna. Pada lahan

produksi dibuat bedengan/plot seluas 2 x 2 m. diantara bedengan dibuat saluran air

sedalam 20 cm yang berguna untuk mencegah genangan air yang dapat

mengganggu pertumbuhan akar tanaman.

B. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm, dengan jarak

tanam 30 x 20 cm. Setelah lubang tanam terbentuk, benih yang telah dipersiapkan

sebelumnya di masukkan ke dalam lubang tanam sebanyak 3 benih kacang tanah,

kemudian lubang yang telah ada benihnya ditutup dengan tanah yang gembur.

Setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam tinggal satu tanaman perlubang

tanaman.

C. Pemupukan

Pemupukan dilakukan sebagai penambahan unsur hara yang ada didalam

tanah. Pupuk kandang diberikan dua minggu sebelum tanam pada saat pengolahan

tanah dengan cara dicampurkan pada tanah dalam bedengan/plot. Pupuk organik

cair diberikan melalui tanah dengan dosis sesuai perlakuan satu minggu sebelum

tanam dengan cara menanamkannya kedalam lapisan olahan tanah. Pemberian Zat

Pengatur Tumbuh (ZPT) diberikan 30 Hari Setelah Tanam (HST) dan 60 Hari
19

Setelah Tanam (HST) dengan kosentrasi sesuai perlakuan. Pemberian ZPT

dilakukan dengan cara penyemprotan langsung dibagian daun tanaman kacang

tanah yaitu dilakukan pada pagi hari.

D. Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi penyiraman, penyiangan, penyulaman dan

pengendalian hama dan penyakit. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Penyiraman

Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dengan menggunakan

gembor. Penyiraman berguna untuk menjaga kelembaban tanah agar

pertumbuhan tanaman di masa vegetatif dan generatif dapat

berlangsung dengan baik. Saat tanaman berbunga, penyiraman tak perlu

dilakukan, sebab bisa mengganggu penyerbukan.

b. Penyiangan

Penyiangan pertama dilakukan pada 15 hari setelah tanam selanjutnya

Penyiangan dilakukan apabila terdapat gulma pada areal tanaman.

Penyiangan dilakukan dengan menggunakan mencangkul atau secara

manual.

c. Penyulaman

Penyulaman dilakukan apabila benih yang ditanam tidak tumbuh

dengan sempurna. Apabila terdapat tanaman yang tidak tumbuh segera

dilakukan penyulaman dengan benih yang sudah disiapkan didalam

polibag. Penyulaman juga dilakukan pada umur 10 hari setelah tanam

agar pertumbuhan tanaman tumbuh seragam.


20

d. Pengendalian hama dan penyakit

Pada penelitian ini apabila ada gangguan hama dan penyakit maka

dilakukan pengendalian dengan menggunakan pestisida.

E. Pemanenan

Waktu panen yang tepat biasanya dilakukan pada saat sebagian besar daun

kacang tanah mulai mongering dan seluruh biji telah berisi penuh dan kulit bijinya

tipis, serta ujung polong mudah pecah bila ditekan. Pemanenan dilakukan secara

manual dengan mencabut tanaman, pencabutan dilakukan secara hati-hati agar

tidak banyak polong yang tertinggal didalam tanah.

3.5. Pengamatan

Pengamatan yang dilakukan setiap minggu hingga panen yaitu :

1. Tinggi Tanaman

Pengukuran tinggi tanaman diamati pada saat tanaman berumur 15, 30 dan

45 hari setelah tanam, diukur dari pangkal batang sampai pada titik tumbuh

tertinggi yang dinyatakan dalam cm.

2. Jumlah daun

Jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung banyaknya daun yang

muncul pada permukaan batang. Pengukuran dilakukan pada saat tanaman

berumur 2,4,6, dan 8 minggu setelah tanam.

3. Jumlah polong per tanaman

Perhitungan jumlah polong pertanam dilakukan dengan cara menghitung

banyaknya jumlah polong yang terdapat per tanaman. Perhitungan

dilakukan setelah panen.


21

4. Berat basah polong per plot

Setelah pemetikan hasil kacang tanah, polongnya dibersihkan dari kotoran,

setiap plot percobaan hasilnya ditimbang.

5. Berat kering polong per plot

Setelah pengamatan terhadap berat basah, polong kacang tanah dijemur

sampai kadar air 14% kemudian hasilnya ditimbang setiap plot percobaaan.
22

DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah


dan Lahan Kering. Jakarta : PT. Penebar Swadaya. 88 Hal.

Andratisari, Agus Karyanto, dan Sunyoto. 2006. Pengaruh Pemberian Mikroriza


Pada Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis
Hypogea L.). Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Ashley, J.M. 2002. Kacang Tanah dalam : Goldsworthy, P.G., Fisher,N.M.,editor.


Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yokyakarta : Gajah Mada University
Press. Hal 595 – 651.

Hasbi, Hudaini, 2009.”Fiksasi Nitrogen oleh Bakteri”. http://bisnis online.web.id/


al/ind.ico. diperoleh tanggal 19 Desember 2009.

Henna Ervina Pasaribu. 2011. Pengaruh Pupuk Organik Cair terhadap


Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kacang Tanah (Arachis Hypogea L.).
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

I Nyoman Sumadi. 2010. Bidang Ilmu : Pertanian Lahan Kering. Bandung.

Ketut Nuraini, Vo 6. 2009. Zat Pengatur Tumbuh dan Peranannya Dalam Budidaya
Tanaman. Fakultas Pertanian Universitas Tambunan.

Lingga dan Marsono, 2007. Petunjuk penggunaan pupuk. Jakarta : penebar


swadaya.
Sania,S.dkk., “Teknik Produksi Benih Kacang Tanah”. Monograf Balittan
Malang,No.12 Tahun 2000.

Sri Setyati Hajardi, MSc, 2009. Zat Pengatur Tumbuh. Penebar swadaya. Jakarta.

Suetejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.

Suseno,H. 2004. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa aspeknya.


Dep. Botani. Intistut Pertanian Bogor.

Universitas Udayana. 2010. Penggunaan Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan


Kacang Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali.

Anda mungkin juga menyukai