Anda di halaman 1dari 3

42

BAB IV
ANALISA KASUS

Pasien seorang perempuan berumur 61 tahun datang dengan keluhan mata


kiri kabur sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan mata kabur dirasakan perlahan-lahan,
keluhan mata kabur lama kelamaan semakin lama semakin memburuk. Keluhan
mata kabur juga disertai dengan penglihatan seperti berasap. Dari keluhan utama
dan riwayat perjalanan penyakit ini dapat dipikirkan beberapa diagnosis banding
penyakit mata yang ditandai dengan penurunan visus perlahan dengan mata tenang
yaitu katarak, glaukoma dan retinopati.
Dari identitas pasien, pasien berusia 61 tahun dengan keluhan mata kabur dan
penglihatan seperti berasap, kemungkinan terjadi gangguan pada media refraksi
pasien berupa katarak, katarak pada usia tersebut disebut katarak senilis. Katarak
merupakan kekeruhan pada lensa sehingga mengakibatkan penurunan tajam
penglihatan. Tingkat kekaburan yang dialami pasien bervariasi tergantung dari
tingkat kekeruhan lensa.
Pasien juga mengeluh penglihatan seperti berasap. Hal tersebut merupakan
salah satu gejala dari katarak, menurut teori gejala katarak adalah pandangan kabur
seperti melihat asap atau kabut yang dirasakan perlahan, fotofobia, halo sign,
diplopia monokular, distorsi, dan miopisasi7.
Pasien juga mengeluh mata kiri terasa pedih dan berair sejak 1 hari yang lalu.
Keluhan lain seperti mual dan muntah, sakit kepala, mata merah, sekret, mata
mengganjal, dan mata silau disangkal. Hal ini dapat menyingkirkan kemungkinan
infeksi pada mata seperti keratitis yang dapat menurunkan tajam penglihatan.
Os mengatakan sekitar ± 1 tahun, pasien pernah mengalami pandangan kabur
seperti melihat asap dan diagnosis katarak pada kedua mata. Kemudian dilakukan
operasi katarak pada mata kanan terlebih dahulu, dan 6 bulan kemudian dilakukan
operasi katarak pada mata kiri. Riwayat penggunaan lensa kontak sebelumnya
disangkal. Riwayat minum obat-obatan steroid sebelumnya disangkal, Riwayat
trauma disangkal.
Perjalanan penyakit pada pasien ditemukan bahwa penurunan tajam
penglihatan terjadi secara perlahan dan mata tenang, yang merupakan ciri dari suatu
43

proses katarak. Katarak dapat terjadi akibat trauma, jika dinilai dari trauma, yang
dapat menyebabkan pasien tidak bisa melihat yakni katarak traumatika, namun dari
anamnesis didapatkan riwayat trauma disangkal. Katarak juga dapat terjadi akibat
komplikasi dari penyakit sistemik seperti penyakit diabetes mellitus atau hipertensi,
namun riwayat diabetes mellitus dan hipertensi pada kasus disangkal.
Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan TIO pada kedua mata pasien
dan didapatkan hasil TIO dekstra dan sinistra 10/7,5 yang interpretasinya normal
yaitu kurang dari 21. Hal tersebut dapat menyingkirkan diagnosis banding
glaucoma, dimana salah satu tandanya adalah TIO pasien yang tinggi.
Pada pemeriksaan visus didapatkan visus pasien kurang dari 6/6 yaitu
VOD 20/40 dan VOS 1/300 dan terdapat kekeruhan lensa pada mata sebelah kiri
yang jika disinari dengan menggunakan senter pada kemiringan 45o menimbulkan
bayangan iris. Hal ini sesuai dengan teori, yang menyatakan bahwa pada lensa
normal yang tidak terdapat kekeruhan, sinar dapat masuk kedalam mata tanpa ada
yang dipantulkan. Jika kekeruhan lensa hanya sebagian saja, maka sinar obliq yang
mengenai bagian yang keruh ini akan dipantulkan lagi. Sehingga pada
pemeriksaan pada pupil didapatkan ada daerah yang terang sebagai reflek
pemantulan cahaya pada daerah lensa yang keruh dan daerah yang gelap akibat
bayangan iris pada bagian lensa yang keruh. Keadaan ini disebut bayangan iris (+)
atau shadow test (+). Pada pemeriksaan kornea didapatkan kornea mata kanan dan
kiri jernih dan COA mata kanan dan kiri dangkal. Dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik, didapatkan diagnosis yang sesuai adalah katarak senilis imatur.
Pasien diberikan tatalaksana medikamentosa yaitu obat dengan kandungan
potassium iodide 5 mg yang merupakan obat tetes mata yang digunakan untuk
membantu mengaktifkan atau merangsang metabolisme dan memperlambar
peningkatan kekeruhan lensa dan degradasi penglihatan. Menurut teori, katarak
hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Pada kasus tertentu, kadang kala
cukup dengan mengganti kacamata sehingga didapatkan penglihatan maksimal.
Sejauh ini tidak ada obat-obatan yang dapat menjernihkan lensa yang keruh.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Terdapat 2
tipe ekstraksi lensa yaitu intra capsuler cataract extraction (ICCE) dan ekstra
44

capsuler cataract extraction (ECCE). ECCE sendiri terdiri dari dua teknik yaitu
Small Incision Cataract Surgery (SICS) dan Phakoemulsifikasi.

Anda mungkin juga menyukai