Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi yang
semakin pesat pada saat ini, masyarakat tidak dapat di pisahkan dari
penggunaan internet. Seiring sejalan dengan perkembangan internet,
perkembangan media sosial pun merambat luas di masyarakat. Perkembangan
internet dan media sosial yang begitu pesat ini, membawa dampak yang cukup
signifikan bagi seluruh masyarakat diseluruh belahan dunia.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh We Are Social pada
November 2015, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 79 juta
jiwa dari total 255,5 juta penduduk. Terjadi peningkatan sebesar 16% dari
tahun 2014. Survey ini juga mencakup waktu rata-rata yang dihabiskan
penduduk Indonesia dalam mengakses media sosial. Rata-rata penduduk
Indonesia menghabiskan 5 jam 6 menit untuk mengakses media 2 sosial via
laptop atau komputer, dan 3 jam 10 menit untuk mengakses media sosial via
telepon seluler. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk mengakses media
sosial ini disebabkan oleh banyaknya jenis media sosial yang ada saat ini.
Menurut survey, media sosial yang paling sering diakses oleh penduduk
Indonesia antara lain adalah Facebook, Whatsapp, Twitter, Google+,
LinkedIn, Instagram, Skype, Pinterest, dan LINE. Selain itu, survey
membuktikan bahwa pengguna media sosial aktif terbanyak adalah mereka di
kalangan remaja dan dewasa muda berusia 13-29 tahun dengan total 61 juta
pengguna.
Maraknya penggunaan media sosial tersebut diduga berhubungan
dengan kualitas tidur yang buruk. Beberapa studi telah dilakukan untuk
mencari hubungan antara penggunaan internet dan media elektronik terhadap
kualitas tidur. Sedangkan penggunaan media sosial sendiri mewakili salah satu
bentuk penggunaan internet dan media elektronik (Scott, 2015). Dari studi
yang dilakukan Espinoza (2011), didapatkan bahwa 37% orang dewasa muda
kekurangan tidur karena penggunaan media sosial. Mekanisme yang mungkin

Universitas Muhammadiyah Palembang


2

terjadi adalah kesulitan untuk “mematikan” fungsi kognitif otak dan kesulitan
mempertahankan tidur akibat interupsi dari notifikasi media sosial yang
berujung pada berkurangnya waktu dan kualitas tidur (Scott, 2015).
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang pengaruh intensitas penggunaan media sosial terhadap kualitas tidur
mahasiswa

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara intensitas penggunaan media sosial
dengan kualitas tidur?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan intensitas penggunaan media sosial dengan
gangguan pola tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi intensitas penggunaan media sosial pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Mengidentifikasi kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
3. Menganalisis hubungan antara penggunaan media sosial dengan
kualitas tidur mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

1.4 Manfaat
1. Bagi subjek penelitian
Memberi informasi tentang hubungan antara intensitas penggunaan media
sosial dengan kualitas tidur, sehingga dapat meningkatkan kewaspadaan

Universitas Muhammadiyah Palembang


3

subjek penelitian terhadap penggunaan media sosial agar dapat menjaga


kualitas tidur dengan membatasi intensitas penggunaannya dalam batas
kewajaran serta memberi informasi tentang pentingnya tidur untuk
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi peneliti
Memberi pemahaman mengenai hubungan antara intensitas penggunaan
media sosial dengan kualitas tidur.
3. Bagi institusi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya.

Universitas Muhammadiyah Palembang


4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Media Sosial


2.1.1 Pengertian Media Sosial
Media sosial ialah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-
simpul (yang umumnya adalah individu atau organisasi) yang diikat
dengan satu tipe relasi spesifik atau lebih, seperti nilai, visi, ide, teman,
keturunan, dan lain–lain (Ricardo, 2009). Layanan yang dihadirkan oleh
masing - masing website jejaring sosial berbeda - beda. Hal inilah yang
merupakan sebuah ciri khas dan juga keunggulan masing – masing website
jejaring sosial. Tetapi umumnya layanan yang ada pada jejaring sosial
adalah chatting, email, berbagi pesan (messaging), berbagi video dan atau
foto, forum diskusi, blog dan lain - lain (Kindarto, 2010).

2.1.2 Fungsi Media Sosial


Media sosial merupakan salah satu tempat membangun citra diri
seseorang di depan orang lain. Pembangunan popularitas dan eksistensi
diri inilah yang menghasilkan kepuasan tersendiri bagi kebanyakan orang
(Puntoadi, 2011). Selain itu, media sosial juga merupakan sarana yang
sangat tepat untuk pemasaran. Segala kemudahan mengakses ke berbagai
penjuru tempat hanya dengan melalui berbagai jenis 10 gadget
memudahkan pemasar untuk berkomunikasi dan lebih dekat dengan
kosumen. Segala kenyamanan yang bisa didapatkan melalui media sosial
inilah yang memicu perkembangan pesat pemakaiannya (Puntoadi, 2011).

2.1.3 Intensitas Penggunaan Media Sosial


Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar yang harus
diamati untuk mengehatui intensitas penggunaan internet seseorang, yakni
frekuensi internet yang sering digunakan dan lama menggunakan tiap kali
mengakses internet yang dilakukan oleh penggunaan internet.

Universitas Muhammadiyah Palembang


5

The Graphic, Visualization and Usability Center, the Georgia


Institute of Technology (dalam Michell; dalam Chairunnisa, 2010)
mengkategorikan intensitas penggunaan internet ke dalam tiga kelompok,
yaitu :
1) Light users
Pengguna dengan intensitas rendah (kurang dari 10 jam per
bulan)
2) Medium users
Pengguna dengan intensitas sedang (10-40 jam per bulan)
3) Heavy users
Pengguna dengan intensitas tinggi (lebih dari 40 jam per bulan)
(Michael A. Jenkins-Guarnieri, 2013).

2.2 Tidur
2.2.1 Pengertian Tidur
Tidur didefinisikan sebagai serangkaian fase yang ditandai
dengan perubahan variabel-variabel fisiologis, khususnya EEG
(elektroensefalogram). Selain itu tidur juga didefinisikan sebagai
suatu keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya
(Guyton & Hall, 2006). Menurut Potter & Perry (2005), Tidur
merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan
periode yang lebih lama dari keterjagaan.

2.2.2 Fisiologi Tidur


Potter & Perry (2009) mengatakan bahwa, ketika seseorang
tertidur segala aktivitasnya akan diatur dan dikontrol oleh sistem
yang ada di batang otak, yaitu: (1) Reticular Activating System
(RAS), dan (2) Bulbar Synchronizing Region (BSR). Reticular
Activating System (RAS) berlokasi pada batang otak teratas dan
bertugas sebagai penerima perubahan lingkungan internal dan
eksternal yang dapat diketahui, seperti: visual, pendengaran, nyeri,

Universitas Muhammadiyah Palembang


6

sensor raba, emosi dan proses berfikir. RAS dipercaya dapat


mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran. Reticular Activating
System (RAS) pada saat sadar melepaskan hormon katekolamin
dalam tubuh, yaitu: epinefrin (hormon adrenalin), norepinefrin
(noradrenalin) dan dopamine. Ketiga hormon ini bertanggung
jawab di saat tubuh mengalami stres. Sedangkan pada saat
seseorang tertidur, Bulbar Synchronizing Region (BSR) dengan
otomatis bekerja untuk melepaskan hormon serotonin yang
berperan dalam suasana hati, perilaku, suhu tubuh, koordinasi fisik,
nafsu makan dan tidur. Serotonin berasal dari asam amino triptofan
dan 15 dapat dikonversikan oleh otak menjadi melatonin.
Melatonin adalah hormon yang membantu seseorang merasa rileks
dan bisa cepat tidur (Potter & Perry, 2009). Keadaan tidur
menyebabkan timbulnya dua macam efek fisiologis utama, yaitu
efek pada sistem saraf dan efek pada sistem fungsional tubuh
lainnya. Tidur dapat memulihkan tingkat aktivitas normal dan
keseimbangan normal diantara berbagai bagian sistem saraf pusat.
Seseorang yang menggunakan secara berlebih beberapa area otak
selama siaga maka akan dengan mudah mengganggu
keseimbangan sistem saraf yang tersisa, sehingga akan terjadi
kelambanan pikiran, mudah tersinggung, aktivitas perilaku yang
abnormal atau bahkan menjadi psikotik sesudah keadaan siaga
yang dipaksakan.

2.2.3 Kualitas Tidur


Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur,
sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,
mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di
sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva merah, mata
perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap
atau mengantuk (Hidayat, 2006). Beberapa faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu, faktor fisiologis,

Universitas Muhammadiyah Palembang


7

faktor psikologis, faktor lingkungan dan gaya hidup. Pada faktor


fisiologis akan terjadi dampak berupa penurunan aktivitas sehari–
hari, rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak
stabilan tanda tanda vital, sedangkan pada faktor psikologis akan
terjadi depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi (Potter dan
Perry, 2005)

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur


Faktor yang Memengaruhi Kualitas Tidur Tidur
dipengaruhi berbagai faktor, antara lain :
1) Penyakit
Tidur memiliki peran untuk memperbaiki jaringan
organik. Oleh karena itu, saat sedang sakit, seseorang
akan membutuhkan waktu tidur lebih lama dari
biasanya untuk membantu memperbaiki jaringan-
jaringan yang sakit.
2) Lingkungan
Lingkungan sangat berpengaruh terhadap tidur.
Lingkungan yang asing dapat menyebabkan stress
psikologis yang dapat mengganggu tidur.
3) Stress psikologis
Orang yang mengalami kecemasan dan depresi
sebagian besar mengalami gangguan tidur. Hal ini
disebabkan oleh peningkatan kadar norepinefrin dalam
darah yang menyebabkan berkurangnya siklus tidur
NREM (Non Rapid Eye Movement) tahap IV.
4) Gaya hidup
Kebiasaan dan gaya hidup seseorang pun sangat
berpengaruh terhadap tidur. Tidur hanya dapat diinisiasi
pada keadaan rileks, oleh karena itu kebiasaan dan gaya
hidup, terutama kebiasaan sebelum tidur sangat
menentukan tidur.

Universitas Muhammadiyah Palembang


8

5) Asupan makanan dan minuman


L-triptofan dapat membantu mempertahankan tidur
serta mengurangi latensi tidur. Oleh karena itu,
konsumsi makanan dan minuman yang mengandung L-
triptofan seperti olahan susu dapat membantu dan
mempermudah tidur. Konsumsi alkohol dan minuman
bernergi dapat merangsang sistem saraf pusat sehingga
mengganggu tidur
6) Pengobatan
Beberapa obat tertentu dapat mempengaruhi tidur.
Golongan β-blocker dapat menyebabkan mimpi buruk
dan insomnia, golongan narkotik seperti morfin dan
meperidin hidroklorida dapat mengurangi siklus tidur
REM (Rapid Eye Movement) sehingga sering
menimbulkan keterjagaan saat malam hari.
7) Motivasi
Keinginan diri untuk menunda tidur juga dapat
berpengaruh terhadap tidur seseorang. Contohnya
adalah ketika seseorang menunda tidur untuk
mengerjakan tugas, orang tersebut akan mampu untuk
tetap terjaga meskipun sedang dalam keadaan
mengantuk.
8) Faktor sosial
Menurut Ariani (2013), faktor-faktor sosial seperti
pengaksesan media sosial, penggunaan media
elektronik di tempat tidur, serta jadwal keseharian yang
padat juga dapat mempengaruhi kualitas tidur.

Universitas Muhammadiyah Palembang


9

2.3 Kerangka Teori

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas tidur:


1) Penyakit 2) Lingkungan 3) Stress psikologis
4) Gaya hidup 5) Asupan makanan dan minuman
6) Pengobatan 7) Motivasi 8) Faktor sosial

Kualitas Tidur Mahasiswa Penggunaan social


media

2.4 Hipotesis
H0: Tidak ada hubungan antara penggunaan media social dengan
kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
HA: Ada hubungan antara penggunaan media social dengan
kualitas tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

Universitas Muhammadiyah Palembang


10

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini termasuk penelitian analitik observasional
dengan menggunakan pendekatan cross-sectional (potong lintang).

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai dari Mei 2018 sampai
dengan Juni 2018.

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
A. Populasi Target
Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa yang menggunakan sosial media.

B. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah mahasiswa
angkatan 2015 yang menggunakan sosial media di Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.

3.3.2 Sampel dan Besar Sampel

Universitas Muhammadiyah Palembang


11

Sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek


pengamatan/penelitian. Sampel diambil untuk mewakili
keseluruhan populasi (Arikunto, 2010).
Sampel pada penelitian ini ialah seluruh populasi
terjangkau, yaitu mahasiswa angkatan 2015 yang menggunakan
sosial media di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang yang berjumlah 90 orang yang memenuhi kriteria
inklusi.

3.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


A. Kriteria Inklusi
1. Mahasiswa angkatan 2015 di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
2. Bersedia menjadi responden dan menandatangani bukti
persetujuan menjadi responden.
3. Aktif menggunakan sosial media.

B. Kriteria Eksklusi
1. Didiagnosis dengan gangguan tidur.
2. Didiagnosis dengan gangguan kecemasan atau depresi.
3. Mengonsumsi kopi.

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel


Sampling atau teknik pengambilan sampel merupakan
sebuah proses penyeleksian jumlah dari populasi untuk dapat
mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel adalah berbagai
cara yang ditempuh untuk pengambilan sampel agar mendapatkan
sampel yang benar-benar sesuai dengan seluruh subjek penelitian
tersebut (Nursalam, 2013)
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel
dimana jumlah sampel sama dengan populasi (Suginyono, 2011).

Universitas Muhammadiyah Palembang


12

Alas an mengambil total sampling karena menurut Sugiyono


(2011) jumlah populasi yang kurang dari 100, seluruh populasi
dijadikan sampel penelitian semuanya.

3.4 Variabel Penelitian


3.4.1 Variabel Dependent
Variabel terikat pada penelitian ini adalah kualitas tidur.

3.4.2 Variabel Independent


Variabel bebas pada penelitian ini adalah penggunaan
sosial media.

3.5 Definisi Operasional


Batasan dalam istilah yang operasional untuk semua
variabel yang ada dalam penelitian adalah sebagai berikut:
No. Variabel Definisi Cara Alat Ukur Skala Hasil
yang Ukur Ukur Ukur
diukur
1. Intensitas Seberapa lama Pengisian Kuesioner Ordinal
Penggunaan waktu yang kuesioner
Sosial dihabiskan
Media oleh pengguna
untuk
mengakses
sosial media.
2. Kualitas Kualitas tidur Pengisian Kuisioner Ordinal - Skor
Tidur adalah takaran kuesioner PSQI ≤5 :
baik dan buruk (Pittsburg Kualitas
dari kebiasaan h Sleep Tidur
tidur seseorang Quality Baik
selama 1 bulan Index) - Skor
terakhir. >5 :

Universitas Muhammadiyah Palembang


13

Kualitas
Tidur
Buruk

3.6 Cara Kerja/CaraPengumpulan Data


Data pada penelitian diperoleh dari data primer, dimana
perolehan data didapat melalui angket/kuisioner yang diisi oleh
mahasiswa angkatan 2015 Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.

3.7 Rencana Cara Pengolahan dan Analisis Data


3.7.1 Pengolahan Data
Analisa pengelolaan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan komputer. Menurut Hidayat (2007) seluruh
data yang sudah dikumpulkan dilakukan pengelolaan data dengan
langkahlangkah sebagai berikut:
a. Memeriksa data (Editing)
Editing dilakukan dengan cara mengecek kembali hasil
yang sudah dicatat, jika ada kesalahan dalam
melakukan pencatatan hasil maka peneliti akan
meminta ketersediaan responden untuk melakukan
percobaan ulang. Data yang didapatkan diolah terlebih
dahulu mengikuti prosedur pengolahan data yaitu
memeriksa data yang telah dikumpulkan yang berupa
daftar pertanyaan. Setelah itu dijumlah apakah sudah
sesuai dengan yang ditentukan dan dikoreksi jika ada
kesalahan atau kurang jelas misalnya, kelengkapan
jawaban, tulisan pada jawaban sudah cukup jelas
dibaca, isi jawaban sudah relevan dengan pertanyaan,

Universitas Muhammadiyah Palembang


14

isi jawaban dengan beberapa pertanyaan sudah


konsisten.
b. Mengkode data (Coding)
Coding merupakan pemberian kode angka terhadap
data. Pemberian code sangat penting dalam pengelolaan
data. Kemudian data diberikan kode, dimana data
berbentuk huruf dijadikan bentuk angka/bilangan.
c. Memasukkan data (Entry)
Entry adalah kegiatan memasukkan data dalam master
komputer atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel
kontigenensi. Data kemudian dimasukkan bila semua
isian kuisioner sudah terisi penuh dan benar kedalam
software SPSS 16.
d. Menyusun data (Tabulating)
Pada tahap tabulating data yang telah diperoleh
kemudian diberi kode, selanjutnya dimasukkan ke
dalam tabel atau program pengelolaan yang terdapat
dikomputer. Data yang dimasukkan dicek kembali
dengan cara mengetahui missing data, variasi data, dan
konsistensi data.

3.7.2 Analisis Data


Uji analisis yang digunakan adalah uji korelasi Pearson.
Namun, apabila persebaran data tidak normal, uji korelasi akan
menggunakan uji Spearman rho. Data dianalisis menggunakan
SPPS 16.
Analisa data menggunakan SPSS. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis univariat dan
bivariat.
a. Analisa Univariat

Universitas Muhammadiyah Palembang


15

Analisa univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau


menjelaskan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian ini analisa
univariat yang digunakan untuk mengetahui intensitas
penggunaan social media dan kualitas tidur.
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat yaitu digunakan untuk mengetahui
hubungan penggunaan social media dengan pola tidur
dengan menggunakan program SPSS, jika data
terdistribusi tidak normal menggunakan uji Spearman
(Dahlan, 2013).

3.8 Alur Penelitian


Populasi
Semua mahasiswa angkatan
2015 Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah
Palembang

Total Sampling
N=90

Memenuhi kriteria inklusi

Pengisian Kuisioner

Hasil
Analisis Data dan Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Muhammadiyah Palembang


16

Ariani, M., 2013. Hubungan Intensitas Penggunaan Jejaring Sosial Terhadap


Kualitas Tidur Remaja di SMAN 3 Siak.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Edisi 14 Jakarta:


PT. Rineka Cipta.

Guyton dan Hall. 2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta. Hal 777

Hidayat, A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba


Medika.

Kindarto, A. 2010. Efek Bogging dengan aplikasi facebook. Jakarta: PT.Elex


Media Komputindo.

Michael A. Jenkins-Guarnieri, S. L. W. B. D. J., 2013. Development and


Validation of a Social Media UseDevelopment and Validation of a Social
Media Use. Volume 2, pp. 38-50.

Potter,P.,& Perry, A . G. 2010. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,


proses, dan praktik. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.

Puntoadi, Danis. 2011. Meningkatkan Penjualan Melalui Social Media. Jakarta:


ElexGramedia.

Scott, H., 2015. Is Social Media Use Related to Sleep Quality, Self-Esteem,
Anxiety and Depression in Adolescence?. pp. 1-24.

Universitas Muhammadiyah Palembang

Anda mungkin juga menyukai