Anda di halaman 1dari 6

Jurnal

JurnalIlmiah
IlmiahPermas:
Permas:Jurnal
JurnalIlmiah
IlmiahSTIKES
STIKESKendal
KendalVolume
Volume99No
No2,2,Hal
Hal119 - 124, April
119-124, April 2019
2019 ISSN 2089-0834 (Cetak)
Sekolah
SekolahTinggi
TinggiIlmu
IlmuKesehatan
KesehatanKendal
Kendal ISSN 2549-8134 (Online)

GAYA HIDUP DAN RISIKO KECELAKAAN


PADA PENGEMUDI BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP)
Pratiwi Kusuma Putri1, Kawi1, Ratna Muliawati1, Baju Widjasena2
1
Program Studi Kesehatan Masyarakat, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
2
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro
r.moelia@gmail.com

ABSTRAK
Kejadian kecelakaan lalu lintas darat cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyumbang
kecelakaan lalu lintas darat adalah kecelakaan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Kecelakaan
bus AKAP ini berisiko menimbulkan kerugian karena menyangkut keselamatan penumpang dan
pengguna jalan lain. Risiko kecelakaan ini erat kaitannya dengan kesehatan dan kebugaran pengemudi
bus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya hidup dengan risiko kecelakaan
pada pengemudi bus AKAP yang melintasi Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian
obsersional-analitik. Penelitian dilakukan di RM.X dengan responden sebanyak 40 orangpengemudi
bus AKAP. Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner. Data dianalisis secara statistik
dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara
kebiasaan olahraga (nilai p = 0,654), pola istirahat (0,279), dan pola makan dengan kejadian
kecelakaan kerja pada pengemudi bus AKAP. Seluruh pengemudi bus AKAP (100%) memiliki pola
makan tidak seimbang. Disarankan pengemudi bus AKAP untuk lebih memperhatikan kebugaran,
kebiasaan istirahat serta kebiasaan makan, agar saat mengemudi selalu dalam kondisi prima.

Kata kunci : Gaya hidup, pola istirahat, kebiasaan makan, risiko kecelakaan, pengemudi bus

LIFESTYLE AND RISK OF ACCIDENTS ON THE INTER-CITY INTER-PROVINCE BUS


ACCIDENT (AKAP)

ABSTRACT
Land traffic accident incidents tend to increase. One of the contributors to land traffic accidents is the
Inter-City Inter-Province bus accident (AKAP). This AKAP bus accident risks causing losses because
it involves the safety of passengers and other road users. This accident risk is closely related to the
health and fitness of the bus driver. This study aims to determine the relationship between lifestyle and
risk of accidents on AKAP bus drivers who cross the Kendal Regency. This study is an analytical-
analytical study. The research was conducted at RM.X with 40 respondents as AKAP bus drivers.
Data collection through interviews with questionnaires. Data were analyzed statistically by the chi
square test. The results showed no significant relationship between exercise habits (p value = 0.654),
rest pattern (0.279), and diet with the incidence of workplace accidents in AKAP Bus drivers. All
AKAP bus drivers (100%) have an unbalanced diet. AKAP bus drivers are advised to pay more
attention to fitness, rest habits and eating habits, so that when driving is always in top condition.

Keywords: Lifestyle, sleep pattern, eating habits, risk of accident, bus driver

PENDAHULUAN 20,7/100.000 penduduk (World Healh


Peningkatan jumlah kendaraan memberikan Organization (WHO), 2018).
dampak negatif di jalan raya, antara lain
meningkatnya kepadatan lalu lintas dan Berdasarkan data dari Polres Kendal, selama
kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan lalu lintas tahun 2017 terjadi 587 kasus kecelakaan lalu
termasuk salah satu penyebab kematian di lintas, dimana 2,89% dari kasus tersebut
dunia. Kecelakaan lalu lintas menjadi disumbangkan oleh kecelakaan bus (Polres
penyebab utama kematian pada anak muda Kendal, 2017). Kecelakaan bus akan
berusia 5-29 tahun. The Global Status Report memberikan dampak yang merugikan dan
on Road Safety 2018 melaporkan bahwa berakibat fatal karena membawa penumpang
jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas dalam jumlah besar. Penyebab utama
tertinggi terjadi di Asia Tenggara sebesar terjadinya kecelakaan adalah faktor pengemudi
dan faktor kendaraan (Wicaksono,
119
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 119 - 124, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Fathurochman, Riyanto, & Wicaksono, 2014). (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan),
Faktor pengemudi memberikan kontribusi gaya hidup (kebiasaan olah raga, pola istirahat,
sekitar 75-80% terhadap terjadinya kecelakaan dan kebiasaan makan), serta risiko kecelakaan.
lalu lintas (Bustan, 2007). Kebiasaan olah raga meliputi rutinitas olah
raga, lama waktu berolah raga, dan jenis olah
Faktor pengemudi yang seringkali menjadi raga yang dilakukan. Pola istirahat meliputi
penyebab kecelakaan yaitu lengah, lelah, dan kualitas tidur, lama tidur dalam sehari, dan
mengantuk (Polantas RI, 2013). Pengemudi lama istirahat saat bekerja. Kebiasaan makan
bus yang lengah, lelah, dan mengantuk meliputi proporsi makanan seimbang,
mengalami penurunan konsentrasi sehingga frekuensi makan, dan konsumsi kopi. Risiko
berisiko tinggi mengalami kecelakaan. Untuk kecelakaan berdasarkan frekuensi kecelakaan
itu, pengemudi bus dituntut untuk selalu dalam yang dialami oleh pengemudi bus selama
keadaan prima dan bugar. Pengemudi bus kurun waktu 6 bulan terakhir sebelum
AKAP menempuh jarak dan waktu perjalanan penelitian dilakukan. Data dianalisis secara
yang sangat lama dengan jam kerja pada deskriptif dalam bentuk distribusi frekuensi
malam hari sehingga diperlukan kondisi untuk menggambarkan gaya hidup pengemudi
kebugaran dan kesehatan yan baik. Kebugaran bus AKAP dan risiko kecelakaan yang pernah
pengemudi bus antara lain dipengaruhi oleh dialami. Analisis data dilanjutkan dengan uji
pola istirahat, dan asupan kalori (Fahmi, 2015). statistik untuk menguji hubungan antara faktor
Gaya hidup kurang sehat pada pengemudi bus gaya hidup dengan risiko kecelakaan pada
seperti pola makan, istirahat tidak teratur, pengemudi bus AKAP. Analisis dilakukan
rendahnya kebiasaan olahraga, tingginya menggunakan uji chi square.
kebiasaan merokok, dan konsumsi minuman
beralkohol sangat memungkinkan pengemudi HASIL
untuk mengalami kelelahan tingkat berat dan Hasil wawancara terhadap pengemudi bus
gangguan kesehatan (Namira & Nurhayati, AKAP diperoleh informasi bahwa dalam setiap
2014). Hal inilah yang mendorong peneliti rute perjalanan, terdapat 2 (dua) orang
untuk melakukan sebuah studi mengenai gaya pengemudi dalam satu bus. Pergantian
hidup dan risiko kecelakaan pada pengemudi pengemudi dilakukan sesuai dengan
bus antar kota antar provinsi (AKAP). kesepakatan yang telah dibuat, biasanya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya setelah menempuh sekitar 6 jam perjalanan.
hidup serta menganalisis hubungan antara gaya Pengemudi bus AKAP seluruhnya adalah laki-
hidup pengemudi bus AKAP dengan risiko laki dengan usia rata-rata 45 tahun, tertua
kecelakaan. berusia 60 tahun dan termuda 27 tahun.
Pengemudi bus AKAP rata-rata sudah bekerja
METODE menjadi pengemudi bus selama 18 tahun.
Penelitian ini merupakan penelitian Terdapat 1 orang pengemudi bus yang baru
observasional analitik dengan pendekatan bekerja selama 4 bulan dengan riwayat
cross-sectional, yaitu menganalisis faktor gaya pekerjaan sebelumnya adalah pengemudi truk
hidup yang berhubungan dengan risiko sebuah perusahaan. Pengemudi bus AKAP
kecelakaan pada pengemudi bus AKAP. sebagian besar (52,5%) berpendidikan tamat
Faktor gaya hidup dan risiko kecelakaan SMA.
diukur pada satu waktu. Penelitian dilakukan
di Kabupaten Kendal yang berada di jalur Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, terdapat
PANTURA dan menjadi jalur utama yang 6 (15%) kasus kecelakaan yang dialami oleh
dilewati oleh bus AKAP. Subyek dalam pengemudi bus AKAP dengan kategori
penelitian ini adalah pengemudi bus AKAP di kecelakaan ringan dan tidak ada korban jiwa
RM X yang merupakan tempat pemberhentian ataupun korban luka. Ada 4 pengemudi bus
bus AKAP. Besar sampel dalam penelitian ini yang hampir mengalami kecelakaan (near
sebanyak 40 orang pengemudi bus AKAP miss) yang disebabkan karena pengemudi
yang dipilih dengan teknik purposive kurang beristirahat sehingga dalam kondisi
sampling. kantuk berlebih (drowsiness).

Pengumpulan data dilakukan melalui


wawancara terstruktur menggunakan
kuesioner. Data yang dikumpulkan meliputi
karakteristik demografis pengemudi bus
120
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 119 - 124, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 1.
Karakteristik Pengemudi Bus AKAP (n = 40)
Variabel Minimal-maksimal Mean ± SD
Umur 27 – 60 45 ± 8,187
Masa kerja 0 – 36 18± 8,520
Tingkat pendidikan
- Tidak sekolah 2 (5,0%)
- Tamat SD 6 (15,0%)
- Tamat SMP 9 (22,5%)
- Tamat SMA 21(52,5%)
- Tamat Perguruan Tinggi 2 (5,0%)
Risiko kecelakaan
- Kecelakaan ringan 6 (15,0%)
- Near miss 4 (10,0%)
- Tidak 30 (75,0%)

Tabel 2.
Distribusi Frekuensi Kebiasaan Olah Raga Pengemudi Bus AKAP (n = 40)
Variabel f %
Kebiasaan olah raga
- Ya 15 37,5
- Tidak 25 62,5
Frekuensi olah raga dalam 1minggu
- 1 kali 12 30,0
- 2 kali 3 7,5
- Tidak berolahraga 25 65,2
Durasi berolah raga
- 15-30 menit 11 27,5
- 30-45 menit 2 5,0
- 1 jam 2 5,0
- Tidak berolahraga 25 62,5
Jenis olah raga
- Lari 9 60,0
- Bulutangkis 3 20,0
- Voli 1 6,7
- Sepeda 2 13,3
Kebiasaan olah raga yang dimiliki oleh banyak karbohidrat, dan minim serat. Sebanyak
pengemudi bus AKAP cukup baik dilihat dari 52,5% pengemudi bus AKAP memiliki
37,5% pengemudi sudah melakukan olah raga kebiasaan minum kopi untuk menghindari
rutin dengan durasi sekitar 15-30 menit. Jenis kantuk. Sebagian besar mengkonsumsi kopi
olah raga yang paling sering dilakukan adalah sekitar 2-3 gelas per hari.
lari (60%). Sebagian besar pengemudi bus
AKAP (82,5%) memiliki pola istirahat tidak
berkualitas. Pengemudi tidak dapat tidur tenang
tanpa bermimpi. Sebagian besar pengemudi bus
AKAP (62,5) tidur selama 4-5 jam sehari.
Pengemudi bus AKAP memiliki waktu istirahat
sekitar 30-45 menit saat bekerja. Pengemudi bus
AKAP memiliki kebiasaan makan tidak
seimbang. Pengemudi cenderung makan lebih

121
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 119 - 124, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Tabel 3.
Distribusi frekuensi pola istirahat pengemudi bus AKAP
Variabel f %
Kualitas Tidur
- Tidak berkualitas 33 82,5
- Berkualitas 7 17,5
Lama tidur dalam sehari
- 1 – 3 jam 1 2,5
- 4 – 5 jam 25 62,5
- 6 – 7 jam 4 35,0
Lama istirahat saat bekerja
- 30 menit 30 75,0
- 45 menit 10 25,0

Tabel 4.
Distribusi frekuensi kebiasaan makan pengemudi bus AKAP
Variabel f %
Pola makan seimbang
- Tidak seimbang 40 100
- Seimbang 0 0,0
Kebiasaan konsumsi kopi
- Ya 27 52,5
- Tidak 13 32,5
Frekuensi minum kopi dalam sehari
- 1 gelas 7 17,5
- 2-3 gelas 11 27,5
- 4 gelas 9 22,5

Tabel 5.
Hasil analisis bivariat hubungan gaya hidup dengan risiko kecelakaan
pada pengemudi bus akap
Variabel P value POR (95% CI)
Kebiasaan Olahraga 0,654 0,600 (0,138-2,601)
Pola Istirahat 0,279 0,424 (0,96-1,880)
Kebiasaan Makan 0,175 0,235 (0,765-1,245)
Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi data sebenarnya. Data kecelakaan dalam
square untuk menganalisis hubungan antara penelitian ini hanya meliputi kecelakaan
gaya hidup dengan risiko kecelakaan pada (accidents)dan hampir celaka (nearmiss). Data
pengemudi bus AKAP menunjukkan bahwa lain seperti mengantuk berlebih saat
tidak ada hubungan antara kebiasaan olahraga mengemudi tidak terekam dalam penelitian ini.
dengan risiko kecelakaan (p = 0,645), tidak ada Hasil penelitian yang dilakukan oleh Vennelle
hubungan antara pola istirahat dengan risiko (2010) menunjukkan bahwa 20% pengemudi
kecelakaan (p = 0,279), dan tidak ada bus dilaporkan mengalami kantuk berlebih saat
hubungan antara kebiasaan makan dengan mengemudi dan berisiko mengalami
risiko kecelakaan (p = 0,175). kecelakaan. Kantuk berlebih (drowsiness) dan
kelelahan berhubungan secara siginifikan
PEMBAHASAN untuk meningkatkan risiko kecelakaan (Kaplan
Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak ada & Prato, 2012).
hubungan antara kebiasaan olah raga, pola
istirahat, dan kebiasaan makan dengan risiko Kebiasaan olah raga yang dilakukan secara
kecelakaan pada pengemudi bus AKAP. Hal teratur dapat membantu pencernaan,
ini bukan berarti faktor-faktor kebiasaan olah meningkatkan penyimpanan kalsium tulang,
raga, pola istirahat, dan kebiasaan makan dapat dan menguatkan jantung sehingga darah dapat
diabaikan. Data kecelakaan pada pengemudi dipompakan ke seluruh tubuh dengan efisien
bus yang diperoleh dalam penelitian ini (Musbyarini, Anwar, & Dwiriani, 2010). Hasil
memiliki kemungkinan tidak mencerminkan wawancara menunjukkan bahwa 37,5%

122
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 119 - 124, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

pengemudi bus AKAP memiliki kebiasaan bus menambah asupan serat dalam menu
olah raga secara rutin dengan frekuensi 1-2 makannya(Russeng, 2015). Pengemudi bus
kali/minggu dan durasi 30 menit (tabel 2). AKAP makan di rumah makan tempat
Olahraga yang dilakukan minimal 30 menit pemberhentian. Sejalan dengan hasil penelitian
dengan intensitas sedang setiap hari Escoto et al. (2010) bahwa pengemudi bus
bermanfaat untuk menjaga kebugaran (Blair, memiliki kesempatan makan saat ada di tempat
LaMonte, & Nichaman, 2004). Persentase pemberhentian dengan pilihan menu yang
terbesar jenis olahraga yang sering dilakukan terbatas. Hal ini akan mempengaruhi kualitas
adalah lari. makan dan risiko masalah kesehatan seperti
obesitas, hipertensi, dan penyakit lainnya
Pengemudi bus AKAP yang tidak berolah raga (Bhatt & M.S., 2012).
secara teratur bukan berarti tidak beraktivitas
fisik sama sekali. Berdasarkan hasil SIMPULAN DAN SARAN
wawancara, pengemudi bus memiliki Simpulan
kebiasaan mencuci dan membersihkan bus di Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada
sela waktu istirahat dengan durasi 30 menit. hubungan antara kebiasaan olah raga, pola
Hal ini setara dengan berolah raga jalan kaki istirahat, dan kebiasaan makan. Pengemudi bus
selama 30 menit. Sebagian besar pengemudi AKAP memiliki kebiasaan olah raga cukup
bus (82,5%) memiliki pola tidur tidak baik, dengan frekuensi 1-2 kali dalam
berkualitas yang ditandai tidur disertai mimpi. seminggu, dan durasi 30-45 menit. Pola
Sebagain besar (62,5%) pengemudi bus tidur istirahat pengemudi bus AKAP tidak
selama 4-5 jam sehari.Pengemudi bus AKAP berkualitas, dengan rata-rata tidur 4-5 jam
lebih banyak bekerja pada malam hari. sehari. Pengemudi bus AKAP memiliki
Pengemudi bus yang bekerja pada sore-malam kebiasaan makan tidak seimbang, dengan
hari lebih berisiko untuk mengalami menu karbohidrat berlebih dan minim serat.
kecelakaan (Feng, Li, Ci, & Zhang, 2016).
Pengemudi bus yang mengalami kelelahan Saran
berisiko mengalami kesalahan-kesalahan Pengemudi bus AKAP disarankan untuk lebih
dalam mengemudi sehingga meningkatkan memperhatikanpola istirahatdan kebiasaan
risiko kecelakaan (Mallia, Lazuras, Violani, & makan untuk menjagakebugaran dan kesehatan
Lucidi, 2015). agar saat mengemudi dalam kondisi yang
prima.
Pengemudi bus memiliki kesempatan
beristirahat selama 30-45 menit selama DAFTAR PUSTAKA
bekerja. Pengemudi bus biasanya Bhatt, B., & M.S., S. (2012). Occupational
memanfaatkan waktu istirahat untuk makan, Health Hazards: A Study of Bus
membersihkan bus dan mengobrol dengan Drivers. Journal of Health Management,
sesama pengemudi. Waktu istirahat yang tidak 14(2), 201–206.
dimanfaatkan dengan baik meningkatkan
risiko kelelahan akut. Menurut Tse (2006), Blair, S., LaMonte, M., & Nichaman, M.
pengemudi bus yang tidak memanfaatkan (2004). The evolution of physical
waktu istirahat dan melewatkan sarapan pagi activity recommendations: how much is
mendorong terjadinya kelelahan dan berisiko enough? American Journal of Clinical
mengalami microsleep. Microsleep Nutrition, 79, 913S-200S.
meningkatkan risiko kecelakaan lebih besar.
Bustan, M. N. (2007). Epidemiologi Penyakit
Seluruh pengemudi bus (100%) memiliki Tidak Menular. Jakarta: Rineka Cipta.
kebiasaan makan yang tidak seimbang.
Pengemudi bus cenderung makan lebih banyak Escoto, K. H., French, S. A., Harnack, L. J.,
karbohidrat, dan minim serat. Konsumsi Toomey, T. L., Hannan, P. J., &
karbohidrat yang berlebih dapat memicu Mitchell, N. R. (2010). Work hours,
lonjakan gula darah terlalu cepat. Lonjakan ini weight status, and weight-related
diantisipasi oleh tubuh dengan pelepasan behaviors: a study of metro transit
hormon insulin. Proses pelepasan hormon workers. International Journal of
insulin memiliki efek terhadap rasa kantuk. Behavioral Nutrition and Physical
Untuk menghindari rasa kantuk akibat Activity, 7(1), 91.
konsumsi karbohidrat, sebaiknya pengemudi https://doi.org/10.1186/1479-5868-7-91
123
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Volume 9 No 2, Hal 119 - 124, April 2019
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Fahmi, R. (2015). Gambaran Kelelahan dan Namira, S. W., & Nurhayati. (2014).
Keluhan Muskuloskeletal Pada Hipertensi pada Pramudi Bus
Pengemudi Bus Malam Jarak Jauh PO. Transjakarta di PT. Bianglala
Restu Mulya. The Indonesian Journal of Metropolitan Tahun 2013. Indonesian
Occupational Safety and Health, 4(2), Public Health Student Journal, 2(2), 1–
167–176. 10.

Feng, S., Li, Z., Ci, Y., & Zhang, G. (2016). Polantas RI. (2013). Polantas dalam angka
Risk factors affecting fatal bus accident 2013.
severity: Their impact on different types
of bus drivers. Accident Analysis and Polres Kendal. (2017). Data Kecelakaan Lalu
Prevention, 86, 29–39. Lintas. Kendal: Polres Kendal.

Kaplan, S., & Prato, C. G. (2012). Risk factors Russeng, S. S. (2015). Nutritional Status and
associated with bus accident severity in Work Fatigue (Study at Night Bus
the United States: A generalized ordered Drivers in South and West Sulawesi).
logit model. Journal of Safety Research, International Journal of Sciences: Basic
43, 171–180. and Applied Research (IJSBAR), 20(1),
90–101.
Mallia, L., Lazuras, L., Violani, C., & Lucidi,
F. (2015). Crash risk and aberrant Tse, J. L. M., Flin, R., & Mearns, K. (2006).
driving behaviors among bus drivers: Bus driver well-being review: 50 years
The role of personality and attitudes of research. Transportation Research
towards traffic safety. Accident Analysis Part F, 9, 89–114.
and Prevention, 79, 145–151.
Wicaksono, D., Fathurochman, R. A., Riyanto,
Vennelle, M., Engleman, H. M., & Douglas, B., & Wicaksono, Y. (2014). Analisis
N. J. (2010). Sleepiness and sleep- Kecelakaan Lalu Lintas (Studi Kasus
related accidents in commercial bus Jalan Raya Ungaran-Bawen). Jurnal
drivers. Sleep Breath, 14, 39–42. Karya Teknik Sipil, 3(2), 345–355.
https://doi.org/10.1007/s11325-009-
0277-z World Healh Organization (WHO). (n.d.).
Global Status Report on Road Safety
Musbyarini, K., Anwar, F., & Dwiriani, C. M. 2018: Summary.
(2010). Gaya Hidup dan Status
Kesehatan Sopir Bus Sumber Alam di
Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Jurnal Gizi Dan Pangan, 5(1), 6–14.

124

Anda mungkin juga menyukai