Pengertian Kinerja
Menurut Suyadi Prawirosentono dalam buku Pengantar
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM), kinerja adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing,
dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal,
tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.
Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2006, 378) Kinerja atau
performance pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan oleh karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk
kebanyakan pekerjaan meliputi beberapa unsur sebagai berikut :
a. Kuantitas dari hasil
b. Kualitas dari hasil
c. Ketepatan waktu dari hasil
d. Kehadiran
e. Kemampuan untuk bekerja sama.1
B. Pengertian Evaluasi Kinerja
Menurut Kreithner dan Kinicki dalam Wibowo (2007, 351) evaluasi kinerja
merupakan pendapat yang bersifat evaluatif atas sifat, perilaku seseorang, atau
prestasi sebagai dasar untuk keputusan dan rencana pengembangan personil.
Newstroom dan .Davis dalam Wibowo (2007, 352) memandang sebagai suatu
proses mengevaluasi kinerja pekerja, membagi informasi dengan mereka, dan
mencari cara memperbaiki kinerjanya.2
1
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.193
2
Ibid. hal.194
keputusan tentang SDM. Evaluasi memberikan masukan untuk keputusan penting
seperti promosi, mutasi, dan pemberhentian.3
c. Umpan balik para penyelia, para penyelia mestilah memberikan umpan balik
yang lengkap dan akurat kepada karyawan pada saat menilai kinerja mereka.5
3
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.195
4
ibid
5
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.196
Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2007, 352) melihat sasaran
evaluasi dan strategi pendekatannya,
yang disebutkan sebagai pendekatan terhadap sifat, perilaku., hasil, dan kontijensi.
Sementara menurut Robbins dalam Wibowo (2007) melihat evaluasi kinerja
dalam ukuran hasil pekerjaan individu, perilaku dan sikap. Pendapat diantara
keduanya bersifat saling melengkapi dan dapat dijelaskan sebagai berikut:6
a. Pendekatan sikap.
b. Pendekatan perilaku.
6
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.196
diidentifikasikan dengan jelas. Dalam hal seperti ini tidak biasa bagi manajemen
mengevaluasi perilaku pekerja. Perilaku seorang plant manager yang dapat
digunakan untuk evaluasi kinerja adalah ketepatan waktu dalam menyampaikan
laporan bulanan atau gaya kepemimpinan yang ditunjukkan. Perilaku seorang
tenaga penjualan di tunjukan oleh rata-rata jumlah kontak telepon perhari atau
jumlah hari sakit yang dipergunakan dalam setahun.
c. Pendekatan hasil.
d. Pendekatan kontijensi.
Pendekatan sifat, perilaku, dan hasil cocok untuk dipergunakan tergantung pada
kebutuhan situasi tertentu. Oleh karena itu diusulkan pendekatan kontijensi yang
selalu dicocokkan dengan situasi tertentu yang sedang berkembang. Namun
demikian, pendekatan sikap cocok ketika harus membuat keputusan promosi
untuk calon yang mempunyai pekerjaan yang tidak sama. Sementara itu,
pendekatan hasil dibatasi oleh kegagalannya menjelaskan mengapa tujuan penilai
tidak tercapai. Secara keseluruhan, pendekatan perilaku muncul sebagai yang
terkuat, tetapi tergantung pada situasi, seperti ketika pekerja dengan pekerjaan
yang tidak sama dievaluasi untuk promosi.7
D. Sasaran Evaluasi
7
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.198
Menurut Kreither dan Kinicki dalam Wibowo (2007, 355) evaluasi kinerja dapat
dipergunakan untuk:8
a. Administrasi penggajian.
b. Umpan balik kinerja.
c. Identifikasi kekuatan dan kelemahan individu.
d. Mendokumentasi keputusan kepegawaian.
e. Penghargaan terhadap kinerja individu
f. Mengidentifikasi kinerja buruk.
g. Membantu mengidentifikasi tujuan.
h. Menetapkan keputusan promosi.
i. Memberhentikan pegawai.
j. Mengevaluasi pencapaian tujuan.
8
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.199
9
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)”.
(Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.199
umpan balik bagi proses perencanaan dalam penetapan tujuan dan sasaran kinerja
organisasi di waktu yang akan datang.
b. Evaluasi rencana.
Evaluasi kinerja melakukan penilaian apakah hasil yang . dicapai telah sesuai
dengan apa yang direncanakan. Apabila hasil yang diperoleh tidak seperti yang
diharapkan dalam rencana, dicari tahu apa yang menyebabkan. Evaluasi terhadap
rencana juga perlu dilakukan penilaian apakah penetapan target organisasi selalu
tinggi sehingga tidak mungkin tercapai. Apakah personal contact yang dilakukan
para pekerja terlalu tinggi sehingga tidak mampu dipengaruhi pekerja atau karena
kompetensi yang dipersyaratkan tidak terpenuhi?
c. Evaluasi lingkungan.
10
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.200
Evaluasi kinerja menilai apakah penilaian kinerja telah dilakukan dengan benar,
apakah sistem review dan coaching telah begalan dengan benar serta apakah
metode yang dipergunakan dalam pengukuran kinerja sudah tepat dan dilakukan
dengan benar oleh seorang penilai yang objektif. Evaluasi terhadap pengukuran
kinerja dilakukan untuk memperbaiki metode pengukuran kinerja di kemudian
hari sehingga memberikan kesimpulan yang objektif bagi organisasi dan
menimbulkan kepercayaan dari para pekerja.
f. Evaluasi hasil.
Evaluasi terhadap hasil kinerja dapat dilakukan terhadap hasil kinerja organisasi,
kelompok maupun individu masing-masing pekerja. Evaluasi terhadap hasil
kinerja organisasi dapat diketahui dari seberapa besar tujuan dan sasaran
organisasi telah dapat dicapai. Apabila terdapat deviasi, dicari faktor yang
menyebabkan dan berusaha memperbaikinya dikemudian hari. Evaluasi terhadap
pencapaian hasil juga dapat dipergunakan untuk menetapkantujuan dan besaran
sasaran dikemudian hari. Evaluasi terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan
indikasi apakah pelaksanaan kinerja yang dilakukan dalam kelompok dapat
diselesaikan dan masalah apa yang dihadapi. Evaluasi terhadap kinerja dapat
dijadikan referensi untuk promosi jabatan, tanggung jawab yang lebih besar dan
dapat pula dipergunakan untuk menentukan peringkat pekerja, penggajian,
pemberian kompensasi, pemberian bonus, dan sebagainya.11
11
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.201
12
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.202
b. Peringkat yang dipaksakan, termasuk indicator peringkat yang dipaksakan
(Forced choice rating, including force choice rating indioes).
c. Peringkat perilaku kepribadian (Personal trait rating).
d. Skala peringkat secara grafls (Graphic rating scale).
e. Distribusi yang dipaksakan (Forced distribution).
f. Peringkat (Ranking).
g. Perbandingan berpasangan (Paired comparison).
Seperti yang dikemukakan oleh Mondy dan Noe dalam Mutiara S. Panggabean
(2004, 68), metode evaluasi kinerja terdiri dari:13
13
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.202
14
ibid
Pandangan Vecchio, Robbins, Kreitner, dan Kinicki dalam Wibowo (2007, 359)
pada dasarnya sama dan bersifat saling melengkapi. Metode yang dapat
dipergunakan adalah:15
Diantara berbagai metode evaluasi tersebut di atas, yang paling lengkap adalah
metode 360-derajat karena dapat mencakup kelima metode lainnya di atas.
Evaluasi kinerja organisasi pada umumnya dilakukan bersifat tahunan sehingga
dapat memperoleh gambaran kinerja organisasi selama satu tahun. Penilaian
kinerja organisasi sebenarnya dapat dilakukan setiap saat dipandang perlu,
berdasarkan waktu secara periodik seperti bulanan, triwulan, atau tengah tahunan.
Namun, penilaian tersebut dinamakan evaluasi apabila dilakukan di akhir tahun
sehingga dapat diperoleh gambaran menyeluruh kinerja organisasi.
Menurut Robbins dalam Wibowo (2007, 364) merupakan beberapa metode yang
dapat dipergunakan tentang mengevaluasi kinerja karyawan. Teknik yang dapat
dipergunakan dalam evaluasi individu adalah sebagai berikut:
1. Written Essays.
Teknik ini memberikan evaluasi kerja dengan cara mendeskripsikan apa yang
menjadi penilaian terhadap kinerja individu, tim maupun organisasi.
2. Critical Incidents.
15
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.203
Teknik ini mengevaluasi perilaku yang menjadi kunci dalam membuat perbedaan
antara menjalankan pekerjaan secara efektif dengan tidak efektif.
Teknik ini merupakan pendekatan skala yang. mengkombinasi elemen utama. dari
critikal incident dan graphic ranting scale. Penilai memeringkat pekerja
berdasarkan butir-butir sepanjang kontinum, tetapi titiknya adalah contoh perilaku
aktual pada pekerjaan tertentu daripada deskripsi umum atau sifat.
Teknik ini merupakan metode evaluasi yang menempatkan pekerja dari .terbaik ke
terburuk.
6. Individual Ranking.
7. Paired Comparison.
16
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.204
merupakan bangunan utama yang dibangun di sekitar organisasi. Namun, semakin
banyak organisasi yang membangun tim, bagaimana mereka harus mengevaluasi
kinerja. Terdapat empat saran untuk merancang sistem yang mendukung dan
memperbaiki kinerja tim, yaitu sebagai berikut:17
1. Mengikat hasil tim pada tujuan organisasi. Untuk itu, penting menemukan
ukuran yang diterapkan pada tujuan yang penting yang diharapkan dapat
diselesaikan tim..
2. Memulai dengan pelanggan tim dan proses kerja yang diikuti tim untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan. Produk akhir yang diterima pelanggan
dapat dievaluasi dalam bentuk persyaratan pelanggan. Transaksi di antara
tim dapat dievaluasi berdasar pada pengirim dan kualitas. Langkah proses
dapat dievaluasi berdasar pada waste dan cycle time.
3. Mengatur kinerja tim dan individu. Untuk itu didefinisikan peran setiap
anggota tim dalam bentuk penyelesaian yang mendukung proses kerja tim.
Kemudian, mengukur kontribusi masing-masing anggota dan kinerja
menyeluruh tim. Keterampilan individu penting untuk keberhasilan tim,
tetapi tidak cukup untuk kinerja tim yang baik.
4. Melatih tim untuk menciptakan ukuran sendiri. Tim mendefinisikan
sasarannya dan setiap anggota memastikan bahwa setiap orang memahami
perannya dalam tim dan membantu mengembangkan ke dalam unit yang
lebih erat.
17
Akhmad Subekhi; Mohammad Jauhar. “Pengantar Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM)”. (Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2012). Hal.205