DISUSUN OLEH :
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa
depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan dan
menjadi “Change Agent” pada unit pelayanan secara nyata dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi
nyata di tempat praktek.
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama kepala ruangan di tempat mahasiswa praktek.
c. Menetapkan prioritas dan alternatif penyelesaian masalah yang
disepakati bersama kepala ruangan dan para perawat ruangan serta
pembimbing.
d. Melaksanakan apa yang menjadi alternatif penyelesaian masalah.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan mahasiswa dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
secara nyata di lahan praktek maupun tempat bekerja masing-masing.
2. Bagi Ruangan / Rumah Sakit
Mahasiswa dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
sesuai dengan masalah yang ditemukan dilahan praktek sesuai dengan ilmu
yang didapatkan selama proses akademik dengan tekhnik pemecahan
masalah pada konsep manajemen sehingga meningkatkan mutu pelayanan
di Rumah Sakit.
3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi sebagai kualitas pengajaran manajemen bagi
mahasiswa yang akan menjalankan praktek keperawatan pada program
berikutnya.
BAB II
HASIL KAJIAN SITUASI DAN TINJUAN TEORITIS
A. INPUT
1. Profil
1) Visi :
Kota Depok Yang Unggul, Nyaman Dan Religius
2) Misi :
a) Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan
transparan.
b) Mengembangkan sumber dayamanusia yang kreatif dan berdaya
saing.
c) Mengembangkan ekonomi yang mandiri, kokoh dan berkeadilan.
d) Membangun infrastruktur dan ruang publik yang merata,
berwawasan lingkungan dan ramah keluarga.
e) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai –
nilai agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta
meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
3) MOTO :
Memberikan pelayanan yang CERIA (Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif,
Aman) dan Profesional.
2. Denah Ruangan
Kamar mandi
Ruang linen
Ners Station Ruang linen
Ruang konsultasi
VIP 701 VIP 702 703 704 705 706 707 708
1) M1 (Manusia/Ketenagaan)
a. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Lantai VII
KEPALA RUANGAN
Asti.,S.Kep.,Ns
KETUA TIM
1. Zr Umi.,S.Kep.,Ns
2. Zr Aan.,Amd.Kep
3. Zr Ria.,Amd.Kep
4. Zr Tia.,S.Kep
PERAWAT PELAKSANA
ruang cuci alat, ruang petugas kesehatan, ruang obat, ruang linen, ruang
b. Ruang Tindakan
Ruangan ini terdiri dari troli emergensi, 1 tempat tidur, lemari , meja,
e. Ruang Obat
f. Ruang Linen
Terdapat 2 lemari yang terdiri dari sprei, slimut dan sarung bantal
g. Ruang konsultasi
Ruangan ini merupakan ruangan untuk berkonsultasi antara petugas
alat kesehatan
B. PROSES
1. Perencanaan
a. Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shif oleh perawat
dan malam berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim. Perawat
tersebut akan berperan sebagai ketua tim dan PA/PP, pada setiap
diruangan.
b. Rencana Bulanan
kasus.
2. Pengorganisasian
a. Pengorganisasian Tenaga
10 orang dan jumlah perawat 6-10 orang, untuk itu akan dibuat
b. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung
c. Klasifikasi Pasien
a) Perawatan Total
b) Perawatan Parsial
c) Perawatan Mandiri
Klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam.
pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama satu bulan dan jumlah perawat
yang dibutuhkan setiap hari. Penetapan satu bulan diharapkan sudah dapat
Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan
mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan
bersama-sama.
berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan
atasan kepala perawat dalam pelaksanan kegiatan atau tindakan. Agar hasil
pengawasan.
a) Menejemen
b) Konpensatori reward
4. Pengendalian
C. OUTPUT
rumah sakit, diperlukan berbagai indikator. Selain itu agar informasi yang
ada dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai
d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut
Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in occupancy rate
and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
perawat pelaksana. Di MPKP audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada setiap
stsus klien yang telah pulang atau meninggal dari hasil audit yang dibuat
A. ANALISIS DATA
Pengkajian di Ruang Asoka Lt.7 kamar 711 (Perawatan Penyakit Dalam)
RSUD DEPOK dilakukan selama praktik di RS. Pengkajian dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi dilakukan mulai
tanggal 22 Mei 2019 s/d 29 mei 2019. Sedangkan wawancara dilakukan
tanggal 20 mei 2019 dan penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 27
Mei 2019. Penyebaran kuesioner dilakukan pada perawat pelaksana di
ruangan dan wawancara dilakukan pada kepala ruangan, dan pasien dengan
quesioner/angket.
Ruang Asoka Lt.7 RSUD DEPOK merupakan salah satu ruangan dengan
khusus penyakit dalam. Terdapat 2 nurse station. Nurse station tim 1 terdapat
9 kamar yaitu kamar 709-710 masing-masing 5 bed kelas 2, kamar 711-7117
masing-masing 7 bed kelas 3. Nurse station tim 2 terdapat 6 kamar perawatan
yaitu : 701,702,707,708 VIP 1 bed. Kelas 1 703-706 VIP 2 bed.
Berdasarkan catatan kepegawaian di Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan
Penyakit Dalam), diperoleh data bahwa pegawai di Ruang Asoka Lt.7
(Perawatan Penyakit Dalam) terdiri dari Karu, Katim, perawat pelaksana,
cleaning service dan security. Ruangan tersebut dipimpin oleh seorang kepala
ruangan yang berlatar belakang pendidikan S.Kep NERS. Pendidikan perawat
di ruang tersebut terdiri dari Ners S.Kep, dan D3 Keperawatan.
Metode penugasan yang digunakan di ruangan adalah metode Tim.
Kepala ruangan sudah menentukan jadwal dinas perawat dalam satu bulan.
Perawat mempunyai hak untuk mengajukan jadwal dinas sesuai dengan
kebutuhan misal seperti mengajukan jadwal dinas untuk hari tertentu jika ada
kegiatan lain. Kepala ruangan selalu melibatkan katim dan perawat pelaksana
dalam membuat rencana kegiatan khususnya pada penerapan patient safety-
identifikasi pasien. Pengaturan dinas diruangan dibuat setiap bulannya, yang
dibagi dalam tim dan diketuai katim dengan 22 perawat pelaksana. Masalah
yang biasa terjadi saat pengaturan dinas adalah permintaan libur di hari yang
sama secara bersamaan.
Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan Penyakit Dalam) memiliki beberapa
fasilitas dalam pelayanan keperawatan untuk pasien, seperti oksigen dan
suction central, oksigen portable, trolley obat untuk setiap tim, trolley
emergency untuk keadaan darurat, Patient monitor portable, Pulse oxymetri
portable, alat-alat steril untuk perawatan luka dan tindakan-tindakan steril
lain. Tersedia perlengkapan universal precaution yang memadai dan EKG.
Berdasarkan hasil observasi ruangan, diperoleh data bahwa setiap 1
tempat tidur pasien terdapat 1 overbed table dan 1 bed side cabinet yang
digunakan untuk menaruh barang-barang kebutuhan pasien dan tempat
menyimpan barang-barang pasien, tetapi barang-barang di meja pasien cukup
banyak dan kadang tidak tertata rapi. Padahal kepala ruangan melakukan
secara rutin penjelasan kepada pasien mengenai kerapihan di ruangan.
Masing-masing ruangan terdapat kamar mandi dan satu wastafel. Peraturan
ruangan dan hak kewajiban pasien selalu dijelaskan oleh katim dan perawat
pelaksana sejak awal pasien masuk ke ruangan.
Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan Penyakit Dalam) memiliki format
pendokumentasian asuhan keperawatan berupa pengkajian, rencana
keperawatan, penegakan prioritas masalah, catatan perkembangan, Grafik
TTV, daftar pemberian cairan infuse, daftar obat, hasil LAB, EKG, hasil
Thorax dan CT-scan dan lainnya. Pendokumentasian tindakan perawat
dilakukan secara manual, formulir pemberian obat, formulir observasi/grafik
umum, formulir balance cairan, formulir edukasi, grafik diabetik, formulir
site marking, formulir persetujuan dan penolakan tindakan medis yang
dimasukkan dalam map status pasien.
Pendokumentasian dilakukan oleh perawat yang memberikan asuhan
keperawatan. Berdasarkan hasil obsevasi, masalah yang sering terjadi dalam
pendokumentasian keperawatan pada manual, pencatatan dilakukan copy
paste dari pencatatan sebelumnya. Pada waktu-waktu tertentu di ruangan
belum melakukan Pre dan post conference termasuk safety briefing yang
dipimpin oleh kepala ruangan untuk menyampaikan materi mengenai
kondisi-kondisi pasien di ruangan seperti tingkat ketergantungan pasien, juga
membahas apa saja yang berkaitan dengan peraturan-peraturan di ruangan
ataupun tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan, dan sebagainya.
Setiap pergantian shift perawat yang bertugas di ruangan terkadang tidak
melakukan secara bersama-sama dan terlihat memilih ruangan perawatan
sesuai pilihan sendiri.