Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN AKHIR IDENTIFIKASI MASALAH

STASE MANAGEMENT KEPERAWATAN DI


RSUD DEPOK RUANG ASOKA LANTAI 7

DISUSUN OLEH :

1. Fitria Albar 18180000046


2. Yulianto 18180000035
3. Vinxy Kartika 18180000053
4. Chapriyaty Agustin 18180000002
5. Ni Nyoman Dessy Natalia 18180000062
6. Nilawati 18180000064
7. Riskayanti 18180000060
8. Hastuti 18180000065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INDONESIA MAJU JAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan
sebagai fenomena yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa
depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

Menurut Gilles (1986) diterjemahkan oleh Dika Sukmana dan Rika


Widya Sukmana (1996), manajemen didefinisikan sebagai suatu proses dalam
menyelesaikan pekaryaan melalui orang lain, sedangkan managemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional. Manajer
keperawatan dituntut untuk merencanakan, mengorganisasian, memimpin, dan
mengevaluasi sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan
asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien mungkin bagi individu,
keluarga, dan masyarakat.

Berdasarkan pengambilan data pada 21 responden (pasien yangs sedang


dirawat) pada tanggal 28- 29 Mei 20019 yang dilakukan oleh mahasiswa
profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju tentang kepuasa
customer terhadap pelayanan rawat inap RSUD Depok ruang Asoka Lantai 7
diketahui 33,3% (7 pasien) menilai sangat puas terhadap pelayanan rumah
sakit, 38,1% (8 pasien) menilai puas terhadap pelayanan rumah sakit, 28,6% (6
pasien) menilai cukup puas terhadap pelayanan rumah sakit dan 0% tidak puas
terhadap pelayanan rumah sakit. Hasil akhir desiminasi kelompok yang telah
melakukan praktek profesi keperawatan menejemen dengan menerapkan
Berdasarkan hasil kuesioner, observasi dan wawancara yang dilakukan di
ruangan Asoka teridentifikasi masalah yang terkait dengan belum optimalnya
pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai standart Nanda NIC NOC. Dari
hasil informasi yang didapatkan dari kepala ruangan bahwa para perawat masih
banyak yang melakukan pendokumentasian secara manual.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan dan
menjadi “Change Agent” pada unit pelayanan secara nyata dalam
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu:
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah pelayanan kesehatan yang
terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi
nyata di tempat praktek.
b. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen keperawatan
bersama kepala ruangan di tempat mahasiswa praktek.
c. Menetapkan prioritas dan alternatif penyelesaian masalah yang
disepakati bersama kepala ruangan dan para perawat ruangan serta
pembimbing.
d. Melaksanakan apa yang menjadi alternatif penyelesaian masalah.

C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan mahasiswa dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen
secara nyata di lahan praktek maupun tempat bekerja masing-masing.
2. Bagi Ruangan / Rumah Sakit
Mahasiswa dapat membantu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan
sesuai dengan masalah yang ditemukan dilahan praktek sesuai dengan ilmu
yang didapatkan selama proses akademik dengan tekhnik pemecahan
masalah pada konsep manajemen sehingga meningkatkan mutu pelayanan
di Rumah Sakit.

3. Bagi Pendidikan
Dapat menjadi referensi sebagai kualitas pengajaran manajemen bagi
mahasiswa yang akan menjalankan praktek keperawatan pada program
berikutnya.
BAB II
HASIL KAJIAN SITUASI DAN TINJUAN TEORITIS

A. INPUT

1. Profil

1) Visi :
Kota Depok Yang Unggul, Nyaman Dan Religius
2) Misi :
a) Meningkatkan kualitas pelayanan publik yang profesional dan
transparan.
b) Mengembangkan sumber dayamanusia yang kreatif dan berdaya
saing.
c) Mengembangkan ekonomi yang mandiri, kokoh dan berkeadilan.
d) Membangun infrastruktur dan ruang publik yang merata,
berwawasan lingkungan dan ramah keluarga.
e) Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan nilai –
nilai agama dan menjaga kerukunan antar umat beragama serta
meningkatkan kesadaran hidup berbangsa dan bernegara.
3) MOTO :
Memberikan pelayanan yang CERIA (Cepat, Efektif, Ramah, Inovatif,
Aman) dan Profesional.
2. Denah Ruangan

Ruang 710 711 712 713 714


linen kotor

709 Ruang tindakan Ruang cuci alat 717 716 715


Ners Station
Ruang obat
Ruang peralatan
Ruang petugas Ruang dokter Ruang karu

Kamar mandi

Ruang linen
Ners Station Ruang linen

Ruang konsultasi

VIP 701 VIP 702 703 704 705 706 707 708

3. Struktur Organisasi Ruangan

1) M1 (Manusia/Ketenagaan)
a. Struktur Organisasi Ruang Perawatan Lantai VII
KEPALA RUANGAN

Asti.,S.Kep.,Ns

KETUA TIM

1. Zr Umi.,S.Kep.,Ns
2. Zr Aan.,Amd.Kep
3. Zr Ria.,Amd.Kep
4. Zr Tia.,S.Kep

PERAWAT PELAKSANA

MASALAH : Di dalam ruangan Asoka Lt.7 belum adanya struktur organisasi


yang terlihat
b. Jumlah dan kualifikasi tenaga di perawatan Lantai VII
No Tenaga Keperawatan Jumlah
1. D3 Keperawatan 17
3. S1 Keperawatan 3
4. Ners 2
Total 22
Tabel 2.1 Kualifikasi Tenaga di Perawatan Lantai VII
Kebutuhan tenaga perawat di Perawatan Lantai VII dari hasil pengkajian
tanggal 27 Mei 2019 berdasarkan Rumus Dougles:
Di ruang perawatan Lantai VII berjumlah 28 orang dimana terdapat 2 pasien
dengan kebutuhan perawatan total, 22 pasien dengan kebutuhan perawatan
minimal dan 4 pasien dengan kebutuhan perawatan parsial, maka kebutuhan
tenaga perawatan adalah sebagai berikut :
Klasifikasi Pasien Jumlah Kebutuhan Tenaga Perawat
Pasien Pagi Sore Malam
Minimal care 22 0.17 x 22 = 3.74 0.14 x 22 = 3,08 0.07x22 = 1.54
Partial care 4 0.27 x 4 = 1.08 0.15 x 4 = 0.6 0.10 x 4 = 0.4
Total care 2 0.36 x 2 = 0,7 0.30 x 2 = 0,66 0.20 x 3 = 0,4
Total 28 5,52 4,34 2,34
Jumlah perawat 6 4 2
Tabel 2.2 Hasil Klasifikasi Pasien Berdasarkan Tingkat Ketergantungan
Jadi jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan :12 orang perawat
Total tenaga perawat :
Shift pagi : 5 orang
Shift siang : 4 orang
Shift malam : 3 orang
4. Fasilitas Ruangan

Ruang Asoka memiliki beberapa ruangan dari perawatan, ruang tindakan,

ruang cuci alat, ruang petugas kesehatan, ruang obat, ruang linen, ruang

konsultasi. Adapun fasilitas yang ada di masing-masing ruangan yang

tersedia sebagai berikut :


a. Ruang perawatan

a) Kelas tiga memiliki 7 temapt tidur dilengkapi dengan kursi, lemari,

dan 1 kamar mandi

b) Kelas dua memiliki 5 tempat tidur dilengkapi dengan kursi, lemari

dan 1 kamar mandi

c) Kelas satu memiliki 2 tempat tidur dilengkapi dengan kursi lemari

dan 1 kamar mandi

d) Kelas VIP memiliki 1 tempat tidur dilengkapi Kulkas, TV, Sofa,

lemari dan kamar mandi ( Belum Oprasional)

b. Ruang Tindakan

Ruangan ini terdiri dari troli emergensi, 1 tempat tidur, lemari , meja,

kursi, dan alat-alat emegensi lainya

c. Ruang Cuci alat

Ruangan ini terdiri dari tempat untuk cuci alat

d. Ruang petugas kesehatan

Didalam ruang ini terdapat 1 ruang dokter, 1 ruang kepala ruangan, 2

kamar mandi untuk perempuan dan laki-laki, 1 ruang untuk alat-alat

kebersihan dilengkapi dengan meja, lemari, kursi dan sofa.

e. Ruang Obat

Terdiri dari 2 lemari untuk obat, kursi dan 1 lemari pendingin.

f. Ruang Linen

Terdapat 2 lemari yang terdiri dari sprei, slimut dan sarung bantal

g. Ruang konsultasi
Ruangan ini merupakan ruangan untuk berkonsultasi antara petugas

kesehatan tetapi karena belum beroprasinal masih digunakan untuk alat-

alat kesehatan

B. PROSES

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan kegiatan tentang apa, bagaimana masing-masing

dan dimana kegiatan akan dilaksanakan. Perencanaan diruang MPKP adalah

kegiatan perencanaan yang melibatkan keseluruhan perawat ruang MPKP

mulai dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota/perawat pelaksana.

Perencanaan yang disusun oleh perawat yang terlihaat di ruang MPKP

disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing perencanaan yang

diterapkan adalah rencana harian, mingguan dan bulanan.

a. Rencana Harian

Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shif oleh perawat

pelaksana, ketua tim dan kepala ruangan.

a) Rencana harian perawat pelaksana

Perawat pelaksanaakan membuat rencana yang ditujukan pada

tindakan keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada

sift dinasnya. Rencana harian perawat pelaksana pada sift sore

dan malam berbeda jika hanya satu orang dalam satu tim. Perawat

tersebut akan berperan sebagai ketua tim dan PA/PP, pada setiap

sift melakukan kegiatan pre dan post conference.

b) Rencana Harian Ketua Tim


Isi rencana ketua tim adalah penyelengaraan asuhan keperawatan

pada pasien di timnya, melaukan supervisi perawat untuk menilai

kompetensi secara langsung dan tidak serta on the job training

yang di rancang, kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan

lainnya yang merawat pasien dalam timnya. Ketua tim sebaiknya

hanya dinas pagi karena banyak kegiatan atau tindakan yang

dilakukan dan merancang rencana kegiatan sore serta malam.

c) Rencana Harian Kepala Ruangan

Isi kegiatan kepala ruangan meliputi segala kegiatan yang

dilakukan oleh seluruh SDM yang ada di ruangan dalam rangka

menghasilkan pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas.

Kepala ruangan harus mengetahui kebutuhan ruangan dan

mempunyai hubungan keluar dengan unit terkait untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Demikian pula dengan aasuhan keperawatan,

kepala ruangan sebagai narasumber utamaatau konsultan untuk

menjamin terlksananya asuhan keperawatan pada semua tim

diruangan.

b. Rencana Bulanan

a) Rencana Bulanan Kepala Ruanagn

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil

keempat pilar atau MPKP dan berdasarkan evaluasi tersebut,

kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjutdalam rangka

peningkatan kualitas hasil. Dalam fungsi perencanaan kepala


ruangan membuat laporan tentang evaluasi rencana harian yang

dilakukan oleh ketua tim dan perawat pelaksana.

b) Rencana Bulanan Ketua Tim

Setiap akhir bulan melakukan evaluasi tentang keberhasilan

kegiatan yang dilakukan ditim yaitu asuhan keperawatan dan

kinerja perawat pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, membuat

rencana tindak lanjut untuk perbaikan pada bulan berikut. Ketua

tim membuat laporan evaluasi rencana kegiatan harian asuhan

keperawatan yang dilakukan oleh perawat pelaksana dan

melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan

perbaikan asuhan keperawatan dengan merencanakan diskusi

kasus.

2. Pengorganisasian

a. Pengorganisasian Tenaga

Pengorganisasian di ruang MPKP melakukan pendekatan sistem

penugasan modifikasi keperawatan tim primer dan SDM perawata

diorganisasikan dengan mengunakan metode penugasan perawat

primer dan tim keperawatan yang dimodifikasi. Perawat dibagi

dalam tim sesuai dengan jumlah pasien di ruangan. Jumlah pasien 8-

10 orang dan jumlah perawat 6-10 orang, untuk itu akan dibuat

struktur organisasi daftar dinas dan daftar pasien.

b. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung

jawab ruangan selama 24 jam. Secara individu, setiap pasien

mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total dan juga

setiap shift dinas. Hal ini menggambarkan tanggung jawab dan

tanggung gugat atas asuhan keperawatan pasien sehingga

terwujudlah perawatan pasien yang holistik.

c. Klasifikasi Pasien

Pasien diklasifikasikan berdasarkan sistem klasifikasi yang dibagi

dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat ketergantungan.

a) Perawatan Total

Klien memerlukan 7 jam perawatan langsung per 24 jam.

Kategori ini kebutuhan sehari-hari tidak bisa dilakukan

sendiri, semua dibantu oleh perawat dan memerlukan

observasi terus menerus.

b) Perawatan Parsial

Klien memerlukan 4 jam perawatan langsung per 24 jam.

Kategori ini kegiatan sehari-hari untuk makan dibantu,

mengatur posisi waktu makan dan dibantu untuk menyiapkan

alat untuk ke kamar mandi. Tindkan perawatan pada pasien

ini monitor TTV, periksa urine reduksi, fungsi fisiologis,

status emosional dan kelancaran infus.

c) Perawatan Mandiri
Klien memerlukan 2 jam perawatan langsung per 24 jam.

Kategori ini sehari-hari dapat dilakukan sendiri, penampilan

secraa umum baik, tidak ada reaksi emosional, pasien

memerlukan orientasi waktu, tindakan pengobatan biasanya

ringan dan sederhana.

Pada ruang MPKP, penetapan jumlah perawat dilakukan menghitung jumlah

pasien berdasarkan derajat ketergantungan selama satu bulan dan jumlah perawat

yang dibutuhkan setiap hari. Penetapan satu bulan diharapkan sudah dapat

mencerminkan perubahan jumlah dan variasi pasien di ruang tersebut.

Kepala ruangan mengalokasikan setiap pasien baru pada tim tertentu dengan

mempertimbangkan beban kerja tim tersebut. Beban kerja dapat terkait dengan

jumlah pasien dan tingkat ketergantungan pasien.

a. Uraian tugas MPKP

1. Uraian Tugas Kepala Ruangan adalah sebagai berikut :

a) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan dan harian

b) Mengorganisir pembagian tim dan pasien

c) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada di


ruangannya,

d) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang


ada di ruangannya

e) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim


kesehatan yang lainnya,

f) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di


ruangannya, kernudian menindaklanjutinya
g) Mewakili MPKP dalum koordinasi dengan unit kerja
lainnya

2. Uraian Tugas Ketua Tim/perawat primer

a) Membuat rencana tahunan, bulanan, minggaan dan harian.

b) Mengatur jadwal dinas timnya yang dikoordinasikan


dengan kepala ruangan

c) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,


evaluasi asuhan keperawatan bersama-sama anggota
timnya

d) Memberi pengarahan pada perawat pelaksana tentang


pelaksanaan asuhan keperawatan.

e) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya


dalam pelaksanaan asuhan keperawatan

f) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi


tanggung jawab timnya

g) Melakukan perbaikan pcmberian asuhan keperawatan.

MASALAH : Dalam pendokumentasian asuhan keperawatan belum optimal,


seperti lembar diangnosa dan intervensi keperawatan belum ada
yang baku.
3. Uraian Tugas Perawat Pelaksana
a) Membuat rencana harian asuhan keperawatan yang
menjadi tanggung jawabnya.
b) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan
interaksi dengan pasien dan keluarganya
c) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua
tim.
3. Pengarahan

Pengarahan dilakukan dalam beberapa kegiatan yaitu program motivasi

menejemen konflik dan supervisi. Program motivasi dimulai dari

membudayakan cara berpikir positif bagi setiap SDM dengan

mengungkapkannya melalui pujian. Pada setiap orang yang bekerja

bersama-sama.

MPKP merupakan pendekatan baru, maka kemungkinan menimbulkan

konflik yang disebabkan oleh persepsi, pandangan dan [pendapat yang

berbeda. Untuk itu dilakukan pelatihan tentang sistem pelayanan dan asuhan

keperawatan bagi semua SDM yang ada.

Pengawasan biasanya oleh perawat yang lebih berpengalaman, ahli atau

atasan kepala perawat dalam pelaksanan kegiatan atau tindakan. Agar hasil

pengawasan dapat ditindaklanjuti maka sebaiknya disediakan instrumen

pengawasan.

Kegiatan kepala ruangan yang perlu diawasi adalah pelaksanan berbagai

kegiatan yang berjalan :

a) Menejemen

b) Konpensatori reward

c) Profesional relation ship

d) Pasien care dilvery

4. Pengendalian

Pengendalian adalah upaya mempertahankan mutu, kualitas atau standart,

hasil dari suatu pengkajian dikendalikan agar memenuhi keinginan yang


telah ditetapkan. Pengendalian diproposisikan pada proses yaitu pelayanan

asuhan keperawatan dan pada hasil yaitu kepuasan pelangga,keluarga,

perawat dan dokter.

C. OUTPUT

1. Indikator Mutu Umum Rumah Sakit

Untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan

rumah sakit, diperlukan berbagai indikator. Selain itu agar informasi yang

ada dapat bermakna harus ada nilai parameter yang akan dipakai sebagai

nilai banding antara fakta dengan standard yang diinginkan.

Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk mengetahui

tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit. Indikator-

indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :

a. BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka penggunaan tempat tidur) BOR


menurut Huffman adalah “the ratio of patient service days to inpatient
bed count days in a period under consideration”. Sedangkan menurut
Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada
satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi
rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai
parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005).

Rumus : BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah


tempat tidur X Jumlah hari dalam satu periode)) X 100%

b. AVLOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


AVLOS menurut Huffman adalah “The average hospitalization stay of
inpatient discharged during the period under consideration”. AVLOS
menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.
Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga
dapat memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari
(Depkes, 2005).

Rumus : AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar


(hidup + mati)

c. TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran) TOI menurut Depkes


RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari
telah diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran
tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

Rumus : TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) /


Jumlah pasien keluar (hidup +mati)

d. BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur) BTO menurut
Huffman (1994) adalah “…the net effect of changed in occupancy rate
and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi
pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun,
satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.

Rumus : BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah


tempat tidur

Berdasarkan hasil dari kuesioner dengan jumlah pasien 21 orang tentang


mutu pelayanan di ruangan perawatan Lantai VII pada tanggal 28 Mei 2019 dari
23 pertanyaan, 8 pasien (38,1%) menjawab puas, 7 pasien (33,3%) menjawab
sangat puas, 6 pasien (28,6%) menjawab cukup puas. Pada pertanyaan perawat
memperkenalkan diri, perawat bersikap ramah dan sopan, perawat menjelaskan
peraturan atau tata tertib, tempat yang penting untuk kelancara perawatan, tujuan
perawatan, ada perawat atau kepala ruangan yang menginformasikan perawat
yang bertanggung jawab, perawat menanggapi keluhan pasien, perawat
memberikan keterangan tentang masalah pasien, perawat memberikan penjelasan
sebelum melakukan tindakan, perawat meminta persetujuan, perawat menjelaskan
prosedur, resiko atau bahaya suatu tindakan, memberi keterangan dengan lengkap
dan jelas, menjaga kebersihan RS, perawat termpil dan percaya diri, perawat
selalu berhati – hati perawat selalu menilai keadaan pasien, dan perawat selalu
memantau keadaan pasien secara rutin.
Berdasarkan hasil dari kuesioner yang diberikan, terlihat bahwa perawat
telah memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan tingkat kebutuhan
pasien, perawat tampil percaya diri dan tampak selalu memantau keadaan pasien
secara rutin. Dengan demikian secara keseluruhan mutu pelayanan keperawatan
sudah bagus.
2. Audit Dokumnetasi

Kegiatan mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan oleh

perawat pelaksana. Di MPKP audit dilakukan oleh kepala ruangan, pada setiap

stsus klien yang telah pulang atau meninggal dari hasil audit yang dibuat

dalam satu bulan.


BAB III
ANALISIS SITUASI

A. ANALISIS DATA
Pengkajian di Ruang Asoka Lt.7 kamar 711 (Perawatan Penyakit Dalam)
RSUD DEPOK dilakukan selama praktik di RS. Pengkajian dilakukan
dengan observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi dilakukan mulai
tanggal 22 Mei 2019 s/d 29 mei 2019. Sedangkan wawancara dilakukan
tanggal 20 mei 2019 dan penyebaran kuesioner dilakukan pada tanggal 27
Mei 2019. Penyebaran kuesioner dilakukan pada perawat pelaksana di
ruangan dan wawancara dilakukan pada kepala ruangan, dan pasien dengan
quesioner/angket.
Ruang Asoka Lt.7 RSUD DEPOK merupakan salah satu ruangan dengan
khusus penyakit dalam. Terdapat 2 nurse station. Nurse station tim 1 terdapat
9 kamar yaitu kamar 709-710 masing-masing 5 bed kelas 2, kamar 711-7117
masing-masing 7 bed kelas 3. Nurse station tim 2 terdapat 6 kamar perawatan
yaitu : 701,702,707,708 VIP 1 bed. Kelas 1 703-706 VIP 2 bed.
Berdasarkan catatan kepegawaian di Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan
Penyakit Dalam), diperoleh data bahwa pegawai di Ruang Asoka Lt.7
(Perawatan Penyakit Dalam) terdiri dari Karu, Katim, perawat pelaksana,
cleaning service dan security. Ruangan tersebut dipimpin oleh seorang kepala
ruangan yang berlatar belakang pendidikan S.Kep NERS. Pendidikan perawat
di ruang tersebut terdiri dari Ners S.Kep, dan D3 Keperawatan.
Metode penugasan yang digunakan di ruangan adalah metode Tim.
Kepala ruangan sudah menentukan jadwal dinas perawat dalam satu bulan.
Perawat mempunyai hak untuk mengajukan jadwal dinas sesuai dengan
kebutuhan misal seperti mengajukan jadwal dinas untuk hari tertentu jika ada
kegiatan lain. Kepala ruangan selalu melibatkan katim dan perawat pelaksana
dalam membuat rencana kegiatan khususnya pada penerapan patient safety-
identifikasi pasien. Pengaturan dinas diruangan dibuat setiap bulannya, yang
dibagi dalam tim dan diketuai katim dengan 22 perawat pelaksana. Masalah
yang biasa terjadi saat pengaturan dinas adalah permintaan libur di hari yang
sama secara bersamaan.
Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan Penyakit Dalam) memiliki beberapa
fasilitas dalam pelayanan keperawatan untuk pasien, seperti oksigen dan
suction central, oksigen portable, trolley obat untuk setiap tim, trolley
emergency untuk keadaan darurat, Patient monitor portable, Pulse oxymetri
portable, alat-alat steril untuk perawatan luka dan tindakan-tindakan steril
lain. Tersedia perlengkapan universal precaution yang memadai dan EKG.
Berdasarkan hasil observasi ruangan, diperoleh data bahwa setiap 1
tempat tidur pasien terdapat 1 overbed table dan 1 bed side cabinet yang
digunakan untuk menaruh barang-barang kebutuhan pasien dan tempat
menyimpan barang-barang pasien, tetapi barang-barang di meja pasien cukup
banyak dan kadang tidak tertata rapi. Padahal kepala ruangan melakukan
secara rutin penjelasan kepada pasien mengenai kerapihan di ruangan.
Masing-masing ruangan terdapat kamar mandi dan satu wastafel. Peraturan
ruangan dan hak kewajiban pasien selalu dijelaskan oleh katim dan perawat
pelaksana sejak awal pasien masuk ke ruangan.
Ruang Asoka Lt.7 (Perawatan Penyakit Dalam) memiliki format
pendokumentasian asuhan keperawatan berupa pengkajian, rencana
keperawatan, penegakan prioritas masalah, catatan perkembangan, Grafik
TTV, daftar pemberian cairan infuse, daftar obat, hasil LAB, EKG, hasil
Thorax dan CT-scan dan lainnya. Pendokumentasian tindakan perawat
dilakukan secara manual, formulir pemberian obat, formulir observasi/grafik
umum, formulir balance cairan, formulir edukasi, grafik diabetik, formulir
site marking, formulir persetujuan dan penolakan tindakan medis yang
dimasukkan dalam map status pasien.
Pendokumentasian dilakukan oleh perawat yang memberikan asuhan
keperawatan. Berdasarkan hasil obsevasi, masalah yang sering terjadi dalam
pendokumentasian keperawatan pada manual, pencatatan dilakukan copy
paste dari pencatatan sebelumnya. Pada waktu-waktu tertentu di ruangan
belum melakukan Pre dan post conference termasuk safety briefing yang
dipimpin oleh kepala ruangan untuk menyampaikan materi mengenai
kondisi-kondisi pasien di ruangan seperti tingkat ketergantungan pasien, juga
membahas apa saja yang berkaitan dengan peraturan-peraturan di ruangan
ataupun tindakan-tindakan keperawatan yang dilakukan, dan sebagainya.
Setiap pergantian shift perawat yang bertugas di ruangan terkadang tidak
melakukan secara bersama-sama dan terlihat memilih ruangan perawatan
sesuai pilihan sendiri.

Anda mungkin juga menyukai